(Assalamualaikum, selamat membaca readers, oh ya karya ini sudah tamat, jangan lupa like dan komen ya di setiap episodenya, terimakasih)
...JANGAN LUPA FOLLOW IG AUTHOR YAH...
...Santy isnawan...
Raka Arjuna Kusuma pemuda Jogja yang tinggal bersama Papa Rafi, papa Rafi adalah Mertua kakaknya, di karenakan karena anak satu-satunya Papa Rafi meninggal dunia akhirnya Papa Rafi meminta bantuan Raka agar mau mengurus perusahaan nya di bidang Arsitektur sambil kuliah juga di Bandung.
Raka memanggil Rafi dengan sebutan Pakde dan pada istri Papa Rafi dengan sebutan Budhe, Mereka sangat menyayangi nya, mereka menyayangi dan membiayai sekolah Raka di salah satu Universitas terkenal di Bandung.
Raka merasa sangat beruntung mempunyai Budhe dan pakde yang sangat baik.
Raka berjanji akan kuliah dengan baik agar bisa mengurus perusahaan Pakde nya dengan baik.
Sambil kuliah Raka juga sambil bolak balik kantor untuk segera menyelesaikan kuliahnya yang kini sudah masuk semester 8.
Ya Tepatnya semester akhir, Ia sedang sibuk membuat skripsi dan bolak balik merevisi.
Pagi ini Raka sudah datang ke kampus, Ia membawa beberapa tumpukan buku dengan tangannya, Ia ingin ke ruangan pak Harun untuk merevisi skripsinya.
Raka terburu-buru hingga menabrak seseorang yang sepertinya juga sedang terburu-buru.
Brak.....
Raka bertabrakan seorang gadis.
Buku Raka dan buku gadis cantik itu berserakan di lantai, Raka yang sudah terlambat merasa sangat jengkel dengan kejadian ini.
"Heh...Lo gimana sih, jalan pake mata dong" Ujar gadis cantik itu sambil memunguti buku-buku nya yang berserakan.
"Kamu juga sama saja kan tidak hati-hati" Raka juga memunguti bukunya.
"Lo kenapa sih lari-lari, masih pagi, olahraga tuh di lapangan, jangan di jalanan" Ucapnya lagi dengan nada yang menjengkelkan.
"Aku terburu-buru, aku ada bimbingan skripsi" Setelah memunguti buku nya Raka berdiri dan melihat gadis yang ada di depan nya itu ternyata begitu sangat sexy.
"Astagfirullah" Raka langsung mengalihkan pandangan nya.
"Heh kenapa Lo, kaya liat hantu saja" Gadis itu menunggu Raka meminta maaf padanya.
"Kamu tidak punya baju yang pantas kah pergi ke kampus memakai baju kurang bahan seperti itu"
Dara melihat dirinya menggunakan baju berwarna pink model Sabrina sehingga mengekspose bahu putih bersihnya, rok levis yang sobek-sobek di atas lutut memperlihatkan betis indahnya bak bulir padi, tas Chanel kekinian, serta sepatu hak tinggi menambah kesan sexy pada dirinya.
"Halah jangan munafik Lo, bukannya laki-laki paling demen lihat yang seperti ini" Tatapan sinis nya langsung mengenai manik mata Raka.
"Heh aku pengecualian, enak saja, pakai baju yang benar, jangan seperti Tarzan" Raka berlalu begitu saja meninggalkan gadis sexy itu.
Dara langsung menghentakan kakinya di lantai, Dara merasa kesal karena pemuda itu tidak meminta maaf padanya, malah mengatainya Tarzan.
Dara berjalan menuju kantin karena Ia tahu pasti sudah terlambat, Dara memilih ke kantin membeli sarapan.
Siapa yang tak kenal Andara, gadis cantik nan sexy primadona di fakultasnya. Andara merupakan Mahasiswi pindahan dari Jakarta Tahun lalu. Banyak pemuda yang ingin menjadi pacarnya tapi tidak satupun yang di terima karena Andara berfikir pacaran hanya akan membuat hidup lebih rumit, ditambah lagi nasibnya sudah rumit.
