NovelToon NovelToon

Apa Salahku

Bertemu dengan Tante Nila

Ketika Lulu sedang bermain di taman bersama dengan Ibu Rani dan kedua Kakek, Neneknya. Tante Nila menghampiri mereka dan berniat untuk mengadopsi Lulu, akan tetapi Ibu Rani, Kakek dan Neneknya tidak mengijinkan Lulu di ambil oleh Nila. Mereka bertiga merebutkan Lulu. Tapi dengan alasan yang logis, Tante Nila beralasan kalau dia mangadopsi Lulu hanya sebagai pancingan saja, karena sudah 4 tahun menikah, dia belum juga hamil, sehingga nantinya kalau Tante Nila sudah hamil, dia akan mengembalikan Lulu kepada Ibu Rani dan Ayahnya Joko. Mendengar penjelasan dari Tante Nila, mereka terpaksa menyetujui permintaan Tante Nila, dan memberikan Lulu di hari esoknya.

"ibu.. Tante Nila mau membawaku kemana?Aku takut Ibu.. aku tidak mau jauh dari ibu..."ucap Lulu menangis dalam pelukan ibu Rani.

"Nak, Tante Nila hanya akan membawamu pergi main ke rumahnya, tidak akan lama kok nak, hanya sebentar.."sahut ibu Rani membelai lembut pipi Lulu sambil mengusap air mata Lulu.

"tapi ibu tidak bohong kan...?"ucap Lulu butuh kepastian.

"iya sayang.. pergilah! nanti ibu akan sering menengokmu."sahut ibu Rani melepaskan pelukannya.

ibu Rani, Ayah Joko, Kakek, Nenek, dan Kak Sari menangis melihat kepergian Lulu.

Lulu kemudian dibawa pergi oleh Tante Nila ke rumahnya. Disana, awal mulanya Lulu diperhatikan bak seorang putri, tapi seiring berjalannya waktu, setelah Lulu berusia 8 tahun, dia dijadikan seperti pembantu oleh Tantenya yang angkuh, niat Tantenya untuk mengadopsi Lulu sebenarnya tidak tulus, dia terpaksa melakukan itu, karena dapat paksaan dari suaminya Yanto. Supaya mereka berdua bisa segera mendapatkan momongan.

"ibu bohong kepadaku.. katanya aku akan dikunjungi setiap hari. Tapi semenjak aku tinggal di sini, ibu belum pernah menjengukku, Tante Nila juga sekarang sudah berubah, dia menjadi orang yang galak kepadaku."ucap batin Lulu.

"Lulu..! cepat cuci semua pakaian kotor yang ada di kamar mandi. sebentar lagi aku akan mandi, jadi kamu harus menyelesaikannya dengan cepat.!"teriak Tante Nila dari dalam kamarnya.

"Baik Tante."sahut Lulu berjalan menuju kamar mandi.

Setengah jam berlalu, Tante Nila yang terburu-buru ingin mandi, mendorong kasar Lulu sampai tersungkur di lantai. Lulu kemudian kembali berdiri, dan keluar dari kamar mandi.

"Aduh.. sakit sekali kakiku terkena lantai." Lulu berjalan sedikit pincang.

"Lulu! kenapa dengan kakimu..!?"tanya Yanto yang baru pulang dari kerjanya.

"Tidak apa-apa om.. hanya tergelincir sedikit."sahut Lulu memegang kakinya.

"oh. makanya kalau jalan lihat jalannya, jangan melenger kemana-mana..!"Yanto berkata sambil menyentil dahi Lulu, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

"Ya Allah.. kuatkan aku." batin Lulu.

Dipagi hari yang cerah, Lulu sedang menjemur pakaian di halaman rumah Tante Nila. Belum juga selesai menjemur pakaian, Tante Nila meminta Lulu untuk membeli lauk pauk di pasar. Lulu pun menuruti perintah Tante Nila, kemudian pergi ke pasar dengan uang pemberian Tante Nila. Ketika Lulu sampai di pasar, Lulu bertemu dengan Kak Sari yang sedang membeli sayuran.

"Kak Sari..."teriak Lulu dari kejauhan.

"Lulu?"ucap Sari mendekati Lulu, kemudian memeluknya dengan erat.

