NovelToon NovelToon

Kukuatkan Hati Demi Anak Anakku

awal yang baru

"saya terima nikah nya Sinta,, Wijaya binti Handoko Wijaya,, dengan mas kawin berupa cincin 2gr di bayar tunai"

"Bagai mana para saksi"

"sah"

Dengan terucap nya ikrar pernikahan dihadapan semua orang resmi sudah Sarah menjadi istri Diki Wardana,,

kini Diki pun memboyong Sinta kerumah orangtuanya,, karena ia belum memiliki rumah sendiri untuk tempat tinggal mereka berdua..

hari hari dijalani Sinta dengan semua pekerjaan rumah menjadi seorang ibu rumah tangga, memasak mencuci beres beres serta semua pekerjaan rumah lainnya,, sementara sang mertua setiap pagi hanya di kamar dan keluar di saat rumah sudah selesai..

pada awal awal Sinta sama sekali tidak merasa curiga terhadap mertua serta pandangan orang terhadapnya

Pasalnya mertua Sinta selalu terlihat baik jika di hadapan sinta dan Diki suaminya,,

Selalu perhatian dan sayang,, sampai Sinta merasa bersyukur memiliki mertua seperti mamah Diki

sampai suatu hari Sinta berkunjung kerumah tetangga untuk sekedar silaturahmi dan menghilangkan kesuntukan dirinya

Disitu baru lah Sinta tau sesungguhnya,, sesuatu yang selama ini Sinta tidak ketahui

Ternyata selama ini dibelakang Sinta mertuanya tega menjelek jelekan dirinya

Tetangga:"duh neng masak perempuan bangun siang muluk sih, udah jadi seorang istri seharusnya lebih rajin dong, masak mertuanya yang masih beresin dan selesaikan semua pekerjaan rumah,, kasian atuh mertuanya kan sudah tua" kata salah satu tetangga yang sedang duduk sambil menyuapi anaknya

Tetangga lain nya:"iya tuh,, jadi istri harus rajin neng harus pandai masak ini mah untung masih tinggal sama mertua, bisa mertua yg selesaikan semua entar kalo udah rumah sendiri siapa yg beresin sama masak kalo gak bisa apa apa"

aku tak mampu berkata apa apa selain menelan ludah yg kecut karena kaget dengan perkataan mereka,,

entah apa yang Sudan mertua ku katakan pada mereka hingga mereka semua mengatai ku begini

Satu tahun telah berlalu dan kami masih menumpang di rumah ibu mertuaku, masih ku coba tahan dengan semua fitnahan dan perkataan buruk mertua ku apa lagi kini aku sedang hamil besar,,

padahal sedari baru menginjakkan kaki di rumah ini sampai aku hamil semua pekerjaan aku yang melakukannya tanpa bantuan mertua ku,, tapi entah apa yang ada di pikiran Mertua ku sehingga ia suka sekali mengarang cerita menjekan aku di depan para tetangga..

Terkadang di setiap aku melakukan pemeriksaan kehamilan tiap bulannya aku jarang sekali berbaur dengan tetangga lainnya

Mungkin karena aku takut di kata Katai yang tidak tidak,, yang membuat ku sakit hati atau bahkan stres

sampai tiba saat dimana aku mulai melahirkan putra pertama kami,,

disitu mulai terlihat ketidak sukaan mertua ku pada ku atau mungkin pada kami karena sampai sekarang kami masih numpang pada mertua ku

setiap ada tamu yang datang tak lupa iya selalu menceritakan semua kejelekan yang ia buat sendiri di depan mereka,,

Bahkan tak jarang aku tak dibuatkan sarapan oleh-nya atau terkadang di saat siang baru di buatkan,,dengan alasan "ibu belum sempet masakin buat kamu neng, ibu repot dari tadi belum beresan abis masak buat bapak sama suami mu ibu lanjut beberes rumah kamu sabar sebentar ya neng".

sementara kalau aku makan makanan yang tersaji di meja selalu dilarang oleh-nya "duh abis lahiran gak boleh makan yg pedes pedes kasian anaknya,jangan makan telur nanti bayi nya bau" dan berbagai alasan lain yang ia ucapkan

ditambah anakku Tidak menyusu dengan ku melainkan sufor karena asi ku yang tak kunjung keluar,, tapi beda dengan perkatan yang ia katakan kepada tetangga

Tetangga:"itu kenapa neng anak nya kok gak di susuin badan aja kan lebih hemat selain itu juga lebih sehat,, gimana mau nabung buat beli rumah neng kalo anak nya aja minum susu sapi"

Sinta:"iya bu, tapi ini karena asi ku yang gak keluar bukan karena sengaja gak aku kasih asi"

Mertuaku:"alah alesan aja nya itu,, padahal males aja mamah nya nyusuin takut kali badan nya rusak atau pengen lebih simpel"

Sinta:"mana ada sih Bu aku males,, kan ibu tau sudah semua cara aku coba biar asi ku keluar dengan pil perangsang asi, dengan sayuran yang membantu melancarkan ASI tapi hasil nya tetap nihil Bu,, lagian yang namanya sufor itu mana ada yang simpel harus bangun tengah malem di saat anak mau menyusu harus merebus air dan membuat nya dulu,, malah simpel asi anak nangis tinggal kasih aja no ribet"

Sejujurnya aku gak betah tapi apalah daya gaji suami ku belum cukup uang untuk membuat rumah kecil untuk kami ditambah anakku yang minum susunya harus susu formula dikarenakan Asiku yang tidak mau keluar ditambah lagi dengan pempers dan juga kebutuhan lainnya yang tentu makin banyak

.

dan parahnya setiap aku adukan sifat orang tuanya kepada suamiku bukanya dia membela ku malah dia memarahi ku,, dibilangnya aku hanya mengada Ngada dan aku hanya ingin menjadi domba dia dan ibunya..

Mungkin karena itu adalah ibunya,, wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan nya

Tampa dia sadar bahwa perkataan dan perbuatannya orang tuanya itu membuat Sinta sakit hati

Padahal sebagai seorang suami Diki juga harus bisa menjaga hati dan perasaan Sinta Tampa menyinggung orang tuanya atau pun istrinya Sinta

kata kata mertua ku

entah sudah berapa banyak orang yang percaya dengan perkataan mertuaku tentang diriku sehingga setiap aku keluar rumah begitu banyak mata yang memandang ku aneh dan mulut yang berbisik menceritai ku,,

Hari ini adalah hari pertama aku mengantar kan anak ku ke posyandu,, seperti balita pada umum nya anak ku juga aku ikutkan posyandu untuk memastikan agar ia tetap sehat dan tak mudah terkena penyakit,,

Sebelum berangkat tak lupa ku bawakan susu supaya anakku tak kehausan dan menangis nantinya

Setelah selesai aku pun berangkat bersama mertua ku karena ia juga memeriksa anak nya yang masih berusia 1 tahun

Sesampainya di puskesmas tak lupa aku mendaftar kan nama anakku kepada bidan karena ini adalah hari pertama nya posyandu

sambil menunggu antrean ku pandangi sekeliling orang di puskesmas,, entah apa yang sedang mereka bicarakan mengapa mereka memandang ku dengan wajah sinis,, ingin sekali aku menyapa mereka tapi aku takut.

takut takut kalau mertua ku sudah berkata yang tidak tidak pada mereka,, karena seperti biasa mertua ku senang sekali mengatai ku di depan orang-orang tentang diriku yang tidak-tidak

Setelah nama anakku di panggil aku pun maju ke depan menemui bidan untuk memeriksa kan anak ku dan suntik dpt pertama pada balita,, sambil ku gendong buah hati ku, ku perhatikan mertua ku yang sedang asyik bercerita dengan ibu ibu lain nya.

Ya Allah sebenarnya apa sih yang sedang mertua ku katakan mengapa mereka memandangiku dengan tatapan aneh,, sebenarnya apa lagi yang mertuaku katakan untuk menjelekan ku,, mengapa perasaan ku kian tak menentu,,

"buk ibuk,, anaknya" perkataan bidan yang membuyarkan lamunanku

"astaghfirullah" hampir saja aku menjatuhkan anak yang sedang ku gendong,,

ya Allah kenapa aku bisa seceroboh ini,, saking fokusnya aku memikirkan apa yang sedang mertua ku bicarakan dengan orang orang sampai membuat ku tanpa sadar melemas kan tangan ku yang hampir saja membuat anak ku sendiri jatuh..

Setelah selesai aku pun kembali duduk dan menunggu mertua ku memeriksakan anaknya,,

entah aku terlalu insekyur atau aku yang tak mau kalau kalau mereka mengatakan yang tidak tidak di depan ku langsung yang jelas selama ini aku jarang sekali berbaur bersama tetangga tetangga baik yang satu RT atau yg hanya satu desa..

karena jujur aku takut,,

takut kalau kalau ada perkataan buruk lagi yang kudengar..

entah sudah berapa perkataan buruk yang mereka lontarkan kepada ku hingga membuat ku menjadi menjaga jarak dengan Tetangga..

Tiba tiba seseorang ibu yang usianya mungkin lebih tua dari ku hanya beberapa tahun saja datang menghampiri ku,,

"kenapa MBK kok dari tadi melamun aja,, gak berbaur dengan lain nya"

"eh,,eum. Gak papa" kata ku yang masih bingung

"lagi banyak masalah ya,, sampe anak mau jatuh aja gak kerasa" katanya

ku balas perkataan ibu itu hanya dengan sebuah senyum tipis,, takut takut kalau aku salah bicara..

"embak mah enak ya,, lahiran Deket mertua, mana mertua nya sayang lagi sama MBK nya,, semuanya mertua yang bantu terus mertua MBK juga kan orang nya pendiam yakan gak banyak omong,, coba kalo kaya mertua saya MBK,, aduh cerewet nya minta ampun"

lagi lagi aku hanya senyum sambil berkata dalam hati sendiri.

duh duh enak bener ngomongnya,, tau dari mana sih mertua ku diem,, emang situ yang tinggal sama mertua saya,, emang situ yang jadi mantu nya,, enggak pernah aja ngerasain gimana jadi saya..

lagi hamil besar masih beres beres rumah semua saya yang kerjakan dari mulai masak nyapu ngepel bahkan memberikan kamar mandi pun saya,, sampai pernah terpeleset di kamar mandi,, untung anak saya tidak kenapa Napa waktu masih dalam kandungan..

belum lagi dengan kebiasaan nya yang selalu menjelekan ku di depan para tetangga dan juga perlakuan kepada ku

Mereka hanya lah orang luar yang tak sengaja melihat dan mendengar kan tetang diriku dari luar tapi sudah seperti tau jelas tetang diriku

.anak demam

Setelah sampai rumah tak lupa ku kompres bekas suntikan di lengan kiri anak ku juga ku minum kan obat yang tadi yang di beri dokter, lalu ku tidurkan.

Kemudian mulai lah aku dengan seabrek pekerjaan rumah yang sudah menunggu,, kecuali mencuci pakaian.

Memang semenjak melahirkan sampai usia anak ku satu bulan atau bisa di bilang sampai sekarang aku belum pernah mencuci baju ku juga baju anak ku,, tapi suami ku lah yang mengerjakannya sebelum ia pergi bekerja..

tapi tak jarang terdengar celotehan mertua ku yang terlihat tak suka jika suami ku yang mengerjakannya,,

mamah Diki:"Halah dulu mama waktu melahirkan belum satu Minggu sudah cuci sendiri bahkan sudah bisa apa apa sendiri"

Diki:"biar lah ma aku yang kerjakan,, lagian aku berangkat kerja juga agak siang,, kasian juga Sinta habis lahiran harus cuci baju" kata suami ku membela ku

Mamah Diki:"emang anak jaman sekarang manja manja ya"

Setelah selesai berceloteh kepada suami ku pasti iya langsung menceritakan kepada tetangga ku bahwa aku hanyalah seorang istri pemalas yang hanya mengandalkan dan bisa nya menyuruh nyuruh suami

Setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah kembali aku berbaring di kamar sambil main hp di samping anakku

tak lama mamah ku pun menelepon ku

kriinnngggg kriiinnggg,,,,,,

Sinta:"halo mah,, tumben nelvon"

mamah Sinta:"iya nduk mamah kangen dengan kalian,, gimana sehat kan kamu dengan anak mu maaf mama belum bisa jenguk kamu,, tau kan adik mu masih ujian dan lagi dia gak mau di tinggal"

ah mama dalam hati ku perempuan yang selalu menjadi penyemangat ku di setiap sedih ku,, perempuan yang menjadi suri tauladan untuk ku dan perempuan yang selalu perduli dengan ku,,

Tak terasa air mataku menetes mendengar suara lembut dari balik telepon

Sinta:"Alhamdulillah ma aku sehat,, Arkan juga sehat mah"

ya Arkan anak laki laki pertama ku,, obat di saat sedih ku,, juga penguat untukku

Mamah Sinta:"ini suntik satu bulan nya Arkan kan nduk,, udah di kompres belum takutnya nanti bengkak terus jadi demam"

Sinta:"sudah ma" jawab ku singkat

Mamah Sinta:"kamu kenapa nduk,, kamu baik baik aja kan,, gimana mertua mu peduli kan sama kamu,, gimana Diki mau bantu urus Arkan gak nduk"

tanya mama ku yang mungkin mengetahui aku menangis

Sinta:"aku baik ma,, Alhamdulillah Diki mau kok bantu jagain Arkan"

Mamah Sinta:"oh ya nduk kemaren lahiran Arkan kan belum di aqikahin ya,, gimana kalo kita adakan di rumah mama aja nanti urusan kambing biar mama aja yang tanggung kita ambil kambing di kandang aja"

Sinta:"tapi ma biaya yang lainnya gimana,, kan mama tau gaji mas Diki itu gak seberapa belum lagi tabungan ku udah ku pakai buat biaya lahiran dan keperluannya Arkan"

mamah Sinta:"udah kamu ada berapa sisa nya biar mama yang tanggung sama ayah kamu,, Alhamdulillah hasil panen sawit kemaren dapet nya lumayan bisa buat tambahan nanti"

ya Allah Tri makasih setidaknya ada ibuku yang begitu baik pada ku.

Sinta:" ya udah ma nanti aku bilangin dulu sama mas Diki ya mah"

Mamah Sinta:"oh ya udah nduk,, mama juga ada urusan lain nanti kalo Arkan rewel,, kamu yang sabar ya nama nya anak baru di suntik pasti demam"

Sinta:"iya ma assalmualaikum"

Mamah Sinta:"waalaikumsalam"

Benar kata mama,, tak berselang setelah mama telvon tadi akhirnya Arkan bangun dan rewel,, padahal sebelumnya dia gak pernah rewel begitu,, mungkin karena ia merasakan sakit di suntik tadi jadi rewel tambah demam..

segala cara sudah ku coba dari mulai ku gendong sampai ku buatkan susu Arkan masih saya rewel bahkan dia tidak mau meminum susu yang sudah ku buat,,

padahal Arkan paling doyan dan paling kuat kalo namanya nyusu biasanya juga NAIS gimana pun kalau aku kasih susu langsung diam,, tapi ini enggak dia masih juga rewel bahkan ngamuk..

"apa mungkin aku bawa jalan jalan aja ya ketempat tetangga,, siapa tau diam"

kataku sambil membawa keluar,,

"oowweekkk,, oowweeekkk"

"cep cep cep diem ya sayang jangan nangis"

bukan makin diem Arkan justru makin kencang bagusnya,, sampai membuat aku bingung harus berbuat apa lagi

"anak nya nangis terus ya neng" kata tetangga ku

"iya Bu mungkin karena abis di suntik jadi agak anget badan nya" kata ku sambil terus mencoba agar Arkan diam

"oowweekkk,,, oowweeekkk"

tangis Arkan kian kuat membuat ku serba salah

"coba sini sama Mbah ***"

kata mertua ku sambil mengambil Arkan dari gendongan ku

"makanya neng,, anak jangan di biasakan nyusu sapi,, jadi ringkih kan anak nya,, coba sini nyusu sama Mbah aja kalo emang mama mu gak mau nyusuin kamu"

kata mertua ku sambil mencoba menyusui anak ku di badannya,,

" gak usah Bu nanti takut nya Arkan gak mau lagian dia udah terbiasa menyusu sufor" kataku,, ya memang asi mertua ku masih keluar bahkan jauh lebih deras di banding punya ku bahkan sampai harus di sumpal pakai handuk kecil

tapi aku bener bener tidak menyangka mertua ku akan menyusui anak ku dengan dia,,

bahkan aku juga masih gak nyangka dia berkata seperti itu di depan orang..

orang tua mana sih yang gak mau menyusui anak nya sendiri,, apa lagi di saat ekonomi kami yang seperti ini,, aku juga mikir kali dari pada buat beli sufor lebih baik buat lain.

belum Pampers dan lainya

Uweeekkk

Terdengar suara muntahan anakku yang begitu kuat

"ya Allah ibuk,, kan tadi aku udah bilang"

pekik ku karena panik melihat anak ku yang muntah begitu banyak..

bukan apa apa Arkan bahkan belum menyusu di siang ini,, hanya tadi pas mau berangkat posyandu,, setelah pulang pun dia langsung ku tidurkan di ayunan..

Kuambil anakku dari tangan mertua ku yang tampak pucat melihat anak ku muntah sebegitu banyak.. Mungkin ia juga merasa bersalah karena secara tidak langsung sudah memaksa anak ku untuk menyusu padanya

Refleks semua tetangga pun melihat ke arah kami

"duh udah terbiasa minum sufor sih jadi di kasih asi yang bner gak mau lagi"

"padahal kan lumayan kalau anak nya mau asi embah nya,, gaji ayah nya gak habis habis aja buat beli susu" kata tetangga lainnya

"iya kasian ayah nya kerja banting tulang cuman buat susu"

Ya Allah kenapa begitu banyak mulut mulut jahat di sekeliling ku padahal aku tidak pernah berkata-kata kasar atau menyinggung mereka,, mengapa mereka sedemikian menghancurkan mental ku..

ingin sekali ku adukan keluh kesah ku kepada suami ku,, tapi kalau aku mengadu dia seakan acuh, Bahakan terkadang tak menghiraukan ucapan ku..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!