13 Oktober 2013
Pada tanggal 13 Oktober 2013, pukul 11.43 WIB. pesawat NEP 102 penerbangan Bandar Udara internasional changi Singapura menuju soekano-hatta dinyatakan jatuh dan tenggelam di perairan batam setelah dikabarkan menghilang 3 hari yang lalu.
Pesawat NEP 102 diawaki 2 pilot dan 4 awak kabin serta 48 penumpang - dinyatakan tidak ada yang selamat dalam insiden ini.
Bangkai pesawat berupa baling-baling ditemukan sekitar 17 meter dari jatuhnya pesawat.
Beberapa potongan tubuh juga benda milik korban ditemukan mengambang di area sekitar jatuhnya pesawat.
***
Jakarta, 13 Oktober 2013
Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kedua anak yang sedang menonton televisi harus mendengar kabar pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya mengalami kecelakaan.
Alula Zayana - gadis berusia 15 tahun.
Devin Sagara - bocah laki-laki berusia 10 tahun.
"Kak, itu pesawat yang dinaikin ayah sama bunda kan?"
"kakak jawab"
"kakak jawab Devin, ayah bunda masih hidup kan?"
"berita itu bohong kan kak?"
"Non Alula, den Devin" seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai pelayan di rumah itu ikut menangis mendengar berita yang mereka dengar.
Alula hanya diam menatap televisi didepannya, tubuhnya seakan kaku, jantungnya seakan berhenti detik itu juga.
"kakak"
...***...
Kepulauan Riau, 15 Oktober 2013
Indahnya laut batam menjadi saksi bisu tenggelamnya pesawat dengan total penumpang seluruhnya berjumlah 54 orang tersebut.
Kencangnya suara ombak mampu dikalahkan oleh suara tangis para pengunjung.
Tangisan yang membuat siapapun yang mendengar ikut merasakan sakit.
Ratusan orang mengerubungi lautan untuk menyaksikan pengangkatan sisa bangkai pesawat, juga pengumpulan barang-barang para korban.
Terlihat para polisi menghalangi beberapa pengunjung yang nekat menerobos garis penghalang.
Terkadang tak apa jika kau ingin menangis, kau tak harus berpura-pura baik-baik saja. Kehilangan, semua orang pasti pernah merasakannya.
Mengajak pembantu dan sopir pribadinya, Alula dan Devin nekat menaiki pesawat menuju kepulauan Riau.
"Kamu pasti masih hidup mas"
"jangan tinggalin kita pah"
"kakak pasti akan kembali"
"kembalikan suami dan anak saya"
"Ya Tuhan kenapa hal ini terjadi padaku"
"Minggir, saya mau cari anak saya"
Menatap sebuah jam tangan milik sang ayah, Alula dan Devin tak kuasa menahan tangisnya.
"Ayah bunda jahat, kalian tega ninggalin kakak sama Devin, hiks hiks. kita masih butuh kalian, tolong jangan tinggalin kita, hiks hiks"
"Devin mau ketemu ayah bunda, ayo kak kita temuin ayah bunda"
...***...
Jakarta, 3 November 2013
Beberapa minggu sejak kejadian jatuhnya pesawat, tim SAR menyatakan beberapa penumpang yang meninggal tak ditemukan mayatnya.
Perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian, itulah hal yang dirasakan kedua bersaudara Alula dan Devin.
Kedua orang tua mereka meninggalkan mereka untuk selamanya, dan yang lebih menyakitkan adalah mayatnya tidak ditemukan.
Perjalanan bisnis yang dilakukan kedua orang tuanya, malah berakhir kematian
Tuhan tidak membiarkan adik kakak itu memeluk kedua orang tua mereka untuk terakhir kalinya..
Tuhan terlalu sayang kepada makhluknya, hingga tak membiarkan makhluk lain memilikinya.
...***...
Jakarta 2014
Kedua adik kakak yang harusnya masih mendapat perhatian kedua orang tua, kini harus melewati kerasnya kehidupan.
Orang-orang yang dulu sangat baik, seketika berubah ketika mendengar kabar kecelakaan itu.
Tak lagi mempunyai kakek nenek membuat mereka mencoba mendatangi keluarga sang bibi.
Adik perempuan satu-satunya yang dimiliki sang ayah, tak mau menampung kedua bersaudara itu.
