HP Bunga terjatuh saat dirinya mendengar ucapan dari suster di seberang telepon, Bunga terduduk lemas karena ucapan suster itu yang mengatakan ibunya baru saja mengalami kecelakaan, Bunga bergegas ke rumah sakit di perjalanan bunga sempat mengabari ayahnya untuk menjaga adiknya yang berada di rumah sendirian karena dia tidak bisa segera pulang.
Bunga baru saja sampai ke rumah sakit dan bertemu dengan dokter, dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan ibunya "Apa dokter 70 juta apakah tidak salah" Ucap gadis cantik itu sembari menangis.
"Maaf nona itulah biaya yang harus nona siapakan itu hanya biaya operasi belum dengan biaya perawatan pasca operasi" Ucapan dokter itu semakin membuat dada Bunga terasa sesak namun dia tidak ingin berhenti berjuang dia terpikir untuk menjual barang berharganya di rumah
Setahun yang lalu ibunya mengalami kecelakaan mobil yang membuat hidup gadis cantik bernama Bunga hancur tidak karuan. ibunya koma dan ayahnya malah membawa kabur semua yang mereka miliki bahkan menggadaikan rumah yang mereka miliki.
"Apa dokter, 70 juta ap..apa dokter tidak salah" Ucap gadis cantik itu sembari menangis.
"Maaf nona itulah biaya yang harus nona siapkan tapi itu tidak termasuk biaya perawatan pasca operasi" ucapan dokter itu semakin membuat dada bunga sesak namun dia tidak ingin berhenti berjuang dia terpikir untuk menjual barang berharganya di rumah.
"Baik dokter saya mengerti" Bunga lekas kembali ke rumah setelah mendengar penjelasan dokter namun betapa dia terkejutnya sampai di dalam rumah dia melihat Rose menangis di dalam rumah yang kosong tidak ada benda apapun.
"Rose ada apa ini? " Tanya Bunga.
"Ayah ayah membawa semuanya kak" Ucap Rose menangis.
"Ayah! Bagaimana dia berani mengambil semua barang-barang ibu, pengangguran itu beraninya" Ucap Bunga sangat marah pada ayahnya itu yang memang biasanya tidak bekerja hanya mengandalkan ibunya yang sebagai driver online.
"Kakak sebenarnya ada apa ini, kenapa ayah tiba-tiba mengosongkan rumah kita kak" tanya gadis cantik sembari menangis sesegukan itu.
Bunga menggelengkan kepala "Tidak apa-apa jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja, Rose kakak berjanji padamu jangan khawatir" Ucap Bunga berusaha menenangkan adiknya itu.
"Kakak bohong aku bukan anak kecil lagi pasti terjadi sesuatu tidak mungkin ayah tiba-tiba menjual semuanya " Ucap Rose yang memang memiliki iq seperti kakaknya dia sangat cerdas.
"Rose aku akan memberitahukan nya padamu tapi berjanji kau harus tetap tenang mengerti" Ucap Bunga yang tidak memiliki pilihan lain selain memberitahu adiknya.
Rose gadis cantik itu coba menghapus air matanya dan mencoba untuk terlihat tenang "Aku mengerti kak katakan" Ucap gadis cantik itu berusaha bersikap dewasa sebelum umurnya.
"Mama mengalami kecelakaan mobil, dan saat ini membutuhkan banyak biaya ini salah ku karna memberitahu pengangguran itu jika tidak kita masih bisa menjual barang-barang berharga milik kita" Ucap Bunga yang benar-benar menyesal karena dirinya malah memberitahukan hal itu pada ayahnya yang tidak tau diri itu.
"Apa ma..mama tidak tidak mungkin kakak apa yang harus kita lakukan" Rose yang tadi berusaha tidak ingin menangis akhirnya menangis kembali dengan lebih deras.
"Tenanglah Rose jangan khawatir kakak akan berusaha untuk mencari pinjaman jangan menangis ya kita bisa melewati ini ok" Ucap bunga yang berusaha menenangkan adiknya dengan memeluknya dengan erat.
Rose mencoba menenangkan dirinya itu si kecil itu benar-benar berusaha untuk menjadi dewasa dan tidak membiarkan kakaknya khawatir "Emm Rose mengerti kak, kita akan berusaha bersama" Mendengar ucapan gadis kecil berusia delapan tahun itu membuat Bunga tidak bisa lagi menahan air matanya lagi.
