Isabell Blanca. Baru saja pulang dari kedai tempat ia bekerja. belum sempat ia beristirahat teriakkan sang ibu sudah lebih dulu menggelegar.
"Isabell. Cepat buatkan makanan untukku dan Iriana!!!
" Mengapa ibu tidak menyuruh Iriana saja? Aku sangat lelah!! "Tolak Isabel
Margaret- ibu Isabell berdiri dia menatap tajam Isabel, "kau sudah berani membantahku?
" Bukan seperti itu Bu. Aku lelah. Sedangkan Iriana dia hanya berdiam diri saja di rumah mengapa bukan dia saja yang mengerjakan pekerjaan rumah.
" Kau berani memerintah ku Isabell,"sentak Iriana
Isabell menghembuskan nafas kasar, "Baik aku akan memasak untuk kalian..."
" Kenapa tidak dari tadi aku sudah sangat lapar cepat!!."ucap Iriana ketus
Isabel melangkah ke dapur, dia mengambil bahan makanan yang tersisa. Lalu mulai berkutat membuat makanan untu ibu dan kakanya.
Beberapa menit kemudian. Isabell selesai memasak. Dengan cekatan dia menyiapkan masakan nya di atas meja makan usang
" Mengapa hanya ini saja.."kesal Iriana karena Isabell hanya memasak satu hidangan
" Hanya itu bahan-bahan yang tersisa. Aku belum belanja..
" Aku tidak mau hanya memakan Cream Soup. Berikan aku uang aku ingin makan pizza,.."ucap iriana menadahkan tangan
" Aku tidak punya uang.."
" Kau pasti berbohong, mana uangnya.."sentak Iriana
" Sudah ku bilang aku tidak punya uang Iriana!!" Ucap Isabell meninggikan suaranya
" Kau- beraninya kau membentak putriku! Cepat berikan uang pada Iriana!! "Bentak Margaret
Iagi-lagi isabel menghela nafas kasar, ia mengambil sejumlah uang di dompet usang miliknya.
" Aku hanya punya 8euro saja. Ambilah.."ucap Isabell
" 8euro? Mana cukup," Iriana mengambil paksa dompet Isabell dan mengambil semua uang nya
" Iriana! Kembalikan uangku!!"bentak Isabel
" Dasar pembohong, kau bahkan punya uang lebih dari 15euro.."Iriana melempar dompet Isabel yang sudah kosong
" Kalian selalu saja merampas uangku!! Mengapa kalian tidak bekerja saja hah? mengapa hanya aku yang harus bekerja memenuhi kebutuhan kalian semua..."teriak Isabell ia sudah sangat muak sekali
Ibu dan anak itu seakan tidak perduli dengan teriakan Isabel, "Ayo bu kita makan di lestoran enak..."ajak Iriana.
" Tentu ayo sayang.."jawab Margaret terseyum senang. Mereka pergi meninggalkan Isabel yang tengah emosi
" Sampai kapan hidupku akan seperti ini.."lirih Isabell
Baru saja Isabell duduk dan akan memakan Cream Soup buatannya, ayahnya yang baru tiba langsung mengambil semangkuk Cream Soup itu.
" Aku sangat lapar, kau buat lagi untuk dirimu ini buatku saja.."ucap ayah Isabell menyantap Cream Soup itu
Isabell ingin sekali menangis meraung dengan sikap keluarganya yang selalu memeras menindasnya.
" Tidak ada lagi bahan makanan di dapur.."ucap Isabel ketus.
" Kenapa kau belum membeli kebutuhan makanan sehari-hari untuk kita? "Bentak Mario-ayah Isabel
" Aku tidak punya uang ayah. Kau yang seharusnya membiayai semua kebutuhan rumah! Bukan hanya aku.."kesal Isabel
" Beraninya kau!!
" Apa? Aku sudah sangat muak sekali! aku juga anakmu mengapa kalian tidak memperlakukan ku sama seperti Kalian memperlakukan Iriana..."ucap Isabell lelehan cairan bening sudah berjatuhan di pelupuk matanya.
" diam!! Kembalilah ke kamarmu Isabell!! " Bentak Mario
Isabel berlari ke kamarnya, ia menangis tersedu-sedu. " Ini semua tidak adil untukku! Apa salahku mengapa mereka selalu memperlakukan ku dengan buruk.."lirih Isabel di sela tangisannya
Tangisan Isabel terhenti kala mendengar suara keributan di luar. Ia menghapus sisa air matanya lalu melangkah keluar.
" Siapa mereka ayah? Mengapa mereka menghancurkan semua barang kita.." Isabell di kagetkan dengan orang-orang berpakaian hitam yang mengobrak Abrik rumahnya.
Mario tidak menjawab, pria paruh baya itu hanya menundukan kepalanya.
" Mario. Memiliki hutan pada tuan kami ..."ucap salah satu pria itu
Isabell menatap tajam ayahnya, "Berapa hutang ayahku??
" 1juta euro. Sudah termasuk dengan bunganya..
"Apa 1juta euro?? Uang sebanyak itu kau pakai untuk apa ayah.."sentak Isabel
Mario tetap diam, " Berjudi, Mario selalu berjudi di bar milik tuan.."ucap pria itu
" Kau.. kau urus saja hutangmu sendiri ayah jangan libatkan aku.."geram Isabell
Mario mendongak menatap tajam Isabel. "Kau yang akan membayar semua hutangku!!
" Apa maksudmu ayah??.."
" Bisakah aku Membayar semua hutangku, dengan putriku ini, bukankah dia sangat cantik."ucap Mario mencoba bernego siasi
" Ayah!! Apa yang kau bicarakan!! "Bentak Isabell
" Diam kau Isabel!!.."
Salah satu pria yang paling mencolok dari yang lainnya, memperhatikan Isabell dari atas hingga bawah.
" Sebentar aku akan menghubungi tuan Fibe terlebih dulu, "ucapnya melangkah keluar untuk menghubungi sang tuan.
" Ayah! Kau pasti bercanda bukan.? Kau pasti tidak akan tega menjualku hanya untuk melunasi hutangmu.." ucap Isabel menatap lekat Mario
" Diamlah Isabel! Jangan mempersulit ku!!
Cairan bening Isabell sudang menggenang di pelupuk netranya,
Pria yang tadi menghubungi sang tuan, kembali menghampiri mereka.
" Bagaimana?? Tanya Mario
Belum sempat pria itu menjawab pekikan Margaret dan Iriana mengalihkan perhatian mereka semua.
