NovelToon NovelToon

ANTARA DUA HATI

Prolog

**Pengenalan Tokoh

Tokoh-tokoh dalam cerita** :

Tiara Septiani

Seorang gadis desa yang cantik, masih berumur 19 tahun. Putri tunggal dari pasangan Bapak Toha dan Ibu Ningsih. Baru lulus SMA tapi sudah dijodohkan dengan anak teman bapaknya. Bisa dikatakan perjodohannya berhasil, karena keduanya saling menyukai. Tapi hatinya mulai goyah, ketika ditinggal tunangannya merantau ke kota, tanpa ada kabar sedikitpun darinya. Tiara mempunyai sifat yang ceria dan manja, membuat beberapa lelaki jatuh hati karena kepolosannya. Hatinya sangat lembut sehingga dia mudah menangis.

***

Ahmad Jiho Wisesa

Laki-laki tampan, lulusan Sarjana Pertanian, umur 26 tahun. Perawakan tinggi dan agak kurus. Dijodohkan dengan anak teman Ayahnya. Sifatnya penyabar dan penyayang. Tipe suami idaman. Namun sayangnya nasib baik tak berpihak padanya. Ayah dan Ibunya meninggal dunia tepat satu minggu setelah mereka bertunangan. Dan dia harus melunasi hutang-hutang Ayahnya yang jumlahnya sangat besar, hingga beberapa lahan sawah dan rumahnya pun ikut terjual. Dengan terpaksa, akhirnya hal itu yang membuatnya merantau ke kota yang begitu jauh dan menunda pernikahannya.

***

Ferdi Abisatya

Sahabat Jiho semasa kuliah. Wajah ganteng dan perawakan yang atletis, umur 26 tahun. Sarjana Pertanian, pekerjaannya sebagai petugas penyuluh lapangan di sebuah desa yang ditinggali oleh gadis yang dicintainya. Sifatnya yang mudah bergaul dan humoris mudah diterima dimana saja. Dia tak menyangka akan menyukai gadis yang sama dengan sahabatnya.

***

Endra Adanu

Bos di cafe tempat kerja Jiho. Cafenya dinamakan kedai angkringan. Bos yang angkuh, playboy alias mata keranjang. Dia terobsesi pada Tiara semenjak pertama kali bertemu.

Akan ada scene dimana terjadi kenangan pahit antara Tiara bersama Bos Endra.

***

Rania

Rekan kerja Jiho di cafe "kedai angkringan". Gadis ini cantik, dia menyukai Jiho, tapi sayang cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia sangat iri terhadap Tiara.

***

Bapak Toha dan Ibu Ningsih

Bapak dan Ibu Tiara, keluarga yang sederhana dan ramah kepada siapapun. Pak Toha dan Almarhum Pak Wisesa bersahabat, sewaktu muda mereka saling mengikat janji, bila anaknya sepasang, mereka akan menjodohkan anak-anaknya kelak.

***

Bapak & Ibu Wisesa

Orang tua Jiho yang merupakan orang kaya, salah seorang Juragan di desanya. Beliaulah yang berinisiatif untuk menjodohkan anaknya. Namun sayangnya mereka meninggal dalam kecelakaan. Dan meninggalkan hutang yang jumlahnya cukup fantastis, hingga membuat putra tunggalnya kelimpungan.

***

Deni & Bang Nawas

Sahabat Jiho di Kota, dan bekerja di tempat yang sama di sebuah bengkel.

***

Dan beberapa tokoh lainnya yang muncul saat awal-awal episode atau di akhir episode

----------------

Ringkasan cerita :

Seorang gadis cantik yang bernama Tiara dijodohkan oleh orang tuanya. Lelaki itu bernama Ferdi. Singkat cerita mereka saling mencintai. Namun sayangnya, ketika berencana menikah, musibah buruk menimpa keluarga Jiho, tunangannya. Orang tuanya kecelakaan dan meninggalkan hutang yang banyak. Hal itu mengharuskan Jiho merantau ke kota. Saat LDR'an, saat itulah kesetiaan mereka di uji dengan hadirnya orang ketiga yaitu Ferdi, yang tak lain dia adalah sahabat Jiho.

