Manusia adalah makhluk yang paling menyeramkan di muka bumi ini, karena mereka adalah makhluk yang paling banyak melakukan perubahan dan kerusakan. tapi Naomi, wanita itu adalah makhluk hidup yang paling menyeramkan yang pernah ada, jika kita memperhatikan kisah hidupnya lebih seksama....
...****************...
"Hallo?"
"Naomi, kapan kamu akan kembali ke Indonesia, apa kamu tahu sebanyak apa dana perusahaan yang kamu habiskan untuk bersenang-senang di luar negeri sana?!"
Pak kumis ini cerewet sekali....
"Ya, tenang saja saya sedang ada di bandara, jangan telpon saya lagi"
"Eh Naomi...."
Tuut
Naomi mengakhiri panggilan dari bosnya, pak Hendra; sebelum pak kumis itu mengoceh lebih banyak lagi, dia berbohong jika dirinya sudah ada di bandara, padahal masih bermalas-malasan di hotel.
"Aduh kapan berhentinya sih, nyebelin banget!" Dari dua hari yang lalu Naomi mengalami perubahan signifikan pada dirinya yang Naomi pikir itu hal yang menyebalkan.
Karena harusnya dia sudah take off ke Indonesia hari ini, tapi harus tertunda karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.
Ya, kalian tau perubahan yang terjadi pada ibu hamil trimester awal kan? Mual-mual, perubahan mood, gampang stress dan nafsu makan bertambah.
Tiga hal terakhir mungkin biasa bagi Naomi si tukang marah, tapi yang pertama ini hal yang baru untuk Naomi.
"Sial.... jadwal haid gue juga belum dateng lagi. Apa jangan-jangan bener ya gue hamil?"
Naomi memang tak pernah hamil, tapi setidaknya dia cukup banyak tahu tentang kehamilan dari lingkungan sosial dan buku.
"Gawat kalau gini, kenapa harus kecolongan sih dasar Naomi ceroboh!"
Perlu kalian tahu bahwa Naomi memang wanita yang memiliki aura yang membuatnya terlihat anggun, elegan dengan sedikit kesan imut. Itu membuat banyak orang tertipu dengan tingkah lakunya yang jungkir balik seratus dua puluh derajat.
Naomi tipe orang yang masa bodoh dengan lingkungan sekitar dan hanya memikirkan hal yang menguntungkan nya saja.
Apalagi dengan track record pergaulannya yang urakan parah, orang-orang gak akan percaya kalau Naomi, si manis dan menggemaskan ini hobi gontai ganti pria setiap malam untuk berbagi ranjang dengannya.
Apalagi pas sekali 7 bulan yang lalu, untuk pertama kalinya dia di tugaskan untuk pergi ke LA oleh perusahaannya untuk perjalanan bisnis. Bukan main senangnya Naomi, karena akhirnya dia bisa mencoba para bule premium di kasino atau bar di LA.
Bukan karena gak bisa, tapi tuntutan pekerjaanlah yang membuat Naomi menjadi sulit melakukan hubungan ****,kecuali pada akhir pekan.
Dan saking senangnya, Naomi sampai lupa waktu dan menetap di salah satu hotel di LA hingga 7 bulan lamanya, dengan bermodalkan kartu kredit perusahaan yang di pegang nya.
Dan siapa tahu dari sekian banyak pria yang tidur bersamanya ada satu orang yang menanam benih di rahimnya.
"Halo?"
"Masih hidup loe nom, 7 bulan ngilang tiba2. kemana aja loe!?"
"Eric, kayaknya gue hamil deh"
"Siapa ayahnya?"
"Gak tau"
Eric adalah satu-satunya pria yang dekat dengan Naomi tapi tidak pernah tidur dengannya, dia adalah teman Naomi sehidup sebobroknya, dan satu-satunya manusia yang mengerti Naomi luar dalam, baik buruknya,dan semua kebiasaan Naomi.
