NovelToon NovelToon

Dokter Jodoh Polisi (Diakah Jodohku 3)

Prolog

Flash Back On.

14 Tahun yang lalu...

Saat itu Tora Sin masih menjadi anggota kepolisian, ia dan istrinya baru saja mengirimkan putra kembar mereka ke Amerika untuk meneruskan PT. SinMart milik Lee Bo Sin. Dan disinilah ia sedang menatap putri tercintanya yang masih berusia 6 tahun yang sedang merajuk. Putri cantik yang bercita cita menjadi seorang polisi seperti ayahnya.

"Zean...Jangan terus merajuk sayang." rayu Sherly Lee.

Zean Sin sangat marah karena harus kehilangan kakak kembarnya, ia terus merajuk agar Jordan dan Jidan dikembalikan ke rumah.

"Mami benar sayang, kak JiJo sedang merawat opa di Amerika. Sini anak cantik, calon polisi tak boleh merajuk." rayu Tora Sin.

Zean menatap ayahnya lalu menghambur ke pelukan Tora. Sherly hanya bisa menghela nafasnya, putri bungsunya hanya dekat dengan ayahnya. Zean akan menuruti apapun perintah ayahnya sebagai komandan polisi.

Suara bel pintu berbunyi, ibu Sari membukakan pintu rumahnya dan mengatakan jika dokter Jack bersama putranya datang.

"Tersenyumlah sayang, ada dokter Jack dan putranya. Kau akan diejek jika memasang wajah jelek seperti itu." ujar Sherly.

Zean mengubah ekspresi wajahnya lebih tenang, mereka menemui dokter Jack.

"Dokter Jack..." sapa Tora.

"Pak AKP..." sahut dokter Jack seraya tertawa. "Seperti janjiku, aku membawanya kemari. Brian, kemarilah." sambungnya.

Dengan enggan Brian mendekati ayahnya, Brian saat itu baru berusia 9 tahun dan wajahnya sangat tampan.

"Brian, ini om Tora dan tante Sherly. Sapalah" ujar dokter Jack.

Brian mengulurkan tangannya.

"Anak tampan, apa ayahmu memaksamu kemari sayang?" tanya Sherly.

Brian mengangguk dan membuat semuanya tertawa.

"Pulang sana jika kau terpaksa." usir Zean.

"Zean..." ujar Tora dan Sherly.

Tapi saat itu Brian langsung terkejut, ia tak memperhatikan ada anak kecil di balik tubuh Tora.

"Kau anak kecil yang tak sopan. Kau saja yang pergi." balas Brian.

"Ini rumahku." jawab Zean sambil menjulurkan lidahnya.

Alih-alih marah, Brian justru tertawa membuat semuanya bingung.

"Siapa anak ini pa?" tanya Brian.

"Ini putri om Tora yang papa ceritakan padamu di rumah, namanya Zean Sin." jawab dokter Jack.

"Oh jadi ini anak manja itu, jelek sekali." ejek Brian mulai usil.

Seketika Zean berteriak menangis dan berlari.

"Zean..." panggil Tora dan Sherly.

"Maaf om, tante... Biar aku saja yang mengejarnya." pinta Brian.

Tora dan Sherly tersenyum seraya mengangguk. Ternyata Zean berlari ke taman. Hanya dalam waktu lima menit, Brian mampu membuat Zean tertawa terbahak-bahak. Tentu saja dokter Jack dan Tora Sin mengharapkan keduanya bisa menikah saat mereka dewasa nanti.

Sejak saat itulah keduanya hampir setiap minggu bertemu, dan menjalin persahabatan sampai akhirnya Brian harus kuliah kedokteran ke luar negeri setelah lulus SMA, sedangkan Zean baru saja masuk SMA.

Persahabatan keduanya tak pernah terputus, karena Brian maupun Zean selalu berkomunikasi lewat ponsel mereka. Zean meneruskan akademik kepolisian setelah ia lulus SMA. Setelah Tora Sin pensiun, hanya putri kebanggaannya yang bisa membuatnya bahagia karena menjadi polisi wanita.

Sudah hampir 5 tahun, Zean maupun Brian tak pernah bertemu langsung. Mereka hanya sering melakukan video call, keduanya berkomunikasi dengan baik walaupun hanya sebagai sahabat, tapi Brian tetap menjadi protektif pada Zean. Banyak sekali yang dilarang pria itu. Bahkan saat Zean sempat dilamar sesama polisi, Brian mengatakan harus melewatinya terlebih dahulu sebelum meminang Zean.