"Kak, kenapa ibu dan Ayah membiarkanku tinggal bersama Tante Nila?"tanya Lulu sembari menagis tersedu-sedu menahan kesedihannya.

"Aku juga kurang tau dik, apa kamu tidak bahagia tinggal dengan Tante Nila? kalau iya, pulanglah, aku akan memberitahu ibu untuk segera menjemputmu.."sahut Sari yang juga menangis.

"Tidak Kak, aku bahagia disana, aku pun sangat disayang oleh Tante Nila. Bairkan aku besar di dalam keluarga Tante Nila, nanti kalau aku sudah besar dan punya pekerjaan sendiri, aku akan mengirimkan uang untuk ibu dan ayah. Jaga baik-baik ibu dan ayah kak. Ya sudah, aku pergi dulu kak. daaaa.."Lulu kemudian melepaskan pelukannya dan berlalu pergi sambil menoleh ke belakang melihat Kak Sari yang memandanginya dari jauh.

"Tadi Tante Nila minta aku untuk beli apa saja ya? mmm untung aku sudah mencatatnya di secarik kertas."batin Lulu sambil melihat barang yang akan dibelinya.

Sesampainya di rumah Tante Nila, Lulu di panggil Tante Nila untuk melanjutkan menjemur pakaian yang tadi belum selesai.

"Lulu, selesaikan tugasmu yang tadi.! itu pakaian butuh dijemur, bukan untuk panjangan seperti itu! Bawa sini belanjaannya.! " Nila menarik lengan Lulu dan mengambil paksa belanjaan yang dibawa Lulu.

"Baik Tante."Lulu menunduk.

Tante Nila kemudian memasak lauk pauk yang sudah di beli Lulu. Dia kemudian memanggil Lulu untuk makan.

"Lulu ini makanan untuk kamu, habiskan! jangan ada yang tersisa!"ucap Tante Nila memberikan makanan yang berisi nasi, sambal dan ikan asin goreng.

Lulu kemudian memakannya di dapur.

Disaat Lulu sedang makan, dia mendengar suara ibu dan ayahnya datang. Namun Lulu tidak berani keluar sebelum Tante Nila memanggilnya. Dia menguping pembicaraan Tante Nila bersama ibu dan Ayahnya.

"Nila.. dimana Lulu, aku ingin bertemu dengannya.."ucap ibu Rani sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Lulu.

"Jam segini, biasanya Lulu main ke rumah temannya, dan pulang sore."sahut Tante Nila gugup.

"Ohh, padahal sebenarnya aku kangen banget sama Lulu, tapi dia malah pergi keluar, Ya sudah, lain kali aku akan datang kembali. Ayo Yah, kita pulang, Lulu tidak dirumah kok."ucap ibu Rani menarik lengan dan mengajak Pak Joko pulang.

"Iya, lain kali kalau Lulu dirumah, pasti dia senang sekali melihat kedatangan kalian berdua." Tante Nila tersenyum ragu.

"Iya."sahut ibu Rani kemudian berlalu pergi dengan Pak Joko.

"ibu.. aku juga rindu pada ibu.. tapi aku tidak bisa dengan bebas keluar masuk di rumah ini. Maafkan aku ibu.." batin Lulu sembari mengusap air matanya.

Ketika Lulu sedang mandi, dia mendengar ada suara di balik bak mandi, setelah dia mengeceknya, ternyata ada seekor tikus sedang memakan daging ayam di sudut dinding. Lulu kemudian menangkap tikus tersebut dan membuangnya ke lubang sumur kosong. Kemudian, Tante Nila dan om Yanto memangilnya. Lulu yang masih memakai handuk, langsung pergi ke kamarnya untuk ganti baju, dan menemui Tante Nila dan Om Yanto.

"Ada apa Tante?"tanya Lulu ngos-ngosan, karena berlari.

"Cepat pijitin kakiku dan om Yanto, setelah itu, lipat semua pakaian kering yang ada di depan tv!"perintah Tante Nila.

"iya Tante."sahut Lulu mulai memijat kaki Tante Nila.

"Tante, apa aku boleh sekolah lagi..?"tanya Lulu sedikit ragu.

"Apa, sekolah?! Apa kamu tidak tau, biaya sekolah itu mahal, mikir dong kamu..!"sahut Tante Nila menyentil dahi Lulu.

"Iya Tante, maafkan aku."Lulu menunduk takut.

