"Nay! Cepat!"
Suara teriakan seorang pria terngiang di indera pendengaran seorang gadis yang sedang mengemas koper di dalam walk in closet. Dia buru-buru merapikan pakaian dan barang yang harus dibawa. Setelah selesai, dia bergegas keluar dari ruangan yang dipenuhi wardrobe itu.
"Maaf, Pak bos," ucap seorang gadis bernama Kanaya setelah menemui sang majikan di ruang keluarga.
"Lama banget sih!" Gerutu Satya tanpa menatap asistem pribadinya. Dia sibuk merapikan lengan kemejanya.
Satya Ganendra, seorang aktor berusia tiga puluh tahun yang sedang naik daun sejak beberapa tahun ini. Kepiawaiannya dalam berakting membuat produser Film ataupun sinetron berlomba mendapatkan kerjasama dengannya. Namanya sering kali diberitakan di media sosial ataupun televisi. Bukan karena gosip miring ataupun skandal, tetapi karena prestasi dan pencapaian yang dia dapatkan selama ini.
"Si Bos kenapa sih? Macam orang PMS saja?" tanya Kanaya kepada manager Satya.
"Biasa, masalah hati," jawab pria bernama Prayoga, yang tak lain adalah manager Satya.
Kanaya hanya mengedikkan bahu setelah tahu alasan yang membuat sang aktor murung akhir-akhir ini. Dia bergegas memasukkan beberapa koper ke dalam mobil sebelum Satya berangkat ke lokasi syuting yang ada di luar kota. Kanaya pun segera masuk ke dalam mobil sebelum Satya kembali mengeluarkan suara lantangnya.
Mobil Hitam yang dikendarai sopir pribadi Satya melenggang dari halaman rumah setelah sang empu masuk ke dalam mobil. Mereka siap menuju lokasi syuting yang ada di salah daerah yang ada di kota Bandung. Selama dalam perjalanan baik Kanaya ataupun Prayoga, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Pak Bos, ini ada pesan dari manager Selena, ada ajakan menjadi bintang tamu di podcastnya," ucap Kanaya setelah membuka pesan di ponsel khusus milik Satya.
"Tolak saja. Aku sedang tidak ingin menjadi bintang tamu di manapun," tolak Satya tanpa berpikir dua kali.
"Budgetnya gede loh, Bos. Yakin nih gak diambil?" sahut Prayoga seraya menatap kursi yang ditempati oleh Satya.
"Aku sedang gak butuh duit! Untuk saat ini aku tidak ingin menghadiri acara talk show! Mereka pasti bakal bertanya tentang hubunganku dengan Megan." Nada bicara Satya penuh dengan penekanan.
Publik sedang dihebohkan dengan berita tidak sedap yang sedang menerpa Satya. Calon istri aktor terkenal itu tiba-tiba memutuskan hubungan sepihak tanpa alasan yang jelas. Selebgram dan youtuber yang memiliki nama Megan Sasmitha itu memutuskan pergi ke Singapura setelah membatalkan pertunangannya bersama Satya beberapa bulan yang lalu.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menolak semua tawaran yang berhubungan dengan talk show dan podcast," gumam Satya setelah mendengar penjelasan Satya, "Nay, lakukan tugasmu," ujar Prayoga seraya menatap Kanaya.
Gadis cantik berusia dua puluh tiga tahun itu segera membuka ponsel khusus Satya untuk membalas semua pesan yang masuk. Kanaya sudah tahu apa saja yang harus dia kerjakan karena sudah lama menjadi asisten pribadi Satya. Kedua jempol gadis cantik itu bergerak lincah di atas layar ponsel Satya.
"Nay! Pindah ke depan. Pijat kepalaku," ucap Satya di tengah perjalanan menuju Bandung.
Tanpa banyak bicara, Kanaya bergegas pindah ke depan. Dia duduk di samping kursi yang ditempati Satya untuk melakukan tugasnya. "Bos, nanti saat sudah take, saya izin keluar sebentar ya. Ada keperluan di luar lokasi syuting. Gak sampai setengah jam," pamit Kanaya saat teringat pesan yang dikirim oleh ibunya.
