NovelToon NovelToon

Wanita Malam Melahirkan Anak Seorang Mafia

Pria yang mengambil keperawanan Elsa.

Di salah satu club malam terbesar di kota B sedang mengadakan acara besar-besaran menyambut pemilik Club itu.

Semua orang berkumpul menikmati minuman alkohol, musik di ruangan yang kedap suara itu. Lampu disko yang ikut mengiringi DJ yang di putar.

Acara sangat meriah sekali.

"Elsa.. Ayo lah minum sesekali," ajak teman-teman nya kepada Elsa yang sedang duduk menunggu para tamu memesan minuman.

Elsa menggeleng kan kepala nya.

"Kamu mikirin apa sih? Ayo lah minum sedikit saja."

Elsa sedang mengalami masalah ekonomi, masalah keluarga dan juga SPP kuliah serta biaya sekolah adik nya yang sudah nunggak.

Agar tidak semakin pusing dia memberikan diri untuk mencoba minum alkohol. Walaupun dia sudah dua bulan bekerja di Club itu, tapi dia tidak pernah mau mencoba minuman alkohol yang setiap hari di depan matanya.

"Arrghh!!! Aku pikir kepala ku akan jadi ringan setelah minum, namun kenapa jadi semakin pusing seperti ini sih?"

"Huff rasanya sangat panas sekali, apa kalian memasukkan sesuatu ke minuman ku?" tanya Elsa.

Teman-teman nya tertawa melihat Elsa. "Tadi nya pura-pura gak mau, sekarang sudah hampir dua botol dia habis," ledek teman-teman nya.

"Elsa..." panggil menejer nya.

"Iyah Pak?"

"Antar kan minuman yang sudah di siapkan di sebelah sana ke ruangan 017," suruh Pria yang berbadan gendut yang di kenal sebagai menejer di Club itu.

"Baik Pak," dengan pandangan yang sedikit burem dan kepala yang berat dia berusaha untuk fokus.

"Tok!! Tok!! Tok!!" ketukan pintu sebelum masuk.

"Sudah dua bulan aku bekerja di sini, namun tidak ada satu pun yang menyewa ruangan ini, tapi sekarang tiba-tiba ada?" batin Elsa.

"Permisi pak, ini minuman yang bapak minta."

Ternyata di ruangan itu hanya ada satu orang. Elsa tidak bisa melihat jelas Pria yang berbadan besar duduk sambil mengangkat kedua kakinya di atas meja.

Dia mau meletakkan minuman di atas meja, namun dia tidak menyadari kalau kaki pria itu menghalangi jalan nya sehingga menumpahkan minuman ke pakaian pria itu.

Pria itu kaget dan langsung berdiri. Begitu juga dengan Elsa langsung minta maaf dan mencoba membersihkan nya.

"Kau anak baru yah? Siapa yang membiarkan mu bekerja dalam keadaan mabuk seperti ini?" tanya pria itu dengan suara berat, tegas dan juga besar membuat Elsa menunduk bersalah.

"Sekarang kau harus tanggung jawab dengan semua ini!"

"Baik pak, saya akan ganti rugi."

"Harga kemeja, jas dan celana saya 300 juta, kerugian saya malam ini 100 juta, kau harus membayar itu!"

Elsa terkejut mendengar nya dia mendongak melihat ke wajah pria yang sangat tinggi itu mungkin tinggi nya sekitar 190 cm, sementara Elsa hanya 155 cm saja.

"Tapi Pak..."

Namun baru saja mau protes tiba-tiba kepala nya pusing dan hampir saja jatuh. Tangan Pria itu dengan cepat langsung menangkap wanita itu.

"Heh! Heh! bangun."

Dia meletakkan tubuh Elsa di kasur.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Permisi Pak, apa Bapak ingin menukar wanita itu? Saya akan meminta semua anggota kami ke sini," ucap menejer.

"Apakah wanita kecil itu yang di sediakan untuk saya malam ini?"

"Iyah Pak," jawab menejer itu.

"Apakah kalian sengaja mempermainkan saya? Bagaimana bisa anak kecil dan masih baru di pekerjakan?"