"Ayah, sama bunda udah gak ada, yang kita punya cuma bibi"
"bibi juga punya anak, bibi gak bisa terus nampung kalian, lagipula rumah kalian kan besar dan bagus, untuk apa datang kesini?"
Dengan perasaan campur aduk, Alula dan Devin beranjak dari duduknya.
Sebelum benar-benar pergi, Alula menatap seorang gadis yang lebih tua tiga tahun darinya. Princy Farasha, sepupu Alula sekaligus putri sang bibi.
Princy hanya diam menatap kedua sepupunya diusir oleh sang ibu, bahkan ibu dan anak itu tak ada menunjukkan empati sedikitpun.
Pelayan dan sopir yang bekerja di rumah mereka ikut meninggalkan pergi tanpa pamit.
Rumah itu terlalu besar untuk dihuni oleh dua orang, sunyi, sangat sunyi. Alula dan Devin hanya memiliki satu sama lain.
Diumurnya yang masih 15 tahun, Alula harus bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya dan sang adik.
Tabungan orang tuanya memang masih banyak, bahkan cukup untuk beberapa tahun ke depan, namun Alula tidak bisa terus mengandalkan tabungan itu.
"Kakak akan menggantikan peran ayah dan bunda" janji itulah yang Alula katakan untuk sang adik.
Pagi-pagi sekali Alula bangun untuk melaksanakan ibadah, dilanjut membuat sarapan untuknya dan Devin.
Pagi hingga siang sekolah, sore hingga malam bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe.
Senyuman Devin adalah penyemangat bagi Alula, tak pernah sekalipun ia mengeluh tentang keadaan.
...***...
Jakarta 2021
Gadis kecil yang dulu sering diam-diam menangis, kini berubah menjadi wanita dewasa yang cantik dan pintar.
lulus SMA dengan nilai bagus, Alula melanjutkan pendidikannya dengan masuk ke sebuah universitas dengan jurusan sastra Inggris.
4 tahun berkuliah, Alula menjadi sarjana dengan gelar cumlaude.
Berbekal ilmu bahasa asing yang dimiliki, Alula mencoba peruntungan melamar sebagai Sekertaris di sebuah perusahaan.
Satu tahun sudah Alula bekerja sebagai sekertaris, gajinya pun lumayan hingga ia bisa menyisihkannya untuk masa depan nanti.
"Devin mau kerja bantu kakak"
Laki-laki berumur 18 tahun yang baru saja lulus sekolah itu mengatakan sesuatu yang membuat sang kakak terkejut.
"Gak boleh, Devin lanjut kuliah aja, biar kakak yang kerja"
"Devin anak laki-laki kak, harusnya Devin yang cari nafkah"
"Terus kalau perempuan gak boleh kerja gitu?"
"Devin kasihan lihat kakak, dari kecil kakak udah kerja keras buat bayar sekolah dan kebutuhan kita, sekarang Devin udah lulus sekolah, Devin mau kita gantian, Devin yang kerja, kakak duduk diam di rumah."
"Devin dengerin kakak ya, kakak gak pernah sekalipun merasa terbebani, Devin adalah harta paling berharga yang kakak punya, begitupun sebaliknya. kakak mau Devin lanjutin pendidikan sampai cita-cita Devin buat jadi Jaksa tercapai, buat kakak bangga dengan itu."
"Devin janji, Devin akan belajar dengan rajin dan jadi Jaksa yang selalu menegakkan kejujuran dan keadilan, hingga suatu hari nanti dengan bangganya kakak bilang, JAKSA TERBAIK ITU ADALAH ADIKKU."
2023
"Ini berkas kerjasama dengan perusahaan Adijaya Group, silakan ditandatangani pak"
Alula Zayana, wanita berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai sekretaris itu, tampak cantik dengan outfit blouse polos dengan bawahan rok span selututnya.
Tubuhnya yang langsing dan tinggi menjadikannya terlihat mempesona dengan pakaian formalnya.
Rambutnya yang panjang sepunggung ia pilih diikat, sehingga semakin memberikan kesan apik.
Di hadapan Alula saat ini adalah Baskoro, pria paruh baya yang tak lain tak bukan adalah direkturnya.
