Seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun sedang mematut dirinya di depan cermin. Ia membandingkan dirinya yang ada di cermin dengan di foto kartu identitasnya.
"Perfect !" ucapnya setelah memakai kaca mata bulat dan besar.
Setelah selesai ia pun keluar dari toilet sambil menyeret sebuah koper. Ditangan kirinya memegang dua buah tiket pesawat dengan tujuan berbeda.
"Maafkan aku dad, mom." wanita itu merobek salah satu tiket dengan tujuan negara tanah airnya dan membuangnya di tempat sampah.
Kemudian ia melangkah dengan pasti menuju penerbangan ke negara yang terkenal dengan menara berkembar.
"Dasar sepupu lacknat !" umpatnya setelah duduk di kursi pesawat.
Bagaimana tidak mengumpat. Semua orang menatap aneh padanya. Gara-gara sepupunya itu sekarang dia menjadi seorang wanita culun dengan rambut curly dan berkaca mata tebal. Jauh dari penampilannya yang sebenarnya.
Wanita itu menghela napasnya mencoba untuk tidak peduli pada pandangan orang-orang. Terserah orang lain menilainya seperti apa. Yang penting tidak ada satu orangpun yang mengenalnya.
Setelah melakukan penerbangan selama hampir tujuh belas jam, akhirnya ia sampai ke tempat tujuan.
"Cik Angelica."
Wanita itu langsung menoleh ketika namanya di panggil.
"Maaf, saya lambat." ucap seorang pria menggunakan bahasa Melayu yang merupakan bahasa kebangsaan negaranya
Pria itu langsung mengambil dan membawakan koper miliknya kemudian berjalan menuju pintu keluar. Angel pun mengikuti pria yang sudah di tugaskan oleh sepupunya untuk menjemput dan mengantarkan ia ke tempat tinggalnya yang baru. Yang juga sudah di siapkan oleh sepupunya.
Tiga puluh menit kemudian, Angel sudah tiba di sebuah apartemen yang tidak terlalu mewah. Namun juga tidak terlalu buruk. Ia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur untuk beristirahat.
Entah sudah berapa lama ia tertidur, Angel kemudian terbangun ketika mendengar suara ponsel. Ia pun langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa pemanggilnya. Siapa lagi kalau bukan sepupu lacknatnya itu. Karena hanya dia yang tahu nomor ponsel Angel yang baru.
"Bagai mana ? kau suka ?" tanya seorang pria dari seberang sana.
"Aku suka. Kecuali diri ku." jawab Angel kesal.
Bagaimana tidak kesal. Sepupunya itu merubah penampilannya tiga ratus enam puluh derajat. Sedangkan merubah namanya hanya tiga huruf.
Pria di seberang sana hanya terkekeh mendengar jawaban Angel. Bukan tanpa alasan dia membuat Angel jadi wanita cupu. Karena selain agar tidak di kenali juga untuk melindungi wanita itu dari para pria hidung belang.
"Baiklah. Jaga diri mu." pesan pria itu sebelum memutus panggilannya.
Angel meletakkan kembali ponselnya. Kemudian ia melanjutkan lagi tidurnya.
Keesokan harinya, seorang pria paruh baya terlihat sedang marah bercampur cemas. Ia baru saja memerintahkan orang-orang suruhannya untuk mencari putrinya.
Seharusnya putrinya itu tiba kemarin sore. Tapi sampai pagi ini masih belum sampai di rumahnya. Nomor ponselnya juga tidak aktif sehingga membuatnya begitu khawatir.
Ia langsung mengangkat panggilan telpon yang masih di genggamannya.
"Bagaimana ?"
"Maaf tuan. Nona tidak melakukan cek in sesuai tiket yang sudah ia pesan." suara seorang pria memberikan laporan.
"Periksa seluruh penerbangan dan juga CCTV yang ada di bandara." perintahnya lagi kemudian langsung memutuskan panggilan sebelum mendengar jawaban dari anak buahnya.
