...**Semua seri Atlantic...
...(Hanya ada di WP**)...
...****Plato****...
**Atlantis, atau Atlantika dalam bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Kritias.
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukkan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, tetapi umumnya tidak memercayainya dan kadang-kadang menjadikannya sebagai bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, tetapi, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).
Atlantis terkenal sebagai peradaban yang sangat maju, bahkan jauh lebih maju daripada kehidupan modern yang ada pada zaman sekarang. Namun, banyak pakar dan ahli Arkeologi yang mempertanyakan keberadaan kota yang hilang tersebut apakah benar atau hanyalah sebuah dongeng belaka.
Di beberapa negara bagian bahkan pernah mengklaim bahwa di tempat merekalah tanah yang hilang itu berasal. Berbagai teori mulai mengeruak ke permukaan demi bisa mencocokan hasil spekulasi mereka melalui sebuah situs peninggalan kuno, maupun peninggalan sejarah lainnya. akan tetapi, kebenarannya masih lah sangat di ragukan apabila merujuk mengenai tentang sejarah Atlantis itu sendiri.
Nama Atlantis sendiri berasal dari Atlas, yang artinya Dewa raksasa bangsa Yunani yang menggendong langit, dalam bahasa Yunani, Atlantis berarti putri Atlas**.
...*****Mitos bangsa Atlantis*****...
Mitos mengatakan bahwa manusia Atlantis adalah makhluk yang sangat cerdas. Mereka membangun perekonomian yang pesat, sistem pemerintahan yang terstruktur, dan mereka memiliki peradaban yang sangat modern, bahkan jauh lebih modern dari peradaban saat ini.
Atlantis juga di kenal sebagai kota yang kaya akan keberadaan kristal-kristal yang langka, Kandungan emas yang melimpah, serta tanah yang subur dengan keberagaman flora dan faunanya yang sangat unik.
Kemampuan lain bangsa Atlantis ialah, manusia Atlantis memiliki cara tersendiri untuk berinteraksi dengan hewan dan tumbuhan, meramalkan bencana, serta mampu mendeteksi barang-barang berharga. Mereka juga memiliki metode penyembuhan yang unik menggunakan media kristal dan nyanyian.
...Bab 1**...
...****Atlantic (The Last Civilaztion****)...
**Pada tahun 1900-an, terjadi sebuah perang yang melibatkan antar 2 negara di medan laut. perang tersebut antara lain melibatkan bangsa kolonial dan bangsa pribumi yang menentang sistem kolonialisme.
Dalam peperangan tersebut, bangsa pribumi yang mulai terdesak terpaksa harus mundur di medan perang karena kalah jumlah alusista serta amunisi yang kurang memadai.
Bangsa koloni yang berhasil memukul mundur pasukan pribumi pun lantas tidak tinggal diam, mereka tidak akan pernah melepaskan para pemberontak yang berani melawan sistem kolonial dan mulai mengejar kapal pasukan pribumi melewati selat sunda menuju samudra Hindia.
Namun, dalam perjalanan mereka melintasi samudera Hindia. pasukan Pribumi mendapat sedikit masalah, dimana kompas yang mereka gunakan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Terdapat ombak besar serta pusaran air di sekitar mereka. Pasukan pribumi yang mulai terdesak pun akhirnya memilih untuk melawan dengan sisa tenaga dan amunisi yang mereka miliki.
Perang terjadi begitu sengit diantara badai dan ombak di samudra yang jauh dari pulau-pulau di beberapa negara tersebut. Namun, peperangan dramatis tersebut diakhiri dengan kemenangan bangsa kolonial yang berhasil menenggelamkan kapal dari bangsa pribumi**.
...*********...
...****Pulau misterius****...
**Arif, nama salah seorang pasukan pribumi yang berhasil selamat. Arif tanpa sengaja terombang ambing terbawa arus ombak dan terdampar di sebuah pulau. Namun, pulau tersebut sangat sepi dan misterius, bahkan di dalam peta, pulau tersebut tidak pernah diketahui keberadaannya.
Pulau tersebut terlihat sepi dari kejauhan, seolah tidak pernah ada manusia yang pernah menginjakan kaki di sana mengingat medan sulit yang sangat berbahaya untuk dapat melaluinya.
