NovelToon NovelToon

Mr Arogan Is My Husband

awal bertemu

Perkenalkan nama aku Reva Az-Zahra aku seorang manager marketing di sebuah Perusahaan swasta di Jakarta.

Siang ini aku akan bertemu dengan salah satu klien ku disebuah restoran yang agak jauh dari kantor.

Aku melangkah keluar kantor dan menuju ke parkiran.

Aku mengendarai mobil ku segera meluncur ke lokasi tempat kami bertemu.

Di perempatan jalan tiba tiba sebuah mobil mengerem mendadak dan berhenti tepat di depan mobilku. Aku terkejut dan berusaha mengerem mobilku, tapi terlambat aku sudah menabrak mobil tersebut.

Aku turun dari mobil untuk melihat bagaimana kondisi mobilku dan mobil tersebut.

Seorang pria tampan berkacamata, turun dari mobil yang aku tabrak tersebut. Dari penampilannya yang rapi, modis dan keren menunjukkan bahwa dia seorang eksekutif muda.

Dengan keberanian yang ada, aku pun menghampirinya,

Kulihat dia sudah berkacak pinggang di depan mobilnya yang aku tabrak. Dari wajahnya terlihat jelas dia sangat marah.

"Hei nona kamu bisa bawa mobil nggak, lihat mobilku penyok gara gara kamu tabrak. Aku nggak mau tau kamu harus ganti rugi. kamu lihat kan! ini mobil keluaran terbaru, dan yang pasti harganya sangat mahal," ucap pria tersebut sombong.

Kekaguman ku padanya langsung hilang melihat keangkuhan dan kesombongannya.

Aku merasa diriku tidak bersalah, kalau dia tidak berhenti secara mendadak, aku nggak akan menabraknya.

"maaf tuan aku nggak sengaja. Lagipula kan mobil anda yang tiba tiba berhenti," ucapku nggak mau kalah.

"maaf tidak menyelesaikan masalah nona, cepat ganti rugi, aku nggak punya banyak waktu meladeni orang sepertimu." ucapnya

"tuan bukankah mobil kamu yang tiba tiba berhenti, mengapa aku yang salah, lagi pula mobilmu juga cuma lecet sedikit, kenapa minta ganti rugi yang besar". Aku semakin kesal dibuatnya.

"Tapi nona kamu yang menabrak mobilku, jelas kamu yang bersalah, jadi kamu yang harus ganti rugi sebesar 200 juta". tambahnya dengan tatapan dingin dan tajam.

Melihat tatapan matanya nyaliku ciut juga. aku malas meladeninya.

"Sebaiknya aku pergi saja" bathinku

"enak saja,

Kamu yang salah tuan, maaf aku buru buru,"

Aku berjalan menuju ke mobilku dan meninggalkannya. Nggak akan selesai kalau terus berdebat dengannya, sementara aku terburu waktu.

Ternyata Dia mengikuti aku sampai ke mobil. Aku masuk kedalam mobil dan berniat untuk segera berlalu.

Dia berdiri disamping mobilku dan mengeluarkan kartu nama dari dalam dompetnya, dan tiba tiba mengambil handphone yang terletak di atas dasboard mobil.

aku :" hei kembalikan ponselku"

zein: "tidak akan aku kembalikan sebelum kamu ganti rugi."

dia berjalan meninggalkanku dan membawa serta handphoneku

aku keluar dari dalam mobil dan mengejarnya, tapi dia sudah melajukan mobilnya dengan kencang.

aku terdiam melihatnya berlalu pergi , "huh..! sial betul aku hari ini. Dari mana aku dapat uang sebanyak itu.." kataku dalam hati.

Aku melihat kartu nama yang diberikannya disitu tertulis Sultan Iskandar Zein, CEO Sultan Holdings.

"A....... matilah aku " , gumanku dalam hati.

Ternyata dia adalah Sultan Iskandar Zein Pengusaha terkenal, CEO yang banyak dikagumi para wanita. Salah seorang diantara 3 pengusaha terkenal se-Asia . hampir seluruh kerajaan bisnis dimiliki oleh keluarganya

"malang nian nasibku" ucapku dalam hati.

