Suasana pagi menjelang siang yang sangat menyengat tapi menyejukkan mata. Seorang gadis dengan rambut lurus terurai sepanjang dada, dengan balutan jas dan shel di lehernya. Badannya langsing dan tinggi sekitar 170, ia memakai sepatu kulit warna hitam yang sudah hampir memudar.
Namanya AZEELA QUEERI wanita karir sekaligus mahasiswa, pekerja keras dan tangguh. Azeela berjalan tergesa gesa sambil membawa banyak barang belanjaan di kedua bela tangannya. Gadis itu mengikuti atasannya menuju tempat wawancara di salah satu stasiun tv. Sampai di lokasi, Azeela menyiapkan segala keperluan atasannya.
"Azeela, kamu bawa obat penenang saya kan?". Tanya Marlina atasan Azeela yang sedang di make up.
"Bawa buk. Ini buk". Ucap Azeela sambil memberikan botol obat itu pada Marlina.
"Nanti ketika saya udah di panggil naik panggung, kamu harus siap siaga ya". Ucap Marlina datar.
"Baik buk". Jawab Azeela lembut sambil sedikit membungkuk.
Tak berselang waktu lama, Marlina di panggil naik panggung sebagai bintang tamu di salah satu stasiun TV bergensi untuk wawancara peluncuran produk kecantikan terbarunya. Mendengar atasannya sudah di panggil, Azeela langsung menyusul Marlina dan duduk di samping panggung untuk jaga-jaga kalau Marlina membutuhkan dirinya nanti.
"Selamat datang kembali di 'ORANG GABUT JADI MILYADER'. Jadi dokter, polisi memang lebih menarik. Tapi jadi orang gabut udah pasti bikin kita lebih tertarik. Kenapa lebih tertarik?. Ayo kenapa...? (MC nya tertawa kecil). Kalau jadi dokter atau polisi harus ikut tes dulu, mending jadi orang gabut aja. Hanya modal nekat, bisa jadi milyader. Dan itu baru lebih menarik. Kalau ada jalan pintas kenapa harus pilih jalan utama. Ya kan penonton". Tutur MC di acara orang gabut jadi milyader dengan sangat bersemangat. Para penonton bersorak dan memberikan tepuk tangan yang meria.
"Hari ini kita kedatangan artis yang sangat berbakat dan terkenal se-Indonesia. Ia juga merupakan seorang pengusaha dan seniman. Mari kita berikan sambutan yang meria pada tamu kita Marlina...." (tepuk tangan yang meria dari MC dan para penonton yang hadir di acara 'ORANG GABUT JADI MILYADER').
"Baik lah.. Tampa banyak basa basi, langsung saja kita pada intinya. Iya kan kak Marlina?" Tanya MC dengan semangat sambil tersenyum lebar.
Marlina yang mendengar itu hanya tersenyum basa basi. Dalam hati dia udah betek. Ia tidak suka acara yang seperti ini. Lamban dan buang-buang waktu begini. Kalau bukan untuk menjaga reputasi nya tetap bagus dan baik di mata masyarakat, mungkin dia tidak akan datang di acara seperti ini. "Buang-buang waktu saya aja". Gumam Marlina dalam hati dengan sedikit kesal.
"Baik lah... Kita akan bertanya pada kak Marlina terlebih dahulu. Bagaimana kabarnya hari ini kak?". Tanya MC
"Baik". Jawab Marlina singkat dengan tetap tersenyum tipis.
"Oke. Singkat padat dan jelas ya penonton (tertawa kecil). Oke kak Marlina. Saya ingin bertanya pada anda, apa sih rahasia sukses berkarir nya?" Ucap MC sambil tersenyum.
"Kalau saya pribadi, kuncinya hanya satu. Kamu ada kemampuan, tinggal kamu berusaha untuk mengembangkan menjadi sesuatu yang lebih menarik, dan kemampuan itu akan menjadi daya jual pada diri kamu untuk kedepannya". Jawab Marlina dengan santai.
"Waw ... Sangat menginspirasi sekali kak Marlina ini. Beri tepuk tangan untuk kak Marlina penonton". Ucap MC nya.
"Kemaren kan kak Marlina baru aja meluncurkan produk kecantikan terbarunya ni. Gimana itu prosesnya kak. Bisa di jelaskan kak Marlina?" MC kembali bertanya.