"Baiklah kita akan berusaha bersama" Mereka berdua menangis bersama di iringi hujan yang deras seakan langit ikut tahu betapa sedihnya kedua kakak beradik itu.
Rose terus menangis hingga mata kecilnya itu lelah dan tertidur, Bunga hanya mangusap lembut kepala Rose "Tidurlah kita akan melalui semua ini kakak janji " Ucap bunga sembari mengecup kening Rose.
Bunga membawa Rose ke kamarnya untung saja kamar tidur mereka tidak ikut di jual hanya sofa terbaru, TV dan barang berharga lainnya yang di jual oleh ayahnya itu.
Bunga terduduk di bawah tempat tidur adiknya saat ini dia tidak bisa menyembunyikan kebingungan nya tentang apa yang akan dia lakukan "Uang tujuh puluh juta di mana aku harus mencarinya" Bunga mengusap kasar wajahnya yang sudah di penuhi air mata itu.
Bab 2
Di hari hujan itu Bunga berpikir untuk mencari bosnya namun saat Bunga meneleponnya Bosnya mengatakan hanya bisa meminjamkan uang sepuluh juta itupun Bunga harus menandatangani kontrak kerja paksa, bagaimana tidak bosnya memberinya sarat untuk tidak libur selama hutangnya berlangsung itu membuat Bunga semakin frustasi di buatnya bagaimana dia bisa tidak. Libur sedangkan dia harus merawat ibu dan adiknya.
Bunga akhirnya pergi dari rumah dan mencoba ke rumah kerabatnya yaitu pamannya adik dari ibunya namun sampai di sana Bunga tidak bisa bertemu dengan pamannya Bibinya malah mengusirnya di tengah hujan bahkan membuang payung nya membuat bunga basah kuyup tapi bunga tidak menyerah dia berlari kembali menahan bibinya yang akan menutup pintu "Bibi aku mohon biarkan aku bertemu dengan paman, bibi aku mohon ibu butuh pertolongan sekarang bibi aku mohon" Ucap Bunga yang bahkan mwncoba berlutut memohon kepada bibinya.
"Lepaskan pintu ini atau aku akan benar-benar menjepit tanganmu, pergi kami bukan dinas sosial yang kebanyakan uang apa kau pikir paman mu itu bank hah, pergi dari sini" Ucap bibinya dengan angkuh.
"Bibi kali ini tolong aku tolong biarkan aku bicara dengan paman" Ucap Bunga terus memohon tapi apa yang Bunga dapat.
"Apa kau pikir aku bercanda singkirkan tangan mu atau aku akan mencepitnya! " Teriak bibinya sembari menutup pintu membuat Bunga teriak kesakitan" Aaaaaaaauuuu bibi maafkan aku lepaskan tanganku aku akan pergi bibi tolong sakit" Teriak bunga penuh air mata, malam itu akhirnya Bunga pergi dari rumah pamannya dengan luka di jarinya yang di himpit oleh bibinya.
Bunga berusaha menghubungi Mika namun suara petir membuat Bunga takut untuk meneleponnya, Bunga ingin ke kontrakan Mika namun Bunga tau setiap malam minggu Mika akan kembali ke rumah orang tuanya dan Bunga tidak tau di mana rumah orang tuan Mika. " Ya Tuhan kemana lagi aku harus pergi Di mana aku bisa mendapatkan pinjaman, tolong aku Tuhan " Bunga merasa frustasi namun dia berusaha bangkit untuk berjalaan lagi, Bunga kini berjalan di tepi jembatan tubuh Bunga benar-benar sudah lemas tak berjaga dia terjatuh dan terduduk dia menangis sesegukan dia tidak tau harus bagaimana lagi
Saat itu dia meliat sosok wanita turun dari mobil cahaya samar-samar wanita itu turun dengan elegan menggunakan payungnya "Kau sangat cantik sayang untuk mu mati di sini ikut denganku" Ucap wanita itu sembari meraih dagu Bunga dan melihat dengan jelas wajah Bunga yang begitu cantik.
"Aku tidak ingin mati" Ucap bunga menangkal ucapan wanita itu.
"Kalau begitu apa kau membutuhkan uang aku bisa membantu mu" Ucap wanita itu.
Bunga seketika menganggukan kepalanya "ak..aku membutuhkannya " Ucap Bunga sembari menerima uluran tangan wanita itu.
Bunga di bawa ke sebuah clup besar dengan semua orang memberikan hormat pada wanita paru baya yang masih terlihat sangat muda itu, Bunga di bawa ke ruangannya dia memanggil beberapa orang untuk membawa Bunga mandi dan mengganti pakaiannya.