"Kami minta maaf Pak, ini seperti yang Bapak minta, kami bisa membawa nya keluar."

"Tidak perlu!" Pria itu menutup pintu dengan sangat kencang membuat orang yang di luar pintu kaget.

"Arrhh....." Pria itu melihat ke arah kasur ternyata Elsa sudah membuka semua pakaian nya.

"Apa yang kau lakukan?"

Elsa melihat ke arah pria itu. "Panas.. panas..."

Melihat ekspresi Elsa, dia sudah tau kalau Elsa di pengaruhi obat perangsang.

Tidak menunggu lama, Pria itu sudah sangat tergoda dengan badan putih mulus Elsa.

Dia membuka pakaian nya dan naik ke badan Elsa.

Elsa tidak melakukan perlawanan sama sekali.

"Kau gadis kecil yang sangat lincah," bisik Pria itu.

Pria itu melakukan banyak hal di badan Elsa sampai pada akhirnya Pria itu ingin mengambil keperawanan Elsa.

"Aaaaa!!!!" Elsa menjerit kesakitan karena itu mengagetkan nya dan cukup menyakitkan sekali.

Pria itu sangat kaget ternyata Elsa masih perawan. Namun dia sudah di puncak, badan Elsa berhasil membuat nya nagih.

Elsa menangis minta ampun namun tidak di hiraukan oleh pria itu. Badan kecil nya sudah sangat lemas sekali, air mata nya bercucuran menahan rasa sakit di seluruh badan nya.

"Arrghh!!! Rasanya sangat berbeda, terimakasih sayang, kamu sungguh hebat," ucap pria itu di telinga Elsa yang sudah tidak berdaya.

Melihat bercak merah di sprei putih membuat nya tersenyum licik.

Tampa dia sadari ternyata Elsa sudah pingsan.

Setelah malam itu Elsa sangat depresi, dia tidak masuk kerja, kuliah dan tidak keluar dari kost nya selama satu bulan.

Dia membenci dirinya sendiri, dia sangat jijik sehingga tidak mau bertemu dengan orang lain.

Namun satu bulan dia tidak bekerja membuat banyak orang sengsara dan dia juga menyiksa dirinya sendiri.

Melihat adiknya yang masih duduk di kelas 2 SMP dan ayahnya yang sakit-sakitan serta ibu nya yang terus meminta uang memaksa dia harus bekerja lagi.

Elsa melawan semua rasa trauma, melawan pikiran, dan melupakan apa yang terjadi agar dia bisa menjalani hidupnya.

Elsa kembali bekerja di Club yang sama, karena di sana lah dia mendapatkan gaji yang setimpal dan hanya bekerja di malam hari saja. Dia masih kuliah pagi sampai sore.

Tiga bulan dari kejadian itu badan nya semakin kurus. Dia sering sakit namun menyembunyikan semua nya dari orang lain dan di tanggung sendiri.

Dia memiliki dua sahabat yang bernama Nadira dan Diana. Mereka sangat baik dan selalu ada untuk Elsa.

Mereka berdua lah yang tau kehidupan Elsa yang begitu menyedihkan itu.

"Elsa, kenapa sih akhir-akhir ini kamu kelihatan sangat pucat? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Diana.

"Iyah, kamu juga sering libur karena sakit terus," sambil Nadira.

Mereka sedang duduk di taman kampus menunggu jam selanjutnya.

"Mungkin karena kelelahan saja," jawab Elsa.

"Apa tidak sebaik nya kamu periksa saja ke rumah sakit? Aku sangat takut," saran Nadira.

Akhirnya keesokan harinya Elsa memutuskan untuk memeriksa ke rumah sakit. Sebenarnya dia sangat takut karena memiliki firasat yang sangat buruk.

Dengan keberanian yang kecil dia berjalan ke dalam rumah sakit.

Setelah selesai di periksa dia menunggu di ruangan dokter.

"Dokter, saya sakit apa?" tanya nya dengan sangat takut.

Elsa mengetahui dirinya hamil

Elsa bertanya kepada dokter.

"Apakah penyakit saya parah Dokter?" tanya Elsa.

Dokter tersenyum mendengar kata-kata pasien nya itu.

