NovelToon NovelToon

Perjuangan Boy Taklukkan Tomboy Cantik Adik Kelas

Bab 1. Di Kantin Sekolah

Bel tanda istirahat berdering dengan nyaringnya. Siswa siswi segera keluar kelasnya masing-masing. Ada yang pergi ke perpustakaan, ada yang pergi ke kantin untuk mencari sarapan dan ada juga yang duduk-duduk di taman sekolah untuk sekedar mencari udara segar di luar kelas.

Suasana kantin sangatlah ramai. Siswa-siswi memenuhi meja dan kursi kantin. Disana tampak juga Boy, sang pria tampan nan gagah, idola para gadis di sekolah itu. Kemanapun Boy pergi selalu saja ada beberapa gadis yang dengan sengaja mengikutinya. Terlihat juga Arman dan Dani, sahabat setia Boy yang selalu siap mengorbankan apa saja demi melindungi Boy.

"Mau makan apa Boy, biar aku pesankan". Tanya Maya dengan lembutnya.

"Tolong pesenin aku juga ya Maya, aku pesan nasgor plus teh manis hangat ya." Arman menyahut.

" Kalau kamu mah pesen sndiri aja lah Man, kan aku cuma nawari Boy doang." Tolak Maya.

"Eh iya, aku juga pesen bakso jumbo plus jus jeruk ya Maya." Tambah Dani.

"Kamu apa Boy?" Tanya Maya tak menghiraukan Arman dan Dani.

"Kalau kau mau pesankan Arman dan Dani, maka aku pun mau pesan." Jawab Boy.

"Iih.....iya deh, asal Boy yang minta apa sih yang nggak bisa." Jawab Maya sambil genit mengerlingkan sebelah matanya pada Boy.

"Baiklah, aku pesan bakso jumbo plus jus Alpukat ya." Pinta Boy.

"Ok, siap Boy, tunggu sebentar ya..." Jawab Maya.

Kemudian Maya pun berlalu bersama Mira dan Clara untuk memesan makanan. Sepeninggal Maya dan teman-temannya, Arman dan Dani tertawa penuh kemenangan.

"Ha..ha....Makasih Boy, kamu benar-teman sohib yang baik, sungguh peduli pada kami." Ucap Dani.

"Kalian kan sahabat setiaku, maka aku pun akan selalu setia pada kalian juga." Jawab Boy yang disambut tawa oleh para sahabatnya ini.

Sementara itu di seberang kantin terlihat Wika bersama Sari dan Shinta sedang asyik bercanda sambil menikmati bakso kesukaan mereka.

"Eh, lihat teman-teman, itu ada si ganteng kita...." Seru Sari tiba-tiba sambil menunjuk kearah Boy dan kawan-kawannya.

"Widiiiiiih......guantengnya...Kira-kira bisa gak ya aku jadi pacarnya Boy?" Kata Shinta tak mau kalah.

"Duuuh.....aku juga mau sih jadi pacarnya Boy. Sudah ganteng, pintar, tajir pula." Harap Sari.

"Norak kalian mah, katrok kayak gak pernah lihat cowok ganteng aja!" Cerocos Wika.

"Eh Ka, kamu ini kenapa sih? Semua cewek lho pada suka dan berharap bisa jadi pacarnya si Boy. Lha kamu ko malah sebaliknya ya Ka?" Kata Shinta.

"Iya, emangnya kamu gak tertarik gitu sama Boy?" Tanya Sari.

"Aku??? Suka dia?? Cowok tengil, play boy dan sok ganteng itu??? Amit-amit deh!" Jawab Wika penuh kebencian yang membuat Sari dan Shinta melonggo tak percaya segitu bencinya sahabat mereka itu pada Boy.

"Cowok play boy kayak dia mah gak ada baik-baiknya tuk dijadikan pasangan hidup guys! Bisanya cuma sok ganteng, sok pintar, dan mentang-mentang anak konglomerat jadi sok segala-galanya! Sudah ah, kita pergi aja yuk guys, lama-lama bisa sakit mataku lihat si cowok tengil itu!"

Kemudian Wika berdiri dan diikuti oleh Sari dan Shinta yang tak bisa berkata-kata lagi.

Mereka berjalan melewati Boy cs, karena hanya itu lah jalan satu-satunya untuk keluar dari kantin. Saat mereka melintas di depan mereka, dengan usilnya tangan Arman menarik rambut Wika yang lembut, harum dan panjang sepinggang itu.

" Hai cantiiiiik...." Sapa Arman sambil membelai rambut Wika dalam genggamannya.

Rambut Wika memang sangatlah bagus. Selain panjang dan lebat, rambut Wika juga lurus, berkilau dan tak pernah terihat kusut. Siapapun yang melihat rambut Wika pasti akan tertarik karena keindahannya.

Seketika Wika berbalik. Dengan gesit tangannya bergerak menangkap tangan Arman dan dengan secepat kilat dipelintirnya dengan keras hingga Arman menjerit kesakitan.

"Auuwww.....lepasin tanganku! Sakit tahuuu!" Pekik Arman.

Dengan santai Wika melepaskan cengkramannya.

"Sekali lagi berani kau sentuh rambutku, jangan salahkan kalau tanganmu itu kubuat patah!" Gertak Wika yang membuat Arman menjadi ciut dan mundur selangkah.

Kemudian Wika pergi diikuti oleh Sari dan Shinta.

"Busyet deh tu cewek! Ternyata kuat juga tenaganya." Kata Arman sambil mengelus-elus pergelangan tangannya yang masih sakit.

"Siapa dia?" Tanya Boy sambil terus memandangi Wika cs berlalu.

" Namanya Wika, anak kls X. Cantik, manis dan pintar tapi sangat susah untuk ditaklukkan." Jawab Dani.

"Kau yakin dia susah ditaklukkan?" Tanya Boy.

"Kenyataannya memang begitu Boy!" Jawab Arman.

"Jadi penasaran....! Kita lihat aja, sekuat apa dia bisa bertahan jika aku yang menggodanya." Kata Boy.

"Kau serius Boy?" Tanya Arman.

"Kita lihat aja nanti!" Jawab Boy.

Boy tampak begitu yakin bisa menaklukkan Wika dengan mudah, seperti biasanya saat dia menaklukkan cewek-cewek yang lainnya.

"Tapi untuk yang ini sepertinya tak semudah biasanya Man!" Bisik Dani pada Arman.

"Iya, Dan! Aku juga berpikir begitu. Tapi kita lihat aja apa yang akan Boy lakukan pada Wika." Kata Arman.

"Ok. Tapi kali ini aku tak yakin Boy bisa menaklukkan ni cewek!" Kata Dani.

"Pasti banyak perjuangan dan tantangannya. Nih lihat belum apa-apa aja tanganku sydah dibuatnya keseleo!" Kata Arman.

"Itu mah namanya karma karena tanganmu yang suka usil Man! Baru kali ini kau kena batunya! He...he..." Kata Dani.

"Ah kau ini Dan! Bisanya malah nyalahin aku!" Protes Arman.

"Aku gak nyalahin kamu Man! Tapi ini kenyataan! Coba kalau tanganmu gak jahil pada tu cewek, pasti gak akan jadi keseleo deh! He...he..." Jawab Dani.

"Iya....kau ada benarnya juga Dan. Tapi ini bukan karma tahu Dan. Tapi tanganku aja yang lagi apes!" Kata Arman sambil mengelus-elus tangannya yang masih sakit karena dipelintir Wika itu.

"Hei....kalian bisik-bisik apa sih? Ngomongin aku ya?" Tanya Boy melihat dua sahabatnya berbicara sambil berbisik-bisik di belakangnya itu.

"Ah, gak Boy! Kami gak ngomongin kamu kok! " Jawab Dani.

"Iya, GeEr amat sih!" Sahut Arman.

"Trus kalau gak lagi ngomongin aku, kenapa bicaranya pakai acara bisik-bisik segala ha?" Tanya Boy.

"Emmm.....kami lagi ngebahas masalah privasi Boy. Jadi gak boleh keras-keras. He...he....Iya kan Man?" Jawab Dani sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, betuuuuuul itu Boy. Privasi...He...he..." Tambah Arman.