"Apa yang terjadi ?" tanya seorang wanita yang merupakan istri pria itu yang juga terlihat cemas.
"Dia masih ada di sana. Belum berangkat." ucap pria itu lembut sambil membawanya kedalam pelukan untuk menenangkan sang istri. Padahal dia sama merasakan cemas.
Orang tua mana yang tidak cemas ketika anaknya menghilang. Apa lagi anaknya itu seorang gadis.
Dua bulan sudah berlalu. Sekarang Angel sudah terbiasa dengan penampilan culun. Sudah hampir dua bulan Angel bekerja di sebuah butik. Ia sengaja memilih bekerja sebagai pelayan di butik karena ingin merasakan suasana baru setelah sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan selama tiga tahun.
Sementara itu, di salah satu perusahan besar yang ada di Indonesia. Seorang pria tampan baru saja menerima sebuah informasi dari orang suruhannya. Ia pun segera memanggil sekretaris sekaligus asisten pribadinya.
"Majukan jadwal keberangkatan ku ke luar negeri jadi besok." perintahnya.
"Baik, Tuan."
Melvin Putra yang menjabat sebagai CEO Newtec sengaja mempercepat keberangkatannya karena ingin menghindari sang kakek yang akan datang dari luar negeri.
Rencananya kakek Adam akan datang ke Indonesia minggu ini dan Melvin ingin menghindar karena telah mendengar rencana sang kakek untuk menjodohkannya dengan seorang wanita yang entah siapa. Jadi Melvin mempercepat keberangkatannya yang seharusnya minggu depan menjadi besok.
Sore harinya saat Melvin pulang kerja, kedua orang tuanya sudah menunggu di rumah.
"Sore ma, pa." sapa Melvin kepada mama Nia dan papa Abizar.
"Melvin, kakek dan nenek mu akan datang hari minggu. Mama harap kau tidak ada kegiatan lain." beritahu Nia kepada putranya
"Maaf ma. Tapi besok aku harus pergi ke luar negeri. Ada beberapa masalah pada perusahaan yang ada di sana dan aku harus turun tangan sendiri memeriksanya." jawab Melvin beralasan seperti yang sudah ia persiapkan sebelumnya.
"Apa tidak bisa di tunda atau di wakilkan pada Leon ?" kali ini Abizar yang bertanya.
Sebagai seorang CEO juga Abizar pasti tahu mana hal yang penting atau tidak dan yang bisa di wakilkan atau tidak.
Ya, Abizar masih menjabat sebagai CEO Putra Grup milik ibunya. Sedangkan Melvin menjabat sebagai CEO Newtec milik kakek Adam. Ayah dari Nia.
"Tidak bisa, pa. Tapi aku akan usahakan untuk pulang secepatnya. Bukankah kakek akan tinggal selama satu minggu di sini." begitu informasi yang Melvin ketahui.
Nia dan Abizar menganguk mendengar ucapan putranya. Mereka tahu Melvin sangat sibuk. Mungkin karena itulah putranya itu sampai saat ini belum memiliki pacar. Apa lagi menikah.
"Aku ke kamar dulu ma, pa." pamit Melvin kemudian melanjutkan langkah menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
Melvin menghela napasnya begitu masuk kedalam kamar. Sampai kapan ia bisa menghindar dari kakeknya yang pasti akan terus mendesaknya untuk segera menikah.
Tak ingin terlalu memikirkan hal itu, Melvin kemudian membersihkan tubuhnya. Kemudian ia pun bersiap untuk pergi.
Ketika ia melewati ruang tengah, Melvin tidak melihat kedua orang tuanya lagi di sana.
"Katakan pada mama dan papa, aku tidak makan malam di rumah." pesan Melvin kepada seorang pelayan yang ia temui sebelum ia pergi.
Tiga puluh menit kemudian Melvin sudah tiba di sebuah apartemen di mana tempat ia menenangkan diri. Apartemen miliknya namun jarang sekali ia tempati karena sang mama memintanya untuk tinggal bersama-sama di rumah.
