NovelToon NovelToon

Menikahi Tuan Muda

Chapter 1

Wanita mana yang tak bisa ku taklukan? mereka sama seperti seekor kucing peliharaan, tinggal diberi uang maka semua masalah akan selesai, wush.. seperti angin.

Ya dialah tuan muda Ivander Raymond yang terlahir sempurna dengan wajah yang tampan serta bakatnya yang luar biasa.

Baginya uang adalah segalanya, jika butuh seorang wanita maka dia akan membelinya begitupun juga jika dia sudah bosan maka Ray hanya perlu melemparkan selembar cek untuk segera pergi dari hadapannya.

Tapi siapa yang mengira dia akan jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Arabela Danita Putri.

Arabela atau yang biasa disapa Bela dia hanya anak seorang tukang buruh cuci pakaian, untuk membantu biaya hidup keluarga diapun merelakan dirinya untuk menandatangi surat jual beli yang mana dirinya sendirilah yang diperjual belikan.

***

15 Agustus 2000

Malam hari ditepi kota seorang pria kekar memakai pakaian jas formal sedang memaksa Bela agar mau ikut dengannya. "Cepat kataku jangan membuatku marah!" teriaknya membuat Bela semakin takut.

"Tidak tuan tolong lepaskan saya.. saya berjanji akan segera melunasi hutang-hutang kami." seru Bela dengan merintih kesakitan akibat pergelangan tangannya dicengkeram dengan begitu kuat.

"Berisik! Aku sudah bosan dengan semua janji manis mu itu! Masuk!" pria tersebut mendorong kuat Bela agar masuk kedalam mobil.

"Tuan saya mohon tolong mengertilah.."

"Lebih baik kau diam saja nona! Karena sebentar lagi aku akan menjual mu kepada seorang tuan muda kaya. Dengan begitu kau bisa melunasi semua hutang keluargamu!"

Mendengar bahwa dirinya akan dijual tentu saja membuat Bela ketakutan dan menangis, "Tuan saya -" mendadak Bela kehilangan kesadarannya.

Mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah hotel elit bintang 5.

***

Saat Bela tersadar dirinya dibuat terkejut karena mendapati dirinya berada didalam sebuah kamar hotel nan megah dan mewah, Bela memegangi kepalanya yang masih berdenyut-denyut pusing sembari menatap kesekeliling nya.

Aku dimana? Pendengarannya semakin jelas saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, pandangannya pun mengarah ke daun pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Bola matanya membulat terkejut saat mendapati sosok pria tampan yang hanya mengenakan handuk sebatas perut dan handuk kecil putih yang melingkar dilehernya.

"Sudah sadar?" tanyanya dengan wajah dingin.

"Si- siapa kau? Kenapa aku ada disini!" seru Bela dengan nada bergetar bahkan wajahnyapun sudah sangat pucat.

"Hm? Aku?" diam sejenak, melangkah mendekat lalu melempar handuk kecilnya tepat mengenai pundak Bela, "Aku Ray.. Ivander Raymond!"

Tu- tuan Ivander Raymond.. putra bungsu dikeluarga besar Raymond? Kenapa aku bisa ada disini.. Tuhan tolonglah hamba-Mu ini..

Bela terlihat seperti sedang menelan salivanya dengan gusar.

"Kenapa.. kau terkejut mendengar namaku?"

Mendadak Bela memundurkan posisi duduknya agar dapat menjauh dari jangkauan Ray, namun sayang Bela kalah cepat. Sebelum itu terjadi Ray sudah menangkap tangannya terlebih dahulu.

"Lepaskan tangan saya tuan muda.. tolong jangan sakiti saya." pinta Bela dengan wajahnya yang memelas belas kasihan.

"Kau fikir aku peduli? Wanita sepertimu bisa kudapatkan dengan mudah dalam waktu 1 jam."

"Tuan jangan.." air matanya tumpah saat Ray dengan paksa mengunci tubuhnya tepat diabawah tubuh Ray.

"Layani aku dan nikmati saja, aku yakin kau pasti sudah sering melakukannya bukan?" Bela menggeleng, dengan tangisnya yang terisak, "Aku bukan pria yang mudah percaya dengan air mata wanita!" tandasnya dengan tegas.

Baju yang dipakai Belapun robek entah menjadi berapa bagian, Ray sudah melepaskan semua helaian benang dari tubuh mereka dan mulai menghunuskan pasukan kuatnya.

"Aaa... sakit!" pekik Bela semakin menangis tangannya mencengkram seprai itu dengan begitu kuat.

Seketika Ray benar-benar terkejut saat mengetahui keadaan Bela yang sebenarnya, diapun menghentikan aktifitasnya saat itu juga dan segera menarik diri dari Bela.