" Ada apa ini?? Siapa mereka.." teriak Margaret
" Ayah ingin menjualku pada mereka Bu, tolong hentikan ayah.."ucap Isabel penuh harap
Margaret diam sesaat. "Berapa kau akan menjual Isabell sayang?? Tanya Margaret terseyum miring
" Mario. Memiliki hutang pada tuan kami senilai 1juta euro dan dia menyerahkan putrinya untuk melunasi hutang, jadi tidak ada harga.."
" Apa? Uang sebanyak itu kau gunakan untuk apa Mario!! Kau bahkan tidak pernah memberi kami uang.."bentak Margaret
Mario hanya diam saja. Sementara Isabel menatap benci pada kedua orng tuannya.
" Mengapa kau tidak menjual Iriana saja untuk melunasi hutangmu ayah.."teriak Isabel
Iriana. Dan Margaret melototkan matanya, "Tidak mungkin Mario tega menjual darah danginya sendiri.."sentak Margaret
" Lalu bagaimana dengan ku? Aku juga darah danginya aku juga putri ayah.."balas Isabell
Margaret tertawa terbahak. "Kau bukan putri kami!! Kau hanya anak yang suamiku temukan di tempat sampah!!
Deg
Isabell menatap Mario, "apa maksud ibu ayah?? " Hati Isabel terasa hancur kala mendengar ucapan Sang ibu
Mario memandang sekilas Isabell dengan gurat wajah sendu.."yang di katakan ibumu benar.."ucapnya
Isabel berdiri mematung dengan tatapan kosong, cairan bening sudah mengalir di netra indahnya.
" Kau bukan putri kami! Kau hanya anak yang suamiku temukan di tempat sampah..." Ucapan Margaret terus saja terngiang-ngiang di telinga isabell
Empat orang pria berpakaian hitam itu menyeret Isabell pergi, Isabel hanya diam dan pasrah saja dia sangat terpukul sekali dengan pakta yang baru ia ketahui.
Ia bukan anak Mario dan Margaret. Yang benar saja belarti Isabell selama ini ia menghidupi orng asing, lucu sekali kehidupannya, pikir Isabell
Isabell menatap kosong jalanan lewat kaca mobil
Mengapa takdir selalu mempermainkan ku? Apa kesalahan yang ku perbuat di masa Lalau hingga kehidupan ku tidak pernah bahagia sedikitpun.batin Isabell
...
Mobil berhenti di sebuah bar. Isabell menatap bingung bangunan bertingkat itu.
" Turun!.."ucap si pria yang paling mencolok.
Mau tidak mau Isabell turun dari mobil, empat pria itu membawanya masuk ke dalam bar.
Dentuman musik. padatnya orng yang menari meliuk-liuk di bawah kelap-kelip lampu. Bau alkohol menyeruak di Indra penciuman Isabel, dia sungguh tidak nyaman berada di tempat itu
" Tempat apa ini??tanya Isabel sedikit berteriak karena kerasnya musik
" Bar..."ucap pria itu singkat. Dia membawa Isabel ke lantai atas bar.
Isabell terus menutup hidungnya, karena dia sungguh tidak kuat dengan bau alkohol yang sangat menyengat rasanya ia ingin muntah saja
Setibanya di lantai atas bar, pria itu menghampiri seorang pria paruh baya. yang tengah di kerubungi wanita seksi dengan pakaian sangat minim
" Tuan Fibe. Saya sudah membawa gadis itu.."ucap pria itu.
Pria yang di panggil Fibe. itu membawa pandangan nya ke arah Isabell.
Dia terus menelisik Isabel dari atas hingga bawah, Isabel yang sadar pria tua itu tengah memperhatikannya dia merasa risih
Kaos V-neck. celan jeans panjang Yang Isabel kenakan, sangat kontras dengan para wanita yang berada di sana yang mengenakan pakaian hampir bugil
Fibe. Bangkit ia menyingkirkan para wanita yang sejak tadi mengerubungi nya seperti lalat, dia melangkah mendekati Isabel
Saat Fibe. berada di hadapannya Isabel menundukan kepalanya, ia tidak berani membawa pandangan nya ke arah pria tua bertubuh gempal yang memiliki wajah super mesum itu.
Fibe. mengangkat dagu Isabel agar menatap dirinya. "Cantik. "Ucap Fibe menyeringai mesum
Isabell menepis tangan fibe yang masih menyentuh dagunya. Ia merasa sangat jijik pada pria tua di hadapannya itu.
" Rick. Dandani dia, pakaikan lingerie seksi pada gadis itu aku tidak sabar ingin menyantap nya segera.."ucap fibe
Isabell. Rasanya ia ingin muntah mendengar ucapan pria tuan itu, membayangkan nya saja Isabel merasa sangat mual. Bagaimana jika sampai si tua itu sampai berhasil menyentuh Isabel.
Pria bernama Rick. Itu membawa Isabel ke arah sebuah kamar.
Isabell terus mengedarkan pandangannya untuk mencari celah agar ia bisa melarikan diri.
Aku tidak sudi jika sampai si tua itu menyentuh ku! Aku harus bisa kabur dari sini.batin Isabell
Saat Rick tengah membuka kunci pintu. Dengan cepat Isabell berlari.
"Berhenti kau!! Teriak Rick mengejar Isabell
" Ayo Isabel kau harus bisa keluar dari sini.."lirih Isabel dia terus berlari kencang mencari jalan keluar
Bugh
Isabell tidak sengaja menabrak seorang pria, hingga membuatnya terpental kebelakang.
"Maaf. Maafkan aku tuan.."ucap Isabell
Pria itu menatap datar Isabell.
Isabell melirik ke belakang saat melihat Rick dan beberapa orng lainnya tengah berlari semakin mendekat ke arahnya
Isabel bersembunyi di balik tubuh pria kekar nan tinggi itu. "Tolong aku tuan. Aku tidak mau melayani pria tua gendut itu..."lirih Isabel
Pria yang memiliki wajah tampan dengan sorot netra tajam itu, tidak bergeming. Isabel sudang terisak di balik punggung pria itu.
Mendengar isakan Isabell pria itu sedikit tersentuh.
Fibe. Yang melihat Isabell bersembunyi di balik tubuh pria itu, saat ia akan menarik Isabel pria itu mencekam erat tangan keriput Fibe.
" Jangan ikut campur, tuan Jonatan! Dia wanitaku.."sentak Fibe pada pria bernama Jonatan itu.
" Wanitamu? Mungkin beberapa detik lalu dia memang wanitamu, tapi sekarang dia wanitaku.."ucap Jonatan datar
Fibe menatap tajam Jonatan.. "Apa maksud anda!!"geram Fibe
" Dia milikku sekarang!! Sebutkan berapa uang yang kau inginkan?? Jika kau tetap bersikeras menginginkan gadis di belakang ku ini. Aku tidak akan segan memberikau sedikit pelajaran. Kau tau bukan siapa aku??
