NovelToon NovelToon

TAKDIR CINTA

BAB 1

Sasa, berlari dari kampusnya menuju coffeeshop diseberang jalan.Yupz,Sasa memang bekerja ditempat itu.Sebagai karyawan part time.

"Hei... heiii.... kenapa bisa terlambat gini Sasa?" tegur si manager di Coffeeshop itu.Dengan gaya lenjeh nya, seperti cewek.

"Maaf bos, jadwal kuliah ku ngawur." jawab Sasa asal.

"Jangan pernah diulangi lagi yah." lanjut sang manager, sembari menunjuk-nunjuk ke arah Sasa.

Setelah diperingati sang manager,Sasa menuju loker nya.Berganti seragam buat kerja.

"Baru dateng Sa,?" tanya seorang karyawan part time juga kepada Sasa.

"Iya, nih.Kamu mau pulang Deri." Sasa bertanya balik.

"Didepan ada segerombolan cowok-cowok sedang nongkrong.Kamu hati-hati saat melayani mereka." ucap Deri.

"Kenapa memang nya Der... " tanya Sasa lagi.

"Sedikit ricuh,bentar-bentar nyuruh." jelas Deri.

"Oh... namanya juga pembeli Der." lanjut Sasa.

Sasa keluar dari loker, dan berdiri didepan kasir. Selain pelayan,semua karyawan memang harus bisa menjadi kasir juga.

"Permisi, mbak... " panggil salah satu cowok itu.

Sasa bergegas menuju meja dimana seorang pelanggan memanggilnya.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Sasa sambil memegang nota kecil yang biasa buat menulis pesanan pelanggan.

"Saya mau cappuccino satu,dan... Kamu mau pesan apa Aru." tanya salah satu cowok itu.

"Eh... kamu semua masih percaya kalau Aru punya pacar." ucap seorang cowok jangkung disebelah Aru.

"Ini pacar aku.Kalian sudah tahu kan, sekarang percaya aku punya pacar." Aru menunjuk kearah Sasa dan memegang tangannya.

Seketika itu Sasa terperanjat kaget.Hampir saja jantung nya berhenti berdetak.

"Yang bener aja kamu Aru." kata Rafa nyolot.

"Ya mulai detik ini,cewek ini pacar aku.Kalian jangan pernah mendekati nya.mengerti!" ucap Aru serius.

"Maaf, kalian semua masih ada yang mau dipesan." tanya Sasa mengalihkan pembicaraan cowok-cowok aneh.

"Gak ada lagi mbak,itu aja.Oh iya,mbak gak usah takut sama cowok satu itu." salah seorang dari mereka menunjuk kearah cowok yang mereka panggil Aru.

"Tenang saja pak...." jawab Sasa ramah.

****

Malam harinya setelah selesai bekerja,Sasa langsung pulang.Berjalan beriringan dengan karyawan lain yang searah dengannya.

"Sasa... Hati-hati dijalan ya.Aku masuk dulu, bye." pamit teman kerja Sasa.

"Oke, makasih ya.bye" jawab Sasa melambaikan tangannya.

Sesampainya dirumah....

"Sepertinya lelah sekali kamu sayang?" tanya seorang perempuan yang duduk santai diruang keluarga.

"Mama ngapain belum tidur?" tanya Sasa,tanpa menjawab pertanyaan mamahnya.

"Gak bisa tidur mamah." jawab mamahnya.

"Ada yang sedang mamah pikirkan?" tanya Sasa penasaran.

"Gak ada sayang." jawab mamah sambil asyik nonton.

"Sasa masuk dulu mah,sangat lelah hari ini." kata Sasa.

Dan akhirnya Sasa merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran single.

Memejamkan matanya tapi gak bisa.

"Hari ini benar-benar aneh., Ada apa dengan pikiran cowok tadi,gampang banget bilang kalau aku pacarnya." Sasa membatin sambil senyum sendiri.

