NovelToon NovelToon

Skenario Tuhan

Kirana Diva

...~Happy Reading~...

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari kamar seorang gadis yang tengah meringkuk di atas tempat tidur itu semakin menggema di telinganya. Jantung nya kembali berdetak dengan kencang, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, dan air mata senantiasa mengucur deras di wajahnya.

Gadis bernama Kirana Diva, yang baru berusia 19 tahun itu merasa bahwa dirinya sudah hancur. Sejak tragedi yang menimpanya beberapa bulan lalu, tepat dimana saat dirinya memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Namun, justru dirinya mendapatkan luka trauma yang sangat dalam.

Bukan tanpa sebab, Kirana memutuskan hubungan yang sudah ia jalin selama hampir satu tahun. Karena sang kekasih yang bernama Kevin, ternyata berselingkuh hingga membuat Kirana sakit hati.

Singkat cerita, Kevin mengajak Kirana untuk bertemu di suatu tempat untuk membahas hubungan mereka. Kevin berjanji akan menjelaskan semuanya, tapi ternyata dirinya di jebak. Kirana justru di perkosa dan di siksa oleh Kevin. Laki laki itu berhasil merebut kesucian nya, dan membuat luka trauma di hidup Kirana.

Sejak kejadian itu, Kirana selalu mengurung diri di dalam kamar. Ia menolak untuk bertemu siapapun, termasuk orang tua dan juga para sahabat nya. Setiap hari, ia selalu merasa ketakutan, bahkan ketika tidur pun ia sering mengigau dan berteriak kala mengingat apa yang sudah di lakukan oleh Kevin.

“Sayang, buka pintu nya Nak, ini Mama!”

Santi, ibu kandung Kirana merasa sakit sedih setiap kali melihat keadaan putri nya, ia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, segala usaha sudah ia lakukan. Termasuk membawa Kirana ke psikolog terbaik di beberapa kata, tapi ternyata hasilnya nihil.

“Sayang, ada Septi dan Vira ini mau ketemu, buka dong Nak!” seru Santi sekali lagi, tapi masih tidak membuat Kirana bangkit dari tempat tidur nya.

Gadis itu hanya bisa menangis dan menangis di atas tempat tidur, sambil menatap langit luas dari jendela di dalam kamar nya.

Sementara itu, Santi yang tidak mendapat persetujuan dari putri nya, hanya bisa meminta maaf kepada kedua sahabat Kirana yang ingin bertemu dengan nya.

"Gapapa Tante, gak usah di paksa. Mungkin memang Kirana masih butuh waktu." ujar Septi yang tak lain adalah sahabat dari Kirana.

"Iya benar Tante. Kami hanya bisa mendoakan semoga Kirana bisa segera kembali seperti dulu lagi." sambung gadis yang bernama Vira.

Beruntung, Kirana memiliki dua sahabat yang bisa mengerti dan memaklumi kondisi nya. Walau pun sebenarnya, keduanya sangat merindukan sosok Kirana yang seperti dulu, begitu ceria dan riang juga sering menghibur nya.

Tapi, kini sejak gadis itu terpuruk, hidup nya benar benar jatuh ke dalam lubang kesengsaraan. Membuat Septi dan Vira hanya bisa prihatin, karena mereka juga tidak memiliki cara lagi untuk bisa menyembuhkan trauma yang di alami oleh Kirana.

‘Kenapa lo jahat sama gue, Vin. Salah gue apa hiks hiks hiks. Lo yang ngekhianatin gue, tapi kenapa lo juga yang balas dendam ke gua!” Kirana bergumam sambil menjambak rambut nya frustasi.

Sementara itu, di lantai bawah. Setelah mengantarkan kedua sahabat putrinya, Santi menemui suaminya yang bernama Tio di ruang keluarga untuk kembali membahas tentang Kirana.

Karena semua cara sudah di lakukan oleh nya dan masih tidak mendapatkan hasil, kini akhirnya Santi akan mengiyakan saran dari sang suami beberapa hari yang lalu.

“Pa, seperti nya kita memang harus mengambil jalan itu. Tapi—“

Tio langsung melipat koran di tangan nya, menatap sang istri yang kini sudah duduk tepat di samping nya, “Tapi apa Ma? Kamu ragu? Dia laki-laki yang baik, dan aku yakin Kirana bisa bahagia di tangan nya.”

“Bukan begitu Pa,” Santi menarik napas nya cukup panjang, “Apakah dia bisa menerima Kirana? Mengingat sekarang, putri kita sudah tidak sempurna seperti dulu lagi. Putri kita sudah cacat Pa, hatinya hancur.”

