"Ale.." suara bariton seorang pria memanggil nama gadis yang saat ini tengah sibuk menyiapkan kendaraan roda empat untuk di lakukan uji coba
Gadis itu tidak mendengar, bukan karena sengaja, melainkan kedua telinga nya tertutup sebuah benda.
"Astaga! ALEXANDRA!!" pekik pria itu lagi dengan penuh penekanan seraya melepas paksa headphone yang sedang di pakai ale untuk mendengarkan musik favorit nya.
"YA..." protes ale dengan wajah kesal. "WHAT ??" tanya ale seraya melingkarkan benda itu di tengkuk lehernya..
"Lo di panggil Pak Teguh. Cepetan dia udah nunggu di ruangan kita.."
Ale memutar bola matanya malas, "Gue males! Katakan saja ada mobil baru yang masih trouble." ale kembali melanjutkan pekerjaan nya tanpa perduli pada panggilan dari atasan nya tersebut. Sebenarnya memang pekerjaan alexandra adalah mengecek kendaraan kendaraan baru sebelum siap untuk di pasarkan.
"Ck! Pliss le, lo jangan bikin kita semua pada susah! Lo itu hari ini udah di panggil tiga kali sama dia..!!"
Ale tidak menggubris ucapan Iwan, teman sejawatnya di perusahaan otomotif itu..
"Nanti gue sama anak anak yang kena semprot lagi. Masa lo tega sih sama kita semua, le ?" Iwan memelas, pria itu sengaja bicara seperti itu agar ale mau menemui pak teguh,
"Ah elah. Yaudah okay." Ale meletakkan peralatan yang di pegang nya, "Jangan sentuh apapun.! Ini bagian gue!!" Ale langsung memberi ultimatum pada iwan untuk tidak menyentuh mesin kendaraan yang sedang di cek oleh diri nya.
Ale memang seperti itu, dia tidak mau ada seseorang yang mencampuri pekerjaan nya, meskipun bagian mereka sama. Ale lebih suka memeriksa kendaraan tersebut sendirian, namun jika ada teman nya yang kesulitan ale tidak segan untuk membantu mereka.
"Galak banget le. Untung lo cantik!!"
Tanpa memperdulikan tatapan iwan padanya, ale pun berjalan menuju ruangan nya yang tidak jauh dari tempat dia melakukan pekerjaan nya..
Tok tok tok.
Ale mengetuk lalu membuka handle pintu..
Tanpa di persilahkan, gadis itu langsung masuk dan duduk di salah satu kursi yang langsung berhadapan dengan pria baya tersebut. Bukan karena tidak sopan, tapi ale sudah malas berbicara dengan atasan nya ini.
"Bagaimana tawaran saya ??" Pak teguh pun tanpa basa basi langsung mengatakan maksudnya kembali memanggil bawahan nya itu
Huh.
Ale menghembuskan nafasnya dengan berat. Selalu hal ini yang di tanyakan pak teguh. Dia berkali kali menawarkan alexandra untuk pindah ke kantor pusat yang ada di ibu kota karena saat ini ale bekerja di cabang perusahaan yang ada di kota Kembang, Bandung.
"Kamu itu lulusan dari Jepang, sayang sekali jika keahlian kamu ini tidak di kembangkan!!" Pak teguh kembali melancarkan rayuan nya. Sebenarnya pria itu juga sama bosan nya untuk terus meminta ale pindah ke kantor pusat.
Berat rasanya berurusan dengan ale, dia gadis yang keras kepala dan terkadang suka seenak nya sendiri. Tapi meski begitu, pak teguh tidak berani memecat ale. Sebab alexandra adalah satu satu nya montir yang memiliki lisensi resmi dari negeri sakura tersebut.
Selain lisensi yang di miliki nya itu, ale pun satu satu nya montir yang sangat mengerti mesin. Tidak ada kendaraan yang tidak bisa di perbaiki nya. Semua masalah luar dan dalam, kendaraan baru ataupun bekas, ale selalu bisa mendapatkan solusi dari setiap masalah dari kendaraan tersebut.
Dan karena alasan itu pula kantor pusat ingin ale langsung yang menangani masalah mesin kendaraan yang ada disana.
