NovelToon NovelToon

Cinta Dari Jauh

Kembali Ke Neraka

Riin membuka matanya dan memandangi ruangan yang paling dibencinya ada di depannya.

Ia kembali ke neraka masa lalunya yang sudah ditinggalkannya selama 5 tahun. Tempat dimana ia tidak dianggap dan hanya dianggap benalu.

Selama 18 tahun hidupnya terperangkap di neraka jahanam yang berpagar tinggi dan tak bisa dilaluinya.

Riin tersenyum kecut beranjak keluar dari kamar menuruni tangga yang membawanya ke ruang keluarga.

"Ikut denganku." Harlan berkata dengan nada dingin.

Tanpa menunda lebih lama Riin mengikuti Ayahnya dibelakang dan tiba di ruangan yang ia kenali, ruang kerja sekaligus perpustakaan besar di rumahnya.

Ini adalah ruangan yang menjadi tempat paling sering ia kunjungi selama berada di rumah. Hanya masa lalu! Tapi itu berlangsung selama belasan tahun.

"Baca dan pelajari semua itu." Harlan meletakkan tumpukan dokumen di atas meja sambil memandang dingin ke arah Riin.

"Kau menculikku?" Riin berkata acuh tanpa memandang Harlan dan hanya fokus memperhatikan semua buku di ruangan besar itu. Tidak ada yang berubah, dan semua buku disana sudah habis dibacanya.

"Kau! Anak kurang ajar! Ini yang kau pelajari di luar negeri? Menghabiskan begitu banyak uang dan pulang tanpa sopan santun!" Harlan memaki penuh rasa kesal, tidak pernah ia membayangkan akan memiliki putri yang begitu bodoh dan...

Ia segera menghela nafas dan meredam amarahnya kemudian berbicara dengan tenang. "Kakakmu mengalami kecelakaan dan harus berada di luar negeri mendapatkan perawatan, kau akan menggantikannya di muka umum sampai ia kembali pulih."

Riin tersenyum kecut sebelum berbalik dengan kasar menatap Harlan "Apa hubungannya denganku? Aku akan kembali ke luar negeri sekarang!"

Harlan mengertakkan giginya menahan kemarahannya "Baik, kau boleh pergi dan lihat bagaimana adik kesayanganmu itu menderita karena perbuatanmu."

Riin terkejut dan perasaan marah melingkupinya "Apa kau menganggap dirimu seorang ayah? Kau membuang semua anakmu yang kau anggap tidak berguna dan hanya menyayangi yang menurutmu menguntungkan bagimu, fakta bahwa aku dan Rean adalah anakmu merupakan sebuah kutukan bagi kami!" Riin tanpa peduli reaksi ayahnya meninggalkan tempat itu.

...

Di kamar Rean

"Kak, jangan membantah ayah, akan berakibat buruk nanti!" Rean menatap penuh rasa bersalah pada kakak perempuannya, karena dirinya kakaknya harus menjadi korban setiap kali ayahnya menginginkan sesuatu.

"Kemas barangmu dan ikutlah denganku malam ini." Riin segera meninggalkan kamar Rean dan bergegas kembali ke kamarnya.

Ia meraih telepon rumah dan menelpon ke ponsel ayahnya " Aku akan menuruti kemauanmu, bawa dokumennya padaku." Segera ia menutup telpon dan berbaring memejamkan matanya.

Malam harinya ketika ia terbangun setumpuk dokumen sudah berada diatas meja. Ia meraih ransel lamanya di lemari dan memasukkan semuanya kedalam ranselnya lalu bergegas ke kamar Rean.

Dengan mengendap-endap mereka berhasil keluar dari rumah besar itu.

"Kak, apa kau yakin dengan ini?" Rean merasa cemas mereka akan ketahuan dan ia masih terlalu muda untuk melindungi kakak perempuannya.

"Jangan berpikir macam- macam, kita akan segera ke bandara."

...

"Tuan, Nona muda dan Tuan ketiga tidak ada di kamarnya." Seorang pelayan berdiri gemetaran menghadap Harlan.

"Beraninya dia!" Harlan duduk di kursinya sambil memerintahkan asistennya untuk bergerak.

Ia pikir anak itu masih tetap sama seperti dulu, mudah dikendalikan dan tidak memiliki keberanian untuk membantah, tapi ia telah salah sangkah dan butuh perjuangan lebih untuk menggenggamnya.