Aku pun kembali melajukan mobilku dan bertemu dengan klien. Dan ya, aku terlambat karena insiden tersebut.

Sore hari aku kembali kekantor. Aku masuk dengan gontai. Aku tak bersemangat....

"Hei kenapa wajahmu di tekuk gitu, ada masalah dengan klien tadi", tanya sahabat ku Tia.

Tia adalah sahabatku sejak kami kuliah dan sekarang bekerja di Perusahaan yg sama.

Dia bukan cuma teman tapi dia segalanya buatku, tidak ada rahasia diantara kami.

"Aku sial banget hari ini Tia..."

"Aku tadi nggak sengaja menabrak mobil orang di jalan, trus dia minta ganti rugi 20 juta. Padahal mobilnya cuma lecet dikit aja."

Tia : "Terus gimana?"

aku: "nggak tau, dia mengambil handphoneku sebagai jaminan. Kamu tau siapa yang aku tabrak, Dia adalah Sultan Iskandar Zein, CEO dari Sulthan Holdings. Mimpi apa aku semalam hingga berurusan dengannya.

" matilah aku Tia" ucapku sambil menunduk diatas meja.

Tia: "kenapa nggak coba kamu temui lagi dia besok, terus kamu minta maaf padanya secara baik baik, aku rasa dia pasti mau memaafkan mu. Aku rasa uang segitu nggak ada artinya buat dia.

aku: "benar juga. Ya sudah besok aku akan ke kantornya, dan akan meminta maaf dengan baik baik, mudah mudahan dia nggak jadi minta ganti rugi."

Zahra terlihat bersemangat setelah bercerita dengan Tia.

Tia: "Ok, gitu donk semangat. Ngomong ngomong, gimana orangnya, ganteng nggak ! tanya Tia sambil menaik turunkan alisnya

aku :" Ganteng sih, tapi nyebelin dan sombong!"

Tia : "jangan bilang gitu, nanti berjodoh baru tau kamu!'

aku : "Ya nggak mungkinlah... Kamu ini ada ada saja."

kami pun berpisah dan kembali ke ruangan kerja masing masing.

Aku sudah memutuskan bahwa besok aku akan ke kantornya dan akan meminta maaf padanya dan meminta handphoneku kembali.

Sultan Iskandar Zein adalah seorang CEO muda yang sangat sukses. Diusianya yang baru 27 tahun, masih terbilang sangat muda dia sudah banyak meraih kesuksesan, hampir seluruh dunia bisnis ada d tangannya, mulai dari perhotelan, mall , hingga bisnis produk kecantikan semua dibawah perusahaannya yaitu Sultan holdings.

Hanya satu yang dia pusingkan ibunya selalu memintanya untuk segera menikah dengan Bella.

Bella memang kekasihnya tetapi dia tidak ingin menikahinya. Dan banyak perempuan lain yang tergila gila dan terus mengejar tapi dia merasa risih. Menurutnya semua perempuan yang dekat dengannya hanya ingin hartanya.

Seperti ibunya saat ini sedang berusaha menjodohkannya dengan seorang model ternama Bella sapira.

Siang ini Zein berjalan memasuki kantornya, dengan langkah malas dia berjalan menuju lift dan menekan tombol 16.

Zein menuju ruangannya yang terletak dilantai paling atas yaitu lantai 16.

Semua karyawan yang berpapasan dengannya menunduk karena takut padanya.

Begitu sampai di dalam ruangan, Zein menghempaskan dirinya di sofa.

Dia mengingat kejadian tadi. Dia merasa sangat kesal terhadap gadis mungil berhijab yang menabraknya tadi. Ditambah gadis itu berani membantahnya. Baru kali ini ada gadis yang berani membantah perkataannya.

Sebenarnya zein juga bersalah karena secara mendadak menginjak rem, tapi dia merasa gengsi untuk meminta maaf. ditambah dia kesal dengan gadis tadi, hingga dia meminta ganti rugi yang sangat besar.

Mana tadi ponselnya, Zein merogoh sakunya dan mengambil handphone Zahra. Zein coba membukanya, dan ternyata handpone nya tidak dikunci.

