NovelToon NovelToon

Obsesi Pria Tampan

Di Perkampungan Ini

Di sini, di tempat ini, tempat yang sangat digemari banyak orang. Persawahan yang mengelilingi rumahku membuat semua mata mampu terhipnotis dengan keindahan alamnya. Tidak ada henti-hentinya bersyukur, sambil aku terus memandang hingga tak peduli berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menikmati pemandangan tersebut.

tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, aku bergegas berlari menuju rumahku kembali, rasanya aku sangat ingin terbang melihat burung-burung berterbangan yang kicauannya terasa seperti menghiasi telingaku.

Di tengah perjalanan, aku menemukan sesuatu yang lebih menarik daripada pemandangan alam semesta ini. Walaupun sesama ciptaan Tuhan, namun yang ini tidak hanya membuat mataku menjadi nyaman tapi juga membuat hatiku menjadi tenang.

Terlebih lagi saat dia tertawa, lesung pipi di sebelah kanannya dan giginya yang kecil membuatnya semakin terlihat cantik, matanya yang sayu seperti orang yang kurang tidur, tetapi dengan itu dia semakin terlihat cantik, kulitnya yang tidak putih dan tidak pula hitam, semakin membuatku percaya bahwa wanita Indonesia itu cantik apa adanya tetapi dibalik apa adanya itu justru menyimpan kecantikan yang luar biasa, juga tubuhnya yang ramping dan tinggi semampai membuatnya semakin terlihat elegan. Sepertinya wanita ini sangat cocok untuk menjadi polwan.

Kini kami sudah berpapasan, rasanya kupu-kupu di perutku seperti berterbangan, bisakah aku definisikan bahwa aku sudah jatuh cinta pada pandangan yang pertama? Ah, Jujur saja, ini rasanya seperti sangat konyol. Selama 22 tahun kehidupanku aku tak pernah rasanya tertarik kepada wanita manapun hingga selalu saja ada mulut yang mengatakan bahwa aku ini lelaki tidak normal, Aku pun merasa seperti itu. tapi kali ini aku mendapat bantahan tentang pendapat orang-orang dan asumsiku yang mengatakan bahwa aku bukanlah pria normal.

Jujur saja, aku merasakan hal yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku, rasanya seperti ada sesuatu yang menjalar dan itu membuatku Keriangan. Tuhan, inikah jatuh cinta?

Perkenalkan namaku Antama Surya Pratama, aku biasa dipanggil Antama. Sebenarnya arti dari namaku, aku pun tidak tahu, yang jelas aku adalah putra pertama dari seorang ibu yang biasa saja tetapi dia telah berperan luar biasa dalam hidupku, namanya adalah Eka Dwi Utami. Dan ayahku, yang aku tahu Dia adalah seorang CEO yang berperawakan seperti kedudukan yang dia miliki sekarang, besar. Hanya saja, dia mempunyai nyali yang kecil dalam mempertahankan kehidupan rumah tangganya. Jadi kehidupan rumah tangga ayah dan ibuku sedang tidak baik-baik saja, aku selalu melihat ibu ditinggalkan entah ke mana, ayahku adalah seorang yang pandai bersosialisasi akan tetapi dia bodoh dalam memilah perkataannya. karakternya yang kasar serta ketidakpandaiannya dalam menempatkan diri adalah karakter terburuknya, belum lagi dia ini termasuk orang yang sangat cepat bosan, mudah emosian dan sangat sering terjerat ke dalam lubang kemaksiatan, itulah yang aku lihat dari ayahku, apa yang bisa dibanggakan darinya, seorang CEO? Kurasa tidak, kedudukannya itu mungkin hanya akan berlangsung sementara. Aku bukan mendoakannya agar dia menjadi orang yang celaka di kemudian hari hanya saja setiap tindakannya selalu membuat sakit kepala, itulah dia, Prapto Sumono.

Di sini aku sengaja tidak menceritakan kebaikannya karena dia tidak pernah berbuat baik kepadaku. Walaupun dia selalu memberi apa yang aku inginkan tapi dia tidak baik karena yang aku inginkan adalah kebaikan dan kasih sayang darinya, bukan uang dan materi yang dia miliki.

