Pengenalan tokoh :
Calvin Aldino Immanuel– Pemuda dengan paras tampan bak pangeran yang berada di sekolah Sun high School. Sikapnya begitu dingin, bahkan tak tersentuh bagi para gadis yang ingin mendekatinya. Sebuah tantangan yang menyenangkan jika bisa mendapatkan pemuda itu, karena ia sangat misterius dan penuh dengan sejuta rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun. Anak tunggal dari Diego Winando Immanuel, seorang pengusaha yang kini menjadi sorotan public karena kesuksesannya dalam berbisnis. Tak jauh beda dengan Ibunya Anne Shu, wanita cantik dengan karier yang begitu luar biasa memimpin perusahaan fashion milik keluarganya.
Adellyn Clair Geraldy – Bela diri, dan balap mobil adalah keahliannya, menjadi hobi yang sangat membuatnya
selalu candu. Sebuah kalimat sederhana “Ketakutan akan membunuhmu jika kau hanya berdiam” menjadi motto oleh gadis tomboy ini, yang tentu tidak pernah takut akan hal apapun yang berada didepannya. Paras cantiknya menjadi dambaan bagi para kaum lelaki, memberi kesan luar biasa bak bidadari bagi setiap pemuda yang menatap gadis itu. Anak bungsu dari pasangan yang begitu harmonis, Keno Geraldy dan Lisa Kinanti, ia juga mempunyai seorang kakak dengan terpaut usia 5 tahun diatasnya yang tentu tak kalah cantiknya, dialah Jesslyn Cloe Geraldy.
Calvin mempunyai rekan sekaligus sahabat yang selalu menemani dirinya, mereka adalah James, Mark, dan Leon. Keempat pemuda ini menjadi sorotan disekolah, menjadi primadona karena wajah mereka yang tentu sangat tampan dan jauh diatas criteria mereka pada umumnya.
Mari coba kita mulai dari membicarakan tentang James, sang hakim sekaligus pendamai bagi mereka dikala sedang berselisih, tak hayal kadang pemuda ini bak seorang ayah yang memberi banyak petuah baik bagi mereka bertiga. James tipikal orang yang tak banyak bicara dan langsung bertindak, tidak seperti Calvin yang dingin serta acuh pada siapapun.
Selain itu, kita coba beralih Mark, seorang pemuda dengan sejuta gombalan, dan tentu mengandalkan senyuman kharismatiknya untuk menggait setiap para gadis manapun yang diincarnya. Sungguh crocodile cap kepala hitam bukan? Sifatnya yang bisa dibilang fakboi ini, Mark juga termasuk cowok yang bisa dibilang bermulut pedas, songong dan petakilan.
Sama halnya dengan Leon, si mesum, master dari para pemuda fakboi, dan raja penguasa para gadis. Yah.. semoga dia tidak masuk dalam kategori pedofil juga. Sikap konyol, absurd, serta tingkahnya yang lihai bak pemain srimulat menjadi bumbu penyedap bagi geng mereka. Ada hal yang mengejutkan yang perlu kalian tahu, Leon terlahir dari pasangan suami istri yang tak jauh beda dengan keluarga Calvin dalam dunia bisnis, yaitu Jonathan Geraldy dan Jiesty Liana. Adik kandung dari Keno Geraldy, sepupu dari Adellyn.
Kita berpindah kearah Adellyn atau yang disapa Ellyn, dia mempunyai dua sahabat yang begitu cantik , mereka adalah Sandra dan Maya.
Sandra tipe orang yang friendly, mudah masuk dalam lingkup pertemanan yang ada disekolah. Tipikal cewek yang berani melakukan hal apapun, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapi setelahnya. Bibir tipisnya sangat menjelaskan bahwa ia termasuk gadis yang tidak bisa diam. You know lah:)))
Berbanding balik dengan sikap Maya yang anggun bak puteri keraton yang sedang menyamar menjadi sahabat Ellyn, Maya adalah gadis polos yang sangat pintar, menjadi tameng bagi keduanya dalam urusan pelajaran. Jika dilihat, sungguh mengesalkan bukan? Tapi Sandra dan Ellyn adalah sahabatnya yang paling berharga bagi Maya.
Begitulah sedikit perkenalan tentang mereka, entah takdir apa yang akan terjadi selanjutnya..
Selamat datang dalam cerita Possesive Devil MyBoyfriend seorang devil yang memiliki gen psycho mengharapkan sebuah cinta murni dalam hidupnya. Menenangkan monster yang ada dalam jiwanya, dan menjadi pendampingnya kelak.
