NovelToon NovelToon

Cinta Berkilau Di Bawah Bintang

Pertemuan di bawah bintang

Di balik jendela kamarnya yang kecil, Maya merenung ke langit malam yang gelap. Bintang-bintang berkilauan seperti berlian di kain hitam yang dalam. Setiap bintang tampak seperti titik cahaya yang membisikkan cerita-cerita rahasia tentang alam semesta. Maya merasa terpesona oleh keindahan yang sederhana namun magis ini, seperti halnya ia terpesona oleh keajaiban dunia di sekitarnya.

Maya adalah seorang seniman muda dengan semangat tak terbatas. Di dinding kamarnya, tergantung lukisan-lukisan berwarna-warni yang ia ciptakan dengan tangan berbakatnya. Ia percaya bahwa melalui seni, ia bisa menyampaikan perasaannya yang paling dalam kepada dunia. Namun, di antara warna-warni ceria dalam karyanya, ada luka yang belum sembuh dalam hatinya.

Hari itu, Maya menghadiri pameran seni di pusat kota. Acara tersebut dipenuhi oleh orang-orang berpakaian modis dan seniman-seniman berbakat yang memamerkan karya-karya mereka. Maya berjalan dengan penuh antusiasme, tetapi matanya tak sengaja tertahan pada sebuah foto besar di dinding. Foto itu menunjukkan pemandangan malam yang penuh bintang, dengan bintang-bintang berkilauan seperti permata di langit.

Tiba-tiba, seolah-olah waktu berhenti. Di tengah-tengah foto, Maya melihat seseorang yang tampak begitu dikenalnya, meskipun ia tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Seorang pria dengan mata yang dalam dan rambut hitam yang mengalir seperti sungai gelap. Maya merasa seolah-olah matanya terkunci pada mata pria itu, dan dalam sekejap, ia merasa terhubung dengan jiwa pria itu.

Tak lama setelah itu, pandangan Maya terputus oleh kerumunan orang yang lewat di sekitarnya. Saat ia mencoba melihat lagi ke arah foto tersebut, pria itu telah menghilang. Tapi kesan yang ia tinggalkan di hati Maya tidak pernah hilang begitu saja.

Pulang ke rumah, Maya duduk di kamarnya, memandangi langit malam yang penuh bintang. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh bayangan pria misterius dalam foto tersebut. Siapakah dia? Dan mengapa ia merasa begitu terikat dengannya, meskipun mereka belum pernah bertemu?

Hari-hari berlalu, tetapi bayangan pria itu tidak pernah meninggalkan pikiran Maya. Ia menghabiskan waktu luangnya dengan mencari tahu lebih banyak tentang foto tersebut, berharap dapat menemukan nama pria itu atau kisah di balik foto itu. Namun, hasilnya nihil.

Suatu malam, Maya memutuskan untuk menghadapi rasa penasarannya. Ia mengambil langkah besar dengan berencana kembali ke pameran seni. Ia merasa bahwa takdir telah mempertemukannya dengan pria itu dalam foto, dan mungkin kali ini ia bisa menemukan jawaban yang ia cari.

Saat ia tiba di pameran seni, pandangannya langsung tertuju pada foto itu. Namun, kali ini foto itu tidak lagi ada di sana. Maya merasa kecewa, tetapi saat ia berbalik untuk pergi, suara lembut menghentikannya.

"Apakah Anda mencari sesuatu?"

Maya berpaling dan matanya bertemu dengan mata pria yang ia lihat dalam foto. Hatinya berdebar kencang, seolah-olah seluruh alam semesta menyatu dalam momen itu. Pria itu tersenyum, dan Maya merasa seolah-olah senyum itu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan luka-luka dalam hatinya.

"Foto itu ... Saya melihatnya beberapa waktu lalu," Maya berkata dengan suara gemetar.

Pria itu mengangguk. "Foto itu khusus bagi saya. Saya adalah Rama."

Maya tersenyum, merasa bahwa takdir telah mempertemukannya dengan pria yang telah lama ia cari. Dalam sorot mata mereka yang saling terkunci, mereka merasakan bahwa cinta yang berkembang di antara bintang-bintang telah membawa mereka bersama.

