"Di ulang tahunku yang ke 15, saya Gustav Vanue Spinx memutuskan pertunangan dengan Gabriella Graciana Charlotte."
Ucapan yang keluar dari mulut sang Pangeran kedua Kerajaan Spinx membuat Semua orang yang berada di Ballroon terdiam. Orang-orang yang berada didalam ruangan itu saling berbisik-bisik, banyak yang merasa senang dengan karena pernyataan pemutusan pertunangannya dengan Putri pertama Duke Charlotte.
Karena tidak sedikit bangsawan terutama para nona muda bangsawan yang tidak suka terhadap Gabriella, hanya karena dia putri pertama Duke selalu berbuat sesukanya dan merendahkan orang lain. Gabriella juga dicap sampah karena tidak punya element layaknya para bangsawan di Kerajaan spinx.
Raja spinx menunangkan mereka saat umur Pangeran dan Gabriella 10 tahun. Gabriella juga cukup baik dari segi academis dan itu mungkin akan membuat pangeran Gustav mendapatkan gelar Putra Mahkota walaupun Gabriella tidak memiliki element.
Tetapi pangeran Gustav tidak berniat untuk menggelari gelar putra mahkota karena menurutnya itu hanya merepotkannya saja, Gustav lebih memilih bersenang-senang tanpa harus memikirkan rakyat jelata.
"Dengan ini aku mengumumkan akan bertunangan dengan gadis cantik di sebelahku.. perkenalkan dia putri Marquess Filarl, Tiana Ossy Filarl"
Bangsawa yang berada di dalam ruangan tersebut saling menatap dan berbisik-bisik. Pangeran Gustav mengambil keputusan bijak menurut mereka, mana mungkin seorang pangeran disandingkan dengan putri yang tidak punya bakat, ditambah rupa yang tidak ada cantik-cantiknya dan proposional tubuh yang gendut.
"Saya menolak..! Yang Mulia kita bertunangan atas dekrit kerajaan, jika anda memutuskan secara sepihak itu artinya anda menentang perintah raja." tukas Gadis itu.
Orang-orang dikerjaan Spinx sudah tau betul bahwa putri pertama Duke Charlotte tergila-gila dengan pangeran gustav, hanya karena dia putri pertama duke dia selalu bersikap impulsif dan arogan terutama pada nona muda bangsawan yang dekat dengan pangeran Gustav. Nona-nona muda bangsawan tau dia hanya sampah yang tidak punya element layaknya para bangsawan kerajaan Spinx tapi bersikap layaknya orang hebat. sungguh menjijikan pikir para gadis bangsawan.
Mereka lebih memilih untuk merelakan pangeran Gustav bertunangan dengan putri Marquess Filarl, ditambah bakatnya yang terkenal dengan dua element di umur 15 tahun, bukan tidak mungkin putri marquess Filarl bisa terus mengembangkan elementnya. Sedangkan putri pertama Duke Charollte ini tidak ada apa-apanya.
"Yang bertunangan itu aku, jadi tidak ada yang bisa menghalangiku bertunangan dengan siapapun, mana sudi aku bertunangan dengan wanita jelek sepertimu..."
"...Aku juga tau bahwa kau sering melecehkan tiana, dasar tidak tau diri."
Gabriella memang selalu melecehkan Tiana karena Tiana dekat dengan pangeran Gustav, itu yang membuatnya murka saat dia tau bahwa Tiana dan pangeran Gustav adalah sepasang kekasih bahkan disaat pangeran Gustav masih berstatus tunangan Gabriella.
Gabriella tertawa keras sambil menitihkan air matanya.
Didalam ruangan yang senyap hanya terdengan suara tawa Gabriella, tentu para gadis bangsawan senang pangeran Gustav mempermalukan Gabriella dikhalayak ramai, dan sekarang Gabriella terlihat layaknya orang yang sudah gila.
Disamping pangeran Gustav gadis cantik itu ersenyum penuh kemenangan, ini hasil dari sandiwaranya yang pura-pura lemah sehingga pangeran gustav turun tangan langsung untuk mempermalukan gabriella. tiana sugguh membenci gabriella. 'j***ng jelek tak tau malu' batin tiana.
