NovelToon NovelToon

The Highlander and The Mafia Daughter

Ashley Park Moretti

Brussels, Belgia... Pernikahan Pangeran Richard of England dan Princess Alisha of Belgium

"Jadi kita tidak bisa bersama?" tanya Louis of England ke gadis berambut hitam dan memiliki mata coklat dingin.

"I'm sorry Louis. Aku tidak bisa... Kakakmu sudah mendapatkan hujatan, aku tidak mau kalau kamu mendapatkan hal yang sama. Louis, tinggal kamu yang akan menjadi penerus Kerajaan Inggris menggantikan Oom Henry..." Mata coklat Ashley tampak berkaca-kaca. Keduanya berada di sebuah gazebo halaman belakang istana Brussels.

"Ashley..." Louis memegang tangan gadis itu. "I love you..."

"I know. I love you too, Louis. Tapi mengertilah, aku tidak sanggup mendapatkan cercaan dan hujatan rakyat Inggris. Louis... Aku bukan Alisha yang sama dengan Richard. Aku putri mafia, Louis. Dosa kami banyak... " Kini Ashley menangis.

Louis memeluk gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta sejak di Honolulu Hawaii. Dirinya tidak menduga akan jatuh cinta dengan Ashley yang sudah dikenalnya dari kecil karena sering bertemu.

"Don't cry Ash... Tidak hanya kamu yang sedih, aku pun juga... Kenapa aku harus jadi putra raja ... " suara Louis terdengar bergetar karena perasaannya sangat kacau.

Ashley menangis dalam pelukan Louis. "I'm sorry Louis... "

Louis hanya mengusap rambut hitam Ashley lembut. "No, I'm sorry Ash... "

Malam itu menjadi malam terakhir Louis dan Ashley menjadi pasangan kekasih.

***

Milan, Italia... Sebulan Kemudian

"Kamu mau ke Glasgow?" tanya Alessandro usai acara pemotretan koleksi terbaru rumah mode Morr.

"Iya. Oom Jayde sudah mengijinkan memakai pondoknya di sana. Dekat Highland tapi ada desa terdekat kok jadi aku bisa belanja untuk kebutuhan rumah hari-hari... Lagipula Rylee mau menemani karena masih libur sekolah" jawab Ashley. Rylee adalah putra Jayde Neville dan Inggrid Pascale.

"Masih patah hati karena Louis?" Alessandro memeluk putrinya.

"Yup..."

"Tapi kamu malah ke negaranya Louis."

Ashley tersenyum. "Tapi aku ke Skotlandia dan Louis tidak tahu aku Kesana. Aku ingin tempat yang tenang..."

"Kenapa kamu tidak meminjam pondok milik Oom Dante?" Alessandro mencium pucuk kepala putrinya. Alessandro tahu kalau Ashley benar-benar mencintai Louis. Mereka harus berpisah karena memang tembok penghalangnya sangat tinggi.

"Nggak ah. Pengen ke Glasgow. Lagipula kata Rylee pemandangan di pondok keluarga Neville keren banget. Diatas tebing ... Kalau pondok Oom Dante kan pemandangan nya pegunungan... Aku ingin melihat laut..."

Alessandro hanya tersenyum. "Sudah minta ijin sama mommy?"

"Belum. Daddy bantu bilang ya?" Ashley menatap Alessandro dengan tatapan merayu.

"Dasar ! Kamu itu sama saja sama mommymu kalau ingin sesuatu !" gerutu Alessandro sambil menowel hidung putrinya.

"Lha kan ada yang ngajarin ... " cengir Ashley.

***

Kediaman Keluarga Moretti di Milan Italia

Sakura mendelik saat Ashley meminta ijin padanya untuk berlibur ke Glasgow.

"Kenapa ke Glasgow? Kenapa nggak ke Sisilia? Kan ada laut disana !" Sakura berdiri sambil bersedekap menatap putrinya.

"Mommy macam tidak paham lah. Aku kalau sama L paling malas. Dikit-dikit yang diajak ngomong yang tidak kasat mata. Bukannya aku takut tapi kalau tiap saat bilang 'itu ada yang datang, korban tabrakan' , 'tuh ada yang melayang' ... Kan sebal !" gerutu Ashley yang kesal dengan sepupunya yang memiliki kemampuan sixth sense.

Alessandro tersenyum smirk karena tahu keponakannya satu itu memang paling di luar Nurul.

"Boleh ya mommy?" rayu Ashley. "Aku kan tinggal wisuda aja ..." Ashley memang sudah selesai kuliahnya di sekolah desain Milan.

