SERENA
PROLOG
Malam pesta topeng. Sepasang lelaki dan wanita bertopeng sedang bercengkrama.
Serena
Wanita tadi konyol sekali, ya?
Serena
Karena topengnya, dia jadi menginjak gaunnya sendiri dan terjatuh. Sampai menabrak meja.
Serena
Waktunya pas sekali. Itu terjadi saat aku mulai merasa bosan.
Serena
Kalau kau masih merasa belum bersemangat, ayo minum sedikit lagi.
Tuk... wanita itu menuangkan wine ke gelas, lalu ia berikan pada lelaki di hadapannya.
Serena
...Friedrich. Ambilkan minuman lagi.
Friedrich
Nyonya sudah minum sejak di pesta tadi. Sepertinya hari ini sudah cukup.
Friedrich mengambil alih botol wine dari tangan Serena. Serena hanya memandang wajahnya saja.
Serena
Dari tadi, wajahmu kelihatan serius terus.
Serena
Kenapa? Karena mereka terus membicarakan hal buruk tentang aku?
Serena
Aku tahu kok, apa yang mereka bicarakan tentangku.
Serena
“Perempuan hina.”
“Padahal dia bisa hidup seperti itu karena suaminya, tapi dia malah memelihara selir laki-laki. Tidak tahu malu.”
Wanita itu menirukan ucapan-ucapan yang membicarakannya.
Serena
“Orang seperti dia selalu seenaknya tanpa peduli pada orang lain.”
Sudah kaya, muda, cantik pula. Hidupnya benar-benar menarik.
Serena
Ini bukan pertama kalinya aku mendengar mereka berkata begitu. Memangnya kenapa?
Dia juga mewarisi hotel dan kediaman yang mewah dan besar itu.
Ah~
Tapi untuk apa semua itu? Semua keluarganya sudah mati...
Dan hanya dia yang masih hidup.
Serena
Toh yang mereka katakan memang benar bukan?
Aku justru iba saat melihatnya.
Apalagi setelah menikah, dia tiba-tiba berubah jadi seperti itu.
“Dia memang hanya menikahi suaminya untuk mengurus usaha hotel keluarganya, kan? Jadi mereka sebenarnya asing satu sama lain.”
“Kudengar hubungan mereka juga buruk.”
Friedrich terdiam mendengar celotehan wanita di hadapannya.
Ckck, walau begitu, apa boleh wanita yang sudah bersuami bersikap seperti itu?
Dia benar-benar keterlaluan.
Friedrich
Nyonya Serena marah, ya?
Serena menatap lelaki itu tajam.
Grep. Lalu tiba-tiba saja ia menjambak rambutnya. Gelas yang dipegangnya sejak tadi jadi terjatuh dan pecah.
Serena
Jangan bicara macam-macam. Padahal kau duluan yang sejak tadi berwajah murung.
Friedrich terjatuh dalam posisi berlutut di hadapan Serena.
Sret... Serena memainkan helaian rambutnya.
Pluk. Selanjutnya, ia melepas topeng Friedrich.
Serena
Kalau kau terus menatapku begitu, aku jadi benar-benar marah tahu!
Friedrich menatap Serena tajam.
Serena
Berhentilah bersikap menyebalkan. Dan...
Serena memperpendek jarak di antara wajah mereka.
Serena
Cepat bawakan aku minuman.
Seorang pelayan wanita masuk membawa minuman.
Pelayan
Sepertinya Nyonya Serena menginginkan ini.
Friedrich mengangguk kepada pelayan itu, lalu menerima nampan darinya.
Klak. Pintu ditutup kembali bersamaan dengan keluarnya pelayan.
Pelayan 2
Besok, tuan besar akan pulang, kan?
Pelayan
Benar. Apalagi kepulangan beliau jatuh pada hari rabu. Tolong persiapkan semuanya dengan baik. Suasana hati mereka pasti sedang buruk. Jadi bersiaplah.
Pelayan
Tuan besar baru kembali dari perjalanan dinas yang panjang, beliau pasti sangat lelah.
Pelayan
Suasana hati Nyonya Serena juga pasti akan makin buruk saat suaminya kembali.
Pelayan 2
Ah, jadi mereka akan sangat sensitif, ya? Baik, aku mengerti. Kami akan menyiapkan semuanya dengan baik.
