NovelToon NovelToon

NASIB Dan TAKDIR

1. HARI BERSEJARAH

Hari ini adalah hari pernikahan alika ditanggal 27 Oktober adalah hari bersejarah untuk seorang alika. Alika adalah gadis lugu dan polos. Pesta pernikahan telah usai. Kini tamu undangan dan para kerabat sudah kembali pulang kerumahnya masing-masing. Alika di bimbing oleh ema untuk masuk ke kamarnya. Ema juga membantu alika melepaskan baju pengantin nya dengan telaten. Namun tajudin masih berada diluar mengobrol dengan para saudara alika disana. Setelah selesai berganti pakaian alika bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan wajahnya yang masih dipenuhi dengan make-up. Jam 12 malam semua saudara alika masih berada dirumahnya karena akan menginap satu malam. Semua berkumpul diruang keluarga yang luas dengan menggelar karpet permadani agar semua bisa beristirahat setelah seharian bergelut dengan acara pernikahan alika yang meriah. Alika sudah selesai membersihkan dirinya dan bergegas kembali ke kamarnya. Namun dia terkejut saat masuk ke kamarnya sudah ada tajudin yang duduk di tepi ranjang. Alika hanya terdiam dan melakukan aktivitas nya seperti biasa. Saat alika akan ganti baju tiba-tiba alika dikejutkan oleh tajudin yang sudah berada dibelakangnya memeluk tubuh alika dari belakang.

"Alika! Kamu cantik sekali." Ucap tajudin sambil menempelkan hidungnya dileher alika.

"Ah. Maaf aku lelah sekali malam ini!" Jawab alika melepaskan pelukan tajudin dan langsung berbaring diatas kasurnya tanpa memperdulikan tajudin.

Tajudin hanya pasrah dengan sikap alika yang masih dingin terhadapnya. Tajudin memang terlalu cepat untuk menikahi alika. Dalam waktu enam bulan tanpa pendekatan membuat alika sedikit risih dengan sikap tajudin. Akhirnya tajudin memutuskan untuk mengganti pakaian nya dan berbaring disebelah alika yang sudah lebih dulu memejamkan matanya. Alika hanya pura-pura tidur. Setelah melihat tajudin sudah terlelap dengan tidurnya alika kembali keluar dari kamarnya. Alika mencari ibunya dan ingin menumpahkan rasa sakit yang dia rasakan dipelukan ibunya.

"Mah!" Alika memanggil ema dan kemudian membawa ema dikamar belakang.

"Alika! Kenapa kamu keluar? Seharusnya kamu menemani suamimu dikamar!" Ujar ema yang heran melihat sikap alika seperti anak kecil.

"Mah. Alika takut mah! Hiks hiks hiks.!" Tangis alika dan langsung memeluk ema dengan eratnya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya ema yang melihat alika seakan tertekan dengan pernikahan nya.

"Hiks hiks hiks hiks. Mah alika mau sama mama!" Ujar alika menumpahkan segala keluh nya pada ema.

Ema yang melihat alika seakan tertekan dirinya menjadi sedih. Ema tahu alika tidak mencintai tajudin namun masih mencintai yudi sang mantan kekasih. Ema mengingat saat dulu dirinya menikah dengan mashur yang mau tidak mau harus menerima mashur karena dirinya yang sudah berbadan dua. Ema tahu perasaan alika saat ini. Karena ema pernah merasakan diposisi alika yang tidak mencintai mashur namun tetap harus melayaninya sebagai seorang istri. Begitu juga dengan posisi alika saat ini.

"Sayang. Kamu harus berusaha ikhlas yah? Mama juga pernah ada diposisi alika. Tajudin sudah ditakdirkan menjadi jodohmu nak! Sholat dan berdoa sama Allah. Berikan keikhlasan dihati alika agar alika bisa menerima takdir yang sudah Allah tetapkan! Sekarang wudhu lalu pergilah sholat!" Titah ema menasehati alika yang masih lugu dan polos tidak seperti kedua adiknya yang sudah lebih dulu menikah.