"Saya bacakan jadwal bapak hari ini" Wanita cantik itu membuka ipad yang selalu ia bawa kemanapun.
"jam 10 nanti ada meeting dengan para tim lapangan, lalu jam 1 siang ada janji makan siang dengan pak Adnan, dan di jam 3 sore bapak ada jadwal cek lapangan bulanan, itu saja untuk hari ini pak"
"Akhh kepala saya pusing" keluh Baskoro sambil memijat kepalanya.
"Bapak sakit? perlu saya bawakan obat atau saya panggilkan dokter pribadi bapak?"
Alula bertanya dengan sangat sopan.
"Tak perlu, buatin saya kopi saja!"
"Baik, tunggu sebentar pak" Alula menundukkan kepalanya, kemudian berjalan keluar dari ruang direktur.
Baru saja membuka pintu, Alula dikejutkan dengan kedatangan seorang pria.
Revaz Danendra, pria tampan berusia 26 tahun, putra dari Baskoro.
Sejak dulu, Revaz menyukai Alula, wanita cantik dengan otak pintar dan berkepribadian baik itu mampu menggetarkan hatinya sejak pertama bertemu.
"Hai sekertaris Alula" Revaz menyapa Alula dengan senyum lebarnya.
Alula hanya menanggapinya dengan senyuman, Alula meletakkan berkas yang sebelumnya ia bawa, kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.
Di belakang, Revaz terlihat mengekori langkah Alula, beberapa karyawan yang melihat menundukkan kepala dan menyapa Revaz.
...***...
Di dapur, Alula sibuk membuat kopi sesuai perintah Baskoro, sedangkan di sebelahnya, Revaz terus saja memandang wanita itu.
"Alula"
"iya Pak"
"Kan aku udah bilang, kalau kita lagi berdua panggil nama aja, jangan panggil pak!"
"Pak Revaz itu atasan saya"
"Alula kamu tau gak, lusa papa bakalan kirim aku keluar kota buat urus pertambangan disana"
"Tau, pak Baskoro sendiri yang bilang ke saya"
Alula meletakkan kopi buatannya di nampan, wanita itu hendak pergi namun terhenti ketika Revaz menahan tangannya.
"Bapak butuh sesuatu? mau saya buatin minum juga?"
Bukannya menjawab pertanyaan Alula, Revaz malah mendekat hendak memeluk wanita itu.
"Aku tuh cinta sama kamu Alula, kenapa kamu selalu menjauh" ucap Revaz sambil menangkup wajah Alula dengan kedua tangannya.
Alula melepaskan tangan Revaz dengan tangan kirinya, "maaf pak, saya harus bawa ini ke pak Baskoro, takut nanti kopinya keburu dingin"
Berkali-kali Revaz menyatakan cinta pada Alula, berkali-kali itu juga Alula menolaknya.
Revaz adalah pria yang tampan dan baik, bahkan sangat baik, Alula akui itu. Namun Alula menganggap pria itu tak lebih dari sekedar atasan kerjanya.
Alula tak pernah tertarik pada urusan percintaan, menurut Alula, mengurus dirinya sendiri lebih baik daripada jatuh cinta.
Ya, wanita itu tak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun, sejak dulu banyak sekali pria yang mendekatinya, namun Alula selalu menolaknya dengan cara baik-baik.
...***...
Di sebuah ruangan, seorang direktur perusahaan pertambangan, nampak sedang meluapkan amarahnya.
Mendengar berita pencurian di salah satu cabang, membuat Baskoro murka, tak hanya marah-marah, pria paruh baya itu terkadang menggunakan tangan untuk sekedar memberi hukuman.
Keadaan seperti ini sering kali Alula lihat di depan matanya, Baskoro adalah sosok yang tempramental, sering sekali ia memecat karyawan hanya karena kesalahan kecil.
Selesai dengan urusan meeting yang menguras emosi, Baskoro kembali ke ruangannya.
Dengan sigap, Alula memberikan gelas berisi air untuk atasannya itu.
"Alula"
"Iya pak?"
"Saya mau tidur sebentar, nanti kalau sudah jam makan siang bangunkan saya ya, terus nanti kalau ada yang mencari saya, tolong kamu urus ya"
"Baik pak"
Alula saat ini tengah sibuk dengan komputernya, kursinya yang tak terlalu jauh dengan ruangan para karyawan membuat ia tak sengaja mendengar obrolan mereka.
