Srakk
sebuah anak panah terlihat melaju dengan begitu cepatnya.
wushhhh
Takkk
"sempurna"
Mata semua orang kini tertuju pada anak panah yang tepat menancap pada papan sasaran yang membuat takjub semua orang yang melihatnya.
“kalian lihat itu, tembakan yang begitu sempurna”
decak salah satu pelayan dengan berbisik.
Angin yang menghembus perlahan menerpa wajah gadis yang saat ini tengah menatap papan sasaran miliknya yang berada jauh di depan sana.
Surai hitam panjang legam miliknya perlahan berayun memperlihatkan wajah seputih salju itu. Alis hitam bagai terlukis indah, hidung mungil dan mancung serta bibir tipis milikya terlihat begitu sempurna.
“Keindahan yang mempesona”
Hanya kalimat itu yang bias mendeskripsikan sosok gadis itu
Tidak ada yang tau sudah berapa lama gadis itu berdiri di sana. Dengan alat panah yang berada di tangannya.
“ada apa?”
Suara dingin gadis itu mengejutkan prajurit yang berjalan mendekatinya
“utusan istana telah tiba dan saat ini menunggu diluar untuk menjemput anda, putri”
Gadis itu menyunggingkan bibir indahnya ketika mendengar apa yang di sampaikan oleh prajurit itu.
Membuat prajurit yang tak sengaja melihatnya di landa rasa takut yang teramat sangat. Dengan cepat ia menghapus keringat dingin yang mulai menjalar dikeningnya, dengan dalam hati yang terus berharap semoga sesuatu yang buruk tidak akan menimpanya saat ini.
Dan akhirnya dia bisa menghembuskan nafasnya lega saat melihat gadis itu pergi dari hadapannya.
Putri Angelina Beatrice Alison. angelina, siapa yang tidak mengenal nama itu? satu satunya keturunan kaisar Alison dan mendiang permaisuri bella. Meski posisi gadis itu merupakan posisi yang sangat istimewa namun tidak bagi kehidupan Angelina.
Tepat saat usianya tujuh tahun permaisuri bella tiada karna sebuah kejadian, dan tepat saat itu kehidupan Angelina benar benar berubah.
Belum genap satu tahun kepergian permaisuri bella. Kaisar Alison mengangkat seorang selir yang bermana lee norah yang dulunya telah memiliki putri bernama pamela. Dan tepat saat itulah awal mula penderitaan bagi seorang putri Angelina.
Dirinya diperlakukan bagai seorang pelayan bahkan setiap masalah yang terjadi di istana akan kembali membawa namanya. tidak ada yang peduli dengan kebenaran dari setiap masalah yang muncul mereka selalu beranggap jika Angelina sumber dari setiap masalah yang terjadi.
Kaisar Alison? Dirinya bahkan enggan menatap mata putrinya itu, bahkan seolah menutup mata dengan apa yang menimpa putrinya.
Bahkan saat kejadian di pesta perayaan usia pamela yang ke sepuluh tahun, pamela yang tak lain putri selir norah dimana saat itu pamela terjatuh dalam kolam ikan dan angelina kembali menjadi dalang dari kejadian itu.
“mungkin putri Angelina merasa iri dengan putri pamela karna kaisar tidak merayakan pesta kelahirannya”
“benar benar putri dengan kepribadian yang buruk”
“apa kaisar Alison tidak mengajari putri Angelina tata krama dalam istana”
Bisik bisik rakyat kekaisaran beatrice benar benar berhasil membuat amarah kaisar Alison meledak. Hingga dengan tegas menjatuhkan hukuman pada Angelina tanpa mencari tahu lebih dulu kebenarannya.
Di asingkan dalam istana dingin yang berada di tengah hutan kekaisaran beatrice yang letaknya cukup jauh dari istana. Dan hukuman tersebut akan dicabut saat usia Angelina 17 tahun, yang mana menurut kaisar Alison pada umur tersebut angelina sudah bersikap dewasa tanpa memendam rasa iri pada saudara tirinya atau anak dari selir lee norah.