"Setelah sholat alika tidur sama mama ya?" Rengek alika yang masih takut jika tajudin macam-macam.

"Kamu sudah punya suami sayang! Tidur sama mama itu adalah dosa besar. Dan Allah akan melaknat seorang istri jika tidak mau melayani suaminya.!" Nasehat ema pada alika dengan lembut.

Akhirnya alika menuruti nasehat mama nya. Meskipun dirinya tertekan namun harus tetap dijalaninya dengan ikhlas. Alika kembali masuk ke kamarnya di jam satu malam. Alika sudah selesai sholat dan kembali berbaring di atas kasurnya. Karena sudah lelah menangis alika terlelap dengan sendirinya. Di pagi hari alika terbangun namun terkejut saat melihat disamping nya sudah tidak ada tajudin suaminya. Alika bangkit dari kasurnya dan berdiri didepan cermin. Apakah dirinya masih rapi atau berantakan. Akhirnya dirinya memutuskan untuk keluar dari kamar. Ternyata tajudin sedang duduk diteras depan bersama Saudara alika yang tak lain adalah para paman nya yang menemani tajudin. Sedangkan para wanita yang didalam tersenyum melihat alika yang baru saja bangun dari tidurnya. Mereka pikir alika dan tajudin sudah melakukan hubungan suami istri. alika yang ditatap seperti itu merasa heran dan bertanya pada ema sang ibu.

"Mah. Mereka kenapa sih? Kok lihatin alika begitu?" Tanya alika yang ditatap dengan senyuman yang seakan meledek.

"Ah tidak apa apa! Bagaimana? Apa kamu semalam bisa tidur?" Tanya ema memastikan alika sudah disentuh oleh suaminya atau belum.

"Alika tertidur dengan sendirinya setelah sholat mah. Dan ini baru saja bangun." Ujar alika menjelaskan dengan jujur pada ema.

"Apa tajudin tidak mengganggu tidurmu?" Tanya ema semakin penasaran.

"Kayaknya sih gak mah. Tiba-tiba alika bangun sudah jam sembilan pagi." Jawab alika yang tak mengerti maksud ibunya.

"Yaa sudah kamu mandi gih! Masih banyak tamu yang harus ditemui. Dandan yang cantik yah?" Titah ema pada alika yang masih kusut setelah bangun tidur namun masih terlihat cantik natural.

"Aahh males mah! Masih dingin.!" Jawab alika yang masih dengan kebiasaan nya hanya satu kali sehari jika mandi.

"Hmm kamu sudah menikah. Biasakan mandi setelah bangun tidur pagi.!" Ujar ema yang kesal karena selalu berdebat jika menyuruh alika bangun tidur dan menyuruh mandi.

"Iyaa iyaa!" Kesal alika sambil membalikan badan nya mengambil handuk dikamarnya.

Alika langsung bergegas ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya. Namun alika tidak membasahi rambutnya yang membuat semua orang dirumah alika semakin bertanya. Tak berselang lama alika sudah mengganti pakaian nya menggunakan gamis yang di beri dari seserahan untuk alika dari sang suami. Alika semakin cantik menggunakan gamis sepasang dengan hijab nya.

"Waahh anak mama cantik sekali!" Ujar ema memuji kecantikan sang anak yang wajahnya temurun dari ibunya.

"Hehehe alika cantik tidak memakai baju ini?" Tanya alika yang sedikit tidak percaya diri.

"Anak mama walaupun cuma pakai kaos oblong sama celana kolor juga tetap cantik sayang!" Ujar ema menyemangati anaknya yang tidak pernah percaya diri.

"Ah mama kalau ngerayu bisa ajah!" Sahut alika malu-malu.

