NovelToon NovelToon

Mr. And Mrs. Walker

Bab 1 Kehilangan

Markas Besar FBI

Tim Alfa yang dipimpin oleh Charlie Walker, tengah menyusun strategi untuk menggagalkan penyelundupan narkotika yang dilakukan oleh John Wilson.

Charlie ditunjuk langsung oleh kapten Aaron untuk memimpin tim Alfa setelah mereka mendapat informasi tersebut. Dia menerangkan strateginya dan membagi tugas untuk anggotanya.

Ini adalah misi berbahaya karena John Wilson adalah mafia yang kebal terhadap hukum. Berulang kali dia tertangkap tapi berhasil keluar dengan mudah. Bukti yang mereka punya tidak begitu kuat untuk menangkapnya.

Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menangkapnya jika benar John terlibat dalam penyelundupan obat-obatan terlarang tersebut.

"Kalian harus berhati-hati dan jangan gegabah. Ingat!! Musuh kita adalah John. Dia bukan orang sembarangan." seru Charlie

"Siap, Sir!!" Seru mereka serempak

Charlie mengangguk dan meminta anggotanya untuk bersiap. Berbagai senjata mereka bawa dan tidak lupa mereka memakai rompi anti peluru.

Charlie melihat arlojinya. Masih tersisa 4 jam sebelum mereka berangkat. Dia menghela nafas panjang dan berharap misi kali ini berjalan lancar.

"Apa kau memerlukan sesuatu Sir?" seorang wanita yang juga anggota FBI, terlihat mendekati Charlie dan memeluknya dari belakang.

"Ada apa Ainsley? Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Charlie

"Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja." lirih Ainsley

Charlie tersenyum dan mengusap tangan Ainsley yang melingkar di perutnya. Wanita itu adalah istrinya yang juga Anggota FBI. Walaupun mereka bekerja di tempat yang sama, tapi mereka sangat profesional. Hanya saja, entah kenapa hari ini istrinya itu terlihat berbeda

"Ada apa Ainsley?" tanya Charlie lagi

"Aku mempunyai firasat buruk. Tapi aku percaya selama kau memimpin tim Alfa, kita pasti akan berhasil."

Charlie melepas pelukan Ainsley dan menatap wajah cantik istrinya itu. "Kau selalu saja khawatir setiap kita menjalankan misi. Ingat!! Kekhawatiran mu ini yang nantinya akan membuatmu gagal. Kau harus yakin jika kau bisa menjalankan misi mu. Apa kau mengerti, Mrs. Walker?"

Ainsley mengangguk pelan dan mencium sekilas bibir suaminya. "Aku mengerti, Mr. Walker."

...----------------...

Charlie dan anggotanya bergegas ke salah satu pelabuhan di New York, dimana penyeludupan narkotika itu akan dilakukan. Sesampainya di pelabuhan, mereka bersiaga di tempat masing-masing. Mereka mengintai dari jarak yang lumayan dekat dengan senjata di tangan mereka yang siap membidik musuh jika mereka melakukan perlawanan.

Terlihat anak buah John membawa peti kedalam sebuah kapal. Mereka menduga jika peti tersebut berisi obat-obatan terlarang.

"Kita sergap mereka!!" Perintah Charlie

"Siap sir." Anggota Tim Alfa mulai maju dengan menodongkan senjata pada anak buah John. "ANGKAT TANGAN DAN JANGAN BERGERAK!!" Gertak mereka

Anak buah John meletakkan peti tersebut dan mengangkat kedua tangannya sementara anggota FBI mendekat perlahan dan memeriksa isi peti tersebut. Tapi tiba-tiba dari arah lain ada yang membidik anggota FBI tersebut hingga tumbang.

Semua anggota FBI terkejut dan mulai bersembunyi dan melakukan penyerangan. Dalam sekejap pelabuhan tersebut menjadi arena baku tembak antara keduanya.

"Sepertinya ada penembak jitu yang mengincar kita." Seru Henry

Charlie berdecak dan menembaki anak buah John. "Apa kedatangan kita di ketahui oleh mereka?"

"Entahlah. Tapi sepertinya dari awal mereka sudah menyiapkan penembak jitu untuk berjaga-jaga."

