Drap… Drap…
Suara langkah kaki terdengar sangat jelas di sebuah taman indah belakang sekolah, tempat seorang siswi yang dengan nikmat nya tertidur di bawah sebuah pohon rindang.
Sekolah itu memang memiliki taman belakang sekolah yang indah dan terawat tetapi karena saat ini sedang jam belajar berlangsung, maka tempat itu sangat sepi dan hanya di huni oleh gadis itu.
Sepoi angin menambah kenikmatan tidur sang siswi berseragam SMA tersebut, dia melenguh menikmati mimpi indah nya yang membuat nya beberapa kali tersenyum kecil, di dalam mimpi nya tersebut.
“Allea jika langit dan bumi tidak mengizinkan kita untuk bersama maka aku rela untuk menghancurkan nya kau tahu itu!”teriak seorang pria tampan menggunakan baju pangeran di sebuah gelap malam di hutan yang dingin mencengkam kulit.
Allea terlihat tidak gentar, dia memalingkan muka nya seolah olah sedang bermain pentas drama kolosal kerajaan, sambil berusaha meraih tangan pangeran dari kejauhan gadis itu berkata.
“Oh pangeran Rian, sungguh. Jika keindahan langit membuat ku jatuh jika menggapai nya, maka izinkan aku saja untuk berbaring dan menatap keindahan nya dari jauh,”ucap Allea dengan wajah sendu nya.
“Oh All—,”
Belum sempat sang pangeran Rian menjawab pernyataan indah Allea tiba-tiba diri nya yang asik tertidur itu pun di siram air oleh seorang siswi lain dengan satu cangkir plastik yang dia bawa.
“Eh eh eh pangeran aku basah basah,”teriak Allea terbangun dari tidur nya sambil bergumam dan teriak lalu langsung membuka mata nya dengan lebar.
Sontak kagetan itu membuat suara riuh tertawaan keras terdengar dari kelas lantai atas yang mengintip Allea yang di siram air, Allea yang mendengar tertawaan itu sontak sudah seratus persen bangun dari mimpi indah nya.
Gadis itu dengan kesal menatap seseorang siswi yang sangat dia kenal akrab menatap nya sambil mengaruk belakang kepala nya dengan canggung.
“Tas, maksud lu apaan siram siram aing pake air comberan Hah, awas yah nanti ga jadi kita bikin seblak Mamang rafael sama Gita!”kesal gadis itu melipat kedua tangan nya di dada sambil berdiri menatap sahabat nya itu.
Keluhan Allea membuat Tasya setengah berbisik sambil memikirkan seseorang di atas jendela yang sedang menatap mereka dengan tatapan datar nya.
“Pak Bagas! Pak Bagas yang suruh Le, itu dia lagi lihatin gua anjir. Dia nyuruh gua, takut kalau ga di turunin nanti gua pula yang di siram,”bisik Tasya melirik seorang guru yang menatap ke arah Allea tajam.
Sontak pernyataan itu membuat Allea melirik ekor mata Tasya yang mengarah ke lantai atas yang di mana ada siswa dan siswi yang menertawakan nya tadi mengeleng, serta pria itu! Ya pria itu! Seorang guru killer yang jarang ke sekolah, tapi sekali nya mata pelajaran pria itu ada di kelas nya, Allea langsung kalap selalu di hukum guru satu ini.
“Waduh buset, lupa aing ada pelajaran tu guru. Hadeh lagi enak enak mimpi pangeran, yang muncul raja iblis,”oceh Allea dengan wajah ketakutan nya.
“Maka nya Allea, gua udah bilang lu tunggu gua dulu, jangan asal melompat kesini sampe lupa jam pelajaran. Bukan salah gua yah, pak Bagas yang nyuruh,”celetuk Tasya yang takut sahabat nya itu ikut marah kepada nya.
“Heh gua mau mimpi indah sambil ngelukis pangeran gua dong,”tunjuk Allea pada kertas nya yang ikut basah oleh siraman Tasya.
“Le! Rian terusss, lu in—-,”
Belum sempat Tasya melanjutkan keluhan nya suara bariton dan berat dari seorang pria yang memakai kaus putih yang di lipat hingga selengan itu memecahkan pembicaraan mereka, Bagas memiliki kulit putih, badan nya yang tinggi, serta otot lengan itu. Dan alis yang tebal, duh sebenarnya pak Bagas termasuk pria tampan yang mengetarkan jiwa raga Allea, tapi karena sifat kejam nya. Mata Allea pun tertutup oleh ke tampanan guru satu itu.