Angelina Beatrice Alison, seorang putri mahkota kekaisaran yang begitu terkenal dengan sikapnya yang sering membuat ulah. Rumor buruk begitu melekat dengan nama itu.
Namun bagi orang orang yang hidup bersama Angelina di istana dingin tentu tau bagaimana sikap sebenarnya dari seorang Angelina Beatrice Alison. Tinggal bersama dengan gadis itu selama sepuluh tahun tentu waktu yang tidak sedikit untuk mengenal watak asli seorang putri Angelina.
Sosok pendiam dengan mata tajamnya benar benar mampu mengintimidasi seseorang, kemarahannya mampu mengubah gadis itu menjadi malaikat pencabut nyawa. Gadis berhati malaikat yang berwajah dingin.
“putri,semuanya telah siap”
ucap lusi yang telah menjadi pelayan Angelina sedari kecil.
Angelina yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dengan gerakan pelan meraih sebuah kain yang biasa dia gunakan untuk menutup wajah cantiknya, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju sebuah kereta kuda yang tidak terlihat sisi istimewanya sedikitpun. bisa dilihat, tiga orang pria paru baya yang diperintahkan untuk menjemputnya.
“heii kau”
“apa kau bisa lebih cepat?”
Teriak kusir kereta itu dengan penuh amarah, matanya memandang Angelina dengan jengkel.
Melihat ketidak pedulian kaisar Alison pada Angelina membuat orang orang berani bersikap semena mena padanya. meski status angelina merupakan status yang paling disegani oleh siapapun dalam wilayah kekaisaran Beatrice
“kenapa diam? Apa kau”
Srakk
Plasss
Perkataannya seketika terhenti saat sebuah belati kecil menancap di leher kusir tersebut, membuat utusan istana yang lain seketika tercegang di tempat mereka.
Jika orang yang bersama Angelina telah terbiasa dengan kejadian itu, namun tidak bagi kedua pria itu, Mereka berdiri mematung hingga kesadaran mereka kembali saat menyadari jika saat ini kuda yang membawa kereta mereka telah terlepas.
“putri,itu”
Happp
Takkk
Ngikkkkkk
Kletak kletak kletak
Kuda itu perlahan melaju dengan angelina yang duduk dengan santai di punggungnya. meninggalkan orang orang yang masih termenung dengan keadaaan ia melajukan kuda itu dengan cepat memecah kesunyian hutan.
prajurit yang ditugaskan menjemput angelina jelas saja merasa khawatir karna kuda yang dibawa angelina merupakan kuda kebanggaan panglima choyu. Mereka lebih mengkhawatirkan kuda itu ketimbang penunggangnya
Di sisi lain di istana kekaisaran
“ada apa? Kenapa kau terlihat begitu gelisah?”
Tanya kaisar Alison ketika merasa ada yang aneh dengan sikap selirnya itu, Saat ini mereka berdua tengah menikmati waktu berdua dengan meminum teh bersama di kediaman selir norah.
“ahhh itu’
“katakanlah”
ucap kaisar kembali saat melihat selirnya itu seakan ragu untuk mengungkapkan perasaannya.
“begini yang mulia, hamba, hamba hanya takut jika kepulangan putri Angelina akan membawa dendam untuk pamela”
“hamba tidak bermaksud, namun hamba hanya merasa khawatir dengan keselamatan pamela”
Lanjutnya.
Kaisar Alison yang mendengar keluhan selir norah seketika menghentikan gerakannya, ia mengembuskan nafasnya kasar Kemudian berkata
“tidak perlu khawatirkan apapun, aku akan memberi pamela pengawal khusus untuk melindunginya”
“benarkah yang mulia?”
Mata selir norah berkilat senang, ketika kaisar Alison menganggukkan kepalanya yakin.
Ditempat lain, di sisi lain di hutan kekaisaran beatrice, Angelina tengah duduk bersandar di di sebuah batu berukuran besar di pinggir sebuah sungai.