Untuk bisa sampai secara ajaib di sana, Arif tanpa sengaja melewati beberapa pusaran air bawah laut yang sangat berbahaya, ombak besar, serta medan magnet tinggi yang membuat pulau tersebut tidak pernah dapat dijangkau oleh satelit luar angkasa sekalipun**.
...****Pulau yang tersisa****...
**Di pulau misterius tersebut, terdapat dua Perempuan yang hidup disana. mereka adalah seorang Ibu dan Anak. Sang Ibu bernama Hemine, dan anak nya bernama Numala. Wujud mereka sama seperti manusia biasa pada umumnya. akan tetapi, penampilan mereka sedikit berbeda. Mereka mempunyai rambut panjang putih keemasan bercahaya, bola mata berwarna hijau terang, kulit putih bersih dan kencang. Bahkan sang Ibu 'Hemine' sangat terlihat muda dengan bulu mata nya yang lentik dan sangat cantik. Mereka adalah ras terakhir dari manusia Atlantis yang hilang.
Dalam keadaan sekarat, Arif mulai masuk ke dalam hutan dengan harapan ada warga setempat yang mampu menolong dirinya.
Dengan kondisi luka yang cukup parah, Arif mulai menyusuri hutan untuk mencari bantuan tanpa memikirkan luka yang masih mengucur deras di sekujur tubuh nya.
Selama dalam perjalanan mencari bantuan, Insting Arif merasakan bahwa ada sesuatu yang sedang mengawasinya. Namun, Arif mencoba untuk tidak terlalu memperdulikan dan terus berjalan dengan langkah kakinya yang mulai terasa letih sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Saat menyusuri hutan yang cukup dalam, langkah kaki Arif terhenti di tengah-tengah pulau yang berjurang. Namun, pandangannya terbelalak saat melihat sesuatu di depan matanya.
**Arif melihat sebuah kota yang megah di tengah-tengah pulau tersebut. Akan tetapi kota tersebut terlihat seperti sudah lama terbengkalai seolah sudah berabad-abad lamanya tidak pernah di tinggali lagi oleh para penduduknya.
Arif pun mencoba menyusuri kota tersebut untuk mencari bantuan. namun lagi-lagi instingnya sebagai seorang prajurit merasakan bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari kejauhan.
Arif yang reflek pun langsung menodongkan senjatanya seraya bertanya, "Siapa di sana ..!" Arif sempat mengira bahwa mereka adalah bangsa koloni yang sengaja mengikutinya.
Saat kedua sosok yang tengah mengikutinya keluar dari dalam semak. Arif mulai merasa cemas karena sosok tersebut merupakan dua orang wanita berparas aneh berperawakan putih seperti bangsa kolonial.
Namun, karena kondisi luka nya yang cukup parah, pandangan Arif pun perlahan mulai kabur dan ia pun seketika pingsan di tempat ia berdiri**.
...****Hemine Vrechter****...
...****Numala Vrechter****...
**Sejak lahir, Numala belum pernah melihat sosok asing seperti Arif. Bahkan dia tidak pernah melihat seorang Laki-laki seumur hidupnya.
Numala pun bertanya kepada ibunya.
"Ibu, makhluk mulia apa ini? Aku belum pernah melihat makhluk seperti ini seumur hidupku."
Tanya Numala kepada Hemine ibunya.
"Sepertinya dia seorang laki-laki dari negeri yang sangat jauh anaku."
Balas Hemine singkat.
"Apa itu laki-laki?" Numala hanya tersipu malu saat melihat sosok Arif yang baru pertama kali ia temui.
"Setiap manusia hidup berpasang-pasangan anaku, memang ibu belum pernah memberitahumu soal ini ... Tapi ...."
"Tapi apa?"
Tanya Numala yang semakin penasaran.
"Tapi terdapat sebuah kisah yang tidak pernah mau ibu ingat-ingat lagi anak ku." Sambil memegang kepala Numala, Hemine menceritakan tentang sebuah masa lalu nya.
"Apa itu?" Dengan wajah polosnya Numala bertanya.
"Sebenarnya semua manusia hidup berpasang-pasangan. namun sekitar 180 tahun yang lalu, terjadi sebuah bencana besar yang menghabisi semua bangsa Atlas (Atlantis) termasuk juga ayah mu." Hemine berdiri dengan raut wajah sedih.