Jika bukan karena putrinya yang mengalami kecelakaan hingga harus memulihkan diri diluar negeri maka ia tidak akan bersusah payah membawa kembali putri bodohnya itu.

Tiin sudah bertunangan dengan Morgan dan hanya hitungan minggu saja mereka bisa menikah. Tapi karena kecerobohannya sendiri hingga anaknya mengalami kejadian mengerikan yang memaksanya harus berada di luar negeri menjalani pengobatan yang entah berapa lama hingga ia kembali pulih.

Ia tidak memiliki pilihan lain, demi mengamankan kedudukannya di perusahaan dan mempertahankan kerja sama dengan keluarga Maranto maka ia harus menempuh cara berbahaya dan penuh resiko.

Kalau perlu ia akan mengorbankan kedua anaknya demi jembatannya, tapi nasib masih sedikit memberinya kelegaan hingga ia memiliki putri bodoh itu dan lebih lagi mereka adalah saudara kembar. Orang-orang akan sulit membedakannya jika sudah di beri sentuhan make up.

2 buah mobil serba hitam bergerak cepat menuju bandara. Tentu saja mereka tahu dimana keberadaan kedua kakak adik itu karena alat pelacak di dokumen yang dibawa Riin. Mereka sudah mengantisipasi kejadian ini jadi mereka bertindak siaga.

...

"Apa katamu? Semua penerbangan dibatalkan?" Riin bertanya penuh rasa kecewa dan segera menyeret adiknya keluar dari bandara.

Sial! Mereka ketahuan begitu cepat!

Keluarganya adalah orang terpandang di kota ini hingga dengan mudah mereka melakukan apa pun yang diinginkannya. Riin tahu pasti bahwa penerbangan tidaklah dibatalkan, hanya mereka berdua yang dicegah untuk keluar.

Sebelum mereka keluar dari lift beberapa pengawal sudah menunggu mereka dan tanpa pilihan Riin hanya pasrah mengikuti keinginan mereka.

Ia tidak mungkin membuat keributan di tempat umum seperti itu jadi pilihan lain ialah mengharapkan adanya waktu yang tepat agar bisa melarikan diri dari para pengawal.

Ketika Rean sudah masuk kedalam mobil, Riin akan menyusul namun ia tidak diijinkan dan ditempatkan di mobil lain.

Riin mengertakkan giginya penuh amarah. Berakhir sudah harapannya! Ia tidak akan diloloskan dengan mudah!

Mobil itu berjalan terpisah dan Riin dibawah kembali ke rumah besar.

"Ini adalah peringatan terakhir untukmu! Jika kau berani berbuat macam-macam, maka adik kesayanganmu itu akan berakhir dengan segera!" Harlan meninggalkan kamar Riin.

Sialan! Ia sudah bersusah payah menjauh dari neraka ini, tapi akhirnya ia harus kembali juga!

Ia tidak memiliki ponsel dan hanya ada telpon rumah di kamarnya. Ia tidak akan bertindak bodoh dan jatuh ke perangkap ayahnya lagi.

Seperti hidupnya di 5 tahun yang lalu, Riin berada di rumah itu tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya, ia makan setelah semua orang meninggalkan meja makan dan terus berada dikamar membaca semua tumpukan dokumen yang harus dihapalkannya.

Kehidupannya yang dulu di rumah besar itu masih lebih baik, karena ada adiknya dan juga kakeknya yang bisa ia ajak berbicara, tapi saat ini adiknya entah dimana, dan kakeknya sedang berlibur di suatu tempat.

Selama di luar negeri ia sudah terbiasa menjadi pribadi yang terbuka dan memiliki banyak teman, ia sangat jarang berada di rumah dan selalu menghabiskan waktunya diluar bersama dengan Gang yang mengajarinya banyak kejahilan baru hingga ia harus terperangkap di dunia hitam selama bertahun-tahun.

Belum seminggu ia bebas dari dunia hitam itu hingga ia kembali lagi ke neraka jahanam ini, menjadi tawanan ayahnya sendiri! Bahkan menjadi tawanan Gang masih lebih baik dari pada tawanan ayah sendiri!

...Jika kalian penasaran bagaimana Riin mengubrak-abrik keluarga yang telah membuangnya, maka ikuti langkah ini;...

...Favorite❤️...

...Like👍...

...Komen...

...Vote...

...Rate⭐⭐⭐⭐⭐...

Aku adalah Laki-laki

Riin memandang kecut pada semua perlengkapan yang tersedia di kamarnya. Sangat lengkap dan tentu saja barang-barang itu semuanya berkualitas.

