Kerlip bintang dan temaram sinar rembulan di ujung langit yang kelam menjadi penerang gelapnya kota ini. Deretan rumah yang berjajar pun dengan sengaja mematikan lampu rumah seolah ingin membuat kesan rumah mereka tak berpenghuni. Tak satupun manusia menjejakkan langkahnya di jalanan ibukota yang sudah seperti kota mati ini. Aneh memang, sebab yang ku tahu biasanya jalanan Ibu kota sudah layaknya kota yang tak pernah tidur, namun seketika semua kehidupan seperti lenyap.
Belakangan beredar kabar tentang munculnya sekte sesat yang mengincar para warga untuk dijadikan pengikutnya. Menurut kabar yang beredar, Tuhan dari sekte tersebut adalah "Maito", sang kudus yang maha kuasa diatas segalanya. Mereka menculik siapapun yang mereka jumpai di malam hari yang kemudian akan mereka cuci otak dan menjadikannya penganut sekte tersebut. Korban yang terperangkap cuci otak sekte tersebut akan seketika menjadi pemuja fanatik yang kabarnya mereka akan suka rela menghibahkan harta bahkan nyawa mereka demi sekte tersebut.
Berdasar laporan dari pihak kerajaan, sudah tercatat kurang lebih 700 orang menghilang tiba - tiba saat malam hari dan mereka tak pernah kembali lagi di pagi harinya. Tentu saja hal tersebut membuat seisi kota resah dan gelisah. Ketakutan melanda Ibu kota kerajaan tak terkecuali, bahkan kabarnya salah satu anggota keluarga pejabat Istana juga dilaporkan hilang.
Keluarga masing - masing korban telah mencoba mencari dimana keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang, namun semua usaha yang mereka lakukan hanya berbuah tak menemukan satu pun petunjuk dimana keberadaan korban. Pihak Istana pun mau tidak mau akhirnya turun tangan mencoba mencari petunjuk atas hilangnya para warga sebelum kekacauan makin membesar dan susah dikendalikan.
Sampai akhirnya seminggu lalu, secara tiba - tiba di siang bolong muncul segerombolan manusia tepat dingah kota. Mengenakan pakaian serba putih, tak kurang dari 50 orang bergerombol ditengah kota, dengan seorang pria bertudung kepala berdiri di tengah - tengah gerombolan tersebut yang nampaknya adalah pimpinannya. Warga yang merasa aneh dengan gerombolan tersebut ketakutan tak berani mendekat, namun semua mata tertuju pada mereka.
Segerombolan manusia tersebut memegang lilin di masing - masing tangan meraka, seraya merapal sejenis doa atau mantra yang tak begitu terdengar jelas. Sementara si tudung kepala melayang di tengah - tengah mereka sambil mengibas - ngibaskan air di wajah para anggota lainnya seolah memberkati mereka. Nampaknya pria tersebut memiliki skill melayang atau terbang sehingga membuatnya bisa mengapung di udara tanpa menjejakkan kakinya dipermukaan tanah.
Aku Laksamana Sanju, Anggota Militer Kerajaan Aster dibawah kepemimpinan Jendral Ichisan, mendapat tugas langsung dari Jendral atas titah yang mulia Raja Julius, untuk mencari tahu dan menuntaskan kasus hilangnya para warga.
Siang itu saat aku berkeliling melakukan patroli, tanpa sengaja aku menemukan gerombolan tersebut. Karena tampak mencurigakan sebenarnya kami ingin langsung mengamankan orang - orang tersebut, namun aku dibuat cukup penasaran dengan mereka sehingga aku memberikan aba - aba pada para anggota patroli agar tidak langsung meringkus mereka. Aku ingin memastikan dahulu siapa dan apa yang sedang mereka lakukan.
kami memperhatikan mereka dari jarak kurang lebih 20 meter, suara lantunan matra dan aroma dupa membuatku sedikit mual dan pusing. Tidak hanya aku, bahkan prajurit lain pun nampaknya juga merasakan hal yang sama, beberapa dari mereka bahkan muntah - muntah dan herannya anggota gerombolan berbaju putih tersebut seolah tak terganggu sedikitpun.
Ada satu hal yang kemudian menarik perhatianku. Dari kejauhan ku perhatikan seorang gadis dengan gaun putihnya terlihat mengulurkan tangannya ke arah pria bertudung kepala yang kemudian disambut uluran tangan sang pemimpin tersebut. Pria tersebut menarik gadis itu ikut melayang bersamanya, dan kemudian sejurus kemudia mereka melayang - layang di udara berputar - putar seolah menari di udara.
Namun tak lama kemudian seorang wanita tua dengan suara tangis yang meraung berlari berhambur kearah kerumunan mencoba menuju kearah kedua orang yang sedang melayang tersebut. Namun kerumunan manusia itu tak mengizinkan wanita tua tersebut menerobos masuk yang semakin membuatnya menangis sekencang - kencangnya.
" ANAKKU, KEMBALIKAN ANAKKU!!! "
Jerit wanita tua tersebut dalam tangisnya sembari menunjuk ke arah gadis yang sedang melayang bersama pria bertudung kepala.
Sontak kejadian tersebut membuat warga panik, kami pun segera beranjak hendak meringkus orang - orang tersebut.
Namun tiba - tiba pria bertudung kepala bersuara dengan keranya memecah kericuhan yang membuat seketika semua orang diam. Suaranya keras, berat, dan serak seperti ada seseorang yang sedang mencekik lehernya saat dia berbicara.
"JANGAN ADA SEORANG PUN MENCOBA MENDEKAT, ATAU KU PISAHKAN KEPALA GADIS INI DARI TUBUHNYA!!"
Semua orang terdiam kecuali wanita tua tersebut yang justru menangis semakin menjadi - jadi. Kami pun tak mau gegabah bertindak yang justru bisa saja membuat gadis tersebut celaka. Dan kemudian pria tersebut kembali menggelagarkan suaranya.
"KAMI ADALAH WAKIL DEWA, KAMI LAH PEMBERI SELAMAT. MEREKA YANG TELAH BERGABUNG DENGAN KAMI ADALAH YANG TERPILIH PENGHUNI SURGA YANG TELAH TERBEBAS DARI PENDERITAAN." Tutur pria bertudung.
"KAMI ADALAH AGAMA ILAHI, SANG PEMBAWA KEBENARAN. MULAI SEKARANG JUGA, KAMI AKAN MEMUSNAHKAN KERAJAAN ASTER DAN MEMBERSIHKANNYA DARI PARA PENDOSA!!"
Bersamaan dengan gelegar suara pria tersebut, rapalan doa para pengikutnya pun seolah semakin riuh dan memekakkan telinga, hal ini tak dapat dibiarkan, ini sudah terlalu aneh.