"Shiit!!" Charlie berguling, berpindah tempat untuk bersembunyi dan menembaki musuh. Tapi ekor matanya melihat sekelebat bayangan yang mencoba untuk melarikan diri. Charlie mencari celah untuk mengikuti bayangan itu yang dia yakini itu adalah John yang mencoba untuk melarikan diri.

"Hubungi kantor pusat dan kau, Lindungi aku!!" Perintah Charlie pada anggotanya.Dia mengejar John dan menembakinya. Tapi sayang, John berhasil melarikan diri menggunakan mobil.

Charlie tidak tinggal diam. Dia mengejar John menggunakan mobil yang terparkir di sana. Dia melaju dengan kecepatan penuh untuk mengejar mobil John.

Saat mobil Charlie tepat berada di samping mobil John, Charlie mencoba menembak John, tapi John justru menabrak mobil Charlie yang membuat mobil tersebut oleng. Charlie mencoba menstabilkan laju mobilnya. Tapi dia terkejut karena rem mobil yang dia pakai tidak berfungsi. "Sial!!" Umpat Charlie.

Charlie tersentak saat John mencoba menembaknya. Alhasil untuk menghindari tembakan tersebut, Charlie membanting setir. Tapi naas, mobil tersebut terus melaju hingga menabrak pembatas jalan dan terjun bebas ke jurang. Dan tidak berapa lama terdengar ledakan di dasar jurang.

DUAAARRRR

Deg

Ainsley merasa hal buruk terjadi pada suaminya. Dia hendak menyusul tapi musuh berhasil melukainya.

"Ainsley!!" Teriak Clara. Dia mencoba untuk menolong rekannya. Tapi musuh terus menembakinya. Hingga tidak berapa lama terdengar suara mobil mendekat. Anak buah John mulai melarikan diri dengan membawa peti-peti mereka menggunakan mobil masing-masing.

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya kapten Aaron saat sampai di lokasi.

"Maaf kapten, kami gagal." Sesal Henry

"Tidak masalah, yang terpenting kalian baik-baik saja."

"Tidak kapten, banyak anggota kita yang gugur." Ucapan Henry membuat hati kapten Aaron mencelos. Dia melihat anggotanya yang gugur tergeletak bersimbah darah dan mereka yang selamat juga terluka parah

"Charlie? Dimana Charlie?" Tanya kapten Aaron

"Saya tidak tahu kapten. Tapi tadi dia mengejar John menggunakan mobil." Seru Henry. Tapi tiba-tiba salah satu anggotanya menyela, "Lapor kapten. Kami menemukan sebuah mobil meledak di dasar jurang tidak jauh dari sini."

Deg

Kapten Aaron segera mengerahkan anggotanya untuk memeriksanya.

Kobaran api masih menyala di atas sungai. Kerongkongan mobil juga sudah tidak berbentuk. Saat FBI mencoba mengevakuasinya, mereka tidak menemukan siapapun tapi mereka menemukan lencana dan identitas keanggotaan yang diduga milik Charlie.

Ainsley menangis histeris mendengar hal itu. Dia tidak percaya jika suaminya meninggal. Begitu juga dengan kapten Aaron. Dia meminta anggotanya untuk mencari jasad Charlie jika memang dia sudah meninggal.

Pencarian terus dilakukan. Tapi jasad Charlie tidak ditemukan. Mereka menduga jika jasad Charlie terbawa arus sungai. Untuk itu mereka memperluas pencarian. Tapi sudah hampir seminggu, jasad Charlie tidak juga ditemukan.

...----------------...

Enam bulan berlalu. Tapi Charlie belum juga di temukan. Dan dua bulan yang lalu, tim SAR memutuskan untuk berhenti melakukan pencarian. Tentu saja Ainsley tidak tinggal diam. Dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari FBI dan melakukan pencarian sendiri. Bahkan dia berniat untuk balas dendam atas apa yang terjadi pada suaminya.

"Sampai kapan kau akan seperti ini Ainsley? Kau harus merelakan kepergian Charlie dan memulai hidup baru." Seru Clara, sahabat sekaligus mantan rekannya saat menjadi anggota FBI.

"Sudah berapa kali aku katakan, sebelum aku melihat jasad suamiku, aku tidak percaya jika dia sudah mati."

