NovelToon NovelToon

Obsesi Kakak Angkat

Prolog

Dua orang insan sedang berada dalam sebuah cafe, berkencan untuk kesekian kali hubungan mereka yang belum tercapai

"Selamat Sion kau sudah berhasil mengambil S3 kedokteran padahal usia mu masih 26 tahun aku sangat kagum pada mu". Edric memandang lembut gadis di depannya

"Terimakasih Ed, aku sangat bersyukur untuk ini, bagaimana dengan pekerjaan mu?".

"Ah itu sepertinya mengurus perusahaan ayah ku yang ada di Australia, karena Kakak ku sudah mengambil alih perusahaan di kota ini". Edric menjelaskan seketika wajah pria itu manjadi sendu "Sion...."

"Ada apa Ed?".

"Kau tidak ingin memperjelas hubungan kita?". Edric begitu gugup dia memang gadis di depannya dengan lembut "Aku sudah menunggu mu begitu lama, aku tidak bisa menunggu lagi kita akan berpisah".

Sion menatap pria itu, pria yang sudah sabar menunggunya sejak beberapa tahun ini dia selalu di jaga posesif oleh kedua saudara laki-lakinya

Terutama Kenzo Baldwind, pria bertampang dingin dan juga kejam itu selalu memberi perlindungan yang posesif padanya

"Sion fokus pada kuliah mu aku tidak mengizinkan kan mu berkencan dengan siapapun itu!'. Kenzo menatap tajam Sion

"Tapi kakak umur ku sudah 23 tahun aku sudah dewasa secara umur dan hukum!". Sion menatap tajam pada kakaknya

"Kau jangan melawan Sion, aku tahu pikiran semua pria aku tidak ingin terjadi hal yang tidak-tidak pada mu!". Kenzo berdiri dan mendekat pada Sion

"Cih kau selalu saja, Papa dan Mama tidak pernah melarang ku!".

'Itu karena mereka sibuk". Kenzo mencengkram pundak Sion, memaksa gadis itu untuk menatap padanya "Belajar dengan baik selama kau kuliah!"

"Baik, tapi setelah aku menyelesaikan pendidikan ku kau tidak boleh mengurusi ku lagi aku sudah dewasa". Sion melepas kedua tangan kekar Kenzo dan berjalan keluar dari ruangan pria itu

Sion mengingat percakapan dirinya dan Kenzo beberapa tahun lalu, betapa posesifnya pria itu hingga melarang Sion untuk berhubungan dengan pria manapun

Sion bahkan tidak pernah berpacaran karena tidak ada pria yang berani padanya, mengingat Sion adalah adik seorang Kenzo yang terkenal belakangan ini karen proyek raksasa yang selalu dia pegang

"Bagaimana Sion?". Edric bertanya untuk kesekian kalinya "Aku benar-benar mencintai mu".

Wajah Sion langsung merona karena pria itu menyatakan perasaanya

"Kau serius?". Sion bertanya lagi, jantungnya berdetak sangat cepat

"Ya... kau maukan".

"Ten..". Baru saja akan menjawab pertanyaan pria itu, seorang pria sudah memegang pundak Sion

"Apa yang kau lakukan di sini?". Kenzo menendang tajam pada pria yang berada di depan Sion

"Kakak". Sion tersenyum manis, gadis itu berdiri untuk menyambut sang kakak "Ini Edric teman dekat ku"

"Teman dekat". Kenzo semakin menatap tajam pada pria didepannya

"Tuan saya Edric kami berdua adalah...".

"Sion ayo pulang dengan ku, ini sudah hampir malam kenapa kau berkeliaran di luar!" . Kenzo langsung menarik Sion tanpa mengurus Edric yang berada didepannya

"Kakak tunggu sebentar ada yang harus kami bicarakan!". Sion menahan tawa buahnya agar Kenzo tidak menarik dirinya pergi

"Omong kosong apa yang akan kalian bicarakan". Kenzo tidak suka ketika Sion lebih memilih orang lain ke timbang dirinya "Cepat pulang!"

"Lepaskan!". Sion tidak tahan lagi dia melepaskan genggaman Kenzo dengan kasar "aku tidak mau ikut dengan mu"

"Sion kau melawan ku"

Sion tidak menggubris wanita itu menatap pada Edric yang mematung menatap mereka berdua

"Ed maaf, kau pasti tertanggungkan". Sion menatap pria itu dengan tatapan bersalah yang amat dalam "Ayo kita pergi dari sini"

Belum beranjak sedikit pun Kenzo sudah berhasil menarik adiknya lagi dalam dekapannya, sedangkan Edric yang baru akan menyusul sudah di halangi oleh anak buah Kenzo

"Sion!".