"Untuk prosesnya bagi saya simpel aja si sebenarnya. Beberapa bulan yang lalu saya ada kepikiran ide untuk buat produk kecantikan yang menurut saya bagus dan akan laku di pasaran. Waktu saya kepikiran ide itu, saya langsung kasih tahu asisten saya untuk kasih tahu ke manajer saya membahas hal terkait. Setelah kita rapat dan merencanakan segala sesuatu nya, ya jadi lah barang itu sekarang. Gitu aja sih mas". Jawab Marlina santai tapi kedengarannya sedikit sombong.
MC dan penonton memberikan tepuk tangan yang meria. Wawancara Marlina masih berlangsung. Ditengah tengah acara, Azeela mengamati dengan santai acara itu. Beberapa menit kemudian, seseorang mendatangi dimana Azeela berdiri.
"Permisi mbak, mbak asistennya mbak Marlina?". Tanya salah satu cru tv yang bertugas.
"Iya mas". Ucap Azeela santai.
"Jadi gini mbak, khusus di stasiun tv ini, untuk asisten artis, kami selalu mengutamakan kenyamanan setiap tamu kami. Untuk asistennya juga kami utamakan kenyamanannya. Mbak lihat di sudut itu, (cru nya menunjuk satu tempat di ujung panggung. Azeela juga ikut melihat kearah yang di tunjuk cru itu) itu tempat khusus kami sediakan bagi asisten yang menunggu atasannya selesai wawancara agar tetap nyaman. Mbak boleh duduk disitu aja mbak. Soalnya saya lihat mbaknya dari mulai acara sampai pertengahan acara berdiri saja dari tadi" Jelas cru itu.
"Terima kasih atas perhatiannya mas. Tapi saya berdiri disini saja boleh kan mas?. Soalnya buk Marlina meminta saya untuk tetap stay di dekat panggung. Takutnya nanti kalau saya duduk di ruangan itu, atasan saya cari saya nanti mas" Ujar Azeela.
"Kalau masalah itu mbak tidak perlu khawatir karena kalau ada yang di butuhkan tamu kami, nanti kami akan kasih tahu mbaknya". Ucap Cru nya.
"Nggak papa mas. Saya tunggu disini aja. Kayaknya bentar lagi acara nya udah mau kelar mas". Keke Azeela.
"Ya sudah kalau mbak nya tetap keke mau disini. Tapi bentar ya mbak". (Cru itu memanggil salah satu temannya untuk minta tolong ambilkan satu kursi dan bawa dekat samping panggung agar Azeela bisa duduk).
"Duduk di sini aja mbak. Nanti kakinya pegal. Sayangkan cantik-cantik dan masih muda, tapi badannya udah pada encok semua. Duduk aja mbak". Ucap Cru nya sambil tersenyum.
"Makasih mas". Ucap Azeela sambil duduk di kursi yang sudah di sediakan. Cru itu pun berlalu pergi. Azeela kembali lagi fokus untuk menonton acara Marlina. Belum beberapa menit Azeela bisa duduk, Marlina menoleh ke arah Azeela. Ia minta Azeela untuk beli minum kesukaannya di luar.
Minuman yang disediakan stasiun tv juga ada. Tapi Marlina ingin minuman yang lain. Setelah dapat perintah Azeela langsung pergi untuk beli minuman itu dengan tergesa-gesa. Beberapa menit kemudian ia sampai, dan langsung memberikan nya pada cru untuk di kasih pada Marlina di atas panggung.
Azeela kembali duduk untuk istirahat. Napasnya masih terkumpul separoh karena Azeela setelah keluar dari stasiun tv ia berlari untuk menuju minimarket terdekat di seberang jalan. Karena tidak ada, dia cari lagi di tempat yang lain sampai ia dapat, baru ia kembali ke stasiun tv itu.
Marlina meminta Azeela untuk cepat juga membeli air itu karena dia udah kehausan. Dia tidak minum air putih yang udah disediakan untuk tamu karena dia tetap ingin minuman yang biasa ia minum itu. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, ia harus bisa dapatkan apa yang dia inginkan.
Emang se egois itu sifat Marlina. Tapi yang namanya Azeela kerja sama dia, ya mau tidak mau Azeela harus mengikuti semua permintaan atasannya. Semua itu udah jadi pahit manis kehidupan di dunia kerja kalau kita sebagai bawahan.