Tante Nila Hamil

Sebenarnya Lulu ingin sekali sekolah, tapi karena ikut Tante Nila yang angkuh, membuat Lulu tidak berani tawar menawar. Lulu sudah selesai memijit Tante Nila dan Om Yanto, dia kemudian, melanjutkan untuk melipat baju yang ada di depan tv. Lulu sedikit senang, karena kapan lagi dia bisa melipat baju dengan santai sambil menonton tv. Tapi baru saja Lulu menyalakan tv, Tante Nila tiba-tiba muncul dan mematikan tv-nya. Alasannya listrik mahal, jadi harus hemat. Lulu memang tidak beruntung masuk ke dalam keluarga tersebut. Sebelumnya dia hidup bahagia bersama dengan Ibu, ayah, kakak, kakek dan neneknya, tapi semenjak dia di adopsi oleh Tantenya, hidupnya berubah 100%. Mata Lulu mengalirkan air mata, tapi segera dia usap, supaya Tante Nila tidak melihatnya. Tante Nila yang baru keluar dari kamar mandi. Berlari bahagia dan membawa sebuah alat kecil yang Lulu belum tahu, alat apa itu. Selang beberapa menit kemudian, Om Yanto dan Tante Nila terlihat sangat bahagia, Lulu tidak berani bertanya, dia hanya diam, karena takut dimarahi. Om Yanto dan Tante Nila kemudian pamit pergi pada Lulu. Lulu mengangguk tanpa berani berkata apa-apa.

"Lulu, kamu jangan pergi kemana-mana, Tante dan Om mau pergi sebentar. Jangan lupa! pekerjaan yang belum selesai, harus selesai saat kami berdua datang. ingat !" ucap Tante Nila kemudian pergi bersama Om Yanto.

"Baik Tante." sahut Lulu menatap wajah Tante Nila dengan takut.

Dua jam kemudian, Lulu yang sedang mengepel lantai, dengan tidak sengaja membuat Tante Nila terjatuh. Om Yanto menjadi murka dan menghukum Lulu, Lulu di kurung di dalam kamarnya, Om Yanto mengunci kamar Lulu, supaya Lulu tidak bisa keluar.

Kemudian Om Yanto menuntun Tante Nila untuk dibawa masuk ke dalam kamar.

"Sayang, kamu tidak apa-apa?"tanya Om Yanto sembari membaringkan tubuh Tante Nila di tempat tidur.

"Aku tidak apa-apa mas.. kamu apakan Lulu?"sahut Tante Nila lemas.

"Dia aku kunci di dalam kamarnya, biar dia tau rasa! Tantenya sedang hamil, dia malah dengan sengaja, mengepel lantai dan masih licin."ucap Om Yanto kesal.

Tante Nila hanya mendengarkan tanpa tanggapan apa-apa, kemudian tidur.

Sudah Dua Minggu Lulu dikurung di dalam kamarnya, Om Yanto dan Tante Nila, sama sekali tidak ingat dengan keberadaan Lulu dirumah. Mereka berdua beraktivitas seperti biasa, dan mengira masih tinggal hanya berdua. Lulu meringkuk di atas tempat tidur, karena perutnya terasa sangat sakit, tubuhnya menggigil, sehingga membuat suara dari getaran giginya. Tante Nila yang mendengar suara dari dalam kamar Lulu, baru sadar, lalu membuka pintu kamar Lulu, dan melihat Lulu sudah pucat pasi. Tante Nila langsung membawanya ke rumah sakit. Disana, Lulu harus di rawat selama beberapa hari, karena dehidrasi. Tante Nila dan Om Yanto yang mendengar penjelasan dari dokter, hanya mengikuti perintah dokter. Namun selama Lulu dirawat, Tante Nila dan Om Yanto tidak pernah menjenguk dan merawat Lulu. Sampai-sampai perawat yang merawat Lulu sedih, melihat kondisi Lulu yang kurus kering, karena tidak mau makan. Saat itu, difikirkan Lulu hanya dia ingin kunjungi dan dirawat oleh ibunya, tapi Lulu tidak tau nomor telepon ibunya. Sehingga Lulu hanya menangis setiap hari dan menutup diri. Perawat juga berusaha berkali kali untuk menghubungi nomor telepon Tante Nila, tapi tidak pernah ada jawaban. Perawat kemudian meminta alamat rumah ibu Lulu pada Lulu. Setelah mendapat alamat rumah ibu Lulu, salah satu perawat pergi untuk menemui ibu Lulu. Tiga jam berlalu, Lulu yang sedang menangis di dalam selimut pasien, mendengar suara ibunya.