Namun saat kami hendak menangkap mereka, bagaikan sihir gerombolan itu menghilang setelah asap menutupi mereka. Kami terlambat. Mereka telah kabur, dan kemudian yang tersisa hanyalah wanita tua yang suara tangisnya seolah tak mau berhenti.
Sial
Kami terlambat bergerak, kami melewatkan sebuah petunjuk penting yang mungkin saja akan membawa penyelesaian dari semua masalah yang belakangan terjadi.
Aku menghampiri wanita tua yang kini sudah dikerumuni banyak orang. Masih dalam tangisnya, wanita tersebut menjelaskan bahwa gadis ynag tadi bersama pria bertudung itu adalah anaknya. Ia sangat yakin bahwa itu adalah anak perempuannya yang sudah menghilang dari rumah sejak 2 minggu yang lalu. Anak perempuannya itu bekerja di salah satu rumah makan, terkahir kali wanita tersebut bertemu anaknya adalah 2 minggu lalu saat pagi hari gadis itu pamit berangkat kerja seperti hari - hari biasanya yang kemudian akan kembali pulang di malam hari setelah mereka selesai membersihkan rumah makan, namun anaknya tak pernah kembali lagi setelah hari itu.
Berhari - hari wanita tersebut mencarinya, dan akhirnya ia menemukan anaknya hari ini. Namun wanita tersebut mengatakan bahwa anaknya seolah tak mendengar saat tadi ia memanggilnya, bahkan tatapan matanya seperti kosong dan seperti tak mengenali dirinya ibu kandung yang sudah 17 tahun bersamanya setiap hari. Kami lantas membawa wanita tua itu ke Istana, meminta tolong kepadanya untuk menjelaskan kejadian aneh yang kami alami hari ini.
Setelah bertemu dengan Jendral Ichisan dan menjelaskan segala yang telah kami dapatkan hari ini, kami mengantar wanita tua tersebut pulang ke kediamannya, sembari diperjalanan kami menjelaskan padanya agar tenang dan menyerahkan semua masalah ini pada kami yang akan segenap tenaga berusaha menyelesaikan masalah ini dan membawa anak perempuannya kembali kepadanya.
Kami kemudian pamit pergi setelah semua urusan kami selesai dengan wanita tua tersebut. Dan tujuan kami selanjutnya adalah menemui seorang tabib kenalan Jendral Ichisan. Setelah mendengar penjelasan kami, Jendral memberiku perintah untuk menemui seorang tabib kenalannya dan menceritakan semua persis seperti yang ku ceritakan sebelumnya kepada jendral Ichisan. Seorang tabib di wilayah Provinsi Kabuki yang menjadi tabib negara di wilayah penjara khusus manusia pemilik skill dewa.
Skill dewa sendiri adalah bakat alami yang dibawa oleh seseorang sejak lahir. Tak semua manusia memiliki bakat ini, maka dari itu di dunia ini bakat tersebut dinamai Skill Dewa, sebuah kemampuan khusus yang diberikan oleh Dewa kepada manusia - manusia terpilih. Ada banyak jenis Skill Dewa di Dunia ini, seperti Skill mengendalikan air, Skill menumbuhkan tanaman, Skill penyembuh, dan banyak lagi lainnya.
Untuk mengendalikan manusia yang memiliki Skill Dewa, pihak Kerajaan Aster memiliki regulasi bahwa setiap pemilik Skill Dewa wajib mendaftarkan dirinya dan kemampuannya kepada Kerajaan. Tujuan dari Kerajaan Aster adalah untuk mengkoordinir, melindungi, memberi kehidupan yang layak, dan memberdayakan para pemilik Skill Dewa agar mereka tidak ditindas di masyarakat.
Hal tersebut dilakukan karena tak jarang pemilik Skill Dewa justru dikucilkan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena kecemburuan dan diskriminasi oleh masyarakat. Mereka dianggap "keanehan" sebab mereka memiliki berkah yang tidak dimiliki orang lain yang membuat orang lain merasa hidup ini tak adil dan menganggap mereka adalah ancaman yang berbahaya. Sehingga demi keamanan bersama, Kerajaan Aster mengumpulkan mereka, mendata, dan memberikan jaminan kepada warga bahwa pemilik skill yang sudah terdaftar aman untuk bisa hidup berdampingan dengan mereka.
Sementara aku, sang Dewa telah memberikan kepadaku kemampuan khusus, kemampuan yang kumiliki adalah Skill Dewa Daya Hidup. Jika mungkin ku jelaskan secara singkat, yang membedakanku dengan manusia lain adalah aku memiliki stamina, kekuatan otot, kekuatan tulang, ketahanan organ - organ tubuh, dan antibodi yang jauh lebih kuat dari manusia lain.
Awalnya orang tuaku mengira bahwa aku adalah anak yang tidak memiliki Skill Dewa, namun sesuatu terjadi padaku saat aku berusia kurang lebih 8 tahun. Saat itu terjadi gempa yang merubuhkan bagunan kelasku, entah apa yang terjadi waktu itu, saat bagunan kelasku mulai bergetar hebat dan nampak akan runtuh, aku meminta semua teman - teman di kelasku untuk berlindung dibawah meja panjang, yang mampu melindungi 8 orang temanku, setelah mereka semua masuk dibawah meja, bebapa detik kemudian lantas bagunan mulai runtuh. Dalam sekejab mata tiba - tiba aku naik ke atas meja tersebut dan menahan semua runtuhan bagunan yang berjatuhan diatasku, dan akhirnya aku beserta 8 rekanku selamat dalam musibah tersebut.
Petugas yang datang mengevakuasi kami kemudian datang beberapa jam kemudian setelah musibah itu terjadi, dan menemukan 8 orang anak selamat berlindung dibawah meja yang dilindungi seorang anak laki - laki yang menahan semua reruntuhan diatas badannya dengan selamat, dan ya, anak tersebut adalah aku.
Dan setelah kejadian tersebut aku dan 8 temanku dibawa ke Istana untuk dilakukan penelitian apakah sebenarnya kami memikiki Skill Dewa atau tidak. Dan akhirnya setelah serangkaian tes panjang berhari - hari, disimpulkan bahwa aku memiliki Skill Dewa yaitu Daya Hidup, dimana dengan atribut yang dimiliki tubuhku yang memiliki ketahanan jauh lebih kuat dari manusia lain, kemampuan bertahan hidupku pun jauh meningkat dibanding manusia lain. Dan kemudian aku menghabiskan waktu dan sekolahku di akademi Kerajaan Aster sebagai Prajurit Kerajaan Aster hingga saat ini.