"Siapa bilang kamu sakit parah? Kamu sedang mengandung dan usia kandungan nya sudah 10 Minggu."

"Deg!!!"

Tiba-tiba saja rasanya dunia seperti berhenti berputar, jantung Elsa berdetak dengan kencang, dia sangat syok mendengar itu.

"Apa suami kamu tidak ikut?" tanya Dokter menyadarkan Elsa.

"Tidak Dok, kalau begitu saya permisi dulu," Elsa membawa hasil tes nya dan keluar dari sana.

Di luar rumah sakit dia duduk lemas sambil menggenggam erat kertas yang di berikan dokter.

"Ini gak mungkin! Ini pasti salah, aku tidak mungkin mengandung pria yang sama sekali tidak aku tau wajah nya."

Elsa masih tidak menerima, dan aneh nya selama ini dia tidak sadar dia sudah mengandung hampir tiga bulan. Dia berfikir tidak menstruasi hanya karena kelelahan dan stres saja.

Di malam hari nya dia bekerja seperti biasa...

"Elsa..." panggil Cikita.

Elsa baru saja selesai mengantar kan minuman dia menyusul teman nya itu.

"Ada apa Ci?"

"Kamu di cariin sama menejer tu tadi."

"Untuk apa? Aku tidak melakukan kesalahan."

"Sudah pergi saja dulu." Akhirnya Elsa masuk ke ruangan menejer mereka.

"Permisi Pak Ruby."

"Kamu sudah datang, ayo duduk sini."

Elsa duduk di depan menejer nya itu.

"Saya sudah tau kalau kamu tidak perawan lagi, seseorang menginginkan kamu, dan dia akan membayar kamu mahal, bukan kah kamu lagi membutuhkan uang?"

Elsa langsung berdiri. "Saya bekerja di sini bukan menjadi wanita bayaran Pak, walaupun saya membutuhkan uang tapi saya tidak mau bekerja seperti itu."

"Kamu yakin tidak mau? Dia akan membayar 30 juta untuk satu malam dengan syarat kamu harus memuaskan dia."

Elsa menggeleng kan kepala nya. "Bukan kah ada mbak Lilis? Dia selalu menjadi primadona di sini."

"Ya sudah kalau kamu tidak mau, saya berniat membantu kamu saja."

Elsa mengangguk sambil minta maaf. "Tunggu sebentar, ini bonus untuk kamu."

"Akhir-akhir ini sangat banyak pelayan yang memberikan tip kepada saya untuk di berikan kepada kamu."

"Mereka sangat berharap kamu mau menemani malam mereka."

Elsa melihat uang itu. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa tidak mengambil uang ini?" tanya pak Rudy.

"Ambil saja, kamu tidak perlu memikirkan apa-apa, ini sebagian dari rejeki kamu."

Pak Rudy terkadang memang sangat kejam namun dia juga baik ketika karyawan nya kesusahan.

Akhirnya Elsa menerima nya, dia sangat senang mendapatkan uang lebih.

"Elsa! Apa yang membuat mu terlihat sangat orang kebingungan?" tanya teman nya.

Namun Elsa tidak menjawab nya. Setelah pulang dari tempat bekerja nya dia langsung tidur di kost nya.

"Besok adalah hari libur, sebaiknya aku pulang ke rumah sekalian bertemu dengan ibu membicarakan hal ini," batin Elsa.

Keesokan harinya sesampainya di rumah ibu nya adik perempuan nya menyambut dia. Mereka bertemu hanya sekali satu bulan.

"Akhirnya kamu datang, mana uang sekolah, uang rumah dan juga jatah Ibu?" tanya Ibu nya yang baru saja keluar dari dalam rumah.

Elsa mengeluarkan uang nya dan memberikan semua kepada ibunya.

"Seperti nya kamu dapat banyak bonus," ucap Ibu nya.

"Itu sekalian sama sekolah Citra yah Bu," ucap Elsa.

"Ibu tau, kamu tidak perlu mengatur Ibu."

"Sudah pergi sana, kamu pasti mau melihat ayah mu yang penyakitan dan miskin itu kan?" ucap ibunya.

"Aku ke sini mau membicarakan sesuatu kepada Ibu."