"Apakah ayah itu sosok laki laki?"
Tanya Numala yang semakin penasaran mendengar cerita ibunya.
"Iya tentu saja, dahulu kala pernah terjadi bencana alam yang menghancurkan bumi dan membuat penduduk kita (Atlantis) banyak yang mati. hal tersebut sudah di ramalkan dalam kitab bintang yang berada di kuil suci, bahkan para lumba-lumba sudah memperingatkan bahwa akan ada bencana besar yang akan datang."
"Apakah semuanya tidak bisa selamat?" Dengan raut wajah murung Numala mendengar cerita Hemine.
"Ada beberapa dari penduduk kita yang selamat, Namun sekitar 100 tahun yang lalu mereka semua mati terkena virus (wabah) dari langit (efek radiasi nuklir perang dunia) hanya Ibu dan kamu yang berhasil selamat dari virus itu."
"Lalu ... makhluk yang mulia ini dari mana asalnya? Apa Ibu tahu sesuatu tentang makhluk ini?" Numala menoleh menatap Arif yang tengah pingsan.
"Ibu juga tidak tahu, mungkin makhluk ini dibawa oleh dewa Azzel dari negeri yang jauh."
Arif yang tersadar dari pingsan pun seketika bangun dan kaget melihat dua makhluk aneh yang sedang mengobati lukanya.
"Kk'aalian siiiapa?!"
Arif terlihat tegang setelah melihat sosok Hemine dan Numala yang memiliki fisik aneh menurutnya.
Namun, Numala dan Hemine hanya saling menatap karena mereka tidak mengerti ucapan yang di ucapkan oleh Arif.
Sembari menahan rasa sakit, Arif pun mencoba pergi menjauh dari Hemine dan Numala. Akan tetapi Numala menghentikannya dan menyuruh Arif untuk tetap diam di tempat.
Numala lalu kembali mengobati Arif dengan media kristal dan ramu-ramuan serta nyanyian dengan mantra aneh yang tidak di mengerti Arif pada saat itu.
*********
Next bab 2**
*Hidup bersama Numala.*
"Apa yang kau lakukan padaku?! Hentikaaan!"
Teriak Arif lagi sambil menahan rasa sakit di bagian perutnya.
Dengan media kristal dan nyayian mantra, perlahan-lahan sel darah putih pada tubuh Arif mulai bereaksi menutup luka robek akibat terkena serpihan kayu pada saat kapalnya di bom oleh bangsa kolonial.
"Ini tidak mungkin! bagaimana bisa lukaku ... siapa kau sebenarnya?!"
Melihat hal ajaib yang dilakukan oleh Numala terhadapnya pun, membuat Arif semakin waspada dan langsung mengeluarkan senapan yang berada di sabuk punggungnya.
"CEPAT KATAKAN SIAPA KAU SEBENARNYA?!"
Mendengar ancaman Arif, Numala dan Hemine hanya memasang ekspresi kebingungan dan kembali saling menatap satu sama lain.
Numala bahkan tidak mengetahui benda apa yang tengah di pegang oleh Arif, dan dengan santainya Numala pun menarik pelatuk senapan tanpa rasa takut sedikitpun.
"HENTIKAN! ATAU KU TEMBAK KEPALAMU!"
Numala kembali menunjukan ekspresinya yang seolah bingung dengan apa yang sebenarnya Arif katakan.
Melihat respon Numala yang tidak mengindahkan ancamannya, seketika Arif pun menembakan senapannya tepat ke kepala Numala Vrechter.
Dooooooooor ....
Suara tembakan terdengar keras sehingga burung-burung disekitar mereka terbang berhamburan.
"Tidak mungkin ... Apa ini?!"
Pandangan Arif pun teralihkan ke sebuah akar pohon yang membelokan arah tembakannya ke samping saat dirinya mencoba menembak Numala.
Akar pohon tersebut seolah melindungi Numala dari bahaya tanpa Arif ketahui bagaimana bisa akar tersebut bisa bergerak dengan sendirinya.
Perlahan-lahan keadaan Arif mulai berangsur sembuh, berhari-hari lamanya Arif mulai membiasakan diri dengan tingkah aneh Numala yang selalu setia mengobatinya. bahkan sejak saat itu, Arif mulai membiasakan diri untuk hidup di pulau tersebut dan sering berinteraksi dengan Numala.