Mengingat sikap Gabriella yang terlalu impulsif, Tiana jadi ingin lebih mempermalukan Gabriella.
"Ella , maaf.." ucap Tiana bersandiwara lemah lembut.
Gabri menunjuk wajah Tiana. "Diam kau j***ng, jangan pernah menyebut namaku seperti itu dengan mulut busukmu !" Gabriella berkata meninggikan suaranya.
"Gabriella..!!" teriak pangeran Gustav menggelegar di dalam ruangan. "Inikah sikap putri bangsawan?, apa kau tidak belajar etiket bangsawan huh.." Gustav berkata menatap sinis ke Gabriella
"Gabriella sudah cukup kau mempermalukan keluarga Charlotte, lebih baik kau pergi dari sini. kau hanya membuat keluargaku semakin kehilangan muka." kata seorang pria berjalan dari samping ke tengah mereka. Ia adalah putra pertama Duke Charlotte, Evan Kristoffer Charlotte.
"Tapi kak."
"Diam ! pergi sekarang juga, aku akan meminta ayah untuk mengasingkan mu.
kau hanya pembuat onar."
Gabriella terdiam dan terduduk saat kakinya sudah tak mampu menahan tubuhnya, Gabriella menatap Evan dengan merah.
"Kenapa kau membela mereka, Pangeran Gustav tunanganku tapi perempuan j***ng ini merusak pertunanganku." Gabriella berkata mengeratkan rahangnya.
"Aku adikmu kak..."
"Adikku hanya Mia dan Leon, kau hanya pembuat onar, kau hanya bisa membuat malu keluarga Charlotte. Pergi dari sini sebelum aku sendiri yang meyeretmu keluar dari sini." Evan berkata dengan tegas.
Orang-orang yang diam di ruangan tersebut mulai saling berbisik. tentu mereka mencemooh Gabriella, wanita jelek memang pantas di asingkan.
"Kak evan, tenanglah kak." seorang gadis cantik berjalan kearah evan. Gadis itu adalah Mia Sophiel Charlotte.
Meskipun mia hanya anak angkat Duke Charlotte, tapi para bangsawan tidak bisa untuk tidak mengaguminya. Dengan rupa yang cantik ditambah bakat nya cemerlang dengan 2 element dan juga lemah lembut. Banyak bangsawan muda kaya yang sudah melamarnya , Tetapi terpaksa ditolak mengingat mia masih 14 tahun. Mia hanya ingin bertunangan di umur 17 tahun, Meskipun para bangsawan muda itu ditolak tetapi mereka masih punya kesempatan untuk melamarnya lagi saat debutnya nanti di umur 17 tahun.
Orang di Kerajaan Spinx pun tau walaupun Mia hanya anak angkat tetapi keluarga Duke Charlotte sangat menyayangi dan memanjakannya, tapi itu tak membuat Mia bersikap arogan, berbanding terbalik dengan Putri sah Duke Charlotte. Terkadang para muda-mudi bangsawan berfikir kenapa bukan Mia yang terlahir sebagai Lady Charlotte, kenapa harus Gabriella yang arogan dan jelek.
Mia berjalan menuju Gabriella dan merangkulnya agar bisa berdiri. "Kak Ella, kita pulang saja ya, aku akan pulang bersama kakak." ucap Mia dengan lembut.
Saat Mia dan Gabriella hendak berjalan, Mia dihentikan evan. "Mia, kamu tetap disini. biarkan dia pulang sendiri."
"Kakak..." Gabriella berbicara lirih menatap Evan.
Evan menarik Mia dari Gabriella dan mengibaskan tangannya. "Jangan panggil aku kakak dengan mulut kotormu itu. Pergi !"
Gabriella sangat sakit hati mendengar ucapan evan, dia langsung berlari keluar. Didalam hatinya dia sangat membenci Evan karna telah mencemoohnya.