Acara Marlina di 'Orang Gabut Jadi Milyader' udah selesai. Azeela masih ikut Marlina untuk membantu Marlina membawa barang-barang belanjaan Marlina yang sebelumnya untuk di masukin ke mobil Marlina.
Sampai di mobil, Marlina bilang sama Azeela untuk besok pagi jangan lupa barang yang ia suruh beli harus sudah ada. Karena barang itu sangat perlu bagi Marlina untuk syuting besok. Azeela mengangguk paham. Kemudian mobil Marlina berlalu pergi meninggalkan stasiun tv. Setelah mobil Marlina pergi, Azeela pun pergi untuk membeli barang yang diminta Marlina sebelum ia pulang ke rumah.
Sinar matahari sudah tak terlihat lagi di pelupuk mata. Peran matahari sudah digantikan oleh bulan yang bersinar tidak seterang matahari tapi mampu menerangi malam yang begitu kelam di temani oleh indahnya bintang yang mampu membuat hati tentram dan damai.
Azeela naik taksi untuk pulang kerumahnya yang berada di Kedoya Utara, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Azeela baru sampai di rumah jam delapan malam. Rumah yang sederhana, dari depan rumah sampai ruang tamu sudah dibangun dengan batu bata tapi dari ruang makan sampai dapur dan kamar mandi, masih kayu berlantai kasar belum di pelicin karena minim biaya.
Sampai di rumah ia langsung mandi dan beres-beres. Setelah beres-beres Azeela belum bisa rebahan. Karena ia masih harus mengerjakan tugas kuliahnya yang akan di kumpulkan besok. Jadi mau tidak mau gadis ayu itu harus tetap mengerjakannya di saat badannya leti sekali pun. Itu udah resiko yang harus ia tempuh karena kuliah sambil kerja.
Jangan kan rebahan atau tidur cepat, untuk makan malam pun dia belum sempat. Karena Azeela itu orangnya suka kepikiran. Jadi kalau ada kegiatan atau tugasnya belum selesai, dia pasti akan menyelesaikan hal itu terlebih dahulu ketimbang keperluan yang lain. Setelah ia selesai mengerjakannya, baru ia bisa lebih enjoy dan tenang untuk aktivitas selanjutnya.
Hari sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Azeela masih belum selesai mengerjakan tugasnya. Karena tugas ia kali ini cukup rumit. Ia harus membuat penemuan baru. Dan hasil itu akan di presentasikan besok.
Menjadi mahasiswa sekaligus pekerja memang tidak muda. Apalagi Azeela kuliah di universitas Indonesia (UI) yang notabennya merupakan sekolah negeri bergensi dan banyak diminati orang. Dan juga Azeela mengambil jurusan sains yang notabennya memang harus lebih banyak praktek dan melakukan penelitian untuk riset dan menciptakan penemuan baru.
Walaupun kadang Azeela keteteran untuk membagi waktu belajar dan kerjanya, tapi ia tidak pernah sedikitpun mengeluh dan menyesali keputusan yang udah ia ambil dalam hidupnya. Karena jurusan sains yang Azeela ambil itu sudah menjadi bagian dari hal yang ia gemari dan menjadi impiannya sewaktu kecil.
Dari kecil ia ingin sekali jadi ilmuan. Jadi untuk membuat apa yang ia cita-cita kan itu bisa tercapai, ia harus bekerja sambil kuliah untuk membayar uang semester yang cukup besar jika di tanggung oleh orang tuanya saja. Karena keluarga Azeela saat ini hanya hidup berkecukupan.
Kalau pun mampu, orang tua Azeela juga belum tentu membantunya. Karena dari kecil Azeela udah berusaha bertahan hidup sendiri dan berjuang sendiri meski ia punya orang tua. Bertahan sejauh ini bagi anak yang berasal dari keluarga broken home itu udah sangat luar biasa. Azeela termasuk anak yang kuat mentalnya untuk hal itu. Meskipun batin nya terasa begitu sakit ketika orang tuanya selalu bertengkar dan tidak kenal tempat jika berdebat.
Malam semakin larut. Azeela pun masih saja berusaha untuk menyelesaikan tugasnya. Tak berselang waktu lama, "Akhirnya kelar juga". Ucap Azeela dengan lega. Setelah mengucapkan kalimat itu ia menghempaskan tubuhnya untuk berbaring di atas kasur.
