Suatu hari dalam rumah tangga yang tidak tentu arah, namun penuh penderitaan & siksaan.
Di mansion rumah besar yang mewah,banyak pelayan,dan memiliki suami tampan, tak membuat seorang gadis itu bahagia.
Nyatanya rumah tangga selama 3 tahun yang ia jalani penuh luka & derita,pernikahan ini hanyalah pernikahan sirih yang untuk memuaskan rasa balas dendam pemuda itu terhadap dirinya,sungguh nasib dan takdirnya bagaikan terkurung dalam neraka di rumah besar itu.
"Bi," ucap tuanya yang dingin
"Iya tuan," ucap pembantu itu.
"Tolong panggilkan, si pembunuh itu!" tekan sang tuan yang dingin ini yang ingin meluapkan amarahnya
"Baik tuan, saya permisi dulu." Ucap pembantu itu, ia mengerti yang di maksud tuannya itu,tuannya itu hanya memberi angggukan kepala.
Di saat Padilah sedang mencuci piring, tiba-tiba dari belakang ada yang melempari serbek dapur di bentuk gumpalan bulat yang terasa di leher belakangnya.
Padilah pun cukup berhenti sejenak aktifitas cuci piringnya,
"He! wanita pembunuh, kau di suruh ke atas!" ketus Maid paru Bayah itu.
Padilah pun mencuci tangannya, lalu pergi.
"Dasar wanita muda sekarang suka main membunuh!" ucap nya yang berkata buruk Bla bla bla ketika Padilah melewatinya, Padilah hanya diam saja dan pergi.
Di saat di atas tiba pemuda itu dengan tubuh gagah dan tinggi berjas hitam khas kantoran sudah berdiri menghadap jendela kamarnya yang luas,padilah pun masuk.
"Ehem" nada deheman sinis pemuda itu sedikit sengit.
"Kau memang wanita jahat! kau masukan apa kedalam kopi itu?" ucap Galdi. sambil membalikan tubuhnya ia juga sambil menumpahkan kopi panas itu ke tubuh padilah , hingga padilah kaget lalu ia menutupi wajahnya jadi yang terkena siraman kopi itu hanya di lengannya.
Galdi mendekatinya , padilah menatap pria itu dengan mata yang cukup berani , bahwa dirinya tidak salah.
"Aku tidak salah, aku melalukan apa yang kamu suruh." Lirih penjelasan Padilah. dengan keberanian dia yang ada.
Galdi pun menoloh lalu mencekram dagu Padilah, hingga ia melihat wajah padilah cukup dekat, dengan wajah dingin penuh kebencian. Padilah pun menatap pria itu dengan menahan kesakitan, cengkraman di tangan dan di dagu cukup kuat.
"Kau bilang tidak ada kesalahan! jelas kau melakukan memasuki banyak garam, lalu setelah ini kau akan meracuniku!" ucap galdi yang sengit penuh amarah.
"Aku tidak melakukan itu?" ucap padilah yang berusaha ingin melepaskan diri dari kesakitan itu.
"Sekali kau ingin membunuhku! tidak akan semudah itu, mungkin dirimu yang mudah ku bunuh. Tapi semua itu tidak akan ku lakukan dulu sebelum kau merasakan siksaan balas dendam ku yang belum tuntas atas kematian adik ku!" bentak Galdi marah penuh emosi .
Hingga ia lepas cengkraman itu membuat tubuh wanita itu jatuh ke lantai, tubuh padilah yang tak kecil dan tak besar mau sekuat atau menahan tubuhnya tidak jatuh, dia tetap kalah dengan pria tinggi, gagah dan tangan kekarnya itu.
Lalu pria itu pergi, dan Padilah yang tersungkur di lantai dengan air mata bergerai membasahi pipinya.
Namun di balik itu yang sedang terjadi ada sosok Maid yang mendengarkan dari luar kamar yang pintunya sedikit terbuka.
"Mampus kau Padilah!" sinisnya Maid itu lalu pergi.
Padilah pun bangkit, ia harus kuat dengan segala apapun walow dirinya ini terus tersiksa, dalam rumah besar ini penuh orang jahat selain pria itu semua pembantu dan para penjaganya pun jahat sering memberi siksaan, namun padilah harus kuat ia percaya kebenaran itu akan datang. Maka ia tidak boleh lama-lama seperti ini nanti lelaki itu akan semakin murka.