Bola matanya membulat tajam saat melihat bercak merah sebanyak itu diatas seprai, Kenapa dia masih suci?

Raypun segera turun dari ranjang untuk memakai piyama tidurnya, lalu membuka laci meja mengambil selembar cek untuk menuliskan nominal diatasnya.

IDR 200.000.000 adalah nilai yang tertera diatasnya, tanpa perasaan Ray melemparkan cek itu dihadapan Bela, "Ambil dan pergilah! Kuharap kita tidak akan pernah bertemu lagi!!"

Chapter 2

Bela yang mendengarnyapun begitu terkesiap, dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya kemudian beranjak dari atas ranjang melangkah mendekati Ray.

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat dengan mulus diwajah Ray, pria itu sontak membulatkan matanya lebih tajam dari yang tadi. "Berani sekali kau menamparku, shit!" pria yang sedang tersulut emosi itupun membalas tamparan Bela.

Menamparnya dengan kuat dan membuat tubuh Bela terhuyung ambruk kelantai.

Bruk!

"Aah!!" Bela merintih kesakitan ditambah lagi tuan muda Ray yang tiba-tiba saja menjambak rambutnya.

"Memangnya kau fikir siapa dirimu, hah? Sampai berani-beraninya menyentuhku!" matanya mendelik dengan ekspresi wajah yang dingin sangat angkuh.

"Kau fikir uang bisa menyelesaikan masalah yang telah kau perbuat? Heh! Sekalipun kau meniduriku dan membayarku kau fikir aku akan menerima uangmu?!" Bela memberinya senyuman sinis, "Kenapa kau begitu percaya diri sekali tuan Ivander Raymond?" Bela memberi penekanan pada kalimat Ivander Raymond.

Ray yang sudah sangat kesalpun tak bisa lagi menahan emosinya, dia benar-benar membuktikan perkataan Bela.

"Apa yang mau kau lakukan padaku, lepaskan aku.."

"Bukankah kau sendiri yang mengatakannya, aku ingin lihat seberapa murahnya tubuhmu ini!" tandas Ray tanpa ampun lagi. Dirinya menarik Bela dan merebahkannya diatas ranjang, kuncian tubuhnya tak bisa dilepas.

Bela menggigit kuat bibir bawahnya hingga berdarah namun hal itu tak mampu menghentikan aksi bejat Ray. Didalam kamar itu hanya terdengar suara Bela yang kesakitan saat merasakan milik Ray menyeruak masuk kedalam miliknya.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya kepuasan Ray begitu membuncah, sementara Bela nafasnya begitu tersengal-sengal dia kelelahan tubuhnya begitu lemas.

Ray yang merasa puaspun segera melepaskan miliknya dari Bela dan berbaring tepat disisi wanita itu.

Bela menangis hingga sesegukan sembari membelakangi Ray, lelah menangis membuatnya tertidur pulas.

***

Pagi menyapa saat Bela membuka mata pria itu sudah tidak ada lagi didalam kamar, perlahan Bela mencoba untuk bangun meskipun rasa sakitnya masih terasa.

Menatap goodie bag diatas meja kaca kemudian beranjak dari ranjang untuk membukanya, "Apa ini?" ternyata sebuah dress kerah dan lengan panjang.

Pilihan yang tepat untuknya karena pada saat Bela masuk kedalam kamar mandi, memandangi dirinya didepan cermin dia kembali menangis saat melihat tanda merah dileher dan didadanya bahkan sampai kepundaknya juga ada.

Setelah selesai mandi Belapun segera pergi meninggalkan kamar hotel.

Dirinya baru saja sampai dilobi hotel namun tiba-tiba saja seorang pria tampan datang mendekatinya, "Maaf nona permisi, apakah nona berasal dari kamar VVIP 8888?"

Belapun terkejut dibuatnya bagaimana mungkin orang selain mereka berdua bisa tahu? Raut wajah terkejutnya terlihat jelas.

"Nona tidak perlu takut, saya bukan orang jahat. Tuan muda Ray mengutus saya untuk menjemput anda."

"Tidak perlu repot-repot, termakasih!" saat Bela mencoba melangkahkan kakinya pria itu malah mencengkram tangan Bela, "Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!"

"Maaf nona saya hanya menjalankan perintah dari tuan muda."

"Katakan kepadanya aku sama sekali tidak memerlukan itu semua, lepaskan atau aku akan berteriak!"

"Bekerjasamalah nona!" tandas pria itu dengan tegas. Bahkan sorot mata dinginnyapun sudah melebihi tuan mudanya sendiri.

Bela yang tak berkutikpun mau tidak mau harus bersedia ikut dengannya. seorang sopir membukakan pintu samping penumpang, "Silahkan nona muda, tuan Kris." seru pak sopir dengan senyum ramahnya.