"Bodoh sekali dia" pikirku.

"bisanya handpone tidak menggunakan password"

Zein penasaran dengan isi ponsel Zahra, Setelah menimbang nimbang beberapa saat akhirnya Zein membuka handpone tersebut.

ternyata dia hobi juga Selfi, Tapi semua photonya menggunakan hijab, menarik...

Serangan jantung

Menjelang magrib Zahra tiba d rumah kostnya.

Setelah membersihkan kan diri dan melaksanakan ibadah sholat magrib aku merebahkan diri di tempat tidur.

Pikiran ku kembali melayang, kejadian tadi siang terus berputar putar diatas kepalaku.

Aku kembali mengingat betapa arogannya dia. Sikapnya sombong dan angkuh, menunjukkan betapa menyebabkannya dia.

Semangat ku kembali hilang mengingat uang denda yang harus ku bayar. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

Tabunganku cuma ada 5 juta. Kalaupun harus meminjam kekantor paling bisa cuma 5 juta, berarti aku harus mencari 10 juta lagi. kemana aku akan mencarinya!!!!

Mau minta kepada ayah dan ibu dikampung, nggak mungkin. Aku nggak sampai hati membebani mereka lagi.

"Ya Allah berilah aku petunjuk mu..." ucapku dalam hati.

Dilain tempat Zein pun pusing memikirkan keinginan ibunya yang memaksanya untuk segera menikah dengan Bella. Memang dia dekat dengan Bella tapi dia hanya menganggapnya teman, menurutnya bela bukan calon istri idaman, karena mendekati nya hanya karena hartanya.

Bagaimana caraku untuk menghindari perjodohan ini...

Dia teringat akan handpone Zahra yang ditahannya. dia pun mengambilnya, dilihat ada miscall dari ibu. hemmm berarti ini telpon dari ibunya,

Tiba tiba sebuah ide jahil muncul. Dia mengirim pesan ke nomor ibu yang tertera di layar handpone tersebut.

*Rasakan kau berani bermain main dengan ke gadis kecil, kita akan lihat apa yang bisa kamu katakan pada orangtuamu," Zein tersenyum licik.

Tut*... pesan terkirim.

Bu maafkan aku Bu, aku hamil...

Itulah pesan yang dikirim Zein ke ibu Zahra.

Zein tersenyum puas setelah dilihatnya pesan tersebut telah terkirim..

Setelah itu dia meletakkan handpone tersebut diatas nakas dan merebahkan dirinya disofa.

Dia tersenyum sendiri membayangkan reaksi Zahra nantinya.

Bagai disambar petir ibunya Zahra membaca pesan tersebut, handphone yang ada di genggamannya terlepas dan dia terduduk lemas.

ayah Zahra pun begitu terkejut melihat istrinya,

"ada apa Bu????"

" Bu .....,ibu kenapa???"

"ada apa Bu, kenapa ibu menangis dan terlihat pucat!!!!" tanya pak Ahmad ayah Zahra.

"zahra yah,.. "

"zah...Ra yah...."

ucap ibu terbata bata

"kenapa dengan Zahra Bu", ucap ayah ikut panik

sambil menangis ibunya Zahra memberikan handphonenya,

"baca ini yah pesan yang dikirim Zahra."

ibu memberikan handphonenya kepada ayah.

ayah pun ikut terkejut dan memegang dadanya, tiba tiba ayah terjatuh dan tidak sadarkan diri.

"ayah.. ayah...." ibu berteriak.

pembantu mereka mbok Yem datang,

"ada apa nyonya teriak teriak, " ucap mbok Yem berlari menghampiri ibu Zahra.

"tuan .....

"tuan.....

"mbok telpon ambulan mbok, cepat.!!" kata ibu Zahra lagi.

ibu membawa ayah Zahra kerumah sakit, disepanjang jalan ibu berdoa agar ayah selamat.

" bertahan yah...

"ayah bangun ayah,

"ayah harus kuat yah,

"ayah ..ayah jangan tinggalkan ibu". ucap ibu terus sepanjang perjalanan ke rumah sakit.

sampai dirumah sakit dokter langsung menangani ayah Zahra,

"Alhamdulillah pasien tidak apa Bu, hanya sedikit syok. untung cepat dibawa kesini, " ucap dokter.

