NovelToon NovelToon

Bai Xian

Bai Xian

Kota Daun Perak, Benua Selatan!

Bruak..

Suara benda hancur menarik perhatian banyak warga yang berlalu lalang di pusat kota tersebut,namun tak ada satupun di antaranya yang tergugah untuk melakukan sesuatu dan memilih tetap acuh.

Bai Xian,remaja tanggung berusia hampir 15 tahun mengerang sakit dgn tangan menyikap perut akibat menghantam sebuah guci keramik berukuran lumayan besar yang terpajang di luar sebuah toko khusus barang koleksi.

Sementara Bai wo,Luan Wei dan Shu Cai,Tiga remaja yang menyebabkan tubuh Bai Xian terpental dan menghancurkan barang toko tersenyum puas.

"haahh.... entah kenapa, aku selalu merasa senang tiap kali melihatmu kesakitan? "ucap Bai Wo membuang nafas lega,seringai remeh di tunjukan pada Bai Xian yang tak berdaya.

Sejatinya, Bai Wo sendiri adalah kakak sepupu Bai Xian,namun semenjak Bai Xian dan ayahnya di usir dari keluarga Bai, semua anggota keluarga itu selalu berlaku kejam padanya dan ayahnya yang sampai kini terbaring sakit.entah dgn cara menghina ataupun dgn tindakan seperti yang di lakukan Bai Wo saat ini.

Bai Yuan, ayah dari Bai Xian yang dulu merupakan kepala keluarga Bai di usir dari kediamannya semenjak di ketahui mengidap penyakit misterius yang di deritanya sedari Bai Xian berusia 7 tahun, meski sudah berusaha mengobati dgn berbagai metode, namun tetap tanpa perubahan, yang akhirnya Bai Yuan hanya di anggap melakukan pemborosan harta keluarga.

Kelamaan,penyakit itu melumpuhkan Bai Yuan yang kemudian memberi anggota keluarga Bai lainya peluang untuk mengusirnya hingga sekarang.

Yin Xi, ibu Bai Xian bahkan dengan tega meninggalkan suami beserta putra semata wayangnya di saat keduanya benar benar membutuhkan sosoknya.

Wanita itu memilih pergi dan kembali ke keluarga Yin sekaligus memutuskan semua hubungan dgn Bai Yuan dan membiarkan Putranya begitu saja.

Kejam?! mungkin itu kata yang tepat. namun ini adalah dunia kultivator, di mana mereka yang tak lagi bisa memberikan konstribusi apapun akan di anggap sampah dan pantas untuk di tinggalkan.

"Kalian lagi?! " wajah pemilik toko Merah padam,mengetahui barang dagangannya yang cukup berharga hancur.

Tuan Jung Ho,si pemilik toko menghardik perbuatan Bai Wo dan dua teman lainya yang membuatnya mengalami kerugian.

"Bangunlah!!! " ucap Jung Ho sambil meraih kedua bahu Bai Xian membantunya berdiri.

"Te,, terimakasih paman Ho?! " ujar Bai Xian dgn wajah tertunduk karena merasa bersalah telah menghancurkan barang milik Jung Ho.

"m... apa kau baik baik saja? bagaimana tubuhmu? apa ada yg terluka? " Jung Ho sedikit memeriksa kondisi Bai Xian memastikan barangkali bocah itu terluka.

"Tidak paman, Aku tidak apa apa! " timpal Bai Xian, yang masih merasa tidak enak.

Jung Ho sedikit lega,Bai Xian tidak mengalami luka.senior itu kemudian menatap ketiga remaja yang membuat ulah dan mengakibatkan Guci keramiknya hancur.

"Kalian? apa aku harus berkunjung ke kediaman kalian untuk menagih kerugian yang kalian akibatkan? atau kalian sendiri yang membayar ganti rugi?? " Jung Ho sedikit memberi penekanan,agar ketiga pembuat onar itu menganggap ucapanya serius.

