Wanita paruh baya sedang memangku cucu perempuan di depan ia sedang mengintrogasi putri kelima bernama Marcella.
"Marcella !"
"Iya Ma"
"Apalagi yang kamu perbuat sampai pulang jam segini. Ga ingat waktu kamu."
"Aku tadi banyak pekerjaan Ma."
"Ilana masih kecil harusnya kamu jangan lupakan dia. Mama sudah terlalu tua mengurus Ilana yang aktif."
"Iyaya ma. Ayok Ilana sayang sini mama pulang."
Nenek menarik rambut Marcella yang agak kering hingga menimbulkan rintihan pelan. Marcella menahan agar Ilana tidak terkejut. Ayu tau sesuatu baru saja terjadi.
"Kamu !"
"Bik..Bik...Bik..."Kata Ayu dengan tenang namun matanya tetap di Marcella dengan amarah.
"Iya Nyonya."
"Tidurkan Ilana jangan biarkan Marcella menemui Ilana." Pembantu mengangguk.
Marcella dengan tatapan memohon. "Ilana mah jangan begitu. Mah..mah..mah.."
"Ilana ! ilana !"teriak Marcella.
Ayu ibu Marcella mendorong hingg jatuh. Ia mengambil kayu rotan andalan dan memukuli putri kelima itu.
"Kamu sebut dirimu apa hah ! laki-laki mana lagi yang tidur dengan mu. Apa kamu berulah lagi. Ingat Marcella, kejadian Ilana sudah cukup."
"Kamu mau tau mama tau darimana. Rambut mu. RAMBUT MU SELALU BAU MARCELLA, dada ada tanda menjijikan. Ilana baru berusia tiga tahun kasihan dia. Harusnya kamu memikirkan masa depan anak itu. Otak mu dimana sih ! Mana otakmu !!!!! dasar bodoh !! perempuan bodoh !!"
"Dia laki-laki baik ma. "
Rotan itu menempel di kening nya.
"Ingat kata-kata mama, kalau kamu sayang sama anakmu kamu, putus DENGANNYA SEKARANG. Berubah jadi wanita baik. Ga usah punya pria, laki-laki,cowok atau apapun. Hidup untuk kamu dan Ilana. Fokus benahi diri kamu. PAHAM KAMU. Sekarang kamu keluar, jangan pulang sampai kamu putus dan berpikir rasional."
...****************...
"Pamit sama teman kamu"
"Ilana aku duluan yaa "
"Iya "
"Ilana tante duluan. Kamu siapa yang jemput ? "
"Ada kok nanti. "
"Pintarnya. Tante duluan ya. Kamu disini saja jangan ke depan. " Ilana mengangguk.
"Ilana sampai jumpa "Ilana membalas dengan senyuman manis.
Ibu-ibu dari teman nya pamit pada Ilana. Gadis itu mengangguk, tersenyum atau melambai tangan.
Ilana duduk di tangga sambil memasang sepatu. Seorang pria keluar dari mobil dan berlari ketika melihat Ilana memasang pengait sepatunya.
Cup
"Maaf ya nak, om datang telat biar om yang pasangin sepatu nya." Ilana mengeleng kepala.
"Aku bisa sendiri, sebelah sudah ku pasang."celoteh nya. Andrew mencubit gemas pipi keponakan.
"Kamu hebat sekali, belajar dari siapa ?"
Ilana dengan mata bulat memandang Andrew lalu kembali mengikat sepatu.
"Om supir. Sepatu nya ada tali setiap hari dia mengikat sepatunya. Jadi Ilana ikutin."
"Enggak susah ?"
"Enggak"
"Memang gimana cara pakai sepatu ? Om Andrew mau belajar juga."
Ilana mengulangi ia keluarkan kaki mengemaskan itu lalu mempraktekkan bagaimana cara memakai sepatu dan mengikat tali nya.
"Duh Ilana keluarin lagi deh."celetuknya. Andrew menahan tawa.
"Ini dengerin ya. Masukin kakinya"
"Iya"
"Terus kalau udah pasang pengait nya celetek bunyinya gitu udah deh."