Cerita sang Wanita tua tadi terus terang membuatku cukup penasaran, ditambah Agama Ilahi, sekte sesat yang nampaknya memiliki pengguna Skill Dewa di dalamnya yang tentunya akan sangat membahayakan apabila terus dibiarkan. Namun setidaknya ada sedikit titik terang dari serangkaian kejadian orang hilang yang menghebohkan kerajaan akhir - akhir ini, gadis anak Wanita Tua yang ditemukan di antara mereka membuatku menarik kesimpulan bahwa bisa saja merekalah dalang dari semua masalah ini.
Selanjutnya yang harus kulakukan adalah menemui Tabib Kerajaan sesuai perintah Jendral Ichisan. Apa dan siapa sebenarnya Tabib tersebut? Mengapa Jendral Ichisan begitu mempercayakan masalah ini kepadanya? akan segera kutemui dan kupastikan segala pertanyaan yang ada dalam kepalaku.
Perjalanan ke Provinsi Kabuki sebenarnya tak terlalu jauh. Bila memakai kereta kuda barangkali hanya butuh waktu sehari semalam perjalanan, tapi karena Provinsi tersebut merupakan daerah dimana terdapat penjara khusus pengguna Skill Dewa yang melakukan kejahatan, tak ada warga yang bersedia untuk bermukim di provinsi tersebut, sehingga akses jalan menuju ke wilayah tersebut masih belum maksimal.
Perjalanan kali ini aku bersama 3 orang rekan. 1 orang bertugas menjadi pengendali kereta, prajurit Takeshi utusan dari penjara kerajaan, seorang lagi adalah rekan di resimenku, Kiba, yang ku ajak untuk menemaniku menemui Tabib Kerajaan, Oda Kishimito.
Sesuai perintah dari Jendral Ichisan, perjalananku kali ini bertujuan untuk menemuinya, dan menyampaikan pesan untuk mengatasi masalah pemberantasan sekte sesat serta hilangnya ratusan orang selama beberapa minggu terakhir.
Akhirnya kami sampai di Provinsi Kabuki setelah 2 hari perjalanan menggunakan kereta kuda. Sesampainya di Provinsi kami langsung menemui Adipati penguasa wilayah ini untuk menyampaikan amanah yang diberikan Jendral Ichisan untuk menemui Tabib Oda Kishimoto di Penjara Yoru, tempat dimana semua pengguna Skill Dewa yang bermasalah ditahan. Rata - rata dari pengguna Skill Dewa ini akhirnya masuk ke penjara ini disebabkan karena mereka menyalah gunakan kemampuannya untuk. Melakukan tindakan kejahatan atau tindakan pemberontakan yang menentang kontrak mereka dengan kerajaan.
Tertulis jelas dalam kontrak yang dilakukan oleh pengguna Skill Dewa bahwa mereka diperbolehkan menggunakan kemampuan mereka untuk kepentingan kerajaan dan dilarang menggunakannya untuk kepentingan pribadi apalagi kejahatan. Sebagai imbalan atas kepatuhan kontrak, pihak kerajaan akan memberikan jaminan keamanan terhadap pengguna Skill Dewa beserta keluarga mereka, serta memberikan imbalan materi yang layak untuk mereka menjalani kehidupan sehari - hari.
Namun, beberapa dari mereka melakukan pelanggaran terhadap kontrak dengan menggunakan kemampuan mereka untuk tindakan kriminal, bahkan beberapa terlibat dalam kasus pemberontakan kepada Kerajaan Aster. Sehingga si Penjara Yoru Ini, penjara dengan para penjaga yang juga memiliki kemampuan Skill Dewa, ditahan untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatan mereka.
Sebenarnya setelah menandatangani kontrak yang sudah dibubuhkan Skill Dewa pengikat di dalamnya, para pengguna Skill Dewa secara otomatis akan terikat dengan kontrak tersebut. Sebab dalam perjanjian tersebut terdapat poin dimana Kerajaan dengan Raja Julius sebagai pihak pertama, dapat menghilangkan nyawa para pemilik Skill Dewa yang terbukti melanggar dan telah dilakukan persidangan atas dirinya. Jadi kurang lebih kontrak tersebut merupakan kontrak hidup yang harus dipatuhi oleh para pengguna Skill Dewa tanpa bisa dilawan.
Penjara Yoru sendiri merupakan bagian dari kekuasaan pemerintahan Kerajaan Aster yang memiliki Otonomi atas diri mereka sendiri. Penjara ini masih menerima suplai dari kerajaan, namun mereka menjalankan regulasi dan operasional secara mandiri. Sebenarnya aku masih belum terlalu mengerti mengapa demikian, mungkin alasan mereka melakukan otonomi adalah untuk kemajuan penjara tersebut sendiri.
Tak lama kami tiba di penjara tersebut. Tembok setinggi 6 meter menjulang mengelilingi penjara tersebut. Kabarnya tembok ini dilapisi penghalang khusus yang dapat menghalangi para pengguna Skill Dewa untuk bisa menggunakan kemampuannya, sehingga akan membuat para tahanan super tersebut kesulitan untuk kabur dari tempat ini. Kesan gelap terpancar kuat seketika melihat lingkungan sekitar. Kami pun berjalan menuju penjaga dan menunjukkan surat perintah dari Jendral Ichisan.
Takeshi berjalan lebih dahulu kearah para penjaga. Tampak kemudian ia seperti berbincang dengan mereka mencoba menjelaskan apa yang ingin kami lakukan. Kami pun mengekor setelah Takeshi memberi isyarat untuk mendekat.
Seorang pria berseragam penjaga berdiri disebuah bilik tepat didepan gerbang, tampaknya pria ini yang Takeshi ajak bicara. Wajahnya tampak dingin dengan kepala botaknya, garis wajah tegas tersirat dengan jenggot lebat tumbuh di sepanjang rahangnya yang kotak. Ia menerima surat yang kami berikan tanpa banyak bicara. Kesan yang cukup ketus kami terima dari orang tersebut. Belum lagi beberapa orang penjaga dengan wajah dan perawakan yang kurang lebih mirip dengan penjaga sebelumnya, berdiri tegap memegang tombak dan pedang berjaga didepan gerbang masuk penjara. Siapapun pasti akan berpikir kembali untuk mencoba masuk kemari melihat para penjaga ini.
"TUNGGU DISINI" Ucap penjaga dengan tegasnya setelah membaca surat perintah yang kami berikan. Tak ada kata lagi yang terucap dari mulutnya. Sekilas aku melirik kearah Takeshi dan kiba yang ikut bersamaku, memastikan apa yang selanjutnya harus kami lakukan.
"MOHON TUNGGU SEBENTAR, MEREKA PERLU MELAPOR TERLEBIH DAHULU KEPADA PIMPINAN PENJARA." kata Takeshi menjelaskan yang sedang terjadi.
