NovelToon NovelToon

Budak Ranjang Dosen

1

...Warning!!! Banyak adegan kasar dan kata-kata kurang sopan/kasar. ...

...Tolong maklumi, di mohon agar berkomentar yang bijak. Karena akan menguras emosi saat membacanya. ...

...✨✨✨...

...Meninggalkan komentar dan Like sama dengan menghargai karya Author. Makasih❤️...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam begitu indah di iringi musik kencang dan lampu kerlap kerlip di setiap sudut ruangan itu, semua orang tertawa berjoged ria menghilangkan semua penat.

Berbeda dengan Theo Felix pria berparas tampan yang kini sedang menatap kosong layar ponselnya, ia duduk di atas sofa mewah di sebuah ruangan vvip.

“Baby, kau harus minum.” Ucap seorang wanita yang telah di pesannya. Theo melirik pada wanita sexy dengan dada besar itu, bukanya tergoda dia malah merasa muak menatap tubuh dengan dada dan bokong sintalnya.

“Aku tidak mood, kalian lanjutkan saja.” Ucap Theo pada kedua temannya yang lain yang sedang bercumbu di ruangan itu bersama wanita bayaran.

Gonzales dan Zayn seketika menghentikan aktifitasnya untuk menatap sang sahabat yang sedang putus cinta itu.

“Hei! Sampai kapan kau akan menunggu Chelsea? Dia datang hanya saat membutuhkan mu. Jadi jangan sedih hanya gara-gara gosip itu, cepat atau lambat dia akan kembali lagi padamu.” Teriak Zayn dia berusaha menyadarkan sang sahabat.

Namun Theo tidak memperdulikan itu, dia keluar meninggalkan tempat yang hanya membuatnya semakin pusing.

Zayn menghembuskan napasnya kasar, dia sengaja membawa Theo ke tempat paling di bencinya hanya untuk melupakan sakit hati yang sedang di deritanya.

Melihat sahabatnya yang tidak bisa lepas dari cinta pertamanya itu membuat Zayn dan Gonzales merasa kasian pada Theo, karena Chelsea yang tidak pernah menerima cinta Theo dan hanya memanfaatkan sahabatnya sebagai pelarian setiap kali wanita itu sedang putus cinta.

“Sudah lupakan saja, kita sudah sebisa mungkin menyadarkannya.” Ucap Gonzales pada Zayn yang sejak tadi menatap pintu yang sudah tertutup itu.

Mereka berduapun melanjutkan cumbuan bersama dengan wanita bayarannya.

Theo berjalan menyusuri lorong, ia keluar dari Black Club itu lewat jalan belakang karena tidak ingin berpapasan dengan banyak orang-orang yang sedang mabuk.

“To-tolong Tuan, jangan sentuh saya!” Pekik seseorang dengan rintihan kecil saat lenganya di tarik paksa.

Theo sama sekali tidak peduli dengan sekelilingnya, dia tetap berjalan lurus saat akan melewati kedua orang yang sedang berdebat itu.

“Dasar jalangg! Beraninya kau membantahku!”  Pekik Pria paruh baya berkepala botak itu.

Saat berpapasan tanpa sengaja kedua netra Theo bertemu dengan sorot mata seseorang yang sering ia lihat, namun itu hanya seper sekian detik. Theo terus berjalan lurus tanpa menghentikan langkahnya.

“Aaarrgghh!! Jauhkan mulutmu dari wajahku!” Pekik seorang gadis yang kini berusaha mencengkram wajah lawanya.

Bugh!

Satu bogeman mendarat di pipi pria tua botak itu, tubuhnya langsung tersungkur ke lantai dengan bibir yang sedikit robek.

“Sialan kurang ajar kau!” Pekik pria itu namun bukannya melawan justru pria tua itu berlari meninggalkan tempat itu, karena ia sadar tidak akan bisa melawan tenaga pria muda seperti Theo.

Mikayla bernapas lega sambil mengelus dadanya saat melihat kejadian di depan matanya, alangkah beruntung dirinya karena sudah di tolong seseorang.

Mikayla melirik ke arah pria yang baru saja melayangkan pukulan pada pria tua tadi, namun Mikayla hampir terjatuh karena terkejut saat melihat siapa orang yang sudah menolongnya.

“Pa-pak Theo.” Gumamnya dengan suara kecil, seketika tenggorokannya terasa kering saat melihat orang yang menolongnya itu adalah  Dosen di kampusnya.