Nyali Fibe menjadi menciut, siapa yang tida mengenal Jonatan. Orng gila mana yang bernai berbuat ulah pada Jonatan? tidak ada.
Jonatan. adalah seorang pemimpin klan mafia yang paling di takuti dan di segani di Inggris. kejam. Bengis. Tidak kenal ampun. Hebat. Itulah Jonatan
meski di usianya yang masih terbilang muda [30]. Jonatan berhasil meraih kesuksesan yang sangat berlimpah. Tidak hanya bergelut di dunia mafia. Jonatan juga seorang pengusaha hebat.
" 5juta euro.. jika anda menginginkan wanita itu aku akan melepaskan nya seharga 5juta euro!!..."ucap fibe
Jonatan merogoh ponselnya, sebutkan no rekening mu. Setelah Fibe menyebutkan rekening nya Jonatan langsung mentransfer uang sesuai permintaan Fibe.
Isabell membulatkan matanya. Kala mendengar jumlah uang yang bandot tua itu sebutkan.
Setelah mendapatkan uang yang ia mau Fibe segera pergi di ikuti pada anak buahnya.
" Ikut aku!! "Ucap Jonatan datar.
" Aku tidak mau ingkut denganmu!! Aku mau pulang..."tolak Isabell
" Kau sudah ku beli!! Dengan harga yang tidak murah Ikut aku. atau kau ingin ku kembalikan pada pria tua itu?? Ucap Jonatan datar
Mau tidak mau isabell. mengikuti pria itu, dia tidak mau jika harus melayani bandot tua sialan itu.
.
.
Mansion Jonatan Draxler Walls.
Isabell tercengang melihat Mansion mewah di depannya itu.."istana siapa ini tuan??.."tanya Isabel berdecak kagum
Jonatan tidak menjawab pertanyaan Isabel, ia turun dari mobil meninggalkan Isabel yang masih berada di mobil
Isabel segera turun iya berlari mengekori Jonatan. "Tunggu aku tuan.."kesal Isabel
Langkat Jonatan berhenti di ruang tengah Mansion, Isabell terilihat ngos-ngosan kerena mengejar Jonatan.
" Panggilkan Maria. Kemari.."perintah Jonatan pada pelayan. Pelayan muda itu langsung memanggil orng yang di maksud Jonatan
" Anda memanggil saya tuan??.."tanya seorang wanita paruh baya bertubuh gempal
" Hmm. Ajari dia bekerja dengan benar..."setelah mengatakan itu Jonatan melangkah pergi
Maria. Kepalanya pelayan di mansion Jonatan. Wanita paruh baya itu tersenyum lembut pada Isabel yang tampak kebingungan
" Ikut aku nona.."ucap Maria. Tanpa banyak bertanya Isabell mengikuti Maria. Maria membawa Isabel ke kamarnya.
" Duduklah.."ucap Maria.
" Terimakasih.."balas Isabel terseyum
" Siapa namamu?? Dan mengapa tuan bisa membawa kau kemari??" Tanya Maria sedikit heran.
karena sebelumnya Jonatan belum pernah membawa orng asing ke mansion nya. Apa lagi untuk di pekerjakan. Biasanya setiap orang yang akan bekerja di mansion Jonatan harus melewati seleksi ketat terlebih dahulu
" Namaku isabell.." ucap isabell. Dan dia menceritakan semuanya pada Maria kenapa dia bisa bertemu dengan Jonatan, dan berakhir di mansion mewah ini
Mendengar cerita dari Isabel Maria sangat iba pada gadis cantik di hadapannya itu. Untung saja Isabel bertemu dengan tuannya jika tida mungkin Isabel sudah di santap oleh bandot tuan itu
Namun Maria juga sangat heran. Karena Sebelumnya Jonatan tidak pernah perduli pada orng di sekitarnya. dia sangat dingin. kejam. tidak memiliki perikemanusiaan.
" Aku turut prihatin atas apa yang menimpamu.."ucap Maria
" Terimakasih bibi Maria, namamu Maria bukan aku sempat mendengarnya pria tadi memanggilmu Maria??.."
" Ya namaku Maria. Istirahatlah untuk malam ini kau istirahat saja di kamarku..." Balas Maria
" Aku ingin menumpang ke kamar mandi bibi, tapi aku tidak memiliki baju ganti. Apa boleh aku meminjam pakaian bibi?.."cicit Isabel
tubuhnya terasa sangat lengket sekali karena sejak ia pulang bekerja sore hari, dia belum sempat membersihkan diri karena ibu dan Kakanya
Maria. Tersenyum lembut.."tentu bersihkan dirimu dulu. Bibi akan menyiapkan pakaian ganti untuk mu.."balas Maria
" Sekali lagi terimakasih bibi. Maaf aku merepotkan mu..." Isabel merasa tak enak hati baru juga dia mengenal Maria namun sudah merepotkan wanita paruh baya itu
" Jangan sungkan padaku Isabel. Segeralah bersihkan dirimu. setelah itu istirahat ini sudah sangat larut..."
Isabell segera masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar Maria, kamar pelayan di mansion Jonatan sangatlah luas dan masing-masing memiliki kamar mandi di dalam kamar
Sementara Maria. Ia melangkah keluar dari kamarnya untuk meminjam pakaian untuk Isabell pada salah satu pelayan mudah di sana. Karena tidak mungkin dia akan meminjamkan pakaian untuk Isabel mengingat pakaian miliknya sangat besar-besar
...
Di kamar Jonatan yang bernuansakan serba hitam itu, pria tampan yang memiliki garis wajah tegas nan sorot mata tajam itu, tengah duduk bersandar di soffa tunggal yang berada di kamarnya
Dia merasa sangat bingung pada dirinya sendiri. Mengapa dia sangat ceroboh membawa orng asing ke kediaman nya.
Rasa belas kasih? Sejak kapan ia memiliki rasa kasian terhadap orang? Pikirnya
" Mengapa aku merasa tidak asing saat melihat bola mata birunya milik gadis itu.."gumam Jonatan bola mata Isabel seperti mengingatkan nya pada seseorang
Jonatan tampak mengingat-ingat. ingatannya kembali ke masa lalu saat ia tengah bermain dengan seorang balita
Flashback 22taun lalu...
" Kau sangat cantik Victoria. Bola matamu juga sangat indah.." Jonatan menatap lekat balita yang tengah dalam gendongan sang ibu itu.