Melvin kemudian masuk ke dalam ruang kerjanya yang ada di apartemen dan mulai memeriksa beberapa laporan dari perusahaan cabang yang dikirim melalui email.
Waktu sekarang sudah hampir jam delapan malam. Melvin bahkan masih betah menatap layar laptopnya sampai suara ponselnya berbunyi.
"Di mana ?" tanya seseorang dari seberang sana.
"Apartemen." jawab Melvin singkat.
Melvin berdecak kesal karena belum sempat ia melanjutkan perkataannya sambungan telpon sudah dimatikan.
Lima belas menit kemudian terdengar bunyi suara bel. Melvin pun segera membuka pintu. Seorang pria tampan langsung masuk meskipun belum di persilahkan.
"Ada apa ?" tanya Melvin kepada adik sepupunya yang bernama Sky.
"Tidak ada."
Melvin mengkerutkan keningnya mendengar jawaban Sky. Tidak ada, tapi wajahnya terlihat ada apa-apa.
"Apa ini soal wanita ?" tebak Melvin seraya mendudukkan tubuhnya di sofa.
"Tidak." jawab Sky singkat.
"Aku dengar kakek mu akan datang." kata Sky dan Melvin mengangguk membenarkan ucapan sepupunya itu.
"Dia pasti akan meminta mu untuk segera menikah, bukan ?" ucap Sky lagi dengan nada mengejek.
Biasanya dia yang suka mengejek Sky karena mama dan papa Sky selalu meminta Sky untuk menikah. Tapi sekarang Sky yang mengejeknya.
"Aku sudah siapkan antisipasi." ucap Melvin sambil tersenyum smirk. Kali ini ia pasti bisa mengelak lagi.
Sky mengkerutkan keningnya mendengar jawaban ambigu Melvin. .
"Apa yang akan kau lakukan ?" tanya Sky penasaran ingin tau.
Melvin tidak menjawab. Pria itu malah berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
"Kau mengusirku ?" tanya Sky tidak terima saat melihat Melvin membuka pintu.
"Aku ingin pergi makan malam. Ayo, jika kau mau ikut." kata Melvin santai meninggalkan Sky.
Keesokan harinya Melvin benar-benar berangkat ke luar negeri bersama dengan sang asisten, Leon. Sesuai dengan jadwal yang telah di buat, Melvin berada di sana selama lima hari. Namun karena untuk menghindari kakeknya, Melvin membuatnya jadi satu minggu dengan menambahkan agenda-agenda yang tidak terlalu penting.
Pada hari ke dua, Melvin sengaja mengosongkan jadwalnya dari siang sampai malam hari. Pria itu memilih pergi berjalan-jalan dari pada mengunjungi lokasi proyek yang baru akan di bangun. Dan malam harinya Melvin akan menghadiri pesta yang diadakan oleh salah satu teman bisnisnya.
*
Waktu sekarang sudah menunjukan pukul lima sore waktu setempat. Saatnya Angel pulang kerja.
"Angel." panggil manejer butik tempatnya bekerja.
"Ya, kak." Angel menoleh sambil bersiap memakai tasnya.
"Tolong antarkan ini sekalian kau pulang." wanita itu memberikan sebuah papar bag.
"Oh, baik kak." Angel menerima paper bag.
"Ini alamatnya." manager itu memberikan secarik kertas kepada Angel.
"Aku pulang dulu, kak." pamit Angel sebelum keluar dari butik.
Angel melihat kertas yang bertuliskan nama sebuah hotel yang sepertinya tidak asing. Ia pun ingat jika hotel itu terletak tak jauh dari sini. Setiap hari Angel melewati hotel itu ketika pergi dan pulang kerja. Ia pun mempercepat langkahnya untuk menuju ke hotel tersebut.
Angel begitu terkejut karena tiba-tiba langkahnya di hadang oleh seorang pria.
