Di sebuah universitas negeri di Surabaya, seorang gadis berlari secepat mungkin karena ia hampir terlambat untuk masuk mata kuliah yang diikutinya.
" Huh, huh, huh, untung gak telat " ucap gadis itu yang baru saja duduk di bangkunya.
Gadis itu berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan karena berlari menuju kelasnya.
Dia adalah Khayana Saputri atau sering dipanggil Yana. Yana adalah gadis cantik yang memiliki tubuh mungil. Usianya baru menginjak 20 tahun dan ia sedang berkuliah tahun kedua. Yana merupakan gadis yang ceria dan terkadang sedikit cerewet tapi sangat peduli kepada orang terdekatnya.
Yana lahir sebagai anak kedua di keluarga yang sederhana dari Ayah bernama Kusnadi dan Ibu bernama Sari. Yana memiliki satu orang kakak perempuan yang tinggal di Jakarta bersama keluarga suaminya.
Yana memiliki banyak teman tapi yang paling dekat dan ia anggap sebagai sahabatnya adalah Lina. Mereka sudah bersahabat sejak kecil dan mereka juga merupakan tentang sehingga mereka selalu berdua kemana-mana. Sayangnya, mereka sekarang harus terpisah karena berbeda jurusan. Walaupun begitu mereka masih sering meluangkan waktu berdua setelah selesai kuliah.
Belum sempat Yana berhasil mengatur napasnya, seorang dosen yang akan mengajar mata kuliah hari itu pun masuki kelas. Yana yang masih merasa sangat lelah pun mau tidak mau harus segera bersiap untuk menerima pelajaran dari dosen.
***
Di sebuah bandara internasional di Surabaya, seorang pria berjalan penuh kharisma dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya.
Pria itu memasuki sebuah mobil yang sudah siap untuk menjemputnya. Tanpa memberikan perintah apapun, mobil itu melaju meninggalkan area bandara.
Ya, pria itu adalah Askanda Alexander. Aska adalah anak kedua dari keluarga Alexander. Di usianya yang sudah 27 tahun, Aska baru menyelesaikan pendidikan magisternya di Amerika Serikat. Ini adalah pertama kalinya Aska menginjakkan kakinya di negara kelahirannya setelah empat tahun. Aska memang tidak pernah kembali ke Indonesia selama menempuh pendidikan di luar negeri. Hanya keluarganya saja yang mengunjunginya setiap beberapa bulan.
Sebenarnya Aska tidak pernah menginginkan untuk kuliah di luar negeri dan mengambil jurusan bisnis. Ia melakukan semua itu karena paksaan dari ayahnya yang menuntutnya sebagai penerus perusahaan keluarga, padahal masih ada kakaknya.
Aska sangat menginginkan menjadi seorang pengacara dan pada pendidikan sarjananya, Aska mengambil jurusan hukum di salah satu universitas di Jakarta. Tapi ia tidak bisa mewujudkan itu semua sesuai keinginannya karena ayahnya yang menurutnya sangat pilih kasih. Aska sangat iri dengan kakaknya yang bisa melakukan apapun yang ia inginkan tanpa tuntutan seperti dirinya.
Aska keluar dari mobil yang ditumpanginya saat mobil itu sudah sampai di rumah keluarganya. Aska sebenarnya sangat malas untuk kembali ke rumah itu setelah sang ayah memaksanya untuk kuliah di luar negeri, tapi ia juga tidak bisa menolak permintaan dari wanita yang telah melahirkannya. Ibunya itu memintanya untuk datang karena sangat merindukannya.
Aska memasuki rumah dan langsung disambut oleh pelukan hangat dari sang ibu. Aska dapat melihat ayah dan kakaknya di belakang sang ibu tetapi ia tidak terlalu memperdulikan mereka.
" Mama kangen banget sama kamu, Sayang. Akhirnya kamu pulang juga ke rumah setelah bertahun-tahun " ucap Mama Lili, ibu dari Aska.