Dan saat Zean naik jabatan menjadi seorang Brigadir Polisi, Brian akhirnya kembali ke Indonesia dan bertugas di rumah sakit Jakarta. Mereka masih belum bertemu, mereka akan bertemu saat menuju bandara untuk menghadiri pernikahan si kembar Sin.

Flash Back Off.

*****

Kabar pernikahan si kembar ternyata menjadi hadiah buat keluarga Sin, setelah keduanya terus memperebutkan wanita idaman mereka, akhirnya si kembar menikahi kakak beradik turunan Korea Selatan. Dan kabar kebahagiaan juga datang dari Zean Sin, putri mereka menjadi Brigadir Polisi dan dipindah tugaskan ke Jakarta.

Demi cita cita putri mereka, baik Tora maupun Sherly merelakannya jauh dari kota asal. Dan kabar baik juga datang dari dokter Jack, putranya Brian berhasil menyelesaikan kuliahnya dan menjadi dokter terbaik yang kini ditugaskan di rumah sakit Jakarta. Suatu kebetulan karena keduanya akan sering bertemu disana.

Tora dan Sherly sudah berada di Amerika, mereka sedang melamar kedua putri cantik Kim untuk si kembar. Mereka adalah Ae-Ri dan Aerum. Keduanya adalah wanita pilihan si kembar Sin.

"Kapan Zean cuti?" tanya Jidan saat mereka sudah selesai melakukan acara lamaran.

"Dua hari sebelum kalian menikah, ia masih sibuk karena baru menjabat sebagai brigadir. JiJo, bagaimana perasaan kalian?" tanya Sherly.

"Kami sangat bahagia, terima kasih mi pi." jawab Jidan dan Jordan.

"Dengan siapa Zean kemari?" tanya Jordan.

"Bersama dokter Jack dan Brian." jawab Tora.

"Brian sudah kembali dari Inggris, kapan?" tanya Jidan.

"Seminggu yang lalu saat Zean naik jabatan, pria itu kembali dan suatu kebetulan, ia juga bertugas di rumah sakit Jakarta." jawab Sherly.

"Aku senang jika Zean mau menikah dengan dokter Brian. Pria itu sangat melindungi Zean sejak kecil, walaupun suka usil." ujar Jidan.

"Dan adik kalian sekarang ketularan Brian, ia sangat usil padahal ia seorang polisi. Ia mirip papi kalian, komandan usil." ejek Sherly.

"Dan kau mencintaiku sayang, jangan lupakan itu." goda Tora membuat mereka tertawa.

Kalfi dan keluarganya langsung pulang ke rumah, mereka berpisah di persimpangan jalan.

"Kalian beruntung memiliki kakak sepupu seperti Kalfi, ia sangat menyayangi kalian. Ia selalu takut pada sikap keras kalian." ujar Sherly.

Jordan dan Jidan tertawa. "Kami akan selalu berdebat mi, tapi kami tak akan saling membunuh." jawab Jordan.

"Kau ini, bisa bisanya menganggap kekhawatiran kami sebagai lelucon Jo." kata Sherly kesal.

"Bukan itu maksudku mi, tapi tak asyik jika hidup kami berjalan lurus tanpa ada rintangan." ujar Jordan.

"Jo benar mi, aku dan Jo tak mungkin saling membunuh. Aku malah berterima kasih pada Jo, berkat jasanya aku bisa mendapatkan Ae-Ri." sambung Jidan.

Tora tertawa. "Jika ingat ceritamu Ji, papi sangat iba. Kau menghadapi adik dan calon istrimu sama persis."

"Kenapa jadi aku." ujar Jordan.

Jidan tertawa lepas. "Aku beruntung memiliki adik seperti batu, aku menghadapi Ae-Ri tak akan terkejut lagi. Dan aku pasti akan meminta bantuanmu Jo."

Jordan mengumpat membuat semuanya kembali tertawa, mereka akhirnya sampai di rumah besar Sin. Pernikahan si kembar akan dilakukan bulan depan, dan kabar pernikahan itu sudah menjadi trending topik di negara Amerika. Mereka kembali ke kamarnya masing-masing karena sudah lelah akibat acara lamaran hari ini.

*****

Hai para Readerku... ini adalah novel "Diakah Jodohku Season 3"... Tentunya ini menceritakan tentang Zean Sin dan dokter Brian...