***
Raka langsung masuk ke ruangan pak Harun, Ia langsung meletakan buku-buku yang akan di jadikan referensi skripsinya. Pak Harun meneliti dan membaca skripsi Raka dan sesekali menanyakan referensi buku yang Raka bawa.
Ada satu buku ternyata tertukar dengan buku gadis Tarzan itu, Raka mengusap wajahnya dengan kasar.
Raka memberi alasan bahwa satu buku referensinya tertinggal di rumahnya karena pagi ini ia membawa buku begitu banyak, pada kesempatan berikutnya Raka berjanji pada pak Harun akan membawakan buku itu.
Selesai bimbingan dengan pak Harun, Raka merasa lega akhirnya skripsinya akan selesai dengan satu kali pertemuan lagi.
Kali ini Raka harus mencari gadis Tarzan itu, karena satu buku ada padanya.
Raka melihat satu buku gadis Tarzan itu, tertera nama Andara Sasmita, di dalam nya begitu banyak gambar-gambar desain baju.
Raka mengerti dan tahu dimana Ia harus mencari gadis Tarzan itu. Sebelum mencarinya Raka terlebih dahulu membeli cemilan dan minuman karena bimbingan kali ini sungguh menguras fikiran.
Setelah membeli beberapa cemilan dan minuman Raka duduk dan memakan cemilan nya, mata Raka melihat gadis Tarzan itu juga sedang duduk sambil bermain ponsel.
Raka ingin menghampirinya tapi ada pemuda yang lebih dulu menghampiri Dara.
"Hey cantik" Andi menyentuh dagu Dara.
Dara langsung menepisnya " Lo ga usah sentuh-sentuh, minggir Lo"
"Galak banget sih, nanti cantiknya ilang lhoo" Andi terus menggodanya.
"Bodo amat, minggir ih, gue ga mau di ganggu" Ucap Andara yang langsung bergeser di kursi sebelahnya lagi.
Andi tidak lelah untuk kembali mendekati Dara.
Ia juga ikut bergeser ke kursi sebelah Dara.
"Lo jangan cari perkara deh, nanti gue yang kena Omelan Mak Lampir"
Andi tertawa, " Mak Lampir siapa?"
"Bini Lo"
"Sstttt....Sembarangan, Dia bukan bini gue, Dia itu cuma fans gue"
"Bodo amat ah"
"Lo kenapa sih ga mau jadi pacar gue, gue kurang apa coba?" Andi terus saja menyatakan cinta pada Andara.
"Lo kurang malu, udah gue bilang kan gue ga mau pacaran, Lo nembak terus setiap ketemu gue, heran gue, cewe banyak banget itu ndi, buta ya" Kesal dengan Andi yang tiada lelah mengejarnya hingga kali ini Andra sedikit kasar pada Andi.
"Gua maunya Lo, yang cantik dan Sexy" Ledek Andi yang menyentuh dagu Dara lagi.
"Gue siram Lo"
Raka yang sedari tadi memperhatikan adegan Andi dan Dara yang tiada hentinya berdebat hanya tersenyum, serasa melihat sinetron live.
Andi akhirnya pergi ke kelasnya, masih ada jam mata kuliah berikutnya. Melihat Andi pergi Raka segera mendekati Dara.
Dara sedang menggerutu " Laki-laki semua sama saja, alasan menyukaiku hanya karena cantik dan Sexy, apa tidak ada alasan lain, menyebalkan"
"Libatkan bajumu seperti Tarzan, laki-laki normal pasti akan menilai kesexyan mu" Ucap Raka.
Andara langsung melengos ke arah sumber suara.
"Lo....!!!"
"Ya kenapa?"
"Lo juga pasti sama saja"
"Percaya diri sekali kau ini Andara"
"Hey...Lo tahu nama gue dari siapa?"
"Dari buku ini" Raka menunjukan buku yang tertukar dengan Dara.