...~To be continue... ...

...Holaaa, Mommy kembali hadir dengan karya baru. Yang kemarin nanyain gimana kabarnya, Gus Hilal. Ya udah sini, merapat. Jangan lupa dukung, like, komen dan subscribe yaa... ...

Tangisan Ibu

...~Happy Reading~...

“Ma, jangan pernah bilang kalau Kirana cacat! Karena dia sempurna, dia tidak—“

“Dia sudah tidak suci lagi Pa!” potong Santi cepat dengan berderai air mata, “Kamu tahu itu, putri mu sudah kehilangan keperawanan nya gara gara laki laki bajingann itu. Bahkan, kini mental nya juga terganggu. Laki laki mana yang bisa menerima istri seperti Kirana Pa? Aku takut, jika nanti pada akhirnya Kirana akan di buang karena luka nya.” Imbuh Santi dan kembali menangis.

Kini, Tio pun ikut terdiam mendengar perkataan istrinya. Memang benar, bahwa kini putri nya sudah tidak sempurna lagi, dan itu karena dirinya. Tio yang sudah gagal menjaga putri nya, Tio yang sudah gagal menjadi ayah yang baik untuk Kirana.

Dan kini, laki laki paruh baya itu sangat menyesal, karena pernah menolak permintaan ta'aruf dari teman lama nya saat Kirana masih sempurna.

Memang benar, apa yang di katakan oleh Santi. Laki laki mana yang mau menerima istri seperti Kirana, seorang gadis yang sudah tidak suci lagi bahkan mental nya sudah terganggu.

Betapa tidak tahu dirinya Tio jika kini menginginkan perjodohan itu tetap berlanjut, di saat keadaan Kirana sudah tidak seperti dulu. Lagi lagi, kini dirinya merasa dilema.

“Apalagi kamu tahu Pa, bagaiman latar belakang keluarga mereka? Apakah mungkin, seorang kiyai mau memiliki menantu seperti Kirana hiks hiks hiks.” Tio pun menarik istrinya ke dalam pelukan. Ia mengusap lembut kepala istrinya Agar merasa sedikit lebih tenang.

“Nanti, coba Papa bicarakan dengan Kiyai Abdul. Kalau pun mereka tidak bisa menerim keadaan Kirana, setidaknya kita sudah bicara jujur.”

Kiyai Abdul, adalah teman lama dari Tio. Seorang pengurus pondok pesantren yang ada di kota nya. Dulu, Kiyai Abdul sendiri yang menawarkan jika ingin menjodohkan anak bungsu nya dengan Kirana.

Sejak putra bungsu nya gagal menjalani ta'aruf dengan seorang anak dari pemilik pondok pesantren itu, hingga kini laki laki itu belum berniat untuk berumah tangga.

Itulah yang menjadi sebab Kiyai Abdul ingin menjodohkan putra bungsu nya dengan Kirana, karena memang ia merasa bahwa keduanya akan cocok.

Mengingat, dulu keduanya pernah bertemu beberapa kali dan bermain saat kecil, membuat kiyai Abdul merasa yakin bahwa putra bungsu nya pasti akan menerima perjodohan itu. Tapi kala itu, Kirana yang menolak karena ia tdiak mau mengakhiri hubungan nya dengan Kevin.

Hingga setelah beberapa waktu, setelah Kirana menolak perjodohan itu, ia seolah di tampar oleh kenyataan. Dimana ternyata ia memergoki Kevin berselingkuh dan bahkan dirinya menjadi korban pemerkosaan oleh Kevin karena tidak mau berakhir begitu saja dengan Kirana.

Andai, Kirana tahu jika pada akhirnya dirinya tidak berjodoh dengan Kevin. Mungkin, gadis itu akan menerima perjodohan ayah nya, meskipun ia tidak mengenal siapa laki laki yang akan di jodohkan dengan nya. Tapi setidaknya, Kirana tidak akan di sakiti fisik nya, mengingat dia adalah seorang Gus dan anak dari seorang kiyai.

"Aku takut Pa, takut jika keadaan Kirana akan semakin parah nanti nya. Bahkan, hanya untuk bertemu dengan mu saja, dia sangat takut." Santi semakin terisak di pelukan suami nya.

"Kita juga sudah membawa nya ke beberapa rumah sakit. Semua nya sama, Pa. Kenapa ini harus menimpa putri kita hiks hiks."

"Sssttt, sabar Ma. InsyaAllah, semua pasti akan ada jalan nya. Allah tidak akan memberikan luka tanpa adanya sebuah obat!" ujar Tio yang masih berusaha menenangkan istrinya, walau sebenarnya hatinya juga sangat kalut memikirkan sang putri.