Happy Reading All...😘

Ilustrasi Zean Sin 👇👇👇

Dokter Brian

Sejak kepergiannya ke Inggris, Brian tak pernah melupakan Zean Sin. Wanita pertama yang bisa membuat jantungnya berdebar keras. Saat usianya 9 tahun, ia bertemu pertama kali dengan Zean Sin. Gadis kecil berusia 6 tahun yang sangat cantik dan suka merajuk. Wanita itu terus tumbuh semakin cantik walaupun ia memiliki sikap tomboi tidak seperti wajahnya.

Brian selalu melindungi Zean Sin, bahkan ia selalu menghibur dan terkadang menggoda Zean agar wanita itu tak bersedih karena kehilangan kakak kembarnya. Dan perpisahan yang kembali membuat Zean sedih adalah saat ia pamit ke Inggris untuk kuliah kedokteran. Saat itu Zean memeluknya sambil menangis di bandara. Tapi Brian berjanji tidak akan meninggalkannya walaupun ia berada jauh di Inggris.

Dan sudah 5 tahun mereka tak pernah bertemu, kini saatnya Brian kembali ke Indonesia. Suatu kebetulan tugasnya dan tugas Zean sebagai anggota kepolisian di daerah yang sama yaitu Jakarta.

"Zee..." ujar Brian di telpon. Zee adalah panggilan kesayangan Brian.

"Bri...kau kembali... sudah sampai mana?" tanya Zean. Bri juga panggilan kesayangan Zean.

"Aku sudah di Jakarta, kau ini mengapa tak menjemputku di bandara." jawab Brian.

"Maafkan aku Bri, aku tak bisa keluar sekarang. Aku baru naik jabatan, dan pekerjaanku sangat banyak." jawab Zean.

"Jadi pekerjaanmu sekarang lebih penting dari aku ya." goda Brian.

"Bukan seperti itu, kau dan pekerjaanku sama sama penting. Jangan mulai lagi Bri, aku malas berdebat denganmu." kata Zean.

Brian tertawa. "Aku hanya bercanda Zee, baiklah kau lanjutkan pekerjaanmu. Aku juga akan ke rumah sakit Pertamina sekarang. Aku harus mengurus berkas berkas tugas baruku."

"Baik Bri, mungkin kita bertemu di bandara saja. Apa om Jack sudah di Jakarta?" tanya Zean.

"Papa datang lusa, baiklah bye Zee..." jawab Brian.

"Bye..." jawab Zean.

Itulah komunikasi mereka saat Brian baru sampai di Jakarta, dan Zean juga baru dipindahtugaskan. Keduanya melanjutkan pekerjaan masing masing.

*****

Brian tanpa lelah ia langsung ke rumah sakit, ia harus segera mengurus berkas berkasnya. Beruntung ia mulai bekerja bulan depan jadi ia bisa menghadiri acara pernikahan si kembar Sin di Amerika.

Brian tersenyum sendiri saat mendengar suara Zean, wanita yang sangat ia rindukan selama 5 tahun terakhir. Walaupun mereka sering melakukan video call, tapi entah kenapa perasaan Brian saat ini berbeda. Ia ingin sekali segera bertemu wanita kecil, cantik nan tomboi itu.

Brian sudah di dalam taksi, ia belum bisa mengendarai mobilnya karena masih di Lampung. Ayahnya yang akan membawanya lusa ke Jakarta. Brian sudah sampai di rumah sakit Pertamina, ia turun dari taksinya dan segera menuju direktur rumah sakit.

"Ya Tuhan, pria itu tampan sekali. Ia kemari." ujar suster penjaga administrasi.

"Permisi sus, ruang direktur rumah sakit sebelah mana?" tanya Brian.

"Apakah anda sudah membuat janji?" tanya suster.

Brian mengangguk seraya menunjukkan kartu namanya. "Aku dokter Brian, aku baru ditugaskan kemari sebagai dokter spesialis bedah. Dan ibu Dr. dr. Fathema yang langsung menghubungiku." jawabnya.

Mereka semua terkejut, ternyata pria tampan itu adalah seorang dokter yang akan bekerja bersama mereka. Dengan gugup mereka menunjukkan ruang direktur pada Brian.

Brian tersenyum. "Terima kasih."

Brian meninggalkan mereka menuju kantor direktur. Tapi suster suster disana mulai heboh dan bergosip. Mereka mengangumi ketampanan dokter baru mereka.