Pelayan
...jika tuan besar kembali...
Pelayan
Tandanya sebentar lagi bunga mawar di kediaman Serenity akan segera mekar.
Pelayan
Merah seperti darah.
Pelayan
Bersinar terang seperti matahari senja.
Zzrrtt, makin lama hujan semakin deras.
Pelayan
Dan musim panas yang cerah akan dimulai.
Ep. 1 - Gadis Serenity
AWAL ABAD KE-20
KEDIAMAN SERENITY - MURACEBIA
ZRAAAASH, hujan lebat mengguyur kediaman Serenity.
Tik tik tik tik, suara jarum jam berdenting.
Asisten Madam
Janji temu dengannya jam 9 pagi, Madam? Sekarang sudah lewat 40 menit...
Madam
Ssst, diam. Jangan sampai kelihatan kalau kau baru pertama kali datang ke sini.
Madam
Saat dia tiba, itu lah waktu janji temu kita yang sebenarnya.
Asisten Madam
Apa? Aha... jadi karena itu Madam selalu menutup toko tiap kali berkunjung ke sini?
Asisten Madam
Pasti ada alasannya, sampai pemilik toko berlian terbesar di Kerajaan ini rela menyisihkan waktu satu hari penuh...
Asisten Madam
Hanya demi mengunjungi satu orang tersohor ini, kan?
Cring, Madam membuka koper perhiasan yang dipenuhi berlian.
Madam
Tentu saja, di Kerajaan kita, jika ada pedagang yang melewatkan perhatian orang seperti Serena, itu sama saja dengan menghancurkan usahanya sendiri.
Madam
Seorang Serena tertarik melihat berlianku saja sudah merupakan kehormatan besar bagiku.
Madam
Aku tak akan menyerah begitu saja!
Asisten Madam
Benar saja. Aku saja sangat tegang saat diberi kesempatan untuk bertemu dengan Serena untuk pertama kalinya.
Asisten Madam
Apa yang dilakukannya pagi-pagi sampai terlambat begini?
Madam
Dia pasti menghabiskan waktu dengan selirnya itu semalaman.
Madam
Kurasa dia pasti masih tidur.
Tes... tes... wine yang tumpah di meja menetes ke lantai.
Asisten Madam
Apa? Se-selir?
Madam
Ya, seorang pria muda rupawan yang selalu dibawanya ke mana-mana seperti boneka.
Madam
Kurasa dia juga pasti akan membawanya ke sini.
BLAAR! Petir menyambar dengan keras.
Serena membuka mata tanpa berbicara apa pun.
Lalu dia bangun dan duduk.
Set. Saat Serena hendak berdiri, Friedrich memegang pergelangan tangannya.
Friedrich
Suara hujannya terasa sangat menenangkan.
Friedrich Bloom, 25 tahun.
Friedrich
Sejak malam hujan turun terus. Matahari juga tertutup awan.
Friedrich
Kemarin Nyonya minum banyak, kepala Nyonya pasti pusing. Nyonya istirahat saja du...
Serena
Pemilik toko berlian akan datang hari ini. Pasti mereka sudah menunggu ku di bawah.
Serena
...hari ini tanggal berapa?
Friedrich
Hari ini tanggal 1, hari rabu.
Gyut. Serena mencengkram sprei.
Serena
...bulan baru dan hari rabu.
Serena Serenity, 22 tahun.
Friedrich bangkit dari tidurnya. “Memangnya hari ini hari apa? Suasana hatinya terlihat buruk” ucap Friedrich dalam hati.
Friedrich
Apa tangan Nyonya pegal? Mau aku pijat?
Friedrich memeluk Serena dari belakang.
Plak. Serena menepis selirnya itu.
Friedrich hanya bisa menatapnya dalam diam.
Serena
Bersiaplah dan ikut aku.
Asisten Madam
Ma-madam, sudah satu setengah jam lebih kita menunggu...
Asisten Madam
Bagaimana kalau kita tanya pelayan kapan dia akan...
Madam
Ssst! Apa kau tidak dengar suaranya?
Tak tuk tak tuk. Pintu terbuka dan muncul wanita bergaun hitam dan heels yang senada.
Madam
Selamat pagi, Nyonya Serena!
Madam
Astaga, Nyonya Serena!