"Huuh...(menarik napas pendek)". Kemudian melihat jam di hpnya. "Udah pukul dua pagi aja. Cepat bangat waktu berjalan tuhan". Rinti Azeela lirih. Suara perut Azeela berbunyi dan ia baru ingat kalau dia belum makan dari siang.
Azeela hendak berjalan keluar kamarnya. Tapi ketika ia ingin membuka pintu, suara gelas pecah terdengar dari luar kamarnya. Mendengar itu Azeela mengurungkan niatnya untuk keluar. Ia berjalan ke meja belajar untuk mengambil handset dan memutar lagu dengan volume cukup keras.
Setelah memasang handset, ia berbaring di kasurnya sambil berusaha santai seperti tidak terjadi apa-apa dan berusaha untuk tidur dengan nyaman karena hal itu bukan menjadi pengalaman pertama baginya. Tapi udah menjadi aktivitas lumrah di rumah azeela. Jadi gadis berambut lurus sedikit pirang, berbadan mulus, dan bagus itu tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Diluar kamar Azeela, ayah dan ibunya berdebat. Mereka saling adu argumen. Ibu Azeela marah karena ayah Azeela pulang tengah malam dalam keadaan mabuk dan tidak sengaja memecahkan barang-barang yang ada di meja makan karena oleng tak sadarkan diri.
"Mau kamu apa si mas!. Dari dulu tidak pernah berubah. Hidup tidak ada aturannya. Selalu pulang malam, dan dalam keadaan mabuk. Anak Istri di terlantarkan". Bentak ibu Azeela.
"Udah lah sayang. Jangan marah terus. Aku cuman cari hiburan doang. Pelepas penat habis kerja dari pagi sampai malam. Pulang kerja ya apa salahnya aku minum dikit". Ucap Ayah Azeela sambil masih seliweran dan separuh sadar.
"Terserah kamu aja mas. Capek aku sama kamu!". Kesal ibu Azeela kemudian masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya.
Ayah Azeela dalam keadaan separoh sadar berusaha berjalan ke arah kamarnya dan menggedor gedor pintu dengan tenaga yang masih tersisa padanya. Sambil terus memanggil sayang pada istrinya. Ibu Azeela tidak menghiraukan panggilan sang suami. Ia hanya bisa menangis di dalam kamar meratapi nasibnya yang begitu malang.
Karena sudah begitu lelah menggedor pintu, ayah Azeela hilang kesadarannya. Ia tertidur begitu saja di depan pintu kamarnya. Mendengar sudah tidak ada lagi suara ketukan pintu, ibu Azeela membuka pintu itu untuk melihat keadaan suaminya.
Meskipun dalam keadaan kesal dan marah pada sang suami, ia tetap tidak tega melihat suaminya dalam keadaan mabuk, dan tidur di lantai depan pintu kamarnya. Wanita kelahiran tahun 1985 yang saat ini hampir memasuki usia 38 tahun itu berusaha memapah sang suami untuk tidur di kasur.
Setelah suami nya berhasil ia naikan di atas kasur, ia melepas perlahan sepatu sang suami satu bersatu. Setelah selesai ibu Azeela baru ikut berbaring di kasur tetapi membelakangi sang suami dan menutup matanya agar bis tidur.
Begitu lah setiap hari kehidupan yang di lalui Azeela sejak ia berusia 3 tahun sampai sekarang usianya sudah memasuki genap 20 tahun. Selama 18 tahun penderitaan itu di alami ibunya. Azeela sangat menyayangi sang ibu.
Tapi terkadang ia dan ibunya juga sering berdebat. Karena Azeela minta pada ibunya untuk berpisah saja dengan ayahnya jika itu membuat sang ibu menderita. Tapi ibunya tidak mau bercerai dengan ayah nya. Hal itu membuat Azeela tidak habis pikir dengan cara berpikir sang ibu. Makanya untuk sekarang Azeela memilih untuk menutup mata dan tidak mau terlalu terlibat dengan apa yang dilakukan orang tuanya. Ia memilih fokus untuk mencapai cita-cita nya. Agar di masa depan ia bisa hidup dengan bahagia dan tenang.
