NovelToon NovelToon

Putra Buta Milik Mafia

PBMM 1

Pukul sembilan, kota Cambridge masih dilingkupi udara dingin berkabut, dua pria bermantel abu-abu berdiri menatap seorang anak laki-laki dari balik dinding kaca anti peluru.

"Trauma Casey bisa berangsur lama. Casey sendiri tidak mau beranjak sembuh." Pria asli London, bergelar Doctor of Psychology itu tampak pesimis.

Dua tahun lamanya Edgar Dale menangani pasien kecilnya. Dia putra tampan milik Mr. trillionaire sekaligus ketua dari perkumpulan rahasia Ett-mörker yang harus selalu mengenakan kain hitam sebagai penutup mata agar tidak melihat kejamnya dunia fana.

Jordy Casey Myles, nama anak laki-laki berusia lima tahun tersebut. Dan Ellard Myles nama pria dingin itu.

Semenjak dua tahun lalu, dunia Ellard hanya tercurah pada sang putra yang mengalami trauma berat pasca menyaksikan tragedi menyeramkan dalam hidupnya.

Demi bisa membuat putranya kembali melihat, hampir segala cara telah Ellard tempuh. Namun, sepertinya Casey sendiri tak ingin perubahan dalam hidupnya.

Setiap kali membuka mata tanpa penutup hitamnya. Casey akan berteriak histeris, menangis, meringkuk, dan akan mengalami hipotermia karena ketakutannya sendiri.

Ellard cukup frustrasi, sebagai single parent, tentu ini tidak mudah baginya. Istri yang seharusnya mendampingi dirinya dalam penyembuhan putranya, pergi menghilang entah kemana.

"Aku tetap menunggu usaha mu, aku tetap mau putra ku berani melihat ke sekelilingnya kembali. Dia tidak boleh menjadi laki-laki pengecut! Dia putra ku yang pemberani."

Ellard menatap dingin Edgar. "Dalam waktu dua bulan kau harus bisa menyembuhkannya, ingat Edgar, nyawa mu sedang bertaruh di ujung peluru ku," ancamnya.

...*/*/*/*/*/*...

"Tolong!" Dengan dress compang-camping, robek sana sobek sini ia berteriak ketakutan.

"Jangan lari Mellan!"

Gadis yang berlari dan dikejar dua pria berbadan besar itu bernama Mellan. Gadis itu datang dari kota kecil di Inggris, Skotlandia.

Kekurangan finansial membuat Mellan sudi menjadi seorang pembantu rumah tangga di kota London.

Berharap keuangannya tercukupi. Namun, naas, di kota ini dia justru diminta meladeni minum majikan pria tua bangka-nya.

Ok, tugas itu sudah dia turuti, baginya tak masalah jika hanya minum saja. Tapi, bukan lantas dia mau dilecehkan.

Sumpah demi apa pun, berkencan saja Mellan tidak pernah, apa lagi harus melayani service di area ranjang.

Tua bangka berbau alkohol mau mencicipi tubuhnya yang ranum? Tidak boleh terjadi, ini melanggar hak asasi.

Mellan memanjat pagar besi rumah mewah milik majikannya. Tak peduli di belakang sana dua penjaga masih meneriakinya.

Tak mau dia merelakan hak yang seharusnya untuk kekasih, suami, atau siapa pun yang dia sukai kelak.

Pagar tinggi majikannya berhasil dilewati olehnya meski pagar itu pula yang akhirnya mengoyak rok miliknya.

Kembali ia berlari serampangan, entah harus kemana tanpa alas kaki. Karena hanya harga diri yang dia bawa sampai detik ini.

"Mellan!" Para penjaga sedikit terhambat oleh pagar yang masih terkunci. Segera Mellan gunakan kesempatan itu untuk berlari lebih jauh lagi.

Di perempatan jalan pertama yang dia temui, Mellan terjatuh tersungkur, tapi karena hal itulah dia bisa bersembunyi di belakang mobil berjenis MPV.

Berjalan mengendap-endap, Mellan memutari mobil hitam tersebut. Deru napas yang tak menentu, juga tangan yang gemetar tak membuatnya kehilangan cara terbaiknya.

Hanya ada satu mobil di area sepi ini. Dan bisa dipastikan, dia akan segera diketemukan para pengejarnya jika menjauh dari mobil ini.