Aku dan Kiba kemudian saling memandang dan mengangguk memutuskan menunggu mereka mengizinkan kami masuk dan bertemu tabib Oda Kishimoto.
Kami pun tak berani melakukan hal yang kurang sopan disini, selain para penjaga juga merupakan pengguna Skill Dewa, juga tersiar kabar di Kerajaan Ini bahwa disini terdapat monster yang dapat melahap habis siapapun termasuk pengguna Skill Dewa hanya dengan sekali saja mendengar suaranya. Terdengar seperti cerita untuk menakut - nakuti anak kecil, namun mengingat betapa menakutkannya reputasi Penjara Yoru, tak ada salahnya kami menaati apapun peraturan disini demi keselamatan kami sendiri.
"KKKKRRRREEEEEUUUUUUUTTTDDDHHHH... "
"GLUUUDDDAGGGGKKKK"
Tak lama kemudian pintu gerbang setinggi 3 meter pun terbuka. tampak cahaya silau terpancar dari arah dalam penjara.
"SILAHKAN MASUK, TUAN ODA TELAH MENGIJINKAN KALIAN MASUK" Ujar penjaga gerbang yang telah kembali.
Kami pun segera masuk kedalam untuk menemui Tabib tersebut. Sambil berjalan masuk melewati gerbang setinggi 3 meter yang dijaga lebih dari 10 orang tersebut, aku sedikit berfikir perkataan penjaga gerbang tadi. Ia menyebutkan bahwa Tuan Oda telah mengizinkan kami masuk menemuinya, tapi bukankah sebelumnya Takeshi menjelaskan bahwa surat perintah yang kami berikan sebelumnya akan ditunjukkan kepada pimpinan penjara? jangan - jangan....
Aku pun cukup penasaran dengan siapa sebenarnya Oda Kishimoto. Siapa sebanarnya orang tersebut sampai Jendral Ichisan mempercayakan mengatasi masalah Orang hilang dan sekte sesat pada seorang tabib. Bukankah kemampuan seorang tabib biasanya adalah menyembuhkan penyakit? Tapi mengapa Jendral menyerahkan masa depan Kerajaan Aster kepadanya? Aku harus memastikannya nanti, barangkali Takeshi tahu sesuatu tentang tabib Oda Kishimoto.
Belum sempat aku bertanya kepada Takeshi, kami sudah tiba di depan sebuah lapangan besar ditengah penjara. Sebuah lapangan yang besar sekali, dengan pagar besi mengelilinginya, dan juga lampu sorot yang sengaja diarahkan ke tengah, serta ratusan orang berbaju hitam yang tampak "tidak waras".
Tunggu, dimana kami sebenarnya? Dibanding penjara, tempat ini lebih mirip dengan rumah sakit jiwa. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Nalarku mencoba meraba mencari jawaban yang paling logis di kepalaku.
" SEMUANYA, KITA KEDATANGAN TAMU HARI INI, SAMBUT MEREKA DENGAN MERIAH..." ucap seorang pria yang kami tak tau dari mana asalnya.
"HAUUUHHHGGGGGGHHHHHHH"
Seketika tanah lapang berisi ratusan orang tersebut jadi riuh dengan raungan suara mereka. bila kudengar kembali dengan teliti, suara ini lebih mirip erangan bercampur tangisan daripada riuh sambutan.
Kami berjalan mengikuti penjaga penjara sembari melihat sekitar. Kami melihat Ratusan orang yang bergerombol ditengah lapangan yang tampak hilang akal meraung - raung menangis entah apa sebabnya. Kiba menatapku dengan pandangan yang tak kalah penasaran. Lalu tak lama kemudian kami telah berada di depan seorang pria kurus tinggi berbaju putih yang menatap kami dengan ceria.
"INI MEREKA TUAN, SAYA TELAH MEMBAWA MEREKA KEHADAPAN ANDA, IZINKAN SAYA KEMBALI KE TEMPAT SAYA TUAN ODA." ucap penjaga penjara sambil membungkuk menghadap pria tersebut. Dan kemudian pria tersebut menjawab dengan senyum lebar diwajahnya.
"OHOOOO, TERIMAKASIH, KERJA BAGUS TEMAN, KAU BOLEH KEMBALI." ucapnya serasa tersenyum gembira.
Melihat senyum di wajahnya, entah mengapa rasanya aku bergidik. Bulu kuduk ku seketika merinding merasakan dinginnya angin yg baru saja berhembus. Senyum di wajahnya seolah menyiratkan pesan tentang sesuatu yg kurang baik akan segera kami alami setelah ini.
Jadi pria ini Oda Kishimoto, sekilas perawakannya biasa saja, tak jauh beda dengan penampilan para tabib lain di Istana. Badannya kurus, rambutnya ikal sebahu, kulitnya pun tampak bersih, namun ia tampak lemah sekali kurasa. Barangkali menjadi tabib membuatnya tak pernah melatih fisiknya, sehingga ia terkesan kurang kuat secara fisik. Namun aku merasakan sesuatu yang aneh dari orang ini, tapi entah apa.
"KALAU BEGITU, SEKARANG SAATNYA KITA BERMAIN BERSAMA TAMU KITA. AYO BERMAIN.. " lanjutnya memberi instruksi pada kerumunan di tengah lapangan.
Apa yang baru saja orang tersebut katakan? bermain? Siapa yang ia ajak bermain?
Belum sempat kuteruskan berfikir, kurasakan hal aneh terjadi. Mengapa orang - orang ini seperti menuju kearah kami?
Tatap mata mereka tertuju ke arah kami, mereka seperti terarahkan kepada kami setelah mendengar perkataan pria berbaju putih itu. Kami pun perlahan mundur mencoba menjauhi kerumunan, namun tak ada jalan mundur karena dibelakang kami pun telah banyak berkerumun manusia yang makin menyudutkan kami.
"APA - APAAN INI, KENAPA MEREKA SEPERTI HENDAK MENYERANG KITA SANJU" kata Kiba yang tanpa kusadari telah menggunakan mode Skill Dewanya.
Skill Dewa Kiba adalah Lone Wolf. Saat ia menggunakan kemampuannya, maka Kiba akan berubah menjadi manusia serigala. Wujudnya tetap manusia, namun wajahnya seketika akan berubah layaknya serigala dengan taring panjang dan juga cakar tajam yang siap merobek apapun yang diinginkannya. Selain fisik yang meningkat drastis, kepribadian Kiba pun akan mendadak jadi layaknya hewan buas saat menggunakan mode Lone Wolf miliknya.