Gabriella terus berlari tanpa arah hingga memasuki hutan, karna terlalu marah dia pun mengabaikan luka di tubuhnya yang terkena ranting pohon. Dia benci dengan orang yang meremehkannya dan dia juga benci dengan dirinya sendiri. 'terlahir tidak memiliki bakat dan element apa gunanya dilahirkan' hati Gabriella menjerit.
Gabriella sangat putus asa, dia muak dengan hidupnya. keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga kurang mendapat perhatian, dan baj*ngan yang pernah dia cintai. Semuanya hanya memberikan rasa sakit pada hatinya.
Gabriella terus berjalan dan ketika dia melihat jurang yang curam di berhenti di pinggir. Dia menatap kosong kedalam jurang tersebut, dia benci dirinya yang menyedihkan ini dan memilih untuk mengakhiri semuanya. Dia sudah lelah dengan hidupnya hingga akhirnya dia melompat kedalam jurang.
-- Kediaman Charlotte
Didalam ruangan yang luas ada sekumpulan orang yang sedang berdiskusi tentang mesalah di istana beberapa hari lalu, mereka adalah keluarga besar Charlotte.
"Ayah tau kamu memikirkan reputasi keluarga kita, tapi karna kamu bersikap berlebihan membuat Gabriella kabur entah kemana" seorang pria paruh baya berkata dengan tenang. Pria yang tak lain adalah Duke Charlotte, Duke David Cyrllo Charlotte.
David menghela napas dengan kasar, dia sudah cukup sabar dengan masalah-masalah yang dibuat Gabriella. "Ini sudah tiga hari semenjak kejadian di istana, aku akan menyiapkan tim pencarian untuk Gabriella."
"Kamu juga Evan siapkan tim pencarimu, setelah membuat malu keluarga dia kabur seenaknya.. akan ku hukum dia jika ketemu."
Beberapa orang didalam ruangan hanya dia dan tak bergeming.
"Ayah jangan hukum kakak Ella, kakak tidak bersalah ayah." Mia pun angkat bicara. walaupun mia hanya anak angkat, Mia sangat menyayangi Gabriella layaknya kakak kandung. Begitupun dengan Gabriella yang meyayangi kedua adiknya, Gabriella hanya akan bersikap kasar pada orang yang bukan keluarganya dan yang mengusiknya.
"Akuu tidak mau." Evan menolak David dengan tegas.
Semua keluarga Charlotte tau bahwa Evan sangat benci kepada Gabriella karna tidak dapat membangkitkan elementnya yang membuat keluarga Charlotte malu kepada bangsawan lainnya.
"Biarkan saja dia, bukannya bagus dia tidak ada. Keluarga kita terhindar dari sampah busuk yang kita tampung selama ini. Dan kamu Mia, jangan membela dia. Kamu adik saya dia bukan siapa-siapa." ucap Evan membuat pria tua yang duduk di ujung meja yang sedari tadi diam meliriknya.
"Jaga mulutmu Evan, Gabriella adikmu. Aku jadi bertanya-tanya seperti apa perlakuan kalian padanya" pria tua itu berkata dengan nada yang tinggi. Pria tua itu adalah tuan besar Charlotte, Sebastian Ferdian Charlotte.
Mengingat Sebastian yang sudah mewariskan gelar duke kepada David dan tinggal di manor miliknya di bagian barat kerajaan Spinx, sehingga dia tidak tau apa yang selalu terjadi di kediaman Charlotte. Dia datang hanya untuk merayakan ulang tahun cucunya kesanyangannya Gabriella beberapa hari lagi. Betapa terkejutnya Sebastian mendengar fakta bahwa cucunya dipermalukan dipesta ulang tahun pangeran Gustav hingga membuat Gabriella hilang entah kemana. Itu membuat sebastian naik pitam sampai ke ubun-ubun.
"Biar aku yang mencarinya, jika aku menemukan Gabriella, dia akan tinggal bersamaku. Tidak ada yang boleh menghukumnya, jangan coba coba denganku David." ucap Sebastian final sambil menatap David sinis. Dia pun hanya bisa diam mendengar perkataan ayahnya, David tau betul pria tua ini sangat menyayangi Gabriella.