Saat sedang bercanda ria ada banyak tamu yang datang disaat kemarin tidak sempat hadir dipernikahan alika. Para tamu yang datang sangat memuji kecantikan alika. Alika dan ema menyambut para tamu dengan ramah dan sopan. Alika kini sudah berdamai dengan keadaan nya yang sudah berstatus sebagai seorang istri. Setelah sholat malam itu membuat hati alika terasa tentram dan damai untuk menghadapi segala situasinya. Senyum lebar selalu di berikan oleh alika kepada para tamu yang datang bergiliran. Bagi alika entahlah apa yang akan terjadi esok hari. Berbahgialah hari ini sebelum datangnya hari esok.

**********

BERSAMBUNG

Perkenalkan inilah sosok tajudin suami dari alika. Sosok ini hanya samaran saja

ALIKA

TAJUDIN

2. AIR MATA ALIKA

Hari ini adalah hari ke tujuh alika menikah dengan tajudin. Tapi sudah satu minggu status alika sebagai istri namun masih saja perawan. Entah apa yang terjadi setiap malam mereka berdua tidak melakukan hubungan yang layaknya dilakukan oleh pasangan suami istri. Hari ini tajudin akan membawa alika ke desa nya yaitu di kota B daerah jawa tengah. Awalnya alika menolak, tapi karena ema yang selalu menasehatinya akhirnya alika menuruti perintah suaminya. Semua sudah berkumpul dirumah alika untuk mengantar sang pengantin dibawa oleh suaminya. Yang mengantar alika antara lain Om Firhan kakak dari Zhali sepupu ema. Tetangga kanan kiri. Anindia adik dari alika dan fajri suami anindia yang sudah mempunyai mobil juga ikut mengantar alika. Kini mereka semua sudah dalam perjalanan menuju kota B. Ema tidak tahu harus membawa apa untuk oleh-oleh keluarga tajudin disana. Namun karena kepentok biaya yang sedikit menyangkut ema yang seorang janda hanya mengandalkan belas kasih dari saudaranya. Masih bisa makan saja bagi ema sudah sangat bersyukur. Hanya rumah saja yang masih terlihat mewah.

"Nin. Mama harus membeli oleh-oleh apa untuk keluarga tajudin disana? Masa iya kita tidak membawa apa-apa?" Tanya ema yang ikut satu mobil dengan Anindia tidak satu mobil dengan alika.

"Aku juga tidak tahu mah!" Jawab Anindia yang duduk dikursi depan sebelah suaminya.

"Apa kita bawa keperluan sembako saja yah?" Tanya ema yang tidak mempunyai banyak uang.

"Yaa itu juga bagus kok mah. Nanti biaya nya aku tambahin agar semakin komplit." Sahut Anindia yang memahami keuangan ibunya.

"Baiklah nanti kita mampir ke Toko Market yah? Untuk membeli semuanya!" Ujar ema sambil bersandar dikursi penumpang bersama eva teman nya.

Alika tidak tahu rencana ema yang membawa oleh-oleh keperluan sembako untuk keluarga tajudin karena tidak satu mobil dengan ema. Alika hanya diam saja selama perjalanan di dalam mobil. Dia hanya sesekali menyahut pertanyaan dari para tetangga yang ikut satu mobil dengan senyuman simpul saja.

"Mah. Kita sudah sampai ditoko market." Ujar Anindia memberitahu ema untuk segera turun.

"Iyaa nin ayo kita turun!" Titah ema sembari membuka pintu mobilnya.

Kini mereka berdua berbelanja sembako di toko market. Mereka berbelanja antara lain yaitu. Telor satu kilo. Mie instan satu dus. Sabun cuci pakaian dua bungkus besar. Gula pasir tiga kilo. Teh tubruk dan teh celup lima pack dll. Anindia yang membayar semuanya menggunakan uang nya sendiri tanpa sepengetahuan suaminya. Dan memberi sedikit uang sekedar untuk pegangan ema selama tidak ada alika. Kini mereka sudah kembali melajukan mobilnya menyusul mobil yang ditumpangi alika karena takut akan tertinggal lebih jauh. Fajri mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi mencari mobil yang ditumpangi alika di depan. Selama perjalanan alika tidak bisa memejamkan matanya. Pikiran nya melayang memikirkan bagaimana kehidupan nya tanpa ema. Karena hanya ema yang memahami alika seratus persen. Alika kategori anak yang manja namun mandiri. Pada dasarnya alika hanya ingin dimengerti. Karena sudah kodrat semua wanita hanya ingin dimengerti.