Arif selalu berusaha mengajak Numala berbicara dengan bahasa yang ia katakan. dengan harapan, Numala sedikit bisa mengerti apa yang ia ucapkan agar ia bisa secepatnya pergi dari pulau terasing tersebut.
Namun ... Manusia Atlantis adalah makhluk yang sangat cerdas daripada manusia modern yang ada pada saat ini. perlahan, Numala mulai bisa mengerti apa yang di katakan oleh Arif, Sampai Arif sendiri sering merasa heran dengan kemampuan aneh yang di miliki Numala saat ia sedang bersamanya.
Hutan
Satu minggu setelahnya
*********
"Aku akan mencari makanan untuk kita semua, mungkin saja ada rusa atau hewan yang bisa aku buru di sekitar sini." Ucap Arif sembari menyiapkan senapan nya untuk berburu.
"Kau tidak boleh membunuh hewan-hewan yang ada di sini, mereka semua tidak ingin di jadikan santapan. di tambah lagi ... mereka semua adalah teman-teman ku."
Balas Numala yang kini mulai mampu menguasai bahasa yang sama seperti Arif.
"Siapa yang kau maksud mereka? Hewan-hewan di sini? Hahaha Jangan bercanda!
Apa kau tidak pernah makan daging sebelumnya?"
"Tidak, aku hanya makan buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Apa kau tidak mendengar mereka berbicara?" Ujar Numala sembari merentangkan jari-jarinya di telinga.
"Tidak ada siapa-siapa di sini selain kita berdua, tolong hentikan lelucon payah mu ini Numala!"
Arif pun pergi meninggalkan Numala sambil membawa senapannya.
Saat Arif melangkahkan kakinya, tiba-tiba keajaiban pun terjadi. Numala memangigil ribuan burung-burung dari berbagai macam spesies, hewan-hewan melata seperti reptil, hewan mamalia dan hewan-hewan predator dengan menggunakan kekuatannya.
Arif pun terlihat kaget setelah melihat ada banyak hewan-hewan yang mengelilingi mereka berdua secara tiba-tiba. Dengan reflek, Arif pun membidikan senjatanya ke semua hewan tersebut seraya gemetar ketakutan.
Seekor singa berjalan mendekati Arif sembari mengaum kencang ke arahnya. Sontak, Arif yang kaget saat itu pun perlahan berjalan mundur dan terjatuh, Arif langsung berlari tunggang-langgang mendekati Numala untuk melindungi nya dari predator-predator ganas yang mencoba mendekati mereka berdua.
"Tenang Numala! jangan panik! aku akan melindungi mu."
"Tenanglah, mereka tidak akan menyakiti kita."
"Bagaimana mungkin?! Mereka ini hewan buas! akan ku tembak mereka! "
"Jangan ..! Mereka semua teman-temanku."
Numala pun mendekati singa yang berada tepat di hadapan mereka sambil memegang kepala singa tersebut.
"Baiklah, ini mulai aneh. Jadi bagaimana kita sekarang mencari makanan? sejauh ini aku belum pernah melihat pohon yang berbuah di hutan ini, aku bahkan belum pernah melihat sayuran dan kacang-kacangan yang bisa di makan di pulau ini."
"Kau tidak perlu mencari kemana-mana, tinggal minta saja pada pohon-pohon yang berada di dekatmu"
"Minta? Caranya?"
Numala pun menyentuh salah satu pohon dan berinteraksi dengan pohon tersebut.
Seketika, pohon tersebut mengeluarkan buah-buahan yang banyak dan dahan pohonnya seperti tangan yang menjulurkan langsung buah kepada Numala.
"Ajaib ... bagaimana kau melakukannya? Lalu ... bagaimana caranya mendapatkan kacang-kacangan, bisakah kau memintanya juga?"
"Hahaha, pohon tidak mengeluarkan kacang, ayo kita cari."
"benar juga ya, haha.
Aku benar-benar terlihat bodoh dengan semua kejadian aneh ini."
Numala mampu menemukan kacang-kacangan dan umbi-umbian yang tertimbun di dalam tanah walaupun mereka masih berbentuk akar, Numala pun meminta tumbuhan dari kacang-kacangan dan umbi-umbian tersebut untuk menumbuhkan diri mereka lebih cepat agar mereka bisa mengambil hasil nya.