"Aku lihat kartu namanya." pinta salah satu suster.

"Dokter Brian, aku harap ia masih lajang. Ya Tuhan, pria itu bisa membuat siapapun meleleh." kata mereka.

"Memang kalau lajang, ia mau denganmu." ejek salah satunya.

"Setidaknya aku berusaha." jawabnya.

Semuanya tertawa, mereka melanjutkan pekerjaannya lagi karena banyak sekali keluarga pasien yang mengurus pembayaran perawatan rumah sakit.

Brian akhirnya bisa menemukan ruang kantor direktur, ia disambut langsung oleh ibu Dr. dr. Fathema.

"Selamat datang dokter Brian." sapa Dr. dr. Fathema.

"Terima kasih bu, maaf aku baru sampai dari Inggris." jawab Brian.

"Seharusnya anda bisa datang besok dok, anda terlalu terburu buru." kata bu Fathema.

"Aku harus ke Amerika minggu depan ada acara keluarga bu, jadi aku harus menyelesaikan semuanya secepatnya." ujar Brian.

Bu Fathema mengangguk, Brian memberikan semua berkas kepadanya. Sertifikat mahasiswa terbaik juga ia sertakan disana.

"Aku sudah mencari tahu tentang anda dok, dan aku juga mengenali ayah anda. Dokter Jack pernah bertugas disini sebelum akhirnya ia ditugaskan di rumah sakit kepolisian Lampung. Anda dan ayah anda sama sama tampan. Dulu kami masih bekerja sebagai dokter biasa disini." ujar bu Fathema.

"Papa juga sudah bercerita tentang anda, anda bahkan bisa menjadi Dirut disini itu luar biasa." jawab Brian.

"Anda berlebihan dokter Brian. Aku sudah melihat cv dan berkasnya. Tunggu sebentar." ujar bu Fathema seraya menghubungi sekertarisnya.

Tak lama seorang wanita mengetuk pintu kantor.

"Masuk..." ujar bu Fathema. "Dr. Lia, ini adalah dokter Brian, dokter spesialis bedah rumah sakit kita. Bisakah anda menunjukkan kantor dokter spesialis bedah padanya." pintanya.

"Tentu bu." jawab Lia. "Mari dok..." ajaknya.

Brian pamit pada direktur dan mengikuti dokter Lia. Mereka menuju lift, dan dokter Lia akhirnya membawanya ke kantor yang sudah disiapkan untuknya.

"Ini ruangan kerja anda dok, selamat datang di rumah sakit Pertamina." ujar dokter Lia.

"Terima kasih bu, maaf aku merepotkan anda." jawab Brian.

"Tak perlu sungkan dok, di meja sudah ada beberapa kontak dokter disini. Mereka juga yang akan membantu anda di rumah sakit. Aku permisi sekarang." ujar bu Lia.

Brian mengangguk, ia masuk ke ruangan kerjanya. Ruangan yang sangat luas dan juga bersih. Ia memang belum memulai pekerjaannya, tapi ia harus berkenalan sebelum bekerja. Brian melihat dokumen yang ada di mejanya, ia segera menghubungi beberapa asisten yang akan membantunya, semuanya dokter bedah dan ada juga dokter magang disana.

Hanya dalam waktu setengah jam, Brian bisa mengumpulkan semuanya di ruangan. Semuanya ada 5 orang dokter dan 2 orang dokter magang.

"Selamat siang." sapa Brian.

"Siang dok..." jawab mereka bersamaan.

"Perkenalkan, aku dokter spesialis bedah baru disini. Namaku Brian, aku akan mulai bekerja bulan depan. Mohon bantuannya." ujar Brian.

Semuanya bertepuk tangan menyambut kedatangannya. Dan satu per satu mereka memperkenalkan diri pada Brian. Hanya sekali saja, Brian bisa mengingat mereka karena Brian memang dokter cerdas yang memiliki daya ingat terbaik.

Mereka semua mengajak Brian berkeliling rumah sakit agar Brian tahu ruangan ruangan disana. Ia selalu membuat kehebohan saat melewati beberapa ruang dan lorong. Ia memang dokter yang sangat tampan, senyumannya akan membuat wanita manapun meleleh. Bahkan dokter dokter yang mengajaknya berkeliling pun tak akan berhenti menatapnya. Tapi yang ada dipikiran Brian hanyalah si cantik Zean Sin, tak ada yang bisa menggantikan wajah wanita kecil itu.