***

Selama perjalanan panjang akhirnya mereka sampai juga di desa A di kota B. Desa A adalah desa yang menanjak dan jalanan yang penuh liku dengan jurang di kanan kiri nya. Jika ingin pergi ke pasar harus menggunakan ojek untuk turun kebawah dan pergi ke pasar pun harus menggunakan angkutan umum. Suasana desa yang sejuk penuh dengan pepohonan dan sawah yang berjejer membuat mata terasa sejuk. Banyak lokasi indah untuk berfoto disana. Mereka disambut oleh keluarga tajudin dengan ramahnya. Mulai dari makanan khas desa jajanan dan buah-buahan sudah tersaji dengan rapi. Ema pun menyerahkan oleh-oleh berupa keperluan sembako pada keluarga tajudin. Saat semuanya berkumpul hanya tajudin dan fajri yang tidak ada ditempat. Ternyata mereka berdua pergi ke sawah dengan lokasi yang tidak jauh dari rumah tajudin.

"Mah! Kemana perginya tajudin?" Tanya alika yang tidak melihat tajudin dari awal ia datang.

"Katanya sih pergi ke sawah sebentar dengan fajri!" Sahut ema yang mendengar dari salah satu keluarga tajudin.

"Oooh ya sudah!" Ujar alika pasrah karena tidak tahu lokasi sekitar.

Alika berbincang-bincang dengan para ipar nya yang tinggal dirumah tajudin. Namun ada pasang mata yang selalu melihatnya dari awal dia datang. Dia adalah Wardiyo kakak tajudin. Dia selalu memandang alika diam-diam mengagumi istri dari adiknya itu yang wajahnya seperti orang india. Alika memang berdarah blasteran India-Arab. India dari nenek Sadiqah ibu dari kakek Zafar. Dan arab dari Kakek Muhamad ayah dari Zafar.

"Tajudin! Kamu jangan terlalu percaya dengan alika. Dia itu gadis licik dan cerdas!" Ujar fajri mencuci otak tajudin yang belum terlalu mengenali alika.

"Memang nya kenapa? Dia istriku! Jelas aku harus percaya padanya!" Sahut tajudin yang tidak percaya ucapan fajri.

"Kamu belum tahu siapa dia! Dia itu bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan ibunya. Alika itu bak sebuah ATM berjalan untuk ibunya. Jangan pernah kau beri dia uang terlalu banyak pada istrimu. Agar dia tidak bisa memberikan uang pada ibunya." Ujar fajri mencuci otak tajudin menjelekan nama alika.

"Masa iya istriku seperti itu? Aku rasa tidak mungkin dia seperti itu! Dan ibunya juga baik tidak terlalu menekan alika!" Jawab tajudin seakan tidak percaya ibu mertuanya yang mengandalkan uang dari alika.

"Buktikan saja ucapanku! Tidak lama ibu mertuamu pasti akan menelfon alika untuk minta uang pada anaknya!" Ujar fajri dengan nada menantang.

Mereka berdua berbincang sangat lama di sawah agar tidak didengar oleh orang lain. Fajri mempunyai dendam pada orangtua istrinya yang tidak merestui hubungannya dengan Anindia. Dan fajri juga tidak terima dengan pernikahan alika yang dirayakan dengan meriah. Namun pernikahan dirinya dan Anindia hanya menggelar syukuran saja. Itu saja biaya fajri sendiri yang dikeluarkan. Tak berselang lama hari pun sudah sore. Keluarga alika berpamitan untuk pulang setelah mengantar alika di desa suaminya. Hanya suasana haru dan tangisan untuk berpisah dengan alika. Ema tak menyangka alika mendapatkan jodoh yang jauh dari kotanya. Kini mereka semua sudah dalam perjalanan pulangnya. Hanya alika yang tetap tinggal dirumah tajudin. Alika yang sudah diberitahu kamar yang akan dia tempati bersama tajudin langsung saja beranjak masuk ke kamarnya dan berdiam diri didalam kamarnya. Saat alika di dalam kamar ada keributan diluar.