"Sombong banget padahal cuma direktur pengganti"
"Cih, nanti kalau CEO yang asli dateng, pak baskoro pasti langsung di tendang keluar"
"Tapi Revaz ganteng dan baik banget, beda sama bapaknya"
"Sumpah gue benci banget sama pak Baskoro"
Omongan yang paling sering Alula dengar adalah, Baskoro bukanlah pemilik asli perusahaan ini. Baskoro tak lebih dari sekedar direktur pengganti.
Alula sudah bekerja setidaknya 3 tahun lamanya di Avior Corporation, namun ia tak pernah tahu siapa CEO asli dari perusahaan ini.
Jika memang benar desas-desus yang Alula dengar selama ini, itu artinya Baskoro maupun Revaz bisa saja diberhentikan sewaktu-waktu.
Suara orang bergosip yang sejak tadi Alula dengar, tiba-tiba berhenti begitu saja, saat Alula menoleh ternyata di sana ada Revaz sedang berjalan.
Entah ada masalah apa, wajah Revaz terlihat sangat tegang, pria itu melawati Alula begitu saja.
Para karyawan melanjutkan gosip mereka yang sempat terhenti, mereka membuka topik baru yaitu hubungan Alula dengan Revaz.
Berkat Revaz yang selalu mengikuti Alula, tak jarang Alula mendengar gosip buruk tentang dirinya.
Beberapa dari mereka terus berkata hal yang aneh tentang Alula, bahkan ada gosip yang mengatakan Alula adalah wanita simpanan Baskoro dan Revaz.
Bagaimana mungkin ia menjadi simpanan ayah dan anak sekaligus, entahlah, Alula hanya malas untuk sekedar membela dirinya.
Tap Tap Tap
Dua orang pria terlihat memasuki gedung Avior Corporation, salah satunya terlihat berjalan dengan bantuan instisblind atau yang biasa dikenal sebagai tongkat orang buta.
Kedua pria tersebut terlihat sangat gagah dengan jas yang melekat ditubuh mereka.
Namun yang terus menjadi perhatian adalah pria yang membawa tongkat buta, pria berwibawa bertubuh tinggi atletis, dengan wajah yang sangat tampan, sungguh terlihat sangat mempesona.
Alula terlalu fokus pada layar komputernya hingga tak mendengar suara langkah kaki.
Tepat saat kedua pria tersebut melewati Alula, saat itulah Alula menoleh dan mendapati kedua pria tersebut hendak masuk ke dalam ruang direktur.
Dengan cepat Alula menahan kedua pria tersebut, "Maaf Pak, bapak berdua siapa? apa bapak sudah buat janji dengan pak direktur? kalau belum mari ikut saya sebentar pak!"
Kedua pria tersebut hanya diam menatap Alula.
"Maaf, mbak ini siapa?" pria yang berdiri dibelakang bertanya pada Alula.
"Saya sekertaris pak Baskoro, maaf saya bukannya bermaksud tidak sopan dengan menghalangi bapak berdua, hanya saja di kantor ini peraturannya memang seperti itu"
Alula menjelaskan dengan sangat sopan namun terdengar tegas.
"Bilang saja ke pak Baskoro, Zyandru Avior ingin bertemu" ucap pria yang membawa instisblind.
Alula memutar otaknya ketika mendengar nama tersebut, nama belakang pria itu sama dengan perusahaan tempatnya bekerja.
Apa dia CEO perusahaan ini, batin Alula menerka-nerka.
"Baik, mohon tunggu sebentar"
Alula memutar knop pintu yang berada tepat di belakangnya, di dalam sana terlihat Baskoro dan Revaz sedang duduk dan mengobrol di sofa.
"Maaf mengganggu pak, di depan ada yang ingin bertemu dengan bapak"
"Bukankah saya sudah bilang, kalau ada yang mencari saya kamu tangani, sudah gitu masuk tanpa ketuk pintu dulu" Baskoro terdengar marah.
"Pa, jangan marah gitu" Revaz mengkritik sang ayah, "Alula emangnya siapa yang mau bertemu dengan papa?"