“Apa kalian mengira saya akan terus melihat kalian berceloteh seperti dukun komat kamit saling berbisik di bawah sana? Cepat naik! Sebelum nilai kalian saya bikin D, terutama kamu Allea,”tegas pak bagas menatap Allea tajam.
Glek…
Ancaman itu membuat Allea menelan saliva nya dengan kasar sambil berwajah masam, dia mengusap wajah nya yang basah sambil terus cemberut mengikuti langkah Tasya yang terlebih dahulu pergi mendengarkan perintah tegas tersebut.
“Idih, apa pula macam dukun. Bapak itu dukun! Dukun beranak cocok itu, cuman dengan bapak marah marah yang lahiran langsung ngejen kenceng,”kesel Allea melirik tajam sedikit ke atas, tapi saat mata nya melirik ke atas tiba tiba Pak Bagas kembali berdiri di sana membalas tatapan Allea.
“Allea saya tahu jika anda mengatakan hal buruk tentang saya, jika saya tahu apa yang anda katakan tentang saya. Anda akan menerima akibat nya,”balas pak Bagas.
‘Haduh dasar cenayang,’ batin Allea yang menatap pak Bagas mengatakan itu kepada nya.
Gadis itu lari terbirit birit mengejar Tasya menuju lantai atas tempat kelas 12 berada. Ya perkenalan nama ku Allea Mallposa, sedikit aneh tapi itu adanya. Aku sering di panggil Allea atau Lea. Hobi ku adalah melukis seorang pangeran tampan dari kelas 12 IPA 1. Seorang mantan ketua osis, yang di gilai banyak wanita di sekolah ini, aku termasuk pengemar nya, ya pangeran Rian.
Kret..
Suara pintu di buka dari luar, Allea dan tasya langsung duduk di bangku mereka yang memang berdua. Diri nya hanya menatap malas penjelasan guru killer ini. Hah haruskah aku menjelaskan guru di depan ku ini? Sungguh jika aku merasa dia seperti raja iblis, tapi dia termasuk pria yang di idamankan sekolah.
“Tapi tetap yang paling tampan pangeran Rian hehe,”ujar Allea menatap lukisan nya.
“Seperti nya Allea ingin mengerjakan soal di depan bukan? Silahkan,”ucap pak Bagas tiba-tiba yang mendengar coletahan Allea yang seperti orang gila tertawa sendiri.
Allea yang nama nya di panggil tiba tiba itu seketika panik, dia melirik ke depan menatap pak Bagas melipat kedua tangan nya di dada menatap nya datar.
“Hah saya pak?”tanya Allea dengan wajah bodoh nya.
“Bukan satpam di depan, tentu anda Allea!”teriak pak Bagas dengan wajah nya mulai kesal.
“Haduh haduh raja iblis nya mulai bangkit,”gumam Allea langsung berdiri dan berusaha mengerjakan soal yang padahal diri nya tidak tahu.
‘Oh Tuhan, kenapa ketika masa SMA ku sedang indah indah nya kau hadirkan guru killer satu ini!’
Suara ricuh di kantin sekolah terdengar memekak kan di telinga, begitu lah yang nama nya sekolah selalu ramai ketika jam istirahat seperti sekarang ini. Karena di jam istirahat kedua ini banyak beberapa siswa dan siswi yang melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Ada yang sekedar nongkrong di kelas, ada yang sekedar bermain, atau pun yang sedang memakan bekal dari rumah dan banyak hal lain nya. Begitu pula dengan Allea, Tasya dan Gita. Ketiga sahabat yang di kenal akrab dari kelas 12 IPS 5.
“Ale, Ale, nasib mu selalu saja buruk dengan pak Bagas yah,”kekeh Gita tertawa sambil mengeleng menatap sahabat nya yang sedang mengunyah cemilan itu.
Ya mereka saat ini sedang duduk di salah satu kursi di kantin sekolah, Allea yang mendengar celutakan sang sahabat itu seketika merasa dongkol dengan pernyataan Gita, entah kenapa dia sangat emosi mendengar nama Bagas itu.
“Ayolah kenapa wajah tampan nya tidak mengambarkan sosok pria dewasa hangat, baik hati dan mudah senyum. Ini? Malah sebalik nya, jika dia menjadi karakter di sebuah manga, aku yakin dia akan menjadi peran antagonis yang terkenal,”celetuk Allea dengan panjang lebar dan terus berceloteh.