Ikhlas tidak ikhlas dan sadar tidak sadar, aku pun sudah terjerat dengan karakter ayahku sendiri Padahal aku hampir 24 jam hidup bersama ibuku Tetapi entah mengapa karakter alami ini muncul dengan sendirinya,

semakin ke sini, aku menjadi orang yang selalu emosian dan parahnya lagi aku menjadi temperamental padahal ibuku selalu mendidikku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, tanpa caci maki di dalamnya. Mungkin ini adalah karakter bawaan yang mau tidak mau harus kujalani.

Aku dan ibuku kini tinggal di ujung desa yang dikelilingi dengan persawahan, kemudian disusul dengan pegunungan di sebelahnya. bisa kau bayangkan betapa indahnya itu, kan?

Tinggal di perkampungan tidak berarti hidup kami berkekurangan, karena hidupku sampai sekarang masih saja dibiayai oleh ayah kandungku sendiri, Prapto, masih ingat?

Dia sampai membuatkan kami rumah dengan tiga lantai yang mewahnya sungguh tak terkira. Dia menghabiskan uang yang tak sedikit, tidak hanya itu, dia juga membelikan kami mobil masing-masing padahal posisinya ibuku ini tidak pandai membawa mobil, sangat aneh memang Prapto ini, mentang-mentang kaya alhasil dia bebas buang-buang uang untuk apa saja. Untuk apa Dia memberikan semua hal yang mewah-mewah tetapi dia menelantarkan kami tanpa rasa bersalah dan herannya, kenapa Ibuku justru pasrah pasrah saja, padahal itu sangat menyiksa dirinya?

Aku berharap setelah duniaku yang hancur ini, aku memiliki hal hal lain untukku banggakan. Aku harap setelah duniaku yang hancur ini aku menemukan dia yang selalu ada tanpa menentang, tidak hanya mengerti tetapi juga merasakan apa yang kurasakan, yang ketika aku berada dengannya, kekuranganku tak dia hiraukan, yang ketika dengannya, kekuranganku pun bahkan menjadi sempurna di matanya, yang ketika dengannya aku bebas menjadi diriku sendiri, bebas bercerita tentang bagaimana duniaku hari ini. Tapi bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan seorang kekasih sedangkan aku pun tidak mengasihi diriku sendiri?

Sebenarnya bukan dunia yang tidak adil akan tetapi orang-orang di dalamnya, bahkan kita sendiri pun tak pernah bisa adil terhadap diri sendiri, tak pernah bisa jaga diri sendiri dan tak pernah bisa menjadi diri sendiri. Apakah itu adil untuk diri sendiri? Tentu tidak.

Dari sekian banyak manusia yang kutemui, hanya beberapa persen ketulusan yang kutemukan dan ketulusan itu justru aku dapat dari orang yang bukan sedarah. Entah kenapa aku selalu merasa tidak disayangi oleh orang-orang di sekitarku terutama keluargaku sendiri. Aku tidak pernah mendapatkan cinta dan kenyamanan dari mereka. Haruskah aku tiada baru mereka mengerti bahwa aku juga pernah ada?

Aku mempunyai sahabat, namanya adalah Albara, orang-orang sering menyebut kami 2A , Kami senang mendengarnya. Sepertinya orang-orang sangat senang melihat kami berdua. Sebagai sahabat, Albara adalah air dan aku yang menjadi apinya. Dan seperti air dan api, Albara adalah air ketika aku sedang marah, Albara adalah air ketika aku sedang tidak baik-baik saja, Albara adalah air jika aku tak tahu arah, Albara adalah air saat aku tak punya siapa-siapa, Albara tak sedarah denganku tapi dia searah. Dia adalah orang yang selalu menasihati diriku dan menentang diriku ketika aku berbuat berbagai macam kekhilafan, sebagai sahabat yang baik, dia tak terus-terusan dan tak melulu mendukungku dalam segala hal yang kulakukan, seperti ibu yang sedang memarahi anaknya, anehnya aku tetap diam saja karena aku bisa merasakan ketulusan persahabatan darinya.

Juga karenanya, aku tidak membutuhkan cinta. Ya, cinta dari seorang wanita.

Semoga persahabatan ini berlanjut hingga tua. Tak hanya itu, semoga persahabatan ini berlanjut hingga tutup usia.

Terima kasih yang sudah baca, semoga panjang umur dan sehat selalu!

Di Kota Ini

Menyusuri sudut kota memang menyenangkan, tetapi polusi ini membuatku batuk-batuk tak terkirakan. Mau di apa, sudah beginilah kehidupan.