"Sepatu om ada talinya bukan magnet kayak Ilana. Gimana dong ?"
"Sepatunya harus di ikat talinya biar enggak jatuh ke injek tali yang belum di ikat. Sini aku contohin."
Andrew begitu bangga saat anak-anak lain masih di bantu guru dan orang tuanya seperti yang Andrew lihat. Ilana justru mandiri mengikat sepatunya.Keponakan hebat.
"Sudah Ilana. Wah Ilana hebat tepuk tangan dulu yeyyy " Ilana mengikuti Andrew.
" Gimana sekolah nya tadi ?"
"Baik." Andrew mengangguk sembari mengelap keringat yang bercucuran. "Belajar apa hari ini Ilana ? Ini cap apa ?"
"Ini cap bintang tuh tulisan nya anak hebat. Ilana pandai baca tadi jadi dapat cap bintang."
"Kalau begitu harus ada hadiah nya kan. Om belikan es cream."
"Aku mau dua."
"Dua ? tidak..tidak satu saja. Tapi tiga rasa."Ilana mengangguk dengan semangat
"Ayok sayang. Om gendong"
...****************...
Ilana kini berusia lima tahun tingkah lucu dan aktif membuat siapa saja gemas melihatnya.
"Ilana sup mu sudah jadi. Ayo makan dulu baru kerjain PR. "
Ilana membuang semua buku yang ada di meja nya dan membiarkan nenek meletakkan makan siang nya.
Ayu sontak terkekeh. "Ilana kamu harusnya menutup bukumu dan menyusun saja dengan rapi memberi tempat agar makanan mu punya tempat di meja. Begini caranya. Kamu paham." Ilana mengangguk.
"Ayam goreng nya enak."
"Enak Nek, Ilana suka."
"Makan yang banyak cucuku."
Ilana tak pernah kesulitan belajar dan nilainya tak pernah jelek padahal Ilana hobinya hanya menonton,tidur dan makan dia akan belajar jika di ingatkan.
Seorang pria menuruni anak tangga ia mencium keponakan perempuan nya yang sedang menonton cartoon strawberry shortcake.
"Om boleh pindah channel ga ?" Ilana mengeleng kepala.
"Satu menit ya cantik, om mau liat bola."Ilana mengeleng.
Alex memiliki ide ia mengambil ayam bakar kesukaan Ilana di dapur. "Ilana hei.
hei..hei.. ayam ..ayam..eumm sedap.."Ilana tidak menoleh sedikitpun.
"Hei.. susu..Ilana..ilana..sayang. Ilana sayang susu.. susu strawberry kesukaan Ilana. Ilana.."
"Kamu tuh ngapain, biasa juga nonton di hape."ucap Ayu yang berada di meja makan.
"Hape ku lagi isi baterai ma."
"Ilana udah minum susu. Jatah nya cuman dua kali aja minum susu."
Andrew tertawa ngakak. Ilana tidak terlena apapun. Ia fokus bernyanyi bersama strawberry shortcake nya.
"Ilana kalau sudah strawberry shortcake sama running darling dia ga bakal gerak. Duduk aja dia disana."
"Running darling acara apa ?"
"Acara menggambar, beda-beda tiap episode kadang gambar,bernyanyi,nulis cantik, atau melipat origami."
"Sudahlah Lex kamu makan saja. Kamu bisa nonton nanti bola nya."ucap Andrew. Alex tertunduk lemas.
"Jam berapa strawberry shortcake habis ma ?"
"30 menit lagi mama rasa" Marcella di ruang tamu sedang menemani Ilana sambil menyuapi makan.
"Eumm strawberry shortcake"nyanyi Ilana mengikuti gerakan. Marcella terkekeh melihat gerakan lucu anaknya.
"Ma, ilana mau baju strawberry shortcake lagi. "
"Kemari mama sudah belikan. Nanti saja ya nak" Ilana mengeleng kepala.
"Huft untuk Ilana anakku yang cantik, mama ga bisa nolak.Hari Sabtu saja mama belikan biar Ilana bisa milih sendiri, kau setuju."Ilana mengangguk.