Eric dan Naomi sudah saling mengenal sejak SMP dan persahabatan mereka berlangsung sampai sekarang.
"Coba tes darah dulu, siapa tahu cuma sakit maag"
"Tapi gue kan gak punya maag, lagian haid gue juga telat kok"
"Trus siapa yang ngehamilin loe, loe inget gak?"
"Ehmmm.... Kayaknya gue tau deh siapa"
Yaudah tuh orang suruh tanggung jawab"
"Ahh...sial banget hidup gue!"
"Siapa suruh asal nyosor aja!"
Mumpung Rik, barang import...."
B*ngs*t!"
" Hehe..."
****
Siang hari di bandara Soetta...
Bruk..!
"Adoooh, apa-apaan ini!?"
Naomi baru saja sampai di Indonesia hari ini, dan dia langsung di kejutkan oleh pelukan dari pria yang tak dikenal.
"Welcome home, my sweetie"
"Anj...loe siapa b*ngs*t!!"
Bukannya kesal, pria itu hanya tersenyum melihat Naomi yang marah-marah.
"Kenalin, nama aku Raihan, aku calon suami kamu Naomi"
Mendengar itu Naomi langsung mengernyitkan alisnya, dan dengan muka judesnya berkata:
"Oh ya? Kalo gitu tolong bawain koper gue sampai rumah, awas kalo sampe lecet"
"Siap bos!"
Dan benar saja, Raihan mengantar Naomi_dan kopernya _ sampai rumah dan di sambut hangat oleh keluarganya.
"Naomi, akhirnya kamu pulang nak."
"Gak usah sok peduli, gue minta jemput di bandara aja kalian gak ada yang dateng"
Naomi, memang tak pernah akur dengan orang tuanya terutama ayah, tapi disamping itu dia masih bertahan hidup bersama keluarganya karena ingin hemat (yang sebenarnya pelit).
"Naomi, makan dulu nak, ibu udah buat masakan Indonesia kesukaan kamu"
"Gak usah, mau tidur, capek!"
Naomi hidup sederhana bersama orang tua dan kedua adiknya, Dimas dan Nawa.
Bukan berarti gajinya tidak cukup banyak untuk membeli sebuah tempat untuk dia panggil sebagai rumah.
asal kalian tahu saja, kekayaan Naomi bahkan cukup banyak untuk membeli sebuah pulau.
Dia bisa di bilang crazy rich yang tidak mau di panggil 'orang kaya' , dari pada menghamburkan uang untuk membeli rumah lebih baik dia menumpang saja di rumah orang tua, toh masih ada cukup ruang untuk menampung badan mungilnya.
Dan lagi, bahkan kalaupun dia tidak bekerja, dia sudah punya cukup banyak saham yang dia investasikan di banyak perusahaan besar yang tidak akan pernah bisa bangkrut kecuali jika kiamat tiba, termasuk perusahaan yang sedang dia kembangkan sekarang.
Panggilannya saja Bu manajer, padahal jika mau, Naomi bisa mengambil gelar apapun yang dia mau di perusahaan itu karena secara kasarnya, setengah dari perusahaan itu adalah paten milik Naomi.
"Nak Raihan, gak mau makan dulu?" Melihat Raihan meletakkan koper Naomi di sudut rumah dan hendak pergi, ibu Naomi menawarkan makan padanya.
"Makasih Bu, sudah kenyang"
"Kamu yang sabar saja, Naomi memang begitu sifatnya, ibu harap kamu gak kecewa. Kami memaksa kamu menikahi Naomi, tapi kami tak bisa menjadikan Naomi wanita yang baik"
"Nggak kok Bu, saya gak merasa kecewa. Saya pasti akan sangat senang menikah dengan Naomi, dia adalah tipe ideal saya"
Mendengar itu ibu Naomi terkejut, bagaimana bisa Naomi yang gak punya adab itu tipe ideal Raihan?