"Tapi lumayan juga sih itu cowok,tampan tubuhnya atletis, tapi sepertinya dia orang yang tipikal dingin,pendiam." Lanjut Sasa dalam hati.

***

Keesokan paginya,Sasa bangun lebih awal.Karena hari ini, hari minggu.Sasa melakukan kegiatan olahraga ringan.

Berlari mengelilingi taman di perumahan tempat dia tinggal.

"Selamat pagi Sasa." sapa Dimas tiba-tiba dibelakang Sasa.

"Eh Dimas,kok sendirian aja.Nana mana?" tanya Sasa kemudian.

"Aku gak ajak dia.Mungkin masih tidur." jawab Dimas.

"Sebenarnya ini yang aku mau Sasa,Gak ada Nana jadi aku leluasa berbincang-bincang dengan kamu." Batin Dimas.

"Harusnya kamu bangunin,olahraga baik lho buat kesehatan." ucap Sasa tanpa curiga.

Karena selama ini Dimas hanya sebatas sahabat buat Sasa.Lain dengan Dimas yang mengharapkan sebaliknya.

"Sasa,hari ini ada acara apa?" tanya Dimas memberanikan diri.

"Biasa lah Dim,kerja seperti biasa." jawab Sasa,sembari lari lagi.

"Kirain libur Sa,perasaan kerja mulu.Kapan istirahatnya." kata Dimas mengikuti kaki Sasa.

"Memangnya aku ini anak pejabat Dim,yang cuma duduk-duduk aja dapet duit." ucap Sasa.

Sekilas tentang Sasa.

Sasa memang bukan orang kaya.Hidupnya pas-pasan, buat biaya kuliah saja Sasa harus banting tulang bekerja part time.

Tapi Sasa sama sekali tidak pernah mengeluh dengan keadaannya.Sasa selalu semangat dalam menjalani hidupnya.

Apalagi semenjak ayahnya meninggal.Mamahnya ikut mencari uang demi kita anaknya.

Mamahnya membuat kue dan dipasarkan secara online.

Sedangkan adik kembarnya juga kuliah sambil bekerja.

Hanya saja dia lebih enak.Bekerja di sebuah kantor financial.

Balik lagi ke Sasa yang sedang olahraga.

Diputaran ke tiga perumahan, Tiba-tiba Sasa bertemu Nana.

"Hai,Nana.lari juga kamu." tanya Sasa.

"Dimas bilang kamu masih tidur jadi ga ngajakin kamu." lanjut Sasa dengan polosnya.

"Gila nih anak,kenapa mesti bilang begitu sama Nana." gerutu Dimas dibelakang Sasa.

"Kira in kamu gak lari sayang." tanya Dimas pada Nana.

"Ya sudah kita lanjut lagi aja yuk,berapa putaran lagi Sasa." kata Nana mengalihkan pembicaraan yang nantinya bakal jadi bumerang buat dirinya.

Karena Nana sangat tahu betul, kalau Dimas sebenarnya menyukai Sasa.

"Oke, ayo satu kali lagi.Soalnya sudah agak siang." ucap Sasa.

"Ayuk." teriak Nana melirik kearah Dimas.

Setelah selesai berlari, olahraga.Sasa kembali ke rumah, begitu juga Dimas dan Nana.

Kita memang satu komplek, hanya beda nomer rumah saja.

"Widih,kakak aku ini memang bener-bener hebat." ujar Jo adik kembar Sasa.

Mereka berdua kembar tapi beda jenis. Maksudnya cowok dan cewek.

"Mumpung hari minggu Jo,lagian kakak kerjanya juga siang." kata Sasa masuk ke kamar mandi.

"Eh,Sasa.habis mandi tolong bantuin mamah sebentar ya." ucap mamah.

"Oke mah,ada pesanan banyak hari ini." tanya Sasa.

"Iyaburuan gih mandi." suruh mamah.