Ilana sangat menyukai kartun kesukaan nya yang berwarna pink-pink itu.
...****************...
Sejak bayi Ilana tinggal bersama paman dan bibi ada nenek dan juga ibunya.
Paman Andrew anak pertama, Bibi Ruby anak kedua, Paman ketiga namanya Muhammad lalu paman ke empat namanya Alex lalu terakhir ibunya Marcella.
Ilana dekat dengan sang nenek dari ia bayi. Nenek selalu tau apa yang ia inginkan dan memperhatikan Ilana dengan baik.
Ilana bisa di bilang anak yang berkecukupan.
Paman Andrew memiliki usaha funitur, paman Muhammad memiliki restoran, ibunya memiliki toko butik dan Tante Ruby dosen di universitas favorit juga paman Alex punya warnet.
Ayu melihat cucu nya tidur di sofa dengan tangan yang memegang remote TV.
"Dia makan dengan habis."Ayu melihat acara yang di tunggu Ilana sudah tayang tapi Ilana sudah tidur karena kekenyangan.
Ayu mengendong Ilana menuju kamarnya. Anak bertubuh gemuk itu tidak gelisah sama sekali di bawa oleh neneknya.
Ini memang sudah jam tidur siang Ilana rupanya. Ilana akan bangun pukul 3 sore.
Ada yang sama ? Aku penggemar berat strawberry short cake juga loh.
Ilana duduk di ruang tamu seperti biasa ia akan menonton kartun sambil mengerjakan PR.
"Ilana mama pulang."
"Ilana"
"Hei..hei..hei.. umm lagi nonton kartun. Mama di abaikan ternyata." Marcella mencium pipi putrinya.
"Udah makan malam belum ?"
"Belum, nenek masih masak."
Marcella menempelkan botol susu strawberry ke pipi Ilana sontak anak itu akhirnya menoleh. Marcella terkekeh.
"Ilana mama bawain susu strawberry. Mama ambil sedotan dulu." Ilana mengangguk.
"Kamu ada PR tiap hari ya."Kata Marcella melihat anaknya setiap hari mengerjakan tugas, Marcella tidak tau banyak tentang sekolah Ilana.
"Kata Nenek aku harus baca buku meski ga ada PR sekalipun."
"Di sekolah banyak yang sayang sama Ilana kan ?"
"Ilana ga perlu disayang teman. Ilana suka di sayang mama."
"Anak ini pintar sekali bicara. Ga ada yang ga mau temanan sama kamu kan."
"Kami berteman baik. Kadang-kadang ada yang suka bicarain yang lain saat mereka ga ada disana kata nenek itu ghibah jadi Ilana pergi. Nanti Ilana berdosa lagipula aku ga bisa sama teman yang buruk."
"Kerja bagus sayangku."
"Ini gambaran mu ? Apa ini ember dan buah ?"
"Itu ceritanya ember berisi buah-buahan yang ke tumpah."
"Siapa yang gambar bagus loh ini. Nilai aja 100"
"Paman Alex. Ini..ini..ini..ini..ini.. semua Paman Alex yang gambar."menujuk semua icon di dalam buku gambar.
Marcella tersenyum miris bahkan ia tidak mengetahui jika anak tak bisa menggambar. Mirisnya ia sebagai ibu tidak memperhatikan tumbuh kembang anaknya.
"Maaf ya nak. Mama jarang ada waktu sama kamu. Mama sayang banget sama Ilana."
Layaknya orang dewasa ia menepuk pundak Marcella. "Jangan khawatir ma. Biaya sekolah dan peralatan tulis ku mahal. Aku ngerti.
Aku lebih suka tidak punya waktu dengan mama daripada aku harus kehilangan koleksi strawberry shortcake ku, apalagi sekarang strawberry shortcake langka." Marcella terkekeh.
"Kamu benar-benar menyukai strawberry shortcake mu itu daripada mama."
"Ya, dia cantik warna nya pink..pink..aku suka pink. Strawberry shortcake juga cantik teman-teman juga cantik. Aku cantik."