Serena
Sudah menunggu lama, ya?
Serena mendekat lalu duduk di hadapan Madam.
Madam
Ah, tidak! Para pelayan menyajikan teh yang enak selama kami menunggu.
Madam
Lagi pula kami memang selalu menutup toko pada hari kunjungan ke sini.
Asisten Madam melihat Serena dengan kagum. “Wah, jadi ini Serena Serenity?” ucapnya dalam hati. “Luar biasa.” Ia menelan ludah. “Selama ini aku hanya mendengar gosipnya... akhirnya aku bisa bertemu dengannya langsung!”
Serena
Seharusnya kau tak perlu sampai menutup toko. Pegawai Madam juga sudah bertambah, kan? Kenapa Madam tidak titipkan saja toko pada mereka?
Serena menunduk membetulkan sarung tangan cantiknya.
“Padahal tubuhnya sangat kurus, tapi karena dandanan dan pakaian yang mewah, dia jadi tak terlihat begitu. Dia juga terlihat sangat berkharisma!” Sang asisten berdecak kagum.
Madam
Hari kunjungan saya ke kediaman Anda adalah hari yang sangat istimewa bagi saya.
Madam
Saya tak keberatan jika harus menutup toko pada hari istimewa ini!
Madam
Saya dengar Anda ingin melihat kalung untuk Anda kenakan pada pesta hari ini. Saya sudah siapkan kalung yang tepat untuk Anda.
Madam mengangkat koper berliannya mendekat. Lalu tak lama kemudian Friedrich muncul.
Friedrich mengangguk memberi salam. Sang asisten balas mengangguk dengan pipi yang memerah.
“Wah pasti itu dia, selir atau apa pun itu sebutannya.” ucap asisten Madam dalam hati.
Asisten Madam mencuri pandang. “Wah! Bagaimana bisa, pria itu terlihat begitu indah, seperti karya seni?”
Serena
Padahal aku sudah berharap, karena kau bilang akan membawa perhiasan spesial...
Serena
...ternyata hanya berlian ceylon?
Madam
Saya tahu Anda tak suka berlian dari perusahaan Ceylon, tapi kali ini kualitas batunya sangat bagus, dan proses pembuatannya juga sangat rumit, karena itu saya membawanya.
Madam
Tentu saja kualitas dan kelasnya adalah yang terbaik...
Serena
Jelas-jelas sudah kukatakan kalau aku tak suka dengan perhiasan Ceylon. Tak peduli sebagus apa pun kualitasnya...
Serena mengernyitkan dahi.
Serena
Pokoknya aku tak mau berlian Ceylon.
“Untung aku ikut ke sini!” Asisten Madam masih sibuk dengan hatinya. Ia melirik-lirik ke arah Friedrich.
Serena
Madam, sepertinya hari ini bukan saat yang tepat. Kembali lah lain hari.
Sret. Serena melepas sarung tangannya.
Madam
Ah, tunggu dulu. Jika Anda tak suka dengan kalung ini, saya sudah menyiapkan berlian-berlian yang lain...
Serena
Siapa anak itu? Dia bukan anak yang biasanya Madam bawa kan?
Deg. Asisten Madam terhentak saat tiba-tiba disebut oleh Serena.
Madam
Apa? Oh... anak itu sekarang sedang belajar membuat perhiasan, jadi hari ini tak bisa datang. Karena itu saya mempekerjakan anak baru ini.
Serena
Ah, begitu rupanya.
Serena
Sejak tadi kulihat dia sepertinya tak tertarik menjual berlian. Jadi aku sedikit bingung, untuk apa dia ikut datang.
BLAAAR. Petir menyambar keras.
Serena memperhatikan asisten Madam sambil tersenyum sinis.
Serena
Pria itu. Dari tadi kau terus mencuri-curi pandang ke arahnya.
Serena mengayunkan kakinya.
Serena
Apa yang kau pikirkan saat melihat sesuatu itu memang terserah padamu, tapi apa kau bisa fokus sedikit pada pekerjaan mu? Atau kau memang datang untuk melihat-lihat?
Asisten Madam
MA-MA-MAAFKAN SAYA, NYONYA SERENA!
Asisten Madam
Saya... sudah lancang...