Hanya sekedar cerita fiksi, dan hiburan semata bagi kalian yang membaca^^
____________________
note: sudah direvisi
Note Tambahan;
Karena memang cerita ini lagi aku revisi ulang, jadi aku tambahin beberapa pemeran pendukung yang sebelumnya hanya ada nama Lily sebagai sahabat Ellyn, kini aku ubah dan menggantikannya dengan Sandra dan Maya.
Selain itu, ada beberapa nama dari pemeran tokoh lainnya yang mengalami perubahan. Mulai dari nama
Mama Ellyn yang bernama Alice menjadi Lisa
Mama Calvin yang bernama Crysie menjadi Anne
Essie menjadi Sarah.
Cerita yang aku revisi ini juga sedikit aku ubah menjadi gaya anak SMA yang tidak terlalu bebas dalam hal berpacaran, jadi mohon pengertiannya^^ (kalau ada khilafnya ya mohon maaf)
Untuk selebihnya bakal aku info lagi perihal perubahan yang aku buat, atau mungkin jika kalian berkenan, bisa baca ulang lagi cerita ini sedari awal, agar tidak bingung.
Awal
Bruuukkkk..
Ellyn tengah jatuh tersungkur dipinggir selokan dengan gaya tidak elite, berusaha bangkit dan mengumpat keras. Tak sedikit siswa siswi lain yang melihat serta menertawakan kejadian yang baru saja ia alami, dan itu semua karena ulah lelaki yang ada didepannya sekarang.
"Heh.. lo buta ya? Liat dong ada orang disini!"
"Harusnya lo sadar, kalau tubuh gak berbody lo itu ngehalangi jalan gue."
Lelaki itu berdecih, ia melirik sekilas kearah Ellyn. Wajahnya yang datar, membuat Ellyn semakin emosi, ia bahkan meninggalkan Ellyn tanpa berniat menolongnya. Jalan dengan begitu santainya, dan melenggang pergi. Jalan yang ia lalui juga seolah terbela secara otomatis oleh lautan siswa yang melihat kejadian tersebut. Mereka semua memberi jalan bagi sang Penguasa Sekolah itu yang perlahan berjalan menjauh dari hadapannya.
Whatsss?? Wah gila nih cowok udah jatuhin gue seenak jidat, sekarang nyalahin gue lagi! Sahutku dalam hati.
"Eh bangsul mau kemana?! Jangan kabur lo, kalau ngomong ngasal aja, awas lo ya! Bantuin gue woy!" Ucapku teriak kesal.
Sia-sia saja dia tidak akan mendengar, entah karena tuli atau memang sudah mati rasa. Bahkan sialnya seluruh siswa yang menonton pun tak berniat menolong dirinya untuk bangun selain itu banyak juga yang masih menertawakan atas kejadian itu, dan ada pula yang mencibir atas tingkah Ellyn karena dengan berani menghina sang Most Wanted sekolah ini.
"Lo gapapa Lyn?" Ucap Sandra dan Maya membantu Ellyn untuk berdiri. Sandra pun melihat seluruh siswa yang tenang, dan masih berdiam diri melihat Ellyn tanpa berniat menolongnya. Sial*n!
“Kalau mata kalian rabun atau ada tanda katarak dengan gak liat ada orang jatuh sekarang! Lebih baik minta ke orang tua lo pada buat nganter ke dokter mata!” Sarkas Sandra.
Semua orang langsung membubarkan diri karena perkataan Sandra yang begitu menusuk, dan mereka juga tidak mau berurusan dengan ketiga wanita itu.
"Udah San, gue gapapa kok. Emang dasar tuh si manusia nyebelin aja yang gak ada akhlak banget." Ucap Ellyn sambil membersihkan baju seragam yang kotor akibat tersungkur tadi.
"Sabar Lyn, percuma juga kamu ngomong sama tuh cowok datar." Sahut Maya menanggapi.
"Bukannya gitu, cuman bisa kali ada ucapan kata maaf dari dia terus bantu gue berdiri, eh ini seenaknya aja dia malah jalan terus kayak jalan Toll aja deh." Timpalku.
"Kalian ngomong pun percuma juga kalau orangnya gak ada." balas Sandra mengakhiri percakapan. Mereka bertiga pun akhirnya berlalu menuju kelas, sebelum jam pelajaran akan dimulai.