"Kamu serius nak?"
Iya Bu, saya berharap Naomi mau menikah dengan saya "
Ganteng-ganteng aneh...
*****
Malam harinya, Naomi terbangun dan merasa lapar, tapi dia masih merasa mual ketika mencium bau masakan yang di buat ibunya, itu sebabnya dia tidak berselera makan tadi siang.
"Cari makan di luar aja lah"
Tepat pukul tengah malam, akhirnya dia menemukan ada toko roti yang masih buka.
" Selamat datang"
Kring..s
Suara bel yang khas ketika Naomi memasuki toko itu, membuatnya jadi teringat akan masa lalunya.
"Oh Naomi, apa kabar?"
"Naomi, apa kabar?"........
****
Sarah, teman kuliah Dimas yang kebetulan seumuran dengan Naomi bekerja paruh waktu di toko roti itu.
Naomi akhirnya merasa nyaman, karena menemukan tempat untuk berbagi cerita.
"Gimana kabarnya?"
Sarah membawa custard mocca toast pesanan Naomi, lalu ikut duduk di bangku, kebetulan toko roti itu sepi pelanggan dan hanya ada Naomi disana.
"Baik"
Naomi menjawab asal dan lebih fokus pada toast yang membuatnya meneguk ludah dari tadi.
"Bukan itu yang aku maksud"
"Thrush apha?"
"Gimana kabar lamaran kamu sama Raihan?"
Mendengar itu Naomi berhenti mengunyah, menatap wajah Sarah dengan kesal.
" Jadi elo yang nge rekomendasiin laki aneh itu ke orang tua gue?!"
Dan dengan polosnya Sarah mengangguk.
"Sial, gue lagi makan jadi gak napsu!"
"Emang kenapa Raihan? Dia ganteng, baik, kaya, orangnya husband material banget lah... Ya, walaupun kekurangannya dia masih polos sih...."
"Apa maksudnya masih polos?"
Walaupun kesal juga dengan sarah, tapi akhirnya Naomi merasa tertarik dengan Raihan dari penjelasan detailnya, jiwa petualang nya merasa tertantang.( Petualang cinta tentunya)
"Pokoknya Raihan itu laki-laki yang paling cocok buat Naomi menurut aku, makanya aku coba rekomendasi ke orang tua kamu," akhir dari promosi ekslusif Sarah.
" Oh gitu"
Dasar Naomi gak punya akhlak, orang jelasin panjang lebar, dia cuma bilang 'oh gitu '.
"Loe kenal Raihan dari mana?"
"Ehm.. dari acara reuni kuliah di universitas kita, acaranya baru aja bulan kemarin, dia nanya ke orang-orang ada gak mantan alumni yang masih single, yaudah aku kenalin aja kamu"
" BODOH!! "
"Harusnya tanya dulu ke gue kalo mau ngenalin ke orang tua, dasar Sarah geblek!"
"Ya maaf...hehe"
*****
Pagi harinya, Naomi bersiap untuk bekerja, dia sedang bercermin di kamar Dimas karena kebetulan kaca lemari pakaiannya pecah akibat pergelutan duo bocah kematian(Dimas dan Nawa) saat Naomi berada di LA.
" Lama di LA makin liar aja nih singa betina"
Dimas mengeluh sarkas pada Naomi yang memang memaksa masuk ke dalam kamar Dimas walaupun si pemiliknya tidak Sudi.
" Yoi... Jiwa liarku tersalurkan dengan baik di sana, puas banget gue 7 bulan ngilang".
Dimas yang masih berbaring di ranjang mencibir sambil menunggu Naomi keluar.
"Eh gue liat ya!"
Naomi menangkap basah Dimas dari pantulan cermin.
"Dasar Buto ijo!"
" Apa loe bilang?!"
Brak!
Bruk!
Gedebak!
Gedebuk!
Aaaaaa...