"Kau ternyata lebih cantik dari kelihatannya, siapa namamu? " Ucap wanita itu sembari merokok di hadapan Bunga.
"Namaku Bunga Nyonya" Ucap Bunga sungkan.
"Panggil saja mami" Ucap mami sembari memberikan salep untuk luka di jari Bunga yang bahkan Bunga sendiri melupakan nya
"Ma.. Mami, apa kau membawaku untuk bekerja di clup ini" tanya bunga tanpa basa-basi.
"Clup ini lebih tepatnya surga dunia dan kau akan menjadi bidadari nya" Ucap mami itu yang kembali duduk dan mengambil kembali rokoknya yang tadi dia taruh.
"Apa maksud mu, aku tidak mau menjadi kupu-kupu malam " Ucap Bunga tegas.
"Jika tidak mau kau bisa keluar bukankah kau membutuhkan uang" Ucap mami sembari memberikan handphone bunga kepadanya yang entah sejak kapan sudah ada di tangannya
"Da.. Dari mana kau mendapatkan handphone ku"
"Tidak penting dari mana aku mendapatkan nya, lihat berapa banyak telepon dari rumah sakit" Ucap mami membuat Bunga terkejut.
Tak lama handphone nya berbunyi kembali dan Bunga langsung meneleponnya di telepon suster mengatakan keadaan ibunya semakin parah dan harus segera mendapatkan penanganan secepatnya.
Bunga menatap mami, mami menarik ujung bibirnya dan sedikit mengangkat kepalanya seakan menawarkan keputusan terakhir pada bunga.
Bunga menutup teleponnya dan menatap mami " Jika aku bergabung apa aku bisa mendapatkan uang 75 juta sekarang" Ucap Bunga.
"Tentu saja bisa, kau akan mendapatkan seratus juta setelah menandatangani ini" Mami mengangkat tangannya memberikan isyarat pada pengawalnya membawa koper berisikan uang dan kontrak untuk Bunga.
Bunga menerima kontraknya dan membaca isi kontrak nya " Di sini yang penting aku harus mendapatkan uang sesuai target setiap bulannya jadi aku memiliki satu syarat dan aku akan menandatangani kontrak nya" Ucap Bunga yang tiba-tiba bersikap tenang dan misterius.
"Baiklah tulis saja syarat mu" Ucap mami.
Bab 3
Setelah mendapatkan uang dari mami Bunga di antar oleh pengawal mami ke rumah sakit untuk menandatangani surat kuasa tindakan medis dan membayar administrasi.
"Ibu aku harap kau akan segera sembuh dan memafkan aku yang masuk ke dunia yang gelap ini" Gumam lirih Bunga setelah menandatangani surat di depannya.
Malam ini Bunga tidur di rumah sakit menunggu ibunya keluar dari ruangan operasi namun Bunga sama sekali tidak bisa tidur dia kepikiran adiknya yang berada di rumah sendirian namun Bunga juga tidak bisa meninggalkan rumah sakit "Rose bertahanlah di rumah kakak akan segera kembali" Ucap Bunga berbicara sendiri seolah tengah berbicara dengan adiknya
Malam berlalu dengan cepat ibu Bunga juga sudah keluar dari ruang operasi namun ibu Bunga mengalami kondisi vegetatif dia sama sekali belum sadar dari komanya.
"Dokter kenapa ibu belum siuman dokter" tanya Bunga.
"Nona harus bersabar saya hanya bisa berusaha semaksimal mungkin tapi hanya Tuhan yang mampu membuatnya sadar kembali, kita hanya bisa berusaha" ucapan dokter itu sama sekali tidak membuat Bunga bersemangat.
"Apakah ada kemungkinan ibu akan sadar dokter" Tanya Bunga.
"Tentu saja nona" Ucap dokter itu.
"Baiklah saya mengerti kalau begitu berikan perawatan yang terbaik untuk nya soal biaya aku akan mengusahakan nya" Ucap Bunga dengan yakin dan mendapat anggukan dari dokter.
Bunga yang merasa ibunya sudah aman dia bergegas untuk kembali ke rumah di rumah dia melihat adiknya yang tengah duduk dengan memakan mie instan membuat Bunga terharu melihat nya "kakak kau sudah pulang" Tanya gadis kecil itu berlari ke arah kakaknya
"Ya sayang kakak sudah pulang"
"Baiklah kalau begitu ayo makan bersama Rose sudah membuatkan sarapan untuk kita berdua" Ucap Rose tersenyum.