Malahan dia berpikir, akan lebih aman jika dia bisa masuk ke dalam mobil ini. Mellan melihat pintu bagasi mobil sedikit terbuka.

Mungkin ini yang dinamakan pertolongan Tuhan yang maha kuasa. Sayang, beberapa peti cukup menghalanginya untuk bisa masuk ke dalam.

"Mellan!"

Melihat dua penjaga semakin mendekati tempat di mana ia berjongkok. Tampa pikir panjang Mellan menurunkan satu persatu peti hitam itu ke aspal, lantas mengisi bagasi kosong tersebut dengan tubuhnya.

Tak berselang lama, Mellan mulai merasakan getaran seperti ada seseorang yang masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya.

"Kita akan dapat apresiasi dari Tuan Ellard Myles, Baby."

"Akhirnya."

Dari suaranya Mellan yakin dua orang di depan sana berbeda jenis. Satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Mungkin, mereka suami istri.

Untuk sementara waktu, Mellan akan diam di dalam sini. Sampai dia akan menemukan tempat yang dirasa aman untuk keluar secara diam-diam pula.

Langit masih gelap, Mellan pikir dia masih bisa tidur sebentar di bagasi mobil ini. Ketika sampai di tempat yang tidak diketemukan antek-antek majikannya, Mellan bisa terbangun untuk lari.

Nyatanya mimpi indah membuatnya terlena akan niat dan rencananya. Mobil MPV itu terus membawa tubuh lelah Mellan hingga masuk ke sebuah mansion mewah.

Derap langkah yang terdengar mulai menggerakkan keningnya. Sorot dari sinar matahari pagi juga membangunkan tidur gadis bagasi itu.

"Barangnya sudah kami bawa, Tuan." Mellan melotot, dia mendengar suara percakapan dari luar. Sepertinya ada beberapa orang yang berdiri di pintu bagasi yang ditempatinya.

Tubuh Mellan kian meringkuk, kembali Mellan dikuasai ketakutannya. Bagaimana jika ternyata dia disangka pencuri atau penyusup.

Perlahan matanya terbelalak seiring dengan terbukanya pintu bagasi. "Apa ini?!" Tak hanya dirinya yang terkejut, pria tampan berjambang itu pun membulat matanya hingga terpelotot sempurna.

"Wanita? Bagaimana bisa ada wanita di dalam mobil mu?" Pria bengis itu berteriak.

...Mari kenalan dulu sama ketua Ett-mörker kita setelah Dave Myles pensiun dan sempat dipimpin oleh Marvin......

...Ellard Myles... 28 tahun......

...Dan yang ini Mellan tanpa nama belakang karena belum diketahui nama belakangnya. 23 tahun....

...Visual no complain, sudah disesuaikan dengan karakter masing-masing, hihi... Pengennya nggak pake visual, tapi kalian pasti nanyain kaaan......

PBMM 2

Ellard Myles kian menegaskan wajah tampannya. Keberadaannya di parkiran rumah mewahnya hanya untuk mengambil barang pesanannya; peti berisikan senjata api kuno buatan pengrajin paling legendaris.

Bukan senjata api idamannya melainkan seorang wanita yang meringkuk di bagasi mobil orang suruhannya. Selama hidupnya dia tak pernah bermain wanita, tentu hal itu membuat Ellard merasa terhina.

"Kau mau mempermainkan aku?" Ellard cekik pria dengan coat panjang tersebut, dan wanita di sisi pria itu berusaha membelanya.

Mary dan Jeremy nama sepasang suami istri yang tengah berurusan dengan Ellard Myles.

Seharusnya mereka meraih uang banyak atas usahanya mendapatkan senjata langka, tapi karena seorang wanita yang entah dari mana asalnya, Ellard Myles murka.

"Tunggu Tuan, tapi kami yakin benar. Yang kami bawa dari London, peti berisi senjata api yang Tuan pesan. Kami benar-benar tidak berani mempermainkan Tuan!" Wanita itu memelas.

Ellard menatapnya bengis. "Kalian mau berkelit setelah menghina ku?" tuduhnya.

"Sungguh, tidak Tuan!" Mary mendekati wanita berpakaian compang-camping yang masih berdiri gemetar di sisi bagasi mobilnya. "Siapa kau?" tanyanya keras.

"Kau kemana kan peti di mobil ku?" Jeremy ikut menuduh gadis gembel itu.