"Selamat sore, nona." sapa pria yang memakai topi dan kaca mata hitam.
Awalnya Angel merasa sangat takut. Namun setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya ia pun tersenyum.
"Erland !"seru Angel senang.
Seandainya mereka sedang berada di London, Angel pasti akan langsung memeluk pria yang bernama Erland itu. Namun saat ini mereka sedang berada di sebuah negara di mana ada aturan tata krama yang membatasi sikap antara lawan jenis di tempat umum.
"Bagaimana kabar mu ?" tanya Erland.
Saat ini mereka berada di sebuah cafe yang tidak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.
"Kau bisa lihat sendirikan aku baik-baik saja." jawab Angel dengan bangga.
Ini pertama kali ia tinggal jauh dari keluarga dan dari orang-orang yang mengenalnya dan dia baik-baik saja.
"Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan mu. Dengan penampilan mu itu, aku yakin tidak akan ada satu orang pria yang tertarik pada mu." kata Erland dengan nada mengejek.
Angel memutar bola matanya mendengar apa yang Erland katakan.
"Kau memang sengaja kan membuat ku jadi jelek begini. Karena kau tidak terima kalau aku itu lebih cantik dari adikku." balas Angel.
Ya, Erland adalah sepupu Angel yang telah membantunya untuk kabur dengan memberikan identitas baru kepada Angel agar tidak bisa di lacak oleh orang-orang suruhan dadynya.
Erland hanya terkekeh menanggapi perkataan wanita didepannya ini.
"Apa yang kau lakukan di sini ?" tanya Angel sekedar berbasa basi.
Tidak mungkin kan sepupunya itu sengaja datang untuk mengunjunginya disini ? karena Angel tahu Erland sangat sibuk. Bahkan pria itu sudah enam bulan tidak pulang ke rumah.
"Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan." jawab Erland dan setelah itu Angel tidak bertanya lebih jauh lagi karena ia sudah sangat mengerti tentang pekerjaan Erland.
Hampir satu jam mereka duduk di cafe sambil bercerita sebelum keduanya pergi dengan tujuan masing-masing.
Hari sudah mulai berangsur gelap saat Angel tiba di hotel. Ia pun langsung menuju ke resepsionis untuk menyatakan maksudnya. Seorang staf hotel kemudian mengantarkan Angel ke kamar pelanggan yang memesan baju dari butik tempatnya bekerja.
"Terima kasih." ucap Angel sebelum staf hotel itu pergi.
Belum sempat Angel menekan bel, pintu kamar tiba-tiba di buka dari dalam. Seorang pria muda dan tampan yang sedang memegang ponsel di telinganya terkejut melihat Angel.
Angel sudah terbiasa mendapat respon seperti itu dari setiap pria yang ia temui. Mungkin mereka terkejut melihat wajah jeleknya. Tapi Angel tidak peduli sama sekali.
"Maaf, Tuan. Saya dari butik Mr & Mrs mengantarkan pesanan ke alamat ini." Angel menunjukkan kertas yang di berikan oleh manager butik tadi.
Pria itu memberikan kode tangan mempersilahkan Angel untuk masuk karena sepertinya seseorang sedang bicara kepadanya melalui sambungan telpon.
Angel pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Tapi pria itu malah pergi keluar. Angel yang ingin berbalik untuk membuka pintu kamar terkejut ketika melihat seorang pria baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk.
Ahhh...
Angel menjerit dan langsung menutup wajahnya. Paper bag di tangannya pun terjatuh ke lantai.
Pria itu sama terkejut mendengar suara Angel dan reflek berlari mendekat untuk menutup mulut wanita itu agar berhenti menjerit. Ia tidak ingin orang-orang mendengar jeritan itu dan mengira dia telah berbuat apa-apa pada wanita yang entah siapa tiba-tiba saja ada di dalam kamarnya.
Keduanya langsung melihat kearah pintu yang tiba-tiba di
ketuk dari luar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!