"Kenapa? Bapakmu minta duit lagi?" tanya Satya tanpa membuka kelopak matanya.
"Tidak, Bos. Saya mau menemui Ibu," jawab Kanaya.
Satya hafal betul dengan penderitaan yang harus ditanggung oleh Kanaya. Gadis asal Bandung itu harus menanggung beban berat akibat ulah ayah tirinya. Seringkali Kanaya mendapat ancaman jika tidak memberi uang seperti yang diminta. Tentu ancaman tersebut mengarah kepada penyiksaan ibunya.
"Kalau begitu sampaikan salamku kepada bu Lasmi," ucap Satya setelah tahu jika Kanaya akan menemui ibunya, yang tak lain adalah mantan ART di kediaman orangtuanya dulu.
****
Langit kota Bandung terlihat redup setelah sang surya tertutup mendung. Udara sejuk menyapa seorang gadis yang sedang menunggu kedatangan seseorang di depan pintu gerbang villa. Dia terlihat resah karena sosok yang dinanti tak kunjung tiba.
"Nah, akhirnya sampai juga," gumam Kanaya setelah melihat ibunya turun dari motor ojek online.
Rasa rindu kepada ibu akhirnya terobati setelah Kanaya merasakan dekapan hangat Lasmi. Entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu, karena Kanaya jarang sekali pulang. Menjadi asisten artis tentunya sangat menyita waktu. Gadis cantik itu harus mengikuti kemanapun Satya pergi. Lagipula ada alasan lain yang membuat Kanaya tidak diperbolehkan ibunya pulang.
"Apa kabar, Bu?" tanya Kanaya setelah mereka duduk di bangku panjang yang ada di dekat gerbang.
"Seperti yang kamu lihat, Nay. Ibu sangat sehat dan bahagia, apalagi setelah bisa bertemu denganmu," jawab Lasmi seraya mengembangkan senyum yang sangat manis.
"Alhamdulillah. Akan tetapi aku tidak bisa bertemu ibu terlalu kama karena pak bos sedang take di dalam. Tidak masalah 'kan Bu?" tanya Kanaya seraya meraih tangan ibunya untuk digenggam, "kenapa tangan Ibu memar begini?" Kanaya mengernyitkan keningnya setelah melihat bekas luka lebam di pergelangan tangan ibunya.
Wanita berusia empat puluh lima tahun itu segera menarik tangannya dari genggaman Kanaya. Dia terlihat resah dan berusaha menyembunyikan tangan kanannya. "Oh, ini kena kayu kemarin waktu di kebun bantu mamang Ali," jawab Lasmi tanpa berani menatap wajah putri semata wayangnya itu.
"Pasti habis dipukul bapak ya, Bu?" tebak Kanaya tanpa mengalihkan wajah dari wajah ibunya, "atau mungkin Aa Firdi yang memukul Ibu?" lanjut Kanaya.
Bukan tanpa sebab Kanaya menyebut nama ayah tiri dan kakak tirinya itu, karena dia sendiri sering melihat ayah tirinya melakukan kekerasan bila keinginannya tidak bisa dipenuhi oleh ibunya. Kanaya sendiri sebenarnya tidak tahan melihat penderitaan ibunya, tetapi Lasmi pun tidak mau meninggalkan suaminya itu dan hidup bersama Kanaya di Jakarta. "Ada apa, Bu?" selidik Kanaya saat melihat kebungkaman ibunya. Jelas keadaan di rumah sedang tidak baik-baik saja. Kanaya terus mendesak ibunya agar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Sertifikat rumah kita digadaikan bapak dan Firdi. Kemarin ibu ditagih sama rentenirnya." Lasmi hanya bisa menghela napas panjang setelah mengungkapkan masalah yang terjadi, "Bapak tidak terima saat Ibu marah kepada Firdi. Akhirnya ibu dipukul," jelas Lasmi dengan suara lirih.