Arif yang tidak pernah melihat kejadian aneh seperti itu benar-benar merasa keheranan dengan apa yang ia lihat. Di dalam hati, Arif selalu bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Numala ini.
Beberapa bulan waktu berselang, Arif mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya di pulau terpencil tersebut dan beradaptasi dengan cara nya sendiri.
Perlahan-lahan, Arif dan Numala mulai memiliki ketertarikan antara satu sama lain.
Numala merasa sangat bahagia bertemu dengan sosok Arif, demikian pula Arif yang merasa bahwa Numala adalah wanita yang baik dan sangat cantik seperti Peri di negeri dongeng.
Setiap mereka menyusuri hutan bersama untuk mencari makanan, Arif dan Numala terkadang merasa sering salah tingkah saat mereka sedang berdua.
Numala yang kala itu sedang mengambil air dengan menggunakan pelepah daun pun, tanpa sengaja tergelincir di bebatuan sungai yang berlumut.
Numala terjatuh kedepan dengan menahan beban tubuhnya menggunakan siku dan lutut sehingga membuat lebam keduanya.
Melihat Numala terjatuh, Arif langsung berlari mendekati nya dan langsung menggendong tubuh Numala menuju ke pingiran sungai.
"Numala! kau tidak apa-apa?!"
"Tidak ... aku tidak apa-apa."
"Syukurlah kalau begitu, tapi lengan mu ...."
"Tenanglah ... aku bisa menyembuhkannya dengan menggunakan media kristal. Hanya saja ... benda kristal itu berada jauh di perbatasan kota Atlas, tanpa benda itu aku tidak bisa menyembuhkan luka lebam ini."
"Kalau begitu sebaiknya kita segera pergi kesana."
"Tidak bisa, kaki ku terlalu sakit untuk berjalan Arif."
Numala hanya meringis menahan rasa sakit dibagian siku dan lututnya.
Melihat kondisi Numala yang tidak memungkinkan untuk berjalan, Arif pun kembali berinisiatif menggendong tubuh Numala menuju perbatasan kota Atlas demi mendapatkan kristal yang mampu menyembuhkan lukanya.
Sepanjang perjalanan, rona wajah Numala mulai memerah saat dirinya digendong oleh sosok Arif yang memiliki tubuh tinggi dan tegap.
Arif yang fokus berjalan memandang ke depan pun menoleh menatap Numala tajam seraya bertanya
"Ada apa Numala?"
Numala hanya terdiam, lalu memalingkan wajahnya dan memeluk erat tubuh Arif yang sedang menggendong tubuh mungilnya.
*Kematian Hemine*
'Hemine' ibu Numala sejak lama sudah mulai sakit-sakitan karena umurnya yang sudah terlampau tua. walaupun fisiknya tidak terlihat demikian, akan tetapi umur Hemine sudah mencapai 300 tahun lebih.
Selama 6 bulan lamanya Arif tinggal bersama Numala, dan sejak saat itu mereka selalu merawat Hemine bersama-sama tanpa kenal lelah.
Namun pada akhirnya, Hemine yang sudah mencapai batas usianya kemudian meninggal dengan damai, dimana pengobatan kristal sudah tidak lagi berguna untuk menyelamatkan nyawa nya.
Numala hanya bisa bersedih menatap kepergian ibunya. mengingat, Hemine merupakan satu-satu nya keluarga yang di miliki oleh Numala di pulau terasing tersebut.
Arif dan Numala kemudian membawa Hemine menuju kuil bintang matahari yang berada di tengah kota Atlantis untuk segera di makamkan.
Di sisi lain, Arif berfikir bahwa tidak mungkin dirinya terus menerus hidup di pulau terpencil seperti ini, ia harus kembali ke peradaban walaupun ia sadar di tempat asalnya perang sedang berkecamuk.
Arif mempunyai ide untuk membuat sebuah kapal yang sangat besar, mengingat medan yang harus di laluinya sangat lah sulit dan berbahaya.
Untuk bisa pergi dari pulau tersebut, Arif harus melewati banyak pusaran air dan ombak besar yang siap menghadang nya kapan pun.