"Hey itu buku gue" Dara segera mengambil buku nya di tangan Raka tapi Raka menangkisnya.
"Buku ku mana?"
"Ya gue ga tau lah"
"Buku kita tertukar Tarzan"
"Lo kenapa sih ngatain gue Tarzan terus" Andara begitu sebal di sebut Tarzan.
"Karena bajumu mirip Tarzan, lihat Tarzan kan bajunya terbuka sepertimu" Raka terkekeh.
Raka mengambil tas Dara dan langsung mengecek apakah bukunya ada di dalam tasnya. Buku-buku dara sudah di letakan di tasnya semua.
"Nah ini bukuku"
"Mana buku gue" tangan Dara menjulur meminta bukunya.
"Nih" Raka langsung memberikannya.
"Gara-gara terbawa olehmu, bimbingan ku jadi tidak maksimal tadi"
"Heh...itu salahmu, malah menyalahkan ku, enak saja"
"Oke itu salahku, aku minta maaf"
Raka langsung meninggalkan Dara di kantin, Ia langsung menuju parkiran dan melajukan mobilnya menuju kantornya karena sudah tidak ada keperluan lagi di kampus.
Rengganis dan Raka
Raka Arjuna Kusuma
Raka Arjuna Kusuma Adik dari Rengganis Ajeng Kusuma (Novel Aku Janda Tapi Perawan)
Mahasiswa semester akhir yang sedang berpusing ria dengan skripsinya, Raka juga sedang memegang bisnis yang dulu di kelola oleh Almarhum Abymanyu.
Before (Andara)
After ( setelah hijrah)
Andara Sasmita, Mahasiswi semester 6 Pindahan dari Jakarta 1 tahun lalu, Mahasiswi populer karena penampilannya yang membuat kaum Adam terpana.
Menghadapi keluarga yang brokenhome membuat dirinya salah pergaulan.
Namun kehadiran Raka membuatnya terbersit untuk berhijrah walaupun dengan jalan yang amat sulit.
Rosa dan Michele sahabat Dara
Doni dan Rina sahabat Raka (Rekan kerja Raka)
Aa Rizki, Abang dekat Dara
Aisyah
Zaki
Ini hanya halunya author, kalau kalian ingin berhalu-halu dengan wajah yg lain silahkan saja ya, Jangan lupa nantikan terus update nya yah.
Prang...Prang...
Suara piring gelas jatuh terdengar hingga telinga Dara, yang jelas bukan piring dan gelas yang jatuh sendiri atau tidak sengaja di jatuhkan, itu suara piring gelas yang memang sengaja di banting.
"Dasar kamu tukang selingkuh...!!! Hardik Pak Leon Ayah Andara dengan tampang tersulut emosi.
"Heh...Lihat juga dirimu..." Mama Andara tak mau kalah dengan tuduhan yang di layangkan kepadanya.
Di kamar Dara berusaha menutup telinganya dengan bantal, ia menengkupkan dirinya di bawah selimut tebal juga bantal untuk menyumpal telinganya yang sudah bosan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
Di dalam selimut rasanya sudah engap, Namum pertengkaran di antara mereka belum juga berakhir.
Andara membuka selimutnya lalu turun dari ranjang, ia menghentakkan kaki nya pada lantai.
"Mereka ini lupa apa kalau sudah memiliki anak sebesar ini" Gumam Dara.
Dara membuka pintu kamarnya lalu melangkah keluar, ia turun ke bawah, disana terlihat kedua orang tua nya masih saja saling menuduh dan tersulut emosi.
Plak...
Tamparan keras mendarat di pipi Nadia, Mama Dara, Dara menutup mulutnya melihat mama yang ia cintai di perlakukan kasar oleh ayahnya. Pemandangan yang membuatnya begitu benci pada laki-laki.
Nadia tersungkur di bawah lantai, terlihat darah segar di sudut bibirnya
Dara langsung berjongkok membantu ibu nya berdiri.
"Ayah...apa tidak ada cara lain selain memukul ibu" Mata Dara mulai berkaca-kaca.