Sakura menatap suaminya. "Bagaimana manusia Spidol?"

"Selama Ashley ada Rylee, tidak masalah kan..." jawab Alessandro santai. "Lagipula di Glasgow kok ... Jayde dan Inggrid kan terkadang ke Aberdeen dan Glasgow. Memang kamu mau berapa hari disana ?"

"Dua bulan, boleh? Soalnya aku kan kerja terus Daddy, jadi model dari kecil juga..." Ashley menatap Alessandro dengan mengerjap-ngerjap kan matanya.

Sakura hanya bisa menggelengkan kepalanya karena itu caranya kalau sedang merayu Alessandro untuk membeli sesuatu.

"Boleh ya mommy? Daddy?" pinta Ashley.

"Ya sudah ... Boleh ... " ucap Sakura pada akhirnya. "Selama Rylee ada disana lho yaa..."

"Pinjam senjata sama Oom Jayde, jangan lupa" timpal Alessandro.

"Oke. Tapi kata Rylee, begitu aku datang, begitu disiapkan semuanya."

"Good."

***

Bandara Manchester Inggris

Jayde dan putranya, Rylee tiba menjemput Ashley yang datang dari Milan. Gadis itu tampak senang saat melihat Oom dan sepupunya.

"Kita langsung ke Edinburgh yuk" ajak Jayde. "Soalnya tantemu sudah disana dan setelah sehari di Edinburgh, baru kita ke Glasgow."

"Yuk mbak Ashley, aku akan menemani mbak agak lama sampai masuk sekolah" ucap Rylee yang baru junior high school.

"Kamu kok tambah tinggi sih?" goda Ashley ke sepupunya.

"Lha hasil sunat dan makan makanan bergizi..." jawab Rylee cuek.

"Kacau deh... " kekeh Ashley sambil memasukkan kopernya ke dalam mobil Land Rover Jayde.

"Yuk berangkat" ajak Jayde yang menjadi sopir. "Sengaja tidak pakai sopir biar bebas."

Rylee duduk di sebelah ayahnya sedangkan Ashley di kursi tengah. "Berapa lama Oom dari Manchester ke Edinburgh?" tanya Ashley setelah mobil itu berjalan keluar bandara.

"Sekitar empat jaman, Ash" jawab Jayde.

"Ah lumayan ya... " gumam Ashley.

"Tidur saja Ash kalau ngantuk. Kamu pasti lagi jetlag kan?"

"Aku tidur dulu ya..." Ashley tampak senang ada bantal di mobil.

"Pakai saja bantalnya mommy" ucap Rylee.

"Oke." Ashley mengambil bantal berbulu itu dan menggunakannya untuk meletakkan kepalanya. Tak lama gadis itu pun terlelap.

***

Ashley menghabiskan waktu sehari semalam di kediaman keluarga Weston di Edinburgh. Setelah Simon Weston mangkat, semua kekayaan jatuh ke tangan Inggrid Pascale, cucu satu-satunya.

Menjadi pemilik perusahaan berlian Weston Diamond Ltd, membuat Inggrid harus sering berada di Edinburgh dan berpisah dengan Jayde yang bekerja di Manchester. Tapi karena perjalanan dari Manchester hanya empat jam, mereka pun menikmati kehidupan bertemu saat weekend kalau Inggrid sibuk di Edinburgh. Tapi jika tidak, wanita cantik itu akan berada di Manchester bersama suami dan anaknya.

Keesokan harinya, Jayde bersama Inggrid beriringan dengan mobil yang disetiri Ashley, menuju pondok milik keluarga Neville. Ashley berada satu mobil dengan Rylee.

"Mbak..."

"Ya?" jawab Ashley sambil menatap jalan.

"Pangeran Louis terkadang menanyakan mbak ..."

"Kapan kamu ketemu?"

Rylee menoleh ke arah kakaknya. "Pas pertandingan Manchester United dua Minggu lalu. Mbak blokir nomornya pangeran Louis ?"

"Iya, aku blokir.. Kalau tidak, kami tidak bisa move on... Aku tidak bisa move on. Berat Ry, mbak tidak sanggup berhadapan satu negara ... Mbak bukan Alisha yang sama - sama putri raja dengan mas Richard... Mbak tidak mau membuat kerajaan Inggris berantakan gara-gara keluarga yang sama..." jawab Ashley dengan nada pahit.

