NovelToon NovelToon

Adik Antagonis

EPILOG

Akh, Wajah siapa ini ?

Erlando, seorang anak remaja yang tidak mempercayai akan adanya transmigrasi.

Namun apa yang terjadi apabila dia bertransmigrasi ke tubuh Adik Antagonis, yang hanya muncul pada awal pengenalan karakter.

Elvano, merupakan adik dari pemeran antagonis perempuan yang bernama Celine. Dia diceritakan sudah mengalami koma selama 5 tahun. Dan juga di ceritakan bahwa dia akan meninggal.

Di novel sendiri diceritakan bahwa sejak adiknya meninggal Celine pemeran antagonis mulai menunjukkan antagonisnya seperti melakukan pembuliyan terhadap protagonis. Ini dilakukannya untuk menyembunyikan kesedihan dan kesepian. Selain itu orang tuanya yang hanya menyibukkan diri dengan pekerjaan, dan kakak laki-laki yang hanya sibuk menghabiskan waktu dengan gengnya. Dan tunangannya hanya perhatian ke pada protagonis, yang polos dan lugu.

Antagonis yang tidak terima bahwa tunangannya lebih memberi perhatikan kepada protagonis, melakukan pembuliyan maupun perundungan, dan Sebagai tokoh pemeran utama protagonis pria. Protagonis pria akan selalu menolong protagonis wanita, kakak laki-laki antagonis pun lebih memiliki membantu Protagonis wanita dibandingkan adiknya, hingga di puncak cerita Antagonis melakukan perencanaan penculikan kepada protagonis wanita.

Protagonis pria yang mengetahuinya menyelamatkan protagonis wanita bersama gengnya, dan dan membunuh antagonis wanita, dan mereka pun menikah dan hidup bahagia selama-lamanya.

...****************...

"Ya ampun jahat amat Tunangannya, udah tau masih punya tunangan, masa pacaran sama perempuan lain, pantesan Celine marah"

Di kamar yang tidak terlalu besar, di atas keranjang terdapat anak remaja yang menggerutu, nama anak itu sendiri adalah Erlando. Erlando merupakan seorang anak remaja yang berumur 18 tahun, Erlando anak sebatang kara, dia merupakan anak yatim piatu, orang tuanya meninggal dikarenakan kecelakaan dan dia tidak memiliki saudara, dan tidak memiliki kerabat keluarga. Untuk mencukupi kebutuhannya dia bekerja part time sesudah pulang sekolah.

"Ini lagi udah tau temannya salah, bukannya bantu adeknya, malah lebih milih bantu protagonis wanita.

Dasar, laki-laki enggak di untung, kalau gue masuk, gue tendang anunya"

Ini juga cewek, nangis terus kerjaan. dikit-dikit nangis. Tiap hari nangis terus, memang enggak bengkak tu mata tiap hari ?"

Erlando, yang merasa kesal dengan para karakter pada novel yang dia baca, awalnya Erlando yang melihat teman sebangkunya Riko, yang membaca novel, karena penasaran akhirnya memutuskan meminjam novel Riko untuk dibaca. Novel yang dibacanya berjudul RED ROSE, novel yang akhir-akhir ini sedang populer, apalagi di sekolahnya banyak yang membicarakannya, khususnya para perempuan.

Hingga terdengar suara telpon yang masuk, dan Erlando pun melihat dan mengangkat telpon yang ternyata temannya sebangkunya Rio.

" hallo, Gimana novelnya bagus enggak?"

Erlando yang mendengar suara Riko yang menanyakan tentang novel pun kembali mengingat bagaimana menurut nya karakter untuk protagonis terlalu menye-menye.

"Gimana apanya ?, Bikin gue emosi, apalagi kalau ingat karakter protagonisnya, apalagi karakter protagonis pria, ingin gue tumbuk tu kepalanya.

