"Woy!!" seru seseorang menarik perhatian Chika yang sedari tadi fokus membaca bukunya.
"Ya elah! Hari gini masih aja baca buku. Kantin yuk" ucap gadis berambut panjang itu.
Gadis yang selalu membuat hari-hari Chika yang membosankan menjadi lebih berwarna. Dia lah Deby, Sahabat terbaik Chika. Sejak kenal 2 tahun yang lalu, mereka menjadi sahabat yang sangat akrab. Mereka melewati suka duka bersama. Chika yang notabene nya pendiam, menjadi lebih ceria jika ada Deby di sekitarnya.
"By!! Cepetan!"
Seru seorang anak laki-laki yang sedang menunggu Deby di samping pintu kelas mereka. Dia lah Gilang, laki-laki yang selalu menjadi dambaan gadis di SMA Persada. Namun Deby lah yang beruntung mendapatkan laki-laki populer itu. Walaupun terkenal dengan sikapnya yang selalu jutek, entah sihir apa yang Deby berikan hingga membuat laki-laki seperti Gilang menyukai nya.
Namun berbeda dengan Chika, jika Chika laki-laki Ia pasti juga akan menyukai Deby. Gadis yang selalu membawa kehangatan dalam setiap kehadiran nya, Chika pun sangat menyukai sahabat nya itu.
"Duluan aja sana! Gua gak mau jadi obat nyamuk kalian!" ucap Chika membuat Deby geram.
"Hepm!! Ya udah deh, Gua pergi dulu" ucap Deby yang langsung berlari menghampiri kekasihnya.
Chika hanya melihat Deby memeluk lengan Gilang dan berlalu dengan bahagia. Dan Ia pun melanjutkan kembali membaca bukunya.
...****************...
"Aku pulang... Ma!" Chika yang baru pulang sekolah selalu mencari keberadaan Mamanya untuk sekedar bersalaman.
Namun kali ini Chika tak bisa menemukan dimana keberadaan Mamanya itu. Ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya. Namun justru Chika di kejutkan dengan Mamanya yang berada di dalam kamarnya.
"Sayang Kamu udah pulang? Sini sini coba pakai baju ini"
Chika kaget ketika Mamanya langsung menyuruhnya mencoba sebuah kebaya. Namun Chika tetap melakukannya, dan memperlihatkan nya kepada Mamanya.
"Wah... Bagus banget, cocok dengan tubuh kamu" puji Mamanya Chika.
"Ihh apa sih Ma. Ini kan masih bulan Agustus, belum waktu nya Chika lomba Kartinian. Kenapa harus pilih kebaya gini?" keluh Chika yang langsung mengganti pakaian nya.
"Itu bukan kebaya Sayang, itu namanya gaun malam. Mana ada modelan kebaya kaya gitu" ucap Mamanya yang tak di hiraukan oleh Chika.
"Nanti malam ikut Mama sama Papa makan malem sama temen ya" bujuk Mamanya.
Selama ini Chika selalu menolak ajakan Mamanya untuk ikut acara sejenis makan malam itu. Chika merasa hal seperti itu sangat melelahkan, alangkah baiknya jika dia menyelesaikan membaca bukunya.
"Enggak mau" jawab Chika singkat dan jelas.
"Ihh, sekali ini aja ya. Ini tuh sahabat Mami waktu SMA dulu, udah lama gak ketemu. Baru aja ketemu kemarin, ayo lah"
Chika cukup bingung dengan Mamanya saat ini, jika itu sahabat Mamanya. Mengapa Ia di paksa untuk ikut ke acara itu? Lagi pula, tidak seperti biasanya Mamanya membujuknya sampai sebegitu nya.
"Enggak mau" tolak Chika untuk kesekian kalinya.
"Ekhmm, Ya kalau gitu. Novel Aulitine jilid ke 7 dengan tanda tangan dari penulis Austin, yang susah payah Mama dapatkan ini. Apa sebaiknya Mama bakar aja ya" ucap Mamanya membuat Chika membulat kan kedua matanya.
