NovelToon NovelToon

Calon Adik Ipar Ku Menjadi Suami Ku

bab 1 kecelakaan

Siang itu, seorang wanita yang berparas cantik dengan perawakan mungil tengah duduk sambil memegang handphone nya. sedari tadi ia sedang menunggu telepon dari seseorang yang merupakan tunangan nya yang akan pulang hari ini dari luar negeri setelah selesai melakukan pekerjaan nya.

"Mana sih mas Taufik, kok belum nelpon juga?, apa gak jadi pulang ya?", gumamnya sambil sesekali melihat jam yang ada di pergelangan tangannya .Setelah menunggu selama lebih dari satu jam ia pun memutuskan kembali kerumahnya.

Setelah sampai di rumah, sang wanita pun merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. sambil menatap langit langit kamar ia pun memegang dadanya sambil berkata

"kenapa perasaanku gak enak ya?, semoga mas Taufik baik baik saja", lirihnya

Setelah berkata demikian, tidak lama handphone nya pun berbunyi drtttt drttttr

"siapa sih yang telpon?", tanyanya sambil mengambil handphone dan melihat siapa yang menelpon.

"Mama Nisa", gumamnya .mama Nisa adalah calon ibu mertua nya. setelah mengetahui siapa yang menelpon, ia pun mengangkat nya

"halo ma", jawab ku

"Halo Arumi, kamu ada di mana nak?", tanya nya serak ,seperti sedang menangis. yahhhh wanita yang sedari tadi menunggu kepulangan sang tunangan adalah Arumi

"Arumi ada di rumah ma, baru aja pulang. ma, apa mas Taufik gak jadi pulang ya ma?", Tanyaku pada mama Nisa.

"Nak, Ta-taufik Taufik dia mengalami kecelakaan saat perjalan pulang, sekarang dia sedang ada di rumah sakit", ucap nya sambil terbata dan menahan tangis

"Apa????," ucapku sambil setengah berteriak karena terlalu shock

"ma ,mama gak bercanda kan ma?, mama gak serius kan, ini gak lucu ma," ucapku karena masih mengira mama Nisa tidak serius dengan ucapannya

"mama bahkan berharap ini hanya mimpi nak. Tapi itulah yang terjadi, pihak rumah sakit baru saja mengabari dan sekarang mama sedang menuju ke rumah sakit bersama papa", jawab nya sambil terus terisak.

"Baiklah ma, Arumi akan segera menyusul. mama tolong kirimkan alamat rumah sakitnya ya ma," kataku sambil menahan tangis

"aku masih berharap semua ini hanya mimpi. dua tahun kami bertunangan, dan sekarang hanya menunggu beberapa hari lagi tiba hari pernikahan kami, kenapa keadaan nya jadi seperti ini", tanpa bisa ku cegah air mata ku terus mengalir

" aku hanya bisa berharap, semoga mas Taufik baik baik saja, setidaknya keadaannya tidak terlalu parah," doaku dalam hati.

Setelah sampai di rumah sakit, aku melihat mama Nisa sedang duduk sambil menangis di pelukan suaminya, calon papa mertua ku. dengan tergesa Lalu ku hampiri keduanya . setelah melihat kedatangan ku, papa Candra pun melepas pelukannya pada sang istri.

"Ma, pa, bagaimana keadaan mas Taufik?", Tanyaku sambil menangis. lalu ku peluk mama Nisa agar kami bisa saling menguatkan.

"Kami belum tahu nak, dokter yang menangani belum keluar sedari tadi," jawab mama Nisa

"Kita doakan saja semoga Taufik baik baik saja," ucap papa Candra.

Setelah hening beberapa saat, hingga mama Nisa pun berkata

"pa apa papa sudah mengabari Hisyam tentang keadaan kakak nya?", tanya mama Nisa

"Sudah ma , dia sedang dalam perjalanan menuju kemari", jawab papa Candra .

Ya, calon mertua ku mempunyai dua putra, tetapi putra bungsu mereka tinggal di luar negeri, sedangkan calon suami ku tinggal bersama orang tua nya.

tidak lama kemudian sang dokter pun keluar, lalu kami pun menghampirinya

bab 2 kritis

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?", Tanya papa Candra

"anak anda masih kritis. Kita berdoa saja semoga ada keajaiban untuk anak anda," jawab sang dokter

"apa saya sudah bisa melihat anak saya dok?," tanya mama nisa

"silahkan, tapi bergantian dan jangan terlalu lama agar pasien tidak terganggu," kata sang dokter

"terimakasih dok," ucap ku

"Sama sama, kalau begitu saya permisi," ucap sang dokter sambil berlalu.

setelah sang dokter pergi, aku pun menyuruh kedua calon mertua ku agar masuk lebih dulu

"mama sama papa saja dulu, biar Arumi tunggu disini," ucapku. setelah itu mereka pun masuk kedalam ruang perawatan mas Taufik. sambil menunggu calon mertua ku yang ada di dalam, aku pun keluar mencari makanan untuk mereka berdua ,karena hari sudah malam, aku yakin mereka bahkan tidak merasakan lapar saat ini, tapi aku tidak mungkin membiarkan mereka dengan keadaan perut kosong, jadi aku pun membelikan makanan. setidak nya meski sedikit perut mereka harus terisi.

Setelah membeli makanan aku pun duduk kembali di ruang tunggu, tidak lama setelah nya mama dan papa pun keluar, lalu ku hampiri keduanya.

"Mama sama papa makan dulu," ucapku sambil memberikan dua bungkus makanan.

"Mama tidak lapar, kamu saja yang makan sama papa," kata mama nisa

"Mama harus makan meski sedikit. nanti perut mama sakit, Arumi sudah makan tadi," kataku sambil membujuk mama Nisa

"ajak mama makan dulu pa, kalau kalian tidak makan lalu sakit, lantas siapa yang akan menjaga mas Taufik," bujuk ku lagi

"ayo ma makan dulu, kasian Rumi yang sudah capek capek membeli makanan untuk kita," kata papa sambil menerima makanan yang ku berikan lalu mengajak sang istri makan.

Setelah memastikan mama dan papa makan , aku pun berpamitan untuk melihat mas Taufik

"ma, pa, Nisa masuk kedalam dulu ya," pamitku.

"Iya nak," jawab keduanya. Lalu setelah nya aku pun masuk keruang perawatan mas Taufik.

setelah masuk, aku duduk di samping ranjang pasien, sambil menangis ku tatap wajahnya yang pucat lalu ku genggam tangan mas Taufik dan berkata.

"lekas sadar ya mas, aku merindukan mu. Pernikahan kita bahkan tinggal menghitung hari, bukankah kamu mengatakan tidak sabar untuk melihat ku mengenakan gaun pengantin," ucapku sambil terus terisak

"istirahat lah mas, lekas lah sadar," ucapku lagi, lalu setelah nya aku pun keluar.

ku lihat kedua calon mertua ku masih duduk di ruang tunggu, lalu ku hampiri mereka dan berkata

"mama sama papa pulang saja , biar Arumi yang menunggu di sini," ucapku

"tidak nak, lebih baik kamu saja yang pulang , biar papa yang menunggu di sini, ajak sekalian mama mu", kata papa Candra

"Apa papa tidak apa-apa menunggu sendiri?", tanya ku

"tidak apa-apa nak. pulang lah bersama mama , tidur lah di rumah, besok pagi kalian kesini lagi", kata papa Candra

"Ya sudah udah ma, ayo kita pulang dulu. Besok kita kesini lagi", ucapku,

Dengan lesu mama Nisa pun berdiri lalu berkata

"mama pulang dulu ya pa, kalau ada apa apa langsung hubungi mama," kata Mama Nisa sambil memeluk sang suami

"iya ma, berdoa saja semoga anak kita lekas siuman", kata papa Candra yang langsung di Amini mama Nisa, setelah berpamitan aku dan mama Nisa pun pulang

bab 3 kafe

Keesokan harinya, aku dan mama Nisa datang ke rumah sakit.

