NovelToon NovelToon

I Love You My Girl

Bab 1

Di siang hari di sebuah kafe di pinggir kota, dua anak manusia sedang asik menikmati waktu siang mereka dengan menikmati sebuah cake potong dan juga secangkir teh dan segelas milk shake.

Dengan suasana kafe yang sangat nyaman di tambah dengan iringan musik clasic yang beralun membuat suasana di kafe menjadi nyaman untuk para pengunjung kafe di siang hari tersebut.

Seorang gadis sedang asik menikmati stroberi chesee cake dalam setiap sendok yang dia masukan ke dalam mulutnya dan lumer di lidahnya dan meluncur bebas ke dalam kerongkongan nya, sungguh sangat nikmat cake yang sedang dia nikmati tersebut, rasa manis yang tidak berlebihan, asam dari buah stroberi dan wangi khas stroberi ditambah keju yang ikut meramaikan rasa cake tersebut pun berpadu dengan pas di lidah orang yang mencicipinya hingga tak terasa satu potong slice cake saja tak cukup untuk di nikmati.

Setelah cake di piring kecilnya habis tak bersisa gadis itu pun mulai berbicara dengan pria dewasa yang sedang duduk di meja yang sama dengannya.

Pria tersebut sedang asik menikmati teh hijau hangat sambil dengan sabarnya menunggu gadis tersebut menghabiskan cake nya, di piringnya.

"Kak mau kah kakak menjadi pacar ku? "

Byur....

Zaed langsung menyemburkan teh yang sedang di minumnya, dia terkejut saat mendengar ungkapan cinta dari adik sahabatnya.

"Uhuk... uhuk... " Zaed terbatuk-batuk.

"Aaaa kakak tidak apa-apa? " Aletta panik saat melihat sahabat kakaknya tersedak minuman.

"Uhuk... uhuk... aku nggak apa-apa" ucap Zaed yang masih sedikit batuk.

"Tapi apa aku nggak salah dengar dengan yang barusan kamu ucapkan Aletta? " tanya Zaed bingung.

"Hem... kakak nggak salah dengar kok, aku meminta kakak menjadi pacar ku" ucap Aletta dengan yakinnya.

Zaed seolah bermimpi gadis kecil yang selama ini sangat dicintainya ini tiba-tiba memintanya menjadi pacar nya entah dia sendiri pun harus bagaimana perasaannya campur aduk dirinya senang karena dia tak menyangka kalau selama ini cintanya berbalas, karena selama ini Zaed merasa Aletta hanya menganggap dirinya sebagai seorang kakak laki-laki nya.

"Apa kakak tidak mau jadi pacar ku? apa kakak sudah punya pacar? " tanya Aletta lesu.

"Eh.... bukan begitu Aletta... tapi apa kau serius? " tanya Zaed ragu.

"Iya kak aku serius karena aku sendiri bingung harus minta tolong pada siapa lagi kalau bukan dengan kakak" ucap Aletta lemas.

"Mak-sud mu? " tanya Zaed ragu. dia bingung dengan perkataan dari Aletta.

"Iya karena aku sudah terlanjur bilang pada Chef yang mengajari ku memasak kalau aku itu sudah punya pacar" ucap Aletta cemberut.

"Apa maksud mu sih kakak nggak ngerti? " Zaed mulai kesal karena ternyata Aletta tidak serius dengan ucapan pertama nya.

"Jadi begini kak" Aletta mulai bercerita.

Ternyata gurunya di tempat dia meninba ilmu memasak itu menyukainya dan telah menyatakan cinta padanya, Aletta yang kala itu kebingungan pun akhirnya mengatakan pada chef tersebut kalau dirinya telah mempunyai pacar, agar chef tersebut tidak mengganggunya lagi, tapi chef tersebut tidak percaya pada gadis yang berusia 17tahun ini, hingga Aletta akhirnya berfikir untuk meminta bantuan pada Zaed untuk menjadi pacar pura-pura nya.

"Kau keluar saja dari sekolah memasak mu itu jadi kau bisa menghindari chef tersebut" ucap Zaed menahan kesal.

"Tapi tidak ada tempat sebagus itu kak... disana aku benar-benar di ajari dengan chef profesional dan bila lulus dari sana aku bisa mendapatkan rekomendasi ke restoran mewah hiks... hiks... tolong aku ya kak hiks... hiks... " Aletta merengek

Zaed memijat keningnya karena pusing dengan kelakuan adik sahabatnya ini, disisi lain dia kesal tapi disisi lainnya dia tidak rela kalau Aletta di ganggu oleh laki-laki lain.