Bukan hal baru jika Lasmi mendapatkan kekerasan dari suaminya. Dulu hal ini seringkali terjadi di depan mata Kanaya hingga akhirnya membuat gadis cantik itu nekat mengadu nasib ke ibukota setelah lulus SMA. Awalnya dia bekerja sebagai cleaning service di salah satu rumah produksi film. Dari situlah dia bertemu Satya dan Prayoga hingga bisa bisa direkrut sebagai asisten pribadi Satya. Meski sibuk mengurus segala keperluan Satya, nyatanya Kanaya berhasil lulus kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Satya lah yang membantu biaya kuliah Kanaya hingga berhasil menjadi sarjana komunikasi, karena kinerja gadis cantik itu sangat bagus. Apalagi, ternyata Kanaya adalah putri dari mantan ART kepercayaan keluarganya. Kebaikan Satya dan keluarganya pun semakin bertambah kepada gadis cantik itu.
"Bu, lebih baik sekarang ikut Naya ke Jakarta saja ya. Ibu tinggalkan saja mereka. Jika mereka ingin mengambil rumah dan tanah kita biarkan saja, asal ibu tidak menderita seperti ini. Kita hidup berdua di Jakarta, meski nanti kita harus sewa rumah," tutur Kanaya sambil menggenggam tangan ibunya.
Lagi dan lagi Kanaya merasa kecewa setelah ibunya menolak ajakannya. Lasmi selalu ingin mempertahankan rumah tangganya meski seringkali menderita batin. Ada banyak hal yang harus dipikirkan bila dirinya nekat pergi dari rumah. Tentu keselamatan Kanaya lah yang akan dipertaruhkan.
"Ibu tidak bisa meninggalkan mereka, Nak, karena mereka sudah mengancam Ibu. Mereka akan menyakiti kamu bila ibu menceraikan bapak tirimu. Firdi pun tidak akan terima, bila uang kirimanmu sampai terputus. Ibu hanya takut dia nekat pergi ke Jakarta untuk menemui kamu dan tentunya kehormatan dan keselamatanmu terancam." Lasmi hanya bisa bergumam dalam hati saat menyampaikan alasan yang dia sembunyikan selama ini.
...🌹Selamat datang di karya baru🌹...
"Si*lan!" umpat Satya tatkala melihat akun media sosial mantan tunangannya, "ternyata ini alasan yang membuat dia meninggalkanku!" ujarnya saat terhenyak dari tempat duduknya.
Tentu hal ini membuat Kanaya dan Prayoga merasa heran. Tidak biasanya Satya meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Sang manager pun segeraberanjak dari tempatnya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Untung saja pertemuan penting dengan salah satu manager brand pakaian telah selesai.
"Ada apa?" tanya Prayoga setelah duduk di samping Satya.
Tanpa menjawab pertanyaan Prayoga, Satya memberikan ponsel pribadinya. Video mesra Megan bersama bule terlihat jelas di sana. Kini, Prayoga tahu penyebab kemarahan sang aktor. Sebagai manager yang sudah lama bekerja dengan aktor berusia tiga puluh tahun itu, tentu Prayoga tahu apa yang dirasakan Satya saat ini. Apalagi, Satya sendiri sangat mencintai Megan. Lebih dari enam tahun mereka berpacaran hingga memutuskan ke jenjang yang lebih serius.
"Terus kamu maunya bagaimana? Jelas berita ini akan cepat tersebar. Media massa pasti akan meliput berita ini. Apalagi, jika Megan klarifikasi tentang penyebab kandasnya hubungan kalian." Prayoga menatap Satya penuh arti.
"Biarkan saja. Aku ingin tahu sejauh mana Megan membuka fakta. Saat ini aku hanya ingin balas dendam atas rasa sakit ini," ujar Satya dengan suara lirih.
"Misalnya?" Prayoga mengernyitkan keningnya.
"Carikan aku gadis biasa yang bersedia menjadi pacar settingan. Kontrak dia untuk satu tahun ke depan. Megan harus tahu mengenai hal ini karena dia pasti sakit hati jika tahu aku memiliki pasangan di bawah levelnya." Urat leher aktor tampan itu terlihat mengeras. Sepertinya dia benar-benar emosi karena penghianatan Megan.