"Pa, bagaimana keadaan anak kita?, apa sudah ada perkembangan ?", Tanya Mama Nisa

"Belum ma, dokter baru saja memeriksa kondisi anak kita dan keadaan nya masih seperti kemarin", kata papa Candra

"Ya sudah papa mandi dulu gih. ini mama sudah bawakan baju ganti buat papa, abis itu kita sarapan dulu", kata mama Nisa sambil memberikan paper bag pada suaminya.

"Iya, papa mandi dulu ya", ucapannya sambil berlalu ke kamar mandi yang ada di ruang rawat, karena mas Taufik memakai ruang VVIP jadi fasilitas nya pun sudah lengkap

Setelah papa Candra selesai mandi, kami pun menuju restaurant yang dekat dengan rumah sakit untuk sarapan, setelah selesai makan papa Candra pun berpamitan akan berangkat ke kantor.

"ma, Rumi , papa berangkat kekantor dulu ya, soalnya ada meeting dengan klien hari ini", kata papa Candra sambil mencium kening sang istri lalu setelah nya pun berangkat .

"Iya pa, hati hati", ucap ku dan mama Nisa.

Setelah papa Candra berangkat aku pun berpamitan untuk berangkat ke kafe milik ku, kafe ini adalah peninggalan kedua orang tua ku. jadi ketika mereka sudah tiada aku pun harus mengelola nya menggantikan orang tua ku. karena hanya kafe inilah yang menjadi sumber penghasilan keluarga ku .

"Ma, Rumi juga pamit ke kafe dulu ya, soalnya nanti siang Rumi ada pertemuan dengan klien yang mengajak kerja sama dengan kafe milik Arumi", ucapku sambil mencium punggung tangan mama Nisa

"Iya nak, hati hati di jalan", kata mama nisa

Lalu setelah nya aku pun mengendarai mobil menuju ke kafe.

Setelah sampai di kafe aku pun langsung masuk ,

"Pagi bu", sapa Dea, Dea adalah salah satu karyawan ku

"Pagi De", jawabku sambil tersenyum

"apa Siska sudah datang De?", tanya ku pada Dea, Siska adalah asisten ku

"Sudah Bu, Bu Siska sudah ada di ruangan ibu", kata Dea. Lalu setelah nya aku pun masuk ke ruangan ku.

Mendengar pintu yang terbuka, Siska pun langsung menoleh dan menyapaku

"Pagi bu Arumi yang cantik", sapa nya sambil menggodaku

"Pagi juga Bu Siska yang jelek", jawab ku sambil menjulurkan lidah ku padanya

"sialan kamu rum, udah di puji bukan nya muji balik malah ngeledek", ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya,

"Uluh uluh, jangan marah Siska cantik, nanti predikat jomblo nya di perpanjang", sahutku lagi.

"Ledek teroooooossssss", sahutnya lalu setelah nya kami pun tertawa,

Siska ini adalah sahabat ku sedari kecil. dia berasal dari keluarga kaya sebenarnya , namun karena kedua orang tuanya tinggal di luar negeri jadi dia memilih untuk kerja bersama ku, karena dia belum siap sih katanya buat kerja di perusahaan orang tua nya.

"apa saja agenda hari ini sis?", tanyaku

"Hari ini jam 11:30 ada pertemuan dengan direktur dari perusahaan AJ Group di vendoria restaurant Bu", jawabnya

"apa sudah selesai berkasnya?, biar saya pelajari sebentar", ucapku

"Sudah Bu, ini berkasnya", kata Siska sambil memberikan berkas yang ku maksud.

Masih tersisa 1 jam lagi sebelum pertemuan , aku pun memanfaatkan waktu yang ada untuk mempelajari berkas yang akan di gunakan untuk membahas kerja sama, setelah selesai aku pun melihat jam yang ada di pergelangan tangan ku, ternyata 25 menit lagi pertemuan nya, lalu aku pun mengajak Siska untuk berangkat sekarang

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!