" jika sampai terlambat sedikit saja pasien tidak akan tertolong," kata dokter..

"sekarang pasien sedang di pindahkan ke ruang perawatan, ibu bisa menemuinya."

saya permisi dulu, ucap dokter.

terimakasih dok, jawab ibunya Zahra.

Alhamdulillah ya Allah, kau mengabulkan doaku.

ibu membuka pintu kamar ayah.

cklek....

"ayah, ayah sudah sadar" tanya ibu menghampiri ayah..

"mana yang akut yah," ibu kembali berucap

"mana Zahra Bu???"

"cepat telpon dia dan suruh dia kesini, ayah mau bicara.." ucap ayah

"ayah tenang ya, ayah baru saja terkena serangan jantung, jangan banyak berpikir dulu. "

"nanti ibu akan menelpon Zahra," kata ibu

"tidak Bu, cepat telpon dia dan suruh dia datang kesini." ucap ayah

ibu menelpon Zahra, namun tidak juga diangkat.

beberapa kali dicoba tetap tidak di angkat.

akhirnya ibu menelpon Tia sahabat Zahra,

derrrt ...derrrt......

assalamualaikum Tia, ini ibunya Zahra,

"Tia tolong sampaikan pada Zahra ayahnya terkena serangan jantung dan dia suruh segera pulang"

" ya Bu " jawab Tia.

"ya sudah terimakasih ya, assalamualaikum," ucap ibu langsung mematikan telponnya.

lalu Tia pergi kerumah Zahra yang letaknya tidak jauh dari rumahnya, karena dia tau handpone Zahra disita oleh Zein.

tok tok tok

"assalamualaikum..."

"waalaikum salam, eh Tia masuk, ada apa malam malam kesini??" ucap tia

" terimakasih oh ya (berjalan masuk ke dalam rumah)

"Zahra tadi ibumu telpon, katanya ayahmu terkena serangan jantung dan sekarang di rawat di rumah sakit, kamu diminta segera pulang," ucap tia

"apa ayah terkena serangan jantung, ayah g apa apa kan?? "ucap Zahra kaget.

"aku nggak tau pasti, ibumu memintamu segera pulang, bergegaslah, sampaikan salam ku buat ayah dan ibumu dan maaf aku ngak bisa ikut, karena besok masih harus bekerja." ucap tia

"baik, aku akan segera pulang, terima kasih tia" ucap zahra

Zahra bergegas mengambil jaket dan kunci mobil lalu dia mengunci kamar kostnya, dan berangkat.

jarak rumahku dengan kost cukup jauh memakan waktu 4 jam perjalanan. untungnya ini tengah malam, dan jalanan sunyi, aku bisa mengemudikan mobilku dengan kecepatan penuh.

disinilah aku sekarang d depan sebuah rumah sakit. ya akhirnya aku sampai kerumah sakit tepat jam 2 dini hari. dengan langkah terburu aku berlari masuk kedalam. didepan resepsionis aku bertanya, ruangan bapak Mahmud dimana. setelah mengetahui ruangan ayah aku berlari masuk.

aku membuka pintu ruangan

cklek...

kulihat ibu tertidur dikursi disamping ayah, dan ayah juga tertidur dengan selang infus ditangannya. aku bejalan perlahan mendekati mereka, sedih melihat kondisi ayah seperti ini.

aku memegang tangan ayah dan menciumnya,

" ayah Zahra datang", sapa ku dengan berbisik.

airmataku tak dapat kubendung LG,,

ibu terbangun mendengar suaraku yang terisak,

dan tiba tiba ibu menamparku

plakk....

"dasar anak kurang ajar, lihat apa yang telah kamu lakukan, kamu membuat ayahmu seperti ini, apa salah kami hingga kau tega mencorang nama baik ayah dan ibu. kau membuat malu keluarga kita Zahra. apa pendidikan yang ibu berikan kurang hingga kau bisa terkena pergaulan bebas dan menjadi aib bagi keluarga kita." ucap ibu

Zahra kaget mendengar apa yang diucapkan ibunya.

dia bingung apa maksud dari semua kata kata ibunya itu.