"Katakan saja!"

"Aku hamil Bu, usia kandungan ku sudah 10 Minggu," ucap Elsa dengan suara yang sangat takut sekali.

"Plakk!!!!!" Tamparan yang begitu keras mendarat di wajah mulus, putih dan cantik milik Elsa.

Wajah ibunya merah padam. "Siapa Ayah dari anak itu? Apa dia adalah karyawan biasa yang miskin itu?" ucap Ibu nya.

"Tidak Bu, ini bukan ulah Gilang. Pada saat itu aku mabuk dan akhirnya semua nya seperti ini."

"Gugur kan anak itu! Jangan membuat Ibu malu kamu!"

"Ibu..."

"Kalau kamu tidak mau, menikah dengan pria yang sudah menghamili kamu."

"Kamu sangat menjijikkan sekali, kelihatan nya saja perempuan baik-baik. Sekarang kamu jangan pernah kembali ke sini lagi, jangan pernah bawa-bawa saya di kehamilan kamu itu!"

"Aku butuh Ibu sekarang."

"Tidak! Pergi dari sini," Wanita itu masuk mengambil barang-barang Elsa dan melemparkannya keluar.

Elsa menangis di pelukan adik nya yang tidak bisa apapun.

"Aku tidak ingin seperti ini Bu, aku butuh bantuan Ibu. Aku mohon jangan usir aku Bu. Aku minta maaf," ucap Elsa memohon di kaki ibu nya namun dia di dorong dan di tendang.

Citra tidak tega melihat Elsa, dia menarik Elsa dan membiarkan ibunya masuk ke dalam.

"Kakak harus bagaimana? Kakak tidak tau sekarang mau kemana."

"Tidak mungkin kakak bekerja dalam keadaan hamil seperti ini."

"Kak, tenang dulu, ada aku di sini," Citra memeluk Elsa.

Elsa mengumpulkan pakaian nya. Mereka kembali ke kost Elsa.

Citra melihat hasil tes Elsa. Citra mengelus perut Elsa yang masih saja menangis.

"Kakak harus menggugurkan anak ini, kakak tidak bisa melahirkan Tampa memiliki suami."

"Kenapa kakak tidak mencari pria itu dan meminta nya untuk tanggung jawab?"

Beberapa minggu kemudian...

Semakin hari perut Elsa semakin kelihatan, dia sudah menunjukkan tanda-tanda hamil.

Walaupun seperti itu dia masih sibuk sekali sehingga tidak sempat untuk istirahat.

Hari Jumat dia duduk di salah satu Cafe menunggu Gilang. Teman SMA nya yang sangat dekat dengan nya.

Orang tua nya tidak setuju dia bersama Gilang.

Karena dia berasal dari keluarga yang miskin dan Gilang memutuskan untuk tidak kuliah dan langsung bekerja di salah satu perusahan kecil.

Sudah lama mereka tidak bertemu karena jarak mereka cukup jauh. Gilang menyempatkan diri untuk bertemu dengan Elsa.

Gilang melihat Elsa, dia membawa begitu banyak makanan dia juga membawa hadiah. Elsa sangat senang menerima nya.

Namun Gilang merasa ada yang aneh dengan Elsa yang terlihat sangat pucat, lesu. Elsa termasuk wanita yang sangat ceria, memiliki energi yang cukup besar sehingga dia tidak pernah kelihatan sedih.

Walaupun Gilang bertanya tetap saja Elsa menyembunyikan semua nya dan berpura-pura tersenyum.

Namun Gilang tidak akan mau diam saja dia pasti akan mencari tau ada apa dengan teman nya itu.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan Gilang akhirnya Gilang memutuskan mengantarkan Elsa pulang ke kost.

Gilang masuk ke kost Elsa. "Kost ini sudah tidak nyaman untuk kamu, sebaiknya kamu pindah dari sini, bukan kah kamu memiliki cukup gaji untuk menyewa kost yang bagus?"

Gilang sambil melihat-lihat sekeliling kost Elsa.

Tapi dia melihat hasil pemeriksaan dari rumah sakit.

"Uwekk!!!! Uwekkk!!!" tiba-tiba Elsa muntah di kamar mandi.