Mereka duduk di sudut ruangan yang tenang, terpisah dari keramaian pameran seni. Di bawah cahaya remang-remang, Maya mendengarkan dengan penuh kagum saat Rama berbicara tentang perjalanannya dalam fotografi. Cerita-ceritanya tentang tempat-tempat yang pernah ia kunjungi dan momen-momen yang ia tangkap dengan kamera membuat Maya seperti sedang mendengarkan dongeng yang ajaib.

"Saya memotret bintang-bintang dan malam karena saya percaya bahwa setiap momen di bawah langit yang gelap memiliki cerita yang ingin diceritakan," Rama menjelaskan sambil tersenyum padanya.

Maya merasa betapa dekatnya mereka, seolah-olah mereka telah mengenal satu sama lain selama waktu yang sangat lama. Rama juga tertarik mendengar cerita Maya tentang seninya, tentang bagaimana ia menciptakan lukisan untuk mengungkapkan perasaannya yang paling dalam.

Saat malam semakin larut, mereka berdua berjalan ke luar gedung. Langit masih gelap, tetapi bintang-bintang bersinar dengan cemerlang. Maya merasa seperti ia berada dalam mimpinya sendiri, berjalan di bawah langit malam dengan pria yang ia rasakan memiliki ikatan khusus dengan dirinya.

"Apakah Anda percaya pada takdir?" tanya Rama, suaranya lembut di tengah sunyi malam.

Maya mengangguk. "Ya, saya merasa bahwa ada alur yang telah ditentukan dalam hidup kita, sesuatu yang membawa kita pada pertemuan-pertemuan yang penting."

Rama tersenyum. "Saya juga merasa begitu. Seolah-olah kita dituntun oleh bintang-bintang untuk bertemu di tempat ini."

Mereka berhenti di bawah pohon besar di taman yang sepi. Rama mengulurkan tangannya, dan Maya menggenggamnya dengan lembut. Mereka berdiri di bawah langit malam yang penuh bintang, merasa seperti mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Di bawah kilauan bintang yang gemerlap, Rama dan Maya saling memandang dengan intensitas yang tak terucapkan. Waktu terasa seperti berhenti, dan dalam detik-detik itu, mereka merasakan sentuhan pertama dari cinta yang mulai tumbuh di antara mereka.

"Maya," bisik Rama dengan suara lembut, seakan menyebutkan nama itu adalah mantra magis yang memanggil cinta.

"Rama," balas Maya dengan suara penuh getaran emosi.

Dalam langkah-langkah pelan, mereka mendekat satu sama lain. Hingga akhirnya, bibir mereka bersatu dalam ciuman yang lembut dan penuh makna. Ciuman itu adalah manifesto dari perasaan yang tidak bisa lagi mereka tahan, cinta yang tumbuh dalam kegelapan dan bersinar terang seperti bintang-bintang di langit malam.

Kisah cinta mereka baru saja dimulai di bawah bintang-bintang yang mengawasi, mengisahkan tentang dua jiwa yang terhubung oleh takdir dan dipertemukan oleh alam semesta yang luas. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah, tetapi mereka siap menghadapi segala rintangan dengan cinta yang kuat di hati mereka.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, cinta mereka berkilauan seperti permata berharga, menghiasi alam semesta dan mengubah jalan hidup mereka selamanya.

Tak disangka moment ini akan hadir dalam kehidupan maya.

Mungkin ini terlihat aneh, tapi sebenarnya tidak sama sekali. Banyak hal menarik akan terjadi dalam hidup. indah dan mempesona seperti harapan.

Langit menjadi saksi? itu hal yang menarik dalam hidup.

Di dalam doa Maya, ia berharap semoga keajaiban selalu ada. Bukan hanya tentang bagaimana hidup akan berjalan kedepan, tapi semoga saja semesta selalu berpihak padanya.

Ia berusaha sebaik mungkin, untuk tidak menjatuhkan siapapun seperti angin. Ikhlas tanpa henti itu lebih baik.

Hingga suatu ketika ada beberapa hal yang menyedihkan.

Jejak Pertemuan

Hari-hari berlalu dengan cepat sejak pertemuan magis di bawah bintang-bintang. Maya dan Rama semakin mendekat, menjalani hari-hari mereka dengan senyum di bibir dan kilau cinta di mata. Setiap momen bersama mereka terasa seperti petualangan baru yang menanti untuk dijelajahi.