Tatapan tajam Theo mampu membuat Mikayla takut. “Pak, ini tidak seperti yang bapak pikirkan.” Ucap Mikayla berusaha menjelaskan apa yang terjadi.

Tanpa bicara Theo menyeret Mikayla ke salah satu ruangan kecil dengan pencahayaan redup, bagaimana bisa dia menemukan salah satu mahasiswa yang berkuliah di Universitas milik keluarganya di tempat malam dengan berpakaian minim seperti ini.

Mau di taro di mana nama baik Universitasnya.

“Sejak kapan?” Tanya Theo dengan suara dingin dan sorot mata tajam.

Mikayla memalingkan wajahnya sambil menahan napasnya, tubuhnya terhimpit dinding oleh pria yang sedang menatapnya tajam.

Theo menarik rahang wanita itu agar menatapnya, mencengkram lengan wanita itu agar tidak memberontak. Namun entah mengapa ia merasakan desiran aneh di tubuhnya saat menyentuh lengan mungil milik Mikayla, ia bahkan sempat menatap lengan itu sambil menalan salivanya susah.

“Jawab aku! Sejak kapan kau menjual tubuhmu ini?!” Sentak Theo dengan nada tinggi.

“Pak, aku tau jika bapak salah paham. Tapi percayalah aku tidak menjual tubuhku, aku bekerja di sini karena—“

“Berapa uang yang kau butuhkan?!” Tanya langsung Theo tanpa mau mendengar penjelasan Mikayla.

“ 1 Milyar.” Jawab Mikayla jujur dengan sorot mata lembut, sudah terlanjut tau ia pun tidak mau lagi menutup-nutupi semuanya karena cepat atau lambat pria bernama Theo itu pasti tau.

Lengan Theo yang sedang mencengkram rahang gadis itu pun perlahan memasukan ibu jarinya kedalam mulut Mikayla yang sejak tadi terbuka karena Theo yang terlalu kasar mencengkram rahang gadis itu.

“Hisap!” Titah Theo, Mikayla yang melotot kaget pun masih kalah dengan tatapan tajam sang Dosen.

Ia pun mengikuti permintaan Theo, menghisap pelan ibu jari pria bertubuh besar itu. Dengan tubuhnya yang masih terhimpit di tembok dan terkungkung sempurna sampai membuat dirinya susah bergerak.

Theo memejamkan matanya, hisapan lembut itu mampu membuat tubuhnya bergetar, sengatan kecil menjalar di seluruh tubuhnya. Bulu-bulu halus mulai meremang, sungguh ini kali pertama Theo merasakan sensasi aneh di tubuhnya.

Mata sayu itu terbuka menatap penuh minat pada wanita kecil yang ada di dalam kungkunganya, oh sungguh tubuh sexy nya membuat Theo seketika bergairah.

“Mulai hari ini berhentilah bekerja di sini, aku tidak mau nama baik kampus ku rusak hanya gara-gara gadis seperti kau” Titahnya dengan nada rendah namun terdengar sangat meremehkan.

Theo membelai wajah dan telinga Mikayla dengan ibu jari yang masih ada di dalam mulut gadis itu.

“Aku akan mengirimkan alamat untuk mu, dan temui aku besok selesai kuliah jika kau mau uang itu.” Ucap Theo ia segera melepaskan lengannya dari wajah cantik Mikayla.

Dan pergi meninggalkan Mikayla begitu saja.

“Hah, sungguh sial sekali nasibku.” Lirih Mikayla yang baru bisa bernapas lega, tubuhnya yang sedang menyender di dinding perlahan turun kebawah, ia menenggelampakan wajahnya di kedua kakinya yang menekuk.

“Ayah, Bunda aku rindu kalian.” Ucapnya dengan air mata yang sudah mulai menetes.

Selama hidupnya ia tidak pernah sekali pun menerima pelecehan dalam bentuk apapun, hari ini bahkan dirinya di lecehkan oleh dua pria sekaligus.

Pria botak yang hampir memaksa untuk menciumnya, dan Dosen nya sendiri yang menyuruhnya untuk menghisap ibu jari pria itu.

“Tidak apa-apa Mikayla, demi nenek mu apapun harus kamu lakukan.” Gumamnya saat mengingat ucapan Dosen nya yang harus menemuinya jika menginginkan uang itu.

Hari ini adalah hari pertama dirinya bekerja sebagai pelayan, namun sialnya ia harus tertangkap basah oleh Dosenya sendiri di hari pertamanya kerja.