"Peristiwa itu sudah terjadi 6 bulan yang lalu. Bahkan tim SAR saja menyerah. Lalu kau mau bagaimana lagi, hah?"

Ainsley tidak menjawab. Dia hanya terdiam memandangi foto suaminya. Hal itu membuat Clara merasa sedih. Dia mengusap bahu sahabatnya dan kembali berkata, "kau membutuhkan liburan , Ainsley. Cari sesuatu yang bisa membuatmu senang yang bisa melupakan kesedihanmu."

Ainsley tidak bisa lagi membendung air matanya. Di pelukan sahabatnya dia menangis histeris dan memanggil nama Charlie untuk kesekian kalinya.

Setelah hatinya merasa tenang, Ainsley memutuskan untuk pergi berlibur ke Manhattan beach.

Pantai itu terletak di ujung timur Brooklyn, di dekat pantai Brighton. Pantai ya berbentuk tapal kuda yang ditutupi dengan pasir lembut keemasan dan dikelilingi pepohonan tinggi yang teduh. Laut yang tenang tanpa ombak tinggi sangat cocok untuk hati Ainsley yang membutuhkan ketenangan.

Wanita itu menatap laut luas di depannya, menerawang kenangan manis bersama suaminya.

Dulu setelah menikah, mereka berencana untuk honeymoon ke pantai. Tapi karena tugas mereka sebagai penegak hukum, membuat mereka menundanya terlebih dahulu. Dan sekarang, dia berdiri di sana. Di pantai seorang diri.

Ainsley menghela nafas panjang. Tapi tiba-tiba dari arah samping, seorang pria berlari dan tanpa sengaja menabraknya hingga tersungkur ke pasir.

"Akh.." pekik Ainsley

"Ma-maaf nona. Aku sedang terburu-buru." pria itu kembali berlari tanpa membantu Ainsley berdiri.

Bukannya marah, Ainsley justru tertegun. Dia merasa tidak asing dengan suara pria itu. Dia berdiri dan melihat pria itu sudah tidak ada di manapun.

"kemana pria itu? Aku sangat yakin jika suara itu..." Ainsley melihat kesana-kemari mencari pria yang menabraknya. Dia pergi mencari pria itu untuk memastikannya. Suara pria itu sangat mirip dengan seseorang yang dia rindukan. Dia yakin semua ini bukan halusinasinya saja.

Sampai dia melihat seorang pria dengan memakai baju dengan kancing yang terbuka memperlihatkan dada bidangnya, tengah menelepon.

Ainsley berjalan mendekat. Jantungnya berdetak kencang, air matanya menetes tanpa permisi. Dan setelah dia sampai di depan pria itu, Ainsley langsung memeluknya erat.

"Charlie!!! Akhirnya aku menemukanmu. Kau masih hidup, sayang." Isak Ainsley

Pria itu diam tanpa membalas pelukan Ainsley. Dia mendorong pelan wanita itu dan menatapnya, "Maaf, kau siapa?"

Deg

Bab 2 Amnesia

Dari kejauhan, Ainsley menatap pria yang sangat mirip dengan Charlie. Pria itu tengah bermesraan dengan seorang wanita yang ia duga adalah tunangannya.

Dia sangat yakin jika pria itu adalah Charlie , suaminya. Tapi dengan tegas, pria itu mengatakan jika namanya bukan Charlie melainkan Michael. Dan dia sudah mempunyai seorang tunangan.

Ainsley terus meyakinkan jika pria itu adalah Charlie. Tapi diluar dugaan, pria yang mengaku bernama Michael itu marah dan mengusir Ainsley. Bahkan Michael menghina Ainsley sebelum pergi meninggalkan wanita itu.

Tapi tanpa Michael sadari, Ainsley diam-diam mengikutinya dan melihat pria itu bermesraan dengan seorang wanita.

Hati Ainsley sakit. Niat hati ingin menenangkan hati dan pikirannya, tapi dia justru melihat sesuatu yang sangat menyakitkan.