"apa maksud ibu Zahra g ngerti ibu, tolong ibu jelasin!!!" ada apa ini Bu" tanya Zahra

"Masih pura pura kamu ya, katakan siapa yang telah menghamili kamu, siapa ayah anak itu???" teriak ibu Zahra dengan penuh emosi.

"anak!!! hamil??????"

"siapa yang hamil Bu", tanya Zahra makin bingung!!!

"siapa lagi ya kamu! jangan pura pura Zahra, ibu sudah tau semuanya!!" jawab ibu

"jahra jawab siapa yang telah menghamili kamu!!!!

ibu Zahra berteriak dan menangis.

ibu.. ibu. dengarkan aku dulu Bu, aku nggak hamil Bu, siapa yang bilang aku hamil, ibukan tau pacar saja aku tak punya , bagaimana aku bisa hamil..

ibu percaya sama ku ibu, aku g berbuat semua itu, ini salahpaham Bu...

Bu lihat Zahra Bu, pandang Zahra Bu,

ibu percaya Zahra kan Bu.

Zahra nggak bohong Bu...

zahra terus berucap dan menangis.vdia bingung siapa yang mengatakan bahwa dia hamil.

ibu.....

Zahra mohon percaya Zahra Bu. atau kita periksa ke dokter bu, ayo Bu.... sambal l berdiri dan menarik narik tangan ibunya.

ibu diam tak bergeming, dia juga bingung, dia tau Zahra anaknya adalah anak yang Soleha dan juga baik, dia menyesal begitu saja mempercayai pesan tersebut.

Zahra terus berusaha meyakinkan ibunya..

mereka berdua sama menangis, dan akhirnya ibu percaya dan memeluk Zahra.

"ya ibu percaya padamu nak, ucap ibu

setelah puas meluapkan segala rasa..

ibu pun bercerita kepada Zahra.

tadi kamu kirim pesan kepada ibu yang isinya kamu meminta maaf karena kamu telah hamil.

ibu syok membacanya dan ibu memberitahukan ini kepada ayah,

kamu tahu jantung ayah mu kumat dan ayah pingsan setelah membaca pesan itu.

untung ibu segera membawanya kesini.

" pesan! pesan apa Bu, Zahra nggak ada kirim pesan apapun ke ibu dan ayah , ucap Zahra.

boleh Zahra lihat pesannya Bu.. tanya Zahra

ibu memberikan handphonenya dan Zahra membaca pesan yang dikirim.

amarah Zahra mendidih, ternyata dia yang mengirim pesan ini kepada ibu, kuarang ajar dasar bedebah sialan. awas kamu aku akan buat perhitungan denganmu. batin Zahra

Bu, handpone Zahra saat ini ada dntangan oranglain, kemaren Zahra buat jaminan, Karena ngak sengaja Zahra nabrak orang Bu.

Zahra pun menceritakan semua kejadian yang dia alami.

ibu bernapas lega karena anaknya tidak melakukan apapun, seperti yang dituduhkan.

ya sudah sekarang kamu istirahat dulu , kamu pasti capek kan, ayahmu juga sedang istirahat.

baik Bu, tapi ayah nggak kenapa kenapa kan, tanya Zahra

Alhamdulillah ayahmu nggak apa apa, istirahat lah, besok baru kamu bicara padanya. ucap ibu.

Zahra merebahkan diri nya d sofa rumah sakit. dia masih mengkhawatirkan kondisi ayahnya.

awas saja kau sultan Iskandar Zein, aku akan buat perhitungan denganmu. bathin zahra.

tak lama ia pun tertidur karena lelah.

jangan lupa vote ya

Pertemuan kedua

Pagi hari....

Pak Mahmud perlahan membuka matanya. cahaya matahari menyeruka di indera penglihatannya.

"Ayah..., ayah sudah sadar..".

"Ayah.. ini zahra sudah datang, yah," panggil Zahra sambil memegang tangan ayahnya.

Pak Mahmud menepis tangan Zahra.