"Mama mu tidak pantas di maafkan lagi Dara" Pak Leon menunjuk Nadia dengan mata berapi-api.
"Heh...Leon, kau pun sama, sudah berselingkuh dengan sekretaris mu itu, kita sama-sama tidak suci, jadi tidak usah sok benar di depan anak mu" Nadia tidak mau kalah membuat pembelaan.
"Cukup...apa kalian tidak memikirkan perasaanku, kalian sungguh menyakitiku, sudah berbulan-bulan kalian menyakitiku dengan pertengkaran kalian" Dara menghardik kedua orang tuanya dengan derai air mata, dada nya begitu sesak selalu menyaksikan kedua orang tua nya bertengkar.
Dara lari keluar rumah, ia terus berlari, hingga di persimpangan jalan yang sepi ia berjongkok lalu menangis.
Tepat pukul 8 malam Suasana di komplek rumah ayahnya begitu sunyi sepi.
"Kenapa nasibku seperti ini, aku juga ingin memiliki keluarga yang utuh, menyayangi ku sepenuh hati, bukan terus menyakitiku dengan pertengkaran-pertengkaran, apa berumah tangga harus seperti itu, jika mereka tidak saling mencintai, kenapa harus ada aku, kenapa mereka begitu egois" Dara terus saja berbicara dengan nada keras sambil menangis, meratapi nasib mempunyai kedua orang tua yang selalu bertengkar.
"Arrrggggggg...." Dara berteriak kencang hingga ada satu mobil yang berhenti di depan nya.
Seseorang itu turun dari mobil lalu menghampiri dara.
"Kamu sedang apa disini"
Dara terus saja berjongkok dan menutupi kepalanya di atas lutut.
"Tidak baik gadis malam-malam ada disini"
Dara memberanikan diri mendongakkan kepalanya, ia terkejut melihat seseorang yang bertabrakan dengannya tadi pagi.
Dara mengerjapkan mata nya berkali-kali, ia takut salah lihat, karena kali ini Raka menggunakan kemeja dan stelah jas serta kerahnya juga terlilit dasi.
"Lhooo Gadis Tarzan" Raka ikut terkejut juga melihat gadis yang sedang berjongkok itu ternyata Dara, gadis yang tidak sengaja ia tabrak tadi pagi.
"Heh...ngapain Lo disini, Lo ngikutin gue ya"
Dara memberanikan diri berbicara.
"Percaya diri sekali, kamu disini dengan pakaian seperti ini, gila...gila..nanti kalau ada laki-laki jahat bagaimana?" Raka memperingatkan Dara.
Dara melihat dirinya, ia lupa menggunakan jaketnya, ia hanya memakai tengtop dan hotpans. Dara langsung menangkupkan dua tangannya pada dada nya.
"Heh..buat apa di tutupi, biasanya juga memakain baju seperti itu kan" Ledek Raka.
"Lo juga suka kan, Lo mau lihat lebih, nih barang kali Lo penasaran" Dara hampir saja menurunkan tali tengtopnya, tapi Raka langsung mencegahnya.
"Astagfirullah...Kamu ini, nyesel deh aku turun dari mobil buat nolongin kamu, aku cuma tidak mau jika di komplek disini tercemar karena kasus hip hip hore "
"Lo ga usah sok suci deh, Lo juga pasti doyan yang begini kan, laki-laki itu semua saja, mencintai, menghamili nanti meninggalkan dengan kasar, semua laki-laki sama seperti ayah" Dara meluapkan emosinya sambil menangis.
Raka jadi bingung sendiri, ia merasa tidak menyakiti Dara, tapi dara sudah menilainya seperti itu, Dara sebenarnya sedang kenapa, dan kenapa tengah malam ada di tempat gelap dan sepi seperti ini, meraung-raung sendiri, di dalam benak Raka sudah banyak sekali pertanyaan, namun Raka enggan untuk menanyakannya, ia merasa dirinya dan Dara tidak memiliki hubungan apapun, bahkan hubungan pertemanan sekalipun.