Saat ini dirinya memutuskan untuk beristirahat sejenak, juga memberi kuda yang di tungganinya tadi untuk minum di sungai tersebut.
Mata tajam Angelina tertuju pada pada kuda itu.namun pikirannya berkelana ke masa lalu.
“aku mau ibu sehat dan terus bersamaku” gadis kecil itu memegang tangan wanita yang berbaring lemah di sampingnya
Terlihat wanita itu mengembangkan senyum manisnya di balik bibir pucatnya.
“ibu selalu bersamamu, karna ibu selalu berada di sini”
Ucap wanita itu dengan pelan menyentuh dada gadis kecil di sampingnya.
“namun kau harus berjanji pada ibu, untuk menahan semuanya hingga di usiamu tujuh belas tahun”
Wanita terus mengulangi kalimat itu, dengan harapan putrinya tidak akan melupakan atau mengingkari janjinya
“aku akan mengingatnya,dan jikapun aku melupakannya,bukankah ada ibu yang akan terus mengingatkanku”
Dibalik rasa takut yang menghantam dirinya,gadis kecil itu berusaha mengembangkan senyumnya, tangannya semakin kuat menggenggam tangan pucat wanita yang dia panggil ibu.
“kau juga tau sayang”
“meskipun ibu ingin selalu bersamamu, namun keadaan menolak keinginan ibu”
Air mata permaisuri bella kini menetes di pipi pucat miliknya, air mata yang ia tahan sejak tadi kini tak bisa lagi ia bendung.
Ia tau betul jika waktunya tidak lama lagi, maka dari itu ia terus mengingatkan putri semata wayangnya itu. Bohong jika dirinya tidak ingin bersama putrinya lebih lama lagi, menemani putrinya hingga dewasa, menikah bahkan hingga memiliki anak. Namun ia sadar keinginannya itu tak akan terwujud.
“kau harus janji pada ibu, tahanlah hingga usiamu tujuh belas tahun"
"ibu tau ini sulit, tapi ini demi kebaikanmu, sayang"
"berjanjilah"
"ya, aku berjanji"
ucap angelina yang kemudian memeluk tubuh kurus milik ibunya itu.
ngikkkkk
ringkikan kuda membuat angelina tersadar dari lamunannya. ia segera mengusap matanya kemudian beralih menatap kuda yang juga seolah turut menatapnya. seolah berkata ia telah selesai dan siap kembali melanjutkan perjalanan mereka kembali.
angelina tersenyum tipis, kemudian
happp
ia kembali melompat keatas kuda itu tanpa beban. Lalu menghentakkan kakinya dan berlaju dengan cepat di iringi tapakan kuda yang terdengar begitu nyaring dalam kesunyian hutan tersebut
Matahari yang baru saja memberikan sinarnya seolah turut menyambut antusias rakyat di kekaisaran beatrice.
di pasar hoel, atau pasar utama dari rakyat kekaisaran beatrice yang juga merupakan salah satu pusat keramaian terlihat begitu padat dengan kegiatan jual beli
"heiii, kalian tau, bukankah hari ini adalah penjemputan putri angelina"
ucap salah satu orang yang ada di sana
"ya kau benar, tapi apa bedanya jika dirinya kembali ke istana atau tidak"
salah satu dari mereka kini turut menimpali sembari mengeluarkan koin dalam pakaiannya, kemudian membayar apa yang baru saja yang di ambil
"tentu saja berbeda, karna orang orang di istana akan kembali di repotkan olehnya"
"haha kau benar"
timpal orang lain yang turut menimpali
hingga suara yang begitu nyaring membuat mereka mengalihkan pandangan mereka. di ujung jalan sana terlihat begitu jelas debu beterbangan dengan begitu liarnya karna pergerakan yang cukup cepat.
tapakan kuda hitam legam itu benar benar menarik perhatian seluruh rakyat kekaisaran beatrice yang saat ini berada di pasar. mereka tentu tau kuda itu kuda yang merupakan salah satu milik panglima kepercayaan kaisar alison.
namun yang menjadi pertanyaan mereka semua adalah.