"KIBA, TENANG, TENANGKAN DULU DIRIMU DAN JANGAN GEGABAH, JANGAN SAMPAI KITA JUSTRU MELUKAI MEREKA!" kataku mencoba menenangkan Kiba yang mulai kehilangan akal sehatnya.
Kiba sendiri adalah prajurit yang memiliki daya serang terkuat di resimenku. Alasan kami sering berpartner adalah karena Skill Dewa miliknya yaitu Daya Hidup. Berkali - kali dalam misi aku justru babak belur sendiri ketika harus menenagkan Kiba saat ia terpaksa menggunakan mode Lone Wolfnya. Hanya aku dengan Skill Dewaku saja yang mampu bertahan hidup setelah menghadapi Lone Wolf yang lepas kendali.
"TENANG DARIMANA! KAU PIKIR SIAPA MEREKA INI! MEREKA SEMUA INI ADALAH PENGGUNA SKILL DEWA, APA KAU MAU KITA MATI KONYOL DISINI!" ucap Kiba yang nafasnya terasa makin ngos - ngosan dan tak beraturan.
Aku harus menenangkan Kiba, aku tak mau akhirnya kami justru menyakiti orang - orang ini. Aku harus tetap tenang.
"TENANG DULU KIBA, LIHAT, MEREKA TAK MENGGUNAKAN SKILL DEWA MEREKA, MEREKA TAMPAK SEPERTI ORANG YANG SEDANG DIKENDALIKAN. JANGAN KAU SAKITI MEREKA." kataku sambil mencoba menepis manusia - manusia yang makin medekat dan berusaha menggapai kami.
"LALU KITA HARUS BAGAIMANA! MEREKA MAKIN MENDEKAT!!" ucap Kiba sambil berteriak.
Dan benar sekali yang Kiba ucapkan, tanpa terasa kami sudah terpojok di tengah - tengah manusia ini. Dan baru kusadari, dimana Takeshi? Kenapa tinggal aku dan Kiba saja yang dikerumuni orang - orang ini? Sejak kapan Takeshi pergi? Sial, kami makin terpojok.
Aku dan Kiba makin panik dan tak bisa berbuat apa - apa menghadapi orang sebanyak ini. Kami hanya bisa menepis mereka yang makin lama terasa tak hanya ingin menggapai, namun lebih tepatnya mereka mulai menyerang dan ingin menjatuhkan kami. tak satupun ide muncul di kepalaku disituasi seperti ini, dan nampaknya pun Kiba sudah terkepung dengan manusia - manusia yang sudah mulai bertumpuk diatasnya.
WHHUUUUUUTT
Seketika gelap. Seseorang menutup kepalaku dengan sesuatu, ada apa ini?
Apa yang sebenarnya terjadi disini? Kami sedang bertahan dari kepungan orang - orang ini, tapi mengapa justru mereka menutupi kepalaku.
BHUUGHHHHHHGGGG....
Dan perlahan kesadaranku hilang setelah sesuatu dihantamkan di belakang kepalaku, gelap.
Kesadaranku kembali perlahan. Mata yang terpejam ini sedikit demi sesikit kubuka meski rasanya pening masih terasa di kepalaku. Bau ruangan pengap menyelimuti seluruh indera penciumku. Sepanjang mataku memandang, yang kulihat disekitarku hanyalah sebuah tempat gelap yang hanya diterangi 2 buah obor di sudut ruangan sebagai sumber pencahayaan. Bisa kulihat di dekat pintu seorang penjaga berdiri memakai zirah besi, lengkap dengan sebilah pedang tertambat dalam sarungnya di pinggangnya. Samar - samar ku lihat ia melirik kearahku yang mendapatkan kembali kesadaranku, yang kemudian ia pergi keluar meninggalkanku sendiri di ruangan ini.
Ku coba mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya padaku, yang membuatku akhirnya meringkuk di atas sebuah kursi dengan tangan diikat kebelakang. Sejauh yang bisa ku ingat, aku dan Kiba diserang ratusan manusia pengguna Skill Dewa yang menjadi aneh sebelumnya, kepalaku dihantam benda keras, dan ya, Oda Kishimoto lah yang menyebabkan kami diserang ratusan orang itu.
Tapi dimana Kiba? Aku tak dapat menemukannya di manapun di ruangan ini. Dalam hatiku bertanya - tanya mengapa mereka memperlakukanku seperti ini. Seingatku Kiba masih dalam mode Lone Wolf sebelumnya.
"INI TIDAK BISA DIBIARKAN. KIBA BISA MENGAMUK MENGHANCURKAN SEMUA YANG ADA DISINI BILA TIDAK DITENANGKAN. AKU HARUS PERGI DARI SINI." kataku sambil mencoba bangkit dari kursi ini.
Namun ternyata kakiku pun juga terikat di kursi ini, sehingga membuatku susah bergerak. Setelah kuperiksa, mereka mengikatku dengan sebuah rantai besi besar yang nampaknya sulit untuk dihancurkan. Tapi kurasa aku mampu menghancurkan rantai ini bila aku memakai Skill Dewaku.
Aku bisa memilih untuk memusatkan Skill Dewaku untuk digunakan pada bagian tubuh tertentu saja. Sebagai hasilnya, bagian tubuh yang kupilih tersebut akan mengalami kenaikan kekuatan secara signifikan. Aku bisa menghindari dan tidak mempan tertusuk pedang, tertembak senapan, ataupun jatuh dengan kerusakan fatal saat aku memusatkan kemampuanku untuk melindungi bagian-bagian tertentu.
Akan kucoba memusatkan kemampuanku di lengan dan kakiku untuk menghancurkan rantai besi ini.
"BAIKLAH, AKAN KUCOBA MENGHANCURKAN RANTAI INI SUPAYA AKU BISA PERGI DARI TEMPAT INI."
Dan
HYYAAAAHHHH....
(Rantai tak bergeming sama sekali di percobaan pertamaku ini, lalu..)
HHHYYYYYAAAAHHHHHHH....
(dan tak ada apapun terjadi kemudian)
Apa-apaan ini, keras sekali rantai ini sampai tak bisa kuhancurkan walau aku menggunakan Skill Dewaku. Panik pun mulai sedikit merasuk dalam kepalaku. Kemudian ku coba lagi memusatkan kemampuanku dengan sekuat tenaga, dan..
HHHYYYYYYYAAAAAAAHHHHHHHHGGGG
(rantai masih utuh tak terjadi apa - apa)
"KENAPA INI?"
"APA-APAAN RANTAI INI BISA SEKUAT INI!"
"SIAPAPUN DISANA, LEPASKAN AKU!! KENAPA KALIAN MENGIKATKU BEGINI!" teriakku lantang mencoba mencari siapapun diluar sana agar melepaskan ikatanku.
