"Ingat lah pesan Ayah dan ibu nak, bagaimana pun kali ini kami tidak lagi bersama mu"
kata Ayah dan ibu Arif serempak sembari membantu nya mengemasi baju-baju yang akan Ia bawa.
Tak lupa Ayah Arif menegas kan lagi sembari menatap Arif yang kini telah dewasa dan harus melepas kan nya untuk menemukan jalan nya sendiri di rantaun.
" Jangan malas. yang rajin kerja nya juga. jujur saat kerja sama orang. dapat gaji jangan boros" terutama, menghindari pergaulan bebas. Ya."
"Dengar kan Ayah. di kota ada banyak jenis orang dan masing-masing karakter. kamu ingat lah, bahwa apa pun pilihan mu, masa depan mu adalah taruhan nya"
"Ya, Arif dengar kok pa, bu. Ya udah ah, dari kemaren juga, itu... aja pesan nya, nggak ada yang lain apa?" Arif juga ngerti dan bakal inget pesan Ayah dan ibu"
ucap Arif sembari menghapus jidat nya yang udah mulai keringatan.
Sedangkan orang tua nya, di bikin kesel dengan tanggapan Arif, yang seolah tak memberikan mereka banyak waktu lagi untuk hanya sekedar berada di sisi mereka sebelum ia pergi jauh.
" dah di tungguin tuh ama om gojek nya. Ya, pa, bu, Arif berangkat. Jaga kesehatan selalu.. Bye-bye.."
Sebenar nya Arif sadar dengan kesedihan, atau kekuatiran orang tua nya. Ia sendiri pun sebenar nya tidak pernah rela meninggal kan keluarga tercinta. Namun karena dia bukan anak kecil lagi, Arif pun bertekad untuk pergi ke rantauan dan menguji nasib.
Ia tidak mau terus membebani orang tua nya yang menurut nya saat ini kedua orang tua nya telah cukup lelah. dengan cepat Arif menarik tangan Ayah dan ibu nya dan memberikan salam perpisahan, lalu berlari sembari berteriak,
"Ayah, ibu, Arif berangkat" sampai kan salam ku pada Reno dan Airin. Katakan aku akan merindu kan mereka" bye bye Ayah, ibu...
Ternyata rencana merantau nya Arif tidak di ketahui kedua Adik tercinta nya. Hal itu di karena kan, Arif tau ia takan di ijin kan terutama Airin adik bungsu nya yang sangat ia manja kan.
dengan mata berkaca-kaca melepas kan anak sulung nya, ibu Arif pun hanya terpaku memandangi punggung Arif dari belakang yang semakin jauh dari hadapan nya.
pada kenyataan nya, walau pun Ayah dan Ibu Arif menderita menanggung banyak beban keluarga, mereka tidak sedikit pun mengeluh dan tidak pernah merasa anak-anak mereka adalah beban.
Apalagi berharap anak-anak mereka bisa menafkahi mereka, itu sangat jauh dari pemikiran mereka saat ini. Yang walau pun anak-anak mereka sudah termasuk dewasa.
Kecuali Airin adik Arif yang bungsu. Saat ini ia masih duduk di bangku pelajar sebagai Murid kelas 4 SD.
Adapun Reno, Adik kedua Arif ia sudah kelas XII di Sekolah Menengah Akhir (SMA). Namun ada pun demikian, bagi kedua orang tua Arif, mereka semua masih anak-anak.
Sebagai orang tua yang baik dan sayang terhadap anak-anak nya, mereka tidak mau membebani anak-anak mereka sejak dini.
Tak sedikit pun mereka menunjukan kelelahan mereka di depan anak. Semua hal yang menyangkut kekurangan, Ayah dan Ibu Arif selalu membicara kan nya ketika semua anak-anak mereka tidak di rumah, atau dalam kamar dan jauh dari pendengaran anak-anak mereka.
Namun Arif dan ke dua adik nya, bukan lah tumbuh menjadi anak yang manja. Atau tanpa didikan sama sekali. Sebagai contoh, Arif juga di buatin bengkel kecil-kecilan oleh Ayah nya.
karena kebetulan, desa mereka sangat terpencil dan Arif pun merengek minta untuk di bangun kan bengkel.