"Aku paham mbak... Dan terkadang tak semua bisa kita dapat semuanya. Kita harus memilih, mana yang paling baik untuk orang banyak..." Rylee memegang tangan Ashley. "Jodohmu bukan pangeran Louis."

"Hu um..."

***

Introducing Ashley Park Moretti

Introducing Rylee Weston Neville

***

Yuhuuuu welcome to novelnya Ashley yaaa

Semoga suka ya readersku

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Gavin Ferguson

Glasgow Skotlandia

Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam, akhirnya mereka tiba di sebuah pondok diatas bukit yang menghadap ke laut yang diketahui sebagai Pencil Beach. Ashley sangat menyukai pondok itu yang dibangun dengan model minimalis.

"Wow..." ucap Ashley saat melihat pondok itu. "Cantik sekali."

"Cantik kan? Aku yakin mbak Ashley betah. Lagipula jalannya ke kota terdekat sudah beraspal jadi santai saja..." senyum Rylee.

"Bagaimana Ash?" tanya Inggrid.

"This is perfect, Tante" senyum Ashley.

"Semoga kamu betah ya...."

"Pasti betah."

***

Jayde dan Inggrid pulang ke Edinburgh menjelang sore, meninggalkan Ashley dan Rylee berdua di pondok itu. Ashley dan Rylee berjalan - jalan di sekitar rumah itu.

Ashley melihat sebuah bangunan di atas bukit dari tempat pondok mereka dan tampak penasaran dengan pemiliknya.

"Bangunan milik siapa itu?" tanya Ashley ke Rylee.

"Itu milik klan Ferguson. Mereka penguasa kawasan Highlander sini..."

"Tanah tempat pondok keluarga Neville?" Ashley tahu jika tanah tempat mereka tinggal pasti milik klan Ferguson.

"Nope, tanah itu satu-satunya tanah yang tidak bisa dimiliki klan Ferguson karena sudah ada perjanjian dengan keluarga Neville jauh sebelum nya. Mungkin satu abad ada..." jawab Rylee.

"Siapa pemimpin nya?"

"Gavin Ferguson."

***

Seorang pria sedang berdiri diatas balkon kastil nya sambil melihat dari teropong bintang nya ke arah dua orang yang sedang berjalan-jalan di sekitar tanahnya.

"Siapa itu?" gumam pria bermata biru dan berambut pirang tersebut.

"Ada apa Master Ferguson?" tanya seorang pria sudah berumur dengan rambut beruban dan mengenakan kacamata.

"Itu pasangan yang sedang jalan-jalan... Apakah kamu mengenalnya?" Pria yang dipanggil Master Ferguson itu menyerahkan teleskop nya ke pria paruh baya tersebut.

"Master, itu adalah Master Rylee Neville dan kalau si gadis... Saya tidak tahu tapi wajahnya familiar..."

Pria berambut pirang dan bermata biru melihat kembali teleskop nya. Sepertinya wajah gadis itu tidak asing... Tapi aku lihat dimana ...

***

"Wah, ada pasar malam rupanya" ucap Ashley saat mereka sampai diatas bukit dan melihat ke arah desa di bawah sedang ramai pasar malam.

"Ini kan summer jadi wajar lah kalau ada pasar malam. Mau Kesana?" tawar Rylee.

"Besok malam saja Ry. Kita kembali saja, aku kok mulai ngantuk ..." jawab Ashley.

"Disini tenang jadi bikin aji sirep datang... Bukan Opa Aji lho ya..." kekeh Rylee.

"Yup." Keduanya pun kembali ke pondok dan mempersiapkan acara makan malam dengan memanaskan beef stew yang dibawa dari Edinburgh.

***

Pagi harinya, Ashley dan Rylee memilih jogging keliling area pondok hingga ke pantai. Ashley sangat suka udara di Glasgow yang berbeda dengan Milan, sangat segar dan tidak banyak polusi.

"Disini enak ya udaranya, Ry... " ucap Ashley sambil mengatur nafasnya.

"Memang. Berbeda dengan Milan kah?"

"Yup. Sini kan tidak dekat dengan pabrik..." Ashley melihat sekelilingnya dan merasa senang karena Pencil Beach tidak banyak orang datang berlibur. "Dan tidak banyak orang juga."

"Mbak, serius mau cuti lama dari dunia modeling?" tanya Rylee sambil minum air mineralnya.

"Paling dua bulan, Ry. Lumayan istirahat karena aku jenuh juga dari kecil sudah berkecimpung dunia modeling" jawab Ashley.