Nyatanya hal itu berhasil, Bai Wo dan dua lainya bersedia mengganti rugi. "Lihatlah!! kau yang memecahkan guci itu, tetapi kami yang harus mengganti rugi!!! dasar sampah!! " Cibir Bai Wo,sambil menyerahkan beberapa koin emas pada Jung Ho.

"Awas saja kau!! " ancam Luan Wei, memasang wajah benci pada Bai Xuan yang masih tertunduk di sisi Jung Ho.

"Haihh.... sekarang pergilah kalian!! aku tidak mau kalian membuat ulah lagi di toko ku ini!! " seru Jung Ho,menyuruh ketiga remaja pembuat onar itu pergi.

Ketiganya pun berlalu, setelah Jung Ho mengusir mereka meninggalkan Bai Xian yang tampak tak berdaya dgn tangan masih mendekap perutnya.Jung Ho melirik ke arah Bai Xian,ia merasa kasian dgn remaja tanggung yang selalu di perlakukan tidak adil oleh semua orang.

"Bagaimana keadaan saudara Bai Yuan sekarang, nak Xian?? " Tanya Jung Ho dgn suara pelan mengalun di telinga putra dari Bai Yuan itu.

Pandangan Bai Xian merambat perlahan pada sosok Jung Ho.ia harus mendongakkan wajah agar dapat bertatap muka dgn pemilik toko itu.

"Ayah? keadaan ayah sama seperti sebelum sebelumnya paman"suara Bai Xian sedikit getir, matanya nanar tatkala putra Bai Yuan itu mengatakan ke adaan ayahnya pada Jung Ho.

Jung Ho membuang nafas, lalu sedikit berjongkok agar sejajar dgn Bai Xian.. " kenapa kau seperti begitu sedih nak? bukankah selama ini kau sangat tegar dan sabar mengurusi ayahmu? jangan pernah menampakkan sisi rapuh mu itu!! "

"Anak lain se usiamu, belum tentu memiliki bakti seperti dirimu nak Xian!kebanyakan dari mereka lebih memilih berkonsentrasi pada kultivasi dan kekuatan dari pada mengurusi orang lain, bahkan orang tuanya sendiri! " pungkas Jung Ho,memuji sosok ramaja yang ia tatap saat ini.

Hati Bai Xian menghangat sekaligus terenyuh menerima perkataan Jung Ho.. ia sedikit mendelik pada sosok lelaki yang seusia ayahnya tersebut.

"Bukan ttg ke adaan ayah, tetapi apa paman tau? selama kami pindah di hutan,hanya paman Jung Ho lah satu satunya orang yang menanyakan ttg ke adaan ayah dan masih menganggap keberadaan seorang Bai Yuan! " ujar Bai Xian, yang air matanya sedikit merembes.

Ia terharu karena di saat semua orang menganggap ayahnya telah mati dan dirinya adalah seorang sampah,hanya seorang Jung Ho lah yang acap kali menanyakan kabar dan keadaan ayahnya juga tak memandang dirinya sebagai sampah.

"Haihhh..... sudahlah!! walau demikian, paman ini tak bisa berbuat apapun selain barharap Semoga ayah mu segera pulih dari penyakitnya! " tandas Jung Ho,sembari kembali berdiri tegak lalu menepuk pelan pundak Bai Xian memberi dukungan moral.

"Lalu bagaimana ttg pelatihan mu, nak Xian?? "

"m.... " Bai Xian menggeleng.

"Kenapa??" tanya Jung Ho heran yang menurutnya,Bai Xian adalah anak yang cepat tanggap mempelajari apapun.

Setahunya, Bai Xian sewaktu berumur 7tahun ketika masih di kediaman Klan Bai, ia adalah anak yang pintar dan dapat mengingat pelajaran apapun dengan cepat.

"Kerena fokus mengurusi ayah ku paman!" pungkasnya menjawab Jung Ho.