Cahaya bulan perlahan lahan mulai menghilang dan kembali digantikan oleh matahari. Mentari pagi datang menghampiri kamar tidur Azeela dan membuat gadis malang itu terbangun. Separoh nyawa Azeela belum terkumpul, ia meraba-raba kasurnya untuk mencari di mana posisi ponselnya. Ia melihat jam di ponselnya. Ketika melihat itu dia langsung berdiri dan bergegas untuk mandi.
"Sstt udah pukul 7.30?. Mampus gue!". Ucap Azeela sambil mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi yang berada di luar kamarnya di samping dapur. Ibu Azeela yang melihat sang putri pergi ke kamar mandi dengan tergesa-gesa berteriak pada Azeela "Jangan terlalu buru-buru nak, hati-hati kamar mandinya licin. Ibu belum sempat untuk membersihkan lantainya".
Karena terlalu buru-buru jadi Azeela tidak mendengar apa yang diucapkan ibunya. Alhasil, gadis itu terpeleset dan pant*tnya kebentur di lantai. "Aww...". Desis Azeela merintih kesakitan. Ibunya yang mendengar Azeela terjatuh langsung menghampiri sang putri. "Kamu nggak apa-apa kan nak?". Ucap sang ibu khawatir.
"Nggak papa kok Bu. Ibu lanjut aja kerjaannya. Aku buru-buru Bu. Udah telat". Ucap Azeela sambil berdiri dan menutup pintu kamar mandinya.
Ibu Azeela kembali lanjut membuat nasi gorengnya. Azeela sedang mandi dalam keadaan buru-buru. Tapi gadis ayu itu kembali berteriak di dalam kamar mandi memanggil ibunya. "Bu... Sabun mana Bu?".
"Ya ampun. Maaf sayang. Ibu lupa beli sabun. Ibu kira masih ada". Sahut Ibu Azeela dari dapur.
"Apes bangat hidup gue". Batin Azeela.
"Oo iya zel. Dikamar mandi seingat ibu masih ada shampoo nak. Kamu pakai itu aja dulu ya. Nanti habis masak ibu beli sabun ke warung". Ibu Azeela kembali berteriak untuk memberitahu putrinya.
Tak berselang waktu lama, Azeela udah keluar dari kamar mandi dan ia langsung berjalan secepat kilat menuju kamarnya untuk siap-siap. Setelah siap-siap, Azeela langsung cabut untuk pergi kerja. Ibunya yang melihat Azeela langsung pergi begitu saja memangil sang anak. "Nggak makan dulu zel?". Tanya ibunya lembut.
"Udah nggak sempat bu". Ucap Azeela sambil berjalan meninggalkan rumahnya.
Baru saja Azeela keluar rumah, Ee tu anak masuk lagi dan langsung menuju kamarnya. Barang pesanan Marlina ketinggalan. Ibu Azeela hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah sang anak. Sewaktu Azeela keluar dari rumah, sang ibu melihat sepatu sang anak yang sudah lusuh. Ia kepikiran untuk membelikan putrinya sepatu baru. Azeela bergegas menuju rumah kediaman Marlina. Sesampai di rumah Marlina, Azeela dapat pesan dari satpam Marlina.
"Nak Azel cari nyonya?". Tanya Satpam Marlina.
"Iya pak. Ibuk Marlina nya ada kan pak?". Tanya Azeela sambil melihat-lihat sekitar nya.
"Maaf nak azel. Nyonya baru saja berangkat". Ucap Satpam Marlina.
"Bisa kena marah ni gue". Batin Azeela.
"Tapi sebelum berangkat ibuk titip pesan. Kata nyonya kalau nanti nak azel datang, barang yang nyonya pesan kemaren, langsung antar aja ke lokasi syutingnya nak azel". Jelas Satpam Marlina.
"Ya udah pak. Makasih ya pak. Saya pamit pergi dulu pak. Permisi.." Ucap Azeela sambil sedikit membungkuk. Kemudian berlalu pergi meninggalkan rumah kediaman Marlina. Azeela menuju pangkalan ojek terdekat untuk bisa mengantarnya ke lokasi syuting Marlina.
"Pak ojek pak". Panggil Azeela. Kang ojek berhenti di depan Azeela. Azeela naik motor itu dan meminta pada supir ojek untuk melaju dengan kecepatan tinggi. Agar cepat sampai di lokasi syuting. Tak butuh waktu lama, akhirnya Azeela sampai juga di lokasi syuting Marlina.