Dan terjadilah peristiwa pertarungan antara kakak-adik yang sangat harmonis.....
Selesai mencari masalah dengan Naomi, Dimas akhirnya mengaku kalah dan pertarungan di menangkan oleh singa betina a.k.a Naomi.
Dan keduanya turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi bersama.
" Selamat pagi Naomi"
Baru saja dunia Naomi tenang, datang lagi masalah baru yang lebih besar: Raihan.
" Loe ngapain pagi-pagi kesini?"
" Aku mau jemput kamu"
Masih dengan senyum manisnya yang bisa mengalahkan selai srikaya, Raihan menyapa Naomi dengan baik walau Naomi nya datar.
" Yaudah ayo!"
Asik tumpangan gratis....
" Kamu gak sarapan dulu?" Perhatian Raihan yang bisa bikin gunung Everest meleleh...
" Gak, mual liat muka loe" di balas dengan kejujuran Naomi yang bisa bikin kristal terbelah dua.
" Hati-hati di jalan, Naomi"
" Iya, Bu."
Naomi mengheran karena dia yang di sebut, Raihan yang menyahut.
*****
Saat dalam perjalanan menuju perusahaannya, Naomi menjadi risih pada Raihan yang selalu tersenyum sambil mengemudi.
"Ehem..."Naomi mencoba memulai percakapan.
"Kenapa loe mau nikah sama gue?"
Raihan melirik sekilas dan menjelaskan sambil tersenyum sumringah, " Kenapa enggak? kamu itu wanita independen yang cantik dan mandiri, aku juga sering denger kalau banyak pria yang mau menjalin hubungan sama kamu, tapi gak ada yang pernah kamu terima".
Bukannya gak mau, tapi Naomi itu paling anti yang namanya 'komitmen', dan para pria yang mencoba mendekatinya pasti selalu memaksanya menjalani hubungan yang serius.
Daripada pusing memikirkan hari ini 'dia sedang apa', ' dia sudah makan atau belum ', 'apa dia selingkuh di luar sana', dan hal-hal sepele lainnya, lebih baik dia mencari pria yang bisa di ajak one night stand, lalu tidak pernah berhubungan lagi setelahnya, praktis, dan tak perlu melibatkan komitmen.
" Udah nyampe", Naomi menunjuk ke seberang jalan di mana perusahaan GD.tech.co berada.
" Oh iya," Naomi memegang pintu mobil sebelum keluar dari sana.
" Lebih baik loe jauh-jauh dari gue sebelum loe nyesel nantinya. Loe tahu, gue gak sebaik yang loe kira".
Baam!
Raihan yang mendengaaar itu tetap tersenyum dan berkata dari dalam mobilnya, " semoga hari ini hari keberuntungan kamu, Naomi!"
Orang gila...
*****
"Kemana aja kamu selama tujuh bulan ini, Naomi! Saya suruh kamu untuk urus klien di LA, kamu malah liburan?!"
Pak Hendra Gunawan, selaku CEO perusahaan GD.tech yang selalu di sebut 'pak kumis' oleh Naomi, langsung berceramah panjang lebar saat Naomi datang ke ruangannya.
" Enak aja, liburan! Saya yang menyelamatkan perusahaan ini dari kebangkrutan. Kalau bukan karena saya yang menemukan perusahaan yang profit nya lebih menjanjikan, bapak pasti sekarang gantung diri karena utang yang gak abis-abis!".
Naomi bertingkah angkuh di depan pak Hendra dengan duduk selonjoran di sofa malas milik atasannya itu.
" Iya, tapi kamu menghabiskan 30 milyar dana perusahaan hanya dalam waktu tujuh bulan!"
Pak Hendra sudah menahan diri untuk tidak melempar tubuh mungil Naomi keluar jendela dari lantai 20.
" Saya, akan potong gaji kamu dan mengambil uang pesangon untuk membayar 30 milyar itu, saya tidak menerima protes kamu untuk kali ini! Sekarang keluar dan bekerja dengan baik!!"