"Kamu yakin?" Prayoga memastikan perihal yang tidak pernah dilakukan oleh Satya sebelumnya.
Satya bukanlah pria yang suka bermain drama kehidupan meski dia seorang aktor. Kebersamaan bersama Megan pun jarang sekali di posting di akun media sosialnya. Dia tidak suka kehidupan asmaranya disorot publik. Akan tetapi karena masalah ini dia mengubah semuanya.
"Lakukan saja. Cari gadis dari kalangan biasa," jawab Satya dengan tegas.
"Lalu gadis mana yang bisa melakukan peran ini?" Prayoga bergumam lirih seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.
Kedua pria itu termenung saat mencari solusi atas rencana yang baru saja diungkapkan oleh Satya. Cukup lama mereka berpikir hingga tak sengaja pandangan keduanya tertuju kepada Kanaya. Lantas, mereka berdua saling pandang untuk sesaat, seakan memiliki ide yang sama.Tak lama setelah itu mereka berdua kembali menatap Kanaya penuh arti.
"Ada apa nih?" tanya gadis cantik itu setelah tahu jika menjadi pusat perhatian Satya dan Prayoga. Dia meletakkan ponsel di atas meja. "Jangan bilang kalau kalian menyuruhku melakukan ide gila itu?" tebak Kanaya sambil memicingkan mata. Meski tak bersuara sedikitpun, dia mendengar dengan jelas rencana Satya.
"Sebaiknya kita pulang sekarang. Kita bahas masalah ini di rumah," ajak Satya seraya beranjak dari tempatnya.
Kanaya menghela napas panjang sebelum beranjak dari tempat duduknya. Dia harus membayar ke kasir semua tagihan sebelum pergi. Sudah menjadi tugasnya sebagai seorang asisten pribadi, melakukan transaksi dan mengurus semua keperluan Satya.
"Gara-gara cinta, si bos jadi oleng begitu. Gila kali kalau sampai dia beneran nyari pacar settingan. Aish!" batin Kanaya setelah menyerahkan kartu debit ke kasir.
...🌼🌼🌼🌼🌼🌼...
Langkah kaki Kanaya harus terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Dia menghentikan langkah di depan teras rumah Satya. Dia mengernyitkan kening tatkala melihat nama ibunya di layar ponsel, "tumben ibu telfon jam segini?" gumam Kanaya sebelum menggeser icon hijau.
"Ya, Bu, ada apa?" tanya Kanaya setelah panggilan terhubung.
"Halo adikku sayang. Kirimkan uang sekarang juga." Kanaya terbelalak setelah tahu jika Firdi lah yang menghubunginya.
"Aa? Di mana ibu?" Perasaan Kanaya mulai tidak enak karena khawatir dengan keselamatan ibunya.
"Jangan, Naya! Jangan mengirim uang sepeserpun!" Terdengar suara teriakan Lasmi di seberang sana.
"Diam! Pegang tangannya, Pak!"
"Sebaiknya kamu diam saja, Lasmi. Semua ini demi keselamatan kita bersama! Kamu tidak lihat tadi Gugun datang ke sini menagih hutang!"
Kanaya memijat keningnya setelah tahu permasalahan yang sedang dihadapi ibunya saat ini. Jelas rentenir kampung datang menagih hutang Firdi dan bapak tirinya. Keselamatan ibunya pun sedang terancam saat ini. Jika tidak mengirim uang, pasti Lasmi akan menerima pukulan dari Rustam. Ayah tiri Kanaya.
"Katakan berapa yang harus aku kirim?" tanya Kanaya.
"Tiga puluh juta," jawab Firdi dengan entengnya.
Tanpa banyak bicara lagi, Kanaya memutuskan sambungan telfonnya. Dia segera membuka M-banking untuk mengirim uang seperti yang diminta Firdi. Rasanya, Kanaya ingin menjerit karena hasil jerih payahnya hanya dimanfaatkan oleh ayah dan saudara tirinya. Masalah dalam keluarga seakan tidak ada habisnya. Lasmi sendiri tidak mau pergi meninggalkan rumah peninggalan orangtuanya di kampung. Apalagi, kebun dan sawah peninggalan pun cukup luas. Entah, sampai kapan situasi seperti ini terus terjadi dalam hidup Kanaya. Dia dijadikan ATM berjalan oleh Firdi dan ayahnya. Jika tidak mengikuti perintah, maka keselamatan ibunya menjadi taruhannya.
"Ya tuhan. Kenapa aku harus mengalami semua ini?" gumamnya seraya menyimpan ponsel ke dalam tas. Lantas, dia menarik koper memasuki kediaman megah milik Satya.
"Semoga saja ibu segera sadar dari cinta buta kepada bapaknya si Firdi itu! Apa jangan-jangan ibu kena guna-guna ya? Kok ya nurut amat sama pria tua itu! Haish!" Gerutu Kanaya saat berjalan menuju ruang keluarga.
"Kenapa, Nay? Ada masalah lagi?" tanya Prayoga saat mendengar Kanaya menggerutu. Manager Satya itu tahu bagaimana peliknya masalah yang dihadapi Kanaya.
Kedatangan Kanaya di ruang keluarga mendapat sambutan senyum manis dari Satya dan Prayoga. Sepertinya mereka ingin menambah kerumitan hidup gadis asal Bandung itu. Sang empu sampai bergidik ngeri setelah menatap satu persatu pria yang sedang duduk di sofa.
"Saya mau ke atas dulu, Bos. Saya harus menyiapkan outfit untuk acara pak Bos nanti malam. Permisi," pamit Kanaya sebelum melangkahkan kaki. Sepertinya kabur dari kedua pria tersebut adalah solusi terbaik saat ini.
"Eits! Stop!" ujar Satya dengan tegas, "siapa yang menyuruhmu untuk menyiapkan outfit? Acara nanti malam sudah dibatalkan Yoga! Duduk!" titah Satya sambil menunjuk sofa tunggal yang tak jauh darinya.
"Naya! Duduk!" Sekali lagi Satya mengintruksi asisten pribadinya itu dengan tegas.
Helaan napas berat terdengar di sana. Gadis cantik itu akhirnya mengikuti perintah atasannya sebelum mendapat masalah untuk yang kedua kalinya. Dia duduk di sofa empuk itu dengan ekspresi wajah murung. "Ada apa sih, Bos?" tanya Kanaya seraya menatap Satya.
"Kamu harus membantuku balas dendam, Nay," ucap Satya tanpa basa-basi lagi.
"Caranya?" tanya Kanaya.
Satya tak segera menjawab pertanyaan Kanaya. Dia termenung selama beberapa detik untuk memastikan jika rencana ini berhasil. "Kamu eharus menjadi pacarku!" Akhirnya Satya mengungkapkan rencananya kepada Kanaya.
"Kita akan menjalin kerja sama, Nay. Kamu akan menjadi kekasih kontrakku. Kamu harus mau dan gak boleh menolak!" tegas Satya tanpa melepas pandangannya dari Kanaya.
...🌹🌹🌹🌹🌹...
"What? Jadi Kekasih kontrak?" Kanaya terkesiap setelah mendengar perintah Satya, "Pak Bos ngaco nih!" Kanaya menggelengkan kepala beberapa kali karena tidak percaya dengan semua ini.
Satya beranjak dari tempatnya. Dia pindah tempat di samping Kanaya. Helaan napas berat terdengar dari aktor tampan itu. Kedua bola matanya mengamati Kanaya dari jarak yang sangat dekat, seakan dia sedang meneliti kesempurnaan dari sebuah barang.
"Aku rasa kamu sangat cocok menjalani pekerjaan ini, Nay! Aku percaya jika kamu bisa melakukannya," gumam Satya seraya mengamati Kanaya.