"Sana Lo pergi" Dara mengusir Raka dengan bentakannya.
Raka melepaskan jasnya, ia menangkupkan jas nya pada tubuh Dara yang hanya memakai tengtop.
"Aku meminjamkan ini bukan berarti aku simpati padamu, aku hanya ingat kakak Perempuanku, aku punya saudara perempuan, jadi aku peduli dengan perempuan, cepat pulang, kamu satu kampus denganku, satu komplek denganku, aku tidak ingin besok mendengar berita tentangmu masuk televisi apalagi koran, jangan mencemari lingkungan ini"
Raka langsung beranjak ke dalam mobilnya, sebelum masuk ke dalam mobil dara menatapnya dengan tajam.
"Gue ga peduli" Jawab dara dengan ketus.
Raka yang hendak masuk ke dalam mobil berjalan kembali menghampiri Dara.
"Kamu baru pindah disini satu tahun kan, jadi kamu belum tahu kan kisah di komplek ini, kamu tahu tidak pohon di sebelahmu itu kan angker sekali, di atas banyak kuntilanaknya" Raka mengarang cerita bohong agar Dara mau pulang ke rumahnya.
Mendengar celotehan Raka seketika bulu kuduk Dara meremang.
"Lo ga usah ngarang deh"
"Ya sudah kalau tidak percaya" Ucap Raka, ia langsung berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Dara berlari menghampiri mobil raka.
"Tok...tok" Dara mengetuk kaca mobil Raka.
"Buka...buka gue takut"
Raka hanya membuka kaca mobilnya, " Kenapa?"
"Anterin gue pulang, gue takut gara-gara Lo, gue udah merinding nih"
Raka langsung membuka kenop pintu mobilnya " Ayo masuk tunjukin rumah Lo"
Dara langsung masuk " Deket kok, cuma di gang depan itu"
Raka menjalankan mobilnya, " Kamu tuh aneh giliran sama Kunti aja takut sama preman saja tidak takut"
"Ya kan Kunti seram" Jawab Dara dengan polosnya.
"Heh menurutku lebih seram juga kamu, Kunti bajunya masih sopan, lah kamu coba lihat itu" Raka terus saja meledek tentang gaya pakaian Dara yang selalu terbuka.
"Sono lu kawin aja ma Kunti"
Raka tertawa terbahak-bahak.
"Kalau aku kawin sama kunti, berarti aku satu-satunya suami Kunti yang paling ganteng dong"
"Ah terserah lu, udah stop, udah sampai"
"Oh ini rumah mu Dar"
Dara mengangguk, ia langsung keluar dari mobil Raka.
"Thanks"
Raka hanya mengangguk, Dara langsung masuk ke dalam rumahnya, Raka juga langsung melajukan mobilnya ke rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Intermezzo
Readers: Thor...kok judul novel lu tentang perawan lagi sih
Author: Ya itu sih ciri khas gue, kalau yang menikah-menikah kan udah bejibun tuh,jadi aku yang perawan aje, pada suka perawan kan,😁😁😁
Readers : Thor kyanya kisah Raka ini menarik nih, banyak konflik nanti ya Thor
Author: Iya dong...nanti jangan pada baper terus ngarang episode selanjutnya sendiri ye,, cukup author aja yang ngarang,kalian nikmati aja bacanya biar author ga keder.
Readers : Siap Thor...
Author: Jangan siap-siap doang, Like dong,komen, vote
Readers : Iya Thor tenang
☘️☘️☘️
Mario tegap : jika anak sering melihat Anda dan suami bertengkar, mereka bisa meragukan kebahagiaan dan kedamaian yang dijanjikan sebuah ikatan perkawinan. Kemungkinan terbesar, jika orang tua tidak menyadari hal ini, anak akan mengalami trauma. Bisa jadi, setelah anak beranjak remaja dan dewasa, dia akan malas atau takut menikah, sebab dalam pikirannya untuk apa menikah kalau nantinya selalu diisi pertengkaran.
(Terimakasih sudah mau membaca novelku, salam sayang dariku santypuji)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!