Sebab menurut nya, ia cape selalu ke kota untuk sekedar mengganti ban, atau mengganti oli mesin motor buntut Ayah nya yang di pakai untuk berkebun sehari-hari.
Dan Reno adik nya, memiliki pekerjaan pula yang di anggap nya sebagai hobi nya. Ya itu memangkas rambut.
Dan karena ke dua tempat mereka bekerja berdempetan satu sama lain, tak jarang pula mereka saling membantu ketika salah satu dari mereka tidak memiliki pelanggan sedangkan yang lain nya kewalahan seorang diri di tungguin pelanggan.
Dan karena kekompakan mereka yang demikian, seluruh warga sekitar memuji dan salut pada keluarga Arif. Bahkan tak jarang teman-teman sekitar mereka yang termotivasi dari sikap Arif dan Reno.
Yang pada akhir nya mereka pun tidak lagi bermalas-malasan melain kan memulai pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan hobi mereka masing-masing.
Dan ada pun tangganpan para Gadis di desa sekitar terhadap Arif, menurut mereka ia adalah Pria idaman. Selain tampan, menurut mereka Arif juga memiliki hati yang baik.
tak jarang ia menolong orang-orang yang kesusahan, sekalipun ia dan keluarga nya juga termasuk orang susah. di mana seringkali Arif membantu menambal ban motor petani sekitar, dan mengganti oli mereka, namun ia tidak menerima biaya.
Menurut nya, bengkel yang ia bangun adalah bentuk kepedulian nya terhadap semua bapak-bapak di desa itu.
Ia tidak mau lagi melihat mereka ke kota seperti dulu hanya untuk memperbaiki hal kecil. Di mana dahulu, ia seringkali melihat bapak-bapak ini saling menolong satu sama lain mendorong motor salah satu dari mereka sambil membawa ayam, atau sayuran ke kota untuk di jual demi biaya perbaikan.
Bahkan pernah suatu waktu Arif dan Ayah nya mengalami kekurangan uang ketika memperbaiki motor buntut Ayah nya.
Dan karena pemilik bengkel tersebut, takut mereka kabur, jadi motor Ayah nya di tahan di bengkel setempat sampai melunasi kekurangan.
Ayah dan ibu Arif yang menyadari bahwa Arif termotivasi dari kejadian itu, mereka tidak mempermasalah kan Arif ketika menolong orang lain. Walau pun ada kala nya Arif harus kehabisan bahan di bengkel karena kurang nya pemasukan, namun ia dan keluarga nya entah bagaimana selalu bisa menutupi kekurangan itu, dan bengkel Arif tetap berjalan semesti nya.
Di mana ternyata, diam-diam warga setempat selalu menolong dan membantu Ayah Arif di perkebunan sayur nya. Bahkan terkadang mereka pun bertamu di rumah Arif dan membawa Ayam, itik atau bebek untuk di pelihara Arif.
Dengan alasan mereka telah memiliki banyak. Padahal hal itu mereka lakukan karena tau Arif dan keluarga nya memiliki banyak kekurangan, dan sangat sulit membalas kebaikan Arif dan keluarga nya. Jadi mereka melakukan itu sebagai bentuk balas budi mereka terhadap Arif dan keluarga yang tak lelah menolong mereka.
2 hari telah berlalu setelah keberangkatan Arif ke tujuan Rantauan nya. Di mana sepenuh nya Arif bukan lah merantau tanpa tujuan sama sekali.
Lebih tepat nya teman-teman seumuran nya dulu, setelah lulus SMA, beberapa dari mereka ada yang kuliah dan beberapa memilih untuk merantau dan bekerja.
Adapun Arif mengapa baru merantau sekarang, hal itu di karena kan 4 tahun lalu setelah lulus, Arif merasa baru memiliki waktu yang banyak untuk membantu orang tua nya.
Di mana selama sekolah nya, ia sama sekali tidak memiliki waktu yang cukup, walau pun ia mau membantu mereka.