Di saat waktu dan suasana sepi di luar mansion itu, di situ ada seorang pelayan yang tadi menguping sedang mengendap-ngendap keluar. Seolah ada seseorang yang ia temui di luar gerbang, di luar gerbang itu ada seorang wanita cantik yang sedang menunggu informasi dari rumah besar itu,sang pelayan pun tiba menghampirinya.
"Gimana kejadian tadi?" tanya wanita cantik berkecamata dengan baju seksi.
"Beres nona," ucap Maid itu,sambil menceritakan kejadian yang ia dengar tadi sampai tuntas.
"Bagus, lakukan sesuai perintah yang aku sampaikan ke kamu, dan hp mu harus tetap aktif. Kerja mu bagus maka kerja sama kita harus berjalan, soal bayaran akan mengalir deal." Ucap wanita cantik itu sambil mengulurkan tangan atas kerja samanya.
Karena pelayan itu tergiur dengan bayaran itu maka, "deal nona, saya siap melakukan apa yang nona perintah." Ucap Maid itu sambil menyambut tangan wanita cantik itu, yang membuat wanita cantik ini tersenyum sinis senang lalu ia membiarkan segera Maid itu pergi.
Sebelum ia pergi dari tempat itu ia berkata
"Sebenarnya aku tidak rela kau menikah dengan wanita itu, setelah aku pergi beberapa waktu. Namun setelah tau alasan itu kau menikahi wanita itu Karena ingin melakukan balas dendam maka lakukanlah & aku akan membantumu, agar kau semakin benci pada wanita itu. Lakukan lah sesuka mu sayang tidak lama lagi kita akan bersatu lagi." Ucap batin wanita cantik itu, sambil menyunggingkan bibir lalu ia pergi dan masuk kedalam mobilnya meninggalkan gerbang besar itu.
**
setiap hari Padilah di perlakukan bagaikan hewan atau apa namun kejahatan mereka, sungguh tidak bermoral, mau lapor tapi dia bisa apa sangkan ia mafia yang angkuh dan kejam.
saat dirinya terbaring di sebuah kamar kecil sempit beralasan kasur lantai, saat tengah malam pintunya di gedor keras. dan pas ia membuka pintu dirinya di seret tangan oleh pria itu untuk mengikuti dirinya ke ruang tamu, ketika di ruang tamu padilah di dorong hingga duduk di lantai dekat sofa panjang lalu lelaki itu duduk dan melonjarkan kakinya di sofa panjang.
"Pijat kaki saya sekarang!" tekan Galdi. dengan wajah datar dingin namun penuh dendam.
Padilah pun memijit kaki panjang itu.
hingga ia tidak terasa waktu semakin malam,dan rasa ngantuk pun mengganggunya, hingga ia tertidur.
Galdi merasa gerakan tadi berhenti,dan pas ia melihat ternyata wanita ini tertidur, ia mengambil air yang ada di meja dan mengguyurnya ke wajah wanita itu.
Padilah merasa kaget akan dirinya yang tiba-tiba di guyur air,dan pas ia lihat dengan mata berani ternyata ulah pria jahanam itudiam
"Suruh siapa kau tidur!" Bentak pria keji ini.
Padilah menarik nafas untuk mencoba bersabar.
"Lakukan lagi jangan diam!" tekan pria itu.
dan Padilah lakukan pijitan itu lagi.
kesokan hari di saat padilah sedang mengepel,pelayan yang suruhan itu melakukan menumpahkan air di area tangga.
dan di saat tuan kebesaran keluar dari kamar dan melangkah demi langkah, dan ketika di area pas turun tangga ia hampir tergelincir,ia melihat siapa yang melakukan kerjaan yang tak benar. dan ketika ia melihat padilah sedang mengepel segera menghampiri wanita itu.
ketika padilah mengepel, tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menjambak rambut dan mencekram tangannya. dan matanya ia lihat bahwa orang itu adalah suami kejamnya. ia di bawa ke kamar lalu di dorong tubuhnya ke lantai hingga siksaan itu pun terjadi, hingga tangan ia di injak saat dirinya mau bangkit. dirinya merintih ke sakitan.
itulah yang setiap hari padilah rasakan di rumah itu dengan bidu rumah tangga yang berantakan penuh balas dendam.
semua awal terjadi niat ia merantau untuk menambah ekonomi keluarga, namun suatu masalah yang menimpa dirinya hingga di fitnah nasib dan takdir menjadi seperti ini.**
———
Jangan lupa follow dan like, komen beri dukungan positif.