"Namanya Zyandru Avior"
Deg
Baskoro dan Revaz kompak berdiri, ayah dan anak itu terlihat saling pandang dengan wajah terkejut.
Revaz berjalan ke arah pintu, ternyata yang dibilang Alula benar, Zyandru berada di depan ruangan bersama sang asisten yaitu Ansell.
"Hei Zyandru, udah lama banget gak ketemu" Revaz menghampiri dan menjulurkan tangannya ke pria tampan itu.
"Zyandru keponakan om, gimana kabarnya?" kali ini Baskoro yang menghampiri.
Alula yang sejak tadi berada di ruangan itu, hanya menatap keempat pria yang berada di hadapannya saat ini.
Alula menatap pria yang sejak tadi dipanggil Zyandru itu tak menerima uluran tangan Revaz.
Jadi dia beneran buta.
Wajah Zyandru yang tadinya tegas, seketika berubah menjadi hangat, senyum pria itu mengembang sempurna, "om Baskoro, Revaz?"
Zyandru menjulurkan kedua tangannya, dengan sigap Revaz dan Baskoro menerima uluran tangan Zyandru.
"Kita masuk dulu yuk" dengan sangat hati-hati Baskoro menuntun Zyandru untuk masuk ke ruangannya.
"Alula, kamu tolong buatin minum ya" seperti biasa, Revaz akan tersenyum hangat bila berbicara dengan Alula.
"Baik pak, saya permisi"
...***...
Di dapur.
"Alula, aku dengar dari beberapa karyawan, katanya pak Zyandru datang ya"
Yola, wanita berusia sekitar 30an yang berprofesi sebagai staf administrasi, datang mengejutkan Alula yang sedang mangaduk teh buatannya.
"Dia bilang sih namanya Zyandru, emang Zyandru itu siapa sih kak?"
"Kamu gak tau Zyandru itu siapa?"
Alula menggeleng mendengar pertanyaan yola.
"Zyandru Avior itu CEO perusahaan ini Alula, empat tahun lalu Zyandru dan ayahnya kecelakaan yang membuat ayah Zyandru meninggal dan Zyandru sendiri buta"
"Ya ampun terus kak?" entah mengapa Alula menjadi penasaran.
"Yaa gitu, karena dia gak bisa mengurus perusahaan, jadilah dia meminta bantuan adik ayahnya yaitu Baskoro"
"Alula udah kerja disini selama tiga tahun, selama itu Zyandru gak pernah datang kesini"
"Yaa kalau masalah itu aku gak tau, oh iya itu teh buat siapa?" tanya yola menatap gelas berisi teh ditangan Alula.
Alula menepuk dahinya, "Astaga lupa, kak Yola sih ngajak ngobrol"
"Loh kok jadi nyalahin aku"
"Udahlah Alula pergi ya kak" Alula berjalan cepat menuju ruang direktur berada.
Tok Tok Tok
"Permisi pak"
Alula masuk dan meletakkan nampan tersebut ke meja, matanya melirik Zyandru yang berada tepat di sebelahnya.
"Saya permisi pak"
...***...
Alula kembali memikirkan pertemuannya dengan Zyandru tadi, pria itu terlihat sangat dingin, bahkan terkesan cuek, namun ketika mendengar suara Baskoro, raut wajahnya langsung berubah.
Mata Alula dan mata Zyandru sempat bertemu, entah mengapa ketika menatap mata pria itu, Alula merasa tenang.
"Jadi dia datang kesini buat ngambil posisinya atau gimana?" Gumam Alula.
"Astaga, berkas yang tadi belum gue proses, lagian ngapain mikirin hal yang gak penting sih"
Alula kelabakan mencari berkas yang telah ditandatangani Baskoro, dengan langkah cepat ia membawa berkas itu dan menuju mesin foto copy.
Berkas itu, Alula scan, copy, setelahnya Alula kembali ke mejanya, kemudian mengarsipkan berkas tersebut.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, Alula meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.
Disekitar sudah terdengar azan di mana-mana.
"Akhirnya selesai juga nih berkas, sholat dulu deh"
...***...
Seorang wanita cantik nampak sedang melaksanakan kewajibannya, tak lupa gadis itu juga berdo'a setelahnya.
Sesibuk apapun dirinya, Alula tak pernah meninggalkan kewajibannya yang satu ini.