Ketika sampai Azeela melirik sebentar jam tangan nya. Waktu sudah menunjukan sekitar jam 08.40 Pagi. Seketika Azeela langsung berlari menghampiri dimana Marlina berada. Karena gadis itu sudah telat 40 menit dari jam kerjanya.
Marlina melihat dari kejauhan ada seorang gadis cantik yang menghampirinya. Gadis tu tak lain adalah Azeela Queeri. Melihat Azeela datang, wajah Marlina langsung masam. Ia seperti marah karena Azeela telat datang. Azeela pun menghampiri atasannya itu.
"Permisi buk. Maaf saya telat buk. Ini barang pesanan ibuk kemaren buk". Ucap Azeela sambil berusaha menstabilkan napasnya yang masih belum terkumpul penuh.
"Ya. Tarok aja disitu". Pinta Marlina dengan gerakan mata seperti ingin menghardik Azeela. Tapi Marlina tidak lakukan karena dia sedang berada di tempat umum. Jadi dia berusaha tetap mempertahankan citranya di depan publik.
Marlina selesai berganti pakaian untuk syuting adegan berikutnya. "Kamu bawa ini keluar ya". Pinta Marlina pada Azeela.
Azeela mengambil barang yang ia bawa tadi untuk dibawa keluar sesuai permintaan Marlina. Sampai diluar Azeela melihat proses syuting Marlina. Setelah selesai syuting Marlina meminta Azeela memberikan saputangan yang ia suruh Azeela beli kemaren. Azeela memberikan saputangan itu.
"Bentar lagi saya selesai, habis ini kamu ikut temani saya ke salon ya. Selesai saya salon baru kamu boleh pulang". Ujar Marlina pada Azeela.
"Baik buk". Jawab Azeela dengan lembut.
Kegiatan syuting Marlina sudah selesai. Sekarang mereka menuju tempat salon. Diperjalanan Marlina menegur Azeela karena keterlambatannya tadi.
"Kali ini kamu saya maafin. Tapi untuk kedepannya jangan sampai telat lagi. Paham?". Ucap Marlina tetap santai tapi kalimat yang ia ucapkan penuh penekanan.
"Paham buk". Ucap Azeela tetap santai.
Lima belas menit kemudian Marlina dan Azeela sampai di salon langganannya. Marlina meminta Azeela untuk membawa tas nya kedalam ruangan salon sekalian urus pembayaran administrasi nya. Sementara Marlina masuk ke dalam ruang ganti untuk berganti pakaian.
Wanita yang umurnya hampir memasuki usia 39 tahun itu memanjakan dirinya dengan bersantai di salon favoritnya. Sementara Azeela duduk di ruang tunggu sampai marlina selesai. Selama menunggu Marlina selesai salon, waktu itu di manfaatkan Azeela untuk lebih memahami materi penemuan baru yang akan ia presentasikan nanti.
Tak terasa sudah hampir tiga jam Marlina di dalam dan akhirnya keluar juga dari salon. Sewaktu Marlina keluar ia sudah memperbolehkan Azeela untuk pulang. Berhubung sudah diizinkan pulang, tanpa berlama-lama, Azeela langsung pergi meninggalkan salon menuju kampusnya. Karena waktu sudah menunjukan pukul 16.45 sore dini hari. Karena Azeela mengambil kelas sore.
Azeela harus masuk kuliah setiap jam 17.00 sore. Tidak membutuhkan waktu lama, Azeela telah sampai di kampusnya dan langsung masuk kelas untuk memulai perkuliahan. Waktu perkuliahan sudah dimulai. Sekarang saatnya mempresentasikan tugas masing-masing mahasiswa yang hadir.
Ada sekitar 40 mahasiswa yang hadir. Jadi tidak memungkin kan untuk semuanya tampil hari ini. Untuk pilih aman, Azeela memilih tampil hari ini. Agar hari besok dia tidak perlu memikirkan presentasi lagi. Ia akan lebih bisa fokus untuk pekerjaan dan kegiatan lainnya.
Begitu lah rutinitas Azeela kalau hari Sabtu dan minggu. Selesai bekerja ia langsung lanjut kuliah setiap jam 5 sore sampai jam 9 malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!