Naomi memang tak berencana untuk protes, itu strategi kunonya yang sudah bisa di baca oleh pak kumis ini, itu sebabnya dia santai saja.
" Tapi kalau proyek kerjasama selanjutnya sukses, pesangon saya turun lagi, kan?"
"MANA ADA!" Itu sudah di luar batas kesabaran pak Hendra, dirinya sudah Semerah kepiting rebus sekarang.
" Oh... Jadi bapak mau saya jual setengah proyek ke klien lain yang lebih besar keuntungannya? Bapak juga tau kan kalau proyek itu atas nama saya?"
Strategi mengancam Naomi keluar, dan sudah pasti tak bisa di kalahkan.
" Arrgh...tekor saya!!"
" Hehe.. terimakasih pak kumis yang baik......"
Naomi buru-buru melenggang keluar ruangan sebelum pak Hendra berubah pikiran.
Aneh tapi nyata, Naomi yang sebenarnya tak pernah butuh uang pesangon untuk membiayai kehidupannya itu, tetap mengambil resiko untuk uang yang tak seberapa.
Entah dia memang pelit atau kita yang terlalu boros dalam hal materi, tapi sungguh Naomi akan berjuang mati-matian hanya untuk uang yang tak seberapa, dia juga tidak pernah terlalu banyak menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak terlalu penting seperti orang kaya kebanyakan. Mobil? Rumah? Tas bermerek? Gaun sutra mewah? Perhiasan elegan dan intan permata? Jangan ditanya, Naomi paling banyak menghabiskan uang hanya untuk check in di hotel bintang tiga, itupun hanya untuk sehari.
Dia bisa menjadi sangat elegan dan berkelas di acara mewah hanya bermodalkan baju lama yang dimodifikasi menjadi gaun, dia bahkan sering melewatkan sarapan dan lebih memilih brunch untuk menghemat pengeluaran hariannya, bayangkan seberapa banyak uang yang dia pendam jika hidupnya sehemat itu.
" Ah, jam makan siang, kebetulan hari ini di kantin ada 'free Friday'! Waktunya makan gratis...."
Naomi... Naomi...
Naomi menikmati makan siang gratisannya di salah satu meja kantin, dan tanpa disadari ada banyak sekali mata yang mengamatinya dari tadi.
Tapi memang Naomi yang cuek, dia merasa bodo amat dengan sekitarnya.
" Naomi, apa kabar? Akhirnya nongol lagi di sini" salah satu rekan kerja Naomi ikut duduk di depannya.
"Baik" jawab Naomi singkat.
Naomi memang membatasi interaksi antara rekan-rekan kerjanya agar tidak ada celah bagi Naomi untuk tergoda dengan salah satu pria menantang di perusahaan.
Dia memang agak gila, tapi bukan berarti Naomi bodoh, dia masih waras untuk setidaknya memisahkan antara urusan pribadi dan pekerjaan, Naomi tidak mungkin mengambil resiko kalau reputasinya hancur hanya karena nafsu liarnya.
Diantara banyaknya pemicu sumbu emosi marah Naomi, entah kenapa harus para karyawan magang yang makan pas di meja belakang Naomi yang memicunya sekarang.
Mereka dengan terang-terangan membicarakan Naomi yang kata mereka terlalu lusuh untuk di panggil manajer. Bahkan ada yang bilang kalau Naomi lebih pantas jadi kuli proyek dengan setelannya hari ini.
"NGOMONG LANGSUNG KALO BERANI!!!"
Prang..!
Pecahlah bom waktu bernama Naomi, dan waktu makan siang jadi lebih menegangkan.
"Loe semua kalo punya banyak waktu buat ngurusin baju orang lain, lebih baik dipake buat kerja sana!! Masih magang aja tingkahnya udah kayak anj*ng! Anak koruptor loe semua, HAH?! Anak koruptor loe sampe yakin bisa kerja disini?! Gue ulti loe satu-satu gue jamin jadi gelandangan loe besok!!"