" Tentu saja Victoria wanita tercantik di dunia ini setelah Momy.." ucap ibu Jonatan terkekeh. Sementara balita yang baru berusia 10 bulan itu terus berceloteh dengan bahasa bayinya
" Tapi bola mata Victoria, lebih indah darimu mom.."balas Jonatan tatapannya tak lepas dari balita itu
" Kau benar, bola mata Victoria sangat indah. dia sangat mirip dengan mendiang Emeli.." ucap Livina-ibu Jonatan sendu
" Momy benar. Ria sangat mirip dengan bibi Emeli. Pasti bibi sangat senang melihat Victoria Tumbuh dengan baik di atas sana..,"balas Jonatan
Emeli Sande. Seorang pelayan di kediaman keluarga Jonatan dia meninggal setelah melahirkan Victoria. Karena Emeli tidak memiliki keluarga dan Victoria juga lahir karena kesalahan. ayahnya tidak mau bertanggung jawab.
Livina, ibu Jonatan memutuskan untuk mengadopsi Victoria sebagai putrinya. Saat itu Jonatan yang baru berusia tujuh tahun sangat senang sekali dengan kehadiran Victoria
" Kau benar Jo. Kau harus menjaga dan menyayangi Victoria ingat pesan Momy.."
" Tentu aku akan menjaga Momy dan Victoria sampai kapanpun.."Jonatan mengecup pipi sang ibu dan Victoria bergantian
Flashback of
"Maafkan aku. Aku tidak bisa memenuhi janjiku mom. Ria.."lirih Jonatan dia merasa sangat bersalah sekali saat teringat dengan kejadian penyerangan di kediamannya 20 taun lalu.
Saat itu Jonatan baru berusia 10 taun dia belum mererti dan hanya bisa pasrah saat menyaksikan kedua orng tuanya di bunuh dengan keji
Sementara Victoria. balita yang kala itu berusia dua taun di bawa pergi oleh seseorang. Jonatan yang saat itu sangat terguncang karena kematian ayah. Dan ibunya dia hanya bisa menatap nanar orng yang membawa Victoria pergi.
tubuhnya terasa sangat kaku kala menatap kedua jasat orang tua yang bersihbah darah, apalagi keadaan sang ibu sangat mengenaskan.
Setelah kejadian itu. Jonatan bertekad di usianya yang masih sangat belia 10 taun. Dia mulai menyalam ke dunia gelap dia mempelajari segara jenis bela diri di bantu oleh kepercayaan ayahnya.
Saat usianya menginjak 17 tahun Jonatan mulai memimpin klan mafia yang di dirikan oleh sang ayah. Dia bertekad akan membalaskan dendam atas kematian kedua orng tuanya
Namun sampai saat ini Jonatan masih belum menemukan dalang di balik kematian kedua orng tuanya. Begitupun Victoria. Jonatan mencarinya selama bertahun-tahun namun ta kunjung menemukannya
" Ria. Bagaimana keadaan mu saat ini. Apa kau masih hidup?? Atau sebaliknya. Mungkin jika kejadian itu tidak terjadi kau sudah sebesar wanita itu, bola matanya sangat mirip dengan ria.
Maafkan aku mom. Aku tidak bisa menjaga ria dan Momy.."lirih Jonatan dia menata pigura besar yang menempel di dinding kamarnya.
Pigura itu berisikan Poto, keluarga kecilnya, dengan Victoria yang tengah di gendong oleh sang ayah. Julian Draxler Walls.
Dalam Poto itu mereka tengah tertawa. sangat indah sekali Poto itu di ambil di danau belakang Mansion tempat favorit mereka kala bersantai
**
" Kau mau kemana Mario aku belum selesai berbicara.."teriak Margaret
" Apa lagi? Aku sangat mengantuk.."balas Mario
Margaret berdecih.. " setelah kekacauan yang kau buat kau ingin beristirahat semudah itu??
" Lantas apa yang harus aku lakukan Margaret? Aku sangat pusing mendengar ocehan mu sejak tadi.."kesal Mario.
" Bereskan semua kekacauan ini!! Dan besok pagi kau harus mencari uang yang banyak untuk kita makan.. Isabel sudah kau jual. Jadi kau harus mengantikannya untuk memenuhi kebutuhan ku dan Iriana!!
" Cih. Yang ada di pikiran kalian hanya uang dan uang saja... Aku menyesal telah menukar Isabell. Mengapa aku tidak menukar kalian saja. Yang hanya membuatku pusing tidak seperti Isabell.."
"Kau!! Beraninya kau membandingkan aku dan putriku dengan anak pungut itu.."geram Margaret
" Paktanya seperti itu.. Isabell meski dia bukan anakku tapi dia tidak pernah membuatku pusing dan menyusahkan ku. Tidak seperti kalian.." setelah berkata demikian Mario pergi meninggalkan Margaret..
" Aku menyesal telah menikah denga pria miskin seperti mu Mario!! Sangat menyesal!!.."teriak Margaret menggelegar di tengah heningnya malam
Di dalam kamar, Iriana gadis itu menutup kupingnya rapat-rapat.. "mengapa menjadi seperti ini.. kasian sekali isabell bagaimana nasib dia saat ini..." Iriana merasa sedikit iba kala mengingat nasib malang yang selalu menimpa Isabell.
Sejak kecil, isabell selalu di tuntut untuk bekerja mencari uang dia tidak pernah di ijinkan bermain menghabiskan masa kecilnya seperti anak-anak lain, setiap pulang sekolah Isabell kecil selalu bekerja setengah hari di sebuah kedai
Dunia sangat tidak adil pada gadis malang itu.kemalangan selalu menimpa Isabell
.
.
.
Maaf jika masih banyak kata yang salah soalnya aku baru pertama buat cerita
Isabell sudah mulai bekerja beberapa hari ini di mansion Jonatan. Ia sangat bersyukur meski Jonatan menjadikan nya pelayan. setidaknya dia bisa lepas dari bandot tua itu.
" Isabell tolong antarkan kopi ini ke ruangan tuan. Hari ini beliau tida berangkat ke kantor..."pinta Maria
" Baik bibi.." Isabell mengambil nampan berisi kopi itu lalu membawa ke ruangan Jonatan
Setelah Jonatan mengijinkannya masuk Isabel.."saya taru di sini tuan..