Sehabis mandi,Sasa bergegas ke dapur.Membantu mamah yang sudah dari tadi berkutik disana.

"Berapa pesanan kue mah?" tanya Sasa sambil membungkus kue.

"Gak banyak cuma 200 kue aja." jawab mamah masih mengolah adonan yang terakhir.

"Nanti kamu bawa sekalian berangkat kerja bisa gak?" tanya mamah.

"Kemana mah?" Sasa balik bertanya.

"Restoran myami,dekat dengan coffeeshop tempat kamu kan." katanya lagi.

"Oh,Sasa tahu.oke lah kalau begitu." ucap Sasa sambil menganggukkan kepalanya.

Tepat pukul 11 siang,kue pesanan sudah siap.

Begitu juga dengan Sasa sudah siap berangkat.Hari ini dia kebagian jam 12 siang. Jadi pulang lebih awal sedikit.

"Mah, Sasa jalan dulu ya." pamit Sasa.

"Jo anter aja kak," Jo menawarkan diri.

"Kamu gak ke mana-mana memangnya?" tanya Sasa.

"Gak kakak aku yang cantik." Jawab nya.

Dan mereka pun berangkat menggunakan sepeda motor.

BAB 2

Sesampainya di coffeeshop,Sasa berganti seragam kerja.

"Ih ada mereka lagi disini." Sasa membatin melihat segerombolan cowok yang kemaren.

Sepertinya mereka habis olahraga, kelihatan dari baju plus keringatnya.

"Hei,ceweknya Aru.tolong kesini." teriak seorang cowok menunjuk kearah Sasa.

Sasa berjalan males.

"Mau pesan apa mas.? tanya Sasa.

" Hei, jangan panggil kita MAS."kata nya menekankan kata MAS.

"Terus saya panggil apa?Oh iya satu lagi,jangan panggil saya CEWEKNYA ARU." Sasa pun menekankan kalimatnya.

"Widih,gaya nya gak mengakui pacar sendiri." jawab salah seorang lagi.

"Sekali lagi maaf,saya gak kenal sama teman kalian." Sasa males meladeni mereka, dan meninggalkan nya.

Sepuluh menit kemudian Sasa kembali lagi ke meja tadi.Menyerahkan beberapa gelas pesanan mereka.

Kali ini si empunya nama Aru rupanya sudah datang.

"Hei,tunggu sebentar." kata Aru.

"Apa pesanannya kurang." jawab Sasa.

"SASA." membaca name tag diatas dada kiri Sasa.

"Ada apa." tanya Sasa mengawasi mata cowok yang didepannya.

"Jadi namanya Sasa,bagus juga.kenalkan nama ku Amouru biasa dipanggil Aru." mengulurkan tangan menyalaminya.

"Sasa." jawab nya menyambut tangan Aru.

"Apa sudah selesai,apa ada yang bisa saya bantu lagi?" lanjut Sasa.

"Oke, Terima kasih... pacak ku." kata Aru senyum.

"Denger yah, aku bukan pacar kamu.Tahu! " ucap Sasa kesal.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam,ini saatnya Sasa pulang.

Didepan coffeeshop sudah terlihat Jo disamping motornya.

"Sudah lama kamu." kata Sasa.

"Gak baru aja sampai." jawab Jo singkat.

"Ayok balik,disini ada cowok-cowok iseng.Udah ada dua kali mereka dateng kesini." ucap Sasa kesal.

Didalam coffeeshop,terlihat Aru yang sedang mengawasi Sasa dan Jo.

"Seperti nya dia sudah punya pacar.pantas saja marah-marah." batin Aru.

"Hei, bengong aja kamu." seorang dari mereka membuyarkan lamunan Aru.

"Sepertinya ada yang gak rela ditinggal kekasihnya." ujar Rafa sahabat Aru.

"Dia sudah punya pacar kali." kata Aru sembari menunjuk kearah luar.