Setelah pulang sekolah aku harus selalu menyusuri bagian sudut kota, ini kota yang kecil namun ramai penduduk. Ketika aku berjalan menyusuri kota sudut kota ini, aku selalu teringat perkataan orang tuaku bahwa jika aku ingin menjadi orang yang berguna dan sukses, aku harus menguras segalanya, dimulai tenaga, pikiran, perjuangan, uang, dan segala hal yang aku miliki.

Selain perkataan orang tuaku, tujuanku adalah meraih cita-cita agar bisa membayar mulut orang-orang yang merendahkan, meremehkan, memandang sebelah mata kepadaku dan orang tuaku. Sebenarnya tak ada dendam, hanya saja Bukankah balas dendam terbaik adalah Menjadikan dirimu lebih baik dan sukses di masa depan?

Dari dulu hingga kini, aku tak pernah merasa tertarik terhadap lawan jenis, ini bukan kelainan menurutku karena sebagai wanita yang berprinsip aku benar-benar menjunjung harga diriku. Aku tak ingin memberikan cinta kepada orang yang murahan, kepada orang yang tidak bisa dipercaya, dan kepada orang yang tidak bertanggung jawab, aku tidak bisa hidup bersama orang yang dengannya aku merasa tidak menjadi apa-apa, yang dengannya aku tidak merasa hidup di dunia, yang dengannya aku tidak bisa menjadi diriku sendiri, yang dengannya aku selalu merasa terbebani, dengannya aku selalu merasa menjadi orang yang paling tak punya ruang untuk berpendapat, dan lagi, Aku tak suka diatur tapi sebenarnya aku akan taat pada aturan, selagi aturan itu tak merendahkan dirku. Agak mencengangkan memang tapi itulah aku, versi terbaik dari diriku sendiri adalah dengan tidak menjadi orang lain.

Perihal keluarga, aku hidup di tengah keluarga yang tidak miskin dan tidak pula kaya tetapi aku punya segalanya. Ya, aku punya kasih sayang dari ayah dan ibuku, mereka mendidik diriku dengan sebenar-benarnya pendidikan, Parenting mereka sangat baik. Aku tidak bisa membayangkan jika Hidup di keluarga lain. Bayangkan saja, jika aku memiliki ayah dan ibu tetapi tidak mendapatkan peran mereka dan bayangkan saja aku masih memiliki ayah dan ibu tetapi aku seperti tidak hidup bersama mereka, menyedihkan, bukan?

Tentang ayah dan ibuku, mereka adalah inspirasiku. Ayahku adalah seorang dokter, namanya adalah Richard Aditama dan ibuku adalah seorang dokter juga, namanya adalah Rianti Andira. Keduanya adalah sesama dokter hanya saja ayahku adalah dokter umum sedangkan ibuku adalah seorang psikiater (dokter jiwa).

Dulu saat masih di sekolah dasar, aku pernah mengalami perundungan karena tubuhku yang sangat kurus pada saat itu, belum lagi kulitku yang hitam dan mataku yang strabismus (juling keluar), walaupun julingnya hanya terlihat pada saat tidak fokus saja, aku pernah kedapatan oleh temanku yang tak sengaja melihatku ketika sedang melamun. Alhasil temanku itu pun mengabarkan kepada seisi kelas bahkan kepada orang di luar kelas pun, dia mengumumkan bahwasanya mataku juling, sontak saja orang-orang sangat kaget, mereka tidak percaya Karena setiap kami bertatapan baik langsung maupun dari kejauhan, mataku biasa-biasa saja tetapi temanku yang melihat itu pun menjadikan hal tersebut sebagai bahan ejekan entah karena dia membenciku sedari dulu atau memang dia memiliki masalah sosial, yaitu tidak bisa melihat orang hidup tenang. Alhasil dia mengajak teman-temannya untuk ikut membullyku dan mengeluarkan perkataan yang tidak seharusnya dikeluarkan oleh orang-orang yang berpendidikan. Ketika itu kami memang masih di jenjang sekolah dasar, hanya saja usia kami sudah menginjak 11 tahun, sudah pasti kami tahu mana yang baik dan yang buruk terlebih lagi itu memang sudah jelas keburukan. Mana ada mengejek yang diperbolehkan?