"Sudah besar anakku. Mama akan bekerja keras supaya kamu bisa memiliki semua pernak-pernik strawberry shortcake mu ya sayang."
"Siapa yang membelikan ikat rambut ini. Cantik sekali. "
"Nenek. Nenek yang belikan." Marcella tersenyum.
...****************...
2 November menjadi ulang tahun Ilana yang ke 8 tahun.
"Selamat ulang tahun kami ucapkan..selamat panjang umur kita kan doakan.. selamat sejahtera dan bahagia....selamat panjang umur dan bahagia... hore."
Ketiga paman dan Nenek sepakat memakai pakaian pink dan dekorasi pink seadanya untuk Ilana.
"Selamat ulang tahun Ilana cantik."
"Mama mu belum datang juga. Dia pasti akan terlambat."
"Nenek gapapa, kita tiup lilin sekarang aku ga mau kue nya kena lilin nanti." Ayu mengangguk.
"Selamat ulang tahun ya cucu nenek. Kesayangan nenek. Semoga kamu semakin pintar dan cerdas, menjadi anak yang baik hati dan berkesan baik untuk semua orang.Cium nenek dulu nak."
Pintu terbuka dengan keras ternyata Tante Ruby datang dengan nafas tersengal-sengal.
"Huft aku terlambat. Maaf ya Ilana cantik, habis kelas usia Tante buru-buru kesini. Udah tiup lilin belum."
"Udah telat" Balas Andrew.
"Maaf ya sayang. Ini liat sepatu Tante aja Tante lepas supaya nyampe kesini lebih cepet."
"Hadiah, buat Ilana mana Tante."
"Ada kok, tapi cium dulu dong princess Tante." Ilana mencium pipi Ruby.
"Liat deh di bagasi mobil, ini kunci nya tau kan cara buka mobil tante" Ilana mengangguk. Gadis itu berlari namun langsung di tangkap Alex.
"Eits potong dulu kue sayang. Ayo udah di tunggu ini"
"Moment spesial kabur dia. " celetuk Andrew.
"Kalau sudah strawberry shortcake kelar semuanya. " imbuh Ayu.
"Yeyy terima kasih Tante" Ilana memeluk Ruby dengan erat.
"Dimana Marcella ?"Ayu tidak tau. "Padahal putrinya ulang tahun apa sudah di telfon."
"Tidak di jawab, mungkin dia meeting."
"Mas Akmal ?" Tanya Muhammad.
"Ohh, katanya dia ga bisa ikut nemenin istrinya kemoterapi."
Ke enam orang itu mengambil gambar bersama.
"Selamat ulang tahun Ilana"ucap mereka serentak.
Ilana tersenyum sumringah betapa banyak orang yang mencintai dan ia bersyukur.
Marcella melirik jam terus. Tubuh memang ada di ruang meeting tapi pikiran berada hanya untuk anaknya.
"Ilana maafin mama ya sayang."ucapnya pelan.
Marcella terpaksa pergi keluar kota di hari ulang tahun anaknya karena klien minta di buatkan gaun pernikahan. Klien ini adalah publik figur ia juga memesan untuk 30 pakaian untuk keluarga dan Bridesmaids calon pengantin.
"Saya pulang sekarang. Tolong pesankan tiket untuk saya."ucap Marcella pada tangan kanan nya.
Marcella yang berada di depan membalik badan. Dua pegawai mundur tiba-tiba.
"Kalian kalau masih disini gapapa."
"Kami juga akan pulang mengikuti nyonya."
Marcella buru-buru menghubungi toko kue langganan sebelum kembali.
"Hallo ini Marcella."
"............."
"Iya saya mau satu paket alat belajar itu tolong di bungkus dengan cantik ya. Ahh tolong usahakan bungkus kado harus warna pink. Nanti saya akan kesana dua jam lagi."
"Nyonya pesawat sudah siap berangkat." Marcella mengangguk.
Marcella melangkah dengan cepat menuju ke pesawat.
"Tolong transfer nomor rekening ini ya."
Intan yang merupakan tangan kanan Marcella mengangguk. "Rupanya Nona Ilana hari ini ulang tahun pantas saja anda ingin pulang segera. Syukurlah tiket masih ada, memang rezeki Nyonya."
"Aku tidak mau melewatkan hari lahir putriku. Ini kali pertama aku bisa merayakan. Aku akan pulang meski itu harus sisa tengkorak sekalipun."
"Nona ilana suka apa biar nanti saya belikan ?"
"Tidak usah Intan, jangan repot-repot."
"Tidak repot kok Nyonya. Saya kan best friend Nona Ilana waktu dia baru lahir sampai sekarang. Dia memberi saya bunga waktu saya ulang tahun yang di petik di kebun nenek terus di bungkus dengan botol aqua. Itu masih saya simpan di rumah. Nona Ilana masih suka strawberry shortcake kan ?"
"Iya dia suka sekali."
"Baiklah. Saya tau hadiah yang cocok untuk nona ilana "
Ilana tidur dengan pulas bersama dengan guling,bantal dan selimut strawberry shortcake nya.
Marcella melangkahkan kakinya ia membawa kado dan kue untuk ilana.
"Ilana bangun sayang mama pulang nih."
"Eungh, mama"sayup-sayup matanya melihat Marcella membawa kue ulang tahun dan kado.
"Bangun dulu yuk mama bawain kue sama kado buat Ilana."
Marcella melirik ke arah jam menunjukkan angka 23:30.
"Syukurlah belum terlambat."
"Ga ada lilin nya ma,"
"Iyaya aduh mama lupa sayang. Bentar ya mama ambilkan."
Ilana menahan tangan Marcella. "Enggak usah ma. Tadi pagi sudah tiup lilin kok."
"Tapi sayang----"
"Bener ma enggak usah."Ilana melihat kaki ibunya lecet mungkin terlalu lama menggunakan heels.
"Maaf ya nak mama baru pulang sekarang."Ilana mengangguk paham.
"Liat mama belikan Ilana kado. Ta-da bukan dong."
Ilana melihat satu paket alat belajar seperti kalkulator,kamus Inggris digital dan buku rumus.
"Wahh terima kasih ma."Marcella memeluk putrinya.
"Anakku sudah besar. Aku tidak tau anakku sudah sebesar ini rasanya baru ku gendong kemarin. Baru saja ku ajak kamu jalan-jalan keliling komplek."
"Maaf ya sayang mama sering ga ada waktu sama kamu, membiarkan mu tidur di tumpukan pakaian, ga bisa jemput Ilana sekolah maaf ya sayang."
"Maa gapapa. Ilana ngerti mama cari uang buat sekolah Ilana."
"Aku beruntung sekali anakku cantik luar dan dalam. Ya Allah terima kasih sudah mengirim anakku ini di kehidupan ku."
"Mama temenin tidur ya nak." Ilana mengangguk.
Marcella memeluk putrinya. Sang ibu memandang putrinya yang amat sangat cantik.
"Beruntung nya aku, anak ini makin hari makin cantik."Marcella mencium kening Ilana.
Setelah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan menjadi ibu yang baik maka Marcella belajar. Ia tidak pernah berpisah sehari pun dari Ilana. Ilana bagaikan energi nya jika Marcella lelah seharian bekerja lalu pulang ia akan kembali senang mendengar aduan,keluhan,rengekan, permintaan Ilana ini dan itu. Putri yang sudah ia lahirkan itu tidak pernah sekalipun membuatnya kecewa dan sedih.
"Aku enggak bisa Ruby, kamu Taukan istriku sedang kemoterapi dia butuh aku."
"Tapi kami juga butuh kamu mas. Aku lagi hamil loh sebentar lagi aku mau melahirkan. Aku ga bisa antar anak-anak."
"Yasudah aku antar. Nanti aku minta supir jemput."
Ruby menahan tangan Akmal lagi. "Nanti malam kamu ga pulang ?"
"Ruby tolong jangan minta yang belum bisa ku kabulkan."
"Maaf aku banyak minta nya. Pergilah nanti aku jemput anak-anak."
"Kabarin aku jika terjadi sesuatu ?" Ruby tak menjawab ia mencium tangan suaminya lalu menutup pintu rumah.