“Andai aku punya saudara, setidaknya ada yang mau membantuku mencari biaya untuk nenek hiks… hiks…” Keluhnya lagi, sambil menyeka air mata yang sejak tadi terus mengalir di pipinya.

Mikayla berusaha berdiri, dadanya masih terasa nyeri mengingat apa yang akan di lakukan Dosen nya besok saat bertemu denganya.

“Apa dia akan mengeluarkan ku dari kampus? Karena aku sudah menbuat malu nama baik kampus?” Gumamnya menerka-nerka. “Tapi baik sekali dia sampai mau memberiku imbalan?” Pikirnya dia berjalan dan merapihkan dirinya sebelum keluar dari ruangan itu.

2

Keesokan harinya, Mikayla sudah menerima pesan dari Theo sejak pagi tadi. Dan dirinya membalas pesan itu jika ia akan menemui Dosennya itu di alamat yang sudah ia berikan.

Mikayla berjalan keluar kampus, napasnya begitu berat. Entah mengapa firasatnya sangat buruk, Mikayla terus berpikir jika dia akan di keluarkan dari kampusnya karena sudah mencemari nama baik Universitasnya.

Tapi untungnya pagi tadi tidak ada satu pun gosip mengenai dirinya, padahal sejak semalam Mikayla sangat was-was sampai tidak bisa tidur.

“Nona Mikayla?” Panggil seseorang.

Mikayla melirik ke arahnya, dia bingung apakah dia salah satu renternir yang mencari bibinya lagi.

“Nona tunggu, saya asisten Tuan Theo.” Ucap Ronal dengan cepat saat Mikayla hendak berlari menjauhinya.

Mikayla mengurungkan niatnya berlari saat mendengar nama Dosennya, lalu kembali menatap pria itu.

“Nama saya Ronal Asisten pribadi Tuan Theo, saya di suruh menjemput Nona Mikayla.” Ucapnya.

“Tapi pak Theo gak bilang jika ada seseorang yang akan menjemputku.” Ucap Mikayla takut.

“Apa perlu saya menghubunginya agar anda percaya, Nona?” Tanya Ronal lagi.

“Tidak perlu Kak, aku ikut saja.” Ucap Mikayla.

Ronal segera membuka pintu mobil dan mempersilahkan Mikayla masuk kedalamnya.

Di perjalanan Ronal terus memperhatikan gerak gerik gadis yang duduk di belakangnya secara diam-diam, kurang lebih dia sudah tau apa yang akan terjadi kepada gadis itu.

Sementara di dalam apartement, Theo kembali marah dan membanting laptopnya kesal melihat gosip tentang wanita yang sangat ia cintai sedang menjalin kasih dengan seorang penyanyi terkenal.

“Sial! Siapa lagi yang kau kencani Chelsea!” Pekik Theo karena ini sudah yang keberapa kalinya melihat wanita yang sangat di cintainya menjalin kasih dengan pria lain.

Padahal sebulan yang lalu Aktris papan atas itu berada di pelukannya sambil menangisi mantan kekasihnya tanpa memperdulikan perasaan Theo yang juga mencintainya.

Dia kira itu yang terakhir kalinya melihat Chelsea berhubungan dengan pria lain, tapi rupanya dia kembali berpacaran dengan pria baru lagi.

Hal itu membuat otak Theo tidak bisa berpikir dengan baik, sejak kemari sakit di kepalanya tidak bisa hilang. Apalagi Kakeknya yang terus mendesak dirinya agar segera memperkenalkan kekasihnya, jika tidak dia akan kembali di kenalkan dengan wanita yang sudah di siapkan sang kakek.

“Tuan, Nona Mikayla sudah ada di ruang tamu.” Ucap Ronal saat menemukan Tuannya yang sejak tadi di carinya.

Theo tidak menjawab, dia berjalan keluar menemui Mikayla dengan amarah yang masih tinggi karena kedua orang yang membuatnya pusing.

Mikayla melirik ke arah Theo yang berjalan cepat ke arahnya, namun tiba-tiba tubuhnya dengan cepat di tarik pria bertubuh kekar itu.

“Pak Theo— Emmpp..” mulutnya langsung di bungkam oleh bibir Theo, dia mengungkung tubuh Mikayla sampai tidak bisa berkutik di dalam pelukanya.