Ia ingin menangis melihat betapa bedanya perlakuan yang ia terima dibanding saudara kembarnya.

5 tahun yang lalu ia hanya mendapat semua barang bekas Tiin dan ketika ia keluar negeri ia tidak mendapat uang saku sedikit pun hingga ia harus bekerja keras untuk biaya hidupnya sendiri.

Sekarang ia berharap bahwa semua pemberian yang ada didepannya ialah pemberian yang tulus dari orang tua pada anaknya.

Tapi kenyataannya bahwa semua barang itu ialah milik Tiin yang diberikan padanya untuk dijaga. Ia tidak dipandang sebagai dirinya sendiri, sebagai Riin, tapi ia dianggap sebagai cerminan Tiin.

Sebelum ia meneteskan air mata untuk semua kepedihan yang ia alami sebuah suara memberi peringatan.

"Jangan berpikir bahwa kami memanjakan putri bodoh sepertimu! Ini semua demi reputasi Tiin! Kau harus menjaganya hingga ketika Tiin kembali dari luar negeri, ia tidak perlu merasa malu karena semua yang terjadi."

Erin memperhatikan Riin sejenak, ia merasa bingung karena Riin sama sekali tidak memberi ekspresi sedih, marah atau kecewa. Wajahnya hanya datar saja tanpa ekspresi.

Ini bukanlah wajah yang ditunjukkan Riin dulu ketika ia diperlakukan buruk, ia akan menghindar lalu menangis dan kembali memohon ampun. "Kenakan semua itu dan tutupi tahi lalat di matamu itu! sebentar lagi asisten Hermin akan menjemputmu!" Erin segera meninggalkan kamar gadis itu.

Di bantu seorang penata rias, akhirnya Riin mulai di make up dengan hati-hati

meski mereka adalah saudara kembar, tapi mereka tidka mirip. Hal ini karena mereka adalah anak kembar "fraternal".

Tapi, dengan bantuan make up dari sang profesional akhirnya mereka terlihat persis. Riin memandang wajahnya dalam cermin dan merasa jijik untuk wajah barunya itu.

"Hari ini pertemuan penting dengan Lois Maharam direktur Agensi Samudra. Kau akan menjadi sala satu aktris perwakilan untuk iklan perusahaan Maharam.

"Aku sebenarnya cukup kaget ketika mendengar kau akan mengantikan Tiin tapi aku tidak akan membantah dan karena ini adalah hal yang penting maka kau harus melakukannya dengan baik.

"Sikap, kebiasaan dan semua yang ada pada dirimu itu harus kau tinggalkan dan mulai seperti Tiin.

"Aku tahu kau sudah membaca naskahnya tapi ini hanya untuk mengingatkanmu, aku tidak mau reputasi Tiin menjadi buruk karena kau!" Hermin melihat keluar jendela dan kembali menatap wajah Riin yang terlihat begitu datar. "Jangan menampilkan wajah datar seperti itu Tiin selalu tersenyum ramah dan penuh dengan kehangatan, kau harus bisa mengikutinya! Kita akan sampai sebentar lagi."

Riin melihat bangunan tinggi di depannya, Agensi Samudra dibawah naungan Grup Maharam. Ia tersenyum kecut sebelum mengulurkan kakinya keluar dari mobil.

Banyak fans sudah menunggunya hingga ekspresinya langsung berubah manis dan hangat. Teriakan histeris para remaja yang memekikkan telinga membuatnya merasa pilu, ia pernah berada di posisi mereka dan melakukan hal bodoh hingga akhirnya mendapat hukuman ketika pulang ke rumah.

"Tiin aku mencintaimu!"

Riin tersenyum sambil melambaikan tangan dan berlalu meninggalkan kerumuman itu.

"Kau melakukannya dengan baik, aku harap selanjutnya akan berjalan lancar pula." Hermin menatap catatannya kembali dan mengacuhkan Riin.

Semua orang memandang ke arah pintu ketika mereka tiba, baru 4 orang di ruangan itu dan mereka semua duduk dengan tenang masing-masing fokus pada ponselnya.

Riin segera duduk di kursi yang telah disediakan dan menatap semua orang sambil mengingat semua wajah itu. Memang benar mereka terlihat lebih tampan di foto karena beberapa efek.

Beberapa saat semua orang telah tiba.