Masa iya, udah punya tunangan terus malahan pacaran dengan cewek lain, terus dikasih perhatian lagi. Gimana enggak sakit Karakter Antagonisnya. Kalau gue jadi Antagonisnya udah gue Jambak tu kepalanya, sekalian gue tampar tu pipinya sampai merah"

Riko yang mendengarkan Erland yang bicara tanpa berhenti hanya bisa ketawa mendengarnya, kalau melihat secara langsung, Rio berpikir bahwa muka temannya itu sudah memerah.

"Kenapa Lo ketawa?, orang lagi emosi ini." ujar Erland

"hahahaha, sorry"

"Lagian kenapa harus dibawa hati sih, udah tau ini hanya novel, dibawa santai aja, Lo aja yang emosian"

"Iya tetap aja ni novel buat emosi aja. Gedek gue lihatnya."

"ya, ya, ya, gue doain lo beneran masuk ke dunia novel?"

"Yaudah, oke gue tutup. Gue cuman nanyain ini aja kok, Bye'

Erland hanya bisa memandang kesal dan menggerutu terhadap handphonenya yang telponnya sudah di tutup sepihak oleh Riko.

"Apaan sih nih anak, mana ada yang namanya transmigrasi, memang ini dunia fiksi apa"

Setelahnya Erland memandang ke arah langit-langit kamarnya, dengan kosong hingga dengan perlahan-lahan dia menutup matanya untuk menuju mimpi tidur. Dan tanpa menyadari bahwa buku novel yang di bacanya tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, dan mengeluarkan cahaya yang menyilaukan.

...****************...

Keesokan harinya, mentari mulai menampakkan sinarnya ke bumi, hingga memasuki jendela kamar inap seorang anak kecil, mata anak kecil itu mulai terbuka perlahan, dan tangannya yang mulai bergerak perlahan seolah-olah. Hingga membuat seorang wanita paruh baya di saat, memasuki kamar anak kecil tersebut terkejut melihat anak kecil itu mulai bangun, dan wanita paruh baya tersebut langsung keluar untuk memanggil dokter.

Setelahnya dokter datang, dokter mulai memeriksa anak kecil itu.

"Melihat dokter keluar, wanita paruh baya tersebut langsung menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaannya dokter? "

"Ini keajaiban, anak ibuk sudah melewati masa koma nya, dan keadaan anak ibuk sudah terlihat lebih baik"

Wanita paruh baya tersebut yang mendengarnya langsung menangis mendengar kabar bahagia, tersebut

"Terimakasih dokter" Ujar wanita paruh baya sambil mengeluarkan air mata

Dokter yang melihat wanita paruh baya tersebut hanya bisa tersenyum, sejak anaknya koma dan harus di rawat di rumah sakit selama 5 tahun lamanya, akhirnya membuka matanya.

"Terimakasih kembali buk, ini sudah merupakan tanggung jawab saya, kalau ada terjadi apa-apa ibu dapat memanggil saya, kalau begitu saya permisi Bu"

Setelah kepergian dokter, wanita paruh baya tersebut memasuki, kamar inap anaknya, saat memasuki kamar inap tersebut, wanita tersebut tidak dapat membendung air matanya. Melihat anaknya akhirnya membuka mata.

Dan wanita tersebut mendekati anaknya.

"Sayang, apakah kepala mu masih pusing? "

"A..a.air" jawab anak kecil tersebut dengan suara lirih

"Ini sayang"

Sang anak kecil mulai perlahan-lahan meminum air dengan dibantu oleh wanita paruh baya tersebut.

"terimakasih" Ujar anak tersebut

Setelahnya merasa baikan anak kecil tersebut mulai melihat sekitar dengan linglung, tapa tau bahwa di sampingnya ada seorang wanita paruh baya yang senang tiasa melihat si anak dengan perhatian.

setelah, tidak merasa pusing, anak kecil tersebut melihat wanita paruh baya tersebut. Hingga dengan polos dia mengatakan

"Anda siapa?"

Chapter 1

Erlando, anak remaja yang sedang tertidur di kamarnya, tidak percaya akan mengalami transmigrasi ke dunia buku novel yang di bacanya.

Apalagi, dia memasuki tubuh Adik dari karakter antagonis wanita.

"Ini dimana?"