Serena
Sesuatu yang indah memang menarik perhatian. Walau sudah berusaha menghindarinya, tapi tanpa sadar pasti kita ingin terus melihatnya. Ya, kan?
Madam
Nuo-Nyonya Serena...?
Serena berjalan ke arah Friedrich dan meraih bahunya, lalu menghempaskannya ke hadapan asisten Madam.
Serena
Kalau kau sangat ingin melihatnya, silakan lihat dari dekat sepuasnya.
Asisten Madam terlihat gemetar.
Asisten Madam
MA-MA-MAAFKAN...
Serena
Apa kau juga sama? Apa kau juga...
Gyut. Serena meraih baju Friedrich.
Serena
...menginginkan barang milikku?
Serena menatapnya dengan garang.
Asisten Madam
Apa? TI-TIDAK! MANA MUNGKIN SAYA BERANI.
Asisten Madam
Sa-saya hanya...
Serena
Asal kau tahu saja, seindah apa pun dia... dia sudah ada pemiliknya.
Serena
Bukankah kita tidak boleh menginginkan barang yang ada pemiliknya?
Asisten Madam bersimpun memohon maaf.
Asisten Madam
SA-SAYA BENAR-BENAR MINTA MAAF! SAYA MOHON MAAF PADA ANDA BERDUA!!
Madam
Nuo-Nyonya Serena!! Anak ini baru pertama kali melakukan kunjungan, dia belum terlalu paham cara kerja kami, jadi sepertinya dia melakukan kesalahan.
Madam berusaha membantu asistennya.
Madam
Tolong maafkanlah dia!
Madam
Berlian yang saya bawa juga tak sesuai dengan selera Anda. Saya rasa memang sebaiknya kami pulang dulu.
Madam beralih ke asistennya.
Madam
Ayo bangun! Kumpulkan barang kita, dan pergi dari sini.
Kedua perempuan itu terhuyung-huyung segera pulang.
Serena menghela napas sebal.
Dia lalu berbalik dan melangkah pergi.
Friedrich bangkit berdiri.
Sui
Kau baik-baik saja? Sepertinya beliau jadi melampiaskan kekesalannya pada mu.
Friedrich
Ini bukan pertama kalinya Nyonya bersikap seperti itu. Apalagi pemilik toko membuatnya kesal.
Friedrich
...dan entah kenapa sepertinya hari ini suasana hatinya memang sedang buruk.
Sui
Itu sudah pasti, bukan?
Friedrich
Ada apa dengan hari ini?
Saat mengetahui tanggal hari ini, sepertinya Nyonya jadi makin murung.
Friedrich
Ah... hari ini tanggal kembalinya beliau ya?
Sui
Ini hari rabu, hari dimana mereka wajib makan bersama.
Kereta kuda berhenti di depan kediaman Serenity.
Serena melongok keluar jendela, memandang kereta kuda itu.
Sui
Ini adalah cuaca yang paling tak disukai Nyonya Serena.
Sui
Hujan berangin dan penuh petir.
Para pelayan menjemput Tuan Besar dengan payung.
Kenapa, harus pas sekali dengan hari kembalinya Tuan Besar?
Di luar, Madam dan asistennya berpapasan dengan Tuan Besar. Mereka memberi hormat singkat lalu melanjutkan jalan.
Eiser Reins Grayon—Tuan Besar kediaman Serenity, suami Serena.
27 tahun
Serena menatap tajam Eiser yang berada di bawah hujan.
Serena
Apakah hujannya akan terus turun?
Ep 2 - Kedua Pemilik
Eiser dan Serena menikmati makan malam bersama dalam keheningan. Serena tampak tidak nafsu makan, jadi ia hanya memakan buah anggur saja.
Di luar ruang makan, tampak Sui dan seorang lelaki yang sedang berbincang.
Sui
Selamat datang, Raul. Apa perjalanannya lancar?
Raul
Ya, nona Sui. Perjalanannya lancar, pertemuannya juga berjalan dengan baik. Keadaan di sini juga baik-baik saja, kan?
Raul
Padahal sudah 4 tahun sejak beliau menikah, tapi sampai sekarang aku masih saja tegang setiap hari rabu dan minggu, saat jadwal makan malam mereka bersama.
Raul
Bahkan lebih tegang dibanding menghadiri rapat kerja...
Sui
Tapi sekarang sudah lebih baik dari saat awal pernikahan.
Raul
Ya, benar. Dulu selalu saja ada masalah saat makan bersama. Terutama saat nyonya Serena menyiramkan air kepada tuan Eiser...
Raul menggeleng-gelengkan kepala.
Raul
Huft... malam itu aku terus tegang sampai aku sulit tidur.
Sui pun ikut menghela napas.
Benar, hari itu suasana hati tuan dan nyonya sama-sama sangat buruk.
Tuan besar yang biasanya tenang, entah kenapa saat itu menyahuti nyonya...
Hingga akhirnya nyonya menyiramkan air yang ada di gelasnya.
Raul
JANGAN, NYONYA SERENA!
Saat itu Raul berdiri di hadapan Eiser untung menghadang air yang disiramkan oleh Serena.
Sementara Sui memeluk Serena untuk memenangkan.
Sui
Benar, saat itu nyonya langsung pergi. Sementara tuan tidak bergerak sedikit pun.
Sui
Mereka benar-benar luar biasa.
Raul
Huhu... tapi aku puas bisa melindungi tuan dari siraman itu.
Raul
Ya. Dibandingkan saat itu, sekarang memang jauh lebih tenang ya? Walau tetap saja rasanya menegangkan.
Raul terkejut melihat ke arah kiri.
Raul
Ya ampun, nyonya lagi-lagi sudah selesai dan hampir tidak makan apa-apa.
Raul
Hanya makan beberapa butir anggur...
Raul
Sebenarnya apa alasan mereka berdua tetap makan bersama setiap minggu walau merasa saling tak nyaman satu sama lain?
Sui
Itu karena... keduanya adalah pemilik Serenity.
Sui
Ini adalah kediaman Serenity, dan Hotel yang didirikan keluarga, hotel Serenity.
Sui
Mereka hanya sedang menjaga Serenity dengan cara mereka masing-masing.
Sui
Mereka saling benci dan tak nyaman satu sama lain, tapi demi menjaga nama baik Serenity, mereka tetap berusaha berkomunikasi sebisa mungkin.
Sui
Kau juga tahu, kan? Mereka memiliki alasan masing-masing yang membuat mereka harus menjaga Serenity.
Sui
Karena itu lah, mereka rela meluangkan waktu mereka, semua karena Serenity. Demi Serenity.
Sui
Itu adalah peraturan yang tak terucapkan di antara kedua pemilik.
Eiser
Hasil dinas kita bicarakan minggu saja. Ada dokumen yang harus kau tanda tangani. Nanti datanglah ke ruang kerja.
Tanda tangan ku?
Padahal biasanya sebisa mungkin dia hanya menggunakan stempel keluarga atau tanda tangannya sendiri.
Serena
Memang tanda tangan ku ada artinya?
Jika dia memang membutuhkan tanda tangan ku, itu artinya ada masalah serius atau...
Serena
Bukannya selama ini kau selalu menyelesaikan semuanya sendiri? Kenapa kali ini tak kau selesaikan saja sendiri seperti biasanya?
Eiser terdiam beberapa saat.
Sui menghampiri dengan tegang.
Eiser
Nyonya mu sepertinya tidak memahami apa yang ku katakan. Jadi akan kusampaikan padamu.
Eiser meletakkan pisau di pinggiran piring.
Eiser
Ada hal penting yang harus nyonya mu urus, maka dari itu pastikan nyonya mu datang ke ruang kerja 1 jam lagi.
Eiser pun bangkit dan meninggalkan ruang makan.
Serena menatap tajam kepergian Eiser.
Eiser menyodorkan sebuah kertas pada Serena.
Serena mengernyit dan merebut kertas itu dengan kasar.
Saat Eiser meminta tanda tangan ku meski sudah ada stempel keluarga, biasanya saat ia ingin mengubah hal-hal mengenai tradisi lama atau kebiasaan keluarga Serenity.
Tadinya aku tak mau datang... tapi kali ini aku datang karena ingin tahu hal gila apa lagi yang ingin dilakukannya kali ini.
Serena
...kau ingin membatalkan semua dukungan dan hak 8 keluarga kehormatan hotel Serenity mulai akhir tahun ini?
Eiser
Penanya ada di meja.