KISAH CERITA INI SEMUA BERAWAL DARI PERJALANAN MERANTAU.
Ia wanita biasa yang lahir dari keluarga sederhana, ia dari keluarga yang sudah tak utuh tinggal bersama sang ibu kakek & nenek.
ia adalah bernama Padilah Nur Hopipah.
Sifat gadis itu prilakunya, pemarah suka membantah orang tuanya kadang enggak,sikapnya judes,tidak pedulian,egois, ceplas ceplos, dingin, kadang bisa menjadi lebih pendiam, tapi baik, dan sifat aneh randomnya. dia seperti itu bukan berarti tidak menyayangi keluarga dia ia sangat sayang memiliki hati yang baik dengan cara dia sendiri.
Tumbuh dari keluarga yang tak utuh sang ibu membesarkan rela berkerja jauh demi anak, hingga menitipkan kepada kakek dan nenek sosok kakeklah yang mengganti peran sang ayah.
namun tak lama sang ibu menikah lagi, saat tengah-tengah kakek meninggal dan tak lama pun sang adik lahir.
Padilah hanya lulusan SMK lulus tahun 2020, ia sempat kerja SPG marketing legulator 9 bulan lalu lalu berhenti, tahun 2021 ia kerja lagi di Jakarta kalideres hanya 3 bulan tahun baru ia berhenti. Dan saat ini padilah kembali kerja untuk menambal ekonomi keluarga apa lagi sang adik masuk sekolah SD.
Dirinya mencoba melamar ke berbagai perusahan dan pabrik, namun tak lama dari sekian lamaran akhirnya ada satu lamaran yang menerima dirinya.
" Alhamdulillah ma, teteh keterima," Ucap padilah
"Alhamdulillah atuh teh, mama oge bungah," Ungkap mama
" Tapi teteh, mama Mun gaduh acis oge kirang," ucap mama
"Wios mama, teteh Aya tabungan saalit," ungkap Padilah.
"Heunya atuh Ari Kitu, mah geura beberes iyeu acis Simpen jang bekel, iraha panggilanna," tanya mama.
"Henya mama, beberes mah Atos sapalihna paling mangkat wengi tos pesen trevel da ma." Ucap padilah
Padilah pun pergi kekamar dan membereskan barang yang akan ia bawa.
Waktu malam pun sudah tiba ia menunggu peseanan trevelnya menjemput, dan
Jam pukul 8 malam ternyata trevel itu sudah siap menunggu nya di warung glosir. di daerahnya karena kendaraan mobil tidak akan bisa memasuki jalan ke arah rumahnya, karna jalan itu hanya cukup untuk kendaraan motor. Tak lama ia pun di antar ke trevel barang-barangnya di bantu di masukan dan ia pun siap sudah memasuki mobil biasanya wanita selalu di depan, untungnya bukan dia saja ternya ada satu 2 orang wanita untunh ada temannya.
Beberapa jam kemudianbsudah sekian jam lebihnya dari Bandung ke Jakarta dia sampai, padilah ia semalam ikut numpang nginap di teman berangkatnya walow baru kenal setidaknya dia ikut tidur saja untuk sembentar, pada esok harinya padilah bingung harus cari kontrakan kemana Sangkan dia orang baru yang belom mengenal tempat ini.
Untungnya teman yang berangkat dengannya semalam tak jauh dari daerah tempat kerjanya nanti, ia sesekali bisa berkunjung nantinya.
Dari tempat temannya bekerja ia telusuri daerah itu untuk mencari kontrakan yang akan ia tempati. Sekian jam ia terus berjalan menanya setiap kontrakan yang murah untuk uang yang cukup namun nyaman tempatnya.
tidak lama pun ia menemukan kontrakan yang pas dan pastinya tak cukup jauh dari angkutan umum untuk bisa ia berangkat kerja dengan cepat.
"Di sini neng tempatnya, gak apapa yah kecil." Ujar ibu kotrakan.
"Gak apapa Bu, cukup kok buat saya yang penting nyaman air lancar. Perbulan 500 ya Bu," jawabnya.
"Iya neng, ayo silahkan masuk," ucap ibu kontrakan
"Makasih ya Bu, ingsyaallah doakan saya biar bisa bayar kontrakan tepat waktu, Ya Bu." Ungkap padilah.