Mama Lili tentu saja sangat merindukan putranya yang tidak bertemu sejak tiga bulan yang lalu.
" Aska juga kangen sama Mama " jawab Aska membalas pelukan Mama Lili.
Setelah memeluk Mama Lili, pandangan Aska beralih pada ayahnya tetapi tidak ada niatan sedikit pun memeluknya karena ia membenci sang ayah yang terus memaksakan kehendaknya.
Kakak dari Aska mendekat dan langsung memeluk adiknya lalu Aska membalas pelukan itu. Selama ini kakaknya itu selalu bersikap baik kepadanya, hanya saja mereka tidak sedekat dulu karena Aska yang selalu menghindar.
" Kakak senang kamu balik ke rumah " ucap Asta, kakak laki-laki Aska.
Aska hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
" Istirahatlah, setelah makan malam Papa ingin bicara " ucap Papa Lionel, ayah Aska.
Aska tidak merespon apapun karena ia sangat malas berbicara pada ayahnya itu.
" Aska ke kamar dulu, Ma " pamit Aska lalu mencium pipi Mama Lili.
Tanpa menunggu jawaban dari Mama Lili, Aska langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas.
Aska membuka pintu kamarnya dan langsung membanting tubuhnya di atas tempat tidur. Ia akan tidur sebentar menenangkan pikiran sebelum berbicara dengan ayahnya yang pasti akan terjadi perdebatan.
***
Pada malam harinya, Aska memilih pergi ke sebuah club malam daripada harus berdebat dengan ayahnya yang keputusannya tidak bisa diganggu gugat lagi. Papa Lionel memintanya untuk membantunya di perusahaan mulai besok. Aska tidak menolak, bahkan menjawab sang ayah pun tidak dan ia langsung pergi setelah ayahnya itu selesai menyelesaikan apa yang ingin ia sampaikan.
Aska menghabiskan lebih dari dua botol minuman beralkohol sehingga membuatnya sangat mabuk. Aska tidak pernah mabuk sebelumnya dan ia hanya menghisap beberapa batang rokok ketika pikirannya sedang kacau. Tapi malam ini satu bungkus rokok pun tidak bisa membuat pikirannya tenang sehingga ia memilih untuk meminum cairan setan itu.
Aska berusaha untuk tetap menjaga kesadarannya karena ia sedang menyetir mobil untuk pulang ke apartemennya. Aska tidak akan kembali ke rumah keluarganya malam ini dan akan tidur di apartemen yang ia miliki tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.
Tetapi saat sedang berada di perjalanan, Aska merasa perutnya bergejolak dan ia ingin muntah. Aska menghentikan mobilnya dan keluar walaupun dengan tubuh sempoyongan. Aska memuntahkan cairan kuning di samping halte bis dimana mobilnya berhenti.
" Kakak gak papa? " tanya seseorang menghampiri Aska.
Sepertinya orang itu sedang menunggu bis atau angkutan umum lainnya dan melihat Aska.
Aska mengangkat wajahnya dan menoleh pada orang itu.
" Kak Aska? " pekik orang itu yang ternyata adalah Yana.
Yana baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok dan ia sedang menunggu bis yang sepertinya sudah tidak ada lagi karena sudah pukul dua belas malam.
" Anda siapa? " tanya Aska karena pandangannya kabur.
" Aku Yana, Kak. Adiknya Kak Tya " jawab Yana.
" Oh, Yana " ucap Aska seperti mengenal nama itu.
Aska ingin berjalan ke mobilnya, akan tetapi ia hampir terjatuh dan untung saja Yana menangkapnya.
" Kak Aska baik-baik aja? " tanya Yana khawatir karena sepertinya Aska tidak baik-baik saja.
" Kepalaku pusing " jawab Aska memegangi kepalanya.