Melahirkan anak kembar

Gilang meletakkan kembali map rumah sakit itu dan memeriksa keadaan Elsa.

"Sa.. Kamu gak apa-apa kan?" tanya Gilang setelah membawa Elsa keluar dari kamar mandi. Elsa mengangguk.

"Kamu seperti nya masuk angin, kita ke klinik yah?"

Elsa menggeleng kan kepala nya, dia tidak mau merepotkan Gilang yang baru saja datang.

Tidak beberapa lama akhirnya dia membaik. Lama kelamaan akhirnya Elsa memutuskan untuk jujur karena cepat atau lambat semua orang pasti akan tau.

Kehamilan nya bukan lah penderitaan nya yang selama ini bisa di tutupi.

Mendengar Elsa membuat perasaan Gilang hancur. Sudah sangat lama dia menyukai Elsa, hanya karena ingin menjaga Elsa dia tidak mengajak nya berpacaran.

Namun sekarang belum sempat menjadi kekasih nya, pujaan hati nya sudah mengandung anak orang lain.

Gilang sangat kecewa sampai meninggalkan Elsa begitu saja.

Elsa tidak bisa melakukan apapun selain menyesali semua nya. Ini juga kelalaian nya sangat mudah tertipu.

Semenjak dari saat itu Gilang sama sekali tidak merespon Elsa. Perasaan Elsa juga sangat sakit ketika pria yang dia sukai menjauhi nya.

Beberapa hari kemudian...

Jam dua malam Elsa baru pulang, dia langsung bersih-bersih badan, tidak mandi karena sangat dingin sekali.

Ia duduk di kursi menandai kalender yang di samping tempat tidur nya.

"Sudah 20 Minggu dia di dalam perut ku, perut ku semakin besar."

Elsa menyentuh perut nya. Semua orang di Club sudah tau tentang itu, mereka sama sekali tidak mempermasalahkan tentang itu, namun menejer tidak ingin Elsa bekerja semasa hamil karena bisa membahayakan Elsa juga.

Sementara Elsa harus tetap bekerja untuk mempersiapkan uang untuk mengaborsi anak yang di dalam perut nya itu.

Sementara Elsa berusaha menutupi dari teman-teman nya di kampus. Tapi dia tidak tau mau sampai kapan menutupi semua nya.

Elsa sudah mengikuti semua saran teman-teman untuk membunuh anak nya secara pelan-pelan, hanya saja tidak berpengaruh semua nya baik-baik saja, justru itu semakin menyiksa badan nya sendiri.

Keesokan harinya...

Ia merasa uang nya sudah cukup untuk melakukan pembuangan bayi yang di dalam perut nya yang sudah mulai aktif bergerak di dalam.

"Ya Allah, ampuni lah hamba. Hamba tidak ingin membuat anak ini merasakan betapa jahat dan kerasnya dunia ini."

Sebelum berangkat Elsa berdoa. Tidak beberapa lama sampai di rumah sakit yang sebelumnya sudah membuat janji dengan nya.

Elsa sangat gugup, gemetar, dan juga takut sekali.

Tidak biasanya bayi yang di dalam perut nya bergerak terus menerus, namun kali ini bayi itu bergerak seperti berontak.

"Yakin kamu mau menggugurkan anak kamu? Usia nya sudah lima bulan dan mereka Kembar."

Lagi-lagi Elsa di berikan kejutan setiap ke rumah sakit. "Kalau mengaborsi akan berefek samping kepada kamu."

Elsa terlihat kebingungan, dokter meminta nya untuk memikirkan nya terlebih dahulu.

Namun di rumah sakit itu dia melihat banyak ibu-ibu hamil datang bersama suami nya, mereka tampak sangat bahagia sekali.

"Aaaaaaa!!!!!!" Elsa berteriak sekuat mungkin melihat hasil USG nya.

"Bisa tidak kalian pergi dari kehidupan ku? Aku tidak menginginkan kalian!"

Elsa menangis di lorong yang sangat sepi itu. Dia tidak tega membunuh dua anak nya sekaligus.

Elsa jatuh pingsan, beberapa dokter lewat dari lorong itu.