"Kenapa kepala gue pusing banget ya?"

Ini juga kenapa tangan gue rasanya kebas ya?"Batin Erlando.

"Sayang apakah kepalamu masih pusing?"

"A..a.air" jawab anak kecil tersebut dengan suara lirih

"Ini sayang"

Sang anak kecil mulai perlahan-lahan meminum air dengan dibantu oleh wanita paruh baya tersebut.

"terimakasih" Ujar anak tersebut

Setelahnya merasa baikan anak kecil tersebut mulai melihat sekitar dengan linglung, tapa tau bahwa di sampingnya ada seorang wanita paruh baya

yang senang tiasa melihat si anak dengan perhatian.

setelah, tidak merasa pusing, anak kecil tersebut melihat wanita paruh baya tersebut. Hingga dengan polos dia mengatakan

"Anda siapa"

...****************...

"Anak mama kenapa?, kepalanya masih pusing?, kenapa sayangnya mama melamun, memang apa yang anak mama ini pikirkan?" Ujar wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang tidak muda, yang tidak lain dari mama dari karakter Antagonis.

"El, enggak kenapa-napa, mama"

ya, Erlando, seorang anak remaja yang berusia 18 tahun bertransmigrasi ke tubuh Adik Antagonis yang bernama Elvano.

Elvano ini sendiri merupakan adik dari karakter antagonis yang mengalami koma selama 5 tahun, tapi yang menjadi permasalahannya di novel di ceritakan bahwa adik dari antagonis hanya di ceritakan di bagian pengenalan awal chapter, dan itu dinyatakan bahwa adik dari antagonis, akan meninggal. Tapi karena sekarang jiwa Erland memasuki ke tubuh Adik Antagonis, otomatis tentunya ceritanya akan berubah.

"Kenapa gue bisa masuk ke tubuh mi bocah ya?

Ya ampun nih bocah berapa sih umurnya"

Batin Erland sambil mengangkat tangannya yang mungil

"kayaknya 5 tahun. Tapi masak iya, bocah nih kan koma pas umur 5 tahun. Seharusnya kan umurnya 10 tahun"

Batin Erland,

Erland tidak menyadari bahwa mama sudah memperhatikannya dengan gemas, apalagi dengan perubahan ekspresi yang sering berubah-ubah dengan muka yang ikut, karena tidak tahan melihat Ibu dari 3 anak ini langsung memeluknya dengan gemas

"akhh, kok anak mama ini imut dan gemas banget"

ujar mama Elvano sambil memeluk anaknya yaitu Elvano yang sekarang dimasuki jiwanya oleh Erlando.

Elvano yang tidak terima langsung merengek

"Mama~,El enggak imut, El udah besar" ujar Elvano dengan memasang wajah cemberut dan melipatkan tangannya di dadanya.

Walaupun muka Elvano pucat dan pipinya tirus, tidak menghilangkan keimutan dalam dirinya.

"hehehe, iya adek. Anak mama ini udah besar. Jadi adek harus makan, supaya semakin tinggi"

Elvano yang mendengar kata mamanya langsung tersenyum dengan lebar

"Okey mama"

Mama El mulai menyuapi bubur kepada El.

El yang melihat mamanya akan menyuapi El bubur, langsung menutupi mulutnya dengan tangan mungilnya.

"Mama Ndak mau bubur, El enggak suka~"rengekan Elvano yang tidak menyukai bubur.

"Tapi katanya mau tumbuh tinggi badan besar, Ayo di makan, kalau El makan nanti El tumbuh tinggi"

"Elvano yang mendengar rayuan mamanya pun langsung mengangguk.

"Okey mama"

Mama El yang melihat, El yang mau makan mulai menyuapi bubur untuk El. Hingga di saat satu suapan masuk ke dalam mulut El.

Brakk

Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras dari luar, dan El yang merasa terkejut dan tenggorokannya sakit, mulai menangis

"Hueeee, Mama tenggorokan El, Sakit~"rengek El yang mulai kesakitan dan tangisan El yang memenuhi ruangan rawat inap.