"Di sini kamu tidak bisa berkembang, ale. Kamu juga pasti tahu itu. Jenis kendaraan yang di pasarkan di kantor cabang kita ini tidak sebanyak yang ada di kantor pusat. Saya mohon alexandra, ini bukan hanya demi kamu, tapi demi saya dan keluarga saya. Saya bisa di pecat jika tidak bisa membujuk mu untuk pindah ke kantor pusat."
Ale menyugar rambutnya ke belakang. Gadis berambut sedikit pirang itu mulai frustasi karena terus di desak. Sungguh ale tidak mau kembali ke Jakarta. Banyak hal yang di hindari nya, jika kembali ke kota itu ale akan membuka kembali luka hati nya lagi.
Pak Teguh lalu memberikan secarik kertas pada ale..
"Apa ini ??"
"Baca saja.."
Ale pun mulai membaca isi yang tertuang di selembar kertas putih tersebut..
Tapi belum sampai satu menit ale sudah kembali meletakkan kertas itu di atas meja.
"Kenapa ??" tanya Pak Teguh "Bukankah itu tawaran yang sangat menguntungkan untuk kamu ??"
Bagaimana tidak, untuk membujuk ale agar dia mau pindah ke kantor pusat ale di berikan satu unit apartemen yang letaknya tepat di seberang perusahaan.
"Kamu tidak perlu lagi menyewa rumah untuk tempat tinggal." lanjut pak teguh. Ale selama ini memang tinggal di rumah sederhana yang dia sewa, dan ini sudah berjalan selama dua tahun lebih.
Oh ayolah, manusia mana yang akan menolak mendapat durian runtuh seperti ini..
Namun berbeda dengan ale, gadis itu sama sekali tidak tergiur. Dia yang sudah pernah merasakan hidup mewah tidak tertarik dengan tawaran remeh itu.
"Kalau saya tetap tidak mau, bagaimana ??"
Pak Teguh kini yang tidak bisa menjawab pertanyaan ale. Karena mungkin hanya ale lah satu satu nya karyawan di dunia ini yang tidak bisa di pecat atau di berhentikan oleh perusahaan raksasa tersebut. Ale bagai tambang emas yang jika di gali lebih dalam akan menghasilkan emas emas murni yang berdaya jual tinggi.
"Dari pada terus di paksa seperti ini saya lebih memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini."
Pak teguh terkejut, dia langsung menahan tangan ale yang hendak keluar dari ruangan.
"Tunggu! Saya mohon, sekali ini saja. Bagaimana kalau kamu coba satu bulan dulu..?? Jika kamu tidak nyaman, maka kamu bisa kembali kesini!!" Pak teguh ikut bangun dari duduknya.
"Tolong alexandra. Satu bulan saja, kamu coba dulu.."
Ale berpikir dan merasa tidak tega juga dengan pak teguh yang terus memohon padanya
"Satu minggu!!" tegas ale seolah tak terbantahkan.
"Tiga minggu..." Pak teguh mengacungkan tiga jari nya mencoba jurus tawar menawar dengan bawahan nya itu.
Ale menggeleng.. "Satu minggu atau tidak sama sekali..!!" ucap nya tegas dan tak terbantahkan.
"Baiklah baiklah. Satu minggu!!" Pak teguh mengulangi ucapan ale. Akhirnya dia bisa bernafas lega. "Besok kamu berangkat. Nanti ada supir perusahaan yang akan mengantarkan kamu ke kantor pusat kita."
Tanpa menunggu lama pak teguh langsung memberi tahu ale hal tersebut.
Ale mengangguk pelan lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Pak teguh pun memaklumi sikap ale yang sekarang, sebenarnya dia gadis yang baik dan periang hanya saja saat pertama kali pak teguh menawarkan kepindahan nya, dia jadi pendiam dan tidak lagi banyak bicara seperti sebelumnya. Pak teguh pun tidak tahu apa yang membuat ale jadi seperti itu. Di pikiran pria tersebut, mungkin saja ale memang sudah sangat nyaman bekerja di kantor cabang ini dan membuat gadis itu tidak mau di pindah kan ke kantor pusat.