"siapa wanita berhanfu putih yang saat ini menunggangi kuda itu?"
tak tak tak
kuda dan sang penunggang terus melaju cepat tanpa mempedulikan jika saat ini mereka menjadi pusat perhatian.
di asingkan selama sepuluh tahun lamanya tentu membuat semua orang lupa akan wajah dari putri mahkota angelina. namun satu kenyataan membuat mereka sadar
"bukankah kuda itu milik choyu, panglima kepercayaan kaisar alison"
"dan bukankah saat ini panglima choyu seharusnya menjemput putri angelina, tapi kuda itu"
seru pria tua yang ada di sana
"bisa saja dia keluarga dari panglima choyu, dan itu mungkin saja jika dia menunggangi kuda itu"
mendengar hal yang cukup memungkinkan, membuat orang orang menganggukkan kepalanya. lalu kembali melanjutkan kegiatan mereka karna merasa tak ada yang menarik lagi
di istana kekaisaran beatrice, angelina menghentikan kuda yang di tungganinya ketika pintu gerbang yang ada di hadapannya tak kunjung di buka.
kedua prajurit yang bertugas menjaga gerbang seketika mengacungkan pedang mereka. bersikap waspada saat angelina turun dari kuda tersebut.
"siapa kau?"
"buka gerbangnya"
ucap angelina dingin tanpa mempedulikan pertanyaan prajurit yang ada dihadapannya.
salah satu dari prajurit itu mengerutkan keningnya. ia merasa familiar dengan mata milik angelina, dan aura yang ada di tubuh gadis dihadapannya benar benar menakjubkan.
"siapa"
sringgg
perkataan prajurit itu seketika terhenti, ia menahan nafasnya sejenak ketika melihat pedang yang kini berada tepat di ujung hidungnya.
"hanya akan ku katakan sekali, maka dengarkanlah baik baik"
prajurit itu hanya diam ia meneguk ludahnya kasar. sedangkan satu temannya tak mengeluarkan suara apapun itu semakin membuatnya heran.
melihat kedua prajurit itu terdiam angelina menyunggingkan bibir di balik cadar yang ia kenakan, ia kemudian menarik kembali pedang miliknya
"angelina beatrice alison, itu namaku"
dan setelah mendengar itu, kedua prajurit terlihat membulatkan matanya
"buka gerbangnya"
perintah angelina kembali yang membuat kedua prajurit itu seketika tersadar dari keterkejutannya. dengan cepat mereka bergegas melakukan apa yang di perintahkan angelina.
dan tepat saat gerbang itu terbuka. bisa dilihat semua mata para pelayan maupun prajurit kini teralihkan dengan sosok gadis berhanfu putih dengan cadar yang berupa kain tipis menutupi wajahnya.
tangan indah itu perlahan meraih pengait kain tipis itu, dan kini semua mata yang melihatnya seolah olah menahan nafas mereka.
dan belum sempat mereka mengeluarkan sepatah katapun gadis itu kini membawa langkahnya menyusuri jalan menuju suatu tempat yang begitu ia rindukan tanpa mempedulikan tatapan mata orang yang masih memandangnya.
di salah satu tempat dalam istana yang terlihat begitu megah dan indah. terlihat para pelayan sedang berlalu lalang melakukan aktifitas mereka.
"pindahkan semuanya dari tempatku"
suara datar itu membuat semua pelayan menghentikan aktifitas mereka, dengan cepat mencari pemilik suara itu.
mata mereka membulat ketika melihat dengan jelas siapa pemilik dari suara itu yang kini tepat berdiri dihadapan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
Putri angelina, ya itu dia, ketika mata mereka menangkap satu liontin bukan yang dikenakan gadis berhanfu putih itu
"selamat datang kembali,putri"
salah satu pelayan segera membuka suaranya yang kemudian membungkukkan badannya.