"A-aku..." Tentu saja Mellan tak bisa berkata apa-apa. Bibirnya seperti kaku untuk digerakkan, dia lebih takut saat ini daripada malam tadi.

"Apa kau penyusup hah? Kau kemana kan peti peti berisi senjata kami?" cecar Jeremy.

"A-aku membuangnya sebelum masuk ke dalam sini." Mellan menundukkan kepalanya lebih dalam dari sebelumnya.

"Apa?!" Jeremy dan Mary tak percaya. Usahanya dibuang sia-sia oleh gadis gembel tidak tahu diri ini.

"A-aku dikejar pria bajingan. A-aku tidak tahu kalau yang di dalam peti itu senjata api yang kalian anggap ber-berharga. S-sungguh aku tidak tahu...," gagap Mellan.

Pria dingin nan tampan itu semakin mengeras wajahnya. Memang tak bicara, tapi Mellan bisa merasakan ajalnya sudah dekat saat membalas tatapannya.

Mary bergumam lirih karena takut. "Kau tahu gadis gila, kau melakukan kesalahan fatal!"

"A-apa sefatal itu?" Mellan lemas.

Ellard bertolak masuk sambil berseru sangat keras dan tegas. "Bawa gadis itu ke dalam!"

Dua orang pria mengapit tubuh lemah Mellan untuk kemudian dimasukkan ke dalam rumah bergaya klasik modern milik Ellard.

Mellan terus meracau gagap, mau diapakan, ampuni aku, jangan sentuh aku, semua kata pembelaan yang dia gaungkan di kediaman rahasia Ellard Myles.

"Cari peti ku sampai ketemu!" Teriakan Ellard membuat beberapa pria kekar berseragam hitam bubar keluar.

"Duduklah." Mellan didudukkan pada kursi putar lalu dililit tali tambang. Mellan semakin merinding, ruangan ini mengingatkan dirinya pada ruangan eksekusi mati yang ada di film.

Hanya ada lampu besar di atas kepalanya, dan ada meja kayu di depannya. Ruangan ini cukup pengap dirasa.

"M-mau kau apakan a-aku Tuan?" Pada akhirnya Mellan berani menyerukan pertanyaan.

Ellard lantas beralih pada wanita itu. Wanita gembel tidak tahu malu yang berani mencari huru hara dengannya.

"Nyawamu ada di peti ku. Kalau sampai peti ku tidak ketemu. Peluru ku akan bersarang di kepala mu!"

"A-apa?" Mellan melotot. "T-tuan, ampuni aku. Aku benar-benar tidak tahu kalau senjata mu ada di peti yang ku buang, aku hanya ingin lari dari pria jahat, Tuan." Mellan menghiba.

"Jadi kau mau membunuh seorang wanita yang lemah, Dude?"

Ellard melenggang tatapan pada lelaki tampan yang cukup mirip dengannya. Dia Calvin Myles, adik Casanova-nya.

Calvin meraih rokok untuk disulut ujungnya. Tatapan predator telah tertuju pada paha mulus Mellan yang memang tidak berpakaian dengan baik.

"Apa tidak sebaiknya kau berikan wanita cantik itu kepadaku, Dude?"

"Dengkulmu!" Ellard duduk di kursi putar andalannya. Menatap wajah ketakutan Mellan yang semakin mengucurkan keringat.

Calvin mencondongkan tubuhnya lalu berbisik di telinga Mellan. "Jangan sungkan, ada aku yang akan menyelamatkan mu, Cantik."

Brakkk...

Ellard menancapkan pisau ke dinding, yang mana saat proses pelemparan hampir saja menyayat telinga adik mata keranjangnya.

Hal yang semakin membuat Mellan mendelik ketakutan. Calvin tahu kakaknya tidak bisa diajak kompromi soal wanita.

"Maaf Cantik. Kau mungkin tidak akan selamat karena saudara ku tidak memiliki ketertarikan pada wanita."

Duarr!

Tak seperti Mellan yang hanya bisa berteriak histeris, Calvin berlari keluar sambil tertawa saat peluru Ellard meledak di ruangan itu.

Mellan semakin hilang kepercayaan pada Tuhannya. Dia yakin yang namanya pertolongan Tuhan itu hanya fatamorgana.

Beberapa jam lalu, dia berpikir bahwa mobil yang dia tumpangi bak dewa penyelamat baginya. Namun, rupanya mobil itu menjadi pengantar nyawanya.