Yang dulu memulai pembullyan kepadaku adalah seorang lelaki, itulah mengapa aku mempunyai trust issue kepada kaum lelaki. Aku berpikir apakah semua laki-laki sejahat itu? sampai tidak memikirkan perasaan wanita, mereka hanya berpikir bagaimana bisa mereka menyenangkan diri mereka sendiri dengan cara yang seenaknya. Aku benci lelaki yang memiliki mulut seperti perempuan, yang pekerjaannya hanya menggunjing orang lain, menceritakan orang lain, dan menghina fisik pada perempuan lain, Apakah lelaki seperti itu pantas untuk mendapatkan perempuan yang baik? Tentu saja tidak, lelaki seperti itu lebih pantas dimasukkan ke dalam neraka jahanam, bukan mendoakan tetapi berharapnya seperti itu.

Semenjak pembullyan itu, aku tidak bersekolah selama sebulan lamanya. Aku sakit-sakitan, aku selalu menangis tengah malam, aku selalu merasa sakit di dalam, aku selalu hampir putus asa dan melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Walaupun ibuku adalah seorang psikiater, aku tidak mampu untuk menceritakan segala yang kualami, rasanya sangat berat di mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu.

Setelah sikap yang aku tunjukkan beberapa bulan belakangan, ayah dan ibuku merasa aneh padaku, terutama ibuku yang notabenya adalah seorang psikiater, dia curiga bahwa aku sedang mengalami hal yang menyedihkan hanya saja aku tidak ingin menceritakan.

Sampai pada akhirnya Ibuku masuk ke dalam kamar, aku sedang menangis tetapi saat ibu masuk segera ku seka air mataku dan ibu bertanya, "Apa yang terjadi sama kamu, nak? Ibu perhatikan selama ini kamu sedih, kamu tidak hadir lagi selama satu bulan pelajaran. Untungnya Ibu sudah bilang ke sekolah kalau kamu itu lagi sakit tetapi seperti yang Ibu lihat, kamu bukan hanya sakit fisik tetapi kamu juga sakit di dalam. Cerita sama ibu, ibu ini psikiater, ibu adalah orang yang selalu menyembuhkan orang yang memiliki kesedihan dalam jiwanya tetapi kenapa anak ibu sendiri nggak mau menceritakan keluh kesahnya? Apa ibu nggak sepenting itu, ya? Nail, kalau Ibu banyak salah satu mungkin ibu udah berubah, bilang aja biar ibu benar-benar perbaiki diri, atau Nail ngerasa udah nggak disayang dan kurang perhatian dari ibu? Tapi sepertinya Ibu rasa Ini bukan tentang ibu. Ada masalah apa kamu, Nail, dengan orang di luar sana? Ibu mohon ceritain sama ibu." ungkapnya dengan tenang, dan tatapan penuh kasih sayang, begitulah kira-kira reaksi ibunya terhadap setiap situasi yang dia hadapi, selalu tenang dan damai. Itulah mengapa ayahku selalu jatuh cinta kepadanya berkali-kali dan setiap hari.

Merasa diri sudah dipersilakan untuk berbicara dan menjawab, kemudian aku pun menceritakan semua yang terjadi, dimulai kenapa aku bisa sakit selama ini, kenapa aku bisa tidak ingin pergi ke sekolah selama satu bulan lamanya, kemudian memberitahu siapa yang telah melakukan perundungan kepadaku, hingga menceritakan siapa yang telah menolongku tetapi tetap saja ada atau tidak penolong pun aku tetap tidak bisa menerima kejahatan mereka itu alhasil aku sakit hati dan sakit fisik sampai tidak berangkat sekolah selama satu bulan. Setiap malam aku menangis berdoa kepada sang pencipta langit tentang semua hal yang meyakitiku, namanya selalu kuceritakan kepada sang pencipta bahwa dia telah membuatku sangat bersedih hati.

Aku selalu berdoa kepada sang pencipta bahwa semoga aku dipertemukan kembali dengan orang baik yang memakai topi hitam itu. Rasanya aku ingin menjadi sahabatnya, curhat dan berkeluh kesah tentang keadaan yang kualami pada diriku setiap hari. Orang itu sangat baik, hanya saja pertemuan kita terjadi pada situasi yang tidak baik, pertemuan kami hanya beberapa menit tetapi kenangan kebaikannya tak Pernah bisa terlupakan walau sedetik. Terima kasih orang baik, kebaikanmu akal kembali kepadamu dengan cara yang tak terduga, aamiin.

bagi yang merasa cerita ini seru, ayo vote dan komen. Semua effort yang kalian lakukan dengan karyaku ini sangat berharga, terima kasih!