##

Typo teks bertebaran? Maaf ya 🤗🤗😅

Yuk jadikan fovorite novel kalian ya..

ini adalah sequel novel dari Terpaksa Menikah, ya 😊

Chapter 3

Setelah masuk mobilpun melaju dengan kecepatan sedang. Bela masih diam membisu dengan raut wajah sebalnya.

Mau apa lagi sih orang itu? Seenaknya saja memperlakukanku seperti ini! gerutunya dari dalam hati.

"Nona tidak perlu takut, tuan muda akan menjamin kelayakan seluruh kehidupan anda." seru Kris dari kursi depan disamping sopir.

"Tidak perlu, cepat hentikan mobilnya atau aku -"

"Lompat, silahkan saja! tambah kecepatan mobilnya!"

"Baik tuan Kris." sesuai dengan perintah, sopirpun menambah kecepatan mobilnya.

"A- apa yang kau lakukan cepat hentikan mobilnya. Memangnya siapa yang mau melompat sih?"

"Maka dari itu duduklah dengan tenang nona Arabela Danita!"

Dia bahkan menyebut nama lengkapku? Siapa orang ini sebenarnya?!

Tak lama kemudian mobilpun sampai disebuah vila mewah yang terletak tak jauh dari pantai. Hawanya sangat sejuk, beberapa pelayan datang untuk menyambutnya.

Mereka berbaris rapih sembari melempar senyuman, "Selamat datang nona muda.."

Mereka memanggilku apa tadi? No- nona muda? Haha yang benar saja. Lelucon seperti apa ini?

Kris menghentikan langkahnya saat mereka berdiri tepat didepan ruang kerja tuan muda Ray, dia membukakan pintu lalu menggerakan tangannya mempersilahkan Bela untuk masuk kedalam. "Silahkan masuk nona." yang diperintah masih berdiam diri, "Nona?"

"Apa yang sebenarnya kalian rencanakan?" seru Bela dengan ekspresi wajah khawatirnya.

"Nona tidak perlu khawatir, seperti yang telah saya katakan dimobil tadi. Tuan muda akan menjamin kelayakan seluruh hidup anda."

Yang benar saja. Kelayakan seperti apa yang kau maksud?

"Nona?"

"Ya baiklah terserah kau saja." Belapun segera melangkahkan kakinya masuk kedala ruang kerja. Ditempat itu Ray sudah menunggunya, dia duduk dengan santai diatas sofa sambil membaca majalah basket bulanan.

Melihatnya kembali benar-benar mengingatan Bela perihal tragedi semalam, mau apalagi sih dia?

"Silahkan duduk nona." seru Kris yang juga ikut duduk disisi tuan mudanya.

Bela mengangguk dan segera duduk berhadapan dengan mereka.

"Kau sudah mengurusnya?" ucap Ray sambil menutup majalah basketnya lalu secara tiba-tiba memandangi Bela dari kepala hingga kakinya. Dia menyeringai membuat Bela merasa risih.

"Sudah tuan, sebentar lagi pengacara Daren akan tiba."

Tak lama kemudianpun pengacara Daren datang dengan membawa tumpukan dokumen yang harus ditandatangani Bela selaku pihak kedua.

"Silahkan ditandatangani nona Arabela.." seru Daren sembari menyodorkan dokumennya diatas meja.

"Apa itu?" dihalaman depan tertulis jelas surat perjanjian kontrak kedua belah pihak, pihak kesatu Mr. Ivander Raymond dan pihak kedua Mrs. Arabela Danita. "Surat perjanjian kontrak? Kenapa aku harus menandatanganinya?"

"Surat perjanjian itu dibuat untuk keuntungan nona dan tuan muda." sela Kris menjawab pertanyaan Bela. "Jadilah wanita dari seorang tuan muda Ray, hanya itu."

"Hanya itu dan aku harus menandatangani dokumen setebal itu? Yang benar saja, maaf saya tidak tertarik tuan!"

Saat Bela mencoba untuk beranjak pergi, Kris tiba-tiba saja menyerangnya dengan kalimat yang menohok, "280.000.000!" Bela terdiam sejenak menghentikan langkahnya, "Tuan muda sudah membayar dan melunasi hutang kedua orangtua anda nona."

"Apakah aku memintanya untuk melunasi semua hutang orangtuaku, tidak kan?"

"Dan bunganya senilai 56.000.000 total keseluruhannya 336.000.000." Belapun membulatkan matanya dengan sempurna, "Menjadi wanita tuan muda atau kedua orangtua nona akan masuk penjara!" wah Kris kau benar-benar tak kenal ampun meskipun kau tahu lawan bicaramu adalah seorang wanita?

##

typo teks lagi? maaf ya hehe..

like komen vottenya jangan lupa yaah🌷👌

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!