"Nak, Ibu disini."ucap Ibu Rani membuka perlahan selimut Lulu.

"Ibu.. "ucap Lulu berdiri dan memeluk ibu Rani.

"Kamu jangan takut Nak, mulai sekarang ibu akan membawamu kembali pulang."ucap ibu Rani tersenyum.

Lulu kemudian melihat sekitar, ternyata sudah ada ayah dan kakaknya juga. Mereka semua sudah tau, kalau Tante Nila sama sekali tidak perhatian dengan Lulu, sampai berani meninggalkan Lulu sendirian di rumah sakit dari penjelasan perawat yang merawat Lulu.

"Tapi Bu.. nanti kalau Tante Nila marah bagaimana? aku takut Bu.."ucap Lulu yang masih berada di dalam pelukan ibu Rani.

"kamu tidak perlu takut lagi sayang. Biar Ayah dan Ibu yang menanganinya. Sekarang, kamu makan supaya cepat sembuh, lalu kita pulang deh.." ibu Rani melepaskan pelukannya dan menatap wajah Lulu dengan senyuman. Lulu menurut dan mulai makan. Ayah dan Kakaknya hanya bisa menahan rasa sedihnya, melihat kondisi Lulu yang memprihatinkan.

Beberapa hari kemudian, semua administrasi di bayar oleh ayah Lulu, dan Lulu pulang bersama dengan Ibu, ayah dan kakaknya. Kemudian saat Tante Nila ingin mengambil Lulu, Lulu sudah tidak ada di kamar rawatnya. Tante Nila yang bingung, lalu mencari tau informasi tentang keberadaan Lulu, tapi para perawat yang sudah di kompori oleh ayah Lulu supaya tidak memberitahu Tante Nila tentang keberadaan Lulu, hanya menjawab tidak tau. Tante Nila yang geram, mengamuk dan membuang semua benda yang ada di rumah sakit tersebut. Sehingga dengan paksa, dia harus diusir dari rumah sakit tersebut.

"Dimana kamu Lulu...?! kenapa begitu banyak perawat disini, tapi semuanya tidak tau dengan keberadaan Lulu. Kerja macam apa kalian semua ini! " Tante Nila kemudian mengorak arik semua yang ada di dalam rumah sakit, karena Tante Nila sudah membuat onar di dalam rumah sakit, dengan terpaksa Tante Nila langsung diusir oleh satpam di sana.

Sesampainya di rumah, Lulu merasa senang sekali, karena sudah terbebas dari siksaan Tante Nila. Belum juga Lulu puas dengan kebahagiaannya di rumah. Tante Nila tiba-tiba datang dan menarik paksa lengan Lulu. Ayah Lulu yang melihat Lulu diperlakukan seperti itu, langsung menarik Lulu kembali dan menceramahi Tante Nila.

"Jadi, selama ini, bagitulah perilakumu terhadap Anakku Lulu." ucap ayah Joko mendekap erat tubuh Lulu.

"Tidak, itu tidak seperti yang kamu lihat. Aku baik dan sayang dengan Lulu, iya kan Lulu ?"tanya Tante Nila mendekati Lulu yang ketakutan di dekapan ayah Joko.

Lulu menggelengkan kepalanya. Ayah Lulu kemudian mengusir Tante Nila, dan tidak mengijinkan Lulu tinggal bersama dengan dia lagi.

"Pergi kamu! aku tidak akan membiarkanmu mengambil Lulu dariku lagi." ucap ayah Joko mengusirnya dengan suara lantang.

Tante Nila kemudian pergi. Ibu, kakek, nenek, dan kakaknya Lulu yang mendengar keributan di luar, langsung menanyakan kepada ayah Lulu.

"Ada apa ayah..?, kenapa ayah berteriak seperti itu?"tanya kak Sari.

"Tidak ada apa-apa kok, hanya masalah kecil. ayo kita masuk ke dalam lagi." ucap ayah Lulu sembari menggendong Lulu di atas pundaknya.