"Hmm..."Jonatan hanya membalas dengan deheman saja ia terlihat sangat sibuk dengan setumpuk berkas
"Emm.. tuan ada yang ingin saya bicarakan.." ucap Isabell
Jonatan membawa pandangan nya pada Isabel.."katakan..."balasnya singkat
" Terimakasih anda sudah menyelamatkan aku... Aku belum sempat berterimakasih pada anda dengan benar Sebelumnya..."ucap Isabel
Jonatan menaikan sebelah alisnya.." tidak gratis.."balasnya ambigu
" Maksud tuan??tanya isabell bingung.
" Kau harus bekerja seumur hidup di sini tanpa di bayar.!!.."ucap Jonatan datar
Isabell membulatkan matanya sempurna.." A-apa.. mengapa begitu. Uang yang anda keluarkan untuk membatu ku tidak terlalu besar.. mengapa anda menahan ku di sini seumur hidup itu semua tidak adil tuan!!..."kesal Isabell
Bagaimana bisa ia terkurung di sini menjadi pelayan tanpa di bayar? Seumur hidup lagi. Tidak bisa Isabell banyangkan.
" Apa kau menolak? Jika iya aku akan mengembalikan kau kembali pada Fibe!!.."balas Jonatan datar ia kembali pokus memeriksa semua pekerjaan nya
Nyali Isabell menciut kala mendengar nama pria tua menjijikan itu.. "Ti-tidak buka seperti itu tuan.."ucap Isabell terbata
Jonatan tidak menghiraukan perkataan Isabell.. Isabell tampak bingung di suatu sisi ia tidak mau terkurung di sini seumur hidup.. di suatu sisi ia juga tidak mau jika Jonatan mengembalikan nya pada Fibe
Isabell menghela nafas panjang.." baiklah saya setuju, saya akan bekerja seumur hidup di kediaman anda tanpa di bayar.. apa anda puas??" Sinis Isabel.
Isabell melangkah keluar dari ruangan Jonatan. Tanpa menunggu balasan dari pria itu. dia menutup pintu cukup keras.. suasana hatinya sangat buruk saat ini.
Jonatan menghentikan sejenak pekerjaannya. Dia menatap pintu yang sudah tertutup.." menarik.."guamamnya.
**
Isabell berjalan menghentak-hentakan kakinya.." dasar seenaknya! Bagaimana bisa dia ingin aku bekerja seumur hidup tanpa di Bayar di istana ini..."gerutu Isabell
" Kenapa kau Isabell??tanya Marsya salah satu pelayan muda di kediaman Jonatan.
" Emm. Tidak aku hanya sedang sedikit kesal saya Marsya..."balas Isabell
Marsya menganggukan kepalanya.. " bisa bantu aku membersihkan rumah kaca di belakang??
" Memang di sini ada rumah kaca?? Dimana aku tidak pernah melihatnya? Tanya Isabel
" Ada di halaman belakang.. menurut bibi Maria rumah kaca itu tempat kesukaan mendiang nyonya Livina. kala bersantai. karena rumah kaca itu berhadapan langsung dengan danau buatan yang indah..."
" Wah.. ayo aku akan membantumu sekalian aku ingin melihat tempat itu pasti indah bukan?? Mendengar penjelasan mu saja sudah pasti tempat itu indah dan menenangkan.."balas Isabell terlihat antusias.
" Ya sangat indah.. tapi tuan melarang siapapun masuk ke sana. jika tidak ada kepentingan lain selain membersihkan tempat itu.."
" Memangnya mendiang nyonya Livina itu siapanya tuan?? Tanya isabell penasaran.
" Nyonya Livina. Adalah ibu tuan Jonatan.. sudah jangan banyak bertanya ayo kita bawa dulu alat buat bersih-bersih.."
Isabell dan Marsya. membawa alat-alat untuk membersihkan tempat itu, lalu mereka bergegas pergi ke halaman belakang
" Indah sekali Marsya, sangat menyejukkan..." Isabell sangat takjub dengan suasana indah dan menenangkan di sana
" Tentu. apalagi saat Spring.. pohon bunga sakura itu akan sangat indah.."balas Marsya.
" Benarkah?? Ahh sangat indah sekali meski Padang rumput itu menguning karena summer. Tapi masih tetap indah apalagi jika Padang itu kembali berwarna hijau.."
" Hmm begitulah.. ingat jangan pernah datang ke tempat ini selain kita di suruh membersihkan tempat ini.."ucap Marsya memperingati
" Aku mengerti Marsya.. tapi biarkan aku menikmati keindahan ini sesaat.." balas Isabell dengan menunjukkan puppy eyes.
" Baiklah.. setelah itu jangan lupa menyusulku ke dalam untuk membersihkan tempat itu. Aku tidak mungkin membersihkan nya sendiri.."balas Marsya.
" Tentu aku akan segera menyusulmu.."ucap Isabell berbinar.
Marsya hanya mengangguk ia bergegas masuk ke dalam bangunan kaca itu.
Setelah kepergian Marsya. Isabell membawa langkahnya mendekati danau hijau jernih di depan. Ia duduk di rerumputan di bawah sebuah pohon besar memandangi danau luas di hadapannya.
Tempat itu sangat indah. Terdapat danau luas yang di sekeliling nya terdapat banyak pepohonan rindang. Hamparan halaman yang luas. Di tambah sebuah bangunan kaca yang cukup besar menambah keindahan di sana..
Setelah puas memandangi danau itu Isabell segera menyusul Marsya. masuk ke dalam bangunan kaca itu.
" Maaf aku terlalu lama.."ucap Isabell merasa tidak enak.
" Tidak apa. Aku juga dulu waktu pertama kerja di sini. Dan bibi Maria mengajakku ke tempat ini. aku juga sama seperti mu sangat kagum dengan keindahan dan ketenangan tempat ini..."balas Marsya
Isabell menganggukan kepalanya.."sudah berapa lama kau bekerja di sini Marsya??tanya isabell.
Sebelumnya Isabell sangat jarang berinteraksi apa lagi bertanya pada pelayan di sini selain dengan Maria.
" Sekitar lima taun.. saat aku berusia lima belas tahun aku sudah bekerja di sini.."balas Marsya
" Seperti itu rupanya.. baiklah ayo kita mulai bekerja.."ucap Isabell
Marsya dan Isabell. Mulai membersihkan rumah kaca itu..
**
" Tuan ada sedikit masalah di perusahaan.."ucap seseorang di balik sambungan telepon
"......"
" Aku akan segera ke sana.." setelah berkata demi kian Jonatan memutuskan sambungan
Jo. Segera bergegas pergi ke perusahaan miliknya.
...
Di perusahaan raksasa yang bergerak di bidang pemasaran Wall's Group.
Jonatan mengumpulkan semua petinggi di perusahaan miliknya itu di ruang rapat..