Boy hanya geleng-geleng kepala melihat ringkah dua sahabatnya yang agak lain ini.

Bel tanda pulang sekolah berdering dengan nyaring, menunjukkan waktu belajar telah usai. Siswa siswi segera berhambur keluar dari kelasnya masing-masing.

* * * * *

Mau tahu bagaimana kelanjutan ceritanya? Simak terus pada bab berikutnya ya!

Mohon dukungannya juga ya Kak, dengan memberikan Like dan komentar terbaikmu.

Agar Author semakin bersemangat untuk update di setiap hatinya. Terimakasih. 🙏🙏🙏

Bab 2. Pulang Latihan Pramuka

Sore itu sepulang latihan Pramuka, Wika bersama kedua sahabatnya Sari dan Shinta sedang duduk-duduk di halte menunggu bus sekolah datang untuk mengantarkan mereka pulang.

Mereka bertiga tampak sangatlah gembira. mereka bersendau gurau penuh dengan canda dan tawa.

"Eh, guys minggu depan kita jadi ikut ujian Bantara kan ya?" Tanya Sari.

"Iya jelas ikut duong....Masa iya nggak!" Jawab Wika.

"Eh, saat ujian Bantara besok kan pesertanya seluruh anggota sangga sekecamatan kan ya?" Tanya Shinta.

"Iya, betul tuh. Pasti seru banget." Tambah Sari.

"So pasti tuh. Pasti banyak cowok-cowok nya juga kan ya? Semoga ketemu yang guanteng deh....he..he..." Shinta mulai menghayal.

"Iya, smoga aku juga kecantol satu aja ya Allah...." Sari pun menyusul Shinta hanyut dalam lamunan.

"Hedeeeeeehhh.....korban-korban sinetron ya gini nih! Belum apa-apa sudah menghayal kemana-mana. Bangun guys, kita hidup di alam nyata, bukan alam hayalan tahu....!" Ucap Wika sambil mencubit pipi Sari dan Shinta.

"Auuwww.....sakit tahu!" Jerit Sari.

"Wikaaaa...!!!" Teriak Sari dan Shinta bersamaan.

"Sudah bangun dari mimpinya guys? Gimana, dunia nyata tak seindah dunia hayalan ya? Ha...ha..." Ledek Wika pada kedua sahabatnya itu.

"Sekali-kali menghayal yang indah kan gak ada salahnya Ka!" Protes Sari.

"Iya Ka, kalau banyak cowok gantengnya kan lumayan buat cuci mata." Tambah Shinta.

"Kalau matamu kotor, nanti kerumah aja Shin, bakal tak bantu cuciin sampai bersih. Kebetulan dirumahku banyak detergen, dijamin hasilnya bakal bersih dan wangi." Celetuk Wika.

"Wikaaaaa......."Teriak Sari dan Shinta bersamaan.

"Kalau lagi melotot gitu mata kalian lebih seram dari pada mata Mbak Kunti deh!" Seloroh Wika.

"Shin, sepertinya sudah waktunya kita kasih pelajaran pada sahabat kita satu ini deh!"

"Iya, betul kamu Ri, ayo kita kasih hadiah yang paling manis." Tambah Shinta.

"Waduuuuh..... sepertinya situasi sudah gak aman lagi nih! Mendingan aku kabuuuuuurrr....."

Wika langsung kabur meninggalkan kedua sahabatnya yang sudah siap dengan kedua tangannya untuk menggelitiki Wika. Wika paling anti dikelitik, bisa-bisa bakal ketawa seharian.

"Dia kabur Shin, ayo kejaaaaarr...."Seru Sari.

"Siaaaap, ayo hajaaaarrr". Jawab Shinta.

Mereka bertiga seketika berkejaran, seperti layaknya anak-anak SD sedang main kejar-kejaran.

Tanpa mereka bertiga sadari, sedari tadi ada tiga orang cowok ganteng sedang memperhatikan mereka. Mereka adalah Boy, Arman dan Dani.

Boy adalah siswa kelas XII. Dia adalah anak seorang pengusaha sukses sekaligus menjadi donatur tetap di sekolahnya. Apapun yang Boy inginkan tak pernah ada kata penolakan. Semua pasti bisa didapatkannya. Dengan wajahnya yang tampan dan hidungnya yang mancung, serta postur tubuhnya yang gagah dan atletis membuat Boy menjadi idola para gadis-gadis di sekolahnya.

Hampir semua gadis bersimpati dan berlomba-lomba dengan berbagai cara untuk bisa menjadi pacar Boy. Kecuali Wika. Mungkin hanya Wika yang sama sekali tak tertarik pada Boy.

Bagi Wika, Boy adalah sosok cowok play boy yang selalu mempermainkan perempuan. Karena ketampanan dan juga anak orang kaya, maka Boy bisa bersikap sesuka hati pada orang lain. Hal ini lah yang membuat Wika merasa jijik dan tak suka pada Boy. Sehingga ketika bertemu Boy, Wika akan bersikap cuek dan tak perduli sama sekali.

Arman dan Dani adalah siswa satu kelas dengan Boy, yang sangat setia setiap saat pada Boy. Selain menjadi sahabat, mereka adalah ajudan yang ditugaskan orang tua Boy untuk selalu menjaga dan melindungi Boy. Bahkan mereka rela mengorbankan nyawa mereka sebagai taruhannya.

"Ternyata manis dan asyik juga tuh cewek ya..." Gumam Boy yang didengar oleh kedua sahabatnya itu.

"Dia itu jinak-jinak merpati Boy. Kelihatannya gampang tapi sangat susah untuk ditaklukkan." Celetuk Arman.

"Begitukah?" Tanya Boy.

"Betul itu Boy, mau bukti? kemarin si Arman hampir dpatahinkan tangannya sama tu cewek. Tu artinya dia bukanlah cewek gampangan." Jelas Dani yang kemudian dianggukkan oleh Arman sambil beringsut malu karena berhasil dipermalukan oleh seorang cewek.

"Mau bukti lagi Boy, ayo aku tunjukkan!" Ucap Dani sambil melangkah mendekati Wika cs.

"Eh, kamu mau ngapain Dan?" Tanya Arman.

"Ah, kau lihat sajalah nanti." Jawab Dani sambil terus berjalan mendekati Wika cs.

Disaat Wika, Sari dan Shanti bersendau gurau bertiga, tiba-tiba muncul Dani didepan mereka.

"Hai...." Sapa Dani.

"Hai juga Dani..." Balas Sari.

"Kalian lagi ngapain nih?" Tanya Dani.

"Menurut Lu???" Ketus si Wika.

"Ah, galak sekali....atuuut..." Ledek Dani pada Wika.

"Boleh ikut gabung?" Tiba-tiba Boy muncul.

"Woouuww.....Boy ? Boleh-boleh jawab Shinta dan Sari serentak yang langsung mendapat pelototan mata Wika.

"Maaf, tapi kami gak bisa. Kami sibuk. Permisi !" Tolak Wika sambil menarik tangan kedua sahabatnya untuk pergi meninggalkan tempat itu.

"Cewek aneh!" Celetuk Boy.

"Iya Boy. Pada kenyataannya semua cewek tergila-gila padamu, tapi kenapa cewek yang satu ini justru tampak sangat membencimu Boy." Kata Dani.

"Maksudmu?" Tanya Boy.

"Kamu gak lihat barusan? Dia tampak begitu membencimu Boy! Dia gak suka dengan kehadiranmu!" Jelas Dani.

"Tapi cewek itu semakin terlihat manis dan menggemaskan saat marah gitu..." Boy tampak senyum-senyum sendiri.

"Kamu gak marah dicuekin sama Wika Boy?" Tanya Arman.

"Iya, hari ini hari apa sih ya? Tumben-tumbennya seorang Boy santai aja diperlakukan begitu sama seorang cewek? Dikacangin begitu?" Dani pun ikut heran melihat sikap sahabatnya ini.

Arman dan Dani masih merasa heran dengan sikap Boy, karena biasanya seorang Boy tak pernah mau terima suatu penolakkan dari siapapun.

Sementara itu Boy malah asyik larut dalam lamunannya sendiri.

"Eh, Boy malah melamun. Jangan-jangan kamu mulai suka Wika ya?" Tebak Arman.

"Siapa namanya? Wika?" Tanya Boy.

"Iya Wika. Kamu suka dia ya?" Dani ikut bertanya.

"Aku tak tahu, bisa iya bisa juga gak. Yang pasti aku semakin penasaran sama tu cewek. Sikapnya hari ini akan dia bayar mahal saat ujian Bantara minggu depan." Ucap Boy sambil tersenyum penuh kemenangan.

Karena bagaimanapun juga Boy adalah seorang Laksana. Jadi dia pun akan ikut andil dalam menguji para sangga yang akan naik ketingkat Bantara. Termasuk juga dengan Wika.

"Kamu mau ngerjain Wika saat ujian itu Boy?" Tanya Arman.

"Menurutmu?? Bukan Boy namanya jika tak bisa menaklukkan tu cewek. Siapa tadi namanya?" Tanya Boy.

"Wika, namanya Wika Boy." Jawab Dani.

"Ya, Wika tunggu saja pembalasanku minggu depan....he...he....Kau tak akan bisa lari lagi dariku! Belum tahu dia siapa Boy yang sebenarnya." Ancam Boy.

"Iya belum tahu dia pesona Boy sang penakluk cewek." Tambah Dani.

Mereka bertiga kompak langsung tertawa bersama.

"Ah kalian bisa aja. Aku cuma penasaran aja sama tu cewek!" Kata Boy sambil tersenyum penuh arti.

Tak lama kemudian Boy, Arman dan Dani segera masuk ke mobil mewah nya Boy dan segera meluncur meninggalkan tempat itu.

* * * * *

Mohon dukungannya dan jangan lupa tinggalkan komentarnya ya Kakak, agar Author lebih semangat lagi dalam menulis cerita ini.

Terimakasih...🙏🙏🙏

Bab 3. Kecemburuan Maya

Bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya seolah-olah memanggil anak-anak untuk segera keluar dari kelasnya masing-masing.

Maya tampak sangat bersemangat sekali.

"Ayo guys kita cari pangeran pujaanku. " Kata Maya mengajak Mira dan Clara.

"Ah, paling-paling juga dia lagi bersama cewek-cewek lain May." Jawab Clara.

"Hus! Bicara apa kamu. Boy hanya milikku tahu! Gak ada cewek lain yang boleh dekat sama Boy! Ngerti!" Bentak Maya pada teman-temannya.

Maya adalah cewek materialistis yang sangat mencintai Boy. Apapun akan dilakukannya demi mendapatkan cinta nya Boy. Semua kemauannya harus dipenuhi.

Orang tua Maya adalah pengusaha sukses yang juga menjadi donatur tetap di sekolahnya.

Dari kecil Maya biasa dimanjakan dengan harta kekayaan yang melimpah. Tak pernah kekurangan suatu apapun. Semua keinginannya serba terpenuhi. Hal ini membuat Maya tumbuh menjadi gadis yang angkuh, sombong dan suka merendahkan orang lain. Terutama pada orang-orang level menengah kebawah.

Maya bersama Mira dan Clara berjalan mendekati kantin. Mereka bertiga sibuk mencari sosok Boy di setiap sudut kantin. Tapi mereka tak menemukannya.

"Boy kemana ya, ko gak ada di kantin?" Tanya Clara.

"Iya ya, Boy kemana? Tumben banget gak ada di kantin saat jam istirahat begini." Gerutu Maya.

"Apa mungkin berada di lapangan basket May?" Saran Mira.

"Ayo kita cari kesana." Ajak Maya.

Mereka bertiga pun bergegas meninggalkan kantin menuju ke lapangan basket. Tetapi di sana pun mereka tak menemukan sosok Boy.

"Iiihh.....Boy kemana sih? Awas aja kalau ada cewek yang coba-coba ngerebut Boy dariku." Maya mulai emosi.

"Kita cari ketempat lain!" Perintah Maya pada kedua sahabatnya yang selalu dilaksanakan dengan sepenuh hati.

Sementara itu didalam perpustakaan, terlihat Wika, Sari dan Shinta sedang asyik membaca buku. Wika sangat suka membaca buku. Makanya dijuluki si kutu buku. Hal ini membuat Wika mempunyai wawasan yang luas tentang berbagai hal. Banyak ilmu pengetahuan yang didapatnya dengan sering membaca buku.

"Ka, kami laper. Kita ke kantin dulu yuk...!" Ajak Sari.

"Iya Ka, aku juga laper nih... Yuk ah kita makan dulu." Tambah Shinta.

"Kalian berdua pergi ke kantin aja sana guys. Aku gak lapar ko....Aku tunggu disini aja sambil menyelesaikan buku ini ya....." Jawab Wika sambil memperlihatkan satu buku yang dibacanya.

"Kamu gak apa-apa kami tinggal ke kantin Ka?" Tanya Sari.

"Santai aja lagi guys. Aku akan selalu aman. Gak ada yang doyan padaku guys, jadi gak perlu dikhawatirin.... Dijamin aammmaaan pokoknya..He...he..." Jawab Wika.

Wika memang paling bisa membuat orang lain tertawa. Kemudian Sari dan Shinta pun berangkat ke kantin untuk sarapan.

Dalam perjalanan ke kantin, Sari dan Shinta bertemu dengan Boy cs yang sedang duduk-duduk santai di taman.

"Eh, Sari kalian mau kemana?" Tanya Dani.

"Eh...Three handsome, kami mau ke kantin." Jawab Sari.

"Lho mana si cewek jutek itu ya? Ko gak bersama kalian?" Tanya Boy.

"Cewek jutek?" Shinta balik bertanya.

"Iya, yang biasa bersama kalian itu." Tambah Arman.

"Maksudmu Wika y?" Balas Sari.

"Iya, siapa lagi? Cuma dia kan cewek jutek di dunia ini." Kata Arman.

"Eh, kamu jangan sembarangan ya! Awas berani macam-macam sama Wika!" Ancam Sari.

"Dimana dia, kok gak bersama kalian?" Tanya Boy.

"Mau tahu aja apa mau tahu banget??" Ledek Shinta.

"Ayolah tinggal kasih tahu aja kenapa sih ya?" Bujuk Dani.

"Wika lagi di perpus. Sudah ah kami mau ke kantin..Sudah laper!" Ucap Shinta sambil berlalu.

"Aku mau ke perpustakaan. Kalian pergilah makan sana." Ucap Boy.

"Yang bener Boy? Agaknya sudah ada tanda-tanda asmara nih...." Ledek Arman.

"Gak usah sok tahu. Sudah pergi sana!" Perintah Boy.

"Ayok ah Man, kita makan. Biarin aja Boy dengan si cewek jutek itu." Ucap Dani sambil terkekeh lalu pergi ke kantin.

Sementara itu Maya bersama kedua sahabatnya masih saja sibuk mencari Boy. Mereka sudah berkeliling kemana-mana tapi tidak menemukan Boy. Akhirnya mereka beristirahat di taman samping sekolah sambil menikmati jus kesukaan mereka.

"Sial, capek banget!" Keluh Mira.

"Iya, kakiku sampai pegel-pegel nih." Tambah Clara sambil memijit-mijit kakinya.

"Eh, kenapa gak kamu telpon aj May?" Saran Mira.

"Iya ya....betuuul. Kenapa gak kepikiran dari tadi ya?" Keluh Maya.

Kemudian Maya mengeluarkan ponselnya, lalu memencet beberapa nomor.

"Tuuuuuuuuuuuuuutttt........ Tuuuuuuuuuuuutttt.........." Suara dering diponsel Maya.

"Gimana May?" Tanya Clara.

"Gak diangkat coba! Lagi sibuk apa sih dia?!" Maya emosi.

Beberapa kali Maya menelpon, tapi tak ada tanggapan dari Boy. Hal ini membuat Maya semakin marah dan kesal pada Boy.

Sementara itu diperpusatakaan, Wika sudah selesai membaca bukunya. Kemudian Wika berjalan diantara rak buku untuk mencari buku berikutnya.

"Heemmmmm.......mana ya?" Wika bergumam sendiri.

"Nah....ini dia!" Wika menunjuk buku yang dicarinya. Dengan semangat Wika mengambil buku itu.

Tetapi tiba-tiba ada tangan seseorang yang juga mengambil buku yang sama.

"Hei.....aku sudah duluanlah...." Kata Wika.

"Aku yang lebih dulu lah!" Jawabnya santai.

"Kamu!" Tunjuk Wika.

"Iya, aku. Kenapa?"

"Ini punyaku. Aku duluan yang ambil" Kata Wika.

"Ini punya perpuslah ! Aku juga berhak untuk membacanya." Jawab Boy lagi.

"Dasar cowok tengil!" Kata Wika langsung pergi meninggalkan Boy dan kembali duduk di bangkunya.

Boy pun mengikuti duduk disebelahnya. Wika seketika pindah ke bangku di sebelahnya. Boy pun mengikutinya lagi.

"Kamu gak usah reseh deh Tengil! Kan masih banyak bangku yang kosong, ngapain musti deket-deket ha!" Kata Wika dengan cemberut.

"Bebas aja dong mau duduk dimana. "Dasar tengil" Ucap Wika kemudian berdiri lalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Tunggu..." Panggil Boy. Tapi Wika tak memperdulikannya.

Wika tetap meninggalkan Boy. Dengan berjalan sambil setengah berlari, Wika keluar perpustakaan. Boy mengejarnya. Tetapi Wika sudah menghilang.

"Cepat sekali jalannya tu cewek." Gerutu Boy.

Wika sudah jauh meninggalkan perpustakaan.

Ditengah jalan, tanpa sengaja, bertabrakan dengan Maya yang saat itu sedang sibuk memainkan handphonenya memanggil seseorang.

"Auuuwwwwwwww.......kampret! Sakit tahuuu!" Teriak Maya marah.

"Maaf....maaf..... Aku tak sengaja. Maaf.."

Wika merasa bersalah.

"Heeiii......gak punya mata apa kamu!! Dasar cewek cupu!! Bentak Maya.

"Maaf , tadi aku buru-buru." Ucap Wika.

Tak berapa lama, dari kejauhan datanglah Boy sambil berlari-lari mengejar Wika. Dengan segera Wika pergi meninggalkan tempat itu.

"Heiiiii.....mau kemana kamu! Urusan kita belum selesai! Dasar cewek cupu! Awas kamu ya!" Maya tak henti-hentinya mengumpat pada Wika.

Tak berapa lama kemudian sampailah Boy ditempat itu.

"Eh Boy, dari mana saja kamu? Dari tadi aku telponi gak diangkat-angkat!" Oceh Maya.

"Huh......." Boy tarik nafas karena habis berlarian mengejar Wika.

"Kamu kenapa sih Boy?? Kenapa pula kamu ngos-ngosan begitu ya?" Cerocos Maya.

"Jangan bilang kamu lagi ngejar cewek cupu itu Boy! " Tuduh Mira.

"Iya, sepertinya Boy lagi ngejar si cupu itu deh!" Tambah Clara.

"Apa itu benar Boy? " Tanya Maya penuh cemburu.

Boy cuek saja sambil mengangkat tangan kirinya, dia pergi meninggalkan mereka. Hal ini membuat Maya semakin emosi dan cemburu karena Boy terlihat peduli pada Wika.

"Awas kau cewek cupu! Tunggu pembalasanku! Terlalu lama tidurmu, hingga berani bermimpi mau ambil Boy dariku! Lihat aja nanti akan kubuat kau menyesal sudah berani mendekati Boy ku." Serapah Maya penuh dengan kebencian pada Wika.

* * * * *

Mohon terus dukungannya ya pemirsaku sayang...

Jangan bosan-bosan untuk selalu dukung aku ya...

Dengan tinggalkan like dan komentar terbaikmu!

Agar aku lebih semangat lagi untuk update kelanjutan cerita ini... Terimakasih....🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!