Dia bertemu dengan pria yang mirip dengan suaminya dan kini pria itu bermesraan dengan wanita lain. Apa mungkin dia salah mengenali seseorang? Dia pernah mendengar ada istilah fenomena doppelganger dimana manusia memiliki fisik yang kembar meski bukan saudara kandung. Ada yang bilang jika manusia memiliki setidaknya tujuh orang kembar yang hidup di dunia ini.

Tapi dia merasa jika hal ini terlalu kebetulan. Tidak hanya wajah tapi postur tubuh dan suara Michael sangat mirip dengan Charlie. Jadi dia sangat yakin jika Michael adalah Charlie .

"Sepertinya aku harus mencari tahu tentang Michael." gumam Ainsley

Hari itu juga, Ainsley memutuskan untuk mengikuti Michael. Dia melakukan penyamaran agar Michael dan wanita itu tidak curiga. Dia menguatkan hatinya melihat kemesraan keduanya dan fokus pada tujuannya untuk mencari informasi pria itu.

Keduanya terlihat masuk kedalam sebuah rumah yang lumayan besar. Ainsley menatap rumah tersebut dan mulai mencari tahu dengan bertanya pada pemilik toko di sebelah rumah Michael.

Ainsley berpura-pura membeli sesuatu. Dia mencoba mengobrol dengan pemilik toko hingga pembicaraan mereka sampai pada Michael dan tunangannya.

" Mereka belum lama tinggal di sini. Ya, kurang lebih baru 3 bulan." terang si pemilik toko

"Memangnya mereka berasal dari mana, sir? Aku kemari juga untuk berlibur. Siapa tahu kami berasal dari kota yang sama." seru Ainsley

"Kalau tidak salah, mereka dari kota New York."

Deg

Ainsley tertegun karena mereka berasal dari kota yang sama. Kebetulan macam apa ini? Ainsley semakin yakin jika Michael adalah Charlie.

Jarak antara Kota New York dan Manhattan tidak terlalu jauh. Jadi, apa mungkin ada orang semirip itu dengan Charlie yang tinggal di kota yang sama? Kecuali Charlie mempunyai saudara kembar.

Ainsley merasa bersemangat kembali. Dia bertanya pada pemilik toko alamat Michael sebelum pindah ke Manhattan. Awalnya pemilik toko curiga pada Ainsley karena merasa wanita itu seolah sedang menyelidiki Michael. Tapi Ainsley menegaskan jika dia bukan orang jahat.

Ainsley terus meyakinkan pemilik toko, hingga akhirnya pria itu mau memberitahu alamat Michael di New York.

Tidak mau berlama-lama, Ainsley kembali ke New York dan mencari alamat lama Michael. Tapi sesampainya di sana, ternyata rumah itu sudah di huni oleh orang lain. Dari situ dia bertanya tentang pemilik rumah yang sebelumnya.

Orang itu mengatakan jika dia membeli rumah itu dari wanita bernama Daisy. Wanita itu ingin pindah untuk memulai hidup baru dengan calon suaminya. Tapi hal yang membuat Ainsley tertegun adalah orang itu mengatakan saat pertama kali bertemu dengan Daisy dan calon suaminya, kondisi calon suami Daisy saat itu terluka cukup parah. Dan Daisy mengatakan jika calon suaminya mengalami kecelakaan dan amnesia. Untuk itu Daisy pindah dari sana untuk memulai hidup baru.

Ainsley menitikkan air matanya. Dia tidak tahu harus senang atau sedih.

Senang karena akhirnya dia tahu jika suaminya masih hidup. Tapi dia juga sedih karena walaupun suaminya selamat, tapi dia dalam keadaan hilang ingatan. Pantas saja saat pertama kali bertemu, Charlie tidak mengenalinya.

"Aku harus bagaimana sekarang?" Isak Ainsley. Dia duduk di tepi danau dimana mobil Charlie jatuh saat menjalan kan misi.

"Ainsley!!" Clara yang mendapat telepon dari sahabatnya itu langsung menyusulnya ke danau. Dia memeluk Ainsley yang sedang terisak. "Ada apa lagi, hah? Bukankah kau berlibur tadi. Kenapa cepat sekali pulang?"

"Dia masih hidup, Ra. Dia masih hidup." seru Ainsley dengan suara serak.

"A-apa maksudmu? Siapa yang masih hidup?"