Dia menatap tajam setiap orang yang menghadiri rapat mendadak itu. James. orng kepercayaan sekaligus tangan kanan Jonatan membisikkan sesuatu pada pria tampan itu.
" Aku rasa kalian tau apa alasanku mengumpulkan kalian di sini? Kalian semua ku pecat dengan tidak hormat!! Kalian sudah berani menggelapkan dana perusahaan.."ucap Jonatan dingin.
Sekitar delapan orang yang ada di sana langsung bersujud di kaki Jonatan dengan wajah yang sudah pias.. mereka terus memohon ampunan pada Jonatan
Jonatan menghempaskan salah satu pria yang terus memegangi kakinya.. " James. Urus mereka semua pastikan setelah mereka keluar dari penjara.. Blacklist sampah-sampah ini dari semua perusahaan yang ada di Eropa ..."setelah berkata demikian Jonatan pergi dari ruangan itu tanpa memperdulikan orang-orang itu .
Sepanjang langkah Jonatan menuju ruangannya. Banyak karyawan yang menyapanya terutama karyawan wanita. Jonatan tidak menghiraukan mereka semua ..
Di ruangannya. Jonatan menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya.. tiba-tiba ia seperti melihat banyangan Isabell di hadapannya.
" Sial!! Ada apa denganku.."Gumamnya mengusap kasar wajah tampannya itu.
Jonatan memeriksa beberapa berkas yang harus ia tandatangani dengan teliti,
Ada seorang pria tampan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Pria itu langsung duduk di hadapan Jonatan.
Jonatan melirik sekilas pada pria itu.." ada apa?tanya Jonatan datar
Pria itu berdecak kesal.." apa aku tida boleh mengunjungi perusahaan temanku sendiri?? "Kesal pria itu
" Tidak. Jika tidak ada kepentingan.."balas Jonatan
" Kau ini dasar robot pekerja.." dengus Fiter Garvet. Sahabat Jonatan.. Fiter menyerahkan sebuah memory card di atas meja kerja Jonatan.
Jonatan mengerutkan keningnya.." Apa ini??
"Cek, kau bisa lihat sendiri itu memory card.."
" Aku tau itu memory card.. maksudku untuk apa kau memberi itu padaku??"ucap Jonatan.
" Kau bisa lihat sendiri.. Aku yakin setelah kau melihat isinya kau pasti akan terkejut.."balas Fiter.
Jonatan melirik sekilas pada Fiter . ia segera memasukkan memory card itu pada laptop miliknya.
" File yang di berinama XXx. bukalah file itu.."ucap Fiter.
Jonatan segera membuka file yang di sebutkan Fiter. File itu berisikan beberapa buah video potong rekaman CCTV dan beberapa Berkas. Jonatan segera memeriksa satu persatu.
Jonatan mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras gemeltuk gigi terdengar.."Sialan! Bagaimana aku bisa di bodohi oleh dia selama ini.."geram Jonatan setelah memeriksa semua yang ada di file XXx.
" Kau harus berhati-hati Jo.. dia bekerja sama dengan klan La Cosa.. selama ini jangan pernah bertindak gegabah.."ucap Fiter
Jonatan menatap Fiter penuh tanya.." Bagaimana kau bisa mendapatkan memory card ini??tanya Jonatan
Fiter menghela nafas berat.." aku sudah mencurigainya selama ini,, kecurigaan ku semakin di perkuat saat aku tidak sengaja melihatnya bertemu diam-diam dengan pemimpin La cosa.
Aku mengikutinya dia pergi ke subuah rumah di dekat kawasan hutan, aku semakin penasaran saat dia meninggalkan rumah itu aku menyelinap masuk ke sana.
saat aku menggeledah sebuah ruangan yang sangat mencurigakan aku tidak sengaja menjatuhkan sebuah pigura dan memory card itu berada di balik pigura itu.."ucap Fiter panjang lebar..
" Apa saja yang kau dapat di sana??tanya Jonatan
" Hanya memory card itu, aku sudah menggeledah rumah itu tapi tidak menemukan apa-apa lagi.."balas Fiter
" Beritahu Carey. Dan yang lainnya. jangan sampai kita kecolongan. tutup semua akses kelompokku darinya.."ucap Jonatan dingin
" Baiklah.. ingat Jo jangan gegabah! Kita harus mempersiapkan semuanya dengan matang untuk membalas semua dendam kematian paman dan bibi. terhadap bajingan-bajingan itu.
" Ya kau benar. Aku sudah memiliki sebuah rencana, jangan biarkan dia atau yang lainnya curiga bahwa kita telah mengetahui kebusukan mereka.."balas Jonatan
" Kau tenang saja. Hanya kau dan aku yang mengetahui isi dari memory card itu..
Jonatan mengangguk.." Apa kau menemukan petunjuk tentang keberadaan Victoria??
Fiter menggeleng.." tidak. Sangat sulit sekali Jo. aku bahkan telah meretas hampir semua CCTV di kawasan sini. saat kejadian penyerangan itu terjadi semua CCTV di kawasan sini mati semua, sepertinya mereka telah mempersiapkan penyerangan itu dari jauh-jauh hari.."
" Tetap cari keberadaan Victoria! Aku yakin dia masih hidup!.." ucap Jonatan penuh keyakinan
" Apa kau masih ingat. wajah orang yang membawa Victoria?? .
" Tidak saat itu dia membelakangiku..tapi aku sempat melihat dia memiliki sebuah tato harimau di tangan sebelah kanannya.
" Apa tidak ada petunjuk lain?? Banyak orang yang memiliki tato harimau.."
" Tidak ada.." balas Jonatan.
Fiter. terlihat menghela nafas berat.." Jika aku berhasil menemukan Victoria. Kau harus menyerahkan salah satu kapal pesiar mewah milikmu..."ucap Fiter.
" Tidak hanya kapal pesiar. Jika kau berhasil menemukan Victoria aku akan memberikan sebuah Mansion mewah untuk kau.."ucap Jonatan Santai.
Fiter terlihat sangat senang.." aku menjadi sangat semangat untuk mencari adikmu itu.."kekeh Fiter
Jonatan hanya menatap tajam sahabatnya itu, Fiter. Carey. Jonatan. Mereka sudah berteman sejak kecil karena orang tua mereka juga bersahabat.
" Aku pergi, dadyku akan marah jika terlalu lama meninggalkan perusahaan.. jangan lupa kapal pesiar. dan Mansion mewah yang kau janjikan.." ucap Fiter melangkah meninggalkan ruangan Jonatan.