"Amin neng, ibu tinggal ya neng?" ujar Ibu kontrakan.
"Iya Bu, terimakasih sudah membantu saya." jawab padilah dengan senyuman.
Ibu kontrakan pun pergi, lalu ia masuk kedalam dan membersihkan tempat yang akan ia jadikan kamar tempat tidurnya nanti.
Ia bersihkan seluruh ruangan dari dapur hingga tengah rumah, waktu terus berjalan tak terasa waktu sore telah tiba waktunya ia bersihkan diri mandi, berpakaian, wudhu serta sholat. Karna mungkin ia belum berbelanja untungnya ia bawa bekal jadi tinggal di hangatkan baiknya Bu kos telah memberi izin barang yang ada di sini suruh ia pakai. setelah bekalnya di hangatkan ia pun makan.
Waktu malam sudah tiba ia sholat isya, lalu ia pun tidur.
Waktu adzan subuh tiba masuk kedalam telingaku yang pemiliknya masih tetap tertidur lelap.
"Ternyata sudah subuh." Ucap ku.
Sampai aku berdiri bergegas ambil handuk masuk kamar mandi, tak lama kemudian ia keluar mandi mengenakan baju serta segera sholat. Pagi ini, aku sarapan. Setelah sarapan aku bersih-bersih kontrakan sambil menunggu pagi datang, waktu pagi pun semakin datang padilah segera ganti pakaian lalu siap-siap, ia pun sudah rapih dirinya siap pergi ke kantor tujuan.
Ia berangkat tinggalkan kontarakn,penuh semangat dan tetap bahagia untuk hari pertama ia masuk.
"Bismillah Padilah, semoga hari ini lancar." Ucap dirinya untuk memberi semangat.
Ia sudah berjalan meninggalkan kontrakannya. Berjalan kaki dan melihat jalan kanan kiri kesana kemari belom ada banyak orang beraktivitas, namun setelah di pertigaan padilah melihat warung sudah buka dan ia pun melihat sang pemilik warung ia tekadkan untuk bertanya, ia pun memper cepat jalannya.
"Permisi pak, boleh saya numpang tanya," ucapnya. Dan tukang warung pun melirik dan melihatnya
"Oh boleh neng, kayanya saya baru lihat neng." Ucap tukang warung berpeci itu
"Oh iya, saya warga baru." Ungkap padilah"kalow bapak tau tukang ojek atau angkutan umum seperti angkot ada di mana ya pak?" ucapnya.
"Oh itu neng mau berangkat kerja, kebetulan tukang ojek belum ada jam segini paling angkutan umum juga beberapa angkot." Ungkap tukang warung
"Tapi neng kalow angkutan umum, angkot ada di sebelah Sanah di kiri neng jalan aja 5 meter gak jauh dari sini di sebelah kiri, kalow ojek ada di kanan ini Deket pos itu neng tapi blm pada ada, kerja di daerah mana neng," tanya tukang warung panjang lebar
"Oh iya makasih pak, udah kasih tau, saya melamar kerja di PT. Mega bintang Kusuma grup jalan Kebayoran pak," jawabnya.
"Oh itu neng tinggal cari dan tanya aja yang ke arah sana dan udah pada tau," ucap pak warung sambil istrinya datang
"Oh iya makasih pak, permisi pak Bu." Ucap padilah yang melihat istri tukang warung itu sambil pergi, istri si bapak itu nanya ke suaminya.
"Tadi bapak ngobrol apa sama dia," ucap istrinya
"Oh itu nanya kendaraan umum dimana gitu Bu,udah ibu jangan cemburuan cuma nanya doang." Ucap pak warung,si ibu kesal karna tak di kasih tau dengan ditail.
Di sisi lain pemilik perusahaan tersebut di rumah mansion.
CEO tampan tinggi,tubuh atletis itu dari jelndela yang besar. Matahari menjelma masuk kedalam kamarnya yang pemiliknya masih tertidur lelap. Sampai ia pun terbangun lantaran silaunya cahaya yang menimpa menyapa matanya.
"Woehaammmm," ucapnya Menguap sambil menarik Nafas pelan.
Ia turun dari King Bednya membuka gorden otomatis, memejamkan mata dan merasakan sensasi menjemurka badan di setiap matahari menyapa tubuhnya. Ia menatap ke samping melihat Poto yang terpajang wajah cantik itu.