Aku heran mengapa rantai ini bisa sekuat ini. Rantai jangkar kapal seukuran betis orang dewasa pun bisa kuhancurkan dengan tangan kosong saat menggunakan Daya Hidupku, tapi kenapa rantai yang tak lebih besar dari jari telunjukkku ini tak bisa ku hancurkan.
Aku kembali berteriak mencoba mencari bantuan dari siapapun di luar sana yang mungkin bisa menolongku. Namun teriakanku berakhir hanya seperti gonggongan anjing kelaparan yang tak dihiraukan siapapun.
Dalam situasi begini aku tetap harus berfikir dengan kepala dingin. Aku tak boleh panik, aku harus memikirkan bagaimana cara agar aku bisa keluar dari sini. Namun tak lama kamudian beberapa orang masuk ke ruangan ini, dan aku mengenal siapa mereka.
Samar - samar wajah mereka terlihat di temaramnya cahaya ruangan ini. Mereka adalah Takeshi, Oda, dan penjaga ruangan yang telah kembali. Sepertinya penjaga itu pergi memanggil Oda dan Takeshi saat aku mulai mendapatkan kesadaranku kembali. Perlahan mereka berdua berjalan mendekatiku.
Aku bisa melihat wajah Oda Kishimoto masih tersenyum seperti sebelumnya. Aku lebih tertarik untuk melihat apa yang akan Takeshi lakukan. Seingatku saat sebelumnya aku dan Kiba diserang, Takeshi sudah tak lagi bersama kami. Padahal jelas sekali kami masuk ke penjara ini bersamaan, tapi kemana Takeshi saat kami terpojokkan tadi? Dan Sesaat kemudian mereka telah berdiri tepat di depanku saat aku meronta mencoba melepaskan ikatan tangan dan kakiku.
"KAU TAK PERLU MENCOBA TERLALU KERAS. SKILL DEWAMU TAK BISA DIGUNAKAN DISINI." kata Oda memecah keheningan.
Aku tau itu hanya gertakan yang sengaja dilakukannya agar aku tidak melakukan perlawanan. Tapi mana mungkin aku percaya dengan perkataan konyol macam itu, selama ini tak pernah sekalipun Skill Dewa tak bisa ku gunakan.
"LEPASKAN AKU! APA-APAAN KAU MELAKUKAN INI PADAKU. YANG KALIAN LAKUKAN PADAKU INI BISA KUSEBUT MENGHALANGI TUGAS NEGARA, DAN ITU BERARTI KALIAN MELAWAN KERAJAAN." jawabku tegas.
Namun mereka berdua tak bergeming. Mereka tetap membiarkan ikatanku begini adanya.
"TENANGLAH SANJU, TENANG. ODA TAK AKAN MENCELAKAIMU ATAUPUN KIBA, TENANGLAH" ucap Takeshi mencoba menenangkanku. wajahnya terlihat tenang walau sesekali ia masih melirik kearah rantai yang mengikatku.
"TAKESHI, DARI MANA SAJA KAU? KENAPA MEREKA MENGIKATKU?" cercaku kearah Takeshi.
"DAN DIMANA KIBA? APA YANG MEREKA LAKUKAN PADANYA? APA DISINI KAU BERSEKONGKOL DENGAN ORANG - ORANG INI? JAWAB AKU TAKESHI!" ujarku lagi.
Situasi saat itu terasa cukup tegang diantara kami bertiga, udara yang pengap rasanya semakin berat untuk ku hirup. Aku yang merasa tidak dalam situasi yang aman, rasanya normal bila aku begitu waspada pada mereka berdua, terlebih pada Oda Kishimoto.
Pria itu hanya berdiri dan tersenyum didepanku tanpa sepatah katapun. Dari raut wajahnya yang terlihat, dia tampak sangat menikmati dengan yang terjadi padaku sekarang. Takeshi yang berdiri disampingnya pun berwajah begitu tenang. Maka dari itu, wajar bila aku berpikir bahwa ia telah bersekongkol dengan orang - orang ini melakukan ini pada kami.
" APA KAU TAK BISA DENGAR APA KATAKU SANJU, TENANGLAH. KIBA ADA DI RUANGAN LAIN, DAN DIA AMAN." kata Takeshi yang berbicara dengan tatapan tenang kearahku.
"TEMANMU SEDANG ISTIRAHAT SAJA SETELAH KELELAHAN MENGAMUK. TAPI KUPASTIKAN DIA DALAM KEADAAN AMAN SEPENUHNYA" lanjut Oda dengan senyuman di wajahnya.
"ODA KISHIMOTO, APA YANG SEBENARNYA SEDANG KAU LAKUKAN, CEPAT LEPASKAN KAMI!" amarahku sedikit terpancing melihat pria itu terus menerus memasang senyum aneh sejak awal kami datang ketempat ini.
"KAU TAK BERNIAT MACAM-MACAM DENGAN KAMI BUKAN? KURASA KAU TAK AKAN SECEROBOH ITU BERANI MELAWAN PERINTAH JENDRAL" ucapku berusaha mengintimidasinya.
"HAHAHAHAHAHA, KURASA KELINCI INI BELUM SADAR POSISINYA" jawab Oda yang justru tertawa mendengar ucapanku sebelumnya. Sesaat kemudian ia sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya kerahaku. Reflek aku sedikit memundurkan wajahku kebelakang menjauhinya.
"BAIKLAH TUAN, SEKARANG COBA KAU LEPASKAN RANTAI YANG MENGIKATMU, ITU HANYA RANTAI BIASA, TAK ADA SESUATU TRIK PUN DIDALAMNYA. BILA KAU BISA MELEPASKANNYA, AKAN KUBEBASKAN KALIAN BERDUA" ucap Oda.
Tapi tak ada apapun yang berubah, aku tetap tak bisa melepaskan diri dari jeratan rantai ini. Aku tak percaya bahwa ini hanya rantai biasa tanpa trik didalamnya. Tak mungkin rantai biasa bisa menahan Skill Dewa milikku. Aku nasih mencoba untuk melepaskan diri, dan Oda hanya melihat ku saja sambil menahan tawa diwajahnya.
"APA KAU BERFIKIR MENGAPA KAU TAK BISA LEPAS DARI RANTAI ITU?"
"KAU KIRA AKU TELAH MEMASANG SUATU TRIK DIDALAMNYA" kata Oda sembari berputar - putar disekelilingku.
"SUDAHLAH, TENANG DAN DENGARKAN SAJA APA KATAKU. LAGI PULA AKU SUDAH CUKUP BOSAN HAMPIR 5 JAM MENUNGGU KALIAN SADAR KEMBALI, KALIAN MENGHABISKAN WAKTUKU DASAR ORANG - ORANG MALAS. BUKAN RANTAINYA YANG SALAH, TAPI SKILL KALIAN YANG KU HILANGKAN SEMENTARA." lanjutnya.