Keduanya pun duduk diatas pasir putih sambil menikmati pemandangan laut yang tenang. Ashley merasa mood nya semakin enak setelah melihat lautan yang biru itu.

"Mbak, cari sarapan di desa yuk. Ada yang jual fish and chips enak lho..." ajak Rylee.

"Yuk. Kita mandi dan langsung cari sarapan plus makan siang..." Ashley dan Rylee pun jogging kembali ke pondok.

***

Dua bersaudara sepupu itu tampak asyik memilih - milih snack sambil menunggu jam makan siang. Tadi mereka sudah sarapan dengan fish and chips yang menurut Ashley lebih enak yang dia makan di Milan.

"Seru ih!" ucap Ashley yang membeli kebab di kedai milik orang Turki.

"Mbak, kamu macam orang nggak pernah jalan-jalan deh..." kekeh Rylee.

"Beda sama di Milan Ry... Vibe nya yang beda."

"Iya sih..." Keduanya berjalan lagi sampai ke sebuah restauran India. Keduanya pun masuk dan langsung memesan nasi mandi dan kari kambing.

Tanpa Ashley dan Rylee ketahui, sepasang mata biru menatap keduanya dengan tatapan penasaran. Namun pria itu memilih untuk tidak menghampiri mereka.

***

Seminggu Kemudian

Rylee tampak cemberut saat membaca pesan di ponselnya. Dirinya harus kembali ke Manchester karena ada pelatihan karate yang harus diikuti.

"Kamu kenapa?" tanya Ashley.

"Harus pulang ke Manchester."

"Why?"

"Harus kembali buat pelatihan karate. Aku kira aku sudah nggak lolos pelatihan karena kemarin aku kalah tanding dengan senior." Rylee menatap kakaknya. "Mbak Ashley kalau aku tinggal sendirian, nggak papa?"

"Ini buat pertandingan nasional?" tanya Ashely.

"Iya."

"Nggak papa. Kamu tinggal sendirian tak apa" senyum Ashley. "Asal ada senjata kan?"

"Ada mbak. Kan di laci nakas kamar mbak, ada Ruger disana. Di bawah meja dapur ada Glock."

"Oke. Aman lah. Aku antar ke stasiun kereta?" tawar Ashley.

"Besok saja mbak. Biar bisa berangkat pagi."

"Oke."

***

Ashley sedang memarkir mobilnya usai mengantarkan Rylee ke stasiun ketika seorang pria berjalan bersama dengan anjing Siberian Husky nya, berjalan di depan halaman pondoknya.

Ashley pun keluar dari mobil dan menatap pria itu. "Can I help you?"

"Hai. Aku baru tahu ada penghuninya..."

"Excuse me?" Ashley menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tetangga kamu."

"Eh?"

"Gavin Ferguson" ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya.

"Ashley Sky..." Ashley sengaja tidak menyebutkan nama belakang milik Alessandro karena nama itu sangat terkenal di dunia fashion. "Siapa namanya Husky cantik ini."

"Husky tampan ... Dia jantan namanya Angus."

Ashley pun berjongkok sambil memberikan tangannya untuk diendus anjing berbulu tebal itu.

"Kamu ganteng banget" ucap Ashley sambil mengusek-usek bulu di lehernya.

"So, kamu sendirian?" tanya Gavin ke Ashley yang sedang bermain shake hand dengan Angus.

"Memang kenapa?" sahut Ashley judes. "Aku bisa membela diri."

"Are you sure?" ucap Gavin dengan nada meremehkan.

"Very sure."

Gavin tertawa. "Aku kok ga yakin ..."

"Ya sudah kalau tidak percaya" balas Ashley mengacuhkan Gavin.

"Kamu apanya keluarga Neville? Ini pondok milik keluarga Neville kan? Aku tahu Rylee Neville ada disini. Kemana anak itu sekarang?"

"Kembali ke Manchester."

"Lalu ? Kamu dan keluarga Neville?"

"Kenalannya."

"Dekat sekali ya?"

Ashley pun berdiri. "Kamu kok menyebalkan sih!"

"Hei, aku berhak menyebalkan... Karena ini masih wilayah kekuasaan Highlander Ferguson."

Ashley melengos. "Maaf tetangga... Aku harus masuk." Gadis itu pun masuk ke dalam rumah.

Gavin hanya tersenyum melihat gadis cantik itu berjalan anggun ke dalam pondok itu.

