NovelToon NovelToon

LOVE ME! Please!

Chapter-01

...W  E  L  C  O  M  E...

...di story ®LOVE ME! Please! by Yurnalis lidar0306...

...Selamat menikmati...

...Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, alur cerita murni dari hasil pemikiran sendiri....

...jangan lupa di like, komen dan vote...

...•...

...•...

...•...

...•...

...•...

Seorang pria bertubuh tegap dangan tinggi badan hampir mencapai 180cm menggunakan pakaian Formal menyeret koper kecil miliknya dengan tangan kiri sedangkan tangan lainnya sedang mengotak atik benda pipih miliknya....

Juga sepasang kaca mata hitam bertengger manis dihidung mancungnya.

Dengan langkah tegap pria itu menyusuri lobby bandara Internasional negara I.

"Tuan!" pria yang dipanggil itu segera meluruskan pandangannya kedepan,disana dibalik pagar pembatas pria itu melihat seorang lelaki yang menggunakan pakain formal serba hitam sedang melambaikan kearahnya.

Arzeel mendekat kearah pria itu,

Dia adalah Gion asisten pribadinya.

"Langsung pulang ke apartemen Tuan?"tanya Gion mengambil alih koper dari tangan pria itu.

Keduanya berjalan keluar bandara,"Iya, apa kamar ku sudah dibereskan?"Tanya Arzeel seraya berjalan menuju parkiran.

"Sudah Tuan,semuanya sudah beres!"jawab Gion, kemudian mengikuti langkah Taunnya itu.

Beberapa menit kemudian, kedua sampai didepan apartemen, Arzeel segera masuk bermaksud untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah setelah beberapa jam melakukan penerbangan.

Arzeel menjatuhkan dirinya diatas sofa ruang tamu"Taun,tadi Nona Ayra mengatakan jika anda sudah disini Nona berpesan agar Taun mengabarinya!"ujar Gion.

Arzeel mengangguk"Iya, siapkan air mandi untukku!"ucapnya, Gion pun mengangguk, kemudian dirinya langsung menaiki anak tangga menuju kamar tuannya sambil menyeret koper itu.

Setelah kepergian Gion, Arzeel mencari kontak seseorang di ponselnya kemudian menghubunginya hingga suara sambungan berbuyi.

Sedangkan ditempat lain,seorang perempuan menggunakan drees selutut dengan rambut yang tergerai indah yang sedang menyetir itu menoleh kesamping saat ponselnya berdering, tak lama senyum manis terbit dibibirnya saat nama seseorang muncul dilayar ponsel miliknya.

Tanpa menunggu perempuan itu segera menggeser ikon berwarna hijau tersebut,"Hallo sayang!"ujar perempuan itu.

Arzeel yang mendengar suara perempuan itu lelah yang tadi ia rasakan seketika hilang menguar begitu saja"Hallo sayang lagi dimana?"tanyanya dengan suara lembut berbeda dengan saat tadi ia berbicara dengan Gion.

"Aku masih dijalan, baru saja pulang dari kantor Ayah, sebentar lagi sampek dirumah kok!"jawab perempuan yang bernama Ayra itu.

Mendengar itu entah kenapa mendadak perasaan Arzeel menjadi gusar,dan lagi hari semakin sore,tapi dengan cepat ia mengenyah pikirannya itu,"Yasudah kamu hati hati dijalan ya, aku merindukan mu sayang!"ujar Arzeel sedikit cemas.

Gadis disebrang sana terkekeh,"Iya iya, aku akan hati hati, aku juga rindu banget sama kamu, pokoknya nanti malam kita ketemu oke!"ucapnya dengan lembut.

Arzeel tersenyum,"Oke,yasudah kalau gitu aku matiin ya, hati hati nyetirnya jangan ngebut!" peringat Arzeel sekali lagi.

"Siap Boss!"

Arzeel tertawa pelan mendengar itu,"Yasudah aku matiin,bye!"

" Bye!"setelah nya sambungan itu segera terputus.

Ayra tersenyum, tak sengaja matanya menatap sebuah foto paranoid yang ada di dompetnya yang sedang terbuka itu.

Foto itu diambil saat dirinya sedang kencan dengan Arzeel disebuah pantai, dan disana mereka menyewa jasa tukang foto untuk mengabadikan momen mereka.

Mengingat itu Ayra kembali tersenyum, karena saking fokusnya dengan pikirannya, tiba tiba sebuah motor lewat didepan mobilnya, Ayra tersentak dan dengan cepat dapat mengelak namun na'as dari arah depan sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi dan..

Braaakkk!!!!

Kecelakaan pun tak dapat dihindari lagi.

...•••••...

Malam Hari

Gion yang baru saja keluar dari dapur ia  mendapatkan Taun mudanya yang sedang mondar mandir dengan cemas depan jendela yang terbuat dari kaca transparan tersebut.

"Taun, apa yang membuat anda cemas?"tanyanya, tidak biasanya ia melihat Tuannya secemas ini.

"Aku lagi menunggu Ayra, tapi udah jam sepuluh lewat tapi dia belum juga menghubungiku !"jawab pria itu tanpa menatap Gion.

Entah kenapa sedari tadi sore perasaan mulai tidak enak,ia merasa cemas dan khawatir secara bersamaan.

"Mungkin dijalan macet Taun, saya yakin sebentar lagi Nona Ayra akan segera tiba !"jawab Gion mencoba menenagkan Tuannya itu, pria itu berdiri tak jauh dari sang Taun

Arzeel mengangguk,"Yah semoga saja!"jawabnya.

Baru saja berkata seperti itu Tiba tiba ponsel milik Arzeel berdering, dengan segera pria itu merogoh saku celananya,"Manda?"gumamnya pelan.

Kenapa tiba tiba Manda menelponnya, karena penasaran ia menggeser ikon berwarna hijau itu,"Hallo, Ada apa?" tanya Arzeel.

'Zeel, tenangkan dirimu, karena ada sesuatu yang ingin aku katakan!'

Keningnya berkerut,"Mengatakan apa?" tanyanya.

Bisa Arzeel dengar suara tangis pecah dari seberang telpon, membuat Pria itu mendadak cemas dan khawatir.

'Zeel, Ayra kecelakaan tadi sore pas mau pulang huhuhu, keadaannya mengenaskan dan sekarang kami ada di RS Bungga bangsa!'

Bagaikan disambar petir kala mendengar penuturan dari seberang telpon, tangannya bergetar, tubuhnya hampir saja merosot kelantai.

Gion yang melihat itu segera mendekat,"Tuan ada apa? Apa yang terjadi, anda baik baik saja?"tanya Gion panik.

"Arya Yon!"

"Nona Ayra kenapa? Ada apa dengan Nona Arya Tuan?" tanya Gion.

Bukannya menjawab, tiba tiba Arzeel bangun,"KERUMAH SAKIT SEKARANG!" sentaknya lalu keluar dari  apartemennya sedangkan Gion  meski merasa kebingungan, ia tetap mengikuti sang Tuan dari belakang.

Tak berapa lama keduanya sampai dirumah sakit, dengan setengah berlari Arzeel masuk kedalam, lama ia mencari hingga melihat seorang perempuan yang terlihat berantankan sedang menangis didepan kamar mayat.

Dengan langkah bergetar Arzeel mendekat,"Manda!"panggilnya.

Nama yang dipanggil mendongak, wanita itu segera mendekat dan memeluk pria itu, namun tak lama Arzeel melepasnya,"Zeel, Ayra hikss..Ayra udah nggak ada hiks!!"ujar wanita yang memiliki rambut sebahu itu.

Arzeel menggeleng, tidak itu tidak mungkin"A-apa yang terjadi sebenarnya?"tanya nya gemetaran.

"Sebenarnya sebuah truk angkat besi menabrak mobil Arya yang saat itu tengah melaju, diduga sopir truk mengantuk, dan...dan wajah Ayra tidak bisa dikenali, bahkan sebagian tubuhnya rusak parah hiks..hiks..!" ucap nya menangis sesegukan.

"Lalu kenapa kamu tahu kalau itu Ayra, mungkin saja itu bukan dia!"

Manda menggeleng, "Aku yakin karena dijari manisnya ada cincin pertunangan kalian dan ini!"ucapnya lagi sambil menyerahkan sebuah hasil otopsi.

Tangan Arzeel bergetar menerima benda itu, ia membacanya yang berhasil membuat dada nya hancur.

Tak berapa lama seorang Dokter pria keluar,"Jasad korban akan segera dipulangkan!"ucapnya lalu pergi dari sana.

Arzeel masuk kedalam ruangan tersebut, kakinya melemah kala melihat sosok yang terbaring kaku disana.

Tanggannya menjulur kedepan hendak membuka kain yang menutupi wajah Arya, namun saat mengingat ucapan Manda yang mengatakan wajahnya yang rusak membuat tangan itu hanya mengambang lalu diturunkan kembali.

Ia tak sanggup melihatnya.

Bahkan kini dadanya semakin sesak saat tangan pucat Ayra menjuntai kebawah dan terlihat cicin pertunangan mereka dijari manis itu.

Detik berikutnya Arzeel ambruk tak sadarkan diri.

"ARZEEL!!!!"

"TUAAN!!!!"

...•...

...•...

...•...

...•...

...B E R S A M B U N G...

Chapter-02

Tiga tahun kemudian...

Di sebuah gedung yang tinggi itu,di lantai paling atas.

Tepatnya disebuah ruangan yang bertuliskan Chief Executive Officer (CEO) ,nampak seorang pria tampan menggunakan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku menampak kan urat urat dilengannya.

Rambut yang semula rapi kini sudah mulai sedikit berantakan, pria itu terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Dialah Arzeel,pria dewasa yang kini sudah berusia 30 tahun, dan selama tiga tahun ini  pria itu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, tiada hari tanpa pekerjaan, bahkan ia sangat jarang pulang kerumah dan lebih memilih untuk menginap dikantor.

Begitulah cara nya untuk membunuh rasa rindu yang selama ini ia tahan pada mendiang tunangan.

Helaan nafas terdengar darinya, pria itu menghentikan kegiatannya sejenak, di senderkan tubuhnya kebelakang, kedua matanya menatap langit langit ruangan tersebut.

Ia tidak bisa fokus, tiba tiba kepalanya sakit.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan terdengar dari luar,"Masuk!" Setelah mendapat izin dari dalam seseorang mendorong pintu itu dengan pelan.

Arzeel melirik siapa yang masuk, ternyata Manda,"Zeel, nanti siang kita ada rapat dengan KLM'grop di restorant Kejora!"

Arzeel menghela nafas,"Manda, ini kantor bisakah kau profesional?"

Wanita yang kini berusia 29 tahun itu memutar matanya jengah,"Baik Tuan!" jawabnya malas.

"Gion dimana?"Tanya Arzeel seraya duduk dengan posisi yang benar.

Mendengar pria didepannya malah bertanya tentang Gion membuat Manda sedikit berdecak,"Gion dirumah utama!"jawannya.

Arzeel mengerutkan alisnya,"Rumah Daddy? Kenapa dia kesana?"tanya Arzeel kini menatap wajah wanita itu.

Senyum wanita dewasa itu mengembang kala ditatap oleh pria itu"Nggak tahu, Om Ferdian tadi menyuruhnya kesana!"jawabnya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari sosok Arzeel.

Menyadari tatapan gadis itu, Arzeel segera mengalihkan pandanganya ke laptop didepannya,"Baiklah, aku sudah tahu jadwalku, kamu bisa keluar!"ujarnya.

"Zeel-"

"Iya hallo, tolong bawa secangkir kopi keruangan saya sekarang!"

Manda berdecak lalu dengan kesal keluar dari ruangan itu dengan menghentakkan kakinya, melihat gadis itu keluar Arzeel menghela nafasnya dengan kesal.

Ia tahu jika Manda sudah menyukai sejak mereka duduk dibangku SMP, tapi ia hanya menganggap Manda sebagai temannya tidak lebih.

Arzeel geleng geleng kepala, lebih baik ia segera pergi untuk melakukan pertemuan dengan rekan bisnisnya.

...••••••...

Seorang Dokter perempuan yang menggunakan jilbab keluar dari ruangan tersebut, perempuan itu membuka sarung tangan, jubah operasi lalu dibuangnya kedalam tong sampah yang ada disana.

Di bukanya masker dan terlihatlah wajah cantik sang Dokter.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga!"gumamnya dengan senyum puas diwajahnya karena operasi kali ini sukses.

"Dokter Armeel"

Gadis yang dipanggil itu berbalik kebelakang, ternyata teman temannya yang tadi juga ikut dalam proses operasi sudah keluar, gadis itu tersenyum.

"Selamat Dok, operasinya sukses!"ujar salah satu rekannya.

"Iya, dan selamat juga untuk kalian karena sudah bekerja keras!"jawabnya ramah.

"Oh iya Keyla, apa masih ada jadwal untuk saya?"tanya Armeel pada suster pendampingnya itu.

"Oh enggak Dok, untuk hari ini sudah selesai!"jawabnya mengingat ngingat kembali jadwal seniornya itu.

"Ohhh kalau begitu saya pamit duluan ya semuanya, saya ada janji!"

"Eehhh janji? Apa Dokter mau berkencan??" goda salah satu rekannya yang lain.

Armeel terkekeh,"Tidak, saya mau bertemu teman saya!"Jawabnya.

"Benarkah? Sayang sekali!"

"Yasudah saya pamit ya, Assalamu'alaikum!"

"Iya Dok, wa'alaikumsalam hati hati!" Jawab mereka serempak, Armeel tersenyum, lalu ia menuju keruangannya disana ia menganti pakaian nya dengan yang baru.

Setelah selesai Armeel segera keluar dari ruangannya.

Tiba di parkiran khusus, Armeel segera masuk kedalam mobil miliknya dan detik berikutnya mobil itu segera melaju dan pergi dari sana.

Beberapa menit kemudian, Armeel tiba di tempat janjiannya, setelah memarkirkan mobilnya, gadis itu segera masuk kedalam restoran Kejora tersebut.

Saat hendak mengambil ponsel dari dalam tas tanpa sengaja ia malah menabrak seseorang.

Bruk!

Tubuh Armeel sedikit terhuyung kebelang kala menabrak benda keras didepannya, ponselnya terjatuh.

"Duhh gimana sih mbak, kalau jalan tuh liat liat dong!"sarkas seorang wanita menatap sinis kearah Armeel.

Armeel menatap wanita itu,"Maaf, karena saya tidak melihat!"jawabnya tenang.

"Makanya lain kali itu matanya di pakek buat liat kedepan, jangan jadi pajangan doang, gara gara kamu waktu kami terbuang sia sia!"tukasnya lagi, "Kamu nggak papakan Zeel?"tanyanya beralih pada pria yang ada disampingnya yang hanya diam saja menatap dirinya.

Armeel mengalihkan tatapannya pada pria itu,sejenak pandangan keduanya bertemu Armeel mengerutkan alisnya kala melihat wajah datar pria itu, ia merasa tak nyaman dengan tatapan pria itu.

"Nona anda baik baik saja?"tanya Gion pada Armeel, gadis itu mengalihkan pandangannya pada pria yang menggunakan kaca mata itu.

"Alhamdulillah saya baik baik saja Mas!"jawabnya tersenyum tipis.

"Ah ini ponsel anda Nona, sekali lagi kami minta maaf!"ujar Gion seraya menyerahkan ponsel milik gadis didepannya.

"Oh iya, terimakasih banyak,dan saya juga minta maaf karena sudah tidak menggunakan mata saya dengan benar, sepertinya saya harus segera memeriksanya!"ucap Armeel tenang namun terdengar sedikit menyindir, gadis itu menerima ponselnya dengan senang hati.

Manda yang merasa dirinya disindir pun hendak menjawab namun segera dipotong oleh seseorang,"Cukup, apa kalian akan semakin membuang waktuku?"tanyanya dengan intonasi yang menekan.

Manda langsung terdiam dan menatap tak suka pada Armeel, sedangkan yang ditatap tenang tenang saja sama sekali tidak terganggu dengan tatapan wanita itu.

Arzeel segera berlalu melewati tubuh Armeel tanpa menoleh sedikitpun di ikuti Manda, wanita itu mendengus.

"Nona sekali lagi saya minta maaf atas sikap karyawan tuan saya!"ucap Gion tulus sedikit menunduk.

"Ngak perlu minta maaf Mas, lagian bukan salah anda, saya mengerti kok!"jawab Armeel,"Kalau begitu saya permisi, Assalamu'alaikum!"lanjutnya lalu segera pergi dari sana meninggalkan Gion diam disana.

"Wa'alaikumsalam!" jawab Gion pelan, ia menatap arah pergi gadis itu, lalu senyum tipis terbit dari sudut bibirnya.

...•••••...

"Gion, Apa yang Daddy katakan padamu?"tanya Arzeel menatap Asisten pribadinya itu melalui spion depan.

Saat ini pria itu sedang memainkan ponselnya, disebelahnya ada Manda yang juga sedang memainkan ponselnya sambil sesekali melirik Arzeel.

"Tuan besar hanya membahas pekerjaan saja Tuan, tidak ada yang lain!"jawabnya sekenanya, mendengar itu bukannya percaya Arzeel malah menatap curiga pria itu.

"Kamu tidak sedang berbohongkan Gion?"tanyanya dengan penuh penekanan.

Gion melirik tuannya itu sejenak,lalu kembali fokos menyetir,"Tidak tuan, saya tidak berani membohongi anda!"jawabnya lagi.

Arzeel mendengus,"Awas saja jika kamu berani menyembunyikan sesuatu dariku!"ucapnya menatap tajam Gion.

Sesangkan Gion yang ditatap merasakan punggungnya merinding.

...•...

...•...

...•...

...•...

...•...

✓ Arzeel

...B E R S A M B U N G...

Chapter-03

Sore Hari

17:35 WIB

Kediaman Yahya

"Assalamu'alaikum, Bunda Meel pulang!" gadis yang menggunakan rok span hitam dengan atasan sweaters rajut warna coklat susu dengan innerpashmina warna senada dengan roknya itu baru saja tiba di rumah sederhana berlantai dua itu.

Dia adalah Armeel, gadis berusia 26 tahun itu mengerut alisnya ketika melihat keadaan rumahnya yang sepi.

Armeel membuka sepatunya lalu diletakkan dirak sepatu yang ada di dekat pintu,lalu masuk kedalam namun pintunya dikunci, gadis itu merogoh tas miliknya mencari sesuatu disana.

"Ketemu!"ucapnya saat benda yang ia cari ketemu.

Armeel memasukkan benda itu kedalam lubang kunci dan detik berikutnya pintu rumah terbuka,"Assalamu'alaikum!"ucapnya ketika kakinya masuk kedalam.

Tidak ada orang, sepi!

"Apa Bunda Sama Ayah keluar?"gumamnya lalu detik berikutnya mengedik kan bahu dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Hari ini ia pulang lebih awal karena jadwalnya di rumah sakit tidak terlalu padat, maka inilah waktunya ia beristirahat.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka, Armeel melepas tas miliknya lalu diletakkan ditempatnya lagi, lalu ia melpas pashminanya dan di masukkan kedalam keranjang kotor, rambutnya yang ia cepol sedari tadi pun ia lepas dan terlihatlah rambut panjang sedikit bergelombang itu.

Armeel mengambil handuk baru dari dalam lemarinya dan juga baju ganti, kemudian segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian gadis itu kembali keluar dengan piama tidur celana dan lengan panjang, lalu dengan segera ia melaksanakan kewajiban sebagai ummat islam.

...•••••...

"Assalamu'alaikum!"

Armeel yang sedang menonton diruang keluarga itu segera beranjak ketika mendegar suara orang tua nya.

"Wa'alaikumsalam, Ayah, Bunda, kalian dari mana?"tanya gadis itu seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.

"Ayah sama Bunda baru saja pulang dari rumah Om Ferdian"jawab sang Ayah.

Armeel mangut mangut, "Ayah masuk kamar dulu ya!" sambung Ayah Gama, gadis itu mengangguk, lalu kembali duduk dikarpet berbulu didepan tv dan melanjutkan kembali tontonannya.

"Sayang gimana hari ini?"tanya Bunda Diana, wanita itu duduk di sofa bersebelahan dengan Armeel.

"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar Bun!"jawab gadis itu menatap wanita itu sejenak lalu kembali fokus dengan tv nya sesekali memasukkan keripik kentang kemulutnya.

Sejenak Bunda Diana menatap lekat anaknya yang sedang fokus itu,hingga tiba tiba ia bertanya,"Meel, boleh Bunda bertanya?"Armeel menolah kearah Bundanya berada.

Keningnya mengerut,"Boleh dong, biasanya juga Bunda langsung tanyak!"jawabnya lalu pandangannya lurus lagi.

"Selama ini Meel pernah pacaran nggak?"

Uhuk!

Armeel yang sedang menguyah keripik itu hampir saja tersedak mendengar pertanyaan itu, ia menatap wanita berjilbab syar'i itu,"Kenapa Bunda menanyakan itu?"tanyanya setelah minum.

"Ngak ada sih Bunda cuman tanyak aja,kan Meel tahu sendiri, Kalau Ayah ngelarang Meel pacaran!"jawab Bunda Diana menatap anaknya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Armeel beranjak dari rebahan nya dan pindah duduk disamping Bundanya, ia meraih tangan wanita yang telah melahirkannya itu untuk digenggam.

Dengan lembut ia berkata,"Insya Allah, Meel selalu mengingat semua perkataan Ayah dan Bunda, lagian Meel juga tahu kalau pacaran itu Dosa, maka dari itu sampai sekarang Meel nggak pacaran!" senyum manis terbit dari wajah cantiknya.