Sebastian pun keluar ruangan di ikuti istrinya yang lain nenek Gabriella, Carolline Emily Charlotte. Carolline sedari tadi hanya diam sambil memeluk ibu Gabriella, Duchess Eliana Emerald Chatlotte.
Eliana hanya menangisi anaknya yang sudah hilang entah kemana, dia menyalahkan dirinya sendiri karena jarang bersama anak-anaknya dan disibukkan dengan urusannya sendiri seperti arisan para bangsawan. Eliana merasa sangat meyesal dan sangat takut kehilangan putri yang di kandung dan dilahirkan olehnya.
Eliana pun keluar ruangan dibantu oleh mia,
mia tau wanita yang telah mengangkatnya menjadi anaknya sangat sedih karena hilangnya Gabriella.
"Ibu, kakak akan baik-baik aja, tenangkan dirimu ibu." ucap Mia dengan lembut.
"Mia, ibu takut kehilangan gabriella..."
"...Ibu yakin, walaupun gabriella membuat masalah pasti itu ada alasannya." sambung Eliana menatap kosong sembarang arah.
Mia tau wanita yang sedari kecil merawatnya ini sedang patah hati dan sedih karena rasa sayangnya pada Gabriella tidak tersampaikan oleh egonya sebagai bangsawan.
Mia menghela napas dan memeluk ibunya "Mari kita kekamar ibu." ucap Mia.
Setelah memasuki kamar ibunya, Mia membantu ibunya untuk beristirahat. Ibunya sudah terlalu lemah karena terlalu lama menangis.
"Ibu istirahatlah, Mia mau kembali kekamar."
ucap Mia meninggalkan ibunya.
--
Didalam ruangan keluarga charlotte masih ada 3 laki-laki yang masih duduk dikursi masi-masing. disatu kursi seorang anak laki-laki berumur 12 tahun menatap tajam david dan evan anak itu adik Gabriella, Leon Gordan Charlotte.
Leon benar-benar marah pada Evan karena membuat Gabriella tidak pulang dan mengilang. Selama ini hanya Gabriella dan Mia yang selalu mau bermain bersamanya di saat semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Apa?." tanya Evan melihat leon menatapnya.
Leon pun keluar ruangan dengan mimik wajah datar dan dingin. Setelah dia memasuki kamarnya, Leon langsung menghancurkan vas yang ada di mejanya. Dia benar-benar marah terhadap kakak laki-laki dan ayahnya yang selalu menyalahi Gabriella.
"Kakak, kamu dimana." ucap Leon lirih.
Leon berteriak dan memporak porandakan seisi kamarnya, para pelayan diluar hanya bisa diam. Baru kali ini mereka meliat tuan muda mereka sangat marah dan sedih. Para pelayan Leon tau bahwa tuan mudanya ini sangat dekat dan menyayangi nona Gabriella.
Kabar berita tentang hilangnya putri pertama Duke Charlotte sudah diketahui seisi kerajaan Spinx. Membuat para nona muda bangsawan bergembira ria karena sudah tidak ada sampah busuk dikerajaan ini pikir mereka.
-- Ruangan raja spinx
"Mengapa kau membuat keputusan yang mungkin dapat merugikan kita Gustav?." tanya pria nomor satu kerajaan Spinx dia adalah Raja Spinx, Watson Dustine Spinx.
"Ayah aku tidak mau bertunangan dengannya, wanita jelek itu hanya akan membuat kita malu. Lagipula dia tidak punya bakat, mengapa aku harus bertunangan dengan sampah itu." Gustav menetang keras pertunanganya dengan Gabriella.
"Gabriella memang tidak memiliki element tidak bukan berarti dia tidak punya bakat Gustav." Raja mencoba meyakinkan Gustav.
"Ayah menunangkanmu dengannya karna dalam sisi akademis Gabriella sangat bagus, pastinya kita mendapat keuntungan lebih dari kakeknya Sebastian, kau tau sendirikan bagaimana kekuasaannya walaupun dia bukan Duke lagi, dia bukan orang yang bisa disinggung sembarangan" sambung raja Spinx.