**
Bel istirahat telah berbunyi, menunjukkan bahwa waktunya mengisi perut bagi seluruh siswa, terutama Ellyn yang paling bersemangat pergi ke kantin mengisi amunisinya untuk berjuang. Iyap benar, berjuang untuk mencerna setiap penjelasan guru yang sangat sulit untuk masuk kedalam otak mungilnya.
"San, May kantin kuy! Gue laper." Ucap Ellyn sambil tersenyum manis agar mereka berdua luluh akan rayuannya.
"Males ah, gue masih ngerjain tugas yang tadi dikasih dari Bu Kinan." balasnya sambil terus menulis.
Ellyn pun melihat kearah Sandra yang seepertinya sedang kalang kabut mencari alasan. “Gue lagi diet” jawab Sandra seadaanya.
"Kok kalian berdua jahat sih sama gue? Lo berdua kan tahu kalau gue punya asam lambung, nanti kalau gue telat makan, terus pingsan, terus...."
"MAYA Kuy!! Berangkat deh, daripada nih bocah berisik, pengang kuping gue kalau si Ellyn udah ngoceh gini" balas Sandra memotong ucapan Ellyn dan menggeret Maya keluar kelas meninggalkan Ellyn sendiri karena tidak ingin mendengarkan drama dari sahabatnya itu.
Mereka bertiga jalan beriringan menuju kearah kantin, namun tiba-tiba Ellyn mendengar suara rintihan dari arah taman belakang yang jarang dikunjungi oleh siswa lain. Suara siapa yang ia dengar? Kenapa terasa familiar? Masih penasaran dengan hal itu, Ellyn pun menghentikan langkahnya, dia menatap kedua sahabatnya dengan berpura-pura kesakitan.
"Aduhhhh sakit banget nih perut! Guys, kayaknya kalian berdua duluan aja deh, gue mau panggilan alam dulu. mules banget nih." Ucapnya dengan berpura-pura supaya Sandara dan Maya tidak curiga.
"Mampus nih! Masa asam lambung loh gercep banget sih kumatnya. Kita temenin ya, takutnya lo butuh apa-apa." ucap Maya dengan wajah khawatirnya.
"eeeh.. ehh.. gak usah, gue bisa sendiri kok, kalian ke kantin aja atau gak balik aja deh ke kelas." ujarku dengan sedikit gugup karena takut ketahuan.
"Lo yakin gak mau ditemenin sama kita berdua?" sambung Sandra dengan raut muka yang sama khawatirnya namun dengan segera Ellyn menganggukan kepala cepat.
Sandra dan Maya pun akhirnya tidak bisa memaksa lagi, mereka berdua langsung kearah kantin berniat untuk membeli makanan dan teh hangat untuk Ellyn nantinya. Setelah dirasa aman, secepat kilat Ellyn menghampiri area taman belakang, dan sungguh diluar dugaan, Ellyn nampak terkejut dengan adanya Calvin yang tengah duduk tenang dibangku taman dengan kondisi tidak semestinya. Sebuah cutter yang berada digenggaman tangan kanannya dan darah yang menetes cukup banyak di pergelangan kiri sudah membuat Ellyn mengerti kenapa hal itu bisa terjadi.
Ellyn pun menghampirinya dengan perasaan cemas, takut dan bingung. Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu sehingga bisa melakukan hal ini? Sungguh sangat gila!
Calvin merasa ada seseorang yang tengah duduk disampingnya dengan begitu khawatir, ia tahu siapa orang itu dan tentu saja hal ini membuat dia merasa senang. Ia menoleh, dan tersenyum melihat Ellyn.
"Kenapa bisa begini?" ucap Ellyn dengan wajah panik dan khawatir.
Ellyn mengambil sapu tangan yang selalu ia bawa dalam saku bajunya, dengan cepat membelit luka hasil sayatan dari Calvin, dan mengurangi darah agar tidak keluar semakin banyak. Sedangkan lelaki itu tetap diam, memandang raut wajah cantik dari kekhawatiran Ellyn. Tak ada hentinya ia tersenyum, entah dia benar gila atau efek dari darah yang mengalir keluar dari pergelangan tangan, hingga membuat otaknya tidak bekerja dengan semestinya.
"It’s okay. Aku gapapa, Honey." ujar Calvin.
To be continued
____________________
note: sudah direvisi
Ketakutan
Aku ingin kamu tahu, bahwa kamu segalanya untukku.
Ceria, bahagia, dan senyummu yang selalu membuat hati ini berdetak tak menentu.
________________________
"It’s okay. Aku gapapa, Honey."
"Ini hanya hukuman kecil untukku." Calvin masih tersenyum pada Ellyn, ia tak ingin menunjukkan rasa penyesalannya karena telah membuat kesayangannya dihina seluruh siswa yang melihat kejadian tadi tanpa bisa melakukan hal apapun.
Yah, benar. Mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, namun entah dengan alasan apa Ellyn tidak ingin seluruh siswa disekolah ini tahu dengan hubungan mereka yang telah terjalin saat masih kelas 2 SMP dan berjalan sampai 4 tahun ini.
Menurut Ellyn, baginya cukup mereka saja yang tahu, yang menjalani, dan menyayangi satu sama lain, itulah yang dikatakan gadisnya. Hingga membuat Calvin sempat marah dan mengumpat kesal atas sifat keras kepala yang dimiliki Ellyn. Namun apadaya, Calvin terlalu bucin untuk menolaknya. Yah.. begitulah cinta, kadang bucin adalah tanda bentuk cinta kita pada pasangan kan?
"Yah.. tapi gak ngelukain diri kamu sendiri dong. Lagipula apaan sih pakai hukuman segala?! Sampai kamu harus ngelukain diri sendiri begini?" Ellyn dengan masih kesal.
"I love you.. Aku sayang kamu dan kamu cantik hari ini." ucap Calvin dengan senyum manis terpatri diwajahnya yang tampan.
"Apasih, gak nyambung banget." Ellyn tidak menggubris rayuan Calvin yang berniat membuat dirinya agar tidak kembali marah.
Namun bukan Calvin namanya jika ia tidak bisa membuat Ellyn kembali tertawa seperti semula. Dengan berbagai cara lelaki itu pun akhirnya membuat Ellyn mati-matian menahan senyum malu dan terlihat jelas kedua pipinya yang memerah seketika saat mendengarkan apa yang diucapkan Calvin. Oh kalian harus ingat! Calvin sangat suka saat kesayangannya blushing dan malu-malu seperti itu.
"Kamu tunggu di rooftop, aku ambil kotak p3k dulu di UKS" ujarnya lagi.
"Iya, jangan lama." sambil mengecup kening Ellyn dengan cepat karena gemas dengan tingkahnya yang lucu saat panik seperti sekarang.
"ihhh.. Jangan cium-cium deh. Kesempatan banget." berpura-pura kesal sambil namun menahan senyum bahagia.
"Hehehe.. Ya gapapa dong. Aku tunggu disana." Calvin tertawa kecil, menatap wajah Ellyn penuh cinta, dan sangat tak ingin melepaskan tatapannya dari mata coklat hazelnut itu. Sungguh memikat hati!
"Oke, by the way gak usah gitu banget kalau ngeliat aku. Malu tahu! Oh ya, sementara tangan kamu aku perban pakai sapu tangan ini, Jangan dibuka! biar gak ada debu masuk, terus gak infeksi. Oke?" Senyum manis dari Ellyn menular pada Calvin yang membalas dengan senyuman tak kalah lebar hingga dengan anggukan ia menjawab dan berlalu menuju rooftop.
***
Saat perjalanan ke UKS dari arah belakang ada yang memanggil Ellyn dengan suara khas yang melingking dan Ellyn sudah sangat hafal siapa orang itu, namun tak menghentikan langkahnya untuk pergi ke UKS.
"Adellynnnnnn.. yuhuuuu!!! ah kemana aja sih lo? Gue cariin juga, heran ilang an mulu dari tadi." ujarnya setelah berjalan disamping Ellyn.
"Aduh Singa bisa gak sih lo diem gitu, berisik tau gak." Ellyn sangat sedang tidak ingin mendengar ocehan Leon, karena yang ada dipikiran Ellyn hanya fokus dengan Calvin.
"Eh setan kurang ajar banget dah nama orang diganti, udah syukuran belom?" Tanya Leon dengan wajah polos.
"Siapa yang ganti nama lo sih? Nama lo kan emang Leon, Leon bahasa indonesianya apa? Singa kan? Yaudah ikhlasin aja kalau gue manggil lo singa." Ujar Ellyn dengan santai.
"Wah.. wah.. gak ada akhlak lo emang kalau ngomong. itu Lion somplak, bukan Leon. By the way lo mau kemana? Kok ke uks? Emang siapa yang sakit? Elo sakit? Sakit apa?" sahut Leon membordir semua pertanyaan tanpa menunggu jawaban dari Ellyn.
"Calvin." Hanya itu yang dikatakan Ellyn, saat memasuki ruang UKS dan mengambil keperluan obat untuk kekasihnya. Namun satu kata tersebut sudah membuat Leon paham lalu menganggukan kepala.
"Nanti malam jam 21.00, jangan lupa dateng! Ditunggu sama anak-anak lo."
"Liat ntar aja, gue belum bilang Calvin, entah diijinin atau gak sama dia." ujarnya lirih.
"Udah elo tenang aja, gue bantuin lo. Tapi inget! 1 big box pizza ya nyett." Leon dengan semangat 45 membujuk sepupunya tersebut.
Benar sekali, Leon Tirta Geralldy tahu semua tentang mereka berdua, hubungan mereka yang rahasia, dan tingkah laku manja Calvin kepada sepupunya Ellyn jika hanya berdua, karena selain itu Leon merangkap juga sebagai sahabat dari Calvin.
"Emang dasar sepupu laknat lo. Minta sono sama Uncle Jo." sedikit tertawa mengejek
"Bisa dicoret dari hak waris gue, kalau minta terus sama papa. Kemarin minta mobil sport aja masih belum dikasih." Ujar Leon dengan tampang sedih.
"Hahaha.. Ya elo sih banyak drama. Entar deh gue yang bilangin ke Uncle Jo pas dirumah, biar cepet dibeliin mobil sport lo."
"Tapi bo'ong hahahahaha." Wajah Leon yang berbinar-binar seketika suram dan menatap tajam tanda ia sudah siap menerkam mangsa.
Secepat kilat Ellyn berlari sambil tertawa sebelum Leon mengejar dan membalas. Sial! dasar sepupu gila!
***
Sesampainya di rooftop Ellyn melihat Calvin duduk disofa panjang lusuh namun cukup bersih dan memang sudah ada disana, menjadikan tempat favorite bagi mereka berdua saat bersama.
Ellyn berjalan mendekat dan terlihat ada dua bungkus disamping kanan Calvin yang ia yakini bahwa makanan itu dipesan untuk mereka berdua, karena Calvin jelas tahu jika dirinya belum memakan apapun. Yahh... Begitu detail Calvin memerhatikan kesayangannya, hingga tak mau Ellyn jatuh sakit hanya karena telat makan dan memilih mengobati tangannya yang terluka.
"Kenapa lama? Ngapain aja? Emang ruang UKS pindah?" Tanyanya beruntun sambil menarik tanganku pelan agar duduk disamping kiri.
"Sori.. Tadi gak sengaja ketemu Leon, jadi sempat ngobrol bentar." Seketika Ellyn menundukkan kepala, melihat raut wajah Calvin yang berubah mengeraskan rahang menahan amarah dan menatapnya dengan tajam membuat nyali Ellyn menciut.
"Obatin." terlihat wajah dingin Calvin saat tahu alasan apa dibalik dia yang menunggu Ellyn yang tak kunjung datang.
"Iy..iyaa." Sahut Ellyn dengan suara pelan.
Setelah selesai mengobati luka pada pergelangan tangannya, walaupun terlihat marah dan memasang muka datar Calvin tetap menunjukkan perhatian dengan menyuruh Ellyn untuk segera menghabiskan makanan yang telah dibeli. Beberapa menit sudah mereka berdua diam tanpa bicara apapun. Hanya kicauan burung yang terdengar, hingga Calvin membuka suara.
"Kamu tahu gimana aku kan? Aku gak segan untuk habisi siapapun yang mendekatimu. Walaupun dia sepupumu sendiri." Calvin berucap pelan namun dengan nada datar.
"Jangan buat aku melakukan sesuatu yang sangat aku sukai dulu sayang.." Calvin dengan senyum menyeringai menoleh kesamping menatap Ellyn.
"Itu jelas sangat sulit kuhentikan kalau sudah memulainya, dan kamu tau hal itu." Calvin menatap Ellyn dengan penuh arti.
"Ma.. Maaf.." Ellyn memohon dengan nada gemetar ketakutan.
Calvin yang melihat semua itu tak kuasa menahan rasa sesak melihat kesayangannya gemetar takut dan segera menarik mendekap kepelukan.
"Aku sayang kamu, kumohon jaga hatiku. Aku gak bisa liat kamu sama cowok lain, selain aku. Bahkan jika cowok itu keluargamu sendiri sweetheart." Ucap Calvin lirih dengan segala uneg-uneg yang ada dalam hati sambil semakin memeluk erat Ellyn yang berada dalam dekapannya.
"Iya." Jawab Ellyn singkat.
to be continued
____________________
note: sudah direvisi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!