Mesin mobil menyala dan meninggalkan rumah minimalis itu.Air mata jatuh perut ke lantai.
"Bodohnya aku kenapa tidak lari saat itu ?!"
Ruby di jebak oleh teman sendiri yaitu Akmal. Mereka pergi reuni bersama di sebuah restoran berbintang. Akmal dan Ruby tak cukup dekat saat sekolah hingga malam kejadian entah kenapa Akmal menunjukkan gelagat aneh saat Ruby pamit dia bersedia mengantar Ruby yang saat itu masih naik ojek online belum memiliki mobil atau motor.
Ia justru di jebak selama seminggu menjadi pemuas nafsu Akmal hingga ia dinyatakan positif hamil anak kembar. Ruby berusaha kabur dari Akmal ia tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang apalagi istri Akmal menderita penyakit yang serius.
Tapi Akmal dengan segala kekuasaan nya mengancam Ruby. Hingga detik ini Ruby tidak tau alasan mengapa Akmal menahan pergi padahal Ruby sudah memberikan kebebasan untuk pria itu yang tidak perlu menafkahi mereka dan boleh bertemu kembar.
Enam tahun pernikahan mereka yang di anggap orang begitu bahagia apalagi mereka di karuniai anak laki-laki kembar di tambah sebentar lagi bayi perempuan akan lahir membuat Ruby semakin terjerat. Ia mencoba menutupi segala sakit hati dan sedih nya sendiri.
"Hiks..hiks..hiks...hiks..hiks...hiks..hiks..hiks..hiks...hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks...
mama bagaimana ini hiks hiks hiks aku takut hiks hiks hiks.. aku ga mau jadi seperti ini, bukan ini yang ku mau."
...****************...
Ilana melongo ia tidak sadar jika mulutnya terbuka begitu besar saking terkejut.
Marcella dengan pakaian anggun nan elegan datang ke sekolah Ilana untuk wawancara orang tua. Ilana akan masuk SMP tak lama lagi sekolah swasta memang ada pertemuan untuk membicarakan soal penghasilan dan kesanggupan anak serta membahas mengenai psikologi anak melalui hasil tes yang sudah di lakukan.
"Ma, mama ga ada pekerjaan ?"
"Ada, cuman kalau mama pentingkan pekerjaan terus mama jadi ga tau gimana sekolah anak kesayangan mama. "
"Dimana ruangan nya ?" Ilana menunjuk ke arah gedung yang di masukki para orang tua.
"Mama pergi dulu ya sayang."
Teman Ilana datang menghampiri setelah Marcella pergi. " Ila "
"Ya ?"
"Itu mama mu ?" Ilana mengangguk.
"Cantik banget, kupikir dia kakak mu."
"Mama mu kayak artis Korea"
"Ilana wajah mu sebelas dua belas ibumu."
Guru-guru yang di lewati Marcella juga memuji kecantikan desainer itu.
Wajar saja ibunya cantik dan awet muda seperti artis Korea perawatan saja seharga 12 juta.
"Jadi begini Bu Marcella, grafik belajar Ilana dari SD tidak konsisten. Karena Ilana masih satu yayasan sekolah jadi saya langsung dapat laporan pembelajaran Ilana selama enam tahun. Memang jika boleh tau Ilana gemar mengulang kembali pelajaran yang sudah di ajarkan sekolah kah ?"
Marcella sekelebat teringat Ilana yang tidur..tidur..tidur..tidur..tidur.. mengulang pelajaran ? justru Ilana sibuk tidur.
"Ya begitulah"jawab Marcella ragu. Mau bohong salah tapi jujur wajahnya mau di letakkan dimana.
"Saya sarankan Ilana lebih baik masuk di kelas Inggris nilainya kurang disana. Biaya kelas Inggris memang lebih mahal Bu, karena gurunya juga memang terlatih."
"Akan saya pikirkan lagi, saya ga bisa memutuskan begitu saja meski ini yang terbaik untuk Ilana karena ilana yang menjalani kalau anak saya ga mau saya yang sedih."
"Baiklah kalau begitu. Kita akan membahas psikologi Ilana ya Bu."