"Tidak, tidak, tidak! Pak Bos salah orang. Saya tidak bisa akting seperti itu. Kalau publik tahu saya jadi pacar pak bos menggantikan posisi mbak Megan, mereka bakal menghujat saya! Masa lalu dan kehidupan saya pun akan dikuliti mereka. Nama saya pasti banyak disebut di media massa. Belum lagi kalau nanti saya dihujat netizen dengan tuduhan menggoda majikan. Wah! Pasti bakal rumit hidup saya. Masalah keluarga pun semakin besar nantinya. Jangan deh pak Bos! Cari cewek lain aja ya," cerocos Kanaya tanpa henti.
Rentetan jawaban Kanaya berhasil membuat Prayoga dan Satya tertawa lepas. Entah mengapa, justru merek terhibur melihat kepolosan dari gadis asal Bandung itu. Wajahnya terlihat frustasi atas permintaan Satya itu.
"Nanti kita bikin skenario dulu. Gak mungkin dong kita langsung go publik tanpa isu-isu miring yang akan kita buat," jawab Satya seraya mengembangkan senyum tipis.
"Sepertinya Pak Bos butuh diruqyah deh! Ini bukan Pak Bos yang saya kenal," gumam Kanaya seraya memicingkan mata, "Pak Yoga sebaiknya cari kyai deh, kasian bos kita jadi begini." Kanaya mengalihkan pandangan ke arah manager Satya.
"Naya! Jangan mengalihkan pembicaraan!" ujar Satya dengan tegas.
Kanaya menghela napas yang berat setelah mendengar interupsi dari Satya. "Pak Bos gak perlu melakukan semua ini? Karena yang saya tahu Satya Ganendra bukan tipe artis yang suka settingan. Bagaimana kalau semuanya terbongkar dan pak Bos jadi bahan gosip netizen?" Kanaya terlihat serius dengan ucapannya.
"Sudahlah, itu dipikirkan nanti. Sekarang yang terpenting kamu setuju dengan rencana ini. Setuju 'kan?" bujuk Satya.
"Tidak!" jawab Kanaya dengan tegas.
"Kalau kamu menolak gajimu aku potong tujuh puluh persen!" ancam Satya.
"Gak masalah."
"Kamu bakal aku pecat!"
"Yakin? Siapa coba yang akan menggantikan saya? Pak Bos gak akan mendapatkan asisten serba bisa seperti saya loh!" Kanaya tersenyum smirk saat mengatakan hal ini.
"Ck. Si*l!" Satya berdecak kesal saat mendengar jawaban Kanaya.
Ya, memang benar. Sebelum ada Kanaya, Satya seringkali gonta-ganti asisten karena kurang cocok. Kinerja Kanaya tidak diragukan lagi karena dia bisa dipercaya dan tentunya bisa menghandle segala yang dibutuhkan Satya. Selain itu, gadis cantik itu pun cukup sabar menghadapi sikap Satya saat suka memerintah seenak sendiri. Gajinya yang diterima Kanaya pun cukup besar setiap bulannya. Sebanding dengan waktu dan tenaga yang dia berikan untuk aktor tampan itu.
"Kamu akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan menerima pekerjaan ini, Nay," ucap Satya setelah berpikir beberapa menit.
"Contohnya?" Kanaya menatap Satya dengan lekat.
"Aku akan membelikan kamu rumah dan bonus uang jika misi ini berhasil." Tanpa berpikir panjang, Satya memutuskan semua itu.
"Terima aja lah, Nay. Lumayan kan dapat tanah dan rumah di ibukota. Kalau berhasil, dapat bonus duit lagi. Belum lagi kalau nanti akun instegrem kamu diikuti banyak fans, pasti nanti kamu bisa jadi selebgram," sahut Prayoga saat membantu Satya membujuk Kanaya.
"Ah tidak, tidak! Rumah dan tanah saya di kampung masih luas. Saya tidak butuh semua itu, karena hidup saya bisa kacau. Apalagi kalau keluarga di kampung tahu, yang ada saya semakin terancam," jelas Kanaya.
