NovelToon NovelToon

Brondong I Love U

Sani Liora Xalendra

Sani Liora Xalendra adalah wanita yang memiliki paras cantik dan multi talent dalam berbisnis, apalagi wanita itu juga seorang model untuk perusahaanya sendiri, di mana sepertinya darah model sang nenek mengalir padanya.

Sani lebih tertarik menggeluti dunia hiburan, ia di percaya oleh papanya untuk mengurus perusahaan sebuah agensi model.

Karena perusahaan pusat di pegang oleh saudara kembarnya atau kakaknya yang lahir sepuluh menit lebih dulu darinya, yaitu Sean Leonard Xalendra.

"Nona, tuan Nick datang dan menunggu anda." ucap asisten Sani di ambang pintu.

Sani yang sibuk dengan laptopnya langsung mendongak, wanita hampir genap 30 tahun itu menyuruh tamunya untuk masuk.

"Kenapa aku tidak boleh langsung masuk, memangnya ada apa sayang?"

Suara bariton yang sangat familiar membuat Sani langsung menatapnya dan tersenyum, wanita itu langsung berdiri dan menghampiri pria jangkung nan tampan itu lalu memeluknya.

"Aku sibuk sekali, jadi siapapun yang ingin bertemu harus ada ijin dariku." jawab Sani sambil menyandarkan pipinya pada dada bidang pria yang sudah hampir satu tahun menjadi kekasihnya.

Nicholas kekasih Sani yang berusia 35 tahun, tapi status mereka masih tahap berpacaran, rencananya bulan depan mereka akan melangsungkan pertunangan, karena Sani ingin sekali meresmikan hubungan mereka. Apalagi usianya yang sudah hampir 30 tahun.

"Termasuk aku?" Nick menunduk untuk menatap wajah Sani.

Sedangkan wanita itu mengangguk dengan senyum, "Ya, termasuk kamu sayang." Katanya lagi sambil menatap wajah tampan Nick.

"Oh may good, kau keterlaluan sayang." Pekik Nick yang merasa konyol dengan tingkah kekasihnya ini.

"Sama seperti apa yang aku rasakan saat berkunjung ke kantor mu sayang, seperti itulah yang aku rasakan."

Sani melepaskan tangannya yang memeluk tubuh Nick, wanita itu hendak pergi tapi Nick meraih tangan Sani dan menariknya membuat tubuh Sani menabrak dada bidang Nick yang berbalut jas.

"Kau marah?" tanya Nick dengan napas hangat yang membingkai wajah kekasihnya.

Sani menggeleng, ia selalu kalah saat Nick menatapnya begitu intens.

"Maafkan aku Beby, tapi memang itulah peraturan perusahaan ku." Jemari Nick mengusap wajah cantik Sani.

Siapa pria yang tidak akan terpesona dengan kecantikan seorang putri dari Arsenio Xalendra dan Casandra Yohana. Paras nya yang ayu dan memiliki karir yang cemerlang, hanya pria bodoh yang menolak wanita mendekati sempurna seperti Sani Liora Xalendra.

Kedua mata mereka saling beradu, hingga membuat bibir keduanya saling berpangutan, Sani membalas ciuman Nick yang selalu membuatnya terlena, hingga keduanya begitu larut dalam cumbuan yang semakin intens.

Saat tangan nakal Nick mulai bergeliria, kesadaran Sani yang sempat hilang kini kembali sepenuhnya, Sani menjauhkan kapalanya dan mencegah tangan Nick yang ingin nyentuh bagian intinya.

"Jangan Nick," Sani menggeleng lemah, ia takut jika mereka akan melakukan hal lebih mengingat cumbuan Nick mampu membuat seluruh sarafnya berhenti bekerja.

Tatapan Nick yang tadinya penuh gairah, kini berubah menjadi kecewa, ada kekesalan dan amarah dalam dirinya saat Sani menolak untuk dirinya sentuh. Padahal mereka sudah sama-sama dewasa seharusnya Sani sudah mengerti dengan gaya pacaran orang dewasa. Karena bagi Nick se*k adalah hal lumrah untuk kalangan atas seperti dirinya, apalagi usianya yang sudah matang dan tentu saja memiliki hasrat yang harus di tuntaskan.

Nick membuang napas kasar, selalu seperti ini saat gairahnya terpancing, Sani tidak bisa memenuhi apa yang ia inginkan.

Melihat kekecewaan di wajah sang kekasih, membuat Sani mengalihkan perhatian Nick, "Ngomong-ngomong ada apa kamu sampai datang mencari ku?" Sani mengusap dada bidang Nick dan menatap wajah kekasihnya yang tampak menahan sesuatu.