"Ibu bisa lihat tes nya Ilana cukup normal. Dia anak yang sangat jujur dan polos, dia introvert dan pendiam. Mungkin secara dalam pembelajaran Ilana tergolong malas belajar dia lebih banyak tidur di kelas dan tidak mendengarkan penjabaran materi."
"Tapi Ilana pernah peringkat pertama kan Bu guru, ada tiga kali dia peringkat pertama."
"Bukan maksud saya lancang tapi sepertinya Ilana memang anak yang mood-mood saja dalam belajar."
Marcella keluar dengan tatapan sendu ia menghampiri kelas Ilana. "Mama Ilana ya ?" Marcella mengangguk menanggapi ucapan anak perempuan ikat kuda itu.
"Ilana mana ?"
"Ilana lagi belanja, Ilana mau pulang ya Tante."
"Iya,"
"Tas nya itu " Marcella melihat ke arah tempat duduk putrinya Marcella menghela nafas panjang bahkan kursi anaknya saja di belakang dan teman duduk nya adalah laki-laki yang sama seperti putrinya suka tidur.
Ilana berpapasan bertemu Marcella. "Mama kita pulang ?"
"Kamu habis jajan apa ?"
"Jasuke ma." Marcella mengerutkan kening. "Apa itu jasuke ?"
"Jagung susu keju kesukaan ku. Mama mau coba ?" Marcella menerima suapan Ilana.
"Ayok makan di mobil, kena debu nanti. "
"Enak jasuke nya ?" Ilana mengangguki.
"Mama tadi liat hasil rapot kamu. Memang siapa yang paling pintar di kelas kamu ?"
"Ilana"jawab nya.
"Maksud mama siapa yang selalu juara satu ?"
"Zoya kalau ga salah."
"Kenapa Ilana ga belajar dari dia minta tips cara belajar ?"
"Zoya pelit ma, biasa anak pintar memang ga mau berbagi takut kepintaran diambil. Zoya suka di perpus makan saja di perpus dia judes jadi Ilana ga mau negur."
"Aku ga suka juara satu ma."
"Kenapa ?"
"Aku ga suka saja." Marcella menghela nafas panjang lagi dan lagi entah ini sudah berapa kalinya.
"Tapi Ilana keren loh peringkat ada 1,2,3,1,1,1."
"Iya nanti Ilana mau ngumpulin 4,5,6,7,8,9,10."
"Hah ? kok gitu ?"
"Iya koleksi aja biar bagus."
"Nanti sekolah kamu di atas itu bukan di bawah lagi kan Ilana udah SMP. Teman-teman Ilana memang sekolah dimana ?"
"Di luar mereka cari sekolah internasional yang lain."
"Ilana sedih ga di tinggalin temen-temen ?"
"Ga"
"Atau Ilana mau sekolah di luar mama carikan mau ?"
"Ga mau."
"Kenapa ?"
"Ilana kenal om-om penjual makanan disini mereka semua baik, lagian nanti makin lama jemput Ilana. Ilana ketiduran di mushola nunggu jemputan."
Jadi alasan cuman itu.
"Kamu kenapa ga bilang,mama jadi ga enak loh orang tua teman kamu kasih hadiah buat gurunya. Mama kan harusnya ngasih."
"Buat apa ma ?"
"Ya sebagai tanda terima kasih mama karena
sudah menjaga Ilana selama setahun ini hingga mengantarkan Ilana lulus "
"Mama aneh yang menjaga aku kan Allah bukan guru. Yang ngasih makan kan nenek. Yang ngajarin aku belajar nenek sama Tante Ruby masa iya orang yang ga ngapa-ngapain di kasih hadiah. Yang jemput aku Pak supir, Om Andrew, Om Muhammad. Yang bantu pelajaran seni ku Om Alex. "
"Mama harusnya kasih hadiah ke Allah,nenek,dan Tante Ruby. Om Andrew, Om Alex,Pak supir, Om Muhammad. Bukan ke guru aku."
Sudahlah aku ga mau ngomong lagi.
...Pakaian Marcella...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!