Aku sedikit terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan Oda, menghilangkan skill kami dia bilang? Mana mungkin bisa terjadi hal semacam itu. Lagi pula, apa mungkin Skill Dewa bisa dihilangkan sementara.
"JANGAN BANYAK MEMBUAL DAN CEPAT LEPASKAN AKU!" tegasku.
"AKU BISA MEMBAWAMU KE PENGADILAN ATAS YANG KAU LAKUKAN PADA KAMI SEKARANG!" lanjutku lagi.
Tapi rantai ini benar - benar tak bisa dilepaskan. Aku coba lagi untuk lepas dari rantai ini, dan lagi - lagi tak berhasil. Apakah benar ia menghilangkan Skillku?
"BAIKLAH KALAU KAU MASIH TIDAK PERCAYA, AKAN KUPERLIHATKAN PADAMU SESUATU" jawab Oda dengan wajah yang kali ini tampak serius, lalu sesuatu terjadi kemudian.
Secara tiba - tiba rasanya semua menjadi gelap. Perasaan ini mirip seperti yang kurasakan sebelum aku kehilangan kesadaran. Jika sebelumnya kepalaku ditutup sehingga aku tak bisa melihat apa - apa, kali ini berbeda, aku bisa melihat apa yang terjadi di sekelilingku.
Oda Kishimoto, pria yang kabarnya hanya seorang tabib penjara biasa, secara tiba - tiba mengeluarkan aura yang aneh. Aura yang dihasilkannya ini langsung menekan mentalku. Walau masih dalam wujud orang yang sama, aura yang dimunculkan Oda seperti memunculkan sosok bayangan besar dan hitam yang membuat nafasku seolah tercekat ditenggorokanku. Seketika udara seperti begitu sesak untuk dihirup, tekanan gravitasi pun rasanya naik berkali - kali lipat menekan dadaku. Apa - apaan ini? Apa yang sebenarnya Oda lakukan.
Lalu sesaat kemudian pria itu menjentikkan tangannya dan mengucapkan sesuatu.
TIKK...
"KIERU"
Lalu seketika aura yang dipancarkan Oda menghilang, udara kembali normal, dan tekanan yang menimpa dadaku pun hilang. Lalu pria itu kembali berkata.
"SEKARANG COBA LEPASKAN LAGI RANTAI ITU DENGAN KEMAMPUANMU" kata Oda.
Mendengar kata - katanya aku pun penasaran apakah yang akan terjadi. Perlahan aku pusatkan pikiranku, ku fokuskan Skill Dewaku di kedua tangan dan kakiku, lalu kemudian..
HHHYAAAAHHHHH....
CKKKKRRRAAACKKK
Lalu hancurlah rantai tadi berkeping - keping berhamburan disekitarku. Rasanya aku menggunakan tenagaku terlalu berlebihan. Hal itu terjadi Setelah sebelumnya kugunakan kekuatan penuh namun tak sanggup memutuskan rantai ini, tapi setelah Oda melakukan sesuatu sebelumnya, rantai itu pun hancur berantakan. Lalu tiba - tiba terdengar suara raungan dari ruangan lain.
"HWAAARRGGRRRRRRRGGHH"
Aku mengenal suara itu, aku kenal jelas raungan siapa itu, itu adalah suara Kiba.
"OHOOO, NAMPAKNYA SERIGALA KITA JUGA TERBANGUN SETELAH KEMAMPUANNYA KEMBALI." ujar Oda sambil menoleh kearah asal suara raungan Kiba.
"SEPERTINYA HARUS KUTENANGKAN DULU KUCING ITU AGAR TIDAK MEMBUATKU REPOT" lanjutnya, dan kemudian..
TTIIKKKK
"KIERU"
Oda kembali melakukan hal yang sebelumnya ia lakukan, dan raungan Kiba pun berhenti.
Kurasa Oda benar - benar mengerti bahwa bila Kiba lepas kendali dia akan kerepotan. Sehingga mungkin yang baru saja ia lakukan adalah menenangkan amukan Kiba. Aku sedikit terkejut bahwa ia bisa mengendalikan Kiba semudah itu, sementara aku harus babak belur menahan amukannya sampai akhirnya kesadarannya kembali dengan sendirinya. Apakah benar yang orang ini katakan? Apakah benar ia bisa menghilangkan Skill Dewa?
"PENJAGA, BAWA KUCING ITU KEMARI" perintah Oda kepada penjaga.
"BAIK TUAN" jawab tegas penjaga.
Lalu si penjaga pergi keluar ruangan melaksanakan perintah yang baru saja ia dapatkan. Sementara itu, tinggallah kami bertiga saja didalam ruangan itu.
"AKU TELAH MENGEMBALIKAN SKILL DEWAMU, ITU BISA KAU GUNAKAN SEPERTI BIASA. JADI, APA SEKARANG KAU MASIH TIDAK PERCAYA APA YANG KU KATAKAN? ATAU KAMU MASIH MAU MENCOBA MELAWANKU?" kata Oda sambil kembali memasang senyum diwajahnya.
Kulihat Takeshi di sebelah Oda hanya bisa terdiam dan melirik tajam ke arahku sambil memberi isyarat kedipan mata ke atah Oda. Dari tatapannya barusan, sepertinya ia ingin memberi pesan agar aku diam dan mengikuti saja apa kata Oda.
Kupikir juga saat ini itu adalah pilihan yabg terbaik untuk kami lakukan. Bijaksana saja, kami tidak benar - benar tahu kekuatan apa yang mereka miliki disini. Salah - salah bila aku ceroboh, misi ini akan gagal, bahkan mungkin akan membuatku celaka, jadi ku putuskan untuk mengikuti saja apa mau mereka.
Tak lama kemudian penjaga kembali sambil membawa Kiba yang tampak kelelahan. Kiba masih sanggup berjalan tanpa perlu bantuan, namun terlihat jelas dari wajahnya kalau ia kelelahan.
Melihat Kiba baik-baik saja, aku sedikit merasa lebih tenang. Oda benar - benar tidak melakukan sesuatu yang mencelakai kami berdua, jadi kuputuskan untuk mendengar apa yang akan ia katakan selanjutnya.
"BISA KAU LIHAT LAKSAMANA,HMMMM... LAKSAMANA SANJU BENAR?" ujar Oda memastikan namaku.
"YA BENAR, KAU MENEPATI PERKATAANMU. LALU APA YANG KAU INGINKAN SEKARANG?" jawabku.