"Charlie. Dia masih hidup dan aku bertemu dengannya di Manhattan."

Deg

Ainsley mengurai pelukannya dan menceritakan semuanya, mulai dari dia bertemu dengan pria yang mirip dengan Charlie sampai ia mengetahui fakta jika Charlie mengalami amnesia dan sekarang bernama Michael.

"Ja-jadi benar jika Mr. Walker masih hidup?" tanya Clara yang dijawab anggukan oleh Ainsley.

"Sekarang aku harus bagaimana, Ra? Dia tidak mengenaliku lagi. Bahkan dia menghinaku." Isak Ainsley

"Dasar bodoh!! Kenapa kau malah menangis, hah? Harusnya kau berusaha mengembalikan ingatan Mr. Walker. Kau mantan FBI, Ainsley. Atau setelah mengundurkan diri, kemampuan mu sekarang berkurang, hm?"

Ucapan Clara membuat Ainsley terdiam. Ya, tidak seharusnya dia menangis. Justru dia harus memperjuangkan cintanya kembali dengan membuat ingatan suaminya kembali. Atau dia harus membuat suaminya mencintainya lagi walaupun dengan kondisinya sekarang.

Tapi itu cukup sulit karena ada wanita bernama Daisy di sampingnya.

"Sekarang, hapus air matamu dan perjuangkan cinta mu. Aku akan membantumu mencari tahu tentang wanita itu." seru Clara

"Thanks, Ra. Kau memang sahabat terbaikku."

"Itulah gunanya sahabat." sahut Clara.

"Satu hal lagi Ra. Aku mohon untuk saat ini jangan katakan pada siapapun jika Charlie masih hidup. Aku takut ada orang yang ingin mencelakainya apalagi kondisinya saat ini tidak memungkinkan. Kau tau sendiri, kan? Banyak musuh yang mengincar nyawanya."

"Kau tenang saja, Ainsley. Rahasia aman." seru Clara

Bab 3 Mencari Pekerjaan

Diam-diam Ainsley menyewa sebuah rumah yang dekat dengan rumah Michael dan Daisy. Dia mengawasi keduanya sebelum menjalankan rencananya untuk masuk ke kehidupan keduanya demi merebut kembali cintanya.

Sudah 3 hari ia mengintai kegiatan sehari-hari keduanya dan mencari celah untuk bertemu dengan Michael saat Daisy tidak ada. Dia akan meminta maaf atas kesalahpahaman kemarin saat ia bertemu dengan Michael. Anggap saja dia salah orang. Baru setelahnya dia akan memohon pada Michael untuk dicarikan pekerjaan. Hal itu dia lakukan agar ia bisa lebih dekat dengan Michael. Ide yang sempurna.

Saat ini Ainsley mengawasi Michael melalui teropong kecilnya. Dia melihat pria itu yang menikmati sarapannya dengan Daisy. Dan sepertinya wanita itu hendak pergi karena terlihat berpakaian sangat rapi. Jika benar, maka ini kesempatan bagus untuknya menemui Michael.

"Come on bitc*!! Cepatlah pergi!!" gumam Ainsley

Dia sangat geram saat mendapat informasi tentang Daisy dari Clara. Ternyata Daisy mempunyai tunangan bernama Michael. Tapi Michael meninggal karena kecelakaan saat melakukan perjalanan bisnis. Daisy sangat terpukul. Bahkan dia bersikap seperti orang gila karena kehilangan orang yang dia cintai.

Tapi suatu hari dia menemukan seorang pria terdampar di tepi danau dengan luka yang cukup parah. Daisy membawanya ke rumah sakit dan karena keuangannya yang menipis, Daisy memutuskan untuk merawat pria itu di rumah.

Dari situ Daisy teringat dengan tunangannya yang sudah meninggal. Dia bahkan membayangkan jika pria yang saat itu terbaring lemah adalah Michael, tunangannya.

Tapi sepertinya Daisy beruntung karena saat pria itu sadar, pria itu justru tidak ingat identitasnya. Dan Daisy memanfaatkan keadaan pria itu dengan mengatakan jika dia adalah tunangan Daisy dan bernama Michael.

Dan ya, pria itu adalah Charlie.