Mendengar itu wajah yang tadi cemas seketika berubah menjadi senyum bahagia,"Alhamdulillah, Bunda percaya sama Meel,besok kamu ada jadwal diRS?"tanyanya memastikan.

Armeel tak langsung menjawab, ia mengingat ngingat apakan besok dia ada jadwal atau tidak,"Oh sepertinya besok Meel datang ke RS cuman buat Cek para pasien saja Bun, memangnya ada apa?"tanyanya.

Wanita itu tersenyum,"Kalau bisa besok pukul 11 siang kamu ikut Ayah sama Bunda boleh?"tanya Bunda Dinda.

"Kemana?"tanyanya.

"Nanti kamu akan tahu, gimana?"nampak gadis itu tengah berfikir sejenak tapi detik berikutnya mengangguk pasti.

"Insya Allah Meel bisa Bun!"jawabnya

...•••••...

Malam Hari

Kediaman Al-Ashraf

Di kediaman Ashraf terlihat anggota keluarga yang hanya ada tiga orang itu sedang menikmati makan malam bersama.

Sejak kejadian tiga tahun silam, Arzeel sangat jarang pulang ke mansion,karena pria yang kini sudah berusia 30 tahun itu lebih sering menghabiskan waktunya di kantor atau ke luar negeri dengan alasan pekerjaan.

Diruangan itu tidak ada satupun dari mereka yang bersuara, hanya dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan memenuhi ruang makan yang memiliki meja makan panjang itu.

Arzeel lebih dulu menghabiskan makan malamnya, baru saja dirinya hendak beranjak dari sana, suara sang Daddy mengurungkan niatnya.

"Zeel!"

Pria itu menatap Daddy nya,"Yes Dad!" pria itu duduk kembali dan menunggu Daddy dan Mommynya menyelesaikan makannya.

"Bagaimana kantor?"tanya Daddy Ferdian sambil mengelap sudut bibirnya dengan serbet.

"Bagus Dad, bahkan Zeel sudah bekerja sama dengan KLM'grop!"jawabnya apa adanya, ia menopang dagunya diatas meja dengan kedua tangannya.

Daddy mangut mangut,"Bagus bagus, kamu memang bisa diandalkan, tapi Zeel!" Daddy Ferdian menghentikan perkataannya.

Kening Arzeel naik sebelah,"Bukankah kehidupanmu sangat membosankan?"lanjut Daddy Ferdian, kini kening Arzeel mengerut.

"Dad, Zeel tidak suka perkataan yang bertele tele, lansung ke intinya!"ucapnya.

Mendengar nada bicara sang anak bukannya marah,pria paru baya itu malah terkekeh,"Kau memang putraku, baiklah Daddy langsung keintinnya!"ucapnya lalu menatap serius pria didepannya.

Arzeel masih menunggu,"Daddy dan Mommy berencana menjodohkan mu dengan putri Om Gamma,bagaimana menurutmu?"tanya sang Daddy.

Arzeel diam, tidak menjawab ia malah menatap dalam netra biru sang Daddy yang sangat mirip dengan miliknya, tidak hanya mata, namun juga warna rambut sama persis dengan Daddynya itu.

Lalu netranya beralih kearah sang Mommy yang juga menatapnya dengan senyuman manis diwajahnya.

"Bagaiman me-"

"Zeel menolaknya!"

Setelah mengatakan itu, Arzeel segera pergi dari sana tanpa menoleh lagi sedikitpun, bukannya kekamar pria itu malah keluar rumah entah kemana dia akan pergi.

Melihat anaknya pergi, Daddy Ferdian dan Mommy Sindi saling pandang lalu menghela nafas.

"Giman dong Mas, Zeel nggak mau!" tanya wanita paru baya yang masih terlihat cantik itu pada suaminya.

Daddy Ferdian menggenggam tangan sang istri,"Kamu tenang saja, Daddy ada cara, dan dengan cara ini mau tidak mau dia harus menikah dengan anaknya Gamma!"ucap Daddy Ferdian meyakinkan sang istri.

Sebenarnya mereka tidak ingin ikut campur urusan percintaan sang anak, hanya saja sebagai orang tua mereka tidak ingin melihat anak mereka terus terusan seperti itu.

Mereka tidak ingin Zeel hidup dalam bayang bayang masa lalunya, dan dengan cara menikahkannya semoga saja Zeel bisa kembali lagi seperti Zeel yang dulu lagi.

...•...

...•...

...•...

...•...

✓ Armeel

...B E R S A M B U N G...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!