Yana berpikir sejenak, ia tidak mungkin meninggalkan Aska ataupun membiarkan Aska pulang sendiri di saat keadaan seperti ini. Apalagi Yana mencium baik alkohol dari mulut Aska yang berarti Aska sedang mabuk.
" Yana antar Kak Aska pulang ya. Kak Aska gak mungkin pulang sendiri " ucap Yana pada Aska.
Aska pun menganggukkan kepalanya.
Kemudian Yana membantu Aska masuk ke dalam mobil dan ia juga duduk di kursi kemudi. Beruntung Yana bisa mengemudikan mobil sehingga ia bisa mengantar Aska pulang.
" Rumah Kak Aska dimana? " tanya Yana karena tidak mengetahui dimana letak rumah Aska.
Aska pun menyebutkan alamat apartemen miliknya dan Yana langsung melajukan mobil itu menuju ke sana.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama, Menikahi Ayah Nadia, dan Suamiku Seorang Bodyguard " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
Yana segera membawa Aska masuk ke dalam gedung apartemen dan menuju lantai dimana apartemen milik Aska berada. Beruntung Aska masih penjawab semua pertanyaan dengan baik meskipun beberapa kali terdengar melantur.
" Password pintunya apa, Kak? " tanya Yana pada Aska.
Jujur saja Yana sudah merasa sangat lelah memapah tubuh besar Aska sedangkan ia bertubuh mungil hanya sebatas dadanya saja.
" Password-nya satu sampai enam " jawab Aska dengan mata terpejam.
Yana pun langsung memasukkan password dari apartemen milik Aska dan benar saja pintu apartemen itu terbuka. Yana membawa Aska masuk dan membaringkan tubuh Aska perlahan di sofa yang ada di apartemen itu.
" Huh, capek banget. Badan Kak Aska berat banget sih " ucap Yana mengusap keringat di keningnya.
Yana memilih untuk duduk sebentar di samping Aska sebelum ia pulang dan memulihkan tenaganya. Yana memperhatikan wajah Aska yang terlihat tertekan dan begitu banyak beban.
" Kayaknya Kak Aska lagi banyak masalah " gumam Yana karena sempat mendengar racauan Aska di perjalanan yang ingin dimengerti.
Setelah rasa lelahnya sedikit berkurang, Yana memutuskan untuk pulang karena kedua orang tuanya pasti mengkhawatirkannya.
" Kak Aska, Yana pulang dulu ya " pamit Yana pada Aska yang mungkin saja sudah tertidur.
Yana berdiri dari duduknya dan hendak beranjak pergi tapi tiba-tiba Aska menarik tangannya tiba-tiba sehingga membuatnya terjatuh di atas tubuh Aska.
" Kak Aska " pekik Yana terkejut.
Jantung Yana juga berdegup sangat kencang karena wajahnya begitu dekat dengan wajah Aska dan hanya berjarak beberapa senti saja.
Aska mencoba bangkit tapi Aska menahannya, bahkan kedua tangan Aska memeluk pinggangnya.
" Kak Aska lepasin, aku harus pulang " ucap Yana mencoba melepaskan diri dari pelukan Aska.
" Jangan pergi, aku butuh kamu " jawab Aska membuka sedikit matanya.
Aska menatap mata Yana begitu dalam dan tiba-tiba tangannya menekan tengkuk leher Yana lalu ia mencium bibir gadis itu. Yana tentu saja terkejut bukan main karena Aska tiba-tiba mencium bibirnya dan itu adalah ciuman pertamanya.
Yana terdiam sebentar dan setelah menyadari keadaan, Yana mencoba menjauh dari Aska dan melepaskan ciuman itu tapi Aska semakin menahan tengkuknya dan memperdalam ciuman itu.
" *Ya ampun, apa yang aku lakukan*? " ucap Yana dalam hati.