"Kalau kakak tidak setuju jadi pacar ku minimal kakak menjadi pacar kontrak ku saja, bayarannya nanti setiap hari aku akan memasak makanan kesukaan kakak hiks... mau ya kak jadi pacar kontrak ku setidaknya sampai aku lulus sekolah saja hiks... hiks... setelah itu kakak bisa pacaran dengan wanita yang kakak cintai tapi Letta mohon untuk beberapa bulan ini kakak bantu Letta untuk jadi pacar kontrak aku dulu"rengek Aletta.

Kenapa harus jadi pacar pura-pura sih kenapa harus jadi pacar kontrak sih? pacar sungguhan pun aku bersedia sayang... tapi kenapa mulut ku ini sulit sekali mengatakan kejujuran itu.

Batin Zaed.

Grab.

Aletta menggenggam tangan Zaed dan memasang wajah menyedihkan.

"Kakak mau ya... mau ya kak... Aletta janji nggak akan ganggu kakak lagi kalau Aletta sudah lulus sekolah dan kakak sudah punya pacar" ucapnya memohon.

Melihat wajah menyedihkan dari gadis yang dicintainya membuat hati Zaed seperti teremas sangat menyakitkan baginya melihat gadis ini sedih.

"Oke... oke... kakak mau kau tidak perlu menangis seperti itu" Ucap Zaed dengan mengusap air mata yang sudah menetes di pipi Aletta dengan lembut.

Dengan terpaksa dia menerima tawaran Aletta, entah kenapa mulutnya tidak bisa berbicara jujur pada gadis ini dan malah menyetujui permintaan Aletta untuk menjadi kekasih kontrak nya hingga sampai dirinya lulus dari sekolah memasaknya.

Hal bodoh yang di lakukan Zaed agar gadis ini tidak bersedih dan agar gadis ini tidak di ganggu lagi oleh laki-laki lain, dia tidak rela ada laki-laki lain yang mendekati Aletta selain dirinya.

"Benarkah kakak mau jadi pacar ku? " wajah Aletta langsung berubah saat Zaed menyetujui permintaan nya.

"Iya... " ucap Zaed singkat.

"Terima kasih kakak kakak baik banget sih" Aletta langsung menghambur memeluk tubuh Zaed yang sedang duduk di hadapan nya.

Zaed hanya tersenyum canggung, sebenarnya dirinya kecewa karena dia fikir Aletta benar-benar mencintainya tapi ternyata dirinya salah karena Aletta hanya menganggapnya sebagai seorang kakak tak lebih dari itu.

Zaed memeluk tubuh Aletta dan mengelus punggung Aletta lembut, meski kecewa dengan Aletta tapi perasaannya pada Aletta sangat dalam hingga, dirinya rela membiarkan Aletta menjadikan kekasih kontrak demi menjaga gadis itu dari ancaman laki-laki lain.

Zaed berharap suatu saat nanti Aletta sadar kalau dirinya sangat mencintai nya, dan Aletta bisa membalas rasa cintanya pada Zaed, dan tidak menganggap nya hanya sebagai seorang kakak laki-laki nya saja.

Siang itu setelah selesai pembicaraan mereka di kafe mereka pun kembali ke kegiatan masing-masing, Zaed yang tadi menjemput Aletta di sekolah kini kembali ke kantor untuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda dan Aletta yang sudah diantar ke rumahnya setelah selesai jam pelajaran hari ini.

Di ruangannya Zaed merenung, merenungkan kejadian di kafe tadi, dan karena melamun dirinya sampai tidak menyadari kalau CEO Aslan telah berada di ruangannya karena sejak tadi dirinya menelponnya tidak ada jawaban dari Zaed hingga dirinya akhirnya memasuki ruangan asistennya tersebut dan mendapati sang asisten sedang melamun.

"Woi... " tegur Zaed yang langsung membangunkan lamunan Zaed.

"Eh... tuan muda maafkan saya" Zaed langsung meminta maaf pada Aslan.

"Kenapa lu? " tanya Aslan yang seolah tahu asisten sekaligus sahabat nya ini sedang mempunyai masalah.

