NovelToon NovelToon

Aku Bukan Pria Kejam

EPS-01

brukkkk...

"auw!" pekik Tere, karena merasakan sakit yang cukup di bagian bokongnya karena didorong begitu keras oleh Jay kusuma, yang tidak lain adalah anak buah kepercayaan kakak sepupunya, Ziko anderson.

"apa kamu sudah Gila Jay, kamu pikir ini tidak sakit!" teriak Tere setelah dia berdiri dan berhadapan dengan Jay, sungguh ingin sekali rasanya Tere membunuh pria didepannya ini, namun apa daya, jangankan membunuh, dia bahkan tidak bisa mendekati pria didepannya ini,.pria yang kejam seperti monster.

"cih! Itu bahkan belum apa-apa di bandingkan dengan kejahatanmu selama ini!" tunjuk Jay pada wajah Tere, bahkan Jay menyenggol bahu Tere begitu kuat hingga membuat Tere terhuyung kebelakang, ketika Jay hendak keluar dari kamar yang Tere tempati kali ini.

"dasar pria tidak waras!" umpat Tere ketika melihat Jay sudah keluar dari kamar barunya.

Sejak kejadian dimana Tere dimaafkan oleh Monic, istri Reno Darmawan, Ziko memerintahkan Jay untuk memberi arahan pada Tere sang adik, dan Ziko tidak peduli dengan cara apa, yang Ziko inginkan hanya Tere berubah lebih baik dari kelakuannya kali ini, karena kedua orang tua Tere juga sudah putus asa mengatasi putri semata wayangnya itu.

"ya ampun, dimana pria gila ini menempatkanku," umpat Tere pada Jay yang sudah tidak terlihat, tere melihat kamarnya yang begitu kecil dan terkesan kumuh, bahkan Tere enggan duduk diatas kasur itu, dia membuka lemari dan disana sudah tersedia baju untuk dirinya, baju yang layaknya untuk seorang pemulung, pikir Tere.

Selama ini hidupnya yang penuh dengan glamor, tiba-tiba melihat kaos dan baju sederhana, membuatnya merasa jijik, sungguh Tere tidak menyangka, jika dia akan dikirim ketengah hutan begini oleh keluarganya terutama kakak sepupunya, mengingat dirinya selalu dimanja dimasa lalu oleh Ziko, padahal keluarganya tahu jika Tere tidak bisa hidup tanpa Fasilitas mewah.

"apa yang bisa aku perbuat disini, tidak ada ponsel, tidak ada AC, bahkan kamar ini jendelanya tidak berfungsi, sungguh tempat ini lebih buruk dari tempat tikus dirumahku" monolog Tere pada dirinya sendiri.

Sedangkan dikamar lain dirumah yang sama, Jay tengah menghubungi seseorang, "adik kesayanganmu sudah sampai disini," lapor Jay.

"terima kasih Jay, jaga dia baik-baik, dan ingat jangan terlalu kasar padanya, bagaimanapun dia adalah adikku," ujar Ziko dari sebrang sana.

Ia, orang yang Jay hubungi adalah Ziko, bos sekaligus sahabatnya, dan tentunya kakak sepupu Tere.

"tidak perlu mengingatkan ku, kamu sendiri yang menyuruhku melakukan apapun asal dia mau berubahkan, jadi kamu tinggal tunggu saja, aku akan membawa dia kembali jika sudah berubah."

Jay langsung menutup telfonnya begitu saja setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"enak saja jangan terlalu kasar, bahkan aku akan mengerjainya habis-habisan" gumam Jay, Jay berdiri dan keluar dari kamarnya, karena ada hal yang perlu iya lakukan.

"dasar Sahabat laknat!" geram Ziko pada Jay yang langsung menutup ponselnya begitu saja, Ziko meletakkan ponselnya kembali kemeja yang ada di kamarnya dan dia berjalan keluar untuk mengganggu Cindy yang tengah memasak, karena Ziko sekarang memiliki hiburan tersendiri.

Jay berjalan menuju kamar Tere sambil bersiul, menandakan pria itu tengah bahagia, "kemana dia, awas saja jika anak manja itu berani kabur!" berang Jay, Jay melihat kamar Tere kosong, setelah dia sampai dikamar Tere, Jay tidak ingin misinya kali ini gagal memberi pelajaran pada wanita manja itu.