Introducing Gavin Ferguson

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa gaaaeeessss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

***

Tetangga

Highland Glasgow Skotlandia

Ashley masuk ke dalam rumah dengan perasaan dongkol. Menyebalkan! Pria macam apa itu! Main remehin saja ! Ashley sangat tidak suka jika ada yang mengira dirinya tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

Gadis itu lalu membuka pizza yang dibelinya tadi setelah mengantarkan Rylee ke stasiun kereta api. Selama menjadi model, pizza adalah makanan mewah dan dirinya hanya makan makanan favoritnya sebulan sekali.

Tapi karena sekarang aku liburan, jadi aku bebas kan?

Ashley membawa kotak pizza berukuran jumbo itu ke ruang tengah dan mulai memakannya sambil menonton animasi Disney classic. Ashley tertawa terbahak-bahak saat menonton Monster Inc.

***

Kastil Ferguson

Gavin memilih menjadi pengawas kondisi pondok milik keluarga Neville itu. Dirinya tidak yakin jika gadis cantik dengan gaya judes itu bisa membela dirinya.

"Master Ferguson..." panggil kepala pelayannya.

"Apa Steven?" jawab Gavin.

"Anda ... Apa anda lupa Minggu depan pertemuan para tetua keluarga Ferguson?" jawab Steven.

Gavin tertegun. "Damn it ! Apa agendanya?" tanya Gavin sambil masih melihat kegiatan Ashley di rumah yang memiliki kaca besar-besar. Gadis itu sadar nggak sih kalau pahanya terlihat gara-gara duduk seperti itu? Lagian kok pakai celana pendek di Highlands seperti ini !

"Your wedding Sir."

Gavin menolehkan kepalanya cepat. "My wedding?"

"Sir, jika anda tidak menikah Minggu depan, anda akan kehilangan kekuasaan sebagai kepala keluarga Ferguson. Anda tahu kan bagaimana sepupu anda, Terry, sangat ingin menjadi kepala keluarga. Dan dia sudah menikah"

"Terry menikah kan karena ingin mendapatkan anak laki-laki supaya bisa mengambil kekuasaan aku ... Hanya saja, anaknya perempuan." Gavin kembali memantau melalui teropong nya dan tersenyum saat melihat Ashley tampak menyanyi dengan gaya serampangan. Tanpa sadar, Gavin tertawa kecil.

"Master Ferguson..." panggil Steven.

"Jadi aku harus menikah kapan?" tanya Gavin.

"Minggu depan saat pertemuan tetua."

Gavin mengangkat wajahnya dari teleskop. "Harus menikah dan harus punya anak laki-laki?" Pria bermata biru itu menatap kepala pelayannya.

"Yes."

"Bagaimana jika aku tidak memiliki anak laki-laki pertama?" Gavin menatap Steven intens.

"Setidaknya anda menikah, Sir. Jika anda menikah maka anda akan mendapatkan keturunan langsung klan Ferguson... Karena Terry bukan keturunan langsung Klan Ferguson, ibunya yang klan Ferguson."

Gavin tampak berpikir. "Bagaimana dengan lahan yang di Glasgow? Aku dan Moretti masih belum bisa mendapatkan? Kira-kira kans nya siapa?"

"Sir, lahan yang strategis untuk toko kilt kita itu memang belum diputuskan siapa yang dapat. Kita atau Signor Moretti. Tapi kalau dari kans, saya rasa kita yang menang karena kita Glasgow Decent, sedangkan Signor Moretti Italiano."

Gavin tersenyum smirk. "Good. Kita lihat saja siapa yang menang mengambil tanah di Glasgow."

***

"Beneran kamu sendirian ?" tanya Asher, adik Ashley.

"Sendirian tapi kan pondoknya canggih, Ash jadi semua keamanan oke lah!" jawab Ashley saat melakukan panggilan video ke adiknya.

"Lagian si Rylee kenapa harus pakai acara dipanggil ke boot camp karate Inggris sih? Kan dia udah kalah pas pertandingan terakhir."

"Mana aku tahu, Ash. Mungkin pelatihnya khilaf..." jawab Ashley cuek.

"Dasar ! Eh iya, mbak Bia dan mbak Rania udah serius sama Bang Leo dan Bang Chris. Udah dikasih restu tuh sama Oom Pedro dan Opa Joey."

"Opa Joey? Really? Orangtuanya mbak Rania siapa sih?" kekeh Ashley.

"Well, bang Chris curang, langsung ke Opa Joey bukannya ke Tante Bee dan Oom Sammy..." seringai Asher.

"Wis, kacau..." kekeh Ashley.