Nick mengusap wajahnya frustasi, di iringi dengan helaian napas panjang.

"Ingin mengajakmu makan siang, tapi sepertinya kau sibuk." Jawab Nick setelah mengontrol gairahnya yang sempet naik, tatapan mata Nick mengarah pada meja kerja Sani yang banyak kertas berserakan.

Sani tersenyum, ia mengikuti arah pandang kekasihnya. "Kau benar, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini, karena besok ada pekerjaan penting yang menyita waktuku seharian." ucap Sani diiringi helaian napas berat.

Kedua tangan Nick menyentuh kedua sisi wajah Sani, membuat keduanya saling pandang.

"Tidak masalah, lain kali kita bisa me Time bareng lagi, jaga kesehatan jangan kerja terlalu lelah." Nick mengecup kening Sani membuat wanita itu merasa di perhatikan.

Nick pun pamit pergi karena kekasihnya sibuk, ia tidak bisa mengajak keluar sang kekasih.

Sedangkan Sani memilih untuk kembali bekerja, ia memang benar-benar sibuk hari ini, bahkan ia sampai melewatkan makan siangnya.

*

*

Setelah seharian sibuk dengan rutinitas pekerjaan yang tidak ada habisnya, akhirnya Sani bisa menghirup udara bebas saat keluar dari kantor Liora Secret, nama perusahaan yang sekarang ia pegang.

Sani keluar dari kantor saat sang Surya hampir tenggelam, kesehariannya memang seperti itu, namun Sani sebisa mungkin bisa membagi waktunya untuk sang kekasih.

Memilih untuk melajukan mobilnya menuju rumah, Sani mengendarai mobilnya sendiri tanpa mau adanya supir, baginya hanya sekitar Jakarta ia masih sanggup tapi saat keluar kota ia memilih untuk membawa supir.

Saat melihat ke kursi samping, Sani tak sengaja melihat jam tangan Nick yang tertinggal, kemari saat mereka jalan bersama Nick memang melepaskan jam tangannya dan menaruhnya di mobil. Tapi jam tangan itu justru ketinggalan.

"Aku kembalikan saja, biasanya jam segini dia belum pulang dari kantor."

Pacaran hampir satu tahun membuat Sani sedikit banyak mengetahui kebiasaan sang kekasih, Nick akan lembur di kantor dan pulang pukul tujuh malam, karena Sani sering menemani kekasihnya itu di kantor.

Memutar kemudi setirnya untuk berbalik arah, Sani memilih untuk ke kantor Nick lebih dulu. Biasanya ia akan menelpon pria itu terdahulu, tapi kali ini tidak, sampai mobil Sani berhenti di parkiran kantor kekasihnya.

Nick memang dari kalangan orang berada, ia seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang properti, tapi perusahaan Nick masih jauh di bawah perusahaan milik Xalendra, apalagi setelah bangkitnya Sean yang terpuruk karena wanita, kini Sean kembali bangkit dan membuat perusahaan Xalendra kembali naik pesat, termasuk kantor Liora Secret yang ia pegang.

Sani menekan angka lift untuk membawanya ke ruangan sang kekasih, keadaan kantor sudah sepi, hanya ada penjaga dan beberapa orang yang memang lembur karena deadline.

Ting

Pintu lift, terbuka di lantai 13, ruangan Nick bekerja. Sani berjalan dengan langkah ringan sambil menggenggam jam tangan Nick yang ia kembalikan.

Tapi saat berada di ambang pintu yang cukup besar, namun terbuka sedikit membuat tubuh Sani terdiam mematung. Dari celah pintu sedikit Sani bisa mendengar suara dia orang yang beradu di dalam sana, suara yang membuat kedua tangan Sani mengepal erat.

*

*

Yuhuuu, yang menunggu kisah Sani yang katanya Perawan Tua? Oke sudah bisa kalian baca 🤗

Jangan lupa beri author dukungan, LIKE, KOMEN DAN SUBSCRIBE novel author Oke👍

...Love you 🌹🌹🌹...

Tombak sasaran

Tanpa menunggu lama Sani segera mendorong pintu besar itu dengan kuat, dan benar saja ia melihat kekasihnya sedang bercinta dengan seorang wanita yang dia tahu adalah seorang sekertaris.

Brak

Mendengar dentuman pintu yang keras membuat dua orang yang sedang melakukan gaya doggy langsung kelabakan dan melepaskan penyatunya mereka, bahkan si wanita buru-buru bangun dan bersembunyi di balik kursi demi menutupi tubuh polosnya.