Maya sering mengunjungi studio seninya di sudut kota, di mana dia menghabiskan waktu untuk menciptakan karya-karya seni indahnya. Rama, dengan kameranya yang selalu setia, kadang-kadang ikut serta, menangkap momen-momen langka di balik layar kreatif Maya.

Dalam suatu siang yang cerah, mereka berjalan-jalan di taman kota, berbicara tentang impian-impian mereka, harapan-harapan, dan rasa terima kasih yang mendalam atas pertemuan mereka. Rama mengambil tangan Maya dalam genggamannya, seakan ingin mengikatkan dirinya pada perasaan yang terus berkembang di antara mereka.

Namun, takdir memiliki cara unik untuk menguji cinta yang baru tumbuh. Maya menerima undangan untuk pameran seni kelompok yang akan diadakan di sebuah galeri bergengsi. Meskipun dia senang dengan kesempatan ini, dia merasa cemas. Pertunjukan seperti itu berarti banyak mata akan tertuju padanya dan karyanya.

Rama merasa bagaimana cemas merayap di hati Maya. Dia memeluknya erat dan berkata, "Anda adalah seorang seniman yang luar biasa, dan karya-karya Anda pantas untuk dilihat oleh semua orang. Saya akan selalu ada di samping Anda, mendukung Anda sepanjang jalan."

Kata-kata Rama menjadi obat penyembuh bagi keraguan Maya. Dengan tekad baru, dia mulai mempersiapkan karya-karya yang akan dipamerkan. Rama pun memotret setiap langkah prosesnya, menangkap ekspresi Maya yang tulus saat dia tenggelam dalam dunia seni.

Pameran seni akhirnya tiba. Galeri penuh dengan karya-karya dari berbagai seniman. Maya merasakan detak jantungnya yang cepat saat pandangan orang-orang menyapu karya-karyanya. Namun, sorotan yang paling berarti baginya adalah pandangan Rama, yang tersenyum bangga dan penuh cinta dari sudut ruangan.

Di tengah kerumunan orang, Rama berdiri di dekat salah satu lukisan Maya yang paling indah. Lukisan itu menggambarkan bintang-bintang yang berkilauan di langit malam. Dia tahu bahwa ini adalah lukisan yang Maya ciptakan dengan hati dan jiwa, dan dia merasa bangga akan bakat dan semangatnya.

Setelah pameran selesai, Maya merasa campuran perasaan gembira dan lega. Dia melangkah menuju Rama, yang berdiri dengan senyuman penuh harapannya. Mereka bertemu di tengah kerumunan, di bawah lampu-lampu galeri yang lembut.

"Bagaimana perasaan Anda?" tanya Rama dengan lembut.

Maya tersenyum dan menggenggam tangannya. "Saya merasa gembira. Dan terima kasih, karena Anda selalu ada di sini bersama saya."

Rama menatap Maya dengan penuh kasih. "Saya akan selalu ada di sini, mendukung Anda dalam setiap langkah perjalanan Anda."

Mereka saling tersenyum, merasakan bahwa cinta di antara mereka semakin dalam. Namun, kebahagiaan mereka belum diuji sepenuhnya.

Beberapa minggu kemudian, Rama menerima tawaran pekerjaan sebagai fotografer dalam sebuah ekspedisi ke luar negeri. Tawaran ini adalah kesempatan besar baginya untuk mengambil foto-foto spektakuler di tempat-tempat yang jarang terjamah. Namun, berita ini juga membawa kecemasan bagi Maya.

Mereka duduk di taman yang sama tempat mereka pertama kali bertemu. Matahari terbenam di balik cakrawala, menciptakan cahaya yang hangat di antara mereka.

"Rama," Maya berkata dengan suara lembut, "Saya senang atas kesempatan ini bagi Anda. Tapi saya juga merasa cemas tentang jarak yang akan memisahkan kita."

Rama menggenggam tangan Maya dengan lembut. "Saya tahu ini bukan hal yang mudah. Tetapi kita bisa melewati ini bersama. Jarak tidak akan mengubah perasaan kita."

Maya menatap mata Rama, mencari kepastian dalam ekspresi wajahnya. Dia tahu bahwa cinta yang mereka miliki adalah kuat, tetapi tantangan jarak adalah ujian yang sebenarnya.