Alula mengambil tas kecilnya yang berisi peralatan make up nya, wanita itu nampak meloloskan sedikit lipstik dibibirnya.
Janji makan siang dengan rekan bisnis yang sudah dijadwalkan Alula, tiba-tiba saja Baskoro meminta untuk membatalkannya.
Seorang pria tampan yang selalu mengikuti sekertaris sang ayah, terlihat keluar dari ruangan direktur.
"Alula"
"Iya pak?"
"Tolong pesanin makanan buat empat orang ya"
"Baik Pak"
Wanita cantik nampak itu sibuk berbicara dengaan salah satu staff kantor
...***...
Di kantin, terlihat dua wanita sedang menikmati makanan mereka sambil sesekali tertawa bersama.
Satu-satunya teman yang Alula miliki di kantor ini, hanyalah Yola, banyak karyawan wanita di sana selalu memusuhi Alula.
Sejak sekolah dulu Alula sudah sering merasakan itu, jadi ia tak terlalu ambil pusing.
Alula sendiri bersekolah di salah satu sekolah ternama dengan beasiswa, memiliki otak yang pintar dan wajah cantik menjadikan Alula idola di sekolahnya dulu.
Tak jarang Alula mendapat pernyataan cinta bahkan hadiah dari beberapa murid laki-laki.
Hal itulah yang menjadikan para murid perempuan iri padanya, hingga Alula menjadi bahan bullyan di sekolahnya.
"Oh iya, tadi pak Zyandru ngapain aja?" tanya Yola sambil menyantap makanannya.
"Gak ngapa-ngapain kak, sampe sekarang dia masih ada di ruangan pak Baskoro"
"Aku penasaran penampilannya yang sekarang, udah lama gak lihat"
"Oh iya, kan kak Yola kerja disini udah lama, ceritain tentang pak Zyandru dong kak" pinta Alula.
"Sebentar" Yola meneguk minumannya sebelum berbicara.
"Pak Zyandru itu orangnya tegas, lebih tegas dari Pak Baskoro, bedanya pak Zyandru itu gak suka main tangan dan gak suka pecat orang seenaknya, beda sama Baskoro itu"
"Terus kak!"
"Nah kalau urusan pasangan pak Zyandru itu belum menikah, setahu aku pacarnya itu model yang sekarang bekerja dibawah naungan agensi New York"
"Wah serasi ya sama pak Zyandru"
"Serasi sih serasi, tapi asal kamu tau, desas desus yang terdengar, pacarnya pak Zyandru itu memutuskan hubungan mereka secara sepihak jauh sebelum pak Zyandru kecelakaan. dan sikap tegas pak Zyandru yang sekarang itu karena patah hati ditinggal pacarnya"
"Pasti pacarnya pak Zyandru itu cantik, pintar dan berbakat banget sampe bikin pak Zyandru gagal move on gitu"
"Bisa jadi, lagian pak Zyandru kan ganteng, pinter, kaya, kenapa gak coba cari wanita lain, kenapa harus stuck di satu wanita coba"
Hahahahah
Mendengar perkataan Yola, Alula hanya bisa tertawa.
"Maksudnya wanita lain, kak yola gitu?" goda Alula.
"Enggak tuh, aku gak suka pria buta"
"Kak" Alula menyenggol lengan Yola, perkataan Yola barusan terdengar sangat kasar bagi Alula.
"Emang kenapa? yang aku bilang bener kan"
Alula hanya geleng-geleng mendengar ucapan teman kantornya tersebut.
"Oh iya hubungan kamu sama pak Revaz gimana?"
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama pak Revaz kak" tekan Alula karena memang begitu kenyataannya.
"Kamu kenapa susah banget sih di deketin, pak Revaz tuh kelihatan banget suka sama kamu Alula. Emang kamu gak takut kalau sewaktu-waktu Revaz pindah ke lain hati?"
"Enggak"
"Kamu dengar ya Alula, pak Revaz bukan cuma ganteng, tapi juga baik, ramah, pintar dan yang pastinya kaya, bukan cuma wanita disini, tapi wanita di luar sana juga banyak yang ngejar-ngejar dia, lah kamu yang dikejar malah menjauh"
"Alula cuma malas menjalin hubungan kak, udah ah yuk balik."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!