Banyak pasang mata yang mengamatinya, tapi Naomi memang singa betina, tidak ada yang berani menghentikannya.
Ada banyak dari karyawan magang yang si sembur oleh singa betina itu yang gemetar ketakutan, mereka tak menyadari bahwa hanya karena bergosip saat jam istirahat membuat mereka bisa kehilangan pekerjaan.
"Apaan sih GeEr banget, emang kita lagi ngomongin tentang ibu?"
Entah dari mana datangnya keberanian itu, seorang gadis berusia 20an melawan Naomi dengan santainya.
"Apaan loe bilang, GR?"
Naomi dengan amarah yang memuncak refleks mencengkram erat leher gadis itu dan mendekatkan wajahnya sambil berbisik, " loe pikir kuping gue, gue jual ke bandar organ hah?! Gue tau loe yang mulai menghina gue di obrolan tadi, dan loe pikir gue sebegitu bodohnya sampe gue gak tau mana mulut busuk yang ngehina gue, HAH!!"
Cengkraman tangan Naomi makin kencang dan membuat gadis malang itu kesulitan bernapas hingga tangannya menggapai-gapai.
"UDAH NAOMI LEPAS!"
"NAOMI UDAH CUKUP!!"
"NAOMI ANAK ORANG MATI NANTI!!"
Banyak orang yang melerai, tapi siapa sangka tubuh mungil itu memiliki tenaga yang besar, dan cukup untuk membuat 3 pria dewasa kewalahan.
Dan setelah beberapa detik, akhirnya Naomi melepaskannya. Dan gadis malang itu menghirup udara segar dengan rakus.
" Ajuin pengunduran diri ke HRD sekarang juga, atau gue jamin loe gak bisa bernafas lagi besok!"
Dan setelah keributan besar yang dia buat, Naomi melenggang pergi ke luar kantor.
Jika kalian pikir itu hal yang besar di dalam kehidupan pekerjaan Naomi, kalian salah. Naomi memang wanita yang berjiwa liar dan seluruh kantor tau sifat itu sejak lama; Naomi adalah tipe orang yang ketika melihat kesalahan sedikit saja dalam pekerjaan, atau ada yang mengganggu produktivitas kerja di perusahaannya, maka Naomi akan bertindak tegas.
Dan kejadian di kantin itu sudah termasuk mengganggu produktivitas kerja versinya, entah orang akan berfikir apa tentang itu.
Dia bisa di bilang kebal hukum jika berada dalam teritorinya, yaitu tempat kerjanya.
****
" Terimakasih atas kerjasamanya nona Naomi."
Setelah perkelahian di kantin tadi, Naomi mendapatkan pesan dari salah satu klien, untuk bertemu dengannya di luar, dan Naomi menyarankan untuk bertemu di cafe bakery tempat Sarah bekerja.
" Senang berbisnis dengan anda, di pertemuan selanjutnya saya akan mempertemukan anda dengan atasan saya,"
" Tidak perlu, saya percaya dengan anda nona Naomi, pertemuan selanjutnya kita akan membahas tentang tanda tangan kontrak".
Naomi tertawa lepas di dalam hati, bahkan para klien ini lebih percaya padanya daripada si kumis itu.
"Orangnya udah pergi?" Sarah membawa Zuppa soup yang di pesan Naomi setelah klien itu pergi.
" Bukannya loe cuma kerja shift malam, kenapa sekarang masih disini?" Naomi bertanya sambil mencelupkan pastry kedalam krim sup jamur pesanannya.
"Tukeran sama Dimas, jadi besok dia full time," Sarah dengan telaten mengelap meja sambil mengobrol dengan Naomi.
"Emang dia ada kuliah hari ini?"