“Ayolah Le, lagi pula pak Bagas melakukan itu karena kau sering bolos kelas nya, jangan sampai nilai mu rendah. Ingat Allea kita sudah kelas 12, tingkatkan nilai akademik mu, aku takut kau tidak akan lulus,”ejek Tasya ikut menasihati sahabat nya itu.
Ayolah Allea sudah sangat lelah dengan keluhan sahabat nya ini tidak di rumah tidak pula di sekolah, orang orang selalu menyalahkan nilai akademik nya yang jelek. Bukan salah dia memiliki otak bodoh seperti ini, Tuhan saja memberikan dia porsi lebih di bidang ini.
“Jangan menyalahkan ku, buat apa nilai tinggi tinggi nanti kerja juga yang di butuhkan skill bukan kertas rapor mu,”kekeh Allea sambil mengebrak meja dengan keras.
Saat gadis itu tertawa dengan keras tidak peduli dengan orang orang yang menatap nya, seorang gadis melewati meja mereka dengan dua orang lain yang juga dari geng nya, gadis itu sedikit terkekeh dan mengejek dengan suara sinis nya.
“Haduh kak Allea, kau tahu? Kak Rian, tidak suka dengan gadis dungu seperti mu, dia suka gadis gadis pintar yang satu spesies dengan diri nya,”ejek wanita yang bernama Rifka itu.
Ejekan itu yang tiba tiba seketika mengundang tatapan tajam dari kedua pasang tajam mata sahabat Allea, Tasya dan Gita menatap geram ke adik kelas mereka yang di ketahui adalah anak pemilik sekolah.
Brak..
Dengan kesal Tasya mengebrak meja dengan keras sambil mencengkeram kepalan tinju nya sendiri, dia tidak terima ejekan yang di layangkan gadis itu kepada sahabat nya cukup mereka saja yang memberikan nasihat kepada Allea.
“Heh badut, jaga sopan santun mu kepada kakak kelas. Jika Rian memang menyukai gadis seperti itu, mending suruh saja dia pacaran sama mama mu, dia kan kepsek pintar, sesuai kriteria nya,”teriak Tasya kepada Rifka.
Ups.. sepertinya perkataan itu mengundang gelak tawa satu kantin, ayolah orang orang tahu. Jika ibu dan anak itu suka bermain gila dengan kuasa mereka di sekolah itu, jadi semua orang hanya bisa tertawa di belakang, jika kalian mengatakan itu langsung? Siap siap akan di keluarkan dari sekolah, tapi ini Tasya nyali nya lebih besar.
“Tas, udah ih. Jangan bawa bawa dia, nanti runyam, jangan dengerin,”bisik Allea dengan kaget mendengar perkataan Tasya.
Ayolah Allea tidak mau sahabat nya itu kena masalah sedikit pun apa lagi nanti gara-gara hanya membela nya toh juga Rian juga memang menyukai gadis tipe seperti itu tidak mungkin yang seperti diri nya ini di sukai bukan.
“Nah dayang mu saja udah memohon tuh, tutup mulut mu sebelum aku bungkam dengan kertas kau di keluar kan dari sekolah ini,”ujar gadis itu memegang pergi dengan santai nya.
“Huh dasar muka badut, pakai make up ga bener pula jelek abstrak kayak apa itu,”teriak Tasya dengan kesal kepada Rifka.
“Udah tas,”tatap Gita dengan kesal kepada teman nya itu.
Sedangkan Allea hanya bisa diam menduduk menatap buku gambar nya menatap lukisan nya yang basah karena siraman tadi, gadis itu menunduk mengingat perkataan Rifka.
“Benar juga kata Rifka ya tas, git? Mana mau Rian sama aku, dia selalu jadi juara umum sekolah,”gumam Allea berwajah sedih.
Kring…. Kring…
Belum sempat Gita dan Tasya menjawab keluhan sang sahabat itu, seketika lonceng berbunyi dua kali menandakan mereka harus masuk dengan segera untuk melanjutkan jam pelajaran selanjut nya.
“Ck sudah lah ayo ke kelas,”kesal Tasya menarik tangan Allea dan Gita bersamaan tanpa menjawab lagi.
Langkah mereka berbarengan melewati kelas 12 IPA 1, Allea sedikit mengintip melihat pria tampak yang fokus duduk belajar di meja paling depan dekat meja guru berada. Gadis itu tersenyum lalu kembali senyum itu pudar.
“Sudah aku bilang, jika mengajar langit membuat aku jatuh. Maka aku hanya ingin sekedar menatap keindahan nya saja dari jauh,”gumam Allea.