"pindahkan semua milik majikanmu"
perintahnya, tanpa mempedulikan ucapan pelayan itu.
"maaf putri, tempat ini sudah menjadi milik putri pamela"
mendengar itu membuat angelina membalikkan badannya, menatap satu persatu pelayan yang ada dihadapannya itu.
"benarkah?"
angelina terkekeh
"apakah kedudukan anak selir setara dengan putri dari permaisuri dan kaisar?"
mendengar pertanyaan angelina membuat semua pelan menutup bibirnya. tentu mereka tau betul kedudukan anak selir sangat jauh berbeda dengan kedudukan seorang putri dari seorang permaisuri. atau bisa di artikan kedudukan mereka bagai langit dan bumi.
"dan kau mengatakan jika tempatku akan ditempati oleh pamela, apa kalian bercanda"
"tapi putri"
tatapan alexa kembali dingin. membuat pelayan itu tak menyelesaikan ucapannya, dan sepersekian detik sesuatu membuat mata mereka membulat sempurna melihat apa yang terjadi.
"to to tolong lepas putri"
pelayan itu bersusah payah melepaskan tangan angelina yang mencekik lehernya, namun bukannya mengendur cekikan itu semakin kuat hingga membuat pelayan itu kesusahan untuk bernafas.
"kau terlalu banyak membantah perintahku"
"apa kau lupa dengan tugasmu, dan apa statusku"
mendengar perkataan angelina membuat semua pelayan yang melihat kejadian itu meneguk ludahnya kasar, jangankan membantu bahkan untuk bernafas pun mereka lakukan dengan perlahan. cukup terkejut dengan perubahan angelina yang selama ini hanya diam ketika ditindas, dan juga yang membuat mereka bergidik ngeri adalah aura angelina benar benar berubah drastis.
dan itu cukup membuat orang mengingat aura dari kaisar dahulu dan juga permaisuri bella yang tak lain ibu dari angelina. namun aura yang dimiliki angelina terasa begitu kental, bahkan aura hitamnya terasa lebih pekat.
"bahkan membunuhmu, bagai diriku membunuh seekor serangga yang tidak ada harganya"
setelah menyelesaikan kalimatnya, angelina menghempaskan tubuh pelayan itu dengan kasar.
yang lain mereka hanya diam menyaksikan tanpa berani menolong rekan mereka yang kini tergeletak di tanah. tak ada yang tau jika pelayan itu tengah pingsan atau bahkan telah mati, mereka semua hanya diam bagai patung tanpa melakukan pergerakan.
"selesaikan secepatnya, aku ingin setelah aku kembali tak ada satupun barang pamela di tempatku"
"baik putri"
jawab mereka serentak
mata mereka memandang punggung angelina yang semakin jauh,setelah memastikan angelina benar benar pergi mereka semua menarik nafas lega.
"kalian yakin akan memindahkan barang putri pamela?"
salah satu dari mereka kini mulai bertanya
"tentu saja, apa kalian memperhatikan putri angelina dengan baik, auranya begitu menyeramkan"
"ku kira hanya aku yang merasakannya"
salah satu dari mereka kini turut menimpali
"lalu bagaimana? aku yakin setelah ini putri pamela akan mengamuk dan mengadu pada kaisar"
"itu pasti, namun menurut kata hatiku entah kenapa aku berfikir lebih baik mengikuti perintah putri angelina saja"
perundingan dilakukan sedikit lama, namun hasil akhir mereka memilih sepakat mengikuti perintah angelina.
Angelina memutuskan untuk pergi ke perpustakaan istana sembari menunggu tempatnya selesai di siapkan. saat ini ia tengah duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan tersebut.