Sekali lagi,sang pemilik toko itu menghela nafas. ia sama sekali tak habis fikir,remaja seusia Bai Xian yang seharusnya tengah giatnya berlatih dan belajar di suatu akademi, justru melewatkan waktu waktunya dan memilih mengurusi ayahnya seorang diri.ia sangat bersimpati sekaligus kagum dgn putra dari sahabatnya sewaktu muda itu.

' Kau benar benar di berkahi langit dgn memiliki putra seperti Bai Xian, saudara Yuan! ' gumamnya membatin.ia sedikit iri dgn Bai Yuan yang berputra seperti Bai Xian.

"Baiklah paman mengerti!! lalu setelah ini, kemana tujuan mu, nak Xian?? "

"Pulang! "ucap Bai Xian singkat

"m... kalau seprti itu, bawalah ini sebagai bekal dan belilah beberapa obat untuk ayahmu! " seru Jung Ho,menyodorkan beberapa keping emas.

Bai Xian sempat menolak, namun Jung Ho sedikit memaksa dgn berbagai alasan yang akhirnya Bai Xian mau menerima kebaikan dari Jung Ho.

"Aku akan mengingat setiap kebaikan, dan akan membalas dari setiapnya kelak! paman? sekali lagi, Xian'er berterimakasih! " tutur Bai Xian menjurah Hormat.

"m... sekarang pergilah! barangkali ayahmu sudah lama menunggu kepulanganmu!! "

"Aku pamit pergi paman Ho?? " tandas Bai Xian seraya membawa langkahnya meninggalkan Jung Ho, yang masih menatap punggung putra dari sahabatnya itu.

"Aku yakin, suatu saat kau akan jadi orang hebat Bai Xian putra Bai Yuan! "

_____________________________

Pulang

"Xian'er pulaaaanngg!!! " suara seorang remaja yang kedatanganya sudah di nanti sejak beberapa jam lalu oleh Bai Yuan yang terbaring di atas ranjang akhirnya terdengar.

Bai Xian masuk ke rumahnya yang terbuat dari kayu dan hanya memiliki satu ruangan yang di jadikan kamar tanpa adanya ruang tamu maupun dapur di dalamnya.keduanya memanfaatkan aliran sungai kecil di samping rumah sebagai pemandian alami juga kegiatan lainya.

Bai Yuan tersenyum lega mendengar suara teriakan putranya, meskipun ia tak bisa bergerak bebas dan hanya bisa berjalan pelan saja.

"Ayah?!hari ini Xian'er membawa makanan enak juga beberapa obat obatan untuk ayah! " senyum khas remaja tanggung itu mengukir jelas menyempurnakan ketampanan wajahnya.

Ia menunjukkan dua kantong berukuran sedang berisi dua kebutuhan berbeda,yaitu makanan dan obat obatan herbal,sementara Bai Yuan membalas dgn senyum kelegaan mendapati anaknya yang nampak bersemangat.

"Siapa orang baik yang memberimu semua itu nak? " tanya Bai Yuan, yang jelas paham bahwa sesuatu yang di bawa oleh Bai Xian tentu merupakan pemberian.

Bai Xian tak lekas menjawab! ia menaruh kedua kantong itu di nakas kayu kecil yang sudah rapuh karena rayap di samping ranjang ayahnya.

"Dermawan itu adalah paman Jung Ho, ayah! " jawabnya,seraya meraih tangan kurus ayahnya.tangan yang dulu begitu kekar dan kuat,tangan yang dulu begitu lihai mengayun dan memainkan berbagai senjata, kini tampak lumpuh kehilangan semuanya.

Bai Xian merasa getir setiap kali mengusap usap telapak tangan ayahnya, namun ia memaksa diri dgn berpura pura menganggap semuanya tetap baik baik saja.