"Wowow.... pacarnya ganteng sekali.Kalah kamu Aru." ledek salah satu temannya.

Sampai juga dirumah.

"Ada apa sayang,kok cemberut kesal begitu." tanya mamah yang melihat wajah kesal Sasa.

"Biasa mah,ada pelanggang yang nyebelin." jawab Sasa.

"Pelanggan yang menganggap kak Sasa pacarnya mah." timpal Jo meledek Sasa.

"Ih, apaan sih kamu." pukul Sasa dengan bantal sofa.

"Sudah-sudah,ayo makan sudah dingin tuh dari tadi makanannya." lerai mamah.

Setelah selesai makan,Sasa masuk ke kamar dan mulai memejamkan matanya.

Besok ada kuliah pagi dan harus siap lebih awal.

****

Sinar mentari sudah masuk ke celah-celah jendela kamar Sasa.

Bergegas Sasa menuju kamar mandi.

Jam sudah menunjuk ke jarum angka 8.

Merias wajahnya sedikit, minimalis.Hampir tidak terlihat.

Setelah semua dirasa sudah rapi. Sasa beranjak dari kamarnya.

Mengambil sepotong roti dan meminum segelaa susu.

"Sasa berangkat mah, ada kuliah pagi." sapa Sasa pada mamahnya.

"Oke, Hati-hati dijalan sayang." ucap mamahnya.

****

Di kampus...

"Sasa habis ini jangan pulang dulu." ujar Amy.

"Ada apa memangnya." jawab Sasa penasaran.

"Hari ini ada pertandingan basket antara tim Dimas melawan kakak kelas." kata Rei.

"Denger-denger ada yang ganteng lho,ketua tim mereka." ucap Nana.

"Kamu dukung yang mana Na,mereka apa Dimas.?"tanya Sasa meledek.

" Dimas dong..."jelas Nana bangga.

"Yuk, kita langsung kelapangan basket aja." ajak Amy.

Di lapangan basket,Sasa dan ketiga sahabatnya mencari tempat duduk yang kosong.

Paling atas, tempat duduk yang masih kosong.

Sorak-sorak para pendukung dari kedua tim.

Masing-masing tim sudah bersiap.Dan pertandingan pun dimulai.

"Perasaan aku kenal sama tim Tiger itu." batin Sasa memperhatikan jalannya pertandingan.

"Hei, kamu lihatin siapa?" tanya Amy mengagetkan Sasa.

"Perasaan aku kenal sama ketua tim Tiger Amy." jawab Sasa masih memperhatikan.

"Kenal dimana kamu,di sosmed." jawab Amy.

"Tempat kerja aku,dia tidak pernah absen dari coffeeshop." jelas Sasa.

Dan peluit tanda setengah permainan dibunyikan.

Semua tim beristirahat.

Tak lama ronde kedua. Kali ini ketua tim Tiger tidak ikut main.

Dan yang mengagetkan lagi, dia menuju ke podium tempat Sasa dan sahabatnya duduk.

"Eh, sepertinya dia berjalan ke arah kita." bisik Nana.

"Mau ngapain dia?" tanya Sasa berbisik juga.

Amouru berhenti tepat dihadapan Sasa.

Semua mata memandang kearah Sasa dengan mata yang tidak suka.

"Hai,ternyata kamu kuliah disini?" sapa Aru memperlihatkan gigi rapi nya.

"Sorry,apa boleh aku duduk disini." tanya Aru kemudian kepada sahabat-sahabat Sasa.

Tanpa aba-aba, mereka langsung bergeser kesamping.

"Sorry ganggu kalian nonton pertandingan ini." lanjut Aru.

Sasa hanya diam memandangi wajah berkeringat Aru.

"Ini cowok sok kenal banget." batin Sasa berbicara.

"Oh iya,apa temen kalian ini tidak pernah ngenalin aku ke kalian?" tanya Aru lagi.