"Tolong Tuan. Lepaskan aku!" teriak Mellan.

...*/*/*/*/*/*...

"Mommy!"

Di ruangan lain rumah Ellard. Bocah kecil dengan penutup kain hitam di matanya mendengar letusan dan teriakan wanita dari arah kanan.

"Mommy di sini." Bocah itu meraba dinding di sisinya. "Mommy...," panggilnya.

"Tuan Casey." Asisten pribadi Tuan kecil milik Ellard berusaha meredakan kegusaran Casey dengan elusan.

Namun, sepertinya itu tidak efektif karena Casey justru semakin ingin keluar dari sangkar berdinding kacanya.

"Delay, biarkan aku keluar!" teriaknya.

"Tapi Tuan muda."

"Ini perintah!" Casey membentak. "Kau akan dipecat jika tidak menuruti kemauan ku!"

...Sekarang kita berlanjut kenalan dengan Casanova tampan kita, Calvin Myles. Baru akan menginjak 27 tahun....

...Dan yang ini Putra Buta Milik Mafia kita... Jordy Casey Myles... 5 tahun... Tengilnya sama kek Om nya yaaa semoga tidak menurun playboy nyaaa.......

PBMM 3

"Aku mau ke ruangan sana!" Casey menunjuk asal letusan dari tembakan ayahnya.

Daley si asisten tentu tak bisa menurutinya sebab di sana tempat yang sangat dikeramatkan bagi bocah kecil itu.

"Aku pecat kamu!" Casey kembali mengancam. Dulu ada seorang biddy yang akhirnya dipecat karena membuat anak itu kecewa.

Daley tak mau itu terjadi, hanya ini mata pencahariannya. Anak dan istrinya akan meninggalkannya jika dia berhenti bekerja.

"Ayok! Bawa aku ke ruangan Daddy!" desak Casey. Dan Daley tak bisa menolaknya.

Pria itu mengiringi langkah kaki Casey yang sedikit meraba karena belum begitu hapal dengan jalan yang dilewatinya.

Casey meraba udara, memasang telinga yang terus mendengar tangisan wanita dari dalam ruangan sana. Sampai dia menemui sebuah permukaan pintu, Casey merabanya seksama dan memberhentikan langkahnya.

"Daddy!" Casey menggebrak pintu milik ayahnya. Dia yakin di dalam sana ada sosok ibu yang sangat dia rindukan. "Daddy, open the door!"

Daley menunduk takut ketika pintu terbuka dan menampilkan Tuan bengisnya. Casey menyelonong masuk, lalu berjalan ke arah wanita yang disekap di atas kursi putar.

"Mommy..."

Ellard dan banyak anggota perkumpulan rahasia Ett-mörker terperangah. Tuan kecil buta mereka memeluk sandera ayahnya.

Mellan yang hampir mati ketakutan karena ujung peluru Ellard, percayalah gadis itu lebih terkaget dari siapa pun.

"Mommy tidak perlu takut. Ada Casey di sini bersama mu." Sekarang, tangan mungil Casey cukup mampu menenangkan tubuh Mellan yang bergetar hebat.

"Casey!" Ellard menarik putranya menjauh dari Mellan. Detik berikutnya, Casey berlari memeluk gadis itu kembali. "Mommy ada di sini, dan kau mau menguasainya sendiri, Daddy?"

Ellard mengernyit. "Dia bukan..."

"Tuan Ellard." Edgar masuk dan memotong perkataan kliennya. Dia berbisik di telinga Ellard Myles. "Jangan katakan yang sebenarnya, Tuan."

Ellard mengerut kening tipis.

"Selama dua tahun terakhir. Casey takut pada semua orang. Dan sekarang, ada gadis yang bisa dia dekati. Ini sebuah kemajuan."

Ellard terdiam menyimak. Benar apa yang dikatakan oleh Edgar. Selama ini Casey tak pernah mau dekat dengan orang asing, dia hanya mau bersentuhan dengan dirinya, Edgar, Calvin dan Daley saja.

"Tuan Casey butuh seseorang yang bisa membantunya untuk sembuh. Seperti sosok ibu contohnya."

"Dia bukan Carolline!" Ellard membentak dengan mata melotot. "Kau gila?" sentaknya kemudian.

"Tapi ini peluang Tuan. Selagi Nyonya Carolline belum bisa pulang. Kita akan gunakan kesempatan ini untuk membuat Tuan Casey lebih percaya diri lagi," sahut Edgar.