Kegelisahan Tante Nila

Tante Nila menjadi gelisah, karena tidak bisa mengambil Lulu lagi. Walaupun dia sudah hamil, tapi semenjak adanya Lulu, pekerjaan rumah dia menjadi terbantu. Tante Nila merasa itu adalah keberuntungan baginya, sehingga dia tidak perlu repot membayar pembantu lagi. Jadi Tante Nila merasa keberatan, jika Lulu kembali lagi pada ayah ibunya. Dia mencoba untuk membawa kembali Lulu, bagaimana pun caranya. Om Yanto yang melihat Tante Nila gelisah, menanyakan penyebabnya.

"Sayang kamu dari mana? sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Om Yanto yang baru keluar dari kamar.

"Aku baru saja menengok Lulu dirumah sakit, tapi Lulu sudah tidak ada disana, karena sudah dibawa pulang oleh orang tuanya." sahut Tante Nila sembari mondar-mandir kesana kemari.

"Ya bagus dong, jadi kita tidak perlu repot mengantarkan Lulu pulang." ucap Om Yanto menarik lengan Tante Nila supaya berhenti.

"Tapi, aku tidak mau itu terjadi." ucap Tante Nila menatap wajah Om Yanto.

"Kenapa tidak mau? tujuan awal kita mengadopsi Lulu kan agar kita bisa cepat dapat momongan. Dan sekarang sudah terkabul, jadi apa yang membuatmu merasa keberatan?" tanya Om Yanto melihat Tante Nila.

" Disini Lulu sudah aku anggap sebagai pembantu gratis yang bisa aku manfaatkan kapan saja. Daripada kita harus mencari pembantu, biayanya juga cukup mahal mas."ucap Tante Nila mulai duduk.

"Jadi kamu beneran, masih membutuhkan Lulu berada di sini?" tanya Om Yanto tegas.

"Iya mas, kita harus cari cara supaya kita bisa cepat mendapatkan Lulu kembali kepada kita." ucap Tante Nila menggenggam tangan Om Yanto agar mendapat dukungan.

Om Yanto kemudian berfikir sejenak, dia melihat langit atap rumah sebagai tempat menemukan ide. Setelah beberapa menit kemudian, Om Yanto yang memiliki ide, membisikkan sesuatu kepada Tante Nila. Tante Nila mengangguk setuju.

Di rumah, Lulu membatu ibunya memasak, ibu Rani kemudian menanyakan kemampuan Lulu yang tiba-tiba bisa memasak. Lulu hanya tersenyum, lalu melihat wajah ibunya. Lulu memandang wajah ibunya dengan penuh rasa kasih sayang.

"Nak sejak kapan kamu menjadi pintar masak?" tanya ibu Rani membelai rambut Lulu yang lembut.

Lulu hanya terdiam sambil menatap wajah ibunya dengan rasa kasih sayang. Ibu Rani kemudian meresponnya dengan memeluk tubuh Lulu. Dia yakin, kemampuan Lulu dalam memasak ada kaitannya dengan perlakuan Tante Nila kepada Lulu.

"Kenapa anak sekecilmu harus mengalami ini semua nak, maafkan atas kecerobohan yang sudah ibu lakukan kepadamu, ibu tau ibu sudah salah, memberikanmu kepada orang yang tidak tepat." batin ibu Rani mengalirkan air mata. Lulu yang mendengar suara tangisan ibunya, kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap air mata ibunya sambil tersenyum. Ibu Rani semakin terharu dan memeluk kembali tubuh Lulu.

Ketika malam telah tiba, dengan cara mengendap-endap dan diam-diam, Tante Nila dan Om Yanto membuka jendela kamar Lulu. Dengan perlahan mereka berdua mencongkel jendela tersebut supaya tidak ada suara. Setelah jendela terbuka, mereka berdua masuk dan membius Lulu yang sedang tertidur pulas. Mereka pun berhasil membawa Lulu dan merebahkannya di tempat tidur Lulu.

"Kamu pintar juga mas, dengan cara seperti ini, kita jadi tidak ketahuan oleh orang tua Lulu." ucap Tante Nila tersenyum lebar.

"Siapa dulu dong... aku si Yanto yang banyak ide." sahut Om Yanto besar kepala.