"Kapan kamu pulang manja, aku rindu." Ungkapnya yang menahan rindu.
Ia pun bergegas mandi tak lama mandi ia segera menggunakan baju kantor yang sudah di sediakan. Dengan berjas abu-abu serta dasi. Pagi ini, tuan pun sarapan. Ia hanya makan dengan sandwich bersama sang adik yang sudah berada di meja.
"Pagi kakak ku yang ganteng,lama banget di atas udah di tingguin," ujar cerewetannya.
"Mikirin kak Nesya Kayanya," ucap Mima. Galdi tidak pedulikan ucap sang adik, ia memang diningin sikapnya. Sang adik yang melihatnya bete.
"Setelah aku pulang kuliah,bunda ngajak aku jalan," ucap Mima. galdi mendengarnya merasa tidak yakin
"Yakin bunda yang ngajak,bukan sama pacar kamu yang kerempeng itu?" ujarnya Galdi. Mima yang mendengar nya pun kesal.
"Maksud Kakak Beren, ya enggaklah, gak percaya tanya aja sama bunda, pake segala ngatain anak orang kurus lagi."jawab Mima yang kesal.
Galdi hanya menanggapinya dengan wajah dingin datar. Lalu selanjutnya hening mereka fokus dengan sarapannya hingga habis, semenit kemudian mereka berdua pun berangkat keluar masuk mobil lalu meninggalkan mansion galdi yang luas Mima di antar oleh galdi ke kampusnya.
***
Di kantor Padilah sedang sesitanya di Ruangan HRD.
"Iya saya melamar sebagai pembersih, alasan saya kerja di sini adalah sebuah peluang bagi saya selain bisa mambantu ekonomi saya dan sebuah pengalaman bagi saya, di sini nantinya saya akan sebisa mungkin optimal dalam berkerja, saya asal dari Bandung." Ucap padilah yang sedikit taku dan ragu.
2 HRD perempuan & pria pun saling menoleh satu sama lain dan menanggapinya.
"Apakah sebelum ini anda pernah kerja," tanya seorang wanita itu.
"Iya saya sebelum ini pernah kerja, di SPG regulator cimahi namu resign, lalu saya pernah kerja lagi hanya jadi ART lalu berhenti." Ungkap padilah.
mereka pun satu sama lain menanggapinya.
"Baik anda di terima sebagai office girl, selamat anda di terima." Ucap HRD pria
Membuat bahagia karna hari ini dirinya di terima.
"Terimakasih pak Bu." Ungkap padilah dengan senang hati, ia pun keluar dari ruangan tersebut melangkah menuju keluar.
Padilah ke resepsionis untuk tugas selanjutnya dan resepsionis pun mengarahkan, bahwa ia harus ke tempat id card dan menerima baju untuk besok ia berkerja.
Ia pun selesai setelah melakukan itu semua Padilah pun melangkah ke arah luar.
"Alhamdulillah di terima," ucap dirinya. Namun saat di teras depan tak sengaja Padilah menubruk salah satu office girl yang sedang bekerja.
Brakkk.
"Aduh siapa sih ini jalan gak lihat-lihat !" ucap wanita yang hampir tersungkur.
"Maaf mbak saya gak sengaja," ucap Padilah merasa bersalah ia pun menolongnya.
"Kalow jalan tuh lihat-lihat, gak lihat apa orang lagi kerja di depan !" Ucapnya yang ngegas.
"Saya kan udah minta maaf, ya kalow jalan pake kaki mata di pake buat lihat." Sahut Padilah.
"Celana gue jadi basah!" ucap wanita itu
"Basah juga cuma keciprat dikit doang, maaf mbak," imbuhnya.
"Udahlah bete juga gue lihat muka elo, pergi sana!" ucap si Mbak yang kesal sambil lap pel hampir kena ke Padilah, untung ia segera menghindar.
"Iya mbak ini juga mau pergi. Gak usah gitu juga, maaf!" sindir Padilah sedikit kesal, yang menghidar dari pel itu.
Padilah pun pergi sambil kesal sama Mbak yang tadi menuju ke luar kantor.
"Dasar Mbak-mbak nyebelin! gitu doang jadi ribut." Ucap padilah yang berjalan mundur ke arah depan, yang tak sengaja Padilah menubruk seseorang pria tinggi berjas abu-abu bawa kopi yang berjalan masuk kantor dengan asisten & sekretaris.
Brukkk
Suara tubrukan antar tubuh, Padilah kaget segera membalikan badan.