"Jam berapa acara nya?" tanya Chika yang tidak akan rela Novel incarannya hangus begitu saja.
"Jam 8 malam, kalau gitu kamu istirahat dulu gih. Bukunya Mama kasih besok pagi ya, bye bye" ucap Mamanya yang kali ini sudah pergi dengan hasil yang membuat nya senang.
"Aish!! Gua yang antri berjam jam aja gak dapet, Gimana caranya Mama dapetin Novel itu?" gerutu Chika yang mengingat bagaimana dirinya waktu itu mengantri untuk novel itu. Namun setelah mengantri 4 jam, dirinya tidak kebagian Novel itu. Hal itu membuat nya kesal hari itu.
Sedangkan Mamanya yang masih berada di balik pintu terkekeh melihat Putri kesayangannya itu.
"Kan Mama pakai jastim, langsung pakai 10 orang gak mungkin kan satu pun gak dapet" ucap Mamanya Chika yang kemudian terkekeh dan pergi dari kamar Chika.
"Mana sih Ma? Katanya jam 8" keluh Chika yang tak sabaran.
"Bentar lagi sampai, katanya tadi masih nunggu anaknya pulang dulu" jelas Mamanya membuat Chika terpaksa harus menunggu orang itu.
"Aduhh, maaf banget ya Sin. Gara-gara ini anak nih, main gak tau pulang. jadinya telat dateng kesini nya" ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja datang.
Chika pun tau sudah pasti itu lah sahabat yang Mamanya maksud tadi.
"Haduh, gak masalah Vir. Namanya juga anak muda, suka main itu wajar. Dari pada Kayak anaku ini, kerjaan nya di rumah mulu gak pernah mau main keluar" ucap Mama Sindi membuat Chika tersedak air minum nya.
"Ma!" keluh Chika pada mamanya.
"Kenapa? Emang bener kan?" ucap Mama Sindi membuat Chika diam.
"Wah, jadi ini Chika putri Kamu. Cantik sekali" ucap Mama Vira sembari mengusap dagu Chika.
Chika hanya bisa tersenyum mendengar pujian dari sahabat Mamanya itu.
"Kok kamu sendiri? Suami Kamu mana?" tanya Mama Vira pada Mama Sindi.
"Ya begitu lah, kamu sendirian juga kan? Laki-laki mah emang gitu, selalu sibuk sama kerjaannya. Hari ini udah janji bakal nemenin, eh katanya ada meeting mendadak" ucap Mama Sindi
"Sama aja dong Sin, Aish! Mana lah anak nakal itu? Katanya ke kamar mandi sebentar kok jadi lama" ucap Mama Vira menunggu anaknya datang.
Chika yang sudah muak dengan basa basi kedua Mama Mama itu, ia pun memilih untuk bermain dengan ponsel nya.
"Nah itu dia" ucap Mama Vira melihat anaknya yang sudah datang.
"Maaf tante, tadi dari WC agak tersesat jadi lama" ucap anak laki-laki itu yang kini sudah duduk di kursinya.
"Ehh iya, gak apa apa kok. Yuk kita pesen sekarang" ucap Mama Sindi yang terus berbincang dengan sahabat nya itu.
Seketika Chika terdiam mendengar suara anak laki-laki itu, kenapa begitu familiar di telinga nya. Akhirnya ia mengalihkan pandangannya dari ponsel dan melihat seseorang yang Ia kenal sedang duduk berseberangan dengan tempat nya.
"Loh! Gilang?" ucap Chika spontan setelah melihat anak laki-laki itu.
"Kalian udah kenal?" tanya Mama sindi pada Chika.
"Iya Ma, Dia..." belum sempat Chika selesai berbicara lebih dulu di potong oleh Mama Vira.
"Bagus kalau gitu, jadi rencana perjodohan kita dulu bisa kita lakukan sekarang!" ucap Mama Vira dengan penuh semangat.