Gustav berfikir sejenak, memang ada benarnya perkataan ayahnya. Seluruh kerjaan tau betul seperti apa kekuatan dan kekuasaan mantan Duke Charlotte itu. Walaupun sudah tidak menduduki gelar Duke lagi tapi dia masih lebih berkuasa dibandingkan Duke David.
"Sudahlah ayah, keputusanku sudah bulat. aku ingin bertunangan dan menikah dengan tiana, hanya tiana yang aku cintai. Lagi pula Marquess Filarl tidak kalah hebat dibandingkan Duke Charlotte." Gustav meyakinkan ayahnya.
Watson menghelad napas.
"Terserah saja, tapi nanti jangan menyesalinya"
"Jika itu yang kamu mau, pertunanganmu akan di sah kan saat debutmu di umur 17 dan membuat pesta pernikahan kalian setelah kamu mencapai umur 19" sambung raja Spinx.
"Kalau begitu aku permisi ayahanda." Gustav meninggalkan ruangan Raja dengan riang.
Tidak lama Gustav meninggalkan ruangan raja masuk seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda, masih sangat cantik mengingat umurnya yang menginjak kepala empat. Dia adalah Ratu kerjaan Spinx, Emily Liliana Spinx.
"Apakah itu tidak apa-apa suamiku?" sang ratu bertanya kepada suaminya.
"Permaisuriku, kamu tau sendirikan bagaimana Gustav, nanti aku akan bertemu dengan Duke David untuk meyelesaikan masalah ini." balas sang Raja.
Ratu hanya menganggukan kepalanya. "Menurutku Gabriella itu sangat baik, tapi mau bagaimana lagi putra kita sama sekali tidak menginginkanya".
Ratu Spinx pun menghela napas pelan, dia tau bagaimana sikap putra keduanya itu yang hanya menyukai gadis-gadis cantik saja. Lagi pula pria mana yang tidak mau menikahi gadis cantik seperti putri Marquess Filarl.
4 tahun kemudian.
Ditengah benua Khaaslonia terdapat hutan kematian yang tidak dihuni oleh manusia yang terletak ditengah tiga kerajaan dan satu kekaisaran. Tidak ada kerajaan bahkan kekaisaran pun tidak mau mengakui hutan kematian sebagai daerah kepimilikan.
Di bagian selatan diakui sebagai daerah kerajaan Spinx, bagian barat kerajaan Folly, bagian timur sebagai kepimilikan kerajaan Onix dan bagian utara yang luasnya mecapai tiga kali lipat daerah lainnya sebagai tempat berkuasanya kekaisaran Azruth.
Tidak ada negara yang mau menklaim hutan kematian karena merupakan tempat tinggal Raja iblis yang berkuasa. Memang raja iblis sudah dimusnahkan Empat ratus tahun lalu oleh pahlawan dari kekaisaran Azruth dan gabungan dari para kesatria dari tiga Kerajaan lainnya.
Walaupun Raja Iblis sudah di musnahkan bukan tidak mungkin masih ada Iblis yang tersisa, jadi keempat negara tersebut tidak mau mengambil resiko yang dapat mengancam kesejahteraan negara masing-masing. Ditambah ada rumor mengatakan terdapat Entitas gelap dan binatang roh yang memiliki kekuatan diluar nalar manusia.
Disaat keempat negara masih merasakan ketakutan mendengar sebutan hutan kematian, terdapat Istana megah ditengah-tengah hutan kematian, didalam istana megah di isi oleh tiga Entitas berwujud Manusia.
Diatas singgahsana atau lebih tepatnya sofa berukuran Queen size, terlihat seorang gadis berparas cantik dengan rambut ikal berwarna hitam legam yang bergerai hingga kepunggunnya menggunakan pakain Maid. Gadis itu sedang menyuapi junjungannya dengan anggur segar berkualitas tinggi yang sedang bersantai dan bermalas-malasan di pangkuannya.
"Shushu kamu sangat cantik hari ini." ucap seorang gadis yang berada dipangkuan pelayan itu. Ucapannya membuat wajah gadis pelayan itu memerah malu.