*****

Happy Reading All...😘

Ilustrasi dokter Brian 👇👇👇

Pertemuan Zean dan Brian

Hari keberangkatan mereka ke Amerika sudah tiba, karena kesibukan masing-masing membuat mereka tak bisa bertemu sebelum berangkat. Inilah pertama kalinya mereka akan bertemu setelah 5 tahun.

"Mengapa wajahmu tegang sekali Brian?" tanya dokter Jack.

"Ah, tidak. Itu perasaan papa saja." jawab Brian sambil melihat jam tangannya.

Dokter Jack tertawa. "Kau akan tercengang saat melihat gadis kecilmu Brian, ia tumbuh sangat tinggi dan sangat cantik." godanya.

"Aku sering video call pa, aku tahu ia sangat cantik. Tapi aku tak tahu seperti apa tubuhnya, dan berhentilah papa menggodaku." kata Brian.

"Baiklah papa akan diam." jawab dokter Jack.

Di lain sisi, Zean juga merasakan hal yang sama. Setelah ia sampai di bandara Soekarno-Hatta, ia tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang terus berdebar dengan cepat. Ia biasa berkomunikasi lewat ponsel selama 5 tahun, ia tak tahu seperti apa sosok Brian saat ini walaupun ia tahu wajahnya lewat video call.

"Ayolah Zean, kendalikan dirimu. Mengapa kau gugup sekali." gumamnya.

Ia terus memasuki bandara, sambil melihat kesana kemari. Ia juga mengundang pandangan beberapa pria karena ia sangat cantik dengan penampilan tomboi nya. Zean akhirnya menemukan dokter Jack, dan disebelahnya ada pria memunggunginya. Pria itu sangat tinggi, dan dari belakang pun Zean yakin jika ia adalah dokter Brian.

Zean terus mendekati mereka, dokter Jack menyadari kedatangannya.

"Zean..." panggil dokter Jack. Seketika Brian membalikkan tubuhnya.

Keduanya bertatap muka langsung, saling terpaku. Brian menatapnya dari atas sampai bawah, begitu juga dengan Zean. Brian mengendalikan dirinya untuk memeluk wanita itu. Tapi Zean justru berlari ke arahnya seraya memeluk Brian dengan erat.

"Bri..." ujar Zean.

Brian akhirnya membalas pelukan Zean. "Gadis kecilku." jawab Brian.

Zean melepaskan pelukannya. "Aku bukan gadis kecil lagi pak dokter, aku seorang Brigpol." katanya sambil tertawa.

Jantung Brian seakan mau copot saat melihat tawa Zean. Ia mengangguk anggukkan kepalanya. "Baiklah, aku rasa kau benar. Kau bukan gadis kecil lagi." jawabnya.

Zean tersenyum lalu mencium punggung tangan dokter Jack. "Apa kabar om?" tanyanya.

"Seperti yang kau lihat cantik, aku sangat baik." jawab dokter Jack.

"Syukurlah." kata Zean. "Lalu bagaimana denganmu dokter Brian? Aku lihat kau lebih kurus." sambungnya.

"Aku hanya lelah Zean, aku sangat sibuk beberapa hari yang lalu mempersiapkan pekerjaanku. Kau sangat berbeda juga." jawab Brian.

"Apa aku lebih cantik dari wanita yang kau lihat lewat ponsel?" goda Zean.

Brian menggeleng. "Kau lebih jelek, kau juga sangat gemuk." ejeknya mulai usil.

"Bri..." ujar Zean kesal.

Tawa Brian keluar, ia sangat senang bisa mengusili wanita itu. Dan ia tak menyangka seorang polisi masih suka merajuk.

"Kau ini suka sekali menggodanya Brian, sudah saatnya kita check in." ujar dokter Jack.

Keduanya mengangguk, Brian mengambil koper milik Zean. "Biar aku saja, jangan biarkan tangan cantikmu membawa barang berat." bisik Brian.

Wajah Zean langsung merona, ia membiarkan Brian membawakan barang barangnya menuju tempat check in. Mereka akhirnya berangkat menuju Amerika.

*****

Acara pernikahan si kembar Sin digelar sangat megah. Rangkaian acara sakral itu membuat mereka sangat lelah, namun kebahagiaan Zean sangat terlihat saat bertemu dengan kakak kakaknya. Zean menggunakan gaun pesta tapi wanita itu tetap berdandan dengan tomboi membuat Brian tersenyum sendiri.