Ale sudah bersiap menuju kantor pusat. Tapi aneh nya dia tidak membawa apapun. Ale hanya membawa ponsel dan dompet kecil yang dia masukkan ke kantong celana jeans sobek sobek nya.
"Nona Alexandra ??" tanya seorang pria yang merupakan supir kantor pusat. Pria itu menjemput ale di kantor cabang.
Ale mengangguk pelan. Pria itu pun membukakan pintu belakang untuk ale.
"Tidak usah, pak. Saya duduk di depan saja!!" Ale kembali menutup pintu mobil bagian belakang yang tadi sempat di buka oleh supir tersebut. Setelah itu ale membuka pintu penumpang bagian depan dan langsung menjatuhkan bokongnya di jok mobil itu. Ale merasa diri nya bukan siapa siapa, jadi dia memilih untuk duduk di depan bersama sang supir kantor.
"Tapi non..." Supir tersebut merasa tidak enak, sebab dia yakin posisi ale di perusahaan jauh di atasnya.
"Ayo, pak. Nanti terlambat." Ale berpura pura melihat jam di pergelangan tangan nya. Padahal dia tidak mau berdebat hanya karena masalah tempat duduk.
Supir itu pun mau tidak mau mengikuti perintah ale. Dia segera masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan kendaraan itu menuju kantor pusat yang ada di pusat kota Jakarta.
Hanya butuh waktu satu jam melewati jalur bebas hambatan, mobil yang di tumpangi Ale sudah tiba di pelataran gedung tersebut.
"Oh My. Aku tidak menyangka bekerja di perusahaan sebesar ini!!" Kedua mata ale berbinar menatap gedung pencakar langit yang kini ada di hadapan nya. Selama 2 tahun lebih bekerja, ale belum pernah datang ke kantor pusat. Jika ada meeting, ale pasti meminta iwan yang menjadi perwakilan bagian nya untuk datang ke kantor pusat tersebut.
"Silahkan, non..." Saking fokus nya melihat gedung itu, ale sampai lupa untuk turun dari mobil hingga supir pribadi perusahaan kembali membukakan pintu untuk diri nya.
"Hah..?? Oh, iya. Terima Kasih, pak." ucap ale sopan lalu segera turun dari mobil "Panggil ale saja, pak. Tidak usah pake non segala.."
Supir itu pun tersenyum, baru kali ini dia melihat sosok seperti gadis di hadapan nya ini. Penampilan nya tidak mencerminkan sikap nya. Menurut kaca mata pria tua itu, hanya ada satu banding seribu yang bekerja di perusahaan ini berpenampilan seperti alexandra.
Biasanya wanita wanita yang menjadi karyawan di perusahaan ini akan berpenampilan secantik mungkin untuk setidaknya mencari perhatian pada lawan jenis. Tapi berbeda dengan alexandra, gadis itu begitu cuek dan seperti nya tidak memikirkan pandangan mata orang lain terhadapnya.
Ale pun masuk ke dalam dengan akses id-card yang tadi dia sengaja taruh di dalam case ponsel nya.
"Nona Alexandra ??" tanya resepsionis di lobi gedung itu ingin memastikan saat melihat kartu identitas yang ale berikan.
Ale mengangguk tanpa ekspresi.
Resepsionis itu pun mengangkat gagang telepon untuk menghubungi seseorang.
"Nona alexandra. Anda sudah di tunggu di ruangan Ibu Yola bagian HRD di lantai 14." Setelah mendapat persetujuan dari sambungan telepon itu, resepsionis tersebut langsung meminta ale untuk segera bertemu dengan Ibu Yola yang merupakan kepala bagian HRD.
"Terimakasih." Ale pun berjalan menuju lift seorang diri.
"Astaga. Sebenarnya dia perempuan atau laki laki, sih ? Lihat cara berpakaian nya.." Salah seorang resepsionis berbisik bisik setelah ale pergi. Mereka membicarakan cara berpakaian ale yang menurut mereka sangat tidak layak untuk di pakai masuk ke dalam perusahaan.
Bagaimana tidak, ootd yang di pakai ale memang sangat absurd.