Pelaku yang penggebrak pintu yang tidak lain Papa El, hanya bisa menggaruk kepalanya apalagi istrinya yang menunjukkan tatapan tajam kepadanya.

"Mas, kamu ini Buka pintu itu pelan-pelan, lihat El nangis kan. El baru bangun dari koma loh mas"

Ujar Mama El, sambil menenangkan anaknya Elvano.

Papa El, yang tidak lain bernama Erik Anggantara.

Merupakan Direktur ataupun pemilik dari perusahaan yang terkenal, dikenal di dalam negeri ataupun luar negeri. Sedangkan mama El, sendiri bernama Liarana Angaraini.

Erik mulai mendekati putra bungsunya yang masih menangis di pelukan istrinya. Dan segera mengambil alih dari pelukan istrinya.

"Papa minta maaf saya, papa hanya senang karena El sudah bangun"Ujar Erik dengan membendung air mata dan sambil memeluk Elvano

"Gue harus bilang apa ya?, Kok merasa bersalah banget ya?" Batin Elvano yang jiwanya milik Erland

"Iya papa, El juga senang lihat papa lagi" Ujar Elvano sambil senyum hingga membuat matanya sipit.

Mama El yang tidak lain Liarana melihat momen ini ikut terharu, awalnya dia tidak memiliki harapan bahwa putra bungsu nya dapat bangun lagi.

El, yang masih di peluk oleh papanya langsung melepaskan pelukannya, dan menyeletuk

" Papa, mama. kakak sama Abang mana ya ?"

Chapter 2

Celine Anggantara, diceritakan sebagai gadis yang cantik jelita, berkulit putih, rambut berwarna dark brown, dan memiliki tinggi yang semampai.

Celine merupakan gadis yang sangat populer di kampusnya, semua angkatannya pasti akan menoleh seolah-olah semua mata hanya tertuju kepadanya. Dan disaat adanya berita bahwa Celine sudah memiliki Tunangan. banyak dari semuanya, yang patah hati saat mengetahui bahwa Celine sudah bertunangan. Apalagi jika dia bertunangan dengan seorang mahasiswa yang juga populer di kampusnya yaitu Demian Aditya.

...****************...

Celine sekarang berada di kantin kampus bersama para kedua temannya dan seketika di pintu masuk kantin terbuka. Dan masuklah sekumpulan orang-orang yang tertampan di kampus. Salah satunya Kakak laki-laki Celine dan Elvano, yaitu bernama Erlangga Anggantara, laki-laki yang memiliki tinggi yang semampai, berwajah tampan, dan dikenal sebagai cowok yang Cuek dan dingin.

Dan tidak ketinggalan karakter protagonis pria yang bernama Demian, cowok yang sebelas dua belas sifatnya dengan Erlangga. Dan juga seorang karakter protagonis wanita yang selalu menempel dengan Demian panggil saja namanya dengan sebutan Aurora, seorang gadis yang kelihatan polos di mata semua orang, tanpa mengetahui bagaimana busuk di dalam hatinya itu sendiri.

Mereka berjalan menuju ke tempat meja yang biasa mereka duduki, dan mereka harus melewati meja yang diduduki oleh Celine dan teman-temannya. Hingga

...****************...

Bruukk

Aurora, sang protagonis wanita jatuh dengan tidak tidak elitnya. Dan membuat semua mata tertuju kepadanya.

"Aurora, kamu enggak pa-pa?"

Demian membantu Aurora untuk berdiri. Celine yang terjatuh pun berdiri sambil mengeluarkan tangisan, dengan dibantu oleh Demian.

Lalu tiba-tiba, Demian menunjukkan ekspresi marah, yang tertuju kepada Celline, yang duduk tepat di samping dia berdiri.

"Lo pasti kan yang sengaja jatuhin Aurorakan" ujar Demian dengan suara yang marah.

Celline yang tidak merasakan melakukan tentunya tidak terima atas tuduhan Demian. Dan langsung berdiri dengan membalas Demian dengan suara marah juga.