"Edric!". Sion mencoba menahan dirinya agar tidak bergeser tapi tubuh Kenzo yang begitu tinggi sudah berhasil menarik tubuh gadis itu "Kakak lepaskan aku, pa yang kau lakukan"

"Sion diamlah dan turuti aku aku tidak suka di lawan kau tahu itu!"

"Sion!". Edric menatap kekasihnya yang di tarik menjauh oleh kakak gadis itu sendiri "Sial!'

"Tuan Edric". Asisten Kenzo Suga, menghampiri pria yang tampak pasrah itu, anak buah Kenzo masih menahan nya "Saya harap anda memperhitungkan hal untuk mendekati nona kami, dia terlalu berharga untuk orang seperti anda"

"Apa maksud mu sialan!".

"Anda pikir tuan Kenzo dan Joe itu bodoh, walau anda benar-benar tulus dengan nona kami tapi tidak dengan keluarga anda".

Edric tidak mengerti pria itu hanya bisa mengeram kesal karena gadis yang dia inginkan sudah pergi dari hadapannya

"Sion...."

*****

"Kenapa? kau masih marah?". Kenzo menatap adiknya berada di samping

"...". Sion menatap ke arah luar dan tidak menghiraukan pria yang berada di sampingnya

"Sion kau tidak mendengar ku!?". Kenzo mengeraskan suaranya "Sion!"

"Apa!". Akhirnya Sion menatap sang kakak dengan tatapan tajam dan emosi yang tinggi. "Kenapa Kakak selalu mengganggu ku huh, kakak selalu saja membuat ku malu"

"Sion aku hanya..."

"Hanya apa, hanya ingin melindungi ku!". Sion menatap sang kaka semakin tajam "Kau sudah muak dengan ucapan mu, aku tidak mau lagi!"

"Sion aku tidak suka jika kau membantah seperti ini!". Kenzo menarik tubuh Sion mendekat ke arahnya

"Lepaskan aku, aku bukan anak-anak lagi yang perlu perhatian extra dari mu, aku bisa melindungi diri ku sendiri!".

"ck.... benarkah, terakhir kali aku membiarkan mu benar-benar sendiri kau hampir di tipu oleh teman mu"

"****! itu hanya sebuah kesalah pahaman kau tidak mengerti". Sion memalingkan wajahnya karena, Kenzo mendekat wajahnya dengan jarah yang sangat dekat

"Kenapa? aku benarkah". Kenzo langsung memberi kecupan di pipi gadis itu

"Kakak lepaskan, ini tidak bisa". Sion mencoba melepaskan dirinya tapi percuma, Kenzo semakin mengeratkan pelukannya "kita sudah dewasa kenapa kau masih bertingkah seperti anak TK lepaskan aku"

"Kenapa?". Kenzo melepaskan pelukannya "Kau tidak suka".

"Iya! karena aku sudah dewasa dan ini tidak wajar!". Sion kesal dan memberi jarak pada pria di sampingnya

Kenzo malah tersenyum dengan tingkah Sion, dia sangat menyukai gadis itu terutama ketika Sion marah kepadanya gadis itu terlihat manis

"Aku mau pulang!". Sion menatap ke arah supir yang sejak tadi kaku karena tingkah kedua orang di belakang sana "Pak kau tidak dengar aku ingin pulang ke mansion mama dan papa"

"Baik nona".

"Arahkan mobilnya ke apartemen ku, jaraknya lebih dekat".

"Cih arahnya berlawanan! langsung ke rumah saja!".

Kedua orang itu semakin membuat supir depannya semakin bingung saja, hingga supir memelankan laju kendaraanya

"Tut...Tut...

Kenzo berhasil memanggil kedua orang tuanya dari smartphone miliknya.

"Ada apa sayang, tumben kau menelfon kami apa ada yang perlu?". Irene ibu Kenzo bertanya dari ujung sana

"Mama Sion akan menginap di apartemen ku okey, dia begitu berantakan karena dia di putuskan kekasihnya". Kenzo berbicara asal membuat Sion menganga

"Ma tidak, kak Kenzo.."