"Apa-Apaan ini! Kita sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk menikahi gadis kota itu! Bahkan tabungan kita juga sudah terkuras habis hanya untuk menikahi gadis kota itu! Lalu apa yang mereka bawa? Mereka hanya membawa keperluan sembako saja! Ini kan tidak sebanding dengan biaya yang sudah kita keluarkan! Untuk apa sembako ini! Kalau hanya begini saja kita juga masih bisa membelinya lebih dari yang mereka berikan!" Teriak ayah tajudin yang bernama Darun. Suaranya menggema di seluruh ruangan rumah nya dan didengar oleh alika.

"Pak! Sudahlah jangan mempermasalahkan ini! Ibunya alika itu seorang janda! Bahkan biaya pernikahan kita itu semua saudara yang menyumbangkan. Karena alika anak kesayangan dikeluarga itu.!" Ujar tajudin membela istrinya agar tidak dibenci keluarganya.

"Tidak bisa begitu dong! Kamu tahu kan berapa banyak yang bapak keluarkan untuk mendapatkan gadis yang kamu sukai itu!" Teriak darun dengan nafas yang naik turun.

"Ini sudah terjadi. Mereka hanya bisa memberikan semampu mereka! Bapak tidak bisa menekan mereka seenaknya begini dong pak!" Sahut tajudin membela istrinya yang dia cintai.

Keributan terus terjadi. Alika yang sedang membereskan pakaian nya ke dalam lemari tak terasa meneteskan air matanya. Alika tidak menyangka hanya perkara itu keluarga tajudin bisa semarah ini. Alika tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya tak berani keluar dari kamar takut terkena sasaran. Suasana dirumah tajudin masih sangat ramai karena kakak tajudin semuanya berkumpul dirumah itu. Mereka berusaha menenangkan ayah nya yang tak terima dengan pemberian dari keluarga alika. Sejak saat itu Darun sang ayah mertua tak pernah lagi mau menganggap alika sebagai menantunya.

...****************...

BERSAMBUNG

3. AKU MEMANG ISTRIMU

Alika sudah selesai membereskan pakaian nya ke dalam lemari dikamar tajudin. kemudian alika duduk di tepi ranjang dengan menundukan kepalanya karena masih menangis. Alika merasa dirinya selalu saja membawa masalah dimana pun berada. Tak berselang lama tajudin masuk ke kamarnya karena akan mengajak alika makan malam diruang makan. Saat tajudin masuk ke kamarnya dia sangat terkejut melihat alika yang sedang menangis sesenggukan.

"Alika! Kamu kenapa menangis?" Tanya tajudin mendekati alika dengan duduk disamping nya.

"Aku tidak apa-apa!" Sahut alika singkat tidak ingin menceritakan yang sesungguhnya.

"Sudah jangan menangis. Ayo sekarang kita makan malam. Semuanya sudah menunggu dimeja makan!" Titah tajudin pada alika sambil beranjak dengan menggandeng tangan alika.

"Ah. Maaf aku tidak lapar. Kamu saja yang makan!" Ujar alika menarik tangan nya kembali.

"Kalau kamu tidak lapar dan tidak mau makan. Maka aku juga tidak akan makan!" Sahut tajudin yang paham perasaan alika masih canggung pada keluarganya.

"Kenapa seperti itu? Kamu mau makan tinggal makan saja! Kenapa kamu mengikutiku untuk tidak makan?" Ujar alika yang tidak mengerti jalan pikiran tajudin.

"Hmm. Kamu istriku. Jika kamu lapar aku juga harus lapar. Dan sebalikanya. Jika kamu kenyang lalu aku lapar tidak masalah. Karena kamu tanggung jawabku!" Sahut tajudin memberi pengertian pada istrinya.