"Saudara Ho lagi! dia membuat kita berhutang terlalu banyak! entah apakah kelak kita bisa membayar semua budinya atau tidak?? " ucap Bai Yuan seperti merasa tidak enak hati pada kebaikan seorang Jung Ho. karena memang Jung Ho lah sosok yang selalu membantu dirinya juga Bai Xian.

Namun Bai Yuan segera memalingkan Wajah, saat mengingat semua anggota keluarganya yang sampai saat ini tak ada satupun dari mereka tergerak sekedar menjenguknya.ia berusaha mengepalkan tangan meski lemah,ada kemarahan dan dendam,juga perasaan menyesal karena ia pernah menjadi bagian dari klan Bai yang akhirnya hanya di buang begitu saja.

Bai Yuan juga menyesal karena setelah melakukan semuanya demi nama besar klan, yang ia dapat justru adalah perlakuan buruk dan keji dari anggota keluarganya dan sama sekali tak memberikan wajah padanya.

Bai Xian yang melihat perubahan wajah ayahnya sangat mengerti apa yang tengah di pikirkan oleh ayahnya.remaja itu pun mengingatkan ayahnya dgn berkata...

"Ayah?!kita tak perlu memikirkan orang orang yang tak perduli dgn ke adaan kita! menjauh dari orang orang seperti itu adalah cara terbaik untuk merawat diri kita dari amarah dan sesal! " ujar Bai Xian menenangkan gejolak amarah yang berkecamuk dalam hati Bai Yuan.

"Kau benar anakku! maafkan ayah yang selalu saja mengingat mereka, yang padahal mereka sudah menganggap kita tidak ada! "ujar Bai Yuan sadar,bahwa ia seperti telah menyinggung diri sendiri dgn mengingat klan Bai.

"m... " angguk Bai Xian.

"Kalau begitu, Xian'er akan merebus obat obatan ini dulu! sementara itu, ayah makanlah makanan yang aku bawa itu! " Bai Xian meraih satu kantong berisi obat obatan kemudian mangayuh langkah keluar dari kamar sempit ayahnya menuju halaman belakang yang di jadikan dapur terbuka.

Tak lama setelah Wu Jian selesai merebus tanaman herbal menjadi air ramuan obat juga Bai Yuan yang selesai dgn makanannya, segera air herbal buatan Bai Xian di minum hingga habis satu gelas.

"Kemarilah Xian'er!! " seru Bai Yuan sambil menepuk pinggir bibir ranjangnya meminta putranya duduk di sana.

Bai Xian tak menolak,remaja itu langsung duduk di tempat yang di tunjuk oleh ayahnya.

"Apa kau tak lagi mengikuti pelatihan di akademi?? ayah menanyakan ini karena sepertinya ayah tak lagi melihatmu berlatih seperti biasanya" ujar Bai Yuan dengan suara pelan.

Sebagai seorang ayah,ia tentu merutuki keadaanya yang menjadi penyebab anaknya yang tak lagi ingin berlatih dan hanya fokus mengurus dirinya.

Namun Bai Xian tetaplah Bai Xian,ia hanya menanggapi pertanyaan ayahnya dengan senyum lembut.. "Ayah,,Semua itu menjadi tidak penting lagi ketika ada hal yang jauh lebih penting! " pungkasnya.

Bai Yuan tak menyalahkan putranya, ia hanya menggelengkan kepala dan kembali menyesali ke kondisi nya.

"Dulu,, ayah pernah menjelajah ke kedalaman hutan terlarang ini dan ayah pernah menemukan sebuah gua di sana yang tak sempat ayah masuki karena mendengar suara mengerikan dalam gua tersebut! " entah apa tujuan Bai Yuan, yang tiba tiba menceritakan pengalaman itu pada putranya.

Sementara Bai Xian tak berniat memotong dan memberikan ayah nya waktu untuk bercerita.