Akhirnya Zaed pun bercerita tentang kejadian di kafe tadi, Aslan terkejutnya mendengar cerita Zaed.

"Terus elu mau gitu jadi pacar kontrak? " tanya Aslan penasaran.

Zaed hanya mengangguk.

"Bodohnya" Ucap Aslan kesal hingga dia sampai memukul kepala Zaed dengan map berisi berkas.

Bersambung.

Bab 2

"Terus elu mau gitu jadi pacar kontrak? " tanya Aslan penasaran.

Zaed hanya mengangguk.

"Bodohnya" Ucap Aslan kesal hingga dia sampai memukul kepala Zaed dengan map berisi berkas.

Plak.

Aslan memukul kepala Zaed kembali setelah mengatainya bodoh.

"Kenapa kau tidak terus terang saja kalau kau benar-benar mencintainya bodoh" maki Aslan dia tahu benar kalau sahabat nya sekaligus asistennya ini sangat mencintai adik sepupunya.

Ya Aslan adalah kakak sepupu dari Aletta.

"Dia masih kecil Tuan muda, usianya saja baru genap 17 tahun, aku tak mau merusak masa mudanya hanya karena cinta, oleh karena itu aku menerima tawaran itu karena berniat untuk selalu menjaganya" jelas Zaed.

Aslan menghela nafasnya dalam karena apa yang di bilang oleh Zaed memang benar adanya, Aletta masih sangat muda dan masih ingin meraih cita-cita nya, tak etis bila Zaed mengungkapkan perasaan nya di saat anak itu belum matang benar.

"Terserah pada mu lah yang jelas jangan mempermainkan Aletta dengan status palsu kalian ini" ucap Aslan pasrah.

"Tidak akan tuan muda anda tahu bagaimana saya" ucap Zaed serius.

Aslan tersenyum kecut dia sangat tahu arti penekanan kata-kata tersebut, dia tahu sahabatnya itu tak mungkin berani menyakiti apa lagi mempermainkan adik sepupunya itu.

Aslan pun pergi dari ruangan Zaed setelah selesai berbicara dengan Zaed dan mengambil dokumen yang di butuhkannya. dia kembali keruangan CEO dan mengerjakan pekerjaannya.

...***...

Di sisi lain seorang pria dewasa yang berprofesi sebagai chef saat ini sedang duduk dan malamun di ruang kerjanya, dia memikirkan perkataan gadis yang di sukainya tadi siang sebelum selesai pelajaran.

"Apa benar dia sudah mempunyai pacar? heuh... lagi pula kenapa aku jadi suka dan malah semakin penasaran dengan gadis kecil itu sih?! " dirinya kesal sendiri karena perasaan pada salah satu muridnya tidak bisa di bendung lagi.

Flash back.

Di pagi hari di saat praktek memasak western di mulai chef utama yang serba bisa sekaligus owner sekolah memasak ini hari ini akan mengadakan demo memasak di depan semua murid-murid nya, walau banyak chef profesional yang mengajar di sini hingga jarang sekali chef utama melakukan praktek di depan murid-murid nya.

Tapi entah kenapa akhir-akhir ini dirinya selalu mengadakan demo di depan semua muridnya, itu semua di karenakan dirinya tertarik saat melihat seorang murid yang seolah sangat takjub dengan keahlian memasak nya.

Wajah berbinar dari seorang gadis remaja yang tidak bisa di tutupi saat menyaksikan aksi chef tersebut memasak di meja demo, sungguh itu membuat dirinya semakin percaya diri untuk melakukan demo di depan semua muridnya yang rata-rata masih berusia belasan tahun.

Dan pagi tadi saat setelah selesai melakukan demo dirinya menyempatkan diri untuk berbicara dengan gadis tersebut di ruang kerjanya.

Tok... tok...

"Masuk" terdengar suara seorang pria dewasa dari dalam ruangan tersebut.

Srek....

Pintu di geser dan muncul lah seorang gadis dari balik pintu tersebut.

Senyum sumeringah langsung terlihat dari wajah chef yang memang tampan tersebut.

"Katanya Chef memanggil ku? "tanya gadis itu polos.

" Hem... ya masuk lah dan duduk lah"ucapnya mempersilahkan duduk di sebuah sofa yang ada di ruangannya.

Gadis itu pun duduk perlahan di atas sofa tersebut.

ih... dia manis banget sih... gemesin...

Batin Chef tersebut yang sangat gemas melihat gadis yang ada di hadapan nya ini.