Mulut itu meraup habis bibir Mikayla seolah tenggelam di dalam mulut Theo yang dengan kasar menghisapnya, lama-lama ciuman itu semakin lembut beriringan dengan amarah Theo yang sudah mulai mereda.

Rasa sakit di kepalanya pun perlahan hilang.

“Pak—“ Di sela-sela ciuman itu Mikayla berusaha menjauhkan tubuhnya dengan mendorong dada bidang pria berumur 29 tahun itu.

“Ah, kamu pasti kaget.” Ucap Theo santai saat melepaskan ciuman itu.

“Ka-kaget? Bukankah sudah sangat jelas jika aku sangat syok!” Pekik Mikayla dalam hatinya, dia tidak mampu memaki Dosenya secara gamlang.

“Duduklah dan tanda tangani ini.” Ucap Theo sambil melempar berkas yang sudah di siapkanya.

“Apa ini?” Tanya Mikayla bingung karena Theo sama sekali tidak berbicara apapun dan hanya menyuruhnya menanda tangani berkas itu.

“Kamu harus menjadi kekasih kontrak ku, setelah kamu menanda tangani kontrak itu. Selama 1 tahun kamu harus menjadi kekasihku dan tinggal di sini.” Ucap Theo santai, dia mengambil secangkir teh yang baru saja di ambilkan Ronal.

“Ke-kekasih kontrak? Apa-apaan ini? Aku tidak bisa pak.” Jawab Mikayla jujur. Dia sama sekali tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal di luar nalarnya.

Harusnya sekarang dia lebih pokus pada kesehatan neneknya yang sedang koma di rumah sakit, dan tentunya dia harus bekerja untuk membiayai neneknya dan melunasi hutang-hutang yang semakin menumpuk.

“Itu bukan permintaan! Tapi perintah yang harus kamu lakukan Mikayla! Atau aku akan mengeluarkan mu dari sekolah dan akan melaporkan mu karena telah mencemari nama baik Universitas milik keluarga kami.” Ucapnya sambil tersenyum miring saat melihat wajah kesal gadis itu.

“Bagaimana Ronal? Apa berkas-berkasnya sudah siap?” Tanya Theo sebagai ancaman.

“Tentu Tuan, saya akan langsung mengirim berkas ini ke pihak berwajib dan akan segera memprosesnya.” Ucap Ronal sambil melihat lembar demi lembar berkas yang sedang di pegangnya.

“Aku tidak akan menyuruhmu tanpa imbalan, ini cek 1 M yang kamu butuhkan sebagai imbalannya dan akan kamu dapatkan lagi dengan nominal yang lebih banyak saat kontrak ini selesai.” Ucap Theo bebarengan dengan Ronal yang menaruh Cek itu di atas meja.

“Kamu akan mendapatkan uang itu dan segera tanda tangani berkas ini, waktu mu hanya 5 detik dari sekarang.” Ucap Theo tanpa mau menunggu lama.

Mendengar kata 5 detik, dengan segera dia melihat isi kontrak itu, dan Theo pun tersenyum.

“Satu…”

“Tanda tangan saja! Kau bisa membaca kontraknya setelah itu. Dua…”

Di beri waktu seperti ini membuat jantung Mikayla berdebar sangat cepat, dia bingung antara menanda tangani nya atau tidak. Tapi dia sangat membutuhkan uang itu.

“Tiga…”

Srettt srettt.

“Lima.” Theo pun tersenyum saat melihat Mikayla telah menanda tangani kontrak itu.

“Ayo ikut denganku.” Ucap Theo yang lebih dulu berjalan, Mikayla terlihat sangat panik dia segera mengambil tasnya dan mengambil berkas kontrak yang baru di tanda tanganinya.

“Nona berikan kontraknya padaku, kamu hanya perlu membaca ini karena ini tugas yang harus anda lakukan selama menjadi Kekasih tuan Theo.” Ucap Ronal saat mereka berjalan mengejar Theo.

Seolah tak memberi waktu untuk berpikir Theo terus membuat Mikayla berpikir lebih keras dan cepat dari biasanya bahkan dia sendiri tidak tau apakah ini sungguhan atau bahkan ini mimpi. Rasanya tidak begitu nyata tapi faktanya memang ini terjadi.

Di dalam mobil, Mikayla duduk di samping Theo dan di temani Ronal yang sedang mengemudi.

“Pak kita mau kemana?” Tanya Mikayla.