"Sudah ayo makan! Aku tahu kamu sudah lapar sekali!" Ajak tajudin dengan menarik tangan alika perlahan melangkah keluar dari kamarnya.

Akhirnya alika menuruti dan mengikuti langkah tajudidn dari belakang. Alika selalu menunduk saat berhadapan dengan keluarga tajudin. Alika merasa dirinya sama sekali tidak diterima dengan baik oleh keluarga tajudin terutama darun ayah tajudin. Tidak ada pembicaraan selama dimeja makan. Hanya suara dentuman sendok dan air yang ditumpahkan kedalam gelas. Semuanya terdiam saat ada alika diantara mereka. Setelah alika selesai makan dia tetap diam dan menunduk menunggu suaminya selesai makan. Tak berselang lama tajudin menyelesaikan makan malamnya. Dan mengajak alika mengobrol.

"Alika! Kamu masih ingin bersantai atau istirahat dikamar?" Tanya tajudin yang duduk disebelah alika.

"Terserah kamu saja!" Jawab alika dengan posisi kepala yang masih menunduk.

"Yaa sudah. Ini sudah jam sembilan. Sebaiknya kamu istirahat. Besok harus bangun pagi!" Ujar tajudin dan mengajak alika kembali ke kamarnya.

Alika pun mengikuti tajudin seperti bayangan nya. Alika tak berani berkata apapun didepan keluarga tajudin. Alika takut dirinya akan salah bicara dan akan semakin membuat masalah dirumah itu. Kini alika sudah berada dikamar bersama tajudin. Sebelum alika mengganti pakaian nya alika sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Dirinya gelisah,ingin keluar sendiri namun tidak tahu kamar mandinya sebelah mana. Karena dari awal datang alika tidak melihat ada kamar mandi dirumah itu.

"Mm Kak! Aku ingin buang air kecil." Ujar alika sambil blingsutan menahan nya sedari sore.

"Oohh ayo! Saya antar!" Sahut tajudin yang paham bahwa alika belum tahu kamar mandinya.

Tajudin membuka pintu kamarnya diikuti alika dari belakang. Tajudin memerintahkan alika untuk memakai sandal jepit agar kakinya tidak kotor karena tanah. Kemudian tajudin menggandeng alika sambil menyalakan lampu kamar mandi. Alika yang di gandeng melihat-lihat sekitar dan alika merasa heran. Kenapa rumah dan kamar mandinya terpisah. Alika melangkah sesuai arahan tajudin. Alika melihat ada bangunan kecil disamping rumah tajudin tanpa pintu dan hanya dibatasi dengan dinding bambu. Hanya kain penutup untuk sekedar menutupi kamar mandi itu. Baru pertama kali ini alika hidup didesa dengan suasana dingin dari pegunungan. Alika tak berani bertanya pada tajudin apa yang ada diotaknya. Alika yang merasakan air nya sangat segar akhirnya membuka kerudungnya dan mencuci wajah hingga leher agar dirinya terasa segar. Setelah selesai dengan ritualnya dikamar mandi akhirnya alika kembali ke kamar didampingi oleh tajudin. Sesampai nya dikamar alika bingung bagaimana caranya dia berganti pakaian. Sedangkan tajudin masih setia duduk ditepi ranjang yang terus memandangi alika.

"Bisa keluar sebentar? Aku ingin mengganti pakaianku dulu!" Ujar alika yang risih terus dipandang oleh tajudin.

"Aku suami mu! Kamu telanjang didepanku saja sudah halal bagiku! Kenapa kamu menyuruhku keluar dari kamarku sendiri?" Jawab tajudin dengan nada yang dingin dan datar.

"Tapi aku risih jika kamu terus memandangiku seperti itu!" Sahut alika semakin kesal.

"Gantilah bajumu! Aku tidak akan melihatmu!" Ujar tajudin lalu membalikan badan berbaring memunggungi alika.