Di bawah langit senja yang indah, Rama dan Maya berbicara tentang masa depan. Mereka berjanji untuk tetap terbuka dan jujur satu sama lain, dan untuk selalu mendukung mimpi masing-masing. Namun, ada ketidakpastian di udara, karena mereka tahu bahwa perjalanan yang akan datang tidak akan mudah.

Hari-hari menjelang keberangkatan Rama semakin cepat berlalu. Maya dan Rama memanfaatkan setiap momen bersama yang mereka miliki. Mereka menjelajahi kota bersama, mengunjungi tempat-tempat yang penting bagi mereka, dan menciptakan kenangan-kenangan indah yang akan membantu mereka melewati masa-masa berpisah.

Suatu pagi, mereka berdua duduk di tepi pantai yang tenang. Ombak yang lembut menyentuh pasir putih, menciptakan suara yang menenangkan. Rama mengambil tangan Maya dalam genggamannya, matanya terpaku pada horison yang luas.

"Maya," Rama berkata dengan suara lembut, "Saya tahu bahwa waktu berpisah akan datang sebentar lagi."

Maya menunduk, merasa sedih hanya mendengar kata-kata itu.

Rama mengangkat dagu Maya dengan lembut, membuatnya menatap mata penuh emosi. "Tapi saya percaya bahwa cinta kita lebih kuat dari jarak. Jarak fisik mungkin ada, tetapi hati kita akan selalu terhubung."

Tangis terbendung di mata Maya, tetapi dia berusaha untuk tetap tabah. Dia menggenggam tangan Rama dengan erat, merasakan kehangatan dan kekuatan di dalamnya.

"Saya tahu ini akan sulit," kata Maya dengan suara bergetar. "Tapi saya juga tahu bahwa Anda adalah orang yang sangat berarti bagi saya. Dan saya akan menunggu, asalkan Anda berjanji untuk kembali."

Rama menghapus air mata yang mengalir di pipi Maya dengan lembut. "Saya berjanji akan kembali. Tidak ada yang akan menghalangi saya untuk kembali pada Anda."

Mereka berciuman dengan lembut di bawah matahari pagi yang hangat. Di tengah deburan ombak dan angin laut yang lembut, mereka mengukir janji-janji cinta yang akan tetap terjaga meski jarak memisahkan.

Hari perpisahan tiba dengan cepat. Rama dan Maya berdiri di bandara, tangan mereka terjalin erat. Mata mereka terisi dengan air mata, tetapi juga dengan tekad dan kekuatan.

"Ingatlah bahwa saya selalu ada di sini, di hati Anda," kata Rama dengan suara tulus.

Maya mengangguk, tangannya tetap menggenggam erat tangan Rama. "Saya akan selalu menunggu Anda."

Mereka berpelukan dalam ciuman yang penuh makna, seakan mengunci janji cinta mereka dalam pelukan itu.

Rama mengambil langkah terakhirnya menuju pesawat, tetapi dia terus menoleh kembali pada Maya. Di antara kerumunan orang dan jarak yang memisahkan, pandangan mereka saling bertemu, mengirimkan pesan-pesan cinta yang tak terucapkan.

Maya berdiri di sana, melihat pesawat mengudara dan menghilang di langit. Dia merasa campuran perasaan sedih dan haru, tetapi juga penuh keyakinan bahwa cinta mereka akan melewati ujian jarak ini.

Hari-hari berjalan dengan lambat bagi Maya, tetapi dia terus menjalani hidupnya dengan semangat. Dia kembali ke studio seninya dan menghabiskan waktu dengan teman-teman baiknya, mencari kekuatan dari hobi dan hubungan yang ada di sekitarnya.

Sementara itu, Rama menjalani ekspedisinya dengan semangat dan dedikasi. Dia mengambil foto-foto yang menakjubkan dari tempat-tempat indah di seluruh dunia. Namun, di setiap momen tenang, pikirannya selalu kembali pada Maya.

Mereka menjaga komunikasi melalui pesan-pesan dan panggilan video, berbagi kisah-kisah harian dan menjaga api cinta mereka tetap menyala. Meskipun jarak memisahkan, mereka merasa bahwa hati mereka terhubung dengan tali yang tak terlihat.

Rindu dan Harapan

Berbulan-bulan berlalu sejak Rama berangkat dalam ekspedisinya. Maya dan Rama tetap menjaga hubungan mereka meski jarak memisahkan. Setiap pesan dan panggilan video adalah tali yang mengikat hati mereka lebih erat.