Yana memukul-mukul dada Aska agar Aska melepaskannya, tetapi itu tidak mampu untuk menghentikan Aska. Aska membalik posisi mereka dengan cepat sehingga Yana berada di bawah kungkungan Aska.
Aska melepaskan ciumannya dan menatap Yana dengan penuh damba. Matanya sudah dipenuhi dengan kabut gairah dan ia ingin segera melampiaskannya pada gadis di bawahnya. Sedangkan Yana terengah-engah dan mencoba meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
" Apa yang Kak Aska lakukan? Tolong lepaskan aku, aku harus pulang " ucap Yana yang sekarang merasa takut dengan tatapan dari Aska.
" Aku tidak akan membiarkan kamu pergi " jawab Aska terus menatap Yana.
Yana pun semakin ketakutan. Yana berusaha membebaskan diri dari kungkungan Aska dan mendorong tubuh besar Aska dengan sekuat tenaga hingga Aska terjungkal. Yana segera bangkit dan berlari menuju pintu apartemen itu. Yana takut terjadi hal yang buruk kepada dirinya, apalagi ia bisa melihat kabut gairah dan arti tatapan Aska. Ia bukanlah anak kecil lagi yang polos, ia bisa mengerti itu semua apalagi Aska sedang dalam keadaan mabuk.
Saat Yana hendak membuka pintu, tangannya dicekal oleh Aska dan Aska menarik tubuh Yana hingga menabrak dadanya.
" Aku tidak akan membiarkanmu pergi " ucap Aska langsung mengunci pintu itu.
" Kak, tolong lepaskan aku. Aku harus pulang " ucap Yana mencoba memberontak tetapi tenaganya kalah dengan Aska.
Tanpa mengatakan apapun lagi Aska mengangkat tubuh mungil Yana dan membawanya ke kamarnya. Aska membanting tubuh Yana di atas tempat tidur dan langsung menindihnya.
" Kak Aska mau apa? Tolong lepasin aku, Kak " ucap Yana mulai menangis karena ketakutan.
Aska tidak memperdulikan apa yang Yana katakan. Aska langsung membungkam bibir Yana dengan ganas. Aska menghisap dan melumat bibir itu serta menggigitnya agar Yana membuka mulutnya. Aska terus memperdalam ciuman itu dan menelusuri mulut Yana walaupun tidak ada balasan.
Aska menghentikan ciuman itu saat mereka hampir kehabisan napas dan bibir Yana membengkak karena ulah Aska.
" Kak tolong jangan lakukan itu, aku mohon " ucap Yana dengan tangisnya.
Tangisan Yana itu tidak membuat Aska iba sama sekali, Aska malah kembali mencium bibir Yana. Aska bahkan menahan kedua tangan Yana dengan salah satu tangannya karena gadis itu terus memberontak. Kali ini tidak hanya di bibir tapi Aska mulai menelusuri leher putih serta dada Yana dan memberikan tanda kemerahan dan cukup sakit bagi Yana.
" Kak Aska, lepasin aku " mohon Yana dan berusaha memberontak tetapi Aska tidak mendengarkannya sama sekali.
Tangan Aska bergerak untuk membuka seluruh pakaian Yana dan dengan mudah ia bisa membuat Yana polos tanpa sehelai benang pun. Yana terus menangis dan masih berusaha memberontak walaupun tenaganya sudah mulai habis.
Tatapan Aska tidak lepas dari tubuh polos Yana yang membuatnya semakin bergairah. Aska segera melepaskan pakaian bagian atasnya lalu menyerang Yana kembali. Aska menelusuri seluruh tubuh Yana menggunakan mulut dan tangannya sehingga membuat Yana mengeluarkan suara desahan.
" Akh " desah Yana.
Yana mencoba untuk tidak mengeluarkan suara itu tetapi akhirnya lolos juga. Yana merasakan tubuhnya terasa terbang karena semua sentuhan Aska. Apalagi Aska membenamkan wajahnya di pangkal paha Arisa dan bekerja di sana, berbuat tubuh Arisa bergerak tidak karuan.