Sedangkan Nick wajahnya tampak menegang, tapi itu hanya sesaat karena ia langsung memunguti celana panjangnya dengan santai dan memakainya, bahkan tongkat saktinya langsung kisut tanpa daya.

"Cih, pria menjijikkan!" Umpat Sani dengan tatapan mata tajam.

Wajahnya terlihat datar sedatar triplek, berbeda dengan biasanya yang ada senyumnya.

Nick berjalan menghampiri Sani yang berdiri sambil bersedakep dada, wajah wanita itu tampak tenang tidak terlihat marah.

"Ada apa kau datang kemari?" tanya Nick yang sama sekali tidak merasa bersalah. Padahal ia baru saja kepergok oleh kekasihnya sedang bercinta dengan wanita lain.

"Aku datang hanya ingin menonton bagaimana pria sepertimu bermain dengan *******!" Sarkas Sani dengan suara tajam membuat wanita yang bersembunyi di balik sofa menahan marah.

Nick menggaruk kepalanya, "Kau datang hanya untuk menganggu kesenangan ku yang tidak bisa kau berikan, lalu untuk apa jika kau datang untuk memaki?" Nick menaikkan sebelah alisnya, ia benar-benar merasa terganggu dengan kedatangan kekasihnya, bukanya merasa bersalah.

Sani tersenyum sinis, ia kira pria dewasa seperti Nick tidaklah akan menyakiti dirinya, tapi apa yang baru saja ia lihat justru pria dewasa tidak akan menjamin untuk tidak menyakiti.

"Upss, sorry kalau begitu lanjutkan saja main gaya binatang tadi, karena memang kalian berdua sama-sama seperti bina-"

"Sani, cukup!!" Suara Nick menggelegar membuat wanita yang bersembunyi berjingkat kaget, lain dengan Sani yang justru tersenyum sinis.

"Kenapa? bukanlah itu julukan yang pas untuk pria baji*ngan seperti mu, tuan Nick!" Sani menekan katanya pada kalimat terakhir.

Ia tidak peduli dengan wajah Nick yang merah padam ia katai seperti kebun bintang, tapi memang seperti itu kenyataanya bukan.

"Mulai sekarang, jangan pernah muncul didepan mataku, hubungan kita putus dan-" Sani melirik wanita yang sedang mengintip dari balik sofa. "Gunakanlah uang mu untuk membayar perawatan ******* yang memiliki lemak di mana-mana, atau jangan-jangan kau memang menyukai wanita kelebihan lemak seperti itu?" Sani bicara dengan wajah meledek, tatapan matanya begitu meremehkan Nick yang sejak tadi menahan kesal.

"Kamu ingat, jangan ada lagi hubungan di antara kita, begitu juga dengan kerja sama di perusahaan." Sani langsung pergi saat mengatakan itu, ia tidak mau lama-lama berada di dalam ruang yang bau akan benih-benih tercecer.

Mendengar ucapan Sani membuat mata Nick melotot, jika kerja sama antar perusahaan batal maka ia bisa-bisa gulung tikar, mengingat saham dari Xalendra Grub begitu menunjang kesejahteraan perusahaannya.

"Sani, sayang! kau tidak serius kan? kerja sama tidak mungkin akan di batalkan, oke aku salah aku mengakui jika aku salah maafkan aku!" Nick bicara dengan cepat saat Sani akan keluar dari pintu.

Dan tepat diambang pintu Sani menghentikan langkahnya membuat Nick tersenyum senang.

Sani membalikkan tubuhnya dan menatap Nick dengan senyum, senyuman yang penuh arti.

"Sorry, aku cuma ingin-"

Bugh

Sani melepar kuat jam tangan yang ia pegang tadi, bahkan Sani melemparnya sengaja menargetkan tombak milik Nick yang menjijikkan.

Akkhhh

"Sani sialan!!" Pekik Nick merasakan sakit yang luar biasa pada tongkatnya yang tertimpuk jam arloji cukup berat.

*

*

Yuhuuu Jagan lupa jejak oh jejak 🤗🤗🤗👍

Tante cantik

Brak!!

Sani membanting pintu mobil sangat keras, wanita itu memukul setir kemudi untuk meluapkan kemarahannya.

"Nick sialan! pria mesum yang menjijikkan!!" Sani terus mengumpati nama Nick, hingga luapan amarahnya membuat Isak tangis wanita itu terdengar dengan menundukkan kepalanya di atas setir kemudi, bahunya bergetar tanda dia sedang menangis. Terkadang bisa menjadi kuat didepan orang yang membuat kita sakit, tapi sejatinya jika di sakiti butuh meluapkan dengan tangisan.