“Pak? Aku kekasih mu jangan panggil aku pak.” Ucap Theo dengan wajah kesalnya. “Baca kertas yang kamu pegang, sebelum menemui keluargaku.” Ucap Theo sambil menunjuk kertas itu.

Mendengar kata kekasih entah mengapa jantung Mikayla berdebar sangat cepat, ia pun menatap kertas yang sejak tadi di pegangnya dan mulai membaca dan memahami isi kontrak itu.

“Tidur bersama?!” Pekik Mikayla kaget saat membaca salah satu syarat kontrak itu.

To be continued…

3

...*Jangan lupa tandai kalau ada typo, dan jangan lupa like dan komentarnya**✨*...

...Btw aku udah blokir-blokirin orang yang pernah kasih rating jelek, jd jangan kaget kalo ada yang gak bisa komentar, berarti anda salah satunya. ...

...Jangan sampe ketemu tangan nakal kaya gitu lagi yah...

......................

Theo melirik tajam ke arah Mikayla yang seolah syok, padahal jelas wanita ini sudah pasti sering tidur bersama pria lain.

“Iya tidur bersama, lebih tepatnya kamu harus melayaniku kapanpun di manapun.” Ucap Theo tanpa mengalihkan pandangannya.

Dada Mikayla terasa sangat nyeri, harga dirinya terlalu tinggi sampai tidak bisa menerima ucapan itu. Memang dia berada di club malam saat itu, tapi dia hanya bekerja sebagai pengantar minuman tidak lebih.

Matanya mulai berkaca-kaca, sejujurnya ia sempat senang karena akan menerima uang dengan berpura-pura pacaran. Tapi ternyata tidak ada yang dengan mudah mendapatkan uang 1 Milyar sudah pasti hati dan tubuhnya akan rusak.

“Berhenti! Aku akan turun. Aku tidak mau menjadi budak s3x mu!” Pekik Mikayla dengan segera ia membuka pintu mobil itu walau sedang melaju, namun sialnya pintunya terkunci secara otomatis.

Theo menarik kepala gadis berusia 19 tahun itu dengan lengan yang menjambak rambut lurus gadis itu, “aaarrggh! Lepaskan!” Pekik Mikayla.

Theo mendekatkan wajah Mikayla dengan wajahnya, sangat dekat hingga keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

“Berhenti merengek! Aku sangat benci mendengarnya, nasibmu sudah ada padaku jadi lakukan saja tugasmu dengan benar. Jika kau masih tetap ingin membatalkan kontrak itu, maka bayar 5 x lipat sesuai perjanjian kontrak itu.” Terang Theo dengan tersenyum licik.

“Bajdingan!” Pekik Mikayla dalam hatinya dengan mata melototnya, dia berusaha menahan rasa sakit karena Theo meremat keras rambutnya.

“Apa kau sudah paham?” Tanya Theo dan di jawab anggukan kecil dari Mikayla. “Jangan melotot seperti itu kepada kekasihmu ini, sayang.” Ucap Theo sambil mencium mata kanan Mikayla dan berganti kemata kiri gadis itu.

Perlahan Theo mengendorkan cengkraman di rambut gadis itu, dan mengelus leher gadis itu.

“Kamu paham sayang?” Tanya Theo lagi.

“I-iya sayang.” Jawab Mikayla terpaksa dengan menahan isak tangis dan di balas senyuman dari wajah tampan Theo, Theo senang karena artinya Mikayla sudah tau posisi dirinya seperti apa saat ini. Mau tidak mau dia harus mengikuti kemauannya.

Mikayla setidaknya sudah tau tugasnya menjadi seorang kekasih seperti apa yang di inginkan Theo, karena semuanya tertera dengan jelas di dalam lembar kontrak yang barusan ia baca.

Sakit! Ini kali pertamanya seorang pria bersikap kasar padanya, dulu saat orang tuanya masih ada semua orang selalu menghormati dirinya. Tapi semua sudah berbeda.

Mereka pun sampai di sebuah butik terkenal, Theo menggandeng Mikayla dengan sangat lembut dan penuh perhatian saat berjalan menuju butik itu.

Dalam hati Mikayla terus merutuki pria bermuka dua itu, dia sangat menyesal telah terikat kontrak dengan pria ini karena keserakahannya sendiri.

“Tidak apa-apa, semua ini demi nenek.” Ucap Mikayla menenangkan hatinya sendiri.

“Tuan Theo, sudah lama tidak bertemu. Rupanya anda membawa kekasih, silahkan masuk.” Sapa pemilik butik itu.