" lepaskan tanganmu, jangan sentuh aku...., pergi dari sini.,...., kau telah membuat malu keluarga kita. Ayah malu punya anak seperti mu.

pergi,...... " Pak Mahmud berteriak menyuruh Zahra segera pergi dari hadapannya.

Zahra diam dan tetap berusaha memegang tangan ayahnya.

"Ayah dengarkan penjelasan Zahra dulu,

Ayah itu semua nggak benar, itu semua bohong ayah, Zahra nggak hamil.

Percaya sama Zahra, yah..., Zahra nggak bohong, "ucap Zahra sambil terisak. DIa nggak sanggup menahan airmatanya.

"lalu apa maksud pesan mu itu?"

"Seseorang telah memfitnah Zahra yah..., kemaren handpone Zahra dipegang orang lain,yah... Dan dia yang mengirimkan pesan tersebut." ucap Zahra menyakinkan pak Mahmud.

"yah......." panggil Zahra lagi

"Zahra berani bersumpah, Zahra nggak hamil, kalau ayah masih nggak percaya kita bisa memeriksa kannya ke dokter, yah, "

Zahra terus membujuk ayahnya.

Pak Mahmud masih terdiam, dia mencerna kata kata zahra. ya dia tau siapa anaknya. Jujur didalam hatinya dia tidak mau mempercayai ini, tapi pesan itu...., dia masih bingung...

Ditengah perbincangan mereka ibu Mahmud ibunya Zahra datang membawa sarapan yang dia beli di kantin rumah sakit.

Dia menghampiri anak dan suaminya pak Mahmud.

"ayah sudah bangun," tanyanya sambil tersenyum.

"lho kok pada diam, kenapa zahra menangis ucap Bu Mahmud, dia berjalan mendekati ranjang pak Mahmud.

"Yah, Zahra benar dia nggak hamil.

pesan itu bohong yah...." ucap ibu

"Percaya sama anak kita,yah.

Zahra sudah menceritakan semua nya tadi malam," tambah ibu.

pak Mahmud nampak bernapas lega, dia sangat bersyukur kepada Allah. Dia langsung memeluk Zahra.

"Sekarang ayah percaya Zahra kan, yah!!" ucap Zahra masih menangis diperlukan ayahnya.

Pak Mahmud mengangguk dan masih memeluk Zahra, airmatanya juga menetes

dia merasa lega sekali, sesak didadanya langsung hilang.

"sudah pelukannya ayo sarapan dulu" ucap ibu menepuk punggung Zahra.

"Bu.... sini , biar Zahra aja yang suapin ayah." Ucap Zahra mengambil bubur yang dipegang ibu dan mulai menyuapi ayahnya.

sambil menyuapi ayahnya Zahra menceritakan kejadian yang menimpanya, tapi dia tidak mengatakan jumlah uang denda yang harus ia bayar. Dia nggak mau membebani ayah dan ibunya. Dia hanya mengatakan handponenya akan dikembalikan hari ini setelah mereka bertemu di bengkel dan memperbaiki mobil yang dia tabrak.

Dokter masuk dan memeriksa pak Mahmud.

"Bagaimana keadaan ayah saya, dok?" Tanya Zahra.

"Alhamdulillah sudah lebih baik, siang ini juga sudah bisa pulang. Tapi ingat, jangan memberikan berita yang mengejutkan dan akan membahayakan jantungnya". ucap dokter

"Alhamdulillah.... terimakasih dok", ucap Zahra.

"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter .

Dokter berlalu dari ruangan mereka.

"Zahra ....." panggil ibu

" Ya... Bu". jawab zahra

"Sebaiknya kamu kembali saja, nak , kamu kan harusnya bekerja hari ini, lagipula ayah sudah ngak apa apa, dan akan kembali nanti siang." ucap ayah.

"Nanti siang aja, yah, Zahra masih mau disini masih kangen ma ayah," ucapnya manja.

ibu tersenyum bahagia melihatnya.

Siangnya ayah sudah kembali lagi kerumah, diantar oleh Zahra.

kemudian dia pamit untuk kembali ke kota.

"Bu.. ayah.... Zahra pamit ya, hari sudah semakin sore."