Singkat cerita, Arif telah di tungguin oleh kedua teman nya Roni dan Dino di terminal bus kota tempat mereka berada.
Sesekali Arif menelpon dan sangat sering mengirimi mereka pesan untuk segera menjemput nya. Karena sebentar lagi Ia akan tiba di terminal tujuan.
Sebab jika tidak demikian maka ia tidak akan tau kemana ia pergi dan berhubung ini pertama kali nya ia datang ke kota tersebut jadi dia sangat khawatir dengan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Apa lagi saat ini ia sangat lapar dan kantuk. lain dari itu ia juga tinggal memiliki 20.000Rp saja dalam dompet nya setelah turun dari kapal laut.
menurut nya ia sudah mencoba irit sepanjang perjalanan, tetap saja ia kehabisan uang nya. Karena kenyataan nya ia sama sekali tidak membawa uang yang cukup dalam perjalanan.
Sambil menatap menatap dompet nya yang kusam, Arif mendesah pelan setelah melihat isi nya.
"mmmm... tak terasa uang ku tinggal 20.000Rp.
gk tau kenapa, dalam perjalanan ini aku merasa begitu banyak memakan makanan (Pop Mie) dan menghabis kan banyak air"
seolah ia menyayang kan bahwa ia tidak bisa irit sama sekali. Padahal perjalanan nya pun masih panjang.
Jika ada salah satu penumpang yang bersama Arif mengetahui bahwa Arif yang hanya menghabis 80.000Rp dalam perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu selama 2hari dalam kapal dapat di sebut boros,
maka semua orang yang menghabis kan beberapa ratus ribu bahkan jutaan dan masih merasa kurang,
mereka pasti akan menganggap Arif sebagai Guru mereka dalam hal mengatur pengeluaran. Dan mereka pasti akan heran bahwa Arif masih sesehat itu saat ini..
Berpindah kepada teman-teman Arif.
Mengetahui fakta bahwa Arif berada dalam kegelisahan saat ini, kedua teman nya berpura-pura tidak menjawab telpon Arif dan sama sekali tidak membuka pesan nya.
Hal ini mereka lakukan sebagai bentuk kejutan dan rindu melihat bagaimana seorang Arif yang di puja di desa, kini akan memohon pada mereka di rantauan.
Namun hal yang mereka tunggu dari seorang Arif untuk memohon, tidak lah terjadi. menelpon atau mengirimi mereka pesan pun, tidak lagi di lakukan nya dalam beberapa jam setelah pesan terakhir nya.
Hal ini membuat kedua teman nya menjadi panik. awal nya mereka mengira bahwa Arif pasti sedang menunggu respon mereka.
Namun melihat ia begitu sabar dan pengertian saat ini ketika ia bahkan hampir tiba, itu adalah hal yang mustahil menurut teman-teman nya.
karena yang mereka berdua ketahui, baru naik bus saja, Arif sudah memperingat kan mereka berulang kali, apa lagi setelah ia beberapa jam dalam perjalanan.
"Lalu mengapa hal seperti itu bisa terjadi..?"
Ucap Roni setelah mereka mencoba menghubung kan situasi Arif sejak tadi hingga kini. Tak mau membuang waktu lagi akhir nya Dino mencoba menelpon Arif, namun sayang nomor Arif tidak lah Aktif.
Roni pun demikian. Menelpon mengirimi nya chat berulang kali, namun hasil nya tetap nihil. Hingga mereka memutus kan untuk memeriksa setiap bus yang masuk ke terminal itu.
Mereka bertanya pada semua penumpang dan sopir dengan menunjukan foto Arif di layar ponsel mereka, tapi sayang dari semua bus yang masuk di terminal tak ada satu pun yang mengaku melihat Arif.
Dugggggh.... Rasa nya seperti ada sesuatu yang menghantam dada ke dua teman Arif. Karena bagaimana pun mereka tidak pernah membayang kan seorang Arif akan hilang di rantauan di hari pertama ia datang.
Mereka ingin melapor kan hal tersebut ke kantor polisi. Namun menurut aturan nya, hal itu hanya bisa di selediki setelah 24jam berlalu semenjak kejadian nya.