Bunga mengangguk dan ikut duduk adiknya mengambilkan mangkok dan membagi dua mie yang dia masak dengan susah payah, Bunga tau itu dia melihat tangan Rose yang seperti terkena air panas, Bunga menahan tangisnya melihat adiknya yang berusaha tegar itu.
Bunga pergi sebentar mencari kotak pertolongan pertama dan mencari salep untuk luka bakar, dia menarik tangan adiknya dan tidak bisa menahan tangisnya " Kau hebat Rose kau sangat hebat" Ucap Bunga yang tak bisa menahan air matanya.
"Kakak jangan menangis Rose ada di sini bersama kakak kakak jangan menangis ya" Ucap rose menghapus air mata kakaknya.
Bunga menggelengkan kepalanya " Kakak tidak menangis jangan khawatir kakak tidak menangis" Ucapan Bunga berbanding terbalik dengan kenyataannya bahkan wajahnya sudah di penuhi air mata.
Rose memeluk Bunga " Jangan menangis lagi ya kak ok, kita sarapan ya kita harus sehat untuk merawat ibu benarkan" Ucap Rose yang bahkan lebih dewasa dari umurnya membuat Bunga semakin tidak bisa menahan tangisnya.
Rose yang berusaha tegar kemudian mengambil sendok makan dan menyuapkan mie itu ke mulut kakaknya "kakak harus makan, makan yang banyak" Ucap rose berusaha tersenyum.
Braaaaaakkkkkkkkkkkkk suara pintu yang di dobrak membuat Bunga dan Rose yang sedang sarapan terkejut apa lagi melihat beberapa laki-laki bertubuh besar menerobos masuk ke rumahnya "Kalian siapa? " tanya Bunga sembari membawa rose di belakangnya untuk melindungi nya.
"Serahkan rumah ini" Ucap laki-laki yang berdiri di depan berjalan dengan tubuh yang besar membawa sebuah dokumen.
"Apa hak kalian meminta rumah ini, ini rumah kami! " Teriak Bunga masih dengan melindungi adiknya di belakang nya tapi ucapan Bunga itu malah membuat mereka semua tertawa.
"Apa kau bilang rumah mu ini adalah rumah ku" Ucap laki-laki yang seperti nya adalah pemimpin tiga laki-laki lain itu yang berjalan semakin mendekat ke meja makan tempat Bunga dan Rose berdiri.
"Omong kosong apa yang kau bicarakan" Ucap Bunga menahan rasa takutnya.
Laki-laki itu melemparkan berkas yang sedari dia pegang "Lihat ini, ini adalah surat perjanjian hutan ayahmu dan ini adalah Sertifikat rumah yang sah" Ucapnya sembari menunjukkan sertifikat rumah itu.
Hancur sudah rasanya perasaan Bunga. Hati, pikiran dan juga badannya bak di cabik-cabik ayahnya begitu tega dengan dia dan adiknya beserta ibunya yang tengah terbaring koma. "Ini tidak mungkin" Ucap Bunga yang menolak untuk percaya apa yang terjadi.
"Hahaha kau sangat cantik kau bisa memiliki ini semua jika kau mau menjadi simpanan ku, akan ku lunasi semua utang ayahmu" Ucap laki-laki itu sembari mencolek dagu Bunga, membuat Bunga jijik dan membuang wajahnya.
"Aku tidak sudi menjadi simpanan mu" Ucap Bunga dengan tegas tanpa keraguanpun.
"Hah, beraninya kau menolak ku " Ucap laki-laki itu yang tidak Terima dengan Bunga yang menolaknya, dia langsung menyeret bunga mendekat kearahnya membuat Rose berusaha menarik kakaknya namun dia malah terjatuh.
"Rose" Ucap Bunga melihat adiknya terjatuh dia juga berusaha keras melepaskan dirinya dari laki-laki itu, alhasil dia menendang pusaka laki-laki itu membuatnya melepaskan tangannya dari Bunga, Bunga segera membantu Rose berdiri.
Laki-laki itu sangat marah "Tangkap wanita itu, aku akan menghabisinya dan menikmati tubuhnya" Ucap laki-laki itu membuat dua rekannya segera menangkap Bunga membuat Bunga tidak bisa bergerak.
Namun tiba-tiba Dooooooooorrrrrrr suara tembakan memecah kebisingan itu membuat semua orang menengok ke arah suara tembakan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!