"iya iya, sudah ayo kita tinggalkan dia, dan kunci pintu kamarnya." ucap Tante Nila menarik lengan om Yanto supaya cepat keluar dari kamar Lulu.

Pagi hari, Lulu terbangun dari tidurnya, tapi dia merasa tidak asing dengan tempat tersebut. Lulu melihat sekeliling, dan teringat bahwa itu bukanlah kamar tidur Lulu yang dirumahnya sendiri, melainkan kamar Lulu di tempat Tante Nila. Lulu kemudian turun dari tempat tidur, dan menggedor-gedor pintu kamarnya, namun diluar tidak terdengar suara aktifitas seseorang. Lulu lalu sadar, kalau dia ditinggal sendirian di dalam rumah. Lulu kemudian mencari akal, supaya bisa keluar dari kamar tersebut, dia melihat jendela kamarnya dan mulai mendekatinya. Tapi sayang, jendela tersebut sudah terhalang oleh besi pelindung, sehingga Lulu tidak mungkin bisa memotong besi tersebut. Lulu kemudian kembali ke tempat tidurnya dan pasrah. Selang beberapa menit kemudian, Lulu mendengar suara langkah kaki membuka pintu depan, kemudian menuju ke arah kamarnya, Lulu lalu pura-pura tidur saat Tante Nila masuk ke dalam kamarnya.

"Ternyata masih tidur. Lulu, cepat bangun ! aku sudah membawakan sarapan untukmu. dimakan cepat ! jangan ada yang tersisa." ucap Tante Nila menarik kasar selimut Lulu.

Lulu kemudian terbangun sembari mengucek-ucek kedua matanya. Setelah kedua matanya terbuka, dia terkejut dengan hidangan yang ada didepannya. Tumben sekali, Tante Nila memberikan Ayam krispi dan Pizza untuknya. Lulu kemudian mengucapkan terimakasih kepada Tante Nila, tapi Tante Nila tidak menjawab perkataan Lulu, dia malah langsung pergi keluar meninggalkan Lulu untuk segera memakan makanan yang sudah dia berikan pada Lulu.

"Sebenarnya apa tujuan Tante Nila membawaku kembali kesini lagi?" batin Lulu melihat kepergian Tante Nila.

Di rumah, Ibu Rani yang sudah membuat sarapan pagi untuk semua keluarganya, mendekati kamar Lulu dan mengetuk pintunya, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar, Ibu Rani yang belum menyadari Lulu hilang, kembali lagi untuk menambah hidangan ke atas meja makan. Kemudian dia kembali mengetuk pintu kamar Lulu, karena tidak ada jawaban terus dari dalam kamar, Ibu Rani memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Lulu. Setelah pintu terbuka, Ibu Rani menjadi syok, karena Lalu sudah tidak ada di dalam kamarnya. Ibu Rani kemudian memanggil Ayah Lulu untuk memeriksa sekeliling kamar Lulu, setelah ditelusuri, ternyata jendela kamar Lulu ada bekas congkelan obeng. Ayah Lulu mencurigai bahwa Lulu sudah diculik.

"Tapi siapa yang sudah berani menculik Lulu Yah?" tanya Ibu Rani cemas.

"Aku juga belum tau Bu. Pastinya dia adalah orang yang sudah dekat dengan Lulu, sehingga tau persis lokasi kamar tidur Lulu." ucap Ayah Lulu berfikir sembari mengotak atik jendela Lulu yang rusak.

"Aku sangat menghawatirkan Lulu Ayah, semoga tidak terjadi apa-apa pada Lulu." sahut Ibu Rani menatap wajah Ayah Joko.

Kakek dan Nenek yang juga mendengar kabar hilangnya Lulu menjadi sedih dan hawatir.

"Lulu ! selesai makan, cepat bantu aku untuk membersihkan aquarium ikan milik Om Yanto. Sudah bau sekali, membuat kepalaku semakin pusing." perintah Tante Nila yang sedang berdiri di depan aquarium.

"baik Tante." sahut Lulu mempercepat makannya.

Setelah selesai makan, Lulu kemudian menghampiri Tante Nila dan membantunya membersihkan aquarium. Setelah selesai, Lulu diminta tolong untuk membeli ikan baru di toko sebelah, Lulu pun mengikuti perintah Tante Nila. kemudian keluar dan membeli ikan pesanan Tante Nila.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!