Mereka semua menggelengkan kepalanya bersama.

"Kenalin,aku Aru pacar dari temen kalian,Sasa." Aru mengulurkan tangannya, dan disambut satu persatu sahabat Sasa.

"What!!!! Kamu apa-apaan sih.Gak jelas banget." pukul Sasa dibahu Aru.Wajahnya merah merona.

Sedangkan sahabatnya pada melongo semua, menganga lebar mulutnya.Kaget setengah mati.

Kapan Sasa kenal sama dia, kakak kelas idaman cewek-cewek kampus.

"Eh,kenapa tuh cowok lihatin kita terus." kata Aru menunjuk kearah Dimas.

"Siapa, mana? " jawab Sasa mengawasi lapangan dengan cermat.

"Oh, Dimas." batin Sasa.

Dari samping terlihat Nana melihat ke arah Sasa.Sepertinya dia marah...

"Oh, iya maaf ya teman-teman aku.Kenalin pacar aku, sorry gak kasih tahu kalian." Tiba-tiba Sasa memanfaatkan keadaan.

Karena gak enak dengan Nana.

Aru heran dengan kelakuan Sasa.

"Yupz, benar banget.Gimana kalau kalian aku traktir sebagai ucapan maaf karena kita gak kasih tahu kalian." ajak Aru.

"Mengambil kesempatan." lirik Sasa.

Dan..... prittttt....

Wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Kali ini tetap sama,juara untuk pertandingan tim Tiger. Tim dengan ketua nya Aru.

Semua pemain berganti baju di loker.

Tak terkecuali Aru.

"Tunggu aku, jangan pergi dulu." kata Aru dengan serius.

"Mau kemana." bisik Sasa tepat ditelinga Aru.

"Makan." jawab Aru singkat. meninggalkan podium dan berlari kearah loker.

Setelah selesai berganti pakaian.Aru menghampiri Sasa dan sahabat-sahabatnya.

Dengan raut muka yang tidak suka,Dimas menyalami Aru.

Memberikan selamat atas kemenangan kali ini.

Dimas merasa ada yang aneh,kenapa dia ke sini. Siapa yang dia temui.

Dan, jleb!!!! bagai tertusuk pisau tajam.Dimas begitu kaget melihat Aru menggandeng tangan Sasa.

Dan membawa nya pergi.

"Mereka kenapa?" tanya Dimas heran pada Nana.

"Ternyata Sasa sudah berpacaran sama dia.Dan kita juga baru tahu tadi." ucap Nana.

"Kenapa?kamu cemburu." ledek Rei, lupa kalau disebelahnya ada Nana.

"Kenapa mesti cemburu." jawab Dimas dengan nada kesal.

BAB 3

Sore hari saat Aru membawa Sasa pergi.tiba-tiba ponsel warna hitamnya bergetar dan berbunyi.

"Halo." jawab Aru setelah memakai headset di telinganya.

"Halo,Kak Aru ke rumah sakit sekarang." ucap seseorang dari ujung telepon.

"Papi kambuh lagi." tanya Aru khawatir.

"Iya kak, cepetan yah." lanjut si Penelepon.

Didalam mobil....

"Sasa maaf kali ini aku gak bisa traktir kamu... aku harus buru-buru ke rumah sakit." kata Aru.

"Ada apa Aru?" tanya Sasa penasaran.

"Papi aku kambuh lagi jantung nya. Oh iya, apa kamu mau ikut aku. Soalnya maaf aku gak bisa anter kamu pulang, ini sangat buru-buru." lanjut Aru.

"Oh, ya udah kita bareng-bareng aja kesana." ajak Sasa.

"Maaf ya, nanti setelah dari rumah sakit aku anter kamu."

"Iya gak apa-apa kok." jawab Sasa sambil senyum.

****

Setelah sampai dirumah sakit, Aru berjalan cepat melewati koridor rumah sakit.

Menggandeng tangan Sasa dengan erat.