Kenzo langsung mematikan suara dan menyalakannya ketika dia berbicara

"Baik ma, aku akan menjaga dia!".

Tut..... Panggilan terputus, karena Kenzo langsung mematikannya panggilan itu begitu Irene memberi Izin

"Kakak!".

Apartemen Kenzo

Pada akhirnya Sion tidak bisa menolak sang kakak yang menyeret gadis itu masuk ke sana , tempat pria itu biasa menghabiskan waktu sendiri

Orang tua Kenzo tidak pernah melarang pria itu karena bagi mereka kenyamanan anak mereka adalah yang terutama

"Kakak lepaskan!". Sion melepaskan tangannya ketika Kenzo meregangkan cengkraman tangannya

"Kau tahu kau sangat jelek jika menangis". Kenzo meledek adiknya

"Biar saja bukan urusan mu". Sion memalingkan wajahnya tidak percaya. Aku sudah berdandan cantik dia pasti hanya bergurau dengan candaan kejam nya dia memang sangat kejam

Sion tidak menyadari jika make up yang dia pakai sudah luntur karen air mata dan keringat sore tadi

Kenzo tergelak saat wajah cemberut adiknya semakin menggemaskan di mata pria itu

"Kaka lepaskan kau akan membuat pipi ku melar, lepas!". Tangan besar Kenzo sudah mendarat di pipi gadis itu mencumbunya sesuka hati

"Tidak mau, kenapa juga pipi mu ini sangat lucu hmmm". Kenzo semakin mengunyel gemas pipi Sion

"Kakak lepaskan!". Sion memberontak

"Kau mau di lepaskan ada syaratnya!". Kenzo belum melepaskan pipi Sion "Aku lapar aku mau makan sesuatu"

"Makan? kau belum makan? jadi untuk apa tadi kau di cafe huh hanya untuk memata-matai ku!?". Sion memasang wajah galak

"Tidak". Kenzo menaikan kedua bahunya mengatakan jika gadis itu tidak benar "Aku hanya sedang lewat saja lalu melihat seekor kucing bersama pria jahat"

Sion tahu maksud dari perkataan Kenzo gadis itu semakin kesal dan menatap tajam pada Kenzo

"Kenapa Hmm kau tidak suka apa?". Kenzo melotot kan matanya gemas "ck...ck sebaiknya kau perlu bercermin, aku takut jika orang lain melihat mu mereka akan takut".

Sion bingung dengan maksud sang kakak "Bercermin apanya aku cantik kok". Sion berbicara dengan percaya diri

Tak!

Suara kamera Kenzo berbunyi menandakan pria itu berhasil mengambil gambar gadis di depannya

"Apa ini cantik?".

"What the ....". Sion terganga melihat foto dirinya yang nampak kacau dengan eyeliner yang yang sudah pudar membuat matanya tampak seperti panda "Kakak hapus itu, jangan membuat ku"

"Tidak mau!". Kenzo menaikan tangannya hingga Sion tidak bisa menggapai lengan pria itu "Kau harus menuruti perintah ku dulu kalau begitu!".

"Ish apa sih cepat Kakak berikan itu pada ku itu sangat memalukan"

Kenzo semakin bersikeras dia ingin gadis di depannya menurut pada perintahnya

"Tidak , sebelum kau memasak sesuatu untuk ku, aku sangat lapar"

"Ahk baiklah". Sion akhirnya menyerah pria itu benar-benar keras kepala "Tapi kau janji harus menghapus nya oke!"

"Ya baiklah". Kenzo menyetujui permintaan gadis itu

Sion dengan kesal menuruti perintah pria itu, lebih dulu dia membersihkan dirinya yang sudah sangat berkeringat karena melawan sang kakak

"Kak!". Sion memanggil pria itu dari kamar mandi luar milik Kenzo "Pinjamkan aku pakaian aku lupa aku tidak punya pakaian di sini"

"Kenapa kau tidak memakai pakaian mu tadi".

"Susah kotor dan bau keringat, pinjam kan aku kaos lengan pendek saja biar aku juga nyaman"

"Ya baiklah, tunggu sebentar". Kenzo langsung bergegas mengambil pakaian miliknya di lemari, pria itu mengambil pakaian yang paling kecil yang cocok untuk adiknya Itu "Ini pakailah, ini yang paling kecil dari semua pakaian ku disini"

Kenzo memberikan kaos dan juga celana pendek untuk gadis itu

"Kak.. kau benar-benar tidak punya pakaian lain apa?". Sion keluar dari kamar mandi dan masih melihat pakaiannya

Kenzo sampai menelan ludahnya sendiri melihat pakaian sang adik "Hei mana celana mu kau tidak memakainya!". Kenzo menatap tajam gadis itu dia mengingat jika di sudah memberi celana pada Sion

"Ini!". Sion dengan polos mengangkat kaos yang menutupi paha putihnya ternyata celana Kenzo pinggang hingga Sion harus menggulungnya

"Cih turunkan celana mu itubm buat malu saja". Wajah pria itu sudah merah padam karena penampilan adik kecilnya yang menggoda iman. Ah sialan kenapa juga aku tidak menyediakan pakaian untuknya membuat iman ku hancur saja

"Kakak bawel sekali, aku memasak dan jangan merepotkan ku".

Sion berjalan ke dapur mengambil bahan masakan dan juga benda yang dia butuhkan sementara Kenzo menunggu di depan, untungnya ada meja yang menghalangi mata Kenzo untuk melihat kaki jenjang Sion hingga pria itu berhenti mengoceh

"Kenapa sih Kakak tidak bisa memasak, padahal papa Kevin dan Ayah Joe sangat ahli memasak kau punya dua orang tua yang ahli tapi kau sangat payah!". Sion mengomel sambil terus melanjutkan masaknya

Kenzo masih menetralkan pikirannya sendiri karena batang Sion seksi tadi masih hinggap di kepalanya

Pria itu masih saja diam sampai Sion selesai memasak makan malam untuk mereka berdua, gadis itu masih lapar walaupun sudah makan di kafe tadi, bertengkar dengan Kenzo memang sangat menguras tenaga

"Selamat makan!". Sion makan begitu mengucap syukur dan menyajikan makanan di depan Kenzo dan dirinya

"Selamat makan!". Kenzo mengikuti tingkah imut adik nya

"Enak?". Sion memastikan masakannya

"Umh iya ini enak sekali!". Akan lebih baik jika kau bisa memasak seperti ini setiap hari pasti akan menyenangkan. Kenzo tanpa sadar tersenyum sambil menikmati makanannya

"Apa seenak itu, Kakak sampai tersenyum" .

"Ya ku pikir begitu".

Sion tersenyum sumringah dia suka sisi Kenzo yang satu ini selalu berterus terang padanya

"Ngomong-ngomong kakak sudah punya pacar belum, ku dengar super model baru-baru ini tertarik dengan kakak". Sion penasaran sambil terus melirik Kenzo

"Aku tidak tertarik".

"Apa, usia kakak itu sudah tua tahu kau sudah berusia 28 tahu masa tidak mau menikah". Sion menatap aneh pria di depannya

"Ya aku tidak tertarik saja".

"kau tidak memiliki gadis yang kau suka?". Sion terus bertanya membuat Kenzo menatap nya tajam

"Kau bawel sekali!". Kenzo meletakan sendoknya dan mendekatkan dirinya pada Sion "Lalu bagaimana dengan mu!"

"Aku punya Edric!". Sion dengan percaya diri mengatakan hal itu, dan membuat hati pria di depannya terbakar

"Edric?". Kenzo menatap tajam "Aku tidak suka kau berhubungan dengan pria itu"

"Kenapa?".

"Dia tidak pantas untuk mu"

"Tapi aku mencintainya kak, memang apa yang kurang darinya". Sion jadi kesal sendiri "Dia tampan baik hati, ekonomi mereka juga sangat bagus".

"Sion kakak melarang mu jika itu tidak baik, kenapa kau selalu melanggar peraturan yang aku buat!".

"Karena kakak sendiri tidak pernah menyetujui pertememan ku dengan pria mana pun, aku merasa di kekang oleh mu". Sion meninggikan nada suaranya danberbicara dengan emosi

"Sion pelankan suara mu!". Kenzo ikut emosi karena seja tadi Sion terlihat sangat berharap pada Edric. "Kakak sangat menyayangi mu, aku hanya melindungi diri mu"

Hasrat

"kakak aku sudah dewasa dan kau tidak bisa menentang ku seperti ini, umur ku sudah cukup untuk menikah". Sion merendahkan nada suaranya menatap lembut pada pria itu

"Kau ingin menikah?".