EPS-02

Jay berjalan menuju kamar Tere sambil bersiul, menandakan pria itu tengah bahagia, namun senyum itu langsung sirna, ketika membuka pintu dan melihat kamar Tere kosong, bahkan dengan PDnya Jay tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.

"kemana dia! awas saja jika anak manja itu berani kabur!" berang Jay, Jay segera turun dan berjana untik menemui anak buahnya,

Jay tidak ingin misinya kali ini gagal memberi pelajaran pada wanita manja itu, kapan lagi dia bisa bersenang-seneng jika Tere tidak ada, pikir Jay.

wAnita yang menyusahkan-nya selama ini dengan masalah yang selalu Tere buat, karena ujung-ujungnya pasti Jay yang harus bertanggung jawab, mengingat dia tangan kanan Ziko, kakak Sepupu Tere.

"dimana wanita itu!" tanya Jay pada anak buahnya yang berada didepan pintu utama untuk berjaga-jaga, bahkan dari nada suaranya terlihat sekali jika dirinya tengah marah, karena belum apa-apa Tere sudah berulah.

"maaf tuan, sejak tadi tidak ada yang keluar dari rumah ini tuan, karena dari tadi saya berdiri disini, dan anda tahu sendiri tidak ada pintu keluar selain disini yang bisa dilewati," jelas bodyguard itu dengan sedikit menunduk hormat.

"sial! Berani sekali dia bermain-main denganku," marah Jay, Jay berbalik dan berjalan cepat menaiki tangga untuk kembali kekamar Tere, dia harus memastikan sekali lagi jika dia tidak salah, karena memang Jay tidak melihat Tere tadi, mana mungkin dia salah, pikir Jay Kusuma.

Tidak lama Jay sampai dikamar Tere, dan benar, dia tidak ada dikamar itu, bahkan Jay sampai melihat dikolong tempat tidur yang ada dikamar itu, siapa tahu Tere sembunyi dibawah kasur, pikir Jay, namun nihil, Tere juga tidak ada disana.

"Lihat saja jika kamu ketemu gadis manja" gumam Jay, Jay berjalan keluar dan memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Tere diseluruh rumah itu tidak terkecuali diluar rumah, Jay masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu cukup keras demi bisa menyalurkan kekesalannya, Jay mengendurkan dasinya dan menggulung kemejanya hingga kesiku, dia berjalan menuju sofa yang ada dekat jendela kamar itu, dia duduk sambil pengurut dahinya, karena dia merasa pusing.

"belum ada 2hari kamu sudah membuat ulat wanita manja" gumam Jay dengan suara beratnya.

"mamah, Tere tidak suka disini, bawa Tere pulang mah" igau Tere, yang kini tengah tertidur

sedangkan Jay yang mendengar suara seseorang langsung menoleh pada tempat tidurnya, matanya langsung membola melihat Tere berada diatas tempat tidur dengan enaknya, sedangkan dia sejak tadi mengitari rumah hanya mencari orang tidur, pikir Jay.

"kurang ajar sekali dia" Jay berjalan kearah tempat tidurnya, dia langsung menarik tangan Tere dengan kasar, hingga Tere terjatuh dari tempat tidur, ralar tempat tidur Jay.

"auwww" ringis Tere ketika bokongnya mencium lantai, akibat ulah Jay yang menariknya hingga dia terjatuh, hingga kantuknya hilang tanpa bekas, Tere langsung mendongak, dia melihat sepasang mata yang menatapnya penuh dengan amarah, namun Tere sama sekali tidak merasa takut.

Tere berdiri dan dia juga menatap Jay, "kenapa! Aku sedang tidur, kenapa kamu jahat sekali menarikku hingga jatuh, apa kamu sudah tidak waras!" omel Tere, Tere berbalik dan hendak naik kembali ketempat tidur, namun lagi-lagi Jay menariknya, kali ini tidak terjatuh, namun badan keduanya menempel.

"kamu pikir kamu siapa! Sehingga berani masuk kedalam kamarku! keluar sana! Tempatmu bukan disini!" Tunjuk Jay kearah pintu, agar Tere segera pergi dari hadapannya, karena Jay ingin Istirahat, akibat ulah Tere yang menghilang barusan, sehingga dia tidak bisa istirahat.