Maya terus berkarya di studio seninya. Dia menciptakan lukisan-lukisan baru yang terinspirasi oleh pengalaman dan perasaannya. Setiap sapuan kuas adalah ungkapan dari cinta dan rindu yang mengalir dalam hatinya. Setiap karya yang dia ciptakan adalah cara baginya untuk mengenang dan merayakan cinta mereka.

Di tempat yang jauh, Rama melanjutkan pekerjaannya dengan semangat. Setiap foto yang dia ambil memiliki sentuhan magis yang hanya bisa dia rasakan. Meskipun dia terpisah jauh dari Maya, dia merasakan bahwa dia selalu hadir dalam pikirannya. Dan setiap kali dia melihat bintang-bintang di langit malam, dia tahu bahwa cinta mereka tetap bersinar terang.

Pada suatu hari, Maya menerima undangan untuk pameran seni tunggal di galeri terkenal di kota. Ini adalah kesempatan yang besar dan menggembirakan, tetapi juga memberikan beban yang berat. Maya merasa terhormat dan senang, tetapi kekhawatiran mulai muncul dalam dirinya.

Dalam panggilan video mereka, Maya berbicara dengan Rama tentang pameran yang akan datang. Dia merasa cemas dan takut bahwa dia tidak akan mampu memenuhi ekspektasi.

Rama tersenyum penuh keyakinan. "Anda adalah seniman yang luar biasa, dan karya-karya Anda selalu memiliki keindahan sendiri. Percayalah pada diri sendiri dan ciptakan karya dengan hati."

Kata-kata Rama adalah dorongan yang Maya butuhkan. Dia kembali ke studio dengan semangat baru, mengisi kanvas-kanvas kosong dengan warna-warna yang penuh emosi.

Hari pameran tiba. Galeri dipenuhi dengan orang-orang yang datang untuk melihat karya-karya Maya. Karya-karyanya memukau semua orang, dan pandangan penuh kagum memenuhi mata Maya.

Namun, di tengah kebahagiaan, ada satu tempat kosong di antara kerumunan yang Maya lihat. Rama tidak ada di sana untuk menyaksikan pameran pertamanya. Maya merasa rindu dan sedih, tetapi dia juga tahu bahwa Rama ada di sana dalam pikirannya.

Di suatu tempat yang jauh, Rama duduk di tenda sementara di tengah hutan lebat. Dia memegang foto Maya dan menghadapkan pandangan ke langit malam yang penuh bintang. Meskipun jarak memisahkan mereka, dia merasakan semangat Maya di sampingnya, seperti angin yang lembut.

Saat pameran berakhir, Maya merasa pencapaian yang luar biasa. Dia tahu bahwa Rama akan bangga padanya, bahkan jika dia tidak ada di sana secara fisik.

Beberapa minggu kemudian, Rama akhirnya kembali. Kehadirannya adalah seperti angin segar yang membawa kebahagiaan dan cinta. Maya dan Rama bertemu di tempat yang sama tempat mereka berpisah.

Di bawah langit senja yang indah, mereka berdua berpelukan dengan erat. Rindu yang selama ini mereka rasakan, seolah-olah lenyap dalam pelukan ini. Matahari terbenam di balik cakrawala, menciptakan cahaya yang hangat di antara mereka.

"Rama, Anda sudah kembali," kata Maya dengan suara penuh kebahagiaan.

Rama tersenyum, matanya terpaku pada wanita yang selalu ada di hatinya. "Saya kembali, Maya. Dan saya merindukan Anda lebih dari kata-kata yang bisa saya katakan."

Mereka berjalan beriringan di tepi pantai, tangan mereka terjalin erat. Kata-kata tidak lagi diperlukan, karena bahasa tubuh mereka sudah cukup untuk menyampaikan semua perasaan yang tak terucapkan.

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Rama dan Maya berdiri bersama, merasakan koneksi yang kuat di antara mereka. Mereka tahu bahwa cinta mereka telah melewati ujian jarak dan tetap bersinar terang, seperti bintang-bintang yang menghiasi langit malam.

Pulang dari pantai, mereka berdua duduk di bawah pohon yang rindang di taman kota. Udara malam yang sejuk mengelilingi mereka, menciptakan suasana yang tenang dan intim.

"Rama," kata Maya dengan suara lembut, "beritahu saya tentang ekspedisi Anda. Apa yang Anda lihat dan alami di sana?"