Jonatan hanya mendengus. Fiter dia memang sangat gila harta. meski dia juga sudah memiliki banyak harta karena ayahnya salah satu pemilik perusahaan besar meski tidak sebesar perusahaan Jonatan,
yang sudah menembus pasar dunia..Terlepas dari itu. Kinerja Fiter tidak bisa di ragukan. dia sangat hebat dalam mencari informasi seseorang. kemampuan IT yang dia miliki di atas rata-rata orng jenius
Jonatan menatap tajam ke depan. tatapannya bagai belati tajam yang siap menusuk siapa saja yang berani mengusik singa yang tengah tertidur.
" Kematian kalian akan segera tiba!! Aku akan membunuh kalian lebih kejam dari yang kalian lakukan pada orng tuaku..."Ucap Jonatan. Rahang tegasnya mengeras gemeltuk gigi terdengar begitu mengerikan
**
Di rumah Mario. Pria paruh baya itu tampak duduk termenung di sebuah bangku di depan rumah sederhana miliknya.
" Mario!! Apa kau belum membeli kebutuhan kita untuk makan.."Teriak Margaret di dalam rumah
Mario. Terlihat menghela nafas beberapa kali.." ternyata tidak mudah menjadi kau Isabell, setiap hari ku harus mendengar teriakan. perintah dari Margaret Iriana, belum aku.."lirih Mario
" Mario!! Apa kau tuli.."Margaret berteriak di ambang pintu dengan berkacak pinggang.
Mario berdiri dia menghampiri istrinya itu.." Kau yang seharusnya membeli kebutuhan rumah bukan aku.." Mario memberi beberapa lembar uang pada Margaret setelah itu ia masuk ke dalam rumah
Margaret menghitung uang yang mario beri.." 9euro? cukup untuk apa uang segini.."kesal Margaret dia bergegas menyusul Mario untuk kembali meminta uang tambahan.
" Apa lagi?? " Kesal Mario saat Margaret menarik tangannya.
" Apa lagi kau bilang?? Kau hanya memberiku uang 9euro? Uang segini cukup untuk apa. beri aku uang lagi.." ucap Margaret menadahkan tangan
" Beli saja makanan secukupnya uang itu. aku tidak memiliki uang lagi.." balas Mario ia sangat kesal dengan istrinya itu
" dasar miskin!! Aku hanya akan membeli makanan untukku dan Iriana saja.."setelah berkata demikian Margaret melengos pergi
Mario. Mengepalkan tangannya dia menatap tajam kepergian Margaret.. " Aku menyesal telah memilih kau menjadi istriku Margaret.. aku telah menyia-nyiakan wanita yang tulus mencintaiku.
Hanya karena kau wanita tidak tau diri, aku tertipu oleh kebaikan palsumu Margaret.. maafkan aku Milly aku telah menyakitimu.."lirih Mario ia tampak sangat menyesal
" Andai kau tidak mengandung anak dari pria lain, mungkin semuanya tidak akan seperti ini Milly. aku mungkin tidak akan menjadikan Margaret istriku tapi kau yang akan menjadi istriku.
Tapi semuanya sudah terlambat untuk di sesali. kau pasti akan sangat marah padaku setelah semua yang ku lakukan pada orng yang sangat kau sayangi. maafkan aku Milly maaf..." Setetes cairan bening jatuh begitu saja di netra Mario.
**
Di mansion Jonatan.. Isabell tampak duduk melamun di sisi ranjang. gadis cantik itu kembali teringat dengan perkataan wanita yang ia anggap selama ini sebagai ibunya.
" Jika aku bukan putri mereka. lalu siapa kedua orng tuaku?? Mengapa takdir selalu saja mempermainkan ku??
" Ibu Margaret bilang Dady menemukanku di tempat sampah? apa orng tuaku membuangku di tempat itu? Kenapa? apa kesalahanku hingga mereka membuangku?.."lirih Isabell cairan bening sudah berjatuhan di netra indahnya
Tubuh Isabell merosot di duduk memeluk kedua lututnya di sisi ranjang.. Isabell terisak begitu pilu.
" Apa aku sebegitu tidak pantaskah untuk mendapatkan kebahagiaan?? dunia begitu sangat kejam padaku.. a-aku sudah tidak kuat lagi.."Isak Isabell tangisan begitu menyayat hati bagi siapa saja yang mendengar nya.
Maria. wanita paruh baya itu mengusap sudut matanya, dia tidak sengaja mendengar perkataan Isabell saa akan memanggil gadis itu untuk makan.
Maria melangkah mendekati Isabel dia berjongkok memeluk tubuh gadis cantik itu yang bergetar..
" Bibi.."lirih isabell ia semakin menangis di pelukan Maria yang terasa sangat nyaman.
" Menangis lah. luapkan semua kesedihan mu pada bibi.."lirih Maria ia mengusap puncak kepala Isabell penuh kasih.
" Mengapa kehidupan selalu jahat padaku bibi? tidak ada satupun orang yang menginginkan kehadiran ku.."lirih isabell di sela tangisannya.
" Terkadang kehidupan memang sangatlah keras dan menyeramkan.. tapi percayalah suatu saat bibi yakin kau akan mendapatkan kebahagiaan.
yang akan membuatmu melupakan semu kesedihan yang telah kau lewati selama ini. Kadang hidup tidak selalu berjalan dengan yang kita inginkan bel.. kau tida sendiri mulai sekarang bibi akan selalu ada untukmu, kau bisa menganggap bibi sebagai, ibu, teman. atau apapun yang membuatmu nyaman.."
Isabell menghentikan tangisannya dia melerai pelukannya. "Terimakasih bibi setelah mengenalmu aku seperti mendapat sosok seorang ibu yang selamat ini aku impi-impikan.."lirih isabell menatap lekat Maria
Maria. tersenyum lembut dia mengusap sisa air mata Isabell.. "Kalau begitu anggaplah aku ibumu..."ucap Maria
" Bolehkah?? Apa bibi tidak keberatan jika aku memanggilmu ibu Maria? " Tanya isabell. ia sungguh merasa sangat nyaman kala berada di dekat Maria
" Tentu saja tidak keberatan sama sekali. justru aku sangat senang selama ini aku sangat memimpikan jika aku memiliki seorang putri.
" Sampai impianku hancur karena aku di nyatakan mandul.. dan suamiku meninggalkan ku kerena tidak bisa memberikan dia keturunan.."ucap Maria terseyum getir.
Isabell mengusap lembut pundak Maria.." Kau wanita sangat baik ibu Maria.. pasti mantan suamimu itu akan sangat menyesal telah meninggal wanita sepertimu.." ucap Isabell
Maria terseyum. " Hmm. Kalau bigutu ayo kita makan. yang lain pasti sudah menunggu kita sejak tadi.."balas Maria
Isabell menganggukan kepalanya, mereka bergegas pergi keluar dari kamar Isabell.