"putri, apa anda ingin minum atau makan sesuatu?"
tanya lusi yang berdiri tak jauh dari posisinya
"tidak"
jawabnya singkat yang kemudian tangannya meraih sebuah buku yang tak jauh dari hadapannya. ia memilih membaca untuk meredam rasa bosannya, hingga dirinya teringat akan sesuatu. dengan cepat ia bangun dari posisinya kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut dengan lusi yang turut mengikuti langkahnya
penasaran? tentu saja lusi penasaran kemana angelina itu pergi. namun ia memilih mengurungkan niatnya untuk bertanya. karna dirinya tau betul jika nonanya itu tidak suka dengan orang yang banyak bicara.
langkah demi langkah hingga lusi menyadari sesuatu, ia seketika mengerutkan keningnya.
PAVILIUN PHEONIX
paviliun pheonix adalah tempat atau kediaman permaisuri bela yang tak lain adalah ibu dari angelina.
"mungkinkah putri merindukan mendiang permaisuri"
batin lusi yang turut sedih
angelina hanya meneruskan langkah, hingga langkahnya membawa dirinya di kediaman dimana sang ibu menghabiskan sisa hidupnya.
dan yah, ketika angelina menghentikan langkahnya tepat didepan paviliun Phoenix itu, seperti dugaannya kediaman milik mendiang ibunya telah di isi oleh selir lee norah.
brakk
angelina menendang sebuah papan yang berdiri disana yang menuliskan nama selir norah yang sebelumnya di papan tersebut tertera dengan jelas nama dari ibunya.
semua yang ada disana jelas tersentak kaget. mereka kini mengalihkan perhatian mereka pada sosok gadis berhanfu putih itu.
selir norah yang tengah duduk di tempat tidurnya turut tersentak kaget ketika mendengar suara nyaring itu. dengan cepat ia segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.
matanya membulat ketika melihat papan yang tertera namanya kini terbelah menjadi dua dan jatuh ditanah. ia menatap sosok gadis berhanfu putih itu dengan penuh kemarahan.
"siapa kau? berani beraninya kau membuat kekacauan di tempatku" selir norah berteriak dengan penuh kemarahan
"seharusnya aku yang bertanya,siapa kau? kenapa selir rendahan sepertimu ada di kediaman permaisuri terhormat di kekaisaran ini?"
"apa selir kaisar alison ini buta arah dan tidak tau dimana dirinya seharusnya pulang? dikediaman yang sesuai dengan kedudukannya"
ucap angelina datar
jelas semua orang terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh angelina, tak luput lusi sekalipun. ia meremas tangannya kuat takut jika nonanya itu di hukum karna tidak sopan pada selir norah.
meski semua tau jika kedudukan angelina lebih tinggi bahkan lebih lebih tinggi dari kedudukan selir norah. tapi semua orang juga tau jika kaisar alison lebih mengutamakan selir norah.
wajah selir norah menggelap dengan tangannya yang saling mengepal membiarkan kuku indahnya menancap di genggamannya.
namun seketika amarahnya membludak ketika menyadari sesuatu.
"kau"
"rupanya kau telah kembali, tapi bukannya semakin membaik sikapmu semakin menjadi jadi, tidak tau sopan santun"
desis selir norah yang mengepalkan tangannya
meski dirinya tadi tidak mengenali angelina karna gadis itu menggunakan kain yang menutup sebagian wajahnya. namun matanya ,menangkap sosok pelayan yang mengikuti angelina sejak kecil. lusi, ya dia tau pelayan itu.
''benarkah? sayang sekali tapi tak apa, yang jelas aku tau dimana aku harus berada"
ejek Angelina yang merasa lucu dengan perkataan selir norah
"dan yah, apa kau merasa di atas awan karna berhasil membuat kaisar alison menghukumku"
"kau mungkin bodoh jika kau berfikir akan mudah mengusirku dari sini"
Sahut Angelina yang menatap selir norah dengan tatapan remeh
"perlu ku jelaskan dengan baik, aku putri angelina beatrice alison,sekalipun aku dihukum dengan berapa tahun lamanya, nyatanya aku akan tetap kembali ke sini. tempat yang mana seharusnya aku berada"
ucap Angelina dengan lantang
"aku akan kembali, dan seperti yang kau lihat saat ini. sekalipun kaisar alison menghukumku aku tetap kembali di posisiku, putri mahkota dari kekaisaran Beatrice "
Lanjut gadis itu dengan nada yang sama
"cukup"
selir norah berteriak dengan penuh kemarahan, ia muak mendengarnya meski ia tau jika apa yang dikatakan angelina adalah benar
namun saat hendak mengeluarkan sumpah serapahnya, seorang prajurit menghampiri mereka dengan tergesa gesa.
"mohon maaf atas kelancangan hamba putri, selir norah"
prajurit itu membungkukkan badannya
"hamba kemari membawa pesan dari yang mulia kaisar alison, yang meminta putri Angelina untuk segera menghadap yang mulia kaisar"
selir lee norah yang tadinya ingin mengamuk kini tersenyum senang, ia tau jika kaisar memanggil putri angelina karna telah kembali membuat kekacauan di hari pertamanya kembali ke istana.
"haha kena kau"
batin selir norah tersenyum senang
tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Angelina meninggalkan tempat itu, lusi yang berjalan di belakang angelina kini di landa rasa takut teramat besar, takut jika nonanya akan kembali dihukum oleh kaisar alison.
dan kini mereka telah tiba di tempat yang mereka tuju tapa ragu sedikitpun angelina masuk delam ruangan tersebut. lusi hanya menunggu diluar dengan perasaan cemas
" untuk apa kau memanggilku?"
bisa dilihat pria paruh baya yang duduk di kursi kebesarannya tersentak kaget ketika mendengar suara angelina.
kaisar alison mengalihkan perhatiannya pada sosok gadis berhanfu putih yang berdiri dihadapannya
mata itu,mata itu mengingatkan dirinya dengan sosok mendiang permaisuri yang begitu ia sayangi, kaisar alison membuang pandangannya
"sepertinya putri angelina benar benar harus memulai kelas tata krama kembali kaisar,ia benar benar tak tau sopan santun"
selir norah berjalan mendekati ayah dan anak itu
"hormat hamba kaisar, maaf menyela pembicaraan anda"
selir norah membungkukkan badannya, kemudian menatap angelina dengan pandangan remeh
"seharusnya kau memberi hormat terlebih dahulu pada kaisar putri"
"apa karna telah lama diluar istana kau lupa dengan yang namanya tata krama dan sopan santun"
lanjut selir norah yang seolah ingin mengatakan pda kaisar jika angelina membuat kesalahan dengan tidak hormat pada kaisar.
mendengar itu sama sekali tidak membuat Angelina khawatir,.dia kemudian berkata
"ya kau benar selir norah"
"aku seharusnya masuk kelas tata krama, sayang sekali aku tak pernah masuk dalam kelas itu, bahkan seharusnya meski aku tidak ikut kelas tata krama tapi ada orang tuaku yang seharusnya mengajarkanku tentang itu"
selir norah yang mendengar perkataan angelina seketika mengerutkan keningnya
"apa yang ingin dikatakan bocah sialan itu"
batin selir norah yang tidak mengerti arah pembicaraan gadis dihadapannya
"sayang sekali semenjak kematian ibuku aku tak pernah di ajarkan meski dalam status ayahku masih ada. namun bagiku ayahku telah mati bersama ibuku"
"putri angelina"
teriak kaisar alison murka
perkataan angelina benar benar berhasil menusuk telak kedalam hatinya
"jangan berteriak aku tidak suka"
selir norah membulatkan matanya, ia benar benar tak menyangka jika angelina yang biasanya diam dan menurut pada kaisar alison kini benar benar berani.
"apa gadis sialan ini benar benar berubah?"
"kau benar benar tak tau sopan santun"
teriak kaisar alison dengan penuh kemarahan
"ya karna tidak ada yang mengajariku"
jawab angelina datar, tanpa takut ia turut menatap mata kaisar alison yang memerah, karna kemarahan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!