"Daripada Tuan bunuh gadis tidak berdaya itu. Lebih baik Tuan manfaatkan saja keberadaan nya untuk sementara."

Ellard mulai menimbang-nimbang ucapan ahli psikolog putranya. Cukup masuk akal jika dipikir ulang oleh nalarnya.

"Untuk sementara, biar gadis itu berada di dekat Tuan kecil kita. Suruh dia berperan sebagai ibu untuk Tuan Casey selama proses penyembuhan Tuan muda Casey berjalan," usul Edgar.

Ellard Myles terdiam dengan manik hazel yang terarah lurus pada wajah gadis asing yang belum dia ketahui namanya.

"Buka ikatan Mommy." Ellard lantas beralih pada putranya yang menyuruh Daley untuk membuka tali tambang di tubuh Mellan.

"Tenang Mommy. Kau aman bersama ku."

Di balik ketakutannya, Mellan sanggup untuk tersenyum kecil. Dirinya sangat berterima kasih jika anak tampan berpenutup mata itu mau menjamin keutuhan nyawanya.

"Gendong aku Mommy..." Casey tersenyum dan merentangkan tangan pada Mellan yang lantas menganggukkan kepalanya cepat.

Namun, saat ingin meraih Casey. Ellard berbisik di telinga Mellan. "Kau selamat hari ini wanita malang. Tapi bukan berarti kau lepas dari hukuman mu! Sampai peti ku diketemukan, kau akan aku sandera di sini. Mengerti?"

Mellan menelan saliva telak. Kata-kata Ellard cukup berhasil membuat tubuhnya kembali bergetar ketakutan.

"Mommy, kau dengar aku?" Casey meraba pelan perut Mellan. Dan gadis itu segera meraih tubuh mungil Casey untuk kemudian dia gendong. "Wah, kau cukup berat Tuan kecil."

"Panggil Casey sayang. Jangan Tuan. Bukankah itu lebih enak didengar, Mommy."

Ellard menghela napas panjang. Bertahun tahun dia bersama anak itu. Merawat bahkan mendidiknya sendiri. Tak pernah Casey semanja itu padanya.

"Mommy, aroma mu menenangkan." Casey memeluk leher Mellan lebih erat. Dan jujur, Mellan hanya sedang memanfaatkan kesempatan hidupnya dengan mengandalkan belas kasih dari anak tampan itu.

"Ikuti mereka!" Ellard menatap satu pengawal. Dan beralih ke pengawal lainnya. "Kau. Ikut aku!" titahnya lalu berjalan ke arah yang berbeda dengan Mellan.

Mellan digiring ke suatu tempat oleh enam anggota Ett-mörker. Dia sempat melihat pria tampan yang barusan membuat Ellard Myles murka dan meletuskan pistolnya.

"Kau selamat, Cantik. Kalau tidak keberatan. Tolong ingat namaku, Calvin." Ada kedipan yang lantas dia dapati dari pria hangat itu. Ya, hangat, tidak seperti pria yang dingin tadi.

Para pengawal membiarkan Mellan masuk ke sebuah kamar besar. "Kau tunggu di sini. Dan ingat... Jangan coba-coba menyakiti Tuan kecil kami. Atau, kau sendiri yang akan..."

(mati)

Mellan tahu lanjutan katanya. Mereka memang sengaja tak bicara terlalu frontal ketika di depan tuan kecilnya.

Mellan mengangguk segan. Dia kemudian duduk di kursi kayu bersama Tuan kecil milik Tuan dingin yang belum dia kenal.

"Apa kau belum mandi Mommy?"

Mellan menyengir, meski menggunakan tutup mata, rupanya anak itu cukup peka terhadap keadaan kulitnya yang berdebu.

"Iya."

"Mommy harus terlihat Cantik... Ayok mandi. Dan pakai baju yang cantik, Mommy harus bisa ambil hati Daddy lagi," titahnya.

Sejujurnya Mellan tak tahu apa yang terjadi pada anak itu. Kenapa harus menggunakan penutup mata, dan kenapa anak tampan ini memanggil dirinya dengan sebutan Mommy.

...Buku ke dua ku tentang mafia... Semoga suka dan membuat kalian merasa keren pernah membacanya... Wkwk... Thanks yang udah pada mampir... Kisah ini sedikit berbeda dari cerita sebelumnya.......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!