Di ruang makan husus untuk para pelayan,, terlihat salah satu dari mereka mendengus kesal kala melihat kedatangan Maria.dan Isabell
" Duduklah di sampingku Isabell."Ucap Marsya. Isabel langsung mendudukan tubuhnya di sisi Marsya..
Sementara Maria ia duduk cukup jauh dari Isabell.
Pelayan di kediaman Jonatan cukup banyak, ada sekitar 15 pelayanan muda dan tua..
Merekapun mulai makan, dengan tenang tapi tidak dengan salah satu pelayan muda yang terus menatap tida suka pada Isabell.
" Hei Zia. mengapa kau terus menatap Isabell seperti itu?.."tegur salah satu pelayan paruh baya.
"Ti-tidak siapa yang menatap dia. kau pasti salah liat bibi Lina.."balas Zia gugup
" Cih. Aku melihat dengan jelas kau terus menatap tidak suka pada Isabell.."kesal Lina
" Sudah..sudah. lanjutkan makan kalian.." ucapan Maria membuat kedua wanita berbeda usia itu terdiam.
Diam-diam Maria. dia juga sebenarnya melihat Zia terus menatap tidak suka pada Isabell.
Zia. salah satu pelayan di kediaman Jonatan, banyak yang tidak menyukainya karena Zia selalu bersikap arogan dan semena-mena pada orng lain..
Setelah selesai makan malam, Isabell tidak langsung pergi ke kamarnya. dia duduk di salah satu bangku yang ada di halaman depan mansion.
Dia menatap langit malam yang di hiasi banyak bintang dengan bulan sabit di sisinya, tampak terlihat sangat indah
Isabell. Gadis itu memang sangat menyukai langit. setiap ia menatap langit dia seperti mendapat kekuatan, setiap kali ia ingin menyerah dengan kehidupan.
Langit seolah-oleh memberinya banyak harapan indah.. setiap kali ia menatapnya. " Suatu saat jika aku memiliki seorang putra atau putri. Aku akan memberinya nama Sky.."Gumamnya terseyum manis.
Perasaannya menjadi lebih baik setelah melihat langit.. Isabell berdiri ia melangkah masuk ke dalam karena malam sudah mulai larut.
Di ruang utama, Isabell berpapasan dengan Jonatan yang baru tida dari kantor.
" Selamat malam tuan.."sapa Isabell meski ia sangat kesal pada pria di hadapannya itu Isabell tetap menyapanya.
Jonatan hanya melihat sekilas ke arah Isabell.. saat Isabell akan pergi ke kamarnya.
" Tunggu.. buatkan aku kopi dan antarkan ke kamarku.." setelah memberi perintah Jonatan melangkah menaiki lift menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai paling atas.
Isabell. segera melangkah ke dapur membuatkan kopi hitam untuk Jonatan, setelah itu ia langsung mengantarkannya ke kamar sang tuan
" Tuan ini kopi anda.."ucap Isabell berdiri di balik pintu kayu besar di hadapannya itu.
Saat Jonatan membuka pintu kamarnya, Isabel terpekik kaget kala melihat Jonatan yang hanya mengenakan Boxer saja.
Dengan cepat Isabell membalikan badannya jantungnya berdegup kencang kala melihat tubuh tinggi nan kekar milik Jonatan..
Jonatan menarik sudut bibirnya, kala melihat kelakuan Isabell yang begitu malu-malu. tidak seperti wanita lainnya yang terang-terangan mengatakan ingin melihat tubuh indahnya dan mengajaknya bercinta.
tanpa malu.. untung saja Jonatan bukan pria Berengsek, sebelum wanita-wanita itu berhasil menggodanya. Para wanita itu akan kehilangan nyawanya sebelum mereka sempat menyentuh tubuh Jonatan.
" Sampai kapan kau akan terus berdiri di situ, awas saja jika kopiku menjadi dingin.."ucap Jonatan.
" Eh.. Isabell membalikan badannya.. " ini kopi anda tuan.."ucap Isabell menundukkan kepalanya
" Taruhlah di meja.."balas Jonatan dia kembali masuk ke dalam kamarnya, di ikuti Isabell.
Isabell menaruh kopi itu di atas meja, saat ia akan keluar dari kamar Jonatan, pria itu menghadangnya.
"Eh.. a-ada apa tuan, a-apa anda membutuhkan sesuatu??tanya isabell tida berani menatap Jonatan
" tolong siapkan air hangat untukku berendam.."
"Ba-baik tuan.."Isabell segera masuk ke dalam kamar mandi menyiapkan air hangat untuk Jonatan berendam.
Lagi-lagi Jonatan menarik sudut bibirnya, "Gadis yang menarik.."ucap Jonatan tanpa sadar.
Isabell keluar dari kamar mandi,, "Saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda tuan.." ucap Isabell
" Hmm, siapkan pakaian tidur untukku beserta pakaian dalamnya.." ucap Jonatan lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Isabell segera melangkah masuk ke dalam Walk in closed yang hanya terhalang oleh sekat kaca.
Isabell baru pertama kalinya masuk ke dalam kamar Jonatan. Sebelumnya Jonatan tida pernah mengijinkan siapapun masuk kecuali Maria.
Isabell berdecak kagum kala melihat semua barang dan pakaian mewah milik Jonatan.
"Wah, sudah seperti toko saja.."guamamnya Isabel mengambil pakaian tidur dan pakaian dalam milik Jonatan. Ia merasa salah tingkah sendiri kala menyentuh pakaian dalam Jonatan..
Setelah itu Isabell keluar dari Walk in closed, menyimpan pakaian Jonatan di atas ranjang king sizenya.
Isabell melangkah keluar dari kamar sang tuan. dia langsung bergegas pergi ke kamarnya yang terletak di laintai utama..
Tanpa Isabell sadari, Zia sejak tadi terus memperhatikannya. Sejak Isabell keluar dari kamar Jonatan.
" Mengapa pelayan baru itu, bisa keluar masuk dengan mudah ke kamar tuan.
" Awas saja kau Isabell, jika kau berani mendekati tuan aku tida akan tinggal diam.."geram Zia.
" Zia sedang apa kau di sini?? Cepat kembali ke kamarmu!!.."ucap Maria.
" Emm, tidak ada. aku akan pergi ke kamar bibir selamat malam.."balas Zia. Lalu berlalu pergi
Maria terus menatap kepergian Zia dengan penuh selidik,
mencurigakan,batin Maria
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!