"Waktu itu ayah bersama tuan muda Zhang Shan dan Nona Yu An,kami bertiga sengaja memasuki ke kedalaman hutan terlarang mencari Tanaman Roh Anggrek semusim untuk patriak Wu Yan,kepala akademi pedang langit yang sedang sakit"

"Sampai hari ini ayah masih penasaran dgn gua itu, karena ayah sempat melihat sebuah cahaya yang beberapa kali memancar dari dalam gua itu, namun karena tuan muda Zhang dan Nona Yu An. ayah harus mengurungkan niat dan memilih pergi dari sana"

"Ayah sempat mencari keberadaan gua itu beberapa bulan sesudahnya, namun tak lagi ayah temukan! "

"Bahkan terakhir kali saat ayah sudah memilikimu, ayah kembali ke sana dan tak beruntung menemukannya, sebaliknya,beberapa bulan setelah itu ayah mendapat penyakit ini! "

"Sampai hari ini, ayah selalu tidak tau yang menjadi sebab bagi penyakit ku ini,tapi entah kenapa? ayah masih sering memikirkan tentang keberadaan gua itu! " tandasnya mengakhiri cerita dgn menghembuskan nafas panjang.

"Apakah ayah ingin aku mencari gua itu? "

"Tidak!! " Bai Yuan segera memotong ucapan putranya.

"Bahkan ayah harap,Xian'er tak pernah berfikir untuk memasuki kedalaman hutan terlarang ini!! Ayah hanya sedang mengingat masa lalu dgn menceritakan salah satu petualangan ayah!! " lanjutnya mengingatkan Bai Xian dgn tegas.

"Kecuali satu hal!sebagai putra ku, ayah sangat ingin melihatmu seperti yang lainya! ayah akan sangat bangga jika dapat melihatmu tumbuh dan bertambah kuat! "

"Namun sebaliknya, ayah justru telah merebut semua waktumu dgn kondisi ayah seperti ini! " ujarnya dengan mata nanar, menatap Bai Xian.

"Ayah? jika memang ayah berharap seperti itu, maka Xian'er akan mulai berlatih! namun tidak di Akademi, aku akan berlatih di hutan ini semampu Xian'er! "

"Lagipula, Xian'er bisa meminjam kitab di perpustakaan yang ada di Akademi pedang langit dan aku bisa menyalinnya, sepertinya cara itu adalah yang terbaik! " ujar Bai Xian yang tak ingin mengecewakan harapan ayahnya.

Meski minatnya pada kultivasi dan beladiri tak seperti dulu, namun setelah di pikirkan hal itu tetap di perlukan, menilik bahwa ia dan ayahnya hidup di belantara hutan.

____________________

Meminjam Kitab

Hari berikutnya, Bai Xian tak bercanda dgn ucapannya.Ia pergi ke akademi Pedang Langit untuk meminjam kitab beladiri dan kultivasi pada akademi tersebut.

Akademi Pedang Langit sendiri adalah satu satu nya akademi beladiri dan kultivasi yang berada di kota Daun Perak.dimana setiap anak yang memiliki minat di jalan kutivator baik dari klan maupun warga biasa memulainya dari sana.

Sama halnya dgn Bai Xian yang memang merupakan seorang murid dari akademi tersebut,Akademi pedang langit berada di pusat kota Daun Perak dengan bangunan yang berdiri sangat megah juga luas.

Ada beberapa ke ahlian yang bisa di pilih tergantung minat setiap muridnya selain beladiri, kultivasi juga ada praktik susunan formasi,praktik alchemist dan lainya.

Ranah dalam kultivasi di akademi Pedang Langit hanya sampai pada Ranah Langit, dari...

Ranah Perak, Emas,Berlian dan bumi.

Tingkatan beladiri sendiri terdiri dari...

Pendekar, Pendekar ahli, pendekar bergelar, Pendekar Raja dan pendekar Suci.

Yang masing masing memiliki 3 tahapan Yaitu Awal, Menengah dan puncak dan dengan 9 tingkatan di tiap tahapnya.