"Nona berhentilah menggoda shushu, lihatlah wajahnya sangat merah, Shushu kamu sakit?" ucap laki-laki berpakaian butler yang memiliki ketampanan tak terbantahkan.
Gadis itu menatap butlernya memainkan alisnya. "Baba kamu yang sedang menggodanya, kenapa kamu menuduhku menggodanya." gadis itu dengan mimik wajah memelasnya.
Laki-laki bernama baba itupun hanya bisa tersenyum melihat nonanya. Sangat menggemaskan melihat junjungannya bersikap seperti itu.
"Hey kau, ambilkan lagi anggur untuk nona." ucap gadis pelayan bernama Shushu tersebut sambil menunjuk Baba.
"Shushu jangan begitu. Jika kamu bersikap seperti itu, nanti tidak ada yang mau menjadikanmu kekasih." ucap gadis itu dengan suara lembut nan anggun.
"Dengar perkataan nona Gabby, Shushu." Baba berkata sambil terseyum kepada Shushu. Shushu hanya menatap Baba dengan sengit, mata mereka saling betatapan seakan mengeluarkan arus listrik yang saling beradu di mata mereka.
Shushu mengalihkan pandangannya kepada nonanya yang memejamkan mata dipangkuannya. "Nona, sudah empat tahun berdiam diri didalam istana. Nona tidak ada niat keluar?, sekedar mencari angin." ucap Shushu dengan lembut pada nonanya.
Gadis itupun perlahan membuka matanya dan melirik Baba. "Bagaimana keadaan mereka?"
"Mereka baik-baik saja nona, dan untuk Tuan Leon..." ucap Baba terputus. Ia mengelus dagunya sambil berfikir. "Leon memiliki roh angin Slyph dan roh api Ifrit. Untuk seukuran manusia Leon cukup jenius." sambungnya.
Gadis itupun tersenyum mendengar perkataan baba. "Mungkin besok aku akan pergi kekerajaan Spinx" tutur gadis itu.
"Hah!, untuk apa nona kesana, buang-buang waktu saja, lebih baik nona bersantai dipangkuan saya, saya akan menyuapi nona dengan angur yang segar dan manis." ucap Shushu tak terima jika nonanya yang memiliki kecantikan diatas tingkat dewi pergi ketempat yang banyak manusia. Shushu sangat senang saat nonanya berada dipangkuaannya dia merasakan kebahagiaan tiada tara.
Karena menurut Shushu keserakahan dan nafsu bejat manusia pasti membuat mereka menatap lapar nonanya. Ingin rasanya shushu membantai manusia yang di daratan ini, tapi diurungkan mengingat nonanya memperingati bahwa habisi manusia yang memang pantas untuk di habisi.
Gadis itupun mendogakkan kepalanya menatap Shushu dan mencubit pipinya.
"Aku hanya mencari angin saja." ucap gadis itu dengan lembut. "Shushu boleh ikut denganku." sambungnya membuat Shushu tersenyum lebar memperlihatkan gigi putih nya.
Gadis itupun mengarahkan pandangannya ke baba. "Baba, aku memberimu tugas untuk sementara ini, jaga kedua adikku dan kakek-nenekku."
"Baik nona." balas Baba membungkuk hormat kepada gadis itu.
---Kediaman Duke charlotte
Di kediaman Duke Charlotte sedang bergembira ria dikarenakan putri kedua Duke saat ini berulang tahun yang ke-18 yang di gelar diruangan terbuka dengan sangat mewah. Wajah cantiknya mengulas senyuman yang sangat menawan membuat para pria bangsawan tidak bisa untuk tidak menatapnya.
Di lain sisi hatinya terasa sakit dan rasanya ingin menangis mengingat ini yang keempat kali ulang tahunnya tanpa Gabriella, Mia sangat sedih atas kehilangannya kakak yang disayanginya. Meskipun dia mendapat perhatian yang besar dikeluarga Charlotte tetap masih ada yang kurang dihatinya.