"Kenapa Lo, Tuduhin gue, Cewek gatel Lo aja sendiri yang jatuh. Ha"

"Kenapa Lo marahin Aurora, Lo selama ini enggak suka dengan Aurora, malahan Lo dengan geng Lo sering bully Aurora"

"Emang Lo punya bukti?, Emang dasarnya Cewek Lo itu aja yang sering drama"

"Woi, cewek drama kenapa Lo cuman bisa nangis, Lo yang salah, kenapa gue juga yang kena getahnya Ha"

Aurora yang mendengar bentakan Celine hanya diam, dan terus menangis.

Demian yang melihat Celline yang membentak Aurora, tidak terima dan Demian langsung menampar Pipi kanan Celline.

PLAK

Celline yang tidak bisa mengelak, Mendapatkan tamparan dari Demian hingga membuat dia jatuh.

"CELLINE"

Kedua teman Celline yang melihat Celline langsung berteriak dan membantu Celline untuk duduk. dan melihat di sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Teman Celline yang bernama Karin melihatnya pun langsung tidak terima dan langsung membentak Demian

"Dasar Brengsek Lo Demian, Lo laki bisa-bisa nyo mukul Cewek. Lo juga cewek drama bukan jelasin nangis aja kerjaan Lo."

Dan Lo Erlangga, Adik kandung Lo di pukul oleh teman Lo, bisa-bisanya Lo hanya diam"

Apa aja salah Celline pada Lo semuanya, seharusnya Lo yang tau diri, Lo udah bertunangan sama Celline. Dan bisa-bisanya pacaran dengan cewek lain tapi Lo enggak pikirin perasaan Celline.

Dan Lo Erlangga, Adik kandung Lo di pukul sama teman Lo, bisa-bisa Lo cuman diam".

Setelah mengeluarkan semua unek-uneknya Kedua teman Celline pun langsung membawa Celline ke UKS. Tanpa melihat Demian dan lainnya.

Erlangga, kakak laki-laki Celline yang melihat Celline yang terluka langsung berlari untuk mengerjar Celline dengan kedua temannya. Sedangkan Demian hanya diam, dia merasa syok dan tidak menyangka atas apa yang dilakukannya kepada Celline.

Aurora yang melihat Demian terdiam setelah kejadian tadi pun langsung menyadarkan Demian dengan suara rengekkan dan tangisannya yang menyebalkan.

"Demian~aku enggak pa-pa kok"

Demian hanya diam dan mengabaikan Celline

...****************...

Di lain tempat, UKS

"Akh, Sakit"

Cell, Lo enggak pa-pa, kepala Lo pusing nggak?"

"Gue enggak pa-pa, cuman kepala gue rasanya agak pusing,"

"Mukanya Lo pucat, kita kerumah sakit ya"

"Enggak usah"

"CELLINE"

Tiba-tiba Celline, tidak sadarkan diri. Dan di saat yang bersamaan tiba-tiba pintu UKS di dobrak, hingga mengeluarkan bunyi yang memekakkan.

Orang itu tidak lain Erlangga dengan masih ngos-ngosan, karena berlari untuk melihat keadaan Celline, dan di melihat Celline yang tidak sadarkan diri.

"CELLINE"

Erlangga langsung mendekat ke tempat tidur yang ditempati Celline dan dengan terburu-buru langsung mengangkat Celline

"kita bawa Celline ke rumah sakit"

Dan di anggukkan oleh kedua teman Celline. Dan mereka langsung menuju ke ke pakir untuk menaiki mobil milik Erlangga untuk membawa Celline di rumah sakit. Hingga tiba di rumah sakit.

Di lain tempat,

Elvano sedang duduk di tempat kasur pasien dengan pakaian yang rapi. dia yang tidak sabar untuk menanti pulang dan akan bertemu dengan Celline karakter antagonis yang merupakan kakaknya sedang duduk di tempat kasur pasien dengan pakaian yang rapi.

Hari ini merupakan kepulangan Elvano dari rumah sakit, setelah merengek kepada orang tuanya. Dan dengan persetujuan dokter akhirnya Elvano dapat keluar dari rumah sakit.