Salah satu dokter langsung mengangkat tubuh Elsa dan di periksa.

Dua jam kemudian Ia sadar dan minta maaf sudah merepotkan dokter yang menunggu nya sampai sadar.

"Di mana suami kamu?" tanya dokter itu.

"Suami? Saya tidak memiliki suami."

"Saya sudah tau tentang kamu dari dokter yang menangani kamu."

Elsa diam menunduk. "Apa kamu mau melanjutkan aborsi?"

Elsa melihat ke arah perut nya. Elsa menggeleng kan kepala nya.

"Tidak Dok, saya tidak berani melakukan nya," Elsa menangis.

"Saya akan bantu kamu sampai kamu melahirkan."

Elsa menatap dokter itu.

"Maksudnya Pak?"

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan biaya pengobatan, USG atau lahiran nanti, semua nya akan saya tanggung asal kamu menjaga kandungan mu dengan baik."

Elsa seperti bermimpi bertemu dengan dokter baik, Tampan dan sangat ramah itu.

Singkat cerita....

Empat bulan berlalu, sampai sekarang Elsa belum merasakan tanda-tanda mau melahirkan sementara usia kandungan nya sudah 9 bulan.

Elsa melihat perut nya yang benar-benar sangat besar sekali dari perut ibu hamil biasanya.

Sudah tiga bulan Elsa tidak bekerja, dia juga tidak kuliah. Dokter itu menanggung semua kehidupan Elsa.

Elsa melakukan aktifitas agar pinggang nya tidak sakit. Namun dia mengalami kontraksi.

Dia harus berangkat ke rumah sakit dengan adik nya Citra.

Awalnya dokter memutuskan untuk operasi karena usia Elsa cukup muda dan fisik tidak kuat untuk mengeluarkan kedua bayi itu.

Namun ternyata Elsa di berikan kemudahan untuk melahirkan kedua anak nya.

Dengan penuh kesabaran dokter berhasil mengeluarkan anak itu selamat dan juga Elsa selamat.

"Kak, mereka sepasang dan sangat imut-imut," ucap Citra.

Elsa tersenyum belum sempat melihat bayi nya dia sudah lemas dan pingsan.

"Ya Allah terimakasih, ini semua berkat bantuan mu," ucap nya sebelum pingsan karena kecapean.

Setelah selesai di bersihkan mereka di pindahkan keruangan rawat inap.

Keadaan Elsa sangat baik, begitu juga dengan kedua anak nya.

"Citra... kamu masih di sini?" tanya Elsa baru saja sadar karena mendengar suara tangisan bayi.

"Kakak sudah sadar? Lihat lah betapa lucunya mereka."

Namun Elsa tidak mau melihatnya ketika Citra mau memberikan nya kepada Elsa dia membuang pandangannya.

Dokter datang. "Kamu sudah sadar? Sebaiknya kamu berikan anak kamu untuk minum," ucap dokter itu.

Elsa tidak bisa menolak, dengan perasaan enggan dia memberikan nya.

Elsa sama sekali tidak di berikan kesusahan untuk menyusui kedua anaknya karena asi nya lumayan.

Beberapa hari di rumah sakit Elsa memutuskan untuk kembali ke kost nya.

"Terimakasih banyak dokter, saya tidak tau cara membalas kebaikan dokter seperti apa."

"Kamu rawat saja anak mu dengan baik, balas saya dengan cara itu saja."

Elsa mengangguk. "Oh iya nama saya Kimdan. Kamu boleh cari saya kalau kamu membutuhkan saya."

"Terimakasih banyak dokter."

Setelah itu Elsa dan Citra membawa kedua bayi yang sangat menggemaskan itu untuk pulang.

Sesampainya di kost ternyata kedua teman nya sudah menunggu mereka di kost, menyambut mereka dengan cukup meriah.

Namun Elsa tampak tidak suka dengan sambutan mereka. Setelah bayi yang di pelukannya di ambil dia langsung berbaring di tempat tidur yang sudah di bersihkan.

Mereka semua terdiam. Tidak berani mengatakan banyak hal melihat wajah Elsa saja membuat mereka mengerti apa yang di alaminya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!