EPS-03

"Gak mau! Aku mengantuk dan aku ingin tidur, lagian kamu bisa tidur disofa itu" tunjuk Tere dengan dagunya kearah Sofa.

"eh wanita manja, ini kamar siapa hem? Enak saja kamu menyuruhku tidur disofa!" Jay menarik tangan Tere, dia berjalan kearah pintu dan membukanya, tidak lama Jay mendorong Tere keluar dari sana.

"apa kamu tidak bisa pelan! Ini sunggu sakit, sepertinya otak kamu sudah geser!" teriak Tere dari balik pintu, karena Jay langsung menutup pintunya begitu saja setelah mendorong Tere keluar.

"awas saja kalau aku sudah keluar dari sini, aku akan memberimu pelajaran," Tere kembali berjalan, tujuannya adalah kamar yang menurutnya sangat kumuh itu, mau bagaimana lagi, sepertinya dia harus mulai membiasakan diri.

"apa liat-liat! Mau kucolok tuh mata" ucap Tere pada koki yang tengah memasak, karena sejak tadi sang koki terus melihat Tere yang terus menggrutu sepanjang jalan menuju kamarnya, Koki yang mendengarnyapun merasa terganggu, karena Tere tidak pelan, melainkan menggunakan suara keras, itu sebabnya Koki itu terus menatap Tere.

Tere masuk kedalam kamarnya dan dia menutup pintu itu dengan keras, sehingga pengawal dan koki terkejut akibat ulahnya.

"Wanita mana yang tuan Jay bawa ya, kenapa kelakuannya mines sekali" gumam pengawal itu, sedangkan para Nani hanya memandang saja tanpa berkomentar, meskipun dalam hatinya ingin mengumpat wanita yang baru saja melintas dihadapan mereka.

Jam makan malampun tiba, kini Jay tengah duduk di ruang makan, dan para pelayan tengah menyiapkan semua makanan dimeja makan, "dimana Dia?" tanya Jay tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel genggam itu.

"Nona tadi tidak keluar sama sekali sejak masuk kamar tuan," lapor Koki yang memang melihat jika Tere belum keluar sejak tadi, bahkan Tere belum mandi sore.

"Clu!"

"iya tuan," salah satu pengawal wanita itu mendekat pada Jay, karena namanya dipanggil, dia langsung membungkuk hormat.

"panggil dia kesini, kalau tidak mau seret saja Dia."

"ba-baik tuan," Clu langsung berlalu ketika melihat Jay mengibaskan tangannya.

"aku mana berani menyeret kelaurga dari tuan Ziko, bisa habis aku," batin Clu yang kini sudah berada didepan pintu kamar Tere.

Clu terus mengetuk pintu kamar Tere, namun belum juga di bukakan pintu oleh penghuni kamar, hingga Clu menggedor pintu itu, sehingga Tere membuka pintunya dengan mata mendelik.

"ada apa! aku tidak tuli, jadi tidak perlu sampai segitunya, mau kamu aku tendang keluar dari rumah ini!" sungut Tere.

"tuan Jay memanggil anda untuk makan malam, kalau tidak beliau akan memberi hukuman pada anda."

"aku akan kesana nanti, pergi sana!" Tere kembali menutup pintu kamarnya dengan keras, sehingga Clu mengelus dadanya karena kelakuan Tere.

"astaga,,, bisa mati muda aku jika ada diantara mereka berdua, kenapa mereka berdua sama-sama mengerikan, katanya tidak tuli, tapi nunggu pintu di gedor dulu baru mau dibuka" gumam Clu, Clu mengusap wajahnya kasar dan kembali keruang tengah dimana tempatnya berjaga.

"dimana dia!" tanya Jay pada Clu, dengan suara beratnya, sehingga Clu sedikit terkejut.

"itu tu-"

"ada apa mencariku!" terlihat Tere muncul dari arah kiri Jay, dia bahkan langsung duduk begitu saja tanpa menatap Jay sama sekali, Tere langsung mengambil makanan disana begitu saja.

Jay yang melihat itu merasa tidak suka, karena Menurut Jay, Tere sama sekali tidak ada sopan sopannya, sungguh wanita upnormal. Pikir Jay.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!