"Ya tentu saja, aku tidak mau jadi perawan tua teman-teman ku saja sudah banyak yang menikah".

"Kau bisa menikah"

"Benarkah? kau akan merestui hubungan ku?". Sion bertanya penasaran

Tapi Kenzo hanya diam pria itu terlihat sangat ragu, dia juga ingin menikah itu tapi tentu ini adalah hal yang sangat rumit, karena ketika menyebutkan pernikahan pikiran Kenzo akan melayang pada gadis di depannya

"Tidak akan pernah!". Kenzo berkata dengan tegas dan tidak memberi gadis itu untuk menjawabnya

"Tapi kenapa, Kakak selalu saja melarang ku!'.Kini Sion berdiri sambil menatap tajam pada pria di depannya "Terserah pada kakak saja, aku tidak memerlukan restu mu lagi"

"Sion!". Kenzo tidak terima ketika gadis itu membentak nya dan di tambah Sion membentaknya karena membela pria lain

Sion berjalan menuju salah satu kamar yang berada di sana, dia tidak peduli lagi dengan Kenzo yang terus memanggil dirinya

Gadis itu sudah merasa lelah dengan hari itu, jadi dia memutuskan untuk segera beristirahat dari pada membuang waktu untuk bertengkar

Kakak semakin hari semakin menyebalkan saja dia bahkan tidak berubah sejak dulu selalu saja membatasi ku secara berlebihan!. Sion bergumam kesal sambil berbaring di kasur yang empuk di sana tanpa sadar siapa pemilik kamar itu

"Huahh". Sion menguap menandakan gadis itu tengah mengantuk, tidak menunggu lama Sion benar-benar tertidur

"apa yang dia lakukan di dalam apa dia tidur". Kenzo menghampiri kamarnya sendiri setelah dia selesai membersihkan dapur, pria itu adalah tipe orang yang mandiri dan pembersih seperti yang di ajarkan oleh Irene dulu padanya, hanya saja Kenzo tidak pintar memasak seperti Ayahnya

Pria itu menunggu beberapa saat berharap jika Sion membukakan pintu untuknya tapi nihil dia sudah menunggu satu jam dan tidak ada tanda-tanda gadis itu terbangun

"Ah sialan aku tidak boleh seperti ini, aku ngantuk juga". Kenzo bahkan sudah menguap, pria itu mencari kunci cadangan di luar sana

"Ketemu!". Kenzo dengan cepat membuka pintu kamarnya dan mendapati Sion yang sudah lelap tertidur "Cih manis sekali, tapi aku lebih suka ketika melihat mu terbangun dan tersenyum lebar hmmm"

Kenzo tanpa sadar duduk di samping gadis itu, senyum Kenzo tidak luntur sejak dia memandang wajah Sion yang sedang tertidur itu

Cup.

Kenzo mendaratkan satu ciuman lembut di kening Sion, tapi gadis itu tidak terbangun Sion hanya menggeleng sebentar dan kembali ke posisinya semula

"ck.... seperti aku harus tidur juga, huahhh". Kenzo ikut berbaring di samping Sion, masih ada kamar lain di apartemen itu

Tapi Kenzo bukanlah orang yang mudah beradaptasi di ruangan baru dan dia tidak mungkin membangunkan adiknya yang tertidur pulas itu

*****

"Kakak!". Sion terkejut ketika mendapati Kenzo yang berbaring di dekatnya "Apa yang kau lakukan, lepaskan aku". Bukan hanya tidur bersama ternyata Kenzo juga memeluk dirinya

"Apa sih ini masih pagi!". Kenzo melepaskan tangan kekarnya dari tubuh mungil gadis itu "Kau berisik sekali!".

"Kakak kenapa kau tidur di sini huh?,". Sion menatap pria itu dengan tajam

"Kenapa aku tidur di sini? seharusnya aku yang bertanya seperti itu". Kenzo balik menatap gadis mungil itu tajam "kenapa kau tidur di sini, ini kamar ku!".