"Perkenalkan aku Misa, menejer Agensi Samudra, karena beberapa hal Tuan muda akan sedikit terlambat. Nikmati waktu kalian sebentar, dan aku akan menghubunginya dulu." Misa meninggalkan ke 8 orang itu di ruangan.

Riin sudah mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan karena ia tahu sala satu aktor di ruangan itu menyukai Tiin.

Irang tersenyum memandang Riin "Tiin, kita bertemu lagi, aku rasa kita benar-benar cocok untuk bersama, kau tahu..."

"Rang, kau jangan mengganggunya terus, ia akan menikah sebentar lagi!" Oren memotong pembicaraan Irang.

"Hei! Aku adalah laki-laki! Laki-laki harus mempertahankan cintanya, bahkan ketika Tiinku menikah lagi aku masih akan setia menunggunya, tidak ada yang pasti di masa depan!" Irang tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

Riin menghela nafas, ia sangat terkesan bagaimana Tiin bisa meluluhkan hati para lelaki. Selama mereka sekolah, Tiin adalah primadona sedangkan ia adalah kutu buku yang culun.

Semua orang menghinanya karena selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku namun tetap menjadi siswa terbodoh satu sekolah.

Sementara ia larut dalam pikirannya pintu terbuka menampilkan sosok pria yang hangat dan santai.

Semua orang berdiri menyambutnya.

"Tidak usah terlalu formal, kita semua anak muda, dan aku sangat menyukai suasana yang santai, duduklah."

Lois memperhatikan semua orang disana dan ia tersenyum puas dengan pilihan menejer Misa.

Rapat itu berjalan lancar hingga mereka semua berpamitan dan meninggalkan ruangan satu persatu. Riin adalah yang terakhir berdiri, tapi ia kemudian ditahan oleh Lois.

"Kau aktris yang bernama Tiin?"

"Ya, ada yang bisa saya bantu?"

"Ah, tidak, kau terlihat berbeda, bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?" Lois bertanya sambil mengingat kembali dimana ia bertemu Tiin.

Riin kaget, tapi segera menahan rasa kejutnya "Kita pernah bertemu tahun lalu di acara penghargaan.."

"Ah, ya saya ingat sekarang, tapi apa aku boleh memastikan sesuatu?"

Memastikan sesuatu? Riin menjadi sedikit gugup, penyamarannya akan terbongkar dalam satu hari! "Apa itu Tuan?"

"Ini sedikit aneh, tapi aku rasa kau terlihat berbeda, apa kau baru saja melakukan operasi plastik?" Lois melihat ekspresi kaget dan bingung Riin "Bukan, maksudku, aku ingin tahu dimana kau melakukannya, maksudku, kau terlihat lebih mudah dan segar dari sebelumnya... bukan untukku! Ini untuk seseorang."

Riin menghela nafas lega, "Ah, saya hanya melakukan beberapa perawatan belakangan ini, saya tidak tahu bahwa Tuan tertarik, akan saya berikan resepnya nanti." Riin tersenyum hangat.

"Baik, aku hanya ingin tahu." Lois memperhatikan punggung Riin yang telah menjauh. Ia sepertinya pernah bertemu gadis itu di suatu tempat, matanya tidak mungkin salah, tapi terlalu mustahil mereka adalah orang yang sama.

"Apa dia pernah berada di Lanska?" Lois bertanya pada menejernya.

"Tuan Muda, apa Anda tertarik dengannya?" Misa merasa takut kalau Tuan mudanya akan jatuh hati pada orang yang akan menikah. Ini akan menjadi berita menggemparkan dan akan menimbulkan konflik besar.

"Hei, jangan berpikir terlalu jauh, hanya saja ia sangat mirip seseorang yang pernah kutemui. Tidak, maksudku mereka adalah orang yang sama. Bagaimana menjelaskannya, tapi ia tidak seperti yang sebelumnya! Ini sangat aneh!" Lois tidak dapat mengatakan dengan baik apa yang ia pikirkan, ini telalu aneh.

Misa sangat bingung dan tidak mengerti dengan yang dipikirkan Lois, ini kali pertama Tuan Mudanya tertarik secara berlebihan pada seorang gadis. "Apakah saya perlu mencari tahu?"

"Kau mau melakukannya?" Lois tersenyum senang, ini akan meringankan sedikit bebannya.

Catatan Author:

Tiin dan Riin adalah saudara kembar, dimana Riin harus menggantikan Tiin menjadi seorang aktris, tapi dendam berada di antara mereka.