Yana merasa sangat lemas saat merasakan sesuatu keluar dari bagian inti tubuhnya. Ia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memberontak ataupun bergerak.
Aska segera melepaskan celananya hingga ia pun polos saat merasa sudah tidak bisa menahannya lagi. Yana yang melihat itu langsung membulatkan matanya, ia harus segera pergi sebelum Aska melakukan hubungan terlarang itu kepadanya.
" Tolong jangan lakukan itu, Kak " ucap Yana dengan penuh permohonan.
Yana memundurkan tubuhnya untuk menjauh tapi kalah cepat dengan Aska yang sudah mengungkung tubuhnya.
" Aku mohon, Kak " ucap Yana sekali lagi tetapi Aska tidak memperdulikannya.
Aska kembali membungkam bibir Yana dan membuat Yana terbuai. Aska memposisikan tubuhnya untuk memasukkan senjatanya ke dalam inti tubuh Yana. Mata Yana membola saat merasakan benda keras memasuki bagian tubuhnya. Yana merasa sangat kesakitan tetapi ia tidak bisa berteriak karena mulutnya dibungkam oleh Aska.
Setelah beberapa saat Aska berhasil membobol kehormatan Yana walaupun cukup sulit karena Yana masih perawan. Yana hanya bisa menangis meratapi nasibnya di bawah tubuh Aska. Yana tidak pernah membayangkan kehormatannya direnggut paksa oleh sahabat kakaknya itu.
Aska bergerak perlahan memacu tubuhnya di atas tubuh Yana. Yana hanya bisa pasrah karena walaupun ia memberontak, itu tidak bisa mengubah apapun karena keperawanannya sudah direnggut oleh Aska. Yana memalingkan wajahnya dengan air mata yang terus mengalir.
Walaupun sakit di awal, tetapi Yana tidak munafik jika semakin lama ia juga menikmatinya. Bahkan ia terus mengeluarkan suara yang begitu indah selama permainan itu.
Aska bergerak lebih cepat ketika ia ingin mencapai puncaknya dan membuat tubuh Yana bergetar hebat.
" Arrghh " erang Aska ketika ia melakukan pelepasannya dan menyemburkan benihnya di rahim Yana.
Tubuh Aska langsung ambruk di atas tubuh Yana dan langsung tertidur tanpa melepaskan dulu penyatuan mereka.
Dengan tenaga yang masih ia punya, Yana menyingkirkan tubuh Aska sehingga Aska berpindah di sampingnya. Yana menarik selimut dan menutupi tubuh polosnya. Yana menangis begitu pilu dengan membelakangi Aska yang sudah terlelap. Niatnya hanya menolong Aska dengan mengantarnya pulang tetapi ia malah menghabiskan malam panas dengan sahabat kakaknya itu.
" Maafin Yana " ucap Yana dalam tangisnya ketika mengingat semua orang yang ia sayangi.
Mereka semua pasti akan kecewa jika mengetahui dirinya tidak bisa menjaga kehormatannya.
Karena tubuhnya yang sangat lelah, lama-kelamaan Yana pun mulai tertidur menyusul Aska.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama, Menikahi Ayah Nadia, dan Suamiku Seorang Bodyguard " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum\_05😘
Aska mulai membuka matanya dan merasa kepalanya terasa sangat pusing. Aska mendudukkan tubuhnya dan terus memegangi kepalanya.
" Kepalaku pusing banget " ucap Aska mencoba memijat kepalanya.
Aska belum menyadari apa yang terjadi hingga ia terkejut melihat tubuhnya yang tidak mengenakan apapun kecuali selimut yang menutupi tubuhnya.
" Hah? Apa yang terjadi? Kenapa aku gak pakai baju? " ucap Aska tidak mengingat apapun yang terjadi semalam.