Ale memakai celana jeans sobek sobek di beberapa bagian lutut nya, dan dia menggunakan atasan kaos oversize dengan outer jaket kulit khas pengendara motor, di tambah dengan topi hitam dan masker yang di pakainya membuat ale terlihat seperti seorang pria. Apalagi rambut panjang nya pun sengaja di masukkan ke dalam topi snapback nya.
Ale pun sudah sampai di lantai 14 sesuai instruksi dari resepsionis tadi.
"Aku harus kemana ??" gumam ale bingung saat melihat begitu banyak ruangan yang ada di lantai tersebut.
Ale menyusuri koridor membaca setiap nama bagian yang menempel di pintu pintu ruangan.
Tiba tiba..
B**ugh!
Ale menabrak seseorang.
"Astaga! Kalau jalan lihat lihat dong!!" Seloroh ale kesal lalu memperbaiki topi nya yang sedikit bergeser, dan tanpa mau melanjutkan perdebatan, ale kembali melangkahkan kaki nya meninggalkan seseorang tersebut yang masih mematung di tempatnya berdiri.
Sementara tanpa ale sadari, seseorang yang tadi di tabrak nya kini tengah menatap dengan tajam punggung ale yang sudah masuk ke salah satu ruangan.
"Oh jadi kamu yang di minta langsung oleh Tuan Leo untuk bekerja di kantor pusat ini ??" Ibu yola langsung memberikan tatapan permusuhan di pertemuan pertama mereka.
Sementara ale meskipun sadar akan hal itu tapi mencoba untuk tidak perduli, lagi pula dia hanya satu minggu berada di kota ini.
"Silahkan di baca dengan baik dan teliti, jika sudah, tanda tangan di sini..." Ibu yola memberikan tumpukan kertas yang bergabung berisi perjanjian kontrak kerja dimana Perusahaan itu menjadi pihak pertama dan Alexandra sebagai pihak ke-dua.
Ale mengerutkan keningnya. "Apa ? Kontrak seumur hidup ??" Ale terkejut saat membaca baris ke satu di halaman pertama kertas tersebut.
"Ini gila! Aku tidak mau!!" Tentu saja ale langsung menolak
Oh ayolah, orang gila mana yang membuat kontrak kerja dengan masa kerja seumur hidup seperti ini.
"Baca bagian bawahnya, kamu mendapat kan hunian mewah dan kendaraan yang kamu inginkan jika mau menandatangani surat perjanjian itu. Dan ada banyak keuntungan lain yang kamu dapatkan selain yang saya sebutkan tadi."
Ale menggeleng cepat. "Tidak. Katakan pada Tuan Leo, aku tidak tertarik dengan tawaran nya." Setelah mengatakan itu ale pun melenggang pergi dari ruangan ibu Yola, dia memutuskan untuk segera kembali ke Bandung lagi.
Ibu Yola sangat terkejut dengan sikap alexandra yang menurutnya tidak sopan. Pergi begitu saja tanpa pamit.
"Dasar CEO gila, dia pikir dia siapa berani mengikat ku sampai seumur hidup!!" Ale mengumpat sepanjang jalan menuju lobi. Untungnya dia masih setia memakai topi dan masker jadi tidak ada siapapun yang bisa melihat ekspresi kekesalan di wajahnya.
Meskipun tidak pernah bertemu langsung tapi tentu ale tahu siapa itu tuan Leo. Dari kabar yang terdengar, dia adalah pewaris tunggal perusahaan otomotif tempat ale bekerja selama ini. Entah bagaimana wujud orang gila itu, sama sekali ale tidak bisa membayangkan nya. Dalam benak gadis itu mungkin saja penampilan dan sifat tuan leo tidak jauh berbeda dengan presiden korea utara. Tak bisa tersenyum dan juga sangat kaku...
Setelah tiba di halaman gedung, ale pun segera memesan taksi online untuk membawanya kembali ke kota kembang tersebut.
Bugh.
Sebuah benda terjatuh tepat di samping kaki ale,
"Tunggu.." Ale mengambil benda tersebut lalu memanggil seseorang yang berjalan melewatinya tadi..