Tingkatan senjata di benua selatan hanya ada tiga, yaitu senjata tingkat perunggu, Perak dan Emas. Alkhemis dan pil hanya berada di tingkat 1,2 dan 3. Susunan formasi -:tingkat Bintang 1-5.

******

"Salam Tetua Chan? " Ucap Bai Xian menyapa tetua yang bertugas sebagai penanggung jawab di perpustakaan akademi pedang langit.

Senyum tetua Chan terulas saat tau sosok yang menyapanya adalah remaja yang selalu bersikap sopan pada tetua akademi manapun juga seorang anak yang di kenal dengan baktinya, tentu saja tidak ada alasan apapun bagi tetua Chan untuk tidak merasa senang dengan Bai Xian.

Namun jika ia mengingat bagaimana orang orang di luar sana memperlakukan Bai Xian seperti sampah,ia selalu menyangkan dan bersimpati pada putra Bai Yuan itu.

Tetua Chan berdiri dari kursinya dan segera meraih kedua tinju Bai Xian agar menyudahi sikap sungkannya ,"Ternyata kamu Bai Xian? duduklah! kau tak perlu terlalu sungkan!" serunya.

"Lama tak terlihat, bagaimana kabar mu dan juga saudara Yuan? "tanya Tetua Chan, masih dengan senyum melekat di wajahnya.

"Ee.. aku baik baik saja tetua,ayah pun dalam ke adaan yang tetap sama! "jawab Bai Xian singkat memasang wajah ramah.

"Baguslah!! lalu, apakah ada yang kau butuhkan dari perpustakaan ini nak Xian?tak mungkin kau hanya sekedar lewat bukan? "tutur nya mencoba bersikap biasa.

"Benar tetua! aku hendak meminjam beberapa kitab pelatihan untuk mengisi waktu sambil menjaga ayah! " ujarnya menjelaskan.

Tetua Chan mengangguk paham, ia berfikir sejenak mencari kitab yang tepat bagi putra dari Bai Yuan itu..

"Baiklah!! ikutlah dengan ku nak Xian!! " ajaknya setelah iya merasa yakin dengan pikirannya.

Bai Xia di bawa masuk ke ruang perpustakaan yang memiliki ruangan luas dan megah, serta jejeran almari raksasa berisikan kitab kitab yang tersusun rapi menurut barisnya.

"Yang kau butuhkan tidak ada di lantai dasar ini nak Xian?! " seru Tetua Chan agar Bai Xian tetap mengikutinya menuju ruang perpustakaan yang berada di lantai selanjutnya.

Perpustakaan akademi pedang langit memiliki 5 lantai dengan semua kitab kitab dari berbagai tingkatan.Bai Xian di bawa tetua Chan ke suatu ruangan khusus di lantai 5 yang posisinya terbilang rahasia, yaitu berada di balik rak buku sebagai pintu masuknya.

"Masuklah!! ikut aku! " seru Tetua Chan.

Bai Xian mengedarkan pandangan kagum menyapu seluruh ruangan yang memiliki luas 10meter persegi itu.tampak hanya ada tiga rak kitab di sudut pinggir tembok ruangan dan tidak terlalu banyak kitab di sana.

Tetua Chan mengambil beberapa kitab dari lemari berbeda setelah ia membolak balik, memastikan kitab yang di ambilnya adalah yang dia cari.

sudah ada Empat kitab di pangku lengan tetua Chan,namun langkahnya masih mengayuh pelan dgn mata masih mencari cari.

"aaa.... ini dia!! " seraya mengambil dari barisannya.

"Nak Xian,simpanlah kelima kitab ini untuk kau pelajari dan latih! aku pikir, kitab kitab ini, sangat cocok dgn karaktermu! " ujarnya sembari menyodorkan kelima kitab yang tak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis itu.