Melihat nya pun Padilah kaget, pria itu menatap Padilah dengan wajah datar dingin & kesal.
"Ha ma—maaf, saya tidak sengaja," lirih Padilah gugup, untung saja ia bawa tisu banyak Padilah segera keluarkan tisu lalu mengelap bagian jas yang terkena kopi.
"Maaf, saya minta maaf," lirih Padilah. yang melihat pria itu merasa kesal namun tertutupi dengan sikap wajah dingin & datarnya.
"Makanya mbak kalow jalan lihat-lihat," ucap mbak asisten.
Padilah pun hanya mengangguk kepala
"Iya mbak, sekali lagi saya minta maaf." Ucap Padilah yang segera pergi setelah mengelap.
Namun tiba-tiba Pria itu angkat bicara.
"Saya tidak suka dengan Orang yang pergi begitu saja!" tegas Galdi penuh tekan. Yang membuat Padilah berhenti melangkah lalu memutar balik badannya untuk menatap pria dingin itu.
"Tampa memberi hukuman begitu saja." Ucap Galdi begitu tenang, dan Padilah yang mendengarnya pun lemah dan menurunkan kepala dengan ekspresi lemah.
"Kasih barang bawaan itu kepadanya." Ucap Galdi, dua orang tersebut pun menuruti atasannya.
Padilah pun menerima barang dari dua orang tersebut seperti data-data perusahaan.
"Maaf, Tolong bawakan ke ruang beliau, ya mbak." Ucap mbak asisten. Padilah hanya pasrah dan menerima barang tersebut.
Pria tinggi itu pun melanjutkan jalannya di susul oleh 2 orang tersebut dan Padilah mengikuti mereka dari belakang. pas ketika Padilah melewati Mbak-mbak yang tadi sedang ngepel lantai ketika dia melihatnya pun, langsung memberi ejekan untuk sebuah kepuasan dirinya.
"Wah kasihan banget di suruh jadi babu!" sindirnya pelan yang sambil tertawa kecil, namun masih tetap terdengar oleh Padilah, dirinya pura-pura cuek saja.
"Sabar Padilah, anggap saja hari ini hari awal pertama kerja." Ungkap batinnya, yang terus mengikuti arah mereka keman.
——**
Tiba di ruangan besar Galdi duduk di kursi kebesarannya dan menyalakan komputer di mejanya, Padilah pun melakan barang yang tadi ia bawa di meja tersebut di hadapan lelaki itu.
Dalam hati "Sepertinya ini adalah rungan atasan, dan atasan ku sepertinya dia." Ucap batin Padilah yang menebak-nebak.
Setelah selesai ia pun mencoba pergi diam-diam namun tetap saja di ketahui lelaki itu & membuat langkahnya terhenti.
"Saya tidak menyuruh Anda pergi.?" Ucap dinginnya, Padilah melihat lelaki itu sekilas Lelaki itu pun melihat Padilah.
Tiba-tiba lelaki itu pun mengangkat 2 kakinya ke meja.
"Bersihkan sepatu saya yang terkena kopi karna ulah anda." Ucapnya dengan penuh santai melihat Padilah dengan wajah datarnya,
Padilah yang tak mau lama ia pun nurut & pasrah saja. mengeluarkan tisu lalu mengelap sepatu hitam dari bahan kulit tersebut.
Dalam hening suara telpon berbunyi
Dret,Dret,Dret . Suara itu dari hp lelaki itu,ia pun mengangkatnya.
"Hallow," ucap Galdi
"Hallow pak, bahwa hari ini yang pelamar hanya 6 orang itu pun dengan satu OB wanita pak." Ungkap orang di telpon itu, Galdi yang mendengarkan sambil melihat sekilas wanita di depannya.
"Masih ada waktu, lowongan itu perpanjang lagi,"
ucap Galdi
"Baik pak." Ucap di sebrang sana. Mengakhiri telpon tersebut
Dan Galdi pun menurunkan kakinya dan mengisyaratkan tangannya bahwa padilah di persilahkan pergi.
"Saya boleh pergi." Ucap Padilah yang senang.
Hanya di balas anggukan dingin saja. Padilah pun segera pergi dari ruangan itu.
lalu pulang sebelum pulang ia belanja dulu tak lama kemudian sampai di kontrakan.
———**
Jangan lupa follow dan like, komen beri dukungan positif.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!