Alasan lain Arif ingin membuat sebuah kapal adalah karena pulau tersebut terdapat banyak pohon-pohon yang kokoh sebagai bahan utama untuk menjadi bahan pokok syarat membuat sebuah kapal.
"Numala, aku berencana untuk pergi menuju ke peradaban manusia, apakah kau mau ikut bersamaku?"
"Bagaimana dengan ibuku? aku tidak mau meninggalkannya sendirian di sini."
Numala hanya mengangis sesegukan setelah memakamkan ibunya.
"Tapi ibu mu sudah meninggal Numala, ikut lah denganku. akan ku perkenalkan kau dengan dunia yang baru" Arif mencoba membujuk Numala agar ia mau ikut bersamanya.
"Apa kau merencanakan sesuatu?"
Numala bertanya dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
"Hei, hapus air matamu itu Numala. Kita akan pergi dari sini dengan menggunakan sebuah kapal rakitan, yah walaupun akan butuh waktu lama untuk ku membuatnya."
Ucap Arif sembari mengusap air mata Numala.
"Kapal? Benda apa itu?"
"Kamu tidak tau apa itu kapal?"
Numala hanya menggelengkan kepala.
"Kapal adalah sebuah benda yang mampu mengarungi lautan, dan aku berencana untuk membuatnya sebagai alat transportasi kita berdua Numala."
*******
Next bagian 3
*Kota di masalalu*
Arif pergi menuju kota bersama Numala untuk mencari sesuatu yang dapat membantu mereka dalam membuat sebuah kapal.
Kota tersebut masih terlihat sangat kokoh meskipun sudah beratus tahun lamanya terbengkalai. Arsitektur bangunan nya bahkan terlihat berbeda dengan arsitektur bangunan modern saat ini.
Bangunan kota tersebut berbentuk tradisional, namun terlihat jauh lebih modern dari bangunan yang berada pada zaman sekarang.
Selama menyusuri kota Atlas, Arif melihat banyak benda-benda canggih yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya. Arif bahkan seolah masih belum percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya.
Di kota Atlas, terdapat banyak bangkai pesawat tempur berbentuk kerucut di sebuah pangkalan yang berada di tengah-tengah kota tersebut.
Arif juga menemukan banyak sekali senjata-senjata modern yang bahkan ia sendiri tidak tahu fungsinya seperti apa. Terdapat benda seperti senjata laser yang sudah rusak di makan usia, sebuah tongkat yang ujung nya terbuat dari berlian, bahkan tameng bertuliskan "Atlas" yang terbuat dari emas.
Arif dan Numala berjalan perlahan melihat seisi kota yang megah tersebut sembari mencari peralatan berharga yang mungkin bisa mereka gunakan untuk membuat sebuah kapal.
Dalam perjalanan, mereka menemukan sebuah kuil bergambar matahari yang ukurannya cukup besar. kuil tersebut di kenal dengan sebutan kuil Matahari Dewa Azzel.
Arif pun masuk ke kuil tersebut bersama dengan Numala.
"Arif, kau tidak boleh menyentuh apapun yang berada di sini. tempat ini merupakan tempat yang suci bagi kami bangsa Atlas." ucap Numala yang mencoba memperingatkan Arif.
Namun, tanpa sengaja Arif menyentuh patung batu yang berada di kuil tersebut. Patung tersebut merupakan patung Dewa Hazzard, Dewa semesta yang konon membawa Ras manusia Atlantis dari planet lain (Extra sollar) menuju bumi. Bisa di katakan bahwa manusia Atlantis bukanlah asli penduduk bumi menurut sejarahnya.
Setelah tanpa sengaja menyentuh patung Dewa Hazzard, Arif melihat sebuah kitab yang terjatuh dari genggaman patung tersebut.
Benda tersebut merupakan sebuah kitab yang terbuat dari lapisan emas dengan beberapa ornamen kristal merah sebagai hiasannya.
"Luar biasa, apa ini emas sungguhan?" Ucap Arif sambil mengusap kitab yang berdebu tersebut.
"Kau tidak boleh sembarangan menyentuh benda-benda yang berada di sini, bisa-bisa para Dewa akan mengutuk kita." Numala memperingati Arif dengan eskpresinya yang ketakutan.