Seseorang itu berbalik, "Ini.." Ale menyerahkan dompet milik orang tersebut. Ya, benda yang terjatuh di samping kaki ale itu adalah sebuah dompet pria.
Deg.
"Evelyn.." saat kedua pasang mata itu bertemu seorang pria tua berpakaian jas ala CEO langsung menyebutkan satu nama. Meskipun penampilan ale sudah sangat tertutup namun seseorang itu tetap bisa mengenali alexandra hanya dari suara nya saja.
Tapi di detik berikutnya ale langsung memalingkan wajah dan kembali menurunkan lidah topi nya agar semakin menutupi bagian wajahnya itu..
Tanpa bicara sepatah kata pun, ale segera berbalik, berjalan cepat menjauh dari orang tersebut..
"Tunggu!!" Orang itu menahan pergelangan tangan ale dan memaksa gadis itu menghentikan langkah panjang nya.
"Ada apa, Tuan ??"
Pria yang memegang tangan ale tidak menggubris pertanyaan asisten pribadi nya yang sejak tadi hanya diam memperhatikan tuan nya dan masih belum mengerti situasi yang terjadi.
Namun kedua netra nya terus tertuju pada gadis yang berpakaian seperti pria tersebut.
"Maaf, anda salah orang!!" Ale mencoba melepaskan tangan nya, namun sama sekali tidak berhasil.
Dan tiba tiba...
Husshhh...
Topi ale melayang di udara, di tarik paksa oleh pria tua itu hingga membuat rambut panjang ale terurai menutupi sebagian wajahnya..
"EVELYN..."
"Non Evelyn.." Suara seorang pria yang tak kalah terkejut nya dengan sang majikan.
Sudah dua tahun lebih damar mencari keberadaan putri tuan Zack Lincoln.
"Dad sangat merindukan mu, my little angel. Kemana saja kamu selama ini ??" Tuan zack lincoln menangkup wajah putri nya dengan perasaan lega yang bercampur bahagia. Setelah sekian lama akhirnya mereka di pertemukan kembali.
Ale hanya diam, bayang bayang masa lalu nya kembali berputar di atas kepala gadis itu.
Dengan kasar ale melepaskan tangan tuan zack dari wajahnya. "Sudah ?" tanya ale dingin seraya melepas masker yang menutupi hidung dan mulutnya..
Tuan zack mengerutkan dahi nya tidak mengerti maksud ucapan ale.
"Sudah drama nya ??" Ale melayangkan pertanyaan yang menusuk hati tuan zack. "Jangan menghabiskan waktu ku dengan drama murahan seperti ini! Aku tidak berminat menyaksikan nya.."
Ale mengambil topi nya yang tergeletak di lantai, menyugar rambut nya lalu kembali memakai topi tersebut..
Ale melihat ponsel nya, untung saja taksi online yang di pesan nya tadi sudah datang dan kini berada tidak jauh dari tempat ale berdiri.
"Damar. Cepat ikuti mobil itu.." melihat putri nya yang sudah pergi menaiki sebuah mobil, tuan zack pun memerintahkan asisten pribadi nya untuk kembali masuk ke dalam mobil dan mengikuti mobil yang membawa alexandra.
"Tapi tuan, bagaimana meeting dengan tuan Leo ? Beliau pasti akan sangat marah jika kita tidak datang ??" Damar mengingatkan, sebab pertemuan ini tuan nya lah yang meminta bertemu lebih dulu. Tuan zack ingin melobi tuan leo agar mau bekerja sama untuk memperluas jaringan bisnis nya di bidang otomotif.
"Aku tidak perduli!! Evelyn lebih penting dari apapun!!" Tuan zack sudah duduk di kursi penumpang tanpa menunggu damar membukakan pintu untuk nya.
"Ini yang aku hindari!! Aku tidak ingin bertemu siapapun termasuk daddy ku sendiri!!" ale membatin, dia menyesal kenapa harus luluh dan datang ke jakarta dan kini membuatnya bertemu kembali dengan tuan zack, ayah kandung nya. Susah payah dia bersembunyi selama ini, dan kini usaha nya jadi sia sia.