Rama tersenyum dan mulai menceritakan kisah-kisah menarik dari perjalanannya. Dia menggambarkan tempat-tempat yang belum pernah dilihatnya sebelumnya, keajaiban alam yang dia temui, dan orang-orang yang menginspirasinya.

"Dalam setiap momen, saya merasa Anda ada di sana bersama saya," kata Rama dengan tulus. "Saya melihat bintang-bintang di langit dan ingat akan cinta kita yang selalu bersinar."

Maya tersenyum bahagia, merasa bahwa hatinya melebur dengan hati Rama di antara bintang-bintang.

Beberapa minggu berlalu, mereka menjalani waktu bersama yang penuh kebahagiaan. Mereka menjelajahi kota bersama, mengunjungi tempat-tempat yang mereka sukai, dan menikmati momen-momen kecil bersama.

Suatu hari, Rama memiliki kejutan untuk Maya. Dia membawanya ke puncak bukit yang memberikan pemandangan panorama kota yang menakjubkan. Maya merasa terkesima oleh keindahan pemandangan ini.

"Maya," kata Rama sambil menatap mata Maya dengan penuh cinta, "ini adalah tempat di mana kita pertama kali bertemu. Di bawah bintang-bintang yang berkilauan."

Maya tersenyum, hatinya penuh dengan perasaan hangat. Mereka berdua duduk di bawah langit malam, seperti dalam kisah cinta romantis yang hidup di dalam novel-novel.

Hari-hari mereka penuh dengan tawa, canda, dan kebersamaan. Mereka berbagi impian dan rencana untuk masa depan. Maya bercerita tentang ambisinya sebagai seniman dan bagaimana dia ingin menginspirasi orang lain melalui karyanya. Rama berbicara tentang keinginannya untuk terus menjelajahi dunia, tetapi juga mengatakan bahwa takdir membawanya kembali kepada Maya.

Namun, ada satu topik yang belum pernah mereka bahas secara mendalam: rencana mereka setelah berpisah kembali. Rama merasa bahwa saatnya tiba untuk membicarakannya.

"Maya," kata Rama, "ekspedisi ini telah berakhir, dan sekarang saya berada di persimpangan jalan. Apa yang Anda pikirkan tentang kita?"

Maya merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Dia merenung sejenak sebelum berkata dengan tulus, "Rama, cinta kita adalah sesuatu yang berharga bagi saya. Meskipun kita telah melewati jarak yang sulit, cinta kita tetap kuat. Saya ingin melanjutkan hubungan kita, meskipun mungkin ada tantangan lain yang harus dihadapi."

Rama tersenyum dengan penuh harapan. "Saya merasa sama. Cinta kita telah membuktikan bahwa ia mampu melewati ujian jarak dan waktu. Saya ingin melanjutkan perjalanan ini bersama Anda, menghadapi apa pun yang datang."

Maya merasa lega dan bahagia. Mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka, dengan tekad untuk menjalani masa depan bersama. Namun, mereka juga sadar bahwa ada banyak perjalanan dan ujian yang akan datang.

Hari-hari terus berlalu, dan cinta mereka semakin dalam. Rama dan Maya tahu bahwa tak ada yang dapat menghentikan mereka, bahkan jarak yang terpisah.

Di suatu malam, mereka berdua berjalan-jalan di bawah langit malam yang gelap. Bintang-bintang berkilauan di atas mereka, mengingatkan mereka akan pertemuan mereka yang indah di bawah bintang-bintang.

"Maya," kata Rama dengan suara lembut, "cinta kita adalah seperti bintang-bintang di langit. Mereka mungkin terpisah oleh jarak, tetapi cahaya mereka tetap bersinar terang. Dan meskipun ada kegelapan di antara kita, kita akan selalu menemukan jalan kembali satu sama lain."

Maya tersenyum penuh kasih. Dia merasa bahwa Rama adalah bintang yang selalu membimbingnya, bahkan dalam ketidakpastian.

Mereka berdiri berdampingan, tangan mereka tergenggam erat. Di bawah langit yang penuh bintang, mereka tahu bahwa cinta mereka adalah satu-satunya hal yang benar-benar mereka miliki. Dan seiring waktu berlalu, cinta mereka akan terus bersinar, seperti bintang-bintang yang menghiasi langit malam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!