"Dah, mbak. Istirahat, bobok. Nikmati liburan nya." Asher melambaikan tangannya di layar. "Ti amo sorella ( love you Sis )."

"Ti amo anch'io, fratellino ( sayang kamu juga dik )" balas Ashley.

***

Seminggu Kemudian

Seminggu ini Ashley tidak bertemu dengan tetangga yang menyebalkan karena dia memilih untuk berkeliling Glasgow dan kota-kota sekitarnya. Bisa dibilang, dia tidak ada di pondok hampir seminggu dan kali ini dirinya kembali ke bukit yang menjadi tempat favoritnya.

Ashley melihat bagaimana cuaca cerah, membuatnya ingin melukis pemandangan disana. Sebagai sarjana desain, Ashley sangat pandai menggambar dan melukis. Boleh dibilang, jiwa seninya menurun dari Oma buyutnya, Fumiko Takara.

Ashley membawa semua peralatan dan perlengkapan lukisnya dan mulai berjalan menuju bukit di tanah Ferguson yang datar. Gadis itu sudah siap dengan semua peralatan nya dan mulai menatanya. Ashley meletakkan easel dan menyetelnya agar tegak dan tidak goyang, lalu meletakkan kanvas. Gadis itu mengeluarkan koleksi kuas, cat minyak, palet, pisau cat dan apron.

Setelah mengolah warna yang cocok, Ashley mulai menorehkan kuasnya dan serius dalam melukis. Bagi Ashley, melukis adalah terapi diri agar tetap waras dengan kerasnya kehidupan sebagai model.

***

Kastil Ferguson

Gavin merasa pusing dengan semua keributan di ruang pertemuan. Sebagian dari tetua, ingin Gavin menikah malam ini juga sedangkan tetua yang lain memberikan kesempatan pada kepala klan Ferguson untuk mendapatkan pasangan dalam tiga bulan karena tahu, Gavin dalam kondisi jomblo setelah kekasihnya meninggalkan karena merasa tinggal di kastil membosankan.

Gavin memilih untuk pergi meninggalkan para pria-pria tua yang ribut tidak jelas dan melihat dari balkon kastilnya. Mata birunya melihat Ashley sedang asyik melukis di tanah miliknya.

Tetangga satu itu memang ya.

Gavin tersenyum licik. "Steven !" panggil Gavin membuat kepala pelayannya datang.

"Yes Master."

"Bawa gadis itu kemari. Dia yang akan menjadi pengantin Gavin Ferguson."

"Kalau gadis itu tidak mau?" Steven menatap tuannya dengan cemas.

"Paksa !"

***

Ashley masih asyik melukis ketika Steven datang bersama dengan empat orang pria berbadan tegap.

"Miss Sky" panggil Steven membuat Ashley menoleh dan tampak terkejut melihat orang-orang disana.

"Oh, ada apa? Apa aku harus minta ijin ke tuanmu? Aku hanya melukis..." Ashley menatap dingin ke arah pria-pria itu tanpa rasa gentar. Memiliki keluarga gado-gado, apalagi kakak laki-laki yang bisa diandalkan, membuat Ashley tidak memiliki takut sedikitpun kecuali Tuhan dan ibunya.

"Master Ferguson ingin anda ikut dengan kami..."

Ashley mendongak ke arah kastil dan melihat Gavin berdiri di balkon. "Untuk apa?" tanya Ashley enggan ikut pria-pria tidak dikenal itu.

"Anda akan tahu sendiri nanti, Miss."

"Aku tidak mau. Dan kalian tidak bisa memaksa" balas Ashley judes.

"Anda berada di atas wilayah Highland Ferguson tanpa ijin jadi anda harus ikut dengan kami" ucap Steven berusaha sabar.

"Chan eil mi ag iarraidh ( aku tidak mau )!" Mata coklat Ashley berkilat marah dan tanpa sadar mengeluarkan kalimat bahasa Skotlandia Gaelic membuat Steven terkejut sekaligus senang.

Master Ferguson, gadis ini bisa bahasa Scottish Gaelic !

"Anda harus ikut sekarang Miss..." Steven mempersilahkan Ashley untuk berjalan lebih dulu menuju kastil Ferguson.

"Kalau tidak?" tanya Ashley sambil mendongakkan wajahnya angkuh.

Keempat pria bertubuh tegap itu membuka jas nya yang memperlihatkan senjata api di pinggang mereka.

Ashley mengumpat dalam hati. Brengseeekkk!

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!