"Benar sekali! Kebetulan mereka sudah saling kenal, ini akan jauh lebih mudah bukan?" ucap Mama Sindi menyetujuinya niat Mama Vira.
Sedangkan Chika dan Gilang saling menatap, dan tanpa sengaja mereka berdua serempak berkata
"Gak Mau!!"
Seketika tawa Mama Sindi dan Mama Vira terhenti akan penolakan anak-anak mereka.
"Aku udah punya Pacar Ma" ucap Gilang kepada Mamanya.
"Pacar Mana? Kalau emang punya kenapa gak Kamu ajak kerumah?" tanya Mama Vira membuat Chika semakin terkejut.
Chika selama hampir satu tahun ini sudah menjadi saksi Cinta Sahabat nya itu. Bagaimana mungkin sekalipun laki-laki ini tidak pernah membawa Deby menemui keluarga nya.
"Mama gak mau tau, Pokoknya harus segera kita lakukan acara pertunangan untuk mereka" ucap Mama Vira pada sahabat nya itu.
"Benar sekali! Aku setuju!!" ucap Mama Sindi yang juga merasa senang.
Chika terkejut melihat tatapan tajam dari Gilang seakan menyuruh nya untuk membujuk mamanya.
"Ma..."
"Apa?! Kamu tetap harus tunangan sama Gilang, perjodohan kalian itu sudah di buat bahkan sebelum kami menikah. Jadi lakukan aja, lagian kamu di rumah terus. Mana mungkin bisa cari pacar" ucap Mama Sindi seketika membuat Chika bungkam tak bisa mengelak.
"Apa sih ma. Aku cuma mau bilang mau ke toilet Kok" ucap Chika yang langsung berjalan keluar dari ruangan itu.
Begitu pula dengan Gilang yang berjalan mengikuti di belakang Chika. sedangkan kedua orang tua mereka sedang asik bercerita sambil mengenang masa sekolah mereka.
...****************...
"Gimana sih Lo!! Kenapa gak coba bujuk nyokap Lo!" sentak Gilang yang tiba-tiba menarik lengan Chika.
"Lo sendiri juga lihat kan gimana mereka berdua menentukan perjodohan kita dengan begitu mudah!! Lagian Lo juga, kenapa gak pernah bawa Deby ketemu sama Nyokap Lo! Kalau Nyokap Lo suka Deby, pasti gak akan ada perjodohan ini!" ketus Chika yang tak kalah kesalnya dengan Gilang.
Gilang cukup terkejut melihat Chika yang meledak ledak seperti ini, biasanya yang dirinya lihat hanyalah Chika yang selalu diam dan tertawa ketika sedang bersama Deby, kekasihnya itu.
"Terus gimana? Lo tau sendiri yang Gua suka itu Deby, sahabat Lo!" ucap Gilang yang tak habis pikir dengan pemikiran orang tuanya.
"Ajak Deby ketemu sama Nyokap Lo besok! Gua yakin Deby bisa buat Nyokap Lo suka sama Dia. Sebelum kita resmi bertunangan, lebih cepat lebih baik" ucap Chika memberikan ide.
Chika kembali masuk ke dalam ruang makan, sedangkan Gilang masih berada di luar memikirkan ide yang di berikan oleh Chika. Bagaimana caranya membujuk Deby untuk bertemu Mamanya, selama ini gak cuma sekali dirinya membujuk Deby. Namun yang Deby katakan, dirinya masih belum siap untuk bertemu dengan kedua orang tua Gilang. Karena itu pula, sampai sekarang Mamanya tidak tau kalau Gilang mempunyai pacar.
Seulas cahaya matahari pagi menembus cela cela tirai jendela. Chika mengerjapkan kedua matanya, dan seketika menyadari sesuatu menindih perutnya.
"Aaaaaa!!!!" Chika berteriak lantaran seorang laki-laki sedang tidur sambil memeluk nya.