Ainsley sangat marah. Niat untuk merebut kembali suaminya semakin besar. Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan sumber kehidupannya kembali.

Cukup lama Ainsley mengawasi keduanya. Dan tidak berapa lama, Daisy terlihat keluar dari rumah tersebut. Sepertinya wanita itu pergi bekerja. Dan sekarang saatnya Ainsley untuk beraksi.

Ainsley merubah penampilannya seperti saat pertama kali mengenal Charlie dengan rambut yang terurai dan kacamata yang membuatnya terlihat polos.

Ya, seperti itulah penampilan Ainsley dulu. Penampilan polos yang membuat Charlie tertarik padanya saat pertama kali bertemu di akademi FBI.

Ainsley selalu di bully oleh teman-temannya karena penampilannya. Tapi Charlie yang saat itu adalah senior Ainsley , selalu memberinya semangat. Dan seiring berjalannya waktu, Ainsley mampu menyusul Charlie dan bergabung di tim yang sama dengan Charlie. Kedekatan mereka membuat benih cinta tumbuh di hati mereka hingga mereka memutuskan untuk menikah.

Ainsley menitikkan air matanya mengingat kenangan indah dulu. Tapi dia buru-buru menghapus air matanya saat mendengar keributan di luar.

Dia menengok dari balkon dan melihat Michael yang mencoba melerai perkelahian antar pemuda. Ainsley tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia segera turun untuk menemui Michael.

Ainsley berdiri di antara orang-orang yang menyaksikan perkelahian tersebut. Sebenarnya dia khawatir dengan Michael, Tapi untungnya perkelahian itu bisa di atasi. Dan saat semua orang membubarkan diri, Ainsley berjalan mendekati Michael dan berpura-pura menabrak pria itu.

"Ma-maaf aku, sir." seru Ainsley

"Tidak masalah. Lain kali berhati-hatilah." sahut Michael

Ainsley menatap Michael penuh rindu. Tapi dia mengesampingkan perasaannya dan mengutamakan tujuannya terlebih dahulu.

"Bukankah kau, pria yang kemarin?" tanya Ainsley

Michael tampak mengerutkan keningnya. Dia seolah mengingat-ingat wanita yang saat ini berdiri di depannya. Tapi karena penampilan Ainsley yang berbeda, membuat Michael tidak mengenalinya.

"Kita bertemu di pantai beberapa hari yang lalu. Dan kau juga mengusirku." ucap Ainsley mengingatkan

"Ah.. ternyata kau. Mau apa lagi kau, hah? Sudah aku katakan berulang kali jika aku bukan...."

"Aku minta maaf." sela Ainsley. "Aku salah mengenali orang. Kekasihku belum lama ini meninggal karena kecelakaan. Aku sangat terpuruk. Untuk itu aku memutuskan untuk pergi agar bisa melupakan semua tentangnya."

"Kau memang mirip dengan kekasihku yang sudah meninggal. Tapi setelah aku pikir-pikir, kalian sangat berbeda. Untuk itu aku ingin minta maaf padamu." lanjut Ainsley

Sejenak Michael merasa iba. Tapi tidak seharusnya wanita di depannya ini seenaknya saja mengklaim jika dirinya adalah kekasihnya.

"Oke, aku memaafkan mu. Tapi lain kali jangan kau ulangi lagi." seru Michael yang di jawab anggukan oleh Ainsley.

"Terimakasih sir." ucap Ainsley

Michael berdehem sebagai jawaban. Dia hendak masuk kerumahnya. Tapi lagi-lagi Ainsley menghentikannya.

"Tunggu!!" cegah Ainsley

"Ada apa lagi?" tanya Michael

"Emm... Be-begini, a-aku datang dari California. Kemarin aku kecopetan dan aku Kehilangan semua uangku. Jadi, bisakah kau membantuku mencari pekerjaan?" pinta Ainsley menunduk malu

"Kenapa aku harus membantumu?" tanya Michael

"Aku tidak mengenal siapapun di sini. Ingin pulang pun, aku tidak bisa karena aku tidak punya uang. Jadi aku ingin bekerja terlebih dahulu dan setelah uangku cukup, aku akan pulang. Dan aku lihat kau orang baik. Untuk itu aku meminta bantuanmu." seru Ainsley

Michael tampak berfikir. Kebetulan dia ingin mencari pembantu untuk Daisy. Dia tidak tega melihat tunangannya kelelahan karena bekerja dan mengurus rumah. Mungkin tidak ada salahnya merekrut wanita di depannya ini. Lagipula, dia terlihat baik. Pikir Michael

"Begini, sebenarnya aku sedang mencari seorang pembantu. Jika kau mau, kau bisa bekerja di rumahku. Tapi sebelum itu, aku harus meminta ijin Daisy terlebih dahulu. Bagaimana?"