"Selamat ulang tahun kak, semoga kakak panjang umur dan sehat selalu, hanya ini yang bisa kuberikan untukmu." ucap pemuda tampan dengan senyum tipis menyodorkan kotak hadiah.
Mia pun tersenyum melihat Leon tersenyum walaupun hanya sedikit dan hampir tak terlihat, dia tau Leon lah orang yang paling kehilangan semenjak Gabriella hilang. Mia memeluk Leon dengan erat penuh kasih sayang untuk adiknya.
Semejak kepergian Gabriella, Leon berubah drastis yang awalnya ceria menjadi pendiam dan dingin, karena sifatnya dingin dan wajahnya yang tampan membuat ketertarikan sendiri bagi gadis-gadis bangsawan.
Orang yang berada di dalam ruangan terbuka mulai mengucapkan selamat kepada Mia dan memberikan hadiah mereka padanya. Sebastian hanya memperhatikan para bangsawan yang ada di ruangan itu dengan datar. Dia tau ini waktu yang tepat untuk menjilat bagi mereka, dan tidak lama sebastian memperhatikan mereka sudah ada pria yang mencoba mendekati Mia.
Disaat pemuda itu hendak melamar mia, seisi ruangan terutama para gadis bangsawan menahan nafas ketika melihat seorang butler yang luar biasa tampan berjalan menuju Mia.
Seisi ruangan terdiam terutama para gadis yang melihat seyuman butler itu, mereka berfikir bawah apa mungkin pria ini seorang pelayan, atau mungkin seorang bangsawan yang menyamar. Jika memang pria itu seorang butler mereka siap mengeluarkan uang berapapun asalkan bisa mendapatkan butler yang luar biasa tampan itu. Bahkan Nyonya-nyonya bangsawan menatapnya dengan lapar. Rasanya ingin menculik pria ini dan menjadikannya pelayan kamar.
Pria itu menundukkan kepalanya dengan hormat pada Mia dan mengulas senyuman membuat Mia memerah malu. "Selamat ulang tahun My Lady. Saya utusan dari Lady Gabby untuk mengantarkan hadiah kepada anda. Saya mewakili Junjungan saya untuk minta maaf pada Lady Charlotte karena Lady Gabby sangat sibuk sehingga tak bisa hadir." ucap pria itu dengan senyuman.
Seketika ruangan itu langsung riuh, mereka tidak menyangka bahwa buttler tampan itu adalah pelayan Lady Gabby. Tidak ada yang tidak kenal dengan Gabby di kerajaan spinx.
3 tahun lalu ada seorang gadis misterius yang membuka banyak usaha di bidang aksesoris, baju dan persenjataan. Dengan cepat semua perusahaannya merupakan perusahaan paling sukses dalam waktu 3 tahun. Bahkan sejata yang prajurit kerajaan gunakan merupakan produksi dari perusahaannya. walaupun belum pernah ada orang yang melihat bagaimana rupa Lady Gabby, tetapi rumor mengatakan gadis itu seperti jelmaan Dewi.
Mendengar Duke Charlotte mengundang Lady Gabby melalui salah satu mitra usahanya, para bangsawan datang ke acara pesta ulang tahun putri kedua Duke Charlotte sekaligus ingin melihat sosok Lady Gabby yang di gadang-gadang jelmaan Dewi mengingat tidak mudah mengundang Lady Gabby kesuatu acara apalagi ingin bertemu. Sebagian orang dalam acara itu kecewa terutama para pria yang ingin melihat rupa Lady Gabby, tapi berkah bagi para gadis dapat melihat pria yang luar biasa tampan.
"Tidak apa-apa ..."
"Nama saya Baba nona."
"Tidak apa-apa Baba." ucap Mia lembut.
Setelah memberikan hadiah kepada mia, baba permisi pamit, itu membuat para gadis harus bersedih.
Mia melihat hadiah yang diberikan pelayan Lady Gabby. Ia sangat penasaran dengan isinya, untuk ukuran panjang Satu meter dan lebar hanya 20 cm, itu terasa ringan seperti tidak berisi. Ia meletakkan kado itu di tempat berbeda agar dia bisa langsung membukanya nanti setelah acara selesai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!