...~To be continue …...

Tantrum

...~Happy Reading~...

Malam itu, Tio segera menghubungi kiyai Abdul untuk membicarakan tentang keadaan putri nya. Keadaan yang selama ini sengaja ia tutup tutupi dari semua orang, karena ia merasa bahwa itu adalah aib.

Tentu saja, kiyai Abdul yang mendengar cerita dari Tio merasa sangat syok dan terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Kirana bisa mendapatkan musibah dan cobaan sebesar itu.

Kiyai Abdul mengatakan bahwa ia akan membicarakan hal itu kepada putra bungsu nya, mengingat yang akan menjalani rumah tangga adalah anak bungsu nya, ia tidak mau terlalu cepat mengambil keputusan secara sepihak.

Bukan berarti dirinya tidak mau menerima kekurangan Kirana, hanya saja kiyai Abdul ingin menyerahkan semuanya kepada yang akan menjalani.

“Bagaimana Pa?” tanya Santi penasaran ketika suaminya sudah selesai menelfon kiyai Abdul.

“Aku tidak tahu, Ma. Katanya, dia akan membicarakan dengan anak nya, dan jika setuju maka besok mereka akan datang kemari. Kita tunggu saja sampai besok, jika tidak ada kabar berarti—“ jawab Tio sambil menggelengkan kepala di akhir ucapan nya.

Malam terasa sangat panjang. Lagi lagi, malam ini KIrana tidka bisa memejamkan mata, karena suara hujan yang cukup deras membuat nya kembali merasakan takut dan terbayang akan kejadian yang menimpa nya.

Tidak ingin membuat kedua orangtuanya khawatir mendengar suara teriakan nya, ia berusaha membekap mulut nya sendiri dengan bantal. Kejadian itu sudah berlalu beberapa bulan, tapi masih begitu membekas di hati Kirana, membuat nya semakin tersiksa, terlebih saat hujan turun solah kembali mengingatkan nya akan tragedi kala itu.

Sekuat tenaga Kirana mencoba menahan diri, tapi ternyata sangat sulit. Bayangan itu semakin menyiksa nya, membuatnya kehilangan kontrol. Ia merasa bahwa malam itu, sosok Kevin berada di dalam kamar nya dan berniat untuk mendekati nya lagi.

Kirana segera bangkit dari tempat tidur, berniat untuk keluar guna mencari orang tua nya. Akan tetapi, kaki nya terkilir hingga membuat nya jatuh.

“Gak! Jangan Kevin! Jangan! Gue gak mau! Jangan!”

Pyarrr!

Braakk!

“Gue gak mau! Jangan ganggu gue, jangan sentuh gue! Kevin pergii! Gue benci sama lo, gue gak mau!” KIrana terus menangis sambil berteriak. Tangan nya juga tak lepas untuk meraih beberapa benda yang ada di sekitar nya dan melemparkan nya ke arah Kevin yang menurut nya sedang ada di sana.

Tok .. tok tok ...

“KIrana, ada apa Nak? Sayang, kenapa kamu teriak! KIrana, buka pintu nya Sayang!” Di luar kamar Kirana, orang tuanya sejak tadi sudah mengetuk pintu kamar nya berulang kali.

Merasa tidak mendapatkan jawaban dari Kirana, akhirnya Santi meminta Tio agar mendobrak pintu kamar Kirana. Dan benar saja, ketika pintu itu terbuka, keduanya langsung berlari memeluk Kirana yang saat itu tengah terduduk di samping meja dengan tubuh bergetar menahan takut.

“Sayang, ini Mama. Tenang Sayang, ini mama.” Santi terus berbisik di telinga Kirana, berharap putri nya bisa segera sadar dan merasa lebih tenang.

“Hiks hiks hiks, usir dia Ma, usir! KIrana gak mau sama dia, Kirana gak mau ketemu dia, usir Ma, usir!” Kirana terus berseru ketakutan sambil menunjuk ke arah jendela yang tidak ada apa-apanya.

Baik Santi maupun Tio tahu, bahwa itu hanyalah halusinasi dan ketakutan Kirana semata. Hati santi ikut menangis melihat nya, wanita itu hanya bisa memeluk dan terus berusaha untuk menenangkan KIrana.

Sementara Tio, ia memilih untuk berjalan dan segera menutup gordeng di kamar Kirana serta tak lupa ia juga menyalakan lampu agar Kirana bisa melihat jelas ada siapa saja yang ada di kamar itu, memastikan bahwa laki laki yang di takuti oleh Kirana tidak ada di sana.

...~To be continue......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!