" ayah jaga kesehatan ayah ya..." ucap zahra memeluk ayah dan ibunya.

"hati hati di jalan ya, nak, jaga diri baik baik, "Pesan ibu.

"Ya....bu, Zahra berangkat dulu, assalamualaikum...." ucap Zahra

dia mencium tangan kedua orangtuanya.

"waalaikum salam....." jawab ayah dan ibu

Zahra masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya, dia kembali ke Jakarta. Tujuannya kali ini adalah langsung menemui sultan Iskandar Zein, dia ingin membuat perhitungan dengannya. gara gara dia ayah Zahra harus di rawat di rumah sakit.

Zahra melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,4 jam kemudian dia sampai di Jakarta.

Saat ini hari sudah jam 6 sore. Zahra memasuki halaman parkir sultan holding. Dia turun dan memandang ke arah gedung.

Wah besar sekali perusahaan ini bathinnya.

Zahra berjalan cepat menuju lobi, "aku harus menemuinya dan memberi dia pelajaran... *bathin zahra.

Begitu sampai di dalam dia mendatangi meja resepsionis.

" Permisi, apakah tuan Sultan Iskandar Zein ada ditempat, dilantai berapa ruangannya", tanya Zahra.

" Ada nona, dilantai 16

"Kalau boleh tau apakah nona sudah buat janji" tanya resepsionis. Dia memperhatikan penampilan Zahra yang memakai hijab, berbeda dengan gadis gadis yang biasa mencari tuan Zein.

Ya Zahra memang selalu menggunakan jilbab kemana pun dia pergi.

"tidak...," jawab Zahra

"Maaf anda harus buat janji dulu jika ingin bertemu dengan CEO kami", ucap resepsionis.

Tanpa mengindahkan ucapan resepsionis,

Zahra berjalan masuk, dan berlari menuju lift, dan menekan tombol 16.

Resepsionis berusaha mencegahnya dengan mengejarnya tapi Zahra telah lebih dulu masuk.

"nona ....

"nona..... tidak boleh masuk!!!

Resepsionis bergegas menelpon sekretaris Zein memberitahu kan bahwa Zahra menuju kesana. Dia takut terkena amukan Zein.

Tiba dilantai 16 Zahra bergegas menuju ruangan Zein,

Sekretaris Zein berusaha mencegahnya tapi Zahra terus saja berlari dan memaksa masuk. Dia berjalan sambil berteriak memanggil Zein, dan membuka pintu ruangan Zein dengan keras..

"Tuan, maafkan saya , saya sudah mencegahnya tapi nona ini memaksa masuk," ucap sekretaris Zein sambil menunduk takut,

"Tidak apa apa, kamu kembalilah bekerja." jawab Zein

sekretaris itupun langsung keluar.

"kau...!!!!!"

menunjuk wajah Zahra...

"Berani sekali kau menemuiku... ucap zein

"Apa kamu sudah membawa uang yang aku minta, tanya Zein dengan sombong dan masih duduk di kursi kebanggaannya.

"Apa yang telah kau katakan kepada orangtuaku, hah!!!!

Dasar kamu bajingan nggak tau malu, kamu memfitnah aku, brengsek," ucap Zahra penuh emosi....

"hahaha ".... Zein tertawa

berjalan mendekati Zahra.

" ya.... memang aku yang mengirimkan pesan itu,

terus kamu mau apa??? marah!!!! "tanya Zein dengan nada mengejek.

plakk....

tiba tiba Zahra menampar Zein,

"kau pikir ini lelucon tuan, kau tau ayahku sampai masuk rumah sakit gara gara ini. kau sungguh keterlaluan. Aku akan buat perhitungan denganmu." ucap zahra

Zein tidak terima dia ditampar, seumur umur dia belum pernah di tampar apalagi ini seorang wanita. Emosinya pun tersulut. Dia maju mendekati Zahra,

Zahra mundur terus hingga ke tembok, posisi mereka sangat dekat sekarang.

"Lalu,. kau mau apa??? " tanya Zein penuh penekanan

Zahra gugup, jarak antara dia dengan Zein hanya beberapa senti saja. Hingga dia dapat merasakan hembusan nafas Zein.