“Madam, tolong carikan pakaian yang cocok untuk kekasihku.” Ucap Theo sambil menggandeng erat pinggang Mikayla dengan senyum manisnya.

“Baik Tuan, aku akan segera mencarikan beberapa baju yang cocok untuk kekasih anda.” Ucap Madam itu lalu bergegas memilih pakaian bersama para asistenya.

Theo membawa Mikayla duduk di atas sofa, namun saat Mikayla duduk di sampingnya ia dengan cepat menarik tubuh mungil itu untuk duduk di atas pangkuanya.

“Tuhan, apa lagi yang akan dia lakukan?” Lirih Mikayla dalam hatinya, karena kini Theo terus mengelus pinggang, perut dan juga punggungnya membuat tubuhnya sedikit menggeliat karena geli.

“Baby, kau sangat cantik.” Ucap Theo dengan lantang membuat semua orang yang ada di sana seketika melirik ke arahnya, Theo tau betul jika butik ini adalah butik langganan Chelsea.

Cepat atau lambat beritanya akan sampai di telinga Aktris terkenal itu, yah walaupun dengan mudah Theo bisa menghubungi Chealsea.

Theo memberi kode agar Mikayla bereaksi untuk membalas perlakuannya, namun Mikayla yang masih kikuk merasa sangat canggung.

“Terima kasih, Baby.” Balas Mikayla sambil mengelus pipi Theo sesuai permintaan yang ada di dalam kontrak.

Theo langsung menarik tengkuk gadis itu, bibirnya kembali menempel di bibir ranum milik Mikayla. Baru Theo sadari jika rasa bibir ranum ini begitu manis sampai tanpa sadar dirinya sendiri terpejam menikmati ciuman lembut yang di buatnya.

“Tuan, maaf mengganggu. Ini semua pakaian yang saya pilihkan untuk Nona, anda tinggal pilih mana yang cocok untuk kekasih anda.” Ucap Madam dengan puluhan baju berjajar yang sudah ia pilihkan untuk Tuanya.

Madam itu diam-diam memperhatikan Mikayla dengan seksama selagi Theo sedang memilihkan baju untuk kekasihnya itu.

“Baby, coba pakai yang ini.” Ucap Theo menyodorkan satu gaun dengan panjang selutut dengan motif bunga-bunga.

Mikayla pun mengambil baju itu dan pergi ke ruang ganti dengan salah satu pelayan di sana.

“Sisanya bungkus dan kirimkan ke apartemen ku.” Ucap Theo. Dengan antusias Madan itu segera menyuruh pelayan mengemas nya dan membantu Theo melakukan proses pembayaran.

“Oh ya ampun, kekasih anda sangat cantik. Gaun yang anda pilihkan sangat cocok untuknya Tuan.” Ucap Madam itu pandai sekali berkata-kata manis.

“Bukan gaunya yang cocok di pakai kekasihku, tapi memang tubuhnya cocok memakai apapun karena dia sangat istimewa.” Ucapnya lalu menggandeng Mikayla keluar, karena proses pembayaran sudah selesai.

Dan barang juga akan di kirimkan ke apartemen, mereka tinggal pergi ke kediaman Kakek dan Nenek nya untuk memperkenalkan kekasih barunya.

Di dalam mobil, Mikayla menghela napasnya panjang sampai terdengar oleh Theo.

“Hei kau! Yang harusnya mengehela nafas itu aku bukan kamu!” Pekik Theo kesal, Mikayla hanya menatap bingung Theo karena dirinya merasa serba salah. “Dan satu hal lagi, kau jangan berani-beraninya tersanjung oleh kata-kata manisku! Aku tidak sungguh-sungguh saat memujimu.” Ucap Theo dengan tatapan tajamnya.

“Baik pak.” Jawab Mikayla malas.

Theo kembali menatap jalanan saat kendaraan itu mulai melaju membelah keramaian kota Jakarta sore itu.

Ronal menggelengkan kepalanya pelan, dia bingung dengan tingkah aneh Tuanya. Tidak seperti biasanya dia bersikap kasar seperti itu, atau mungkin dia memang berkepribadian ganda pikirnya.

Tiba-tiba saja bulu pundak Ronal bergidik.

Sementara Mikayla menatap langit cerah sore itu, tidak seperti hatinya yang sedang berkabut.

Mikayla harus menerima nasib ini, dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menangