Jangan tinggalkan aku Bun aku mohon,jangan sakiti bunda ku jangan...jangan"lirihnya dalam tidur, perasaan gelisah muncul di setiap malam nafasnya terengah keringat bercucuran di keningnya selimut yang ia kenakan sudah tersingkap dari kakinya,tangan dan kakinya bergerak gelisah mimpi buruk itu selalu datang setelah kematian sang bunda.
"Al.. Alvarez.. tenanglah itu hanya mimpi semua baik² saja" kevin Miller seorang pria berusia tiga puluh satu tahun,tiga tahun lebih tua darinya mencoba menenangkan Alvarez dua puluh delapan tahun,setiap malam mimpi buruk itu selalu datang.
kevin mencoba menenangkan Aryadhika Alvan Pratama/Alvarez darrol Hernandez anak serta cucu angkat dari bos nya yang mengalami mimpi buruk itu.
perlahan Alva membuka matanya,nafasnya terengah "haaah" Kevin memberikan air minum yang ada di atas nakas padanya.
"thanks"ucapnya meraih gelas tersebut dan meminumnya,Kevin mengangguk.
"sorry ganggu tidurmu lagi"ucap Alva dengan mata terpejam ia menengadahkan kepalanya ke atas.
kamar mereka bersebelahan,Kevin tau Alva setiap malam akan terbangun karena mengigau dan mengalami mimpi buruk.
"Its oke"jawab Kevin dia duduk di ranjang sebelah kaki Alva.
Alva masih menyandarkan punggungnya di headboard ranjang miliknya.
"loe boleh minta ke grandpa buat pindah kamar"ucap Alva dia membuka matanya melihat ke arah Kevin yang sedang menatapnya.
"biar tidur loe ga ke ganggu karena gue"ucap alva.
"gue akan tetap di kamar sebelah"tegasnya sudah beberapa kali Alva menyuruhnya pindah kamar.
Alva beranjak turun dari ranjang dia berjalan menuju lemari kaca yang berisi berbagai minuman dia membuka lemari tersebut dan mengambil satu botol minuman beralkohol itu berikut dengan gelas nya.
Alva membawa minuman itu menuju sofa yang berada di kamar itu,dia membuka botolnya dan menuangkan minuman itu ke gelas.
"gue tau loe kalo siang suka ngantuk"ucap alva.
"gue udah biasa dan gue bisa tidur dimana saja"ucap Kevin melihat Alva yang sedang menyesap minumannya.
"thanks udah nemenin gue"hanya ucapan itu yang keluar dari mulutnya.
Kevin hanya memperhatikan Alva yang sedang duduk di sofa menyandarkan tubuhnya dengan kaki yang bertopang diatas meja sambil meminum minumannya.
"obat tidur gue habis gue lupa minta denis buat beli"ucapnya sambil memutar² minuman dalam gelas itu.
"gue yang akan membeli obatnya"ucap Kevin.
**ceklek...
"apa kamu mimpi buruk lagi nak?" Gabriel Fernando Hernandez pria tua berkebangsaan Finlandia yang menetap di Jerman yang menjadi kakek angkat alva membuka pintu saat mendengar suara samar² dari dalam kamar cucu angkatnya dengan bahasa Jerman nya.
dia berjalan mendekati cucunya.kevin berdiri dari duduknya saat mendengar suara bos besarnya.
"itu hanya bunga tidur grandpa"ucap alva menurunkan kakinya yang di atas meja itu.
Gabriel mengelus pucuk kepala alva.
"pulanglah ke negaramu ibumu merindukanmu"ucap Gabriel,Alva menggeleng kan kepalanya.
"tidak grandpa aku tidak mempunyai siapapun disana bunda ku akan selalu menemui ku dalam mimpi itu sudah cukup"ucap Alva.
"dia ingin kamu datang menjenguknya"ucap Gabriel,Alva terdiam.
"setelah dari Belgia pulanglah ke negaramu,banyak yang harus kamu kerjakan di negaramu,kamu bisa meeting online dengan perusahaan grandpa,Daddy mu akan membantumu mengurus perusahaan,bawa kail bersama mu dia akan lebih aman saat bersama mu nanti"ucap Gilbert.
"grandpa akan membicarakan ini dengan Daddy mu dan Albert"ucap Gilbert
"tidurlah ini sudah dini hari besok kalian akan pergi ke Luxembourg"ucapnya dia berjalan menuju pintu kamar.
kevin menundukkan kepalanya saat Gabriel melewatinya.
Tangan tuanya sudah memegang gagang pintu sejenak dia membalikkan badannya.
"grandpa akan mengurus semuanya,dan kamu juga harus mengurus perusahaan yang kamu bangun dari kuliah,dan jangan terlalu banyak minum kamu akan susah bangun nanti"ucap Gabriel,Alva mengangguk.
gabriel tersenyum dia membuka pintunya dan berlalu keluar dari kamar alva.
"tidurlah kev gue akan tidur setengah jam lagi"titah alva.namun Kevin enggan beranjak.
"kev"suaranya tegas tidak ingin di bantah.kevin pun mengangguk dia berjalan keluar kamar alva.
Kevin Miller berasal dari negara yang sama dengan Alvarez,dia tumbuh menjadi anak angkat ajudan Gabriel salah satu orang kepercayaan Gabriel.
Frederick Miller menemukan Kevin yang sedang menggigil menahan lapar di belakang rumah makan cepat saji di saat menjalankan tugas di Australia.
Frederick membawa Kevin dan merawatnya,Kevin dulu tinggal di panti asuhan di Indonesia hingga seseorang membawanya keluar dari panti asuhan untuk menjadikannya anak,namun naas Kevin mendapatkan orang tua asuh yang temperamental Kevin sering mendapatkan kekerasan hingga ia melarikan diri dari rumah orang tua angkatnya.
Lalu kevin di temukan oleh warga yang akan melakukan perjalanan lintas negara menuju Australia dengan cara ilegal.
saat itu kondisi Kevin sangat mengenaskan setelah mendapat pelecehan dia juga akan di jual.
pria itu berusaha membawa Kevin lari dari para penjahat itu.
kevin menjalani hidup yang bahagia walaupun hidup pas²an bersama pria yang menolongnya,pria itu begitu menyayangi nya.
hingga suatu hari polisi Australia melakukan razia Kevin dan pria tersebut menghindar pergi untuk sementara dengan melakukan perjalanan menaiki bis menuju tempat teman² senegara pria itu,hingga terjadi tabrakan beruntun,bis yang di naiki Kevin terlempar ke tepi jurang karena posisi saat itu bis adalah paling depan.
namun kevin terlempar keluar sebelum bis itu jatuh ke jurang sedangkan pria tersebut masih berada di dalam bis.kevin menangis melihat bis itu sudah masuk ke jurang terlihat asap mengepul.
kevin pun hidup di jalanan dia mendatangi rumah-rumah makan restoran,makanan siap saji untuk mendapatkan makanan sisa yang ada di sampah,hingga suatu hari tempat tersebut tutup karena semua karyawan demo Kevin pun harus menahan lapar tiga hari,ia hanya minum air kran.
hingga tubuhnya sudah tidak bertenaga namun dia harus berlari untuk menghindari polisi menurut ayah angkatnya dia harus menghindari polisi karena nanti jika tertangkap maka akan di penjara atau bahkan di buang di laut,hingga Kevin selalu berlari atau mengumpat jika ada polisi.
hari ke empat Kevin pun sudah pasrah dia tidur di sudut belakang tempat makan tersebut tubuhnya panas untuk berjalan pun dia sudah tidak mampu. Frederick yang saat itu sedang bersembunyi di kejutkan dengan keberadaan Kevin.merasa kasihan ia pun membawa serta Kevin dan mengurusnya.
Frederic mengatakan pada Gabriel akan mengangkat anak itu menjadi anaknya.gabriel pun menyetujuinya Kevin kecil pun di bawa ke Jerman dia di latih militer dan di sekolahkan hingga Kevin berusia delapan belas tahun Frederick meninggal terbunuh Frederick selalu mengatakan ikutilah tuan Gabriel dan patuh padanya.
kevin yang saat itu sudah dewasa di kuliahkan oleh Gabriel, Kevin juga mengetahui bisnis gelap Gabriel dan Dominic mereka mafia jual beli senjata, meninggalnya Frederick adalah resiko dari pekerjaannya.
hingga kini Kevin mengabdikan diri ke Gabriel dan Dominic.
...----------------...
kembali ke Alva setelah kevin keluar kamar dan pintu tertutup Alva kembali meminum minuman yang tersisa di gelasnya.dia teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu..
flashback..
alva yang saat itu masih berusia dua puluh satu tahun melanjutkan S2 nya di Jerman setelah mengambil S1 jalur fast track di Amerika hanya membutuhkan dua tahun Alva mendapatkan gelar bachelor degree.
Saat kelulusan semua keluarganya datang adiknya,abangnya,Kaka iparnya,ibunya yang saat itu masih sehat dan juga ayahnya mereka berfoto bersama.foto itu pun terpampang di ruang tengah rumah mewah mereka.mengingat itu dia tersenyum.namun senyum itu hilang setelah mengingat ibunya yang menderita kanker otak.
saat itu Alva tidak ingin melanjutkan S2 nya di Jerman karena ingin terus bersama bundanya.namun sang bunda meyakinkan anaknya agar melanjutkan kuliahnya di Jerman sesuai dengan impianya dulu.
hingga tiga Minggu Alva berada di rumah setelah kepulangannya dari Amerika ia mendapat kabar bahwa ia di terima kuliah di jerman.
Alva pun meninggalkan negaranya dan keluarganya.berjalan satu tahun Alva pun pulang ingin memberikan surprise untuk sang bunda.
sampai di depan pagar rumah dia menanyakan keberadaan bundanya pada sang satpam,dan satpam tersebut mengatakan bahwa nyonya bos lagi ke butik,Alva pun meminta taksi untuk mengantarkan ke butik ibunya.alva tidak habis pikir pada bundanya dalam keadaan sakit pun masih tetap ke butik.
setelah beberapa saat Alva sampai di 'Shakeela boutique' butik sang bunda.
sang asisten mengatakan bahwa sedang ada tamu,Alva pun tidak perduli dia menghampiri ruangan bundanya.
namun tangan yang sudah memegang gagang pintu itu berhenti bergerak saat mendengar suara Isak dari dalam.
"kamu tidak perlu khawatir aku akan menjaga anak-anak dan juga Abra (abraham Pratama adalah suami dari Nilam ayah Alva).daripada Abra menikah dengan yang lain bukankah lebih baik Abra menikah dengan ku? aku sangat menyayangi anak-anak dan kamu tau itu.aku merasakan menjadi seorang ibu dari Arya(panggilan keluarga dan teman-temannya untuk Alva saat di negaranya), Alea (Azalea shaqeela Pratama adik Alva) dan zian (anak dari sahabat Nilam yang bernama Sinta).apa kamu mengijinkan Nilam?aku meminta Abra dan meminta anak-anak untuk melewati masa tua ku,aku kesepian kamu tau itu."ucap Inggrid salah satu sahabat Nilam selain Sinta ibu dari Zian mereka sudah bersahabat sejak SMP.
"bagaimana dengan perasaan mas Abra nanti?"tanya nilam lirih,ia tidak percaya sahabatnya sendiri meminta suaminya.
"kamu bisa mendekatkan kami secara perlahan,agar suatu hari setelah kamu pergi dia bisa menerima ku mintalah dia untuk menikahiku,maafkan aku Nilam aku mencintai suami mu"ucap Inggrid tanpa merasa bersalah.
Tes..
airmata bunda nilam pun tak terbendung mendengar sahabatnya mencintai suaminya.
Hingga suatu hari dia mendengar ibunya masuk rumah sakit.setiap hari mereka melakukan video call ibunya selalu tersenyum dan mengatakan keadaan nya lebih baik.
dia selalu meminta suster untuk merias wajahnya agar terlihat segar di depan anaknya yang sedang menuntut ilmu di negeri orang.
siang itu di salah satu kamar rumah sakit Nilam sedang mengobrol dengan anaknya yang jauh disana.di samping brangkar ada Abra sang suami dan di sofa ada Sinta sahabat Nilam, juga ada Diandra menantunya dari putra sulung mereka Abimana arshaka Pratama.
"apa bunda baik-baik saja"tanya sang putra di sebrang sana.nilam mengangguk.
"Abang akan pulang setelah tugas tambahan ini selesai"Alva tersenyum melihat bundanya tersenyum.
"belajarlah yang rajin"ucapnya.
"abang akan belajar dengan rajin aku juga mau menunjukan sesuatu ke bunda,bunda harus bangga sama aku"ucapnya dengan semangat membuat Nilam tersenyum lebar Abra menggenggam tangan istri tercinta.
"bunda selalu bangga sama Abang,sama anak-anak bunda semua"ucap Nilam walaupun nafasnya sudah sesak dia tetap berusaha baik² saja.
"aku hadiahkan ini buat bunda,doain Abang biar sukses ya Bun"ucapnya.
"selalu,bunda selalu mendoakan anak-anak bunda agar sukses,bahagia,sehat,dan berguna untuk orang lain"ucapnya.
"terima kasih bunda i love u so much"ucap alva.
"i love you too"ucap bunda tersenyum.
"Abang kasih gambaran sedikit"Alva mengeluarkan foto dan surat-surat usaha yang sedang mereka rintis dan beberapa tanda tangannya.
bunda Nilam meneteskan air matanya "bunda bangga sayang semoga sukses"Nilam paham isi surat kontrak dan perjanjian itu.alva tersenyum "ini buat bunda"ucap Alva.
"Abang akan bawa ini saat pulang nanti dan bunda harus tanda tangan karena bunda salah satu di antara kami"ucap Alva,Nilam mengangguk.
"bunda lelah? istirahatlah,Abang tlp lagi nanti"ucapnya.nilam mengangguk.
"berikan aku kiss jauhnya Bun sebelum di tutup tlp nya"pintanya.
"ada ayah"ucap Nilam Alva mencebikan bibirnya.
Nilam tersenyum melihat wajah kesal putranya dia mendekatkan kamera hp suaminya ke bibirnya dia mencium kamera hp tersebut berkali-kali.
Abra tersenyum melihat tingkah istrinya.
"bunda pipi aku basah"suara Alva terdengar disana.
"apa sudah cukup"tanyanya Alva mengangguk.
"bye Bun i love u"ucap Alva lagi.
"i love u too Abang"ucap nilam.alva pun menutup tlp nya.
Nilam pun menengadahkan kepalanya nafasnya sesak dia merasa waktunya sudah dekat.
"Bun"panggil Abra melihat istrinya menutup mata.
"apa ada yang sakit"tanya nya.
"Nilam"panggil Sinta mendekat brangkar dimana sahabatnya terbaring.
Abra menekan tombol call nurse,beberapa saat dokter dan perawat datang memeriksa nilam.dokter menghembuskan nafas kasar.
dia meminta Abra untuk membicarakan nya di luar.
"maafkan kami pak Abra,kami hanya manusia biasa tidak bisa menyembuhkan kami sudah berusaha semampu kami semoga keajaiban datang menghampiri istri anda"ucap dokter tersebut.abra menghirup udara yang terasa sesak.
"apa yang terjadi"tanya Abra.
"maaf pak Abra semua tergantung tubuh ibu Nilam,namun keadaannya sudah sangat menurun saya harap anda siap dengan apapun yang terjadi"ucapnya.
"ayah"panggil Dian.
"kenapa nak?"tanya Abra ke menantunya.
"di cariin bunda"ucap dian.abra mengangguk dan masuk ke kamar.
"kenapa sin"tanya Abra ke Sinta.
"Nilam mencari Inge(inggrid)"ucap sinta
"ya baiklah sekarang aku tlp bersabarlah Hem dia akan datang"ucap mama sinta
"aku sangat menyayangi kalian,kalian sangat berarti dalam hidup ku"ucap bunda Nilam dengan suara yang lirih.
"aku tau sayang,berjuanglah kita akan menghabiskan waktu tua kita bersama dengan anak cucu kita"ucap Abra suaranya sendu.
Abra terus menciumi tangan kurus istrinya netranya terus menatap wajah tirus dan pucat istrinya dengan tatapan penuh cinta tatapan sedih takut kehilangan tatapan sendu.
mama Sinta pun menghubungi Inge(inggrid)
setelah beberapa saat mencoba menghubungi Inge tlp tersambung
"ada yang merindukan mu datanglah ku tunggu di rs"ucap mama Sinta.
",,,,,,"
"Inge sudah di parkiran RS sebentar lagi sampai,sudah senang sekarang kita akan berkumpul.sayang banget tempatnya di RS ayolah bangun dan sehat kembali. semangat kita nanti ke villa untuk barbeque, karaokean kita berkebun bagaimana kalo kita hanya pergi bertiga saja kita biarkan para lelaki kita mengurus diri mereka sendiri waktunya kita kembali ke masa muda kita untuk bersenang-senang"ujar mama Sinta dengan air mata yang terus mengalir karena merasakan firasat yang buruk tentang sahabatnya ini.
Diandra dan Abraham menangis mendengarnya.
"assalamualaikum"suara Abimana Pratama putra sulung Abraham dan papa satria suami sinta, juga Inge datang bersama,setelah bertemu di lobby rumah sakit.
"waalaikum salam"jawab bersamaan.
Abi mendekati ranjang bundanya.
"Bunda apa kabar?"tanya abi mencium kening sang bunda.nilam tersenyum tangan yang di pegang abra ia lepas dan meraba wajah putra sulungnya.
"Abang jaga adik-adikmu"ucap nilam.abi merasakan sesuatu dari kata-kata ibunya
"Kita akan menjaga mereka bersama"ucap abra menyela.
Nilam mengalihkan pandangannya ke arah abra dan tersenyum dan beralih ke abi lagi.
"Aku menyayangimu nak"ucap nilam.
"Abang juga sangat menyayangi bunda"ucap abi mencium tangan nilam. Nilam tersenyum dari sudut matanya mengalirkan air mata.nilam menarik genggaman tangan abi dan mencium tangan anaknya itu.
Nilam mengalihkan pandangannya ke arah abra ia menatap teduh suaminya yang sudah menemaninya dua puluh tujuh tahun.abra tersenyum"aku mencintaimu"ucap nilam.
"Aku juga sangat mencintai mu sayang sangat"ucap abra menitikan air mata.
Nilam meraba wajah suaminya rahang yang di penuhi bulu yang lumayan panjang,abra tidak berniat dan tidak sempat merawat dirinya,sedangkan dulu semua nilam yang mengurus nya.
Abra memejamkan matanya menikmati sentuhan tangan kurus istri tercinta.abra memegang tangan nilam yang berhenti di pipinya dia mengambil tangan nilam dan mencium tangan istrinya itu.
"Mau kah kamu mengabulkan permintaan ku?"tanya nilam lirih.
"Aku akan mengabulkannya sayang mintalah,nyawaku pun ku berikan untuk mu"ucap abra membuat nilam semakin tersedu bahkan air matanya mengalir deras dari sudut matanya.
Abra menghapus air mata di sudut mata istrinya.
"kamu tau cintaku tetap tumbuh untuk mu setiap hari dan semakin besar"ucapnya.
nilam mengangguk.
"aku tau"ucapnya tersenyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!