Novel ini mengisahkan tentang cinta segitiga antara Tiara, Jiho dan Ferdi. Dimana hati Tiara akan berlabuh? Masalah demi masalah akan muncul. Dan akan ada kejadian tak mengenakan yang dialami Tiara karena Bos Endra. Bagaimana dengan Jiho? Lalu Ferdi? Mereka tetap setia.

Masalah semakin kompleks ketika mereka mengalami kecelakaan, Tiara harus kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Setting :

Tempat 1

Tempat tinggal di pelosok desa daerah pegunungan yang masih hijau dan asri.

Tempat 2

Tempat tinggal di kota perantauan.

Tempat 3

Terjebak di suatu desa yang entah ada dimana.

Setting diambil tahun 2007, belum ada android / smartphone. Saat itu baru ada ponsel jadul yang baru ada fitur telepon dan SMS.

-----------------------

Kalian Tim siapa nih? Jiho apa Ferdi?

Yuk simak kisahnya...

*Novel ini adalah novel perdana yang aku tulis. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan atau penyampaian kata. Author minta kritik dan sarannya yang membangun ya, biar makin semangat nulisnya.

Perkenalan

Perkenalan pertama

-------

Keluarga Wisesa sudah sampai di kediaman pak Toha. Mereka bermaksud meminang anak gadis Pak Toha yang beranjak dewasa.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam..."

Dua orang laki-laki itu saling berpelukan, sedangkan istri-istrinya saling mengangguk dan bersalaman tanda saling menghormati. Mereka duduk di kursi ruang tamu sambil memperkenalkan anak mereka.

"Nah ini lho Pak, Bu, anak kami... Namanya Jiho, dia penerus keluarga Wisesa," ucap Pak Wisesa memperkenalkan.

Mereka tersenyum dan menyambut ramah.

"Anakmu ganteng ya, pak... Seperti bapaknya, kharismatik," seloroh Pak Toha yang disambut tawa yang lainnya.

"Hahaha... Iya dong, asli keturunanku. Oh iya, mana anak gadismu, pak?" tanya Pak Wisesa kembali.

"Dia belum pulang pak, tunggu sebentar lagi," ucap Pak Toha sambil tersenyum.

"Kemana?"

"Anakku masih sekolah, Pak. Dia baru kelas tiga SMA," sahut Pak Toha kembali.

"Oalaaah, masih muda banget ya. Selisih tujuh tahun sama anakku," sambung Pak Wisesa.

Jiho hanya manggut-manggut, sebenarnya dia penasaran, bagaimana rupa gadis yang akan dijodohkannya itu. Apakah dia akan menyukainya??

"Pak, Bu... Saya permisi dulu," ucap Ibu Ningsih berpamitan. Dia berlalu masuk kedalam, di dapur dia menyiapkan 5 gelas yang berisi teh manis dan aneka cemilan yang dia punya. Bu Ningsih memanggil beberapa ibu-ibu tetangga untuk membantunya memasak, untuk makan siang.

Tak lama kemudian, Bu Ningsih keluar lagi sambil membawa teh manis dan cemilan yang tadi disiapkannya di dapur.

"Silahkan dicicipi dulu Pak, Bu, Nak..." ucap Bu Ningsih yang dijawab anggukan kepala mereka sambil tersenyum.

"Terima kasih, Bu."

Suasana hening sejenak. Tak lama sebuah salam membuyarkan pikiran mereka masing-masing.

"Assalamualaikum..." salam sapa seseorang dari luar. Seorang gadis berseragam putih abu-abu perlahan masuk sambil menunduk malu.

"Oh, itu dia pak, anak kami..." ucap Pak Toha. "Neng, kesini dulu..." lanjut Pak Toha. Gadis itu mengangguk dan menghampiri mereka.

"Neng, ini ada keluarga Pak Wisesa ingin bersilaturahmi dan berkenalan denganmu," lanjut Pak Toha kembali.

Tiara menyalami mereka satu persatu secara bergantian sambil mengucap namanya "Tiara."

"Neng, ganti baju dulu nanti kesini lagi ya..." ujar Pak Toha kembali sesaat setelah mereka berkenalan. Gadis yang di panggil neng itu mengangguk dan berlalu.

"Dia sekolah dimana, Pak?" tanya Jiho penasaran, tapi entah kenapa mendadak hatinya ingin tahu lebih jauh.

"SMA satu, nak. Di kota kecamatan," jawab Pak Toha. Senyumannya eemasih mengembang di bibirnya.

"Lumayan jauh juga ya dari sini... Jalan kaki, pak?" sambung Jiho yang masih mengira-ngira.

"Iya Nak, lumayan jauh. Tapi kalau sudah terbiasa tidak akan terasa lelah. Dia jalan sama teman-temannya yang lain."

Pak Wisesa manggut-manggut sambil tersenyum, dia tahu kebiasaan anaknya. Jikalau Jiho penasaran berarti ada ketertarikan terhadap sesuatu.

Tak lama Tiara muncul menghampiri mereka kembali. Rok plisket berwarna hitam, dan kaos lengan panjang warna pink membalut tubuhnya yang ayu.

Tiara sempat melirik laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu. Pandangan mereka saling bertaut, antara Tiara dan Jiho. Mereka saling melempar senyum dan menatap penuh makna. Ada ketertarikan diantara mereka, jantung mereka berdesir satu sama lain. Jiho memandang Tiara cukup lama hingga dia merasa tersipu, pipinya merona merah.

"Ehemm... Sepertinya mereka cocok ya Pak, Bu..." ungkap Pak Wisesa memecah kecanggungan diantara mereka.

"Betul... Betul... Gimana Nak, apa kalian setuju?" lanjut Pak Toha sambil memandangi anak-anaknya secara bergantian.

"Setuju apa, Pak?" tanya Tiara yang memang belum tahu akan rencana perjodohan itu.

"Kalian akan kami jodohkan, kalau bisa sih langsung nikah ya, Pak?" sambung Pak Wisesa kembali.

"Hahaha... Tapi adatnya orang sini, harus lamaran dulu," jawab Pak Toha dengan nada riang

"Iya, betul... betul... Gimana, nak? Apa kalian setuju?" tanya Pak Wisesa kembali yang menanti jawaban.

"Saya sih setuju saja pak," jawab Jiho sambil terus memandang Tiara.

"Gimana dengan neng Tiara?" tanya Pak Wisesa yang sungguh membuat gadis itu grogi. Dia tak mampu menjawab apapun selain mengiyakannya. Tapi dia mengajukan satu persyaratan.

"Iya Pak, Bu, saya juga setuju. Tapi.... tunggu sampai saya lulus dulu," jawab gadis itu malu-malu.

"Alhamdulillah..." jawab mereka serempak. Dua keluarga itu saling melempar senyum bahagia.

"Ya sudah, ayo-ayo ngobrol santai. Nak Jiho sama Tiara, dulu itu waktu kalian kecil sering main bareng lho. Nak Jiho nih, sering jahil sama Tiara..." ujar Pak Toha sembari mengenang masa lalu. Pak Wisesa dan istrinya hanya tertawa.

"Iya, lucu banget ya kalian waktu kecil. Mentang-mentang Jiho gede sendiri. Tapi itu sebelum kami pindah... Alhamdulillah sekarang sudah balik lagi ke kampung halaman," sahut Pak Wisesa dengan tawa yang renyah.

Sesekali Jiho mencuri pandang ke arah Tiara. Entah kenapa dia begitu terkesima pada gadis itu. Imut-imut, cantik, sederhana, lugu, tidak seperti gadis-gadis yang pernah di temuinya di kota saat dia kuliah.

"Nak Jiho, tidak apa-apa kan kalo menunggu sampai Tiara lulus dulu?" tanya Pak Toha memastikan.

"Ah iya Pak, saya akan setia menunggunya," jawaban Jiho membuat Tiara kembali tersipu.

"Ya sudah, ayo-ayo kita pada makan dulu. Ini ibu sudah nyiapin makanan buat kita semua," ujar Pak Toha kembali. Mereka kemudian beranjak ke ruang tengah untuk makan bersama.

"Pak, Tiara nanti saja. Mau disini dulu," sahut Tiara yang dijawab anggukan kepala Pak Toha.

"Saya juga disini dulu pak, nemenin Tiara," sambung Jiho yang membuat Tiara sedikit terkejut.

Padahal dia tidak ikut makan karena ingin menghindari tatapannya.

"Kenapa Aa gak ikut makan?" tanya Tiara memberanikan diri.

Jiho tersenyum, Tiara melihat lengkungan senyum itu sungguh terlihat sangat manis.

"Nemenin kamu disini," jawab Jiho yang kembali sukses membuat dirinya tersipu.

"Aa kuliah?"

"Sudah lulus, makanya pengin cari istri, heheheh..." jawab Jiho lagi. Entah kenapa dia tak henti-hentinya membuat pipi Tiara merona merah.

"Kenapa harus aku?"

"Ya karena kita sudah dijodohkan, lagi pula aku juga suka kamu. Kamu gimana? Suka atau nggak?"

Tiara memandang wajah lelaki itu sejenak, lalu menunduk lagi. "Suka," jawab Tiara malu-malu.

"Alhamdulillah... Berarti gak ada masalah kan?" tanya Jiho yang dijawab anggukan kepala oleh gadis imut itu. "Kalau aku sering main kesini, boleh kan? Biar kita tambah dekat?" tanya Jiho lagi.

"Iya, A."

Jiho tersenyum lagi, "Mulai besok, aku juga megang salah satu ladang Ayah. Siapa tau pulangnya bisa mampir sini, iya kan?"

Tiara hanya mengangguk lagi. Entah kenapa hatinya berdebar-debar tak menentu. Apalagi ketika menatapnya, dia jadi salah tingkah.

Perjodohannya berhasil bukan? Mereka saling menyukai, bukan karena keterpaksaan dan berat hati

-bersambung-

*Catatan kaki:

Aa : panggilan Kakak / Abang dalam bahasa sunda

Bertunangan

Keesokan harinya, Jiho datang lagi kali ini sendirian tidak bersama dengan orang tuanya.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam... Eh, nak Jiho. sini masuk, nak..." ajak Pak Toha pada calon mantunya itu.

"Terima kasih, Pak. Boleh ketemu sama Tiara?"

"Boleh, boleh, nak... Ditunggu ya, habis dari mana ini?"

Jiho tersenyum malu-malu. "Sengaja datang kesini, Pak..."

"Ooh... iya iya, duduk dulu saja ya. Bapak panggil kan si neng dulu," ucap Pak Toha sambil berlalu meninggalkan Jiho sendirian.

Tak lama, Tiara muncul dari dalam sambil tersenyum. Senyum yang membuat Jiho terkesima, ia memandangnya cukup lama. Walau hatinya dag dig dug tak menentu.

"Ada apa datang kesini, A?" tanya Tiara memecah keheningan.

"Hhh... Nggak tahu, cuma pengin ketemu sama kamu."

"Haaah?"

"Hehehe... Aa senang lihat kamu. Kamu cantik," ungkap Jiho kembali yang sukses membuat Tiara tersipu malu.

"Boleh kan kalau Aa tiap hari datang kesini?"

"Yaaa....?"

"Biar kita saling mengenal, biar kita tambah dekat. Lama-lama juga kita akan menikah kan?"

"Ah, iya juga sih..."

"Kamu suka gak dijodohkan sama Aa?"

"Haah? kenapa tanya begitu?"

"Ya... biar gak ada keterpaksaan. Kalau suka alhamdulillah, Aa akan lanjut. Kalau gak suka, Aa berhenti sampai sini, nanti Aa bantu bi......." belum selesai ucapan Jiho sudah disela Tiara dengan buru-buru.

"Aku suka, A. Aku suka."

Jiho tersenyum. Rasanya bahagia sekali jikalau cintanya bersambut.

"Alhamdulillah... Aa juga suka kamu dari pertama kali bertemu,"

"Hmmm... masa sih?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Gak mudah sih buat ngejelasinnya, tapi dari awal ketemu, Aa ngerasa klop sama kamu. Kamu cantik..."

"..."

"Kamu nggemesin ya..." ucap Jiho lagi meledeknya. Tiara lagi-lagi tersipu. Pipinya merona merah akibat candaan itu.

"Ya sudah, Aa pulang dulu ya... Besok Aa datang lagi..." pamit Jiho pada gadis itu.

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum lagi.

Jiho berlalu pergi setelah berpamitan kepada Bapak dan Ibu calon gadisnya itu.

***

Hari-hari berikutnya, Jiho selalu datang menemui Tiara. Mereka jadi semakin dekat layaknya orang pacaran.

Hingga tiba hari dimana Tiara lulus sekolah. Dia diantar oleh Jiho ke sekolah

"Alhamdulillah, aku udah lulus, A..." ucap Tiara sambil memperlihatkan lembaran kertas yang berisi keterangan lulus.

"Alhamdulillah... Aku jadi gak sabar untuk melamarmu," sahut Jiho sambil tersenyum.

"Emang kapan, A?"

"Secepatnya, kalau bisa besok..."

"Haah...? Secepat itu?"

"Orang tua kita pasti setuju kan?"

"Tapi kan kita butuh persiapan."

"Persiapan apa? Semuanya sudah siap kok."

"Haah...?"

"Iya, kan aku tinggal memakaikan cincin di jari manismu."

"Hmmm... Aku terserah apa kata Bapak sajalah..."

"Makasih sayangkuuu... Aku sudah diskusikan semua sama orang tua kita, mereka sudah setuju kalau besok kami akan melamarmu. Semua sudah siap, tinggal kamunya aja. Gimana?"

"Kenapa bapak dan ibu gak bilang?"

"Kejutaaan, hehe... Gimana, kamu mau kan?"

"Mau, A..."

Mereka pulang bersama dengan hati ceria. Di rumah ternyata sudah berkumpul para keluarga. Dan mereka menyatakan maksudnya jikalau besok adalah hari pertunangan mereka. Entah kenapa air mata Tiara meleleh karena bahagia.

Keesokan harinya...

Acara yang dihadiri keluarga dan para tetangga dekat terasa begitu khidmat. Semua acara sudah dipersiapkan sebaik mungkin. Apalagi Pak Wisesa yang seorang juragan, terkesan acara ini begitu mewah. Semua dana dibiayai oleh keluarga Wisesa.

Kali ini giliran Jiho menyematkan cincin di jari manis Tiara. Keduanya saling tersenyum dengan dada yang berdebar-debar. Bahagia tentu saja.

Tepuk tangan riuh terdengar dari para kerabat yang datang. Mereka menyalaminya satu-persatu kepada pasangan muda itu.

"Selamat ya, sayang..." ucap Pak Wisesa pada anaknya itu.

"Terima kasih, Yah..." jawab Jiho penuh haru.

"Selangkah lagi, segera halalkan calonmu ini, nak... Kalau bisa jangan lama-lama..."

"Baik, Yah..."

Jiho menggenggam tangan Tiara dengan erat, mereka saling melempar senyum bahagia.

Acara sudah selesai, para tamu sebagian sudah pada bubar. Mereka menikmati hidangan yang sudah tersaji di meja makan.

"Kalian kan sudah bertunangan, kapan rencana kalian untuk menikah?" tanya Pak Wisesa mengawali pembicaraan. "Lebih cepat lebih baik bukan? Bagaimana menurutmu Pak Toha?" sambung Pak Wisesa lagi.

"Kalau saya sih terserah anak-anak saja, Pak..." jawab Pak Toha dengan nada ramah

"Gimana Jiho, Tiara?" tanya Pak Wisesa kembali. Entahlah dari awal memang Pak Wisesa lah yang paling antusias dengan perjodohan mereka.

"Penginnya sih secepatnya, Yah. Kalau bisa seminggu atau dua Minggu lagi..." jawab Jiho lagi, seakan tak sabar untuk meminang tunangannya itu.

"Hahahaha... Udah gak sabar ya kamu, nak..." sambung Pak Wisesa dan disambut tawa renyah anggota keluarga yang lainnya.

Tiara hanya tersenyum tertunduk malu. "Dua minggu lagi ya, Nak. Biar kita persiapkan dulu acaranya. Iya kan Pak Toha?"

"Iya...iya pak," jawab Pak Toha menyetujuinya.

Ada perasaan lega di hati Jiho. Alhamdulillah, sebentar lagi aku akan segera meminangmu, Tiara. Tatapan Jiho menyiratkan makna seperti rasa syukur yang tak berkesudahan.

Hari itu mereka lewati dengan perasaan bahagia.

***

Seminggu berlalu...

Bapak dan Ibu Wisesa akan kembali ke kota karena ada urusan yang mendadak.

"Nak, Ayah sama Ibu pamit dulu. Kami akan kembali sebelum acara pernikahanmu. Sementara ini kamu urus dulu ya ladang-ladang Ayah disini," ujar Pak Wisesa kepada anak tunggalnya itu.

"Baik, Yah..."

"Jaga diri baik-baik ya, nak..."

"Baik, Yah. Ayah dan Ibu juga, hati-hati di jalan."

Mereka saling berpelukan. Bapak dan Ibu Wisesa beranjak menaiki mobil pribadinya. Pak Wisesa merupakan seorang juragan yang kaya. Dia mempunyai tiga buah rumah, rumah pertama ada di desa yang sama dengan Pak Toha tinggali, tapi saat ini rumahnya ditempati oleh beberapa anak buahnya yang bekerja di ladang. Rumah kedua ada di kota kecamatan yang saat ini sedang mereka tinggali. Dan rumah ketiga ada di Kota.

***

Seperti biasanya Jiho pergi ke ladang Ayahnya. Jalan menghubungkan desa itu sebenarnya ada dua jalan, yang pertama melewati jalan setapak berbatu hanya bisa untuk berjalan kaki, bisa ditempuh dengan waktu yang lebih singkat. Sedangkan jalan yang kedua lebih lebar, bisa dilewati mobil atau motor biasanya mobil-mobil pengangkut sayur mayur. Tapi waktu yang ditempuh lebih lama, memutari bukit dan jalanan berkelok.

Jiho cukup lama melihat-lihat para pekerja ayahnya. Tiba-tiba suara seseorang mengagetkan mereka yang sedang asyik bekerja.

"A... Aa.... Gawat A..." ujar salah seorang pekerja ladang yang bernama Mang Udin.

"Ada apa, mang?" tanya Jiho terheran-heran.

"Itu A... Juragan..."

"Kenapa dengan ayah?"

"Juragan kecelakaan A..."

"Apa...?"

"Iya, A... Mereka meninggal di tempat," lanjut Mang Udin.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un..." sahut pekerja yang lain.

Jiho merasakan tubuhnya lemas, seakan tak bertenaga. Dia terkulai dengan air mata yang mengalir.

"A, ini minum dulu..." sahut seseorang sambil mengambilkan air minum. Mereka membawa Jiho ke rumah.

-bersambung-

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!