"Alika langsung saja mengganti pakaian nya dengan cepat dan tergesa-gesa sebelum tajudin melihatnya. Namun saat alika sedang mengganti pakaian nya tiba-tiba tajudin menariknya dari belakang dan menindih alika begitu cepat."

"Aaakh!" Alika terkejut karena tubuhnya sudah dibawah kungkungan tajudin."Mau apa kamu! Lepaskan aku!" Protes alika seraya mendorong dada bidang yang berada dihadapan nya.

"Aku tidak akan melepaskan mu karena malam ini aku akan meminta hakku sebagai suami!" Ujar tajudin dengan suara yang berat karena sudah menahan nya sejak satu minggu yang lalu.

"Aku tidak mau!" Tolak alika sambil terus mendorong tajudin agar menyingkir dari hadapan nya.

"Kamu selalu menolakku setiap malam! Tapi malam ini kamu tidak bisa menolak nya lagi!" Ucap tajudin seraya memegangi tangan kanan dan kiri alika ke atas agar tak bisa berontak.

"Aku ti Emp..!" Saat alika akan bicara bibirnya sudah lebih dulu dibungkam oleh tajudin dengan begitu rakusnya.

Tajudin mencium bibir alika dengan kasar karena sudah sangat tidak sabar dari awal malam pertamanya. Tajudin terus saja menjajahi alika dengan menghisap leher dan bagian dada alika. Saat akan menghisap gunung kembar milik istrinya tiba-tiba alika menjambak rambut tajudin dan menampar wajahnya dengan keras.

"Plaakk!"

"Dasar suami kurangajar! Bisakah kamu bersabar lebih sedikit untuk meminta hak mu dengan lembu! Jangan pernah berlaku kasar padaku!" Emosi alika tidak memperdulikan situasinya yang sudah sunyi karena semuanya sudah tertidur.

"Beraninya kamu menamparku! Aku sudah cukup bersabar untuk mendapatkan hak ku sebagai suami sejak awal pernikahan kita! Tapi apa yang aku dapat? Kamu selalu menolak saat aku meminta nya!" Teriak tajudin yang sudah menahan emosinya sejak satu minggu yang lalu.

"Aku memang istrimu! Tanyalah lebih dulu apakah aku sudah siap untuk disentuh olehmu atau belum! Jangankan melakukan nya. Disentuh oleh pria pun aku tidak pernah! Pahamlah situasiku sedikit! Jangan kasar seperti ini!" Ujar alika dengan mata berkaca-kaca menahan emosinya.

"Aku mohon alika! Jangan menyiksaku seperti ini!" Sahut tajudin seraya memeluk alika dan kembali mencumbui bibir sexy alika yang tebal dan bervolume itu.

"Emp.." Alika sudah tidak bisa mengucapkan katanya karena mulutnya sudah dibungkam lebih dulu.

"Emp..aakhh!" Jangan seperti ini tajudin! Jika kamu terus memaksa maka aku akan pergi dari rumah ini malam ini juga!" Ancam alika agar tajudin tidak lagi berbuat kasar padanya.

"Sampai kapan aku harus menahan nya!" Kalut tajudin yang sudah tidak sanggup menahan hasratnya.

"Tunggulah sampai aku siap!" Ujar alika penuh penekanan.

Tajudin mengusap kepalanya kasar karena frustasi. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya merayu alika agar mau memberikan hak nya pada tajudin. Setelah alika mengancam tajudin dirinya langsung menjatuhkan dirinya kasar diatas kasurnya. Alika tidak memperdulikan tajudin yang sedang frustasi menahan hasrat nya. Sebenarnya alika bukan tidak ingin memberikan hak suaminya. Namun alika masih takut untuk melakukan nya. Karena banyak orang yang bilang bahwa saat melakukan nya terasa sakit yang begitu luar biasa. Alika belum terlalu berani untuk melakukan nya. Demi menjaga dirinya sendiri alika seakan bersikap berani meskipun harus menahan tubuhnya yang gemetaran dengan jantung yang berdetak kencang tak beraturan.

...****************...

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!