"Nggak sih, tapi katanya mau Mabar sama tongkrongannya", jawab Sarah jujur.
"Dasar anak gak tau adab!" Naomi berjanji pada dirinya sendiri bahwa Dia akan memberi pelajaran pada Dimas saat bertemu dengannya nanti.
"Eh, yang tadi itu mas Raihan kan ya?" Tanya Sarah.
"Bukanlah Maemunah! Itu klien gue. Lagian masa iya loe ngebandingin om-om umur 40an sama berondong kaya Raihan".
"Ya maaf, lagian jarang ketemu sih, padahal komunikasi setiap hari".
Mendengar jawaban Sarah membuat Naomi berfikir keras, 'komunikasi'?
"Oh... jadi selama ini loe jangan-jangan jadi informannya Raihan, ya kan?"
Dan dengan santainya Sarah hanya nyengir kuda, "hehe...iya".
Dan dengan kesal, Naomi menarik tangan Sarah dan berbicara dengannya.
"Denger ya Sarah, gue tau kalo loe itu lemot, tapi gue gak tau kalau loe bisa segampang itu di manfaatin. Sekali lagi denger baik-baik, mulai sekarang jangan pernah loe berhubungan dengan si Raihan-rehan itu, kalo sekali aja gue tau loe kasih info tentang gue ke dia, gue pastiin kuping loe gue jual ke bandar organ nantinya, ngerti?!"
Sarah yang hapal betul dengan sikap Naomi menahan sakit di pergelangan tangannya dan menariknya sebelum patah.
" Iya deh maaf.."
Lalu kembali tersenyum sumringah dan berkata, " tapi aku tetap mendukung hubungan kalian berdua, aku jamin kalian bakalan jadi couple goals tahun ini, GO NARA couple GO...!!!!"
"NARA couple?"
"Iya, NAomi-RAihan, hehehe...".
Naomi menghembuskan nafasnya pelan, heran dengan sikap Sarah yang 'maksa' banget untuk menjodohkan Naomi dengan this 'Raihan' guy.
"Huft..loe maksa banget sih, kalo gue nya gak mau gimana?"
"Kenapa nggak, ada banyak perempuan yang ngiler pengen jadi istrinya mas Raihan, secara dia itu pengusaha muda sukses no 1 di Indonesia sekarang, belum lagi dia juga gantengnya gak ada obat!"
"FYI, Raihan itu adalah pemimpin perusahaan pemasaran yang terkenal akhir-akhir ini, banyak produk keluaran dari perusahaannya yang sukses bahkan udah sampai tingkat internasional. Kamu tau kan mie instan yang belakangan viral? Itu salah satu produk keluaran dari perusahaannya. Kamu gak bakal nyesel deh nikah sama Raihan".
Setelah mendengar penjelasan detail dari Sarah, Naomi berfikir sejenak.
" tadi nama perusahaannya apa?"
Serius nih? Diantara banyaknya pertanyaan, bisa-bisanya dia malah lebih tertarik ngebahas nama perusahaannya.
" Emang kalo udah tau nama perusahaannya kamu mau apa?"
"Gue mau coba invest ke perusahaannya siapa tau untungnya gede!"
Sarah sudah tidak asing lagi dengan sikap Naomi.
"Jangan cuma perusahaannya doang, loe mau invest sampe ke pemiliknya juga welcome, nom. Ini Raihan, dia yang berusaha ngelamar loe duluan".
Mendengar kata 'lamaran' membuat Naomi tertawa sarkas, " posisi gue sekarang ini gak bisa di bilang welcome ngejalanin komitmen untuk jadi bini orang, Sarah"
Jawaban ambigu yang membuat Sarah si lemot berpikir keras.
"Kenapa, sih? Emangnya kamu lagi punya hubungan sama cowok lain?"
Naomi hanya tersenyum dan dan melanjutkan makannya.
Menurut Sarah, entah kenapa senyum Naomi kali ini terasa menyedihkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!