Mendengar ucapan Michael, Ainsley tersenyum lebar. Tentu saja dia sangat mau. Niatnya ingin Michael membantunya mencari pekerjaan, tapi pria itu justru ingin dia bekerja sebagai pembantu dirumahnya. Dia sangat beruntung. Dengan begitu, dia bisa mencari kesempatan membuat Michael ingat siapa dia?

"Iya, aku mau. Terimakasih Sir." ucap Ainsley

"Sama-sama. Nanti sore datanglah lagi kemari!! Daisy yang akan memutuskan apakah kau diterima atau tidak." seru Michael

"Baik sir. Sekali lagi terimakasih."

Michael mengangguk dan masuk kembali ke rumahnya. Sementara Ainsley sangat senang dan kembali ke rumah yang sudah dia sewa. Dia harus meyakinkan Daisy nantinya agar dia mau menerimanya sebagai pembantu dirumahnya.

Cukup lama Ainsley menunggu. Dia benar-benar sudah tidak sabar. Bahkan berulang kali dia melihat arlojinya dan melihat keluar apakah Daisy sudah pulang atau belum?

Dan kini, tepat pukul 4 sore, Daisy terlihat pulang dengan membawa kantong belanjaan. Ainsley kembali berpenampilan culun dan pergi ke rumah Michael.

Ainsley mengetuk pintu dan tidak berapa lama seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya, membukakan pintu.

"Kau siapa?" tanya Daisy

"Ma-maaf Miss. Perkenalkan namaku, Ainsley. Aku datang kemari untuk melamar pekerjaan." seru Ainsley

"Pekerjaan?" tanya Daisy bingung. Tapi belum sempat Ainsley menjawab, Michael menghampiri mereka.

"Oh.. Kau sudah datang. Ayo silahkan masuk!!" ajak Michael . Tapi saat Ainsley hendak masuk, Daisy menahannya. " Tunggu sebentar!!" Daisy menarik Michael masuk dan bertanya, "kau kenal dengan wanita itu?" tanya Daisy. Dia merasa was-was karena takut ingatan Michael kembali.

"Aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu di pantai. Terjadi salah paham kemarin dan dia juga kehilangan semua uangnya karena di copet. Jadi, aku ingin memperkerjakannya menjadi pembantu disini agar kau tidak kelelahan, sayang." terang Michael

Daisy tampak menghela nafas lega karena ingatan Michael belum kembali. Dan masalah wanita itu, memang dia membutuhkan pembantu untuk mengurus pekerjaan rumah. Untuk itu Daisy kembali ke depan dan melihat Ainsley dari atas sampai bawah. Dengan penampilannya yang seperti ini, dia yakin Michael tidak akan tertarik padanya. Jadi dia tidak perlu khawatir.

"Bagaimana Miss? Apa saya di terima?" tanya Ainsley.

"Baiklah, kau di terima. Tapi ada beberapa peraturan yang harus kau patuhi. Kau bekerja dari pagi sampai malam, setelahnya kau boleh pulang. Dan yang lebih penting, Dilarang menggoda tunanganku. Apa kau mengerti?"

Ainsley mengepalkan tangannya geram. Tapi wajahnya menunjukkan keramahan dengan menyunggingkan senyum manisnya. " Saya mengerti Miss."

"Kau bisa mulai bekerja besok." setelah mengatakan hal itu, Daisy menutup pintu begitu saja.

Ainsley menggeram kesal. Ingin rasanya dia memukul wajah wanita itu. Tapi dia harus bersabar. Ini langkah awal yang bagus karena dia berhasil masuk di tengah-tengah mereka. Hanya tinggal membuat Charlie ingat kembali jati dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!