Hal ini membuat mereka semakin panik. Apa lagi mereka menyadari Arif yang sudah tanpa bekal.
Berpindah kepada Arif, kini ia tak tau harus kemana. Menatap jalanan yang penuh dengan kemacetan, berjalan di bawah kelap-kelip nya lampu jalanan, ia menahan rasa sedih dan lapar nya.
Ia tak menduga Bus-Bus di kota, sopir dan penumpang nya tidak begitu berperasaan menurut nya.
Di mana waktu itu, setelah ia selesai menelpon dan mengirimi pesan kedua teman nya, ia tertidur karena kelelahan.
Ia di bangun kan ketika sampai pada pemberhentian pertama. Di sana ada aturan. Setiap penumpang yang akan turun ke terminal berikut nya, harus lah membayar dari sekarang.
Sebenar nya hal ini di lakukan bus-bus ini bukan lah tanpa alasan. Demi menghindari penumpang nakal yang tiba di terminal dan menyelonong pergi tanpa membayar ongkos .
Akhir nya, semua bus di sana sepakat menetap kan aturan tersebut. Maka karena uang yang di miliki Arif tinggal 20.000Rp, maka hal itu tidak cukup membawa nya ke terminal berikut yang adalah tujuan nya.
Alhasil Arif di turun kan begitu saja di jalanan. Dan baru ketika akan memberitahu kan hal ini kepada teman-teman nya, Arif menyadari bahwa handpond nya juga telah di colong dari tas nya.
Aaaaagggggggh.....
"Ya Tuhan,... Ampun... Apa yang harus saya lakukan sekarang "
tak tau harus berkata apa lagi, Arif pun terduduk lesu di atas trotoar. Mata nya nya sembab, ini adalah kali pertama nya dalam hidup mengalami kepanikan.
Ia tak menyangka apa yang ia takut kan sebelum nya, dan tidak bertemu dengan teman-teman yang menjemput nya, benar-benar terjadi.
Bingung, dan kali ini Arif benar-benar ketakutan. Tanpa uang sepeser pun, dan tanpa siapa pun lagi di tempat asing dan baru,
ia bahkan hanya bisa membaca nama-nama jalan yang ia lalui, namun ia tak tau arah yang ia tuju akan membawa nya kemana.
Malam itu juga, Arif kerap kali di usir dan di salah pahami oleh pemelilik Rumah, security dan warung-warung yang melihat Arif akan berlindung di teras mereka.
Mereka mengatakan Arif adalah pencuri yang begitu bodoh. Memakai kalimat basi secara terus-menerus. ("bisa kah aku meminta izin bernaung di sini malam ini")
Sedangkan menurut mereka kedok pencuri dari dahulu yang kerapkali terjadi adalah berpura-pura lemah, memasang muka sedih, dan seolah tak ada tempat berlindung.
Namun kali ini mereka tak kan tertipu sedikit pun lagi.
"PERGIIII.......!!!!!
SEKALI PUN KAMU TIDAK AKAN MENCURI SEPERTI YANG KAMU KATAKAN, NAMUN RUMAH KU BUKAN TEMPAT MENAMPUNG ORANG LIAR SEPERTI MU"
"Maaf nak kami akan tutup, tolong jangan di sini"
"Mas, jika tidak ada keperluan apa pun, dan bukan pegawai perusahan, mohon kerjasama nya dan segera meninggal kan lokasi"
"Maaf, anda siapa? Ada perlu apa..? Jika tidak ada, jangan di depan rumah saya"
Berbagai macam bentuk kalimat dan pengusiran terjadi terus menerus di mana pun Arif ingin berlindung dari curah hujan malam itu.
Hingga akhir nya, ia pun memutus kan untuk berjalan saja, sekali pun ia harus basah-basahan, namun ia tidak lah memiliki pilihan selain melakukan nya.
Hujan masih saja tak juga kunjung reda seolah tak akan berhenti walau hanya sebentar.
Di malam yang begitu dingin itu, Rizka tak punya pilihan lain, selain tetap pulang ke rumah nya dan mengunjungi ibu nya yang sedang sakit.
Di mana selama ini, Rizka tinggal di Villa Ayah nya yang kebetulan itu dekat dengan kampus nya. Jadi Ia jauh dari ke dua orang tua nya.
Namun karena malam itu curah hujan yang begitu lebat, Sopir Ayah Rizka menyaran kan nya untuk berangkat esok pagi saja.
Ia tidak keberatan bolak balik menjemput nya. Karena menurut nya kesehatan Rizka adalah yang paling utama.
Namun Rizka yang begitu mengkhawatir kan ibu nya, langsung saja menyelonong masuk ke mobil dan meminta si pak sopir untuk segera melakukan perjalanan.
*****
Suasana jalanan malam itu sama sekali tidak lah berubah sekali pun hujan deras mengguyur. tetap terjadi kemacetan panjang dan mobil mereka terpaksa pun harus bergerak pelan mengikuti kendaraan lain nya.
sekali pun sudah berbalut kan jaket tebal dan menghidup kan penghangat dalam mobil Ayah Rizka yang super mewah, Rizka tetap saja merasa kan kedinginan yang intens.
Dan di saat ia akan membungkus kepala nya lagi demi mengurangi resiko kedinginan dengan tudung jaket yang ia pakai,
Tanpa sengaja Ia Melihat sesosok, seperti Bapa-Bapa yang berjalan menyusuri trotoar. Seluruh pakaian bapak itu basah kuyub di saksi kan nya,
namun ia berjalan dan menunduk sembari sesekali tangan nya mengusap air hujan yang membasahi wajah nya. Seolah ia tidak terganggu sama sekali oleh kemacetan maupun hujan deras yang mengguyur.
Melihat hal itu, Rizka yang pada dasar nya hati nya baik, tidak tega membiar kan itu begitu saja.
"pak, pak, menyamping bentar pak"
"Ada apa Non"? Jawab pak sopir kaget sembari menyamping kan mobil lebih dekat trotoar dan berhenti.
Namun karena jalanan macet, tetap saja mereka akan menghalangi kendaran dari belakang mereka.
Tanpa menjawab pertanyaan pak sopir, dan tanpa menghirau kan klakson dari belakang yang begitu berisik, bahkan sekalipun di teriakin oleh pengguna jalan lain yang di halangi,
Rizka langsung saja keluar dari mobil dan memayungi si Pria yang di kira nya adalah bapak-bapak tersebut yang kini tepat berada di samping mobil mereka.
dan tanpa banyak bicara, karena hujan yang begitu deras, Rizka memutus kan untuk berbicara dengan Bapak itu di mobil saja.
"Ayo pak, Masuk. Ta antarin ke mana pun tujuan Bapa"
"T. Tapi.."
Belum menyelesai kan kalimat nya pria yang di kira bapak-bapak itu , ia telah di dorong masuk lebih dahulu dan pintu mobil langsung di tutup.
Tidak lama kemudian Rizka pun masuk dan duduk di kursi penumpang depan samping pak sopir.
*******
Setelah melewati kemacetan, akhir nya Rizka baru tersadar dengan keberadaan sosok lain yang ia beri tumpangan tadi nya.
Ada pun pak sopir ia hanya bisa pasrah dan kagum dengan kebaikan hati nyonya muda nya itu.
Sekali pun dengan ini ia akan memiliki kerjaan tambahan dan harus membersih kan mobil nanti nya namun ia tidak keberatan melakukan nya.
"pak, apa kah bapak kedinginan?"
oh ya kebetulan ini ada roti,.. Bapak makan ya" dan berhubung ini udah malam, sebenar nya bapak mau kemana?"
Tanya Rizka sembari memutar badan nya dan menyodor kan beberapa bungkus roti serta Air mineral ke arah Arif yang berada di belakang nya.
Namun karena pencahayaan dalam mobil kurang jelas, dan di tambah saat itu Arif memakai topi serta jaket yang besar serta penampilan nya yang acak-acakan setelah kehujanan,
Rizka tidak dapat dengan jelas melihat penampilan Arif saat itu. Pada akhir nya Arif hanya bisa pasrah di sapa dengan sebutan bapak. Walau pun dalam hati Ia tidak lah terima.
"siapa sebenar nya yang Anda panggil dengan sebutan itu"? Bapak? Apakah kamu buta?" apa kah saya setua itu?" dan di mana mata mu berada ? Kamu lah yang ibu- ibu dan anda pasti sudah tua. Hmmmmmp"
beribu kata kesal Arif pendam dalam hati, namun ada pun demikian ia tetap menerima tawaran baik Rizka.
"ummmm... A'aku.."
Mendengar pertanyaan Rizka yang menanya kan tujuan nya, Arif tergagap dan kesulitan untuk memberitahu kan yang sebenar nya.
Namun melihat hal itu, langsung saja di manfaat kan oleh pak sopir yang tak mau bertanggung jawab sendirian untuk membersih kan mobil.
"Mmmmh, karena ini sudah sangat larut, mengapa tidak ke tempat saya dulu malam ini"?
" Jika bapak tidak keberatan saya akan menyewa kan Gojek besok dan mengantar kan bapak ke tujuan" gimana pak." ?
"haaaa. ..? mmmm A'aku,.. "
Mendengar jawaban Arif yang terlihat kaget, dan kembali tergagap, Rizka berasumsi, bahwa Arif keberatan dan akan menolak.
Oleh karena itu dengan cepat ia membujuk Arif serta meyakin kan nya bahwa saran Pak Tarjo, atau pak sopir adalah baik ada nya. Apa lagi menurut Rizka seperti nya tujuan Bapak ini masih jauh.
"hmmmpth... apakah anda pikir bisa pergi begitu saja setelah memberantakin mobil boss saya"?
Apakah Anda tidak berpikir untuk membalas budi.?
paling tidak anda membersih kan kursi yang anda duduki saat ini saja sudah cukup"
ucap pak sopir dalam hati, sembari mengintip Arif melalui kaca tengah mobil dan memperlihat kan senyum misterius, dan itu tentu saja membuat bulu kunduk Arif berdiri seketika
namun ada pun demikian, ia tidak menolak, dan Akhir nya jadi lah Arif di bawa ke Rumah utama Rizka.
dan memiliki tempat untuk berlindung setidak nya beberapa jam ke depan walau pun ia tidak tau di mana nanti nya Ia akan di tempat kan.
********
Setiba nya di Rumah, Rizka langsung di sambut oleh Mbo Nia dengan sapaan tulus yang menanda kan Mbo Nia ini sudah sangat dekat dengan Nyonya muda nya.
Tak lupa Ia menawari Nyonya muda nya yang cantik dan baik hati itu untuk makan dulu,
karena Ia sudah menyedia kan semua masakan kesukaan Nyonya muda nya di meja setelah mengetahui kedatangan nya.
Namun Rizka ingin menjenguk Ibu nya dulu.
dengan itu, Ia memberitahu Mbo Nia untuk menunggu nya di meja makan sebentar.
Setelah Ia menemui Ibu nya, Ia akan menemui nya, dan akan makan bersama nya. Karena menurut Rizka, Ia juga sudah kangen dengan masakan Mbo Nia.
yang tentu saja ucapan Rizka ini sontak membuat Mbo Nia sangat terharu dan bahagia bekerja sebagai PRT di keluarga Rizka.
Bahkan dalam hati nya, Ia bertekad untuk mengabdi kan seluruh hidup nya pada keluarga Rizka,
tidak peduli apa pun, Ia merasa sangat di terima dan di sayangi di keluarga ini, sekali pun Mbo Nia sebenar nya memiliki tampilan yang kurang menarik.
Dan sedikit cacat pada kaki kiri nya yang membuat langkah nya agak terganggu. Namun dalam bekerja, Mbo Nia tidak bermalas-malasan,
dan yang membuat Mbo Nia bahagia, Ia tidak pernah di paksa kan dalam bekerja. Dan semua orang di keluarga ini menerima keberadaan nya dengan tulus.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!