"Gimana papi, Mih?" tanya Aru saat sampai didepan ruang ICU.

"Masih didalam sayang," jawab mami nya memandangi Sasa dengan teliti.

"Kita tunggu dokter aja,kalian duduk aja dulu." suruh mami masih memperhatikan Sasa.

"Ini siapa sayang?" lanjut mami bertanya pada Aru.

"Pacar Aru mih...." jawab Aru tanpa ragu-ragu.

Sasa hanya terdiam dan mengiyakan ucapan Aru.

Dia tidak mau membuat masalah saat keluarganya sedang sedih.

"Sore tante, Sasa." Sasa mengulurkan tangan menyalami mami dari Aru.

"Sasa, ini mami aku dan ini Ayumi adik aku." Aru memperkenalkan keluarganya.

Sambil menunggu dokter keluar dari ruangan ICU.Mami, Ayumi dan juga Sasa duduk bersebelahan.

Lain dengan Aru,raut muka nya kelihatan kacau.

Sudah hampir satu jam papinya didalam, tapi belum juga keluar.

Dan,,, dokter pun membuka pintu ruangan.

"Bagaimana papi saya dok." tanya Aru.

"Sudah tidak apa-apa.setelah ini saya akan memindahkan ke bangsal." jawab dokter yang menangani papi nya.

"Terima kasih banyak dokter." ucap Aru dan keluarganya.

Perawat pun memindahkan papi ke bangsal VIP.

Dilihatnya Sasa yang sudah kelelahan.

"Mih, Aru anter Sasa pulang dulu ya." ucap Aru pamit pada mami nya.

"Iya sayang,kelihatannya Sasa sudah sangat capek." kata mami Aru senyum menawan kepada Sasa.

"Sasa pamit tante." pamit Sasa memeluk erat mami Aru.

"Setelah om siuman,kamu bisa kan datang menjenguk nya." tanya mami nya.

"Sasa usahakan tante." jawab Sasa.

"Ayo,kita jalan dulu mih.Ayumi jaga mami sama papi ya." suruh Aru pada adik kesayangannya.

***

Sesampainya didepan pagar rumah Sasa.Aru menghentikan mobil nya.

Turun dan membukakan pintu untuk Sasa.

"Kok cowok itu malam-malam begini masih dirumah Sasa." batin Aru melihat ke arah jendela rumah Sasa.

"Sebaiknya kamu langsung ke rumah sakit aja." kata Sasa.

"Kenapa gak menyuruh aku mampir? " tanya Aru.

"Sudah malam gak enak sama tetangga."

"Terus kenapa didalam rumah kamu ada cowok." Aru menunjuk ke arah Jo.

Spontan Sasa ketawa terbahak-bahak.

"Kamu cemburu Aru,memangnya kita pacaran beneran." kata Sasa masih ketawa.

"Semua orang udah tahu kan kalau kamu pacar aku." balas Aru.

"Oke, kalau begitu ayo masuk.Aku kenalin sama keluarga aku." ajak Sasa, masih menahan tawanya.

Dan mereka berdua masuk kedalam rumah.

"Mah.... mah... " panggil Sasa saat membuka pintu warna coklat.

"Eh.Sa.... Sa.... " mama kaget melihat Aru.

"Mah, kenalin ini.... Aru." Sasa mengenalkan Aru pada mama.

"Aku mesti bilang kamu siapa nya aku?" tanya Sasa berbisik lembut ditelinga Aru.

"Selamat malam tante," Aru menyalami mama Sasa.

"Ini.... siapa.? " tanya mama masih tidak percaya Sasa membawa seorang cowok.

Karena yang datang kerumah hanya Dimas tidak ada yang lain.

"Siapa yah mah.... boleh lah mama sebut pacar Sasa." kata Sasa mencubit pinggang mama.

"Jo.... Jo... " teriak Sasa memanggil adiknya.