Benar saja ketika Sion memperhatikan ruangan itu, itu benar-benar kamar utama dan itu adalah kamar Kenzo

"Sudahlah memang apa yang kau pikirkan hingga kau histeris seperti itu?". Kenzo ikut duduk sambil mengusap matanya yang masih terasa berat

"Aku....". Sion menggigit bibir bawahnya dia sudah berpikir yang tidak-tidak

Sementara itu Kenzo malah terbakar api gairah saat wajah bantal Sion dengan seksi dan juga bibir merah itu membuat seorang Kenzo gugup tak karuan, pandangan nya turun kebawah untuk menghindari pandangan ekstrim itu

Ah hentikan kenapa dia terlihat menggoda. Kenzo bergumam bingung karena memang banyak wanita yang sangat seksi sengaja menggodanya tapi pria itu bahkan tidak tertarik sedikit pun

Kenzo semakin memaling pandangannya hingga tatapannya tertuju pada paha putih dan mulus milik Sion yang tidak tertutup selimut apapun

Greb!.

"Kak Ken apa yang kau lakukan?". Sion menatap bingung Kenzo yang tiba-tiba mengukung dirinya "Kak lepaskan, aku takut...'

Sial aku tidak tahan lagi ini terlalu menggoda ku. Bukan nya melepaskan Kenzo semakin mengeratkan cengkraman nya hingga membuat gadis di bawahnya merasa sangat sakit .

"Kak...". Suara Sion begitu lirih hingga Kenzo tersadar seketika

"Sion...". Kenzo langsung melepaskan cengkraman ya dan berdiri dari tempat tidur itu "cepat bersihkan dirimu, aku akan mengantar mu ke mansion"

"Kakak kau..." Sion bingung karena sikap Kenzo yang aneh, gadis itu hanya takut tapi tidak berpikir negatif tentang pria itu

"Cepatlah aku juga akan terlambat ke pertemuan penting nanti jika kau tidak bergegas sekarang".Kenzo langsung berjalan ke arah bathroom dan membersihkan dirinya sendiri

"Sial kenapa aku bisa tegang begini". Kenzo menatap miliknya yang sudah menegang ketika dirinya menatap tubuh seksi Sion dan ketika pria itu sudah berhasil mengukung adiknya sendiri tadi "Kenapa dia begitu menggoda seperti itu, ah Fu*k aku tidak bisa membayangkan ketika dia bersama orang lain nanti"

"Ahahhahh". Kenzo memuaskan dirinya sendiri karena pria itu tidak bisa menahan hasratnya sendiri lagi

"Kakak!". dari luar Sion memanggil dengan khawatir "Kakak apa yang terjadi, apa kau terluka?'

Sion mendengar ******* Kenzo yang dia pikir pria itu sedang terluka atau terjatuh di sana

"A..aku". Hasrat Kenzo yang belum tersalurkan membuat pria itu tidak bisa menjawab dengan baik

"Kakak buka pintunya biar aku membantu mu!". Sion semakin khawatir saja kala Kenzo terdengar seperti orang kesakitan di telinganya "cepat buka pintunya"

Kenapa Aku apes seperti ini, ah sial . Kenzo mengigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya sendiri

"Kakak!". Di luar Sion sudah semakin was-was karena tidak mendengar suara pria itu lagi

Brak!.

"Tidak ada pilihan lain aku harus mendobraknya". Sion mulai menabrak dirinya ke pintu "Aduh sakit sekali kenapa di film-film terlihat sangat mudah".

Sion terus mencoba membuka pintu itu hingga beberapa menit dia tidak berhasil, dia juga belum mendengar jawab Kenzo

"Aku harus menghubungi mama". Sion menari smartphone nya di sekitar sana dengan gugup

Krekkk

Pintu itu terbuka menampakan Kenzo yang hanya memakai handuk di bagian bawah dan tanpa atasan yang menampakan otonya yang sangat seksi

"Kenapa kau berisik sekali huh!". Kenzo menatap gadis itu tajam

"Kakak kau tidak apa huh". Sion menatap pria itu dari atas kebawah "Kenapa kau tadi terdengar kesakitan!".

"Kesakitan tidak tuh kau saja yang mengigau". Kenzo memalingkan wajahnya yang sudah bersemu merah tidak ingin jika adiknya tahu kelakuan bejatnya

"Tidak aku tadi...". Sion masih bersikeras, dan membuat Kenzo mendorongnya paksa keluar kamar

"Kau sangat berisik aku mau bersiap, keluarlah". Brakkk. pintu langsung tertutup dengan keras membuat gadis yang terdorong keluar itu hanya bisa ternganga

"Cih kenapa kakak sangat aneh". Sion bergumam kesal dan bingung "Tapi dia seksi juga"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!