Belum menemukan jawaban tentang keadaannya yang tidak mengenakan apapun, Aska semakin dikejutkan dengan seorang gadis yang masih terlelap di sampingnya. Walaupun sudah sangat lama tidak bertemu, tetapi Aska masih sangat mengenali gadis yang sudah beranjak dewasa itu. Keterkejutan Aska makin menjadi setelah melihat keadaan gadis itu yang tidak jauh sama dengannya.
Aska bukan orang bodoh yang tidak mengetahui apa dari keadaan mereka sekarang. Pasti ada suatu hal yang terjadi diantara mereka dan Aska bisa menebak itu.
" Jangan-jangan? " ucap Aska menarik rambutnya kencang.
Aska mencoba mengingat apa yang terjadi semalam hingga ia bisa terbangun dengan keadaan tidak mengenakan apapun bersama seorang gadis. Setelah cukup lama berusaha, Aska pun mengingat apa yang sudah terjadi. Tentang dirinya yang mabuk dan diantar pulang oleh seorang gadis yang merupakan adik dari sahabatnya, hingga ia memaksa gadis itu untuk melakukan hubungan suami istri dengannya.
" Ya Tuhan, apa yang aku lakukan? " ucap Aska mengusap wajahnya kasar.
Aska sangat menyesali mengapa ia memutuskan untuk pergi ke klub malam dan mabuk sehingga tanpa sengaja ia meniduri jadi yang tidak bersalah dan menghancurkan masa depannya.
Ketika Aska sedang menyesali apa yang sudah terjadi, Yana mulai mengerjapkan matanya. Yana sangat terkejut saat melihat seorang pria dengan bertelanjang dada berada di sampingnya dan ia pun mengingat semua apa yang terjadi di antara mereka.
Yana mendudukkan tubuhnya dan memegangi selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bersikut mundur dan merasa ketakutan apabila Aska melakukan hal itu lagi kepadanya.
Aska menoleh saat merasakan pergerakan di sampingnya, dia melihat Yana yang bergerak mundur dan terlihat sangat ketakutan kepadanya.
" Yana " panggil Aska pelan.
" Aku mohon, jangan lakukan itu lagi " ucap Yana semakin ketakutan.
Aska merasa sangat bersalah melihat Yana yang begitu takut kepadanya.
" Tenang, Kakak gak akan lakukan itu lagi ke kamu. Kakak benar-benar minta maaf sama kamu karena ini semua di luar kendali Kakak. Kakak mabuk dan gak sadar lakukan itu ke kamu. Kakak benar-benar minta maaf, Yana " ucap Aska pada Yana dengan penuh penyesalan.
Yana tidak menjawab apapun dan hanya bisa menangis mengingat nasibnya ke depannya bagaimana, apalagi jika nanti tumbuh kehidupan baru di rahimnya. Masa depannya sudah hancur dalam semalam dan ia tidak bisa mengubah itu semua.
Hendak menyalahkan Aska sepenuhnya pun tidak bisa karena Aska melakukannya dalam keadaan mabuk dan tidak sadar.
" Tolong maafkan Kakak, Yana. Kakak akan bertanggung jawab dan menikahi kamu " ucap Aska pada Yana.
Aska memang harus bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi dan ia tidak ingin masa depan Yana hancur karena perbuatannya. Apalagi ada kemungkinan benihnya tumbuh di dalam rahim Yana karena mereka melakukannya tanpa pengaman. Jika memang benar itu terjadi, Aska tidak ingin membuat hidup Yana dan anaknya semakin hancur.
Yana menatap Aska dengan wajah yang begitu sembab. Ia ingin memastikan yang ia baru saja ia dengar.
" Apa Kak Aska yakin? Kakak gak cinta sama aku. Kakak akan terpaksa menikahi aku " ucap Yana pada Aska.
" Terpaksa atau enggak, itu gak penting. Kakak tetap akan bertanggung jawab dan menikahi kamu. Kakak gak mau masa depan kamu semakin hancur, apalagi kalau nanti kamu hamil " jawab Aska.