"Kamu tahu apa alasan ku memanggil mu kesini? " tanya chef tersebut tegas.

Gadis itu menggeleng polos.

Astaga menggemaskan sekali sih...

"Saya tidak tahu chef, apa saya melakukan kesalahan? " tanya gadis itu polos.

"Ya... kamu melakukan kesalahan" ucap chef tegas.

Deg.

Jantung gadis itu berdegub dirinya takut mendapatkan masalah di tempat nya menimba ilmu.

"Kesalahan apa chef apa kesalahan saya fatal hingga anda memanggil saya keruangan anda? " tanya gadis itu panik.

kesalahan mu karena terlalu menggemaskan dan selalu menganggu fikiran ku.

"Kau benar-benar ingin tahu apa kesalahan mu hem? " tanya Chef tersebut yang mendekat pada gadis yang sedang duduk di sofa ruangannya.

Gadis itu mengangguk polos.

Dan itu semakin membuat chef tersebut gemas padanya dan semakin mendekat padanya, bahkan kini chef tersebut sudah duduk di samping nya.

"Kesalahan mu karena kau akhir-akhir ini selalu menggangu fikiran ku" ucapnya pelan.

Gadis itu nampak kebingungan saat mendengar perkataan pria dewasa yang ada di sampingnya ini.

"Yes... Aletta sepertinya aku jatuh cinta pada mu manis" bisiknya.

Aletta langsung terbelalak saat mendengar pernyataan cinta dari idolanya, dia memang sangat mengidolakan seseorang yang ada di dekatnya saat ini tapi bukan berarti dirinya jatuh cinta padanya.

"Ma... af chef tapi aku sudah punya pacar" jawab Aletta gugup.

Bagai di sambar petir di pematangan sawah chef tersebut langsung lemas saat mendengar penolakan dari gadis yang di sukainya ini.

"Benar kah? " tanyanya tak percaya.

"Hem... dia bekerja di perusahaan otomotif dan dia seorang asisten CEO disana" jelas Aletta dengan yakin.

"Asisten CEO? kau berhubungan dengan pria dewasa? " tanyanya penasaran.

"Ya... usianya sepertinya tak jauh dari anda chef jadi maaf aku tidak bisa menerima cinta anda karena aku ingin setia" jawab Aletta.

akh... sial baru kali ini aku di tolak dengan wanita di tambah lagi ini anak kecil memalukan sekali untung tidak ada orang disini.

Batinnya.

"Aku tidak percaya begitu saja aku perlu bukti Aletta, buktikan pada ku kalau kau benar-benar punya kekasih" Chef tersebut tidak ingin menyerah begitu saja.

Aletta mengeluarkan ponselnya dari saku appron yang di gunakan nya dan menunjukan sebuah foto dirinya dengan Zaed.

Zaed yang terlihat tampan di foto tersebut dan berwajah dingin membuat chef tersebut semakin penasaran dengan pria tersebut, pria yang bisa-bisanya menyukai gadis yang di sukainya.

Flash back off.

"Sialan kenapa saingan ku harus orang yang seperti itu sih ku fikir saingan ku itu hanya anak SMA seusianya kalau dengan pria dewasa dan berwajah seperti itu memang sangat berat" gumamnya di ruangan kerja nya.

"Tapi kenapa aku malah semakin penasaran dengan gadis manis itu sih heuh... menyebalkan seolah tak ada wanita lain saja" gumamnya.

Tok.. tok...

"Ya masuk" ucapnya kesal.

Srek...

suara pintu bergeser.

Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu tersebut.

"Ck...mau apa dia kesini" keluhannya

Saya mau menyerahkan berkas pada anda ada beberapa orang yang telah saya pilih untuk mengajar sebagai guru magang disini" ucap Thalita seorang pemegang saham di sekolah ini.

Chef Frans mengambil berkas yang ada rintangan Thalita dan melihat data orang-orang nyang telah Thalita tunjuk sebagai guru magang disini.

Frans terkejut saat melihat semua data yang di tunjukan oleh Thalita karena para calon guru magang tersebut adalah bukan orang-orang biasa melainkan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis yang sebenarnya.

"Apa maksud anda nona Thalita? semua orang ini bukan orang biasa, mereka itu. pengusaha" ucap Frans bingung.

"Justru kita harus bekerja sama dengan orang yang berkecimpung langsung di dunia bisnis sebenarnya agar anak-anak yang nantinya lulus dari sekolah kita bisa mempunyai usaha sendiri minimal, terutama di bidang kuliner" ucap Thalita dengan anggunnya.

Frans hanya menghela nafasnya dalam karena bila Thalita sudah mempunyai keinginan maka dirinya susah menolak karena Thalita adalah pemegang saham terbesar di sekolah ini.

Bersambung.

Bab 3

Wush......

Suara mobil sport merah tersebut memecah angin sore itu, sang pengemudi entah membawanya kemana, yang jelas pengemudi mobil tersebut sangat kesal saat ini karena mendengar perkataan wanita gila yang baru saja bersamanya.

Hingga akhirnya mobil sport merah itu berhenti di sisi jalan yang sepi, tepatnya di sebuah jalan flyover.

Lampu jalanan yang sudah menyala dan menghiasi jalanan malam ini ikut menemaninya di jalan yang sepi ini.

"Kenapa aku harus berhubungan dengan wanita itu sih ck menyebalkan" gerutunya saat dirinya turun dari dalam mobil dan bersandar di pagar sisi jalan tersebut.

Saat dirinya sedang melamun dan menikmati kesendirian nya, Tiba-tiba dia melihat sepasang muda mudi yang sedang mendorong sebuah motor matic.

Frans tersenyum melihat kesederhanaan itu, bagaimana tidak saat menuju jembatan flyover ini motor itu mogok, sang wanita yang ingin turun dan membantu sang pria untuk mendorong motornya, tak dibiarkan turun hingga si pria kesulitan sendiri saat mendorong motornya karena jalanan yang menanjak.

Hingga akhirnya si wanita pun turun dan sang pria membiarkannya turun namun tak membiarkan ikut mendorong motornya dan akhirnya si wanita tersebut pun berjalan beringan dengan pria yang mendorong motor matic yang mogok tersebut.

Frans tersenyum.

"Andai cinta ku bisa sesederhana itu huft... " keluh nya sambil menatap langit malam yang sudah berhiaskan bulan dan bintang di langit, menghiasi langit malam ini.

Frans itu bukan dari keluarga biasa saja, hingga dirinya juga tak bisa sembarangan untuk bisa menjalin kasih dengan seseorang, keluarga sangat setuju ketika tahu Frans dekat dengan Thalita tapi hati Frans tak bisa berbohong dia tidak bisa mencintai wanita itu meski dia itu sangat cantik, begitu pun dengan Thalita dia pun tidak menyukai Frans melebihi tekan bisnis saja.

Dan saat Frans merasa angin malam itu sudah dapat menyejukan hatinya sejenak, Tiba-tiba dirinya melihat pemandangan yang membuat hatinya seperti teremas.

Gadis yang di sukainya kini sedang berboncengan di motor sport dengan seorang pria dan gadis itu tanpa segan memeluk tubuh si pria yang memakai helm fullface.

"Aletta" gumamnya.

Mobil sport merah melaju kencang dan tiba-tiba menyalip pengendara motor sport yang tengah berboncengan dengan gadis yang disukainya.

Pengendara motor sport hitam tersebut langsung menekan rem di kemudi nya dan terjdilah rem mendadak.

Sang pengendara motor nampak kesal dan marah pada pengendara mobil sport merah ini hingga dia membuka helm yang di gunakan nya dan terlihat lah wajah tampan dari pengendara motor ini, wajah yang tidak asing bagi Frans karena sebelumnya Aletta telah menunjukan fotonya padanya.

"Hei.... apa kau gila?! " sentak Zaed.

Frans pun turun dari dalam mobilnya dan Zaed pun langsung menurunkan standarnya dan bersiap turun dari atas motor nya.

"Kau tunggu disini ya" ucap Zaed lembut pada Aletta.

Tapi saat Aletta melihat siapa yang baru saja turun dari mobil sport merah itu tanpa sengaja mulutnya bergumam.

"Chef Frans... " gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Zaed.

Zaed langsung menoleh ke arah Frans dan menatap pria itu dengan nyalang, dia marah dan kesal karena dirinya dan Aletta hampir saja celaka karena ulahnya di tambah lagi Zaed tahu Frans lah orang yang menyukai Aletta di tempat dia sekolah memasak.

"Apa dia orang nya? yang mengganggu mu di sekolah? " tanya Zaed dingin.