"Satu hal lagi!! kau bisa mengembalikanya saat kau sudah menghapal kelima nya, bagaimana?? "

"Terimakasih tetua Chan!! " ucap Bai Xian menyampaikan rasa terimakasihnya dgn sedikit membungkuk.

Tetua Chan tersenyum ringan,seraya menepuk pundak Bai Xian pelan... "m... itu bukanlah apa apa Nak!! teruslah berlatih!karena kelak, kau pun akan memiliki jalan mu sendiri!aku yakin ayahmu pun menginginkan hal yang sama sepertiku! "

"Sekarang mari kita tinggalkan ruangan ini!! " ajak Tetua Chan.

Keduanya membawa langkah berbalik meninggalkan ruangan khusus itu kembali ke meja sebelumnya.di sana, tetua Chan mencatat kelima kitab yang hendak di pinjam Bai Xian, namun yang berbeda adalah, Tetua Chan mencatatnya pada buku pribadinya dan bukan pada buku laporan akademi.

Usai menyelesaikan semua urusan, Bai Xian pamit mundur pada tetua Chan dgn membawa kelima kitab yang di perlukannya untuk pelatihan.

Sebenarnya, Bai Xian sendiri telah berada di ranah perak tahap menengah tingkat tiga dan beladiri di tahap pendekar puncak,yang artinya dia tidak terlalu buruk dalam kultivasi juga beladiri.

Ia hanya tak ingin mencari masalah dgn siapapun yang akhirnya hanya menambah masalah baginya dan juga ayahnya yang sakit.

Bai Xian bahkan melewati jalur lain untuk kembali ke kediamannya hanya agar ia tidak bertemu dengan Bai Wo dan teman temanya yang biasa membuat ulah juga mencari masalah dengannya.

Sesampainya di rumah, Bai Xian mendapati hal tak biasa.Ia melihat ayahnya duduk termangu di luar rumah kayunya dengan pandangan mata tenang mengarah rimbun hutan di sekelilingnya.

Senyum pria paruh baya itu mengembang melihat kedatangan putranya., "Kau sudah pulang Xia" sapanya pada Bai Xian.

"Iya, aku hanya pergi ke akademi untuk meminjam beberapa kitab yang akan aku pelajari dan latih saja, ayah! " ucapnya menjawab Bai Yuan.kemudian Bai Xian pun memperlihatkan beberapa kitab yang ia bawa dari perpustakaan pada ayahnya.

"Ini?? " Bai Yuan tak meneruskan ucapannya,ia sedikit tertegun namun melanjutkan memeriksa lima kitab yang putranya pinjam dari akademi.

"Siapa yang telah memberimu izin membawa kelima kitab ini Xian'er?? "

"ee... Tetua Chan! "

"Kenapa ayah?? "

"Ah... tidak,,, tidak apa apa!! ayah hanya sedikit terkejut,tetua Chan mengizinkanmu membawa kelima kitab andalan akademi pedang langit ini! " ujarnya sedikit menjelaskan pada putranya.

Bai Xian sendiri tidak menanyakan apapun perihal yang di sampaikan ayahnya. Ia tak terlalu memikirkan dan hanya merasa tak sabar untuk membaca kitab kitab itu.

"Simpanlah dgn baik kitab kitab ini selama kau mempelajarinya dan jangan sampai ada kerusakan apapun!! " kata Bai Yuan berpesan.

"Tentu,,,!! Xian'er akan menjaga kitab kitab ini dan mulai besok, mungkin Aku akan mulai berlatih! " pungkas Bai Xian semangat.

"Baguss!!! namun saran ayah, mulailah dari kitab pembentukan tubuh, sebelum kau berlatih lainya Xian'er!! "

"m... " Bia Xian mengangguk setuju dengan arahan Bai Yuan, lalu masuk kedalam kediaman setelahnya membiarkan Bai Yuan menikmati waktu nya menyendiri di depan rumah.

________________

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!