Serena
Kau sudah gila, ya? 8 Keluarga kehormatan itu telah memberi banyak bantuan pada nenek sejak nenek mendirikan hotel ini.
Tangan Serena bergetar mencengkram surat itu.
Padahal nenek dan ibuku sangat memperhatikan hal ini. Bagaimana dia bisa dengan seenaknya?!
Serena
Berkat bantuan investasi dan konsultasi mereka lah maka hotel ini bisa berkembang sampai sejauh ini.
Serena
Karena itu lah setiap ulang tahun hotel ini, kami selalu mengirimkan hadiah!
Serena
Ini adalah kebiasaan keluarga kami untuk memastikan mereka semua dapat terus menikmati manfaatnya.
Eiser menyandarkan punggungnya.
Serena
Kalau begitu, kenapa kau menyerahkan dokumen ini padaku? Setelah kau menguasai Serenity, apa kau memandang remeh kebiasaan keluarga kami?
Eiser
Seperti dirimu, yang mewarisi hotel ini, saat ini, orang yang merasakan manfaat dari dukungan dan hak yang kita berikan hanyalah keturunan mereka saja.
Eiser
Apa kau kira mereka masih peduli dengan perkembangan dan operasional hotelmu? Sudah kuduga kau pasti tak mencari tahu bagaimana mereka memanfaatkan pemberian kita.
Eiser
Tak ada kontrak yang jelas mengenai investasi mereka pada saat itu, menggunakan hal itu sebagai alasan, hanya menunjukkan betapa cerobohnya cara hotel ini dijalankan.
Serena
Sudah jadi tugasku untuk menunjukkan bahwa Serenity tak melupakan rasa Terima kasih keluarga kami kepada mereka!
Serena
Dan, bagaimana mereka memanfaatkan hal itu, adalah urusan mereka.
Serena
Berkat itu, Serenity dapat terus menjaga persahabatan dengan ke-8 keluarga itu.
Eiser berputar-putar di kursinya.
Eiser
Mereka juga berpikir yang sama dengan dirimu?
Serena mengernyitkan mata.
Ugh. Serena menggigit bibir.
Lalu membanting surat yang diberikan oleh suaminya itu.
Serena
Dengan santainya berkata akan memutus hubungan kami dengan selembar kertas ini.
Serena memegangi pinggiran meja.
Serena
Apa kau pikir aku akan menandatanganinya?
Pasangan suami istri itu bertatapan dengan sengit.
Raul
Padahal hanya membutuhkan satu tanda tangan saja, kenapa beliau tidak keluar juga?
Raul
Apa mereka berdua... bertengkar lagi?
Raul
Karena dilarang masuk, aku jadi semakin khawatir...
Sui
Makan malam tadi selesai dengan tenang, kan? Mustahil terjadi sesuatu. Sebentar lagi nyonya pasti akan keluar.
Raul
Ya, kan? Biar bagaimana pun mereka pasti...
Sui dan Raul menoleh karena teriakan Serena.
Raul
...tidak akan bertengkar lagi.
Eiser
Ambil kembali kertas itu.
Eiser masih dalam posisi menyilangkan tangan di dada dengan angkuh.
Eiser
Tanda tangani. Lalu keluar dari sini.
Serena
Beraninya menyuruhku keluar. Ruang kerja ini dulunya digunakan oleh nenek dan ibuku, tahu!
‘Melihat mu duduk di kursi yang dulu digunakan ibuku saja sudah membuat ku marah.’
Serena
Justru kau yang seharusnya keluar dari rumah ku.
Eiser menurunkan kakinya, lalu berjalan ke arah Serena.
Eiser
Sepertinya kadang kau lupa, ya?
Eiser
Aku tak sesenggang itu, sampai ada waktu untuk membalas semua perkataan konyol mu, Serena.
Eiser
Aku hanya butuh tanda tangan mu untuk melakukan tugasku saja.
Eiser mempersempit jarak di antara mereka.
Eiser
tanda tanganilah dokumen itu dengan tenang.
Serena tersenyum sinis, lalu berjalan untuk mengambil kembali surat yang tadi ia jatuhkan.
Setelah menyeringai, wanita itu merobek kertas yang diberikan oleh Eiser.
Serena
Sepertinya kalau kutandatangani sekarang juga sudah tidak ada artinya.
Serena
Bagaimana menurut mu?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!