Laki-laki itu terbangun karena pekikan Chika, membuat Chika semakin terkejut melihat laki-laki itu yang tidak lain adalah Gilang.
"Lo!!" pekik keduanya bersama an.
Brakkk!!!
Belum sempat Chika dan Gilang mencerna apa yang terjadi hingga mereka bisa tidur bersama. Seseorang mendobrak masuk ke dalam kamar itu.
"Astaga Gilang!!!" teriak Mama Vira yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar itu.
Gilang yang masih berbaring dengan memeluk Chika pun seketika duduk dengan tegap. Begitu pula dengan Chika yang langsung duduk melihat Mama Vira.
"Dasar berandal!! Bisa bisanya kamu tidurin anak gadis orang!! Harusnya sabar dulu sampai Kalian menikah!!" omel Mama Vira yang terus memukuli bahu anaknya itu.
"Ma!! Ini gak seperti yang Mama pikirkan! Gak ada yang terjadi sama Kita!" teriak Gilang membela diri.
"Benar tante, gak ada yang terjadi tadi malam" ucap Chika yang tidak mau di salah pahami.
"Kamu tenang aja ya Nak Chika, Gilang pasti tanggung jawab sama Kamu!" ucap Mama Vira tak mendengar penjelasan Gilang dan Chika.
"Halo Sin!! Ini maaf banget! Anaku memang keterlaluan, masa Dia semalem nidurin Chika. Tapi kamu tenang aja, Gilang pasti tanggung jawab kok. Hari ini juga Kami persiapkan pernikahan untuk mereka" ucap Mama Vira dengan orang di balik telepon.
Chika dan Gilang yang mendengar itu sontak terkejut dan saling menatap satu sama lain. Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam. Gilang hanya mengingat dirinya sedang mengantar Chika yang semalam tiba-tiba merasa sakit, dan setelah memastikan Chika tertidur. Apa yang terjadi setelah itu, Gilang tak ingat lagi.
"Chika kamu di sini saja tenangin diri kamu dulu ya, nanti ada pelayan yang antar baju kamu. Dan Kamu Gilang! Ikut Mama!" ucap Mama Vira yang langsung menarik puteranya untuk keluar.
...****************...
Duduk di depan penghulu, Gilang dan Chika yang sudah lengkap dengan baju pengantin sedang mendengarkan ceramah pernikahan oleh penghulu.
Chika masih tak menyangka dirinya akan berada dalam keadaan seperti ini, melihat Ayahnya mulai berjabat dengan tangan Calon Suaminya yang tidak lain Pacar dari sahabat nya sendiri.
"Saya terima, nikahnya Chika Wardana binti Raisman Dirgantara di bayar tunai" ucap Gilang yang lancar dalam sekali pengucapan.
Gilang pun terkejut dirinya bisa mengucapkan akad selancar itu. Sahutan sah dari para saksi serta Doa yang di lafalkan oleh penghulu semakin membuat Chika merasa sesak.
"Maafin Gua By" batin Chika yang sangat merasa bersalah kepada sahabat nya itu.
Acara akad hanya di hadiri oleh kedua keluarga dan para saksi. Tidak ada acara setelah akad mereka, Chika dan Gilang pun menginap selama satu malam. Di hotel yang sama dengan hotel yang membuat mereka harus menikah.
Chika termenung di pinggir ranjang, sedangkan Gilang yang sedari tadi berada di balkon. Entah sudah berapa batang rokok yang Gilang hisap di luar sana. Hanya ada keheningan di antara pengantin baru ini.
Chika melihat foto-fotonya bersama Deby sahabatnya, senyuman Deby membuat hati Chika seperti di iris. Bagaimana jika nanti Deby mengetahui masalah pernikahannya, apakah Deby akan marah? Tentu Deby akan marah. Chika sudah tahu itu, namun apakah Deby bisa memaafkan Chika. Memikirkan Deby yang akan membencinya membuat Chika sangat merasa tertekan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!