Jam pelajaran sudah berlangsung mereka melanjutkan pelajaran mereka yang memang dua kali istirahat lalu pulang sekitar jam 3 sore. Begitu lah ketentuan sekolah Allea karena sekolah nya menerapkan sistem full day belajar di sekolah.
Hari ini sedikit melelahkan bagi Allea, dirinya langsung pulang menuju rumah nya yang sedikit masuk di perkampungan dan memiliki banyak kebun serta sawah. Gadis itu berlari dengan senyum manis nya sambil berteriak.
“Bunda Yuhu dimana?”teriak Allea dengan senang nya.
Larian gadis kecil itu terhenti di dapur dimana terdapat seorang wanita paruh baya menatap nya tersenyum manis tipis, Allea langsung memeluk sang bunda dengan penuh kasih sayang, karena hanya bunda satu satu nya keluarga yang dia punya sekarang, ayah Allea sudah meninggalkan mereka sejak Allea masih berumur 5 tahun kala itu.
“Anak bunda udah pulang, ada cerita apa hari ini? Ada hal menyenangkan?”tanya bunda Allea kepada sang putri.
“Hmm tidak ada bunda seperti biasa nya, tapi Ale kesal sekali bunda! Guru yang selalu menghukum Allea itu tadi menyuruh Tasya untuk menyiram Allea yang tidur di belakang taman sekolah,”cemberut gadis itu.
“Ale tidak salah pak guru nya, Ale aja nakal sih kenapa ga belajar. Nanti Ale harus bikin prestasi yang bisa bikin bunda bangga yah, jangan nakal nakal dong, Oiya yah habis ini bantuin bunda yah di kebun ambil sayur juga,”Senyum tipis bunda nya.
“Siap kapten, Ale ganti baju dulu,”
Brum… brum..
Sebuah mobil mewah melaju dengan cepat nya memecah jalanan ibu kota yang ramai di sore hari perjalanan yang harus nya menempuh hampir satu jam menuju rumah nya itu bisa dia tempuh hanya dengan waktu setengah jam oleh Bagas karena kecepatan di atas rata-rata yang dia lakukan.
Pria itu melirik jam tangan mahal nya yang sudah menunjukkan pukul 15.45, mobil itu melesat masuk menuju sebuah pagar tinggi bewarna putih, pintu pagar otomatis terbuka dari dalam melihat mobil itu dari jarak beberapa meter.
“Sangat membosankan,”gumam Bagas yang merasa hari-hari nya hanya seperti sebuah cerita yang sudah di tulis dan dia hanya menjalankan apa yang sudah ada.
Pria itu turun dari mobil membiarkan seorang pria berjas hitam memarkirkan mobil nya di tempat parkiran.
Drap.. drap..
Derap langkah kaki Bagas terdengar jelas karena sepatu hitam nya membuat suara di lantai, sontak suara sepatu Bagas membuat seorang wanita cantik langsung berlari memeluk pria tampan itu.
“Sayang kau sudah pulang, apa kau lapar? Apa kau lelah? Sudahlah habis ini ayo pergi jalan jalan, jangan hanya mengerjakan pekerjaan mu di ruangan atas mu yang membosankan itu,”ujar wanita itu nyerocos memeluk Bagas dengan sangat erat.
Tatapan datar dari Bagas sangat terasa, pria itu berceletuk mengeluarkan suara keluhan nya kepada sang wanita. Dan melirik seorang pria berkacamata yang sedang menonton TV dengan masih memakai setelan jas nya itu.
“Dad, tolong urus istri mu ini, jangan terus menganggu ku,”keluh Bagas mengatakan itu kepada pria yang duduk di sofa tempat ruangan televisi berada.
Plak…
Belum sempat pria di depan itu memalingkan wajah nya sebuah tamparan halus di pipi Bagas di berikan oleh wanita yang tadi memeluk nya, wanita itu melepaskan pelukan nya dan berjalan duduk di samping pria yang sedang menonton TV.
“Jaga mulut mu yah Bagas, aku ini mommy mu. Tidak sopan sekali kau, ya Tuhan bagaimana aku bisa memiliki anak pria yang dingin seperti ini Tuhan, kenapa sifat suami ku harus turun kepada kedua putra ku ya Tuhan. Sudah cukup satu saja ini dua langsung keluar dari rahim ku,”keluh mommy Bagas sambil memegang kepala nya.
“Sayang aku tidak seperti itu, aku tidak bersifat dingin kepada mu,”ketus pria berkacamata yang nama nya di kenal Joan William.