"Numala, kau tidak perlu percaya takhayul seperti itu. Sebaiknya ku simpan saja benda ini. Tapi ... apa kau tahu sesuatu tentang kitab ini?"
Tanya Arif penasaran.
"Aku sering ke kuil ini, tapi aku tidak pernah menyentuh apapun selama berada di sini. Sebaiknya kau jangan menyimpan benda keramat ini Arif."
"Dengan benda ini, kemungkinan kita bisa menemukan petunjuk tentang asal muasal kehidupan di pulau ini Numala."
"Tapi ...."
"Sudahlah, sebaiknya kita bergegas. hari sudah mulai sore dan mulai besok pagi aku akan mulai membuat kapal agar kita bisa segera pergi dari pulau ini."
Ucap Arif sembari mengusap Pipi Numala.
Keesokan harinya, Arif mulai mengerjakan pekerjaannya untuk membuat sebuah kapal. Arif sadar bahwa pekerjaannya tersebut akan menyita banyak waktunya. Mengingat, hanya dia seorang yang membuat kapal tersebut.
Akan tetapi tekad Arif sudah bulat, Arif merasa bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain daripada ia harus terus menerus tinggal lebih lama di pulau tersebut.
Di pinggir pantai, Numala memperhatikan Arif yang sedang memotong sebuah kayu menggunakan kapak yang ia temukan di kota Atlas.
"Arif, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Numala penasaran dengan apa yang sedang Arif kerjakan.
"Ohh ... Hai Numala, aku sedang membuat kapal seperti yang ku katakan kemarin."
Balas Arif sembari mengusap peluh keringat di dahinya.
"Apakah membuat sebuah kapal membutuhkan waktu yang cukup lama?" Tanya Numala lagi.
"Entahlah Numala, aku tidak bisa mem-prediksinya."
"Jadi benda seperti itu yang membawa mu sampai kesini?"
"Ya, tapi kapal ku karam di tengah laut, dan yang aku ingat hanya itu. setelah kapal ku karam aku tidak tahu lagi apa yang terjadi, yang ku ingat, tiba-tiba aku terdampar di pulau ini."
"Kau pasti bisa membuatnya Arif, bersemangatlah" Numala pun melempar senyumannya kepada Arif.
Arif membalas senyuman Numala, lalu perlahan mendekati Numala dan menatap matanya dengan tatapan tajam.
"Arif ... ke-kenapa kau menatap ku seperti itu."
Wajah Numala mulai memerah, bahkan Numala hanya sesekali menatap langsung mata Arif yang menatap tajam matanya.
"Sepertinya aku menyukaimu Numala."
Numala hanya tertunduk diam seribu bahasa dengan jantungnya yang berdegup kencang.
Tanpa di duga oleh Numala, Arif langsung menciumnya dengam hangat dan langsung memeluk erat tubuhnya.
*******
*Keajaiban di malam hari*
Saat malam tiba, Numala berinisiatif untuk membantu Arif dalam menyelesaikan pekerjaannya membuat sebuah kapal.
Numala pun pergi ketepi pantai dan mengeluarkan salah satu bakat alamnya.
Secara ajaib, kayu-kayu yang sengaja Arif kumpulkan mulai berterbangan dan membuat sebuah pola kapal. Selama satu malam Numala mengerjakan kapal yang di inginkan oleh Arif hingga benar-benar membentuk sebuah kapal yang kuat dan kokoh seperti yang di inginkan oleh Arif.
Pagi harinya, Arif pun bergegas menuju ke arah pantai untuk melanjutkan pekerjaannya.
Arif sempat terkejut melihat kapal asing yang berlabuh di bibir pantai. Arif mengira bahwa ada bangsa asing yang berlabuh ke pulau tersebut. sontak, ia pun mendekati kapal asing tersebut dengan membawa senjata untuk sekedar berjaga-jaga.
Perlahan, Arif mulai mendekati kapal tersebut tanpa melihat satupun orang pun yang berada di dekat kapal.
Tiba-tiba ...
"Arif ... kemarilah ...!"
Teriak Numala dari atas kapal sembari melambaikan tangannya.
Melihat Numala berada di atas kapal, Arif pun naik ke atas kapal.
"Dari mana datangnya kapal ini Numala? Apa ada orang lain yang datang kemari?!"