Saat acara resepsi hari pertama, Brian sangat kesal karena ada beberapa pria rekan bisnis dan karyawan SinMart yang mendekati wanita itu. Sudah tiga kali Brian mengacaukan dan mengusir pria pria di sekitar Zean. Untung saja Zean tak menyadari sikap over protektif nya. Kali ini wanita itu sedang kesana kemari untuk berbicara dengan mempelai.

"Kau tak bisa melepaskan tatapanmu dari Zean, jika kau benar benar menyukainya katakanlah Brian." ujar dokter Jack.

"Tidak pa, Zean seperti adikku. Aku hanya melindunginya saja." jawab Brian.

Dokter Jack tertawa. "Kau terlalu naif Brian, papa harap Zean segera menemukan pria yang baik." godanya.

"Langkahi dulu mayatku." jawab Brian tanpa sadar. Ia segera menutup mulutnya tapi ayahnya terlanjur tertawa terbahak-bahak. "Pa, kau membuat para tamu menatapmu." ujar Brian.

Dokter Jack segera menutup mulutnya. "Baiklah papa akan diam, tapi papa ingatkan Brian, segeralah mengatakannya sebelum ada pria yang melamarnya seperti sebelumnya. Zean adalah wanita cantik, ia juga memiliki pekerjaan yang baik. Pria mana yang tak tertarik pada wanita seperti itu." ujarnya.

Brian menatap Zean yang sedang tertawa dengan Jordan Sin, ayahnya benar ia harus mengubah persahabatannya menjadi status yang lebih jelas karena ia memang menyukai Zean sejak wanita itu baru berusia 6 tahun. Zean sepertinya menuju taman. Brian segera mengikuti Zean, ia takut ada pria lain yang mendekatinya.

"Zee..." panggil Brian.

Zean menghentikan langkahnya. "Kau mengikutiku, bukankah kau bersama ayahmu."

"Papa bersama orang tuamu sekarang, kau mau kemana?" tanya Brian.

"Aku ingin menghirup udara segar di taman, apa kau mau ikut Bri?" tanya Zean.

"Tentu saja, aku takut kau akan diculik." jawab Brian.

Zean tertawa. "Kau benar benar kakak terbaik." ujarnya.

"Apa bagimu aku hanya seorang kakak Zee, aku ingin lebih dari itu." pikir Brian.

"Ayo, kenapa kau malah bengong." ajak Zean.

Brian mengangguk Dan mengikuti Zean ke taman.

"Indah sekali..." ujar Zean seraya menutup matanya.

"Indah dan sangat cantik, dan selalu membuat jantungku berdebar keras." jawab Brian sambil menatap wajah Zean.

Zean membuka matanya. "Kau sangat lucu pak dokter, bagaimana pemandangan ini bisa membuat jantungmu berdebar dengan keras." ejeknya.

Brian membuang wajahnya dan menatap taman yang sudah dihias sedemikian rupa. "Karena memang benar benar indah. Itulah yang aku rasakan." jawabnya berbohong.

"Kau benar, sayang sekali kita akan kembali lusa." kata Zean.

"Apa kau mau jalan jalan denganku besok?" tanya Brian.

Wajah Zean berseri seri, ia senang Brian mengatakannya. "Tentu saja, aku ingin ke semua tempat yang indah ada disini." jawabnya seraya menyebutkan banyak daftar tempat wisata.

Brian hanya bisa tersenyum mendengar celotehan wanita itu, ia ingin sekali menarik Zean dan mencium bibirnya yang sangat cerewet itu.

"Bagaimana menurutmu, apa tempat yang aku sebutkan tadi bisa kita kunjungi besok?" tanya Zean.

"Banyak sekali sampai aku lupa apa saja yang kau sebutkan tadi." jawab Brian.

"Jangan menyebalkan Bri, tadi hanya sedikit yang aku sebutkan." ujar Zean merajuk.

"Baiklah akan kita coba besok, tapi aku pikir kau lebih baik memilih tempat wisata yang paling ingin kau kunjungi Zee. Aku tak ingin kau kelelahan karena kita harus melakukan perjalanan ke Indonesia lusa." kata Brian.

"Baiklah pak dokter, aku akan memikirkannya lagi nanti malam." jawab Zean.

Brian mengangguk, mereka kembali menikmati pemandangan di taman tempat resepsi pernikahan si kembar Sin.

*****

Happy Reading All...😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!