Albara Dalam Bahaya

Hari ini matahari sangat terik, Antama mencoba mengaktifkan mode luar ruangan di ponsel miliknya, yang benar saja, ternyata dari tadi Albara telah menghubunginya, lebih kagetnya lagi ketika melihat isi chat dari Albara ternyata dia sedang berada dalam masalah dan entah kenapa dia bisa mengalami hal itu tapi pastinya Antama merasa, tidak mungkin jika Albara yang memulai perkara duluan.

"Woi anjing, itu temen gua mau lu apain, hah?" teriak Antama menggetarkan seisi ruangan, ya, ruangan seperti gudang tempat dihajarnya si Albara, terlihat Albara kini hanya bisa menahan sakit dan terbaring lemas menunjukkan betapa pukulan sekelompok orang tersebut sangatlah kuat.

BUK

BUK

BUK

Pukulan demi pukulan Antama layangkan dengan sangat gesitnya, tak lupa dia menggunakan kuda-kudanya yang sempurna dan kakinya spontan saja menendang secara berurutan para kelompok pecundang itu. Memang pantas mereka dinamakan sebagai pecundang, kerjaannya hanya main kepung dan membawa banyak teman, coba saja Kalau mereka sendirian, mana berani mereka kepada Albara. Jangan remehkan Albara, anak itu adalah murid kesayangan ayahku, dia sangat pandai menghafal semua gerakan bela diri, bahkan aku sampai tak dihiraukan oleh ayahku. Entah mengapa orang-orang berguru kepada ayahku sedangkan aku justru sangat meremehkan kekuatan ayahku sendiri.

Aku merasa bahwa dia bukan tandinganku, aku rasa dia sudah tua, lemah jika harus dipertandingkan denganku. Oh, ya, meskipun aku tidak belajar bela diri melalui ayahku tetapi aku mempunyai guru di kampungku namanya adalah Abdullah, dia ini sangatlah jagoan karena setiap ada pemberontakan dan keributan di perkampungan, dia yang selalu menjadi pahlawan, tidak hanya membasmi para penjahat tetapi juga membuat mereka tobat, dan meski begitu dia tak pernah menyombongkan dirinya, dia adalah orang yang sangat baik dan bisa menempatkan diri di mana dia harus melawan dan di mana dia harus diam.

setelah melihatnya, aku tak bisa menyombongkan diriku karena dihadapannya aku tak ada apa-apanya, rasanya tak pantas jika aku harus dibandingkan dengan dirinya, karena dia adalah potongan manusia yang sempurna.

Tak hanya bisa bela diri tetapi juga dia mumpuni dalam pengetahuan agama, tidak mudah tersulut emosi dan mempunyai ilmu tenang yang luar biasa, belum lagi usianya masih muda, sekitar 30 tahunan. Masih muda, bukan? Dia juga belum menikah, padahal wanita-wanita di kampung sangat mengidolakannya, sampai-sampai banyak ibu-ibu yang memiliki anak gadis menawarkan langsung anaknya kepada Abdullah ini, tapi apa responnya? Dengan mudahnya dia menjawab, "Bela diri banyak kelemahannya, dan salah satu kelemahannya adalah seorang wanita." singkat padat dan juga jelas, mendengar jawaban seperti itu, wanita mana yang tidak sakit hatinya? belum lagi setiap ada yang menawarkan diri jawabannya sama seperti di atas.

bahkan pernah ada seorang wanita yang marah dan tidak terima atas perlakuan Abdullah ini seketika mengancamnya dengan santet, apakah Abdullah takut? Tentu saja tidak, dia adalah seorang peruqyah handal, apalagi kurangnya si Abdullah ini?

mungkin kurangnya adalah kenapa sampai saat ini dia belum menikah juga, apakah pernikahan itu sangat menakutkan dalam pandangannya? Sampai sekarang pun aku masih belum berani menanyakan perihal itu.

...****************...

"Jadi karna itu? Lo sampe digebukin sama mereka?" tanya Antama tanpa berkedip sedikitpun saat menatap penuh selidik kepada Albara.