Sani mengusap wajahnya setelah menangis cukup singkat, ia segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga disebuah jalan yang lumayan sepi, mobil Sani berhenti dipinggir jalan dekat jembatan.

Sani keluar dari mobil dengan wajah sembab, ia menarik napasnya pajang demi membuang rasa sesak yang menggumpal di dadanya.

Arrghh!!!

Sani berdiri di pinggiran pagar jembatan sebatas perutnya, bahkan Sani menaiki satu tangga besi seolah dirinya malah ingin mengakhiri hidupnya.

Seperti bunuh diri.

"Nick sialan!!"

"Nick baji*ngan!!"

"Nick pria mesum!!"

Sani berteriak keras dengan kedua tangan berada di sisi mulutnya, ia berteriak untuk mengumpati seorang Nick. Dada Sani naik turun dengan napas memburu rasanya begitu melegakan setelah apa yang ia lakukan barusan. Cukup membuat sakit hatinya berkurang hanya karena berteriak mengumpati seorang Nick.

"Aku berjanji tidak akan bersedih lebih dari dua jam!" Ucapanya dengan penuh tekat.

Tapi saat ingin kembali berteriak tiba-tiba tubuh Sani melayang membuat wanita itu berteriak.

Akkhhh!!

Takut jika ada orang yang akan berbuat jahat melemparkan dirinya ke sungai, Sani yang memiliki sedikit ilmu bela diri langsung menyikut dada orang yang sudah memeluknya tiba-tiba itu agar rengkuhan tangan orang itu terlepas.

Dug

"Aduh, sakit!"

Pria itu mengaduh saat merasakan sakit di bagian dadanya, tangannya langsung melepaskan pelukannya pada perut wanita yang ia tolong tadi.

"Kamu siapa? jangan macam-macam!" Sani megambil ancang-ancang dengan kedua tangan mengepal dan berpose pasang kuda-kuda, wanita itu sedang waspada.

"Sakit Tante,"

Sani mendelik saat seorang pemuda yang merintih sambil memanggilnya Tante.

"Sejak kapan aku nikah sama Om mu, dasar sinting!" Umpat Sani yang memilih meninggalkan pemuda yang kesakitan itu tanpa rasa bersalah.

"Duh, cantik-cantik kok galak." Ucap pemuda yang menatap Sani sambil memegangi dadanya yang kena sikut.

Sani hanya melirik pemuda itu tanpa berniat membalas, ia kembali memilih duduk di bahu jalan sambil menghela napas panjang.

"Cinta sih boleh, bego sih jangan."

Sani melirik pemuda yang entah datang dari mana, berdiri didepannya sambil bersandar di body mobilnya.

"Maksud kamu apa?" Ucap Sani ketus.

"Lah tadi itu ngapain? mau bunuh diri gara-gara sakit hati karena pria."

"Sok tahu." Sani melengos. "Nyawaku terlalu berharga untuk pria brengsek seperti dia." Desisnya dengan sebal.

"Cakeeppp! wanita good looking pasti tidak akan kehilangan pria good looking." Ucap pemuda itu dengan wajah tengilnya.

Sani mencebikkan bibirnya, Sani tidak suka sedih terlalu lama, air matanya terlalu berharga untuk menangisi pria seperti Nick. Beruntung Tuhan menunjukan keburukan pria seperti Nick saat ini, sebelum dirinya benar-benar terjerat dengan pria tukang selingkuh seperti Nick.

"Ish, dia itu menjijikan sekali." Gumamnya mengingat kejadian tadi. Sani sampai bergidik mengingat pergumulan panas dua orang yang tidak tahu diri itu.

"Tante kenapa? kena sawan!"

Sani menepis tangan pemuda yang hendak menyentuh keningnya, ia bayangkan tatapan tajam yang membuat pemuda itu bergidik.

"Jangan coba-coba cari kesempatan dalam kesempitan, aku patahkan leher kamu, keekk!" Sani mengarahkan tangannya di leher seperti pisau yang akan menyembelih hewan.

Galen bergidik ngeri, ia menyingkir saat Sani membuka pintu mobilnya.

"Cantik-cantik kok sadis amat," Gumamnya yang melihat mobil Sani melaju pergi.

"Kalau jodoh pasti kita akan bertemu Tante cantik," Katanya sambil senyum-senyum ngak jelas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!