Tidak seperti saat berangkat tadi, butuh waktu lebih dari satu jam sampai ale kembali tiba di kota Bandung. Ale langsung menuju ke perusahaan. Hari ini juga dia akan mengundurkan diri nya dari perusahaan itu.
Alexandra pun turun dari mobil dan langsung menuju ruangan Pak Teguh, sang kepala bagian.
"Ale, kenapa kamu ada disini ? Bukan nya tadi kamu sudah berangkat ke kantor pusat ??" Pria itu langsung melayangkan berbagai pertanyaan pada alexandra.
Dia ingat betul tadi dia mengantarkan ale sampai mobil yang menjemputnya hilang dari pandangan. Dan sekarang, ale sudah ada di depan mata nya lagi...
"Katakan pada tuan Leo, mulai saat ini aku berhenti bekerja. Aku tidak mau lagi bekerja dengan orang yang tidak waras!!"
Pak Teguh sangat terkejut dengan ucapan ale yang menurut nya sangat keterlaluan. Meskipun ale jenius dan sangat di butuhkan di perusahaan ini, namun ucapan ale sudah sangat keterlaluan.
"Apa maksud ucapan mu, alexandra ??" Pak Teguh kini mengambil sikap, dia tidak suka ale menghina pemilik perusahaan tempat nya bekerja.
"Bapak tau, tuan leo meminta ku bekerja seumur hidup di perusahaan ini!!" Ale kembali menggeleng tidak habis pikir. Gadis itu mengingat dengan jelas apa yang tadi di baca nya di surat kontrak tersebut.
Disana tertuang, ale harus siap sedia kapan pun jika di butuhkan dan ale juga tidak di perbolehkan melakukan perjalanan ke luar kota maupun luar negeri tanpa persetujuan dari pemilik perusahaan tersebut.
"Maaf saya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut. Saya akan memberikan surat pengunduran diri saya besok. Terimakasih, permisi.." Ale kembali keluar dari ruangan itu, pak teguh membeku di tempat nya, ini begitu mendadak. Dia tidak menyangka ale benar benar mengambil keputusan untuk berhenti dari perusahaan yang orang biasa saja sulit untuk bekerja di perusahaan ini.
"ALE.." panggilan dari arah belakang membuat ale reflek menoleh..
Ale membuka topi nya,
"Bukan nya lo ke kantor pusat ??"
Ale tersenyum. "Wan, sorry ya selama kita kerja bareng gue ada salah sama lo." Ale menepuk bahu iwan,
"Apaan sih lo, ko ngomong nya begitu ?"
Ale hanya menyunggingkan senyumnya tidak menjawab pertanyaan iwan. "Gue duluan ya, lo kerja yang bener jangan tidur mulu di atap. Ke kunci lagi baru tahu rasa lo.." Ale menggoda iwan, teman nya itu memang selalu tidur di atap gedung jika ada kesempatan dan pernah satu waktu iwan terkunci semalaman di sana karena tidak sengaja penjaga gedung mengunci nya mengira tidak ada siapapun di atap itu.
Dan kejadian itu menjadi heboh sebab terdengar teriakan minta tolong yang membuat karyawan yang lain menjadi parno dan takut. Bodoh nya lagi, iwan meninggalkan ponsel nya, membuatnya tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan.
Iwan menggaruk tengkuknya malu saat mengingat kejadian tersebut..
Setelah bertemu iwan dan teman teman nya yang lain, ale pun keluar dari gedung itu..
"Alexandra Evelyn Lincoln .." lagi lagi suara yang ale kenal memanggil nama nya. Tak tanggung tanggung, nama lengkap ale langsung di sebutkan hingga membuat beberapa karyawan yang ada disana melihat ke arah ale.
"Pulang lah nak, cukup sudah kamu menghukum daddy selama ini!!" Ya, suara itu berasal dari tuan zack lincoln. Ternyata dia dan asisten nya menunggu ale di luar gedung. Mereka kini tau, selama ini alexandra bekerja di anak perusahaan milik keluarga Baroos.
Ale tersenyum getir..
"Bukankah anda dan istri anda yang mengusirku dari rumah itu ??"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!