Keputusan gadis cantik itu sudah bulat saat menolak semua keuntungan yang ditawarkan Satya. Dia berpamitan pergi ke lantai dua untuk membereskan semua barang-barang Satya yang ada di dalam koper.
"Bagaimana kalau aku membantu ibumu kabur dari Bandung. Aku pun bisa membantumu untuk menjebloskan ayah dan kakak tirimu. Hidup Ibumu pasti bisa tenang setelah kamu menyetujui pekerjaan ini."
Langkah kaki Kanaya langsung terhenti ketika mendengar penawaran menarik dari Satya. Dia mundur beberapa langkah hingga kembali ke tempat asal. "Coba Pak Bos katakan sekali lagi? Apa saya tidak salah dengar?" pinta Kanaya setelah duduk di sofa.
"Aku akan membebaskan ibumu dari kejahatan ayah dan kakak tirimu," ujar Satya lagi.
"Kamu yakin, Nay, gak mau menerima tawaran ini?" Sekali lagi Prayoga ikut memprovokasi Kanaya.
Kanaya termenung saat memikirkan penawaran menarik dari Satya. Apalagi, penawaran tersebut menyangkut tentang keselamatan ibunya. Mungkin inilah kelemahan yang membuat Kanaya menerima pekerjaan yang dianggapnya gila. Dia menatap Prayoga dan Satya bergantian.
"Berikan saya kepastian dulu, kapan pak Bos akan menyelamatkan ibu saya?" tanya Kanaya setelah memikirkan semua ini.
"Aku tidak bisa menjanjikan kapan waktu yang tepat, karena aku pun harus mencari informasi dan menyusun rencana untuk melakukan hal yang cukup ekstrim bagiku. Akan tetapi, jangan khawatir, aku tidak akan mengingkarinya karena pekerjaan ini akan tertulis dalam surat kontrak," jelas Satya sambil menatap Kanaya, setelah itu dia beralih menatap Prayoga, "buatkan surat kontraknya!" ujar Satya kepada Prayoga.
Prayoga membuka tas untuk mengambil ipad yang tersimpan di sana. Sebelum membuat surat kontrak, Prayoga harus menyusun poin apa saja yang akan disepakati dalam surat tersebut. Dia mencatat semua ketentuan dan permintaan yang diucapkan oleh Satya.
"Eits! Saya tidak setuju dengan point itu!" ujar Kanaya, "saya tidak mau ada kemesraan dalam bentuk sentuhan. Enak saja, nanti pak bos bisa menyentuh dan mencium saya demi akting ini." Kanaya menolak keras point mengenai sentuhan fisik.
"Kamu ini bagaimana? Mana bisa kita tidak berpegangan tangan ataupun bermesraan, Naya! Ya, kita melakukan hal yang sewajarnya saja. Lagipula aku juga gak bakal menyentuh lebih dari itu. Ck. Percaya diri banget sih kamu ini!" Satya tidak terima dengan penolakan Kanaya.
"Nay, kamu harus profesional dong. Ya, namanya juga settingan. Ya, harus akting meyakinkan dong. Kalau nanti kamu kaku, yang ada publik pun jadi curiga," jelas Prayoga.
Kanaya berpikir sejenak mengenai penjelasan dari Prayoga. Pada akhirnya meski berat, Kanaya pun menyetujui point tersebut dengan syarat, Satya tidak boleh melakukan lebih dari yang dituliskan dalam surat kontrak. Perdebatan pun sempat terjadi di sana karena ada beberapa poin yang kurang cocok di antara keduanya.
"Pokoknya kamu harus mengubah penampilanmu sebelum kita go publik, Nay! Setelah ini kamu harus mempercantik diri!" ujar Satya setelah selesai menyepakati poin penting dalam surat kontrak bersama Kanaya. "Jangan lupa ingat satu hal, jangan sampai kamu baper atau sampai jatuh cinta kepadaku!" Satya teringat satu hal penting yang mungkin dirasakan oleh Kanaya.
...🌹🌹🌹🌹🌹...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!