Ya Joan William siapa yang tidak kenal pria ini? Seorang pria sukses yang menjalankan bisnis di berbagai bidang yang sudah tersebar cabang nya hampir di seluruh negara di benua Asia ini, Joan William sendiri adalah seratus persen pria berdarah Eropa yang menikahi seorang wanita pribumi bernama ratna putri suci.
Terdengar sedikit klasik nama itu karena memang mommy Bagas adalah keturunan darah asli Jawa, bertemu dengan pria tampan kelahiran Eropa itu saat diri nya menempuh pendidikan s2 di Eropa di salah satu universitas di sana.
Kisah cinta mereka terjalin dan sudah berlangsung hampir 32 tahun lama nya. Yang di lahirkan anak sulung nya bernama Bagas william yang berumur 28 tahun,lalu verell william anak bungsu mereka yang baru berumur 12 tahun.
Jarak yang cukup jauh karena mommy Bagas berharap ketika mengandung lagi anak nya adalah perempuan agar dia ada teman main, tapi apalah daya ternyata buntut nya kedua seorang pria yang bersifat sama dengan anak sulung nya tapi yg bungsu ini beda nya hanya sedikit lebih jahil saja.
“Dimana verell mom?” Tanya Bagas memutarkan bola mata nya ke seluruh mansion mewah milik mereka.
Ayolah mansion seperti ini adalah hal kecil bagi keluarga mereka untuk di beli, tapi seorang Bagas william masih mendiamkan identitas nya tanpa mengubar ngubar kekayaan sang ayah, padahal diri nya sudah menggantikan ayah nya menjabat di william group. Tapi identitas diri nya saja hanya para kolega saja yang tahu.
“Adik mu itu sedang belajar, kau tahu dia sangat gila sekarang mempelajari bahasa mandarin. Kenapa kita tidak pake bahasa Indonesia dan Inggris saja, kalau aku memiliki dua pria pintar untuk menjadi penerjamah ku kan,”tanya ratna menaikan turun alis nya menatap suami dan anak nya.
Bagas mengeleng kan kepala nya mendengar perkataan mommy nya, ayolah mommy nya memang pintar tapi sedikit heboh dan terlalu banyak bacot bagi diri nya dan sedikit alay.
“Bagaimana daddy bisa menyukai mommy dahulu jika dia aneh seperti ini,”gumam Bagas memijit pelipis nya.
“Apa katamu Bagas? Coba keraskan sekali lagi Hah! Tentu karena mommy mu ini cantik dan cetar membahana, badan ku body goals, ayu tenan toh, wong jowo gini,”teriak Ratna menunjuk sang anak dengan wajah kesal nya.
“Sudah suara nya seperti teriakan bebek,”gumam Bagas kembali meninggalkan sang mommy yang terus berceloteh berjalan menuju kamar nya yang ada di lantai atas.
Sedangkan ratna yang selalu di buli anak nya itu sendiri sudah tahan banting, wanita paruh baya itu yang masih cantik di usia nya, ya nama nya orang kaya tentu perawatan kan. Keriput nya juga hilang kan ya, ratna melipat kedua tangan nya di dada.
“Dasar mas, kenapa kau bisa menanamkan bibit seperti itu, arghhh kenapa gen ku kurang kuat untuk memiliki anak sefrekuensi dengan diri ku,”teriak ratna mengacak acak rambut nya.
Suami nya yang menatap tingkah sang istri hanya terkekeh, ya jika cinta memiliki alasan. Maka itu tidak dapat di definisi kan dengan cinta, karena cinta sangat susah di ungkap kan dengan kata kata, hanya melihat wanita yang kau cintai terdiam saja, setiap kali kau menatap nya setiap kali itu juga kau akan jatuh cinta untuk kesekian kali nya bukan?
“Sabar sayang, jangan marah marah nanti treatmen mu sia sia loh,”ejek Joan kepada sang istri.
“Hah benarkah mas?”tanya ratna yang tadinya kesal seketika berubah panik menatap sang suami dan memegang wajah nya.
Sedangkan di sisi lain Bagas sudah masuk di kamar ny pria itu membuka kancing baju nya dan melepaskan kemeja putih nya lalu membuang nya sembarang yang memperlihatkan abs tampan pria itu, wanita mana yang tidak akan tergila.
Tapi setiap kali Bagas memasuki kamar nya dia menatap foto seorang lelaki sekitar berumur 15 tahun yang ternyata Bagas masih muda, di da foto itu ada orang lain yaitu seorang gadis kecil sekitar berumur 5 tahun yang di gandeng Bagas.
“I dont like all about you princess,”gumam Bagas dengan tatapan datar nya mengusap wajah di foto itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!