"apa yang mau kamu lakukan, hah!!" bentak zein

"kau mau mengancam ku, aku tidak takut, cepat bayar 200 juta dan masalah ini aku anggap selesai," ucapnya lagi.

"aku belum ada uang sebanyak itu, beri aku waktu," ucap Zahra pelan dan menunduk.

"Aku beri kamu waktu dua hari kalau dalam dua hari kamu belum mengembalikan uangku, kamu akan tahu akibatnya.

Aku akan buat yang lebih menarik dari ini karena aku bisa saja melakukan hal yang lebih menyeramkan," bisiknya di telinga Zahra.

Zahra ketakutan dan tanpa sadar airmatanya jatuh berderai.

Dia mendorong Zein dan berlari keluar ruangan,

Didepan pintu Zein kembali berteriak, "ingat aku hanya memberi mu waktu dua hari jika tidak tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Zein.

Zahra terus berlari dan menangis...

karena berlari Zahra tidak fokus dan tak sengaja dia menabrak seorang pria tua yang seumuran dengan ayahnya.

"M aaf pak, maaf saya tidak sengaja. Anda tidak apa apakan, sekali lagi maaf.., "ucap Zahra penuh penyesalan sambil membantu membereskan barang bawaan bapak tersebut.

"Tidak apa apa nak," Jawab Pak Ahmad

"kamu menangis???" tanya pak Ahmad Setelah melihat wajah Zahra yang berlinang airmata.

"Oh saya tidak apa apa pak", ucap Zahra cepat.

Kamu baru menemui CEO Perusahaan ini?", kembali pak Ahmad Zein ayah Sultan Iskandar Zein bertanya.

"apakah dia menyakitimu???"

" saya nggak apa apa, sekali lagi maaf", ucap Zahra sambil membungkuk,

"Permisi pak, assalamualaikum..."

"waalaikum salam" jawab pak Ahmad

Pak Ahmad sangat terkesan dengan Zahra. Gadis yang baik, sopan dan cantik, aku suka melihatnya. bathin pak Ahmad.

Pak Ahmad kembali berjalan dan masuk keruangan Zein.

"Assalamualaikum..."

"waalaikum salam papa, kenapa papa kesini". tanya Zein

"Tidak ada apa apa, Tadi papa kebetulan lewat sini jadi papa singgah. Papa mau tanya siapa wanita yang baru keluar dari ruangan ini." tanya pak Ahmad.

"Wanita yang mana pa??" tanya Zein

'Wanita yang memakai kerudung berwarna pink yang baru saja keluar sambil menangis.' tanya pak Ahmad.

"Oh bukan siapa siapa, pa!" jawab zein

"Papa rasa kau telah menyakiti hatinya hingga dia menangis. Jangan terlalu keras Zein,'' ucap pak Ahmad.

Zein diam saja.

"Zein ibumu ingin kamu segera menikah, jadi papa mau kau menikah dengan gadis tadi, papa menyukainya Zein."

"papa yang benar saja , Zein saja tidak mengenalnya pa." jawab zein cepat.

"atau kau mau menikah dengan Bela???"

"tidak pa, aku tidak suka padanya, aku hanya menganggapnya teman."

"Bagus, papa kasih kamu waktu 1 bulan, terserah kau mau menikah dengan siapa, tapi papa berharap kamu menikah dengan wanita baik dan sopan seperti gadis tadi.

Papa pergi dulu, assalamualaikum.."

Pak Ahmad keluar dari ruangan Zein.

"waalaikum salam, pa".

Setelah Pak Ahmad pergi, Zein duduk kembali dikursinya. Dia kembali memikirkan ucapan papanya.

"Menikah yang benar saja" ucapnya dalam hati.

Zein kembali teringat wajah sedih dan menangis dari Zahra.

Dia merasa bersalah karena memfitnah Zahra dan membuat ayah Zahra sampai masuk rumah sakit.

"Apa aku keterlaluan ya!" ucapnya dalam hati

"Bodo ah, sebaiknya aku pulang saja."

Zein keluar dari ruangannya menuju parkiran dan memasuki mobilnya. Dia pun pulang ke rumahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!