"Dia tidak mengganggu ku kak, dia hanya menyatakan cinta pada ku" ucap Aletta polos.

"Itu sama saja sebab karena hal itu kau jadi merasa tidak nyaman" Zaed geram.

Frans bersandar di pintu mobilnya memperhatikan interaksi keduanya.

"Hei... kau berani benar kau mengganggu kekasih ku saat di sekolah?! " sentak Zaed pada Frans.

Frans memiringkan kepalanya dan tertawa sinis.

"Heuh kekasih" ucap Frans ketus.

"Apa kau tidak bercermin kau itu terlalu tua untuk Aletta dia gadis manis yang sama sekali tidak cocok dengan mu" ucapnya asal.

"Apa kau bilang? apa kau sendiri tidak sadar kau juga sudah dewasa dan menyukai murid mu sendiri?! " Zaed kesal.

Srek.

Aletta menarik jaket kulit yang dikenakan Zaed agar Zaed tidak bertengkar dengan gurunya di tengah jalan seperti ini.

"Kak... kita pulang saja yuk... jangan berkelahi di jalan malu" ucap Aletta polos.

Frans tertawa sinis melihat itu sebenarnya hatinya kesal dan sakit melihat Aletta bermanja dengan pria lain di depannya, tapi dirinya juga masih punya harga diri untuk tidak mengemis cinta gadis remaja itu.

"Baiklah kamu takut ya? " Zaed membelai lembut pipi Aletta, Zaed pun tak mau ambil resiko bila bertengkar di jalanan saat dirinya sedang membawa Aletta, dirinya tak ingin Aletta ketakutan dan menjadi trauma karena melihatnya berkelahi, meski berkelahi bukalah hal yang asing bagi Zaed tapi bagi Aletta pasti sangat ketakutan bila melihat perkelahian secara langsung.

Zaed pun akhirnya menaiki motor sport nya lagi dan membawa Aletta pergi dari sana meninggalkan Frans yang masih terlihat kesal dengan pemandangan itu, pemandangan saat Aletta memeluk erat tubuh Zaed dari belakang.

"Sial... kenapa aku harus melihat kenyataan yang seharusnya tidak aku lihat sih menyebalkan" gumamnya kesal saat melihat motor sport itu mulai menjauh dari pandangannya.

Di perjalanan Aletta hanya terdiam saja memeluk tubuh Zaed dari arah belakang, Saat mereka melewati alun-alun kota Aletta meminta Zaed untuk berhenti disana dan mereka pun duduk di kursi taman alun-alun kota, saat sedang duduk disana tiba-tiba Aletta membuka tasnya yang dia bawa tadi, dirinya sengaja meminta Zaed untuk keluar bersama nya malam ini karena ada sesuatu yang ingin dia tunjukkan kepad Zaed.

"Kak... ini" Aletta memberikan secarik kertas kepada Zaed.

Zaed pun menerima kertas tersebut dan membacanya.

"Apa ini Aletta? " tanya Zaed sedikit kesal.

"Itu surat perjanjian kontrak kita kak" ucap Aletta polos.

Zaed langsung meremas kertas tersebut karena kesal.

"Aaaa kenapa kaka rusak kertas nya? seharusnya kakak tanda tangani karena kita kan sudah sepakat waktu tadi siang kalau kita akan menjadi kekasih kontrak kak" tanya Aletta.

Zaed semakin kesal dibuat nya Aletta benar-benar polos atau bodoh fikirnya, karena dia sama sekali tidak pernah menyadari perasaan Zaed yang sebenarnya pada Aletta.

"Kak kenapa kakak diam saja, apa kakak sudah punya pacar hingga tidak mau terikat kontrak oleh ku? atau tawaran bayaran di kontrak tersebut tidak cocok dengan kakak? " tanya Aletta lagi tanpa dosa.

"Aletta kau tahu ini benar-benar sangat tidak menguntungkan untuk ku" ucap Zaed ketus.

"Lalu berapa bayaran kakak hingga kakak mau menjadi kekasih kontrak ku?" Aletta semakin menjadi.

"Aku tidak bisa di beli Aletta, apa lagi hanya sebatas kekasih kontrak, aku masih punya harga diri" ucap Zaed tegas untuk pertama kalinya Zaed berkata setegas itu pada Aletta hingga membuat gadis itu terkejut dan terpana kepada seorang Zaed.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!