Apakah Riin benar-benar mau membantu atau malah menciptakan masalah untuk Tiin?

Yuk,, lanjut ajah!...

Gadis yang Merebut Hatimu

"Sebentar lagi putra sulung keluarga Maranto akan tiba disini, kau harus tersenyum, ia adalah tunanganmu, dan jangan lupakan apa yang sudah kau pelajari!" Hermin melihat tatapan datar Riin dan kemudian ia berlalu meninggalkan Riin.

Lagi pula ia tidak perlu khawatir Riin akan mengacaukan kehidupan Tiin karena ancaman dari keluarganya sudah cukup membuat Riin akan bertekuk lutut.

Riin tinggal dengan wajah datarnya sambil memperhatikan ponselnya, ia sudah dari tadi melihat dokumen dan menghapalkannya.

Ia cukup pandai dalam menghapal, ia dijuluki Gadis Emas ketika di luar negeri karena kepandaiannya dalam segala hal. Tapi dokumennya terlalu banyak hingga ia perlu banyak waktu untuk menghapalkannya.

"Apakah ponselnya lebih menarik dariku?" Egar tersenyum duduk di depan Riin.

"Sayang maafkan aku, aku sedang membaca naskah." Riin segera meletakkan ponselnya dan memandang penuh cinta pria didepannya.

"Jangan bekerja terlalu keras, kau tahu kan calon suamimu ini tidak akan membiarkanmu kelaparan, hm?"

Riin tersenyum malu membuat pipinya memerah.

Egar kaget, ini pertama kalinya ia melihat wajah Tiin memerah karena candaannya, ia harus lebih sering membahas masa depan mereka. lagi pula ia melihat Tiin dengan beda hari ini. Ia menyukainya! "Ha ha ha,, ini pertama kalinya aku melihatmu begitu."

Riin menatap Egar dengan polos. "Apakah, kau tidak suka." Apakah aktingnya berlebihan? Riin menepis pikirannya yang kacau, ia sudah mengikuti semua yang tertulis di buku itu, tapi apakah pipinya tidak boleh menjadi merah?

"Sayang, tentu saja aku suka, kau terlihat menggemaskan." Egar berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati Riin mengecup puncak kepala Riin "Aku sangat senang."

Sampah! Sialan! Beraninya ia menyentuhku! Kalau saja ia tidak sedang menyamar sudah lenyap orang ini dari muka bumi!

"Habiskan makananmu, kau terlihat lebih kurus." Egar menambahkan beberapa makanan ke piring Riin dan tersenyum puas menikmati wajah ceria gadis itu.

Entah mengapa tapi ia merasa jauh lebih senang hari ini, hatinya serasa terbang karena melihat Tiin secara berbeda.

"Aku sedikit diet." Riin tersenyum polos.

"Tidak usah, kau terlihat lebih cantik sekarang, bagaimana kalau malam ini kau menginap di rumahku, aku sangat merindukanmu."

Jederrr!!! Menginap? Disentuh saja olehnya sudah membuat jiwa pemberontak Riin bangun, apa lagi menginap dan membayangkan hal aneh lainya!

Ia benar-benar telah terperangkap, mungkin saat ini ia masih bisa menolak, tapi bagaimana selanjutnya? Ia tidak mungkin membiarkan orang asing menyentuhnya sesuka hati!

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa hari ini." Riin berkata penuh nada polos, ia adalah ratu akting yang sejati!

"Benarkah?" Egar merasa kecewa, ini pertama kalinya Tiin menolak ajakannya.

"Ya, aku harus fokus pada naskahku beberapa hari kedepan." Naskah! naskah tentang kehidupan Tiin yang membosankan! Ia hampir muntah setiap kali membacanya!

"Baiklah, tapi jangan terlalu memaksakan diri."

"Ya."

...

Di Istana Krisan Lois mendobrak pintu rumah kakaknya.

Elios yang duduk membaca dokumen merasa terganggu dan menatap dingin ke arah Lois.

"Jangan menatapku seperti itu atau kau tidak mau mendengar berita baik yang akan kusampaikan!" Lois memperhatikan wajah kakaknya yang tidak tertarik dan kembali fokus pada dokumennya. Dewa yang tidak adil! Ia selalu menjadi pihak yang teracuhkan!

Lois merasa geram dan merebut dokumen di tangan Elios "Hei Kak! Dengarkan aku! Kau harus mendengarku dulu!" Lois menarik nafas panjang dan bersiap memulai pidato panjangnya.