Oh Tuhan... betapa terkejutnya Aru melihat siapa yang keluar dari kamar.

"Aru kenalin ini adik kembar aku, namanya Jo. " Sasa mengenalkan adiknya.

"Ternyata adiknya." batin Aru sembari mengelus dada bidangnya.

Malam semakin larut, Aru berpamitan pulang pada Sasa dan keluarga nya.

Begitu juga dengan Sasa dan keluarganya. Masing-masing masuk kedalam kamarnya.

"Sepertinya aku terjebak, kenapa tiba-tiba aku punya pacar. Apa yang harus aku lakuin selanjutnya." Pikiran Sasa masih melayang-layang.

Matanya masih terjaga gak bisa tidur. Kehidupannya semakin rumit.

****

Dirumah sakit...

"Aru, papi dengar kemarin kamu bawa cewek kamu." tanya papi setelah tiga jam baru siuman.

"Siapa yang bilang,Aru belum punya cewek pih." jawab Aru.

"Lho yang kemarin kamu bawa, terus kamu bilang itu pacar kamu.Kemana?" tanya mami dengan suara yang meninggi.

"Iya, iya... namanya Sasa pih.Nanti Aru ajak kesini.Tapi kalau dia mau ya.." ucap Aru masih ragu kalau Sasa mau diajak kesini.

"Pasti mau lah, kak." timpal Ayumi dari balik pintu.

"Nyamber aja kamu." kata Aru menjitak dahi Ayumi.

"Kamu telepon aja sayang." saran mami.

"Mati aku, kenapa aku gak punya nomer dia." Aru berkata dalam hati.

"Ntar Aru jemput aja mih, takut ganggu. dia lagi kuliah." jawab Aru.Padahal dia gak punya nomer ponsel Sasa.

"Jemput sekarang aja sana." perintah papi nya.

"Papi sama mami kenapa sih, memangnya gak kangen sama Aru." jawab Aru merajuk.

"Oke, Oke. Sekarang Aru jemput Sasa biar papi sama mami seneng." Aru meninggalkan kamar yang bertuliskan VIP.

Setelah satu jam lebih Aru sampai dirumah Sasa.

Ragu-ragu apakah akan turun dari mobil apa tidak.

Secara mereka tidak sengaja berpacaran.Bisa dibilang keadaan lah yang saling menguntungkan.

Tok... tok... tok...

Setelah lama berpikir, akhirnya Aru memberanikan diri.

"Siang tante... Sasa ada." tanya Aru sopan.

"Sasa belum pulang kuliah Aru.Biasanya sih jam segini sudah dirumah." jawab mamanya.

"Apa mungkin dia langsung bekerja tante." kata Aru mengira-ira.

"Gak lah nak Aru,tiga hari kedepan Sasa cuti." jelas mama nya.

"Sebentar tante telepon Nana atau temennya yang lain." mama Sasa mencari nama Nana dikontak ponselnya.

"Halo, Nana.ini tante apa Sasa sama kamu." tanya mamanya.

"Ada tante, kita lagi ngumpul nih dirumah Rei." jawab Nana dari ujung telepon.

"Oh... ya sudah kalau begitu." mama Sasa menutup ponselnya.

"Nak Aru langsung aja kerumah Rei. ini alamatnya." Mama Sasa memberikan secarik kertas bertuliskan alamat rumah.

"Terima kasih tante.Mari Aru jalan dulu." pamit Aru.

Dalam perjalanan,Aru masih ragu.Bagaimana kalau Sasa marah.

Akhirnya sampai juga setelah menempuh jarak kira-kira 5km.

Ting.... tong....

Aru menekan bel didepan pagar rumah besar berwarna hijau.

Seseorang dari dalam membukakan pintu pagar.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perempuan tua.

"Saya mau bertemu Rei." jawab Aru.

"Mari masuk." kata perempuan tadi mempersilahkan Aru kedalam rumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!