" Masa depan aku memang sudah hancur sejak aku memutuskan buat nolong Kakak dan antar Kakak pulang " ucap Yana dengan air mata yang kembali mengalir.
Sungguh hati Aska terasa perih mendengar itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika niatnya menenangkan pikiran dengan mabuk akan berakhir seperti ini.
" Tolong maafkan Kakak, Yana. Kakak akan memperbaiki semuanya " ucap Aska berusaha meyakinkan Yana.
Mau bagaimana pun ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di antara mereka berdua.
Aska mencoba mendekati Yana tetapi Yana bergerak menjauh karena masih ada sedikit rasa takut pada Aska.
" Jangan takut, Kakak gak akan menyakiti kamu. Kakak minta kamu percaya sama Kakak dan hari ini juga Kakak akan menemui kedua orang tua kamu " ucap Aska memegang tangan Yana walaupun Yana sempat menolaknya.
Mengingat kedua orang tuanya, Yana semakin merasa bersalah. Kedua orang tuanya itu pasti sangat mencemaskan dirinya yang tidak pulang semalaman dan tidak memberikan kabar. Ia mulai memikirkan lagi tentang Aska yang ingin bertanggung jawab kepadanya. Jika ia menolak pertanggungjawaban Aska dan ia hamil nanti, maka ia akan membuat kedua orang tuanya kecewa dan malu.
" Baiklah, aku akan percaya sama Kakak " jawab Yana setelah memikirkan kebaikan untuk semuanya.
" Tapi aku takut, mereka pasti akan sangat marah " ucap Yana menundukkan kepalanya.
Aska segera mengangkat wajah Yana kembali dan menghapus air mata di wajah Yana.
" Ada Kakak, kamu tidak perlu takut. Kakak akan tetap bertanggung jawab apapun yang terjadi " ucap Aska tanpa keraguan.
Melihat itu, Yana pun menganggukkan kepalanya dan mencoba mempercayai Aska.
" Sekali lagi tolong maafkan, Kakak. Kakak juga gak mau ini semua terjadi " ucap Aska pada Yana.
Yana menganggukkan kepalanya. " Ini semua sudah terjadi dan gak ada yang bisa diubah selain memperbaikinya " jawab Yana.
Aska menghela napasnya berat karena mungkin perjalanan hidupnya yang baru akan dimulai.
Setelah itu Aska mengambil sebuah handuk dari dalam laci nakas di samping tempat tidurnya. Aska menggunakan handuk itu untuk menutupi tubuh bagian bawahnya lalu turun dari tempat tidur.
" Mandilah. Setelah ini kita akan langsung pergi ke rumah kedua orang tuamu " ucap Aska pada Yana.
Yana menganggukkan kepalanya dan melilit tubuhnya dengan selimut untuk menutupinya. Walaupun cukup kesulitan karena inti tubuhnya masih terasa sangat sakit dan perih, tetapi Yana tetap mencoba berjalan secara perlahan. Aska ingin membantunya tetapi Yana menolaknya.
Setelah Yana masuk ke dalam kamar mandi, Aska pun merapikan kamar itu dan memasukkan pakaian mereka ke dalam keranjang kotor. Aska juga mengganti bad cover yang ia gunakan dan matanya menangkap bercak darah yang ia tahu berasal dari Yana yang masih perawan. Rasa bersalah di hati Aska pun semakin besar pada gadis itu.
" Ya Tuhan, aku sudah menghancurkan hidup seorang gadis " batin Aska sangat menyesal.
Aska segera pergi ke kamar mandi luar karena ia juga harus membersihkan tubuhnya dan ia akan memesan pakaian ganti untuk Yana karena pakaian gadis itu sobek karena ulahnya.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama, Menikahi Ayah Nadia, dan Suamiku Seorang Bodyguard " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!