"Aku bertemu dengan gadis yang merebut hatimu di Lanska!"

Elios terkejut dan menatap penuh tanya pada Lois.

Huh! Tatapannya baru akan berubah jika membahas gadis itu! Apa ia akan mati jika tidak menemukan gadis itu? "Aku tidak bisa memastikannya terlalu jelas karena identitasnya sangat tertutup. Ada pihak yang menyembunyikannya, mereka sepertinya memiliki kekuatan yang besar.

"Tapi kau tahu, aku tidak pernah salah mengingat seseorang meskipun hanya sepintas melihatnya dan ia adalah Aktris kelas A bernama Tiin. Tapi ada yang aneh, saudara kembar Tiin bernama Riin, ia adalah gadis bodoh dan tertutup.

"Tapi ia baru saja kembali beberapa hari ini dan lebih penting lagi Tiin menjadi berubah selama kepulangan Riin. Aku pernah bertemu sekali dengan Tiin, tapi kemudian matanya telah berbeda sejak kepulangan Riin. Ada sesuatu yang aneh!"

Elios memejamkan matanya memahami kata-kata Lois.

Lois melanjutkan kata-katanya "Menurut analisisku, ada sesuatu yang terjadi pada Tiin hingga keluarganya mendesak Riin kembali dan memanipulasi mereka di muka umum.

"Riin yang tinggal di luar negeri kemungkinan adalah gadis yang kau temui di Lanska, sepertinya ia melakukan penyamaran, tapi yang paling penting aku tidak pernah salah mengenali seseorang, kau tahu matanya sungguh mirip! Jika ini benar maka kau harus menolong calon kakak iparku! Ada sesuatu yang terlalu aneh di keluarga itu!"

Elios meraih kembali dokumennya dan meningalkan Lois sendirian di ruang besar itu.

Lois meratapi nasibnya yang malang, ia harus bersusah payah memperbaiki mood kakaknya yang terlalu mengerikan disepanjang waktu. Ini semua karena gadis itu! Gadis itu tidur dengan kakaknya dan tidak mau bertanggung jawab!

Lebih lagi ia harus menghadapi semua keluhan para karyawan kantor kakaknya. Ia bukanlah pihak yang membuat kekacauan tapi ia menjadi pihak yang bertanggung jawab!

Awalnya kakaknya hanya seorang yang dingin dan irit berbicara, tapi setelah kejadian mengerikan di Lanska kakaknya berubah menjadi monster, untuk melihatnya saja ia sangat ketakutan. Dunianya seakan runtuh ketika melihat bola mata kakaknya, apa lagi jika harus berbicara dengannya!

Ia sudah cukup senang karena bisa menemukan gadis itu, tapi identitasnya terlalu sulit dilacak. Jelas mereka bertemu di Lanska tapi menurut informasi yang ditemukan menejernya, Riin tidak tinggal di Lanska.

Kepalanya serasa mau pecah karena persoalan ini, bahkan jika pekerjaannya dilipatgandakan masih tidak sebanding dengan bebannya mengahadapi mood buruk kakaknya.

Jangankan bulan, ini sudah berlangsung selama setahun dan traumanya melihat mata kejam kakaknya masih belum pulih. Bukannya berkurang, malah terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Siapa yang berani mengatakan kalau bebannya lebih berat! Biarkan mereka bertukar posisi dengannya! Harus mengalami trauma hanya karena melihat mata saudaranya sendiri! Kemari dan rasakan kepedihannya!

Lois duduk di sofa dan merenung lagi, 5 tahun yang lalu kakaknya telah kehilangan gairah seksual karena perbuatannya, dan kemudian ia bisa tidur dengan seorang gadis setelah 4 tahun!

Bagaimana kejadian aneh itu terjadi? Kakaknya tidak pernah mengalami kemajuan selama konseling bertahun-tahun tapi gadis itu menyembuhkannya hanya dalam semalam! Apakah mereka benar-benar tidur bersama?

Jika saja orang tuanya mengetahui ini maka mereka akan membuat keributan lebih!

Pada akhirnya Lois hanya meninggalkan rumah kakaknya dengan kecewa sambil merenung nasib sialnya.

Catatan author:

Elios dan Lois adalah adik kakak yang memiliki kepribadian saling berlawanan.

Siapa yang akan kamu sukai?

Lois yang santai, bersahabat dan kepo-an?

Atau Elios yang dingin dan irit bicara?

Dua-duanya ganteng kok, idola semua perempuan!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!