"OHOO, NAMPAKNYA SEKARANG KAU LEBIH TENANG LAKSAMANA" Oda memulai percakapan setelah sebelumnya ia memperhatikanku dengan seksama.
"BAIKLAH, TIDAK BAIK BILA AKU TIDAK MEMPERKENALKAN DIRIKU DULU"
"AKU ADALAH ODA KISHIMOTO, AKU KEPALA PENJARA SEKALIGUS TABIB DI SINI. AGAR KALIAN BERDUA TIDAK BINGUNG, AKU AKAN JELASKAN JUGA BAHWA AKU ADALAH PENGGUNA SKILL DEWA" kata Oda yang menbuatku terkejut. Jadi yang dia perlihatkan padaku sebelumnya mungkin adalah Skill Dewa miliknya.
"SKILL DEWA MILIKKU ADALAH NOMU - NOMU" lanjut Oda sambil mengangkat kedua tangannya setengah lengan sejajar dengan bahunya sambil berputat beberapa kali dengan gembira. Aneh sekali sikap orang ini.
"SINGKATNYA, DENGAN SKILL DEWA MILIKKU AKU BISA MEMANIPULASI OTAK ATAU ORANG - ORANG BIASA MENYEDERHANAKANNYA DENGAN MENAMAINYA MEMAKAN PIKIRAN. AKU BISA MENGAMBIL MEMORY, PENGALAMAN, KENANGAN, DAN APAPUN YANG DIRASAKAN OLEH PIKIRAN ORANG YANG KUMAU." ujar Oda yang membuatku sedikit tercekat.
"SEPERTI YANG TERJADI PADA KALIAN BERDUA SEBELUMNYA, AKU MEMANIPULASI MEMORY, PENGALAMAN SENSORIK TUBUH, DAN SEGALANYA TENTANG SKILL DEWA KALIAN, SEHINGGA TUBUH DAN PIKIRAN KALIAN TIDAK BISA MENGINGAT TENTANG BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN SKILL DEWA KALIAN. ATAU SINGKATNYA, AKU MEMAKAN SKILL DEWA KALIAN" lanjutnya.
"UNTUK DURASINYA, AKU BISA SEMAUKU MENGONTROL SAMPAI KAPAN AKU INGIN MEMANIPULASINYA, JADI MUDAHNYA, KALIAN BENAR - BENAR ADA DI GENGGAMANKU SELAMA KALIAN MASIH DALAM JANGKAUANKU."
Mendengar apa yang baru saja Oda katakan, reflek aku dan Kiba saling menatap. Kulihat Kiba juga tercengang mendengar apa yang baru saja Oda jelaskan. Rasanya cukup masuk akal dengan apa yang baru saja kualami, sesaat tadi aku benar - benar seperti tak bisa menggunakan Skill Dewa milikku, sebelum akhirnya Oda mengembalikannya.
Dari sini kami makin tahu diri siapa yang saat ini berkuasa. Rasanya juga terjawab semua pertanyaanku sebelumnya tentang mengapa ratusan orang pengguna Skill Dewa di lapangan tadi tampak seperti orang gila yang linglung. Mungkin untuk mengendalikan mereka, Oda menggunakan kemampuan Skillnya, yang akibatnya membuat mereka tampak seperti orang tak berakal. Kemudian Oda melanjutkan pembicaraannya sambil menunjukkan surat perintah Jendral yang kami bawa sebelumnya.
"SURAT INI, APA KAU SUDAH MEMBACA ISINYA SEBELUM KAU BERIKAN PADAKU?" tanya Oda.
Sudah jelas bahwa seorang prajurit tidak akan pernah lancang membuka surat perintah dari atasannya. Perintah adalah perintah, melakukan hal semacam membuka isi surat perintah secara pribadi adalah semacam bentuk pemberontakan dan penghianatan bagi kami prajurit, jadi hal semacam itu tak akan pernah ku lakukan.
"KAMI TENTU TAK AKAN PERNAH MELAKUKANNYA, KAMI SUDAH BERSUMPAH SETIA PADA KERAJAAN ASTER, HAL HINA SEPERTI ITU AKAN MENJADI AIB SEPANJANG HIDUP KAMI BILA KAMI MELAKUKANNYA" Kiba yang menjawab pertanyaan Oda.
"BAIKLAH, KALAU BEGITU AKAN KUBACAKAN ISI SURAT INI" seru Oda.
"ISI SURAT INI HANYA TERTULIS, SUDAH SAATNYA KAU KELUAR, HABISI ATAU KAU YANG AKAN LENYAP" Kata Oda membacakan isi surat dari Jendral Ichisan.
"LANTAS KALIAN PIKIR AKU TIDAK AKAN WASPADA DENGAN ISI SURAT INI? BISA SAJA BUKAN, KALIAN KEMARI DENGAN NIAT INGIN MEMBUNUHKU? JADI AKU TERPAKSA MELAKUKAN INI PADA KALIAN" lanjutnya.
"BERTERIMA KASIHLAH PADA TAKESHI YANG MATI-MATIAN MEMBELA KALIAN." pungkasnya.
Aku pun langsung menoleh pada Takeshi. Ada sedikit rasa bersalah menuduhnya bersekongkol untuk mencelakai kami sebelumnya. Namun itu semua terjadi karena kami juga dalam kondisi tertekan sebelumnya, jadi itu bukan hal yang aku sengaja. Tapi rasanya aku berhutang kata maaf pada Takeshi. Aku akan meminta maaf padanya nanti.
"SEDIKIT BANYAK AKU TELAH MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI SAAT INI. JADI SEKARANG APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN?" tanya Oda.
Mendengar pertanyaannya kami hanya bisa terdiam tak berkata - kata. Sejujurnya kami benar - benar tidak tahu apa yang sebaiknya kami lakukan selanjutnya. Melihat kami terdiam, Oda melanjutkan pembicaraannya.
"BAIKLAH, AKU PUNYA PENAWARAN MENARIK. BAGAIMANA BILA KALIAN JADI ANAK BUAHKU SEMENTARA WAKTU, DAN SEBAGAI GANTINYA AKU AKAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG SEDANG MENIMPA KERAJAAN INI?" Ujar Oda.
"KURASA KEKUATAN KALIAN BERTIGA AKAN SANGAT BISA KUANDALKAN"
"JADI, BAGAIMANA? APAKAH KALIAN SETUJU?" lanjutnya.
Kami bertiga saling bertatapan menimbang tawaran yang Oda berikan. Selain perintah dari Jendral Ichisan, rasanya dengan kemampuan yang Oda miliki, orang ini mungkin akan mampu menyelesaikan masalah yang saar ini merusak kedamaian Kerajaan Aster. Jadi kami akhirnya menyetujui tawaran Oda, dan mulailah perjalanan kami selanjutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!