"El sayang, sudah siap?"

"siap"ujar Elvano dengan semangat

Mama Elvano yang melihatnya terkekeh, melihat anaknya yang bersemangat untuk pulang.

"Anak mama, enggak sabar pulang ya"

"iya El, pengen langsung pulang, soalnya El udah kangen sama Abang dan kakak"

"Akhirnya gue udah bisa lihat Tokoh Antagonis, kakak Celline tunggu Erland ya". Batin Elvano.

Namun tiba-tiba papanya El, Erik. memasuki kamar inap Elvano dengan muka yang cemas. dan dia mendekati Istrinya.

Diana yang melihat suaminya pun bertanya

"Ada apa mas?"

"aku dapat kabar dari Erlangga, Celline dia masuk rumah sakit"

"APA"

"Bagaimana bisa mas?"

"Aku enggak tau sayang"

"Se-sekarang mereka ada dimana, mas?" tanya lira tanpa menyadari air matanya membendung.

"Dia ada di rumah sakit ini, sekarang lagi diperiksa"

"Papa~"

"iya sayang"

"kak Celline kenapa, katanya kak Celline masuk rumah sakit ya, ?"tanya Elvano, dengan suara yang murung

"iya sayang, kamu jangan sedih, nanti kak Celline juga ikutan sedih kalau tau adek kesayangannya nangis"

"El, enggak nagis kok" ujar Elvano dengan menahan air matanya untuk keluar.

"Sekarang, kita ke tempat Kak Celline ya?"

"iya papa, tapi gendong ya?"

Erik yang melihatnya pun terkekeh melihat anak bungsunya yang manja dan segera menggendong Elvano dan mengajak istrinya segera untuk ke tempat Celline di rawat. dan tak lupa menelepon asistennya untuk mengurus barang-barang Elvano.

...****************...

Di depan pintu tempat Celline di periksa, terdapat kedua teman Celline yang masih sesenggukan dan Erlangga, setia menunggu Celline. Hingga Elvano dengan papanya datang menghampiri Erlangga dengan kedua teman Celline yang sesenggukan.

"Langga"

Terasa di panggil Erlangga langsung menoleh dan melihat Orang tuanya datang menghampirinya dan dengan seorang bocah yang di gendong oleh papanya yang tidak diketahuinya. Sebelum bertanya.

Tiba-tiba pintu tempat Celline di periksa terbuka.

Erik dan Lira, Erlangga, dan kedua teman Celline segera mendekati dokter.

"Keluarga pasien?"

"kami orang tuanya dok"

"Bagaimana keadaan anak kami dok?

"Kondisi pasien sekarang baik-baik saja, dan pasien sempat terkena demam tinggi. namun sekarang sudah turun, saya mau bertanya di pipi anak anda memerah seperti bekas tamparan. Apa anda tau sesuatu"

"Bekas tamparan, apa maksud dokter?"

Erlangga yang mendengarnya pun merasa tegang, lalu Salah satu teman Celline bernama Karin langsung menyelutuk.

"Demian yang menampar Celline om"

"Erlangga apa, maksudnya ini, kau tahu sesuatu?"

"kalau begitu saya undur diri, kalau ada yang terjadi sesuatu dengan anak bapak, bapak bisa memanggil saya"

"Terimakasih dok"

"terimakasih kembali pak"

Setelah melihat kepergian dokter, Erik dan Diana segera masuk ke kamar inap Celline, dan sebelum masuk.

"Kita bicarakan ini nanti"kata Erik dengan suara tegas.

Dan kemudian masuk, ke kamar inap Celline dan di ikuti oleh kedua teman Celline.dan Erlangga pun langsung masuk.

Di saat membuka pintu Erik dan Diana melihat Celline yang sudah mulai bangun dan Diana sebagai ibu tentunya langsung bergerak cepat menuju ke tempat Celline.

"Sayang, bagaimana kamu bisa begini"

"Aku tidak apa-apa ma"ujar Celline yang menjawab lira dengan senyum lirih.

"Kakak, hiks"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!