Raut wajah Arif terlihat serius saat mendapati Numala berdiri di atas kapal asing yang berlabuh di dekat bibir pantai.
"Aku yang membuat kapal ini."
"Bagaimana bisa kau mengerjakannya dalam satu hari? Ini seperti mimpi saja."
Arif terlihat gembira melihat kapal yang di buat oleh Numala tanpa memikirkan cara yang dilakukan oleh Numala.
"Ini bukan mimpi.
Emm .... Arif , kira-kira kapan kita bisa pergi? Kau bilang ingin memperlihatkan dunia luar pada ku bukan?"
"Kita bisa berangkat kapanpun Numala, hari ini pun kita bisa berangkat!"
Arif sangat bersemangat karena pada akhirnya impian nya untuk segera pulang bisa segera terwujud.
Arif sangat takjub melihat arsitektur kapal yang di buat oleh Numala. Semuanya terlihat sempurna, bahkan setiap bagian dinding sisi kiri dan kanan kapal terlihat sangat menawan.
Sebelum berangkat, mereka menyiapkan makanan dan keperluan secukupnya sebelum berlayar. dan di saat tengah hari, mereka pun mulai pergi berlayar.
Selama dalam perjalanan, banyak rintangan yang mereka lalui saat setelah meninggalkan pulau tersebut. terjangan ombak, badai yang kencang bahkan pusaran air mereka lalui.
Hal yang paling sulit adalah melewati pusaran air raksasa yang memiliki medan magnet tinggi. Nahas, Perlahan-lahan kapal mereka mulai tersedot pusaran air yang memiliki daya tarik luar biasa kuat.
Arif mencoba mengendalikan kapal agar mereka dapat lolos dari pusaran tersebut, namun semua itu sia-sia karena medan magnet bawah laut tersebut sangat lah kuat.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya daya dorong dua kutub magnet yang berada di dasar laut. Kutub tersebut sama-sama memiliki daya + sehingga terbentuk lah dua daya yang sama dan saling bertabrakan seperti yang berada di Segitiga bermuda.
Saat kapal mereka berada di tengah-tengah pusaran, Arif sempat berfikir bahwa hari itu merupakan hari terakhir nya bersama dengan Numala. Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk melawan pusaran air tersebut dan mereka hanya bisa ber-pasrah dengan nasib.
Saat kapal mereka mulai tenggelam ke dalam pusaran air, tiba-tiba keajaiban kembali terjadi. Kapal mereka perlahan terbang melayang meninggalkan pusaran tersebut menuju ke permukaan lautan yang jauh lebih tenang.
Arif tidak mengetahui tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi, ia pun menoleh ke arah Numala dan melihat Numala kembali menggunakan kekuatan alam agar kapal mereka dapat terbang melayang meninggalkan pusaran air tersebut.
Melihat hal tersebut, Arif hanya merasa takjub dengan kemampuan ajaib yang dimiliki oleh Numala untuk kesekian kalinya.
Ketika mereka berada di tengah lautan yang tenang, masalah lain kembali datang, dimana batu bara sebagai bahan bakar kapal mereka mulai habis pada saat kapal mereka tersedot pusaran air tersebut.
Sementara di sisi lain, Numala tampak terlihat kelelahan saat setelah menggunakan seluruh kekuatan alammya untuk menerbangkan kapal mereka.
Numala telah mengerahkan seluruh kekuatan alamnya untuk mengerjakan kapal yang sekarang mereka tumpangi. saat setelah mengeluarkan seluruh kekuatan alamnya, Numala hanya tergulai lemas dengan raut wajahnya yang terlihat pucat.
Kapal sempat terhenti karena kehabisan bahan bakar, di tambah lagi tidak ada nya angin yang berhembus untuk meniup layar kapal.
"Numala! Kau tidak apa-apa?"
"Tidak apa, aku hanya sedikit kelelahan."
"Kau terlalu banyak menggunakan kekuatan itu, jangan memaksakan dirimu Numala!"
"Tapi kapalnya ...?"
"Tidak usah di fikirkan, aku akan mencari cara agar kapal kita segera berlayar kembali."
Menyadari hal tersebut, Numala pun memanggil binatang air untuk membantunya.
Binatang tersebut merupakan seekor Naga air berkepala kuda yang siap membantu Numala untuk menarik kapal mereka.
********
Next bagian 4
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!