"iya, sialan banget, kan?" ucapnya sambil membayangkan yang terjadi tadi, rupanya Albara dipukuli karena menolong perempuan yang berjalan di depannya tadi, bisa-bisanya perempuan di depannya itu seketika dikerumuni oleh sekelompok orang tersebut, kemudian di tanya, "neng jual diri, ga? Kalo iya, ayo dong sini mau gak sama kita berenam?" ujar salah satu orang dari kelompok tersebut yang sepertinya adalah sang bos.

Melihat si perempuan yang tidak peduli dengan apa yang ketua gengnya katakan pun mereka tersulut emosi, sampai ada anggota yang maju mendekati si perempuan itu dan berkata dengan genit, "Aduh, mba, kalo udah los mah gak usah jual mahal kali, orang kayak lu mah biar diperkosa juga halal." sontak saja wanita itu kaget mendengar apa yang baru saja laki-laki itu ucapkan, sehingga membuat si perempuan itu melayangkan tendangan mautnya kepada si lelaki tersebut, dan apa yang terjadi? Lelaki brengsek tersebut langsung saja pingsan di tempat.

melihat hal tersebut semua anggota pun langsung menyergap si perempuan itu, ada yang memegang tangan kanan dan kiri, dan ada juga yang hanya menatap penuh keinginan.

Setelah itu, bosnya pun mulai memegang leher si perempuan tersebut, semacam hendak mencekik, dan perempuan itu tidak tinggal diam, dia juga memberontak, tapi mau sehebat apapun dia, tetaplah akan terkalahkan karna lawannya adalah 'banyak'.

Yang membuatku diam dan mematung adalah, tak sangka bahwa perempuan ini lumayan jago bela dirinya, bisa dibilang sebelas dua belas dengan dirinya.

Albara masih saja terdiam, memperhatikan ketua gengnya yang sedang menyimpan satu tangannya ke leher si perempuan itu, tetapi anehnya, tangannya semakin menurun, dan sepertinya hendak memegang area sensitifnya. Terlihat bagaimana paniknya wanita tersebut.

Rahangku pun mengeras, spontan saja aku berlari dan melayangkan tendangan terbang kepada bos mereka itu. Rasanya sangat ingin membunuhnya di tempat, hanya saja anak buahnya yang berjumlah empat orang itu langsung menyerang diriku, belum lagi satu orang yang pingsan tersebut sudah sadar, untung saja dia tak ikut menyerang, karna mungkin sakit di kepalanya masih menyerang.

Wanita itu pun hendak menolongku menghabisi mereka, langsung saja aku berteriak agar dia segera pergi, sebenarnya aku butuh bantuannya, tetapi aku tidak mau dia melihatku berakhir kalah di tangan orang-orang brengsek seperti mereka, belum lagi jika aku kalah, perempuan ini akan dijadikan santapan mereka, itulah mengapa aku menyuruhnya untuk segera pergi dengan Memperlihatkan hantaman demi hantaman yang penuh dengan makanan kekuatan agar meyakinkan dia agar segera pergi.

Akhirnya, sebelum tenagaku benar-benar habis, dia pun pergi.

Aku semakin kewalahan menghadapi mereka berlima, bos dan empat bawahannya itu.

Aku juga berhasil meruntuhkan mereka, hanya saja tenagaku sudah terkuras habis melawan mereka berlima, sampai aku diberi tendangan sekali oleh bos mereka dan terpental, ah, rasanya sangat sakit sekali hingga membuatku tak sadarkan diri, hampir saja aku mati dibuatnya.

Ketika sudah sadar aku terheran-heran kenapa sudah berada di dalam ruangan yang agak gelap dan kumuh itu, sepertinya itu tempat peristirahatan mereka.

"Woi, akhirnya bangun juga, lu. Akhirnya bisa gebukin orang lagi. Udah siap belum lu mati pelan-pelan di tangan kita?" ucapnya dengan sombong salah satu dari mereka kemudian di balas gelak tawa yang lainnya.

"Kematian gua di tangan Tuhan, bukan di tangan kotor lo, itu!" balasnya dengan nada ketus dan menekankan pada kata "Tangan kotor Lo itu" tentu saja membuat seluruh dari mereka naik pitam.

BANGSAT!

CEPAT HAJAR DIA

baru saja beberapa pukulan, Antama datang dengan suaranya yang menggema seisi ruangan. Langsung saja dia menghantam habis-habisan para brengsek sialan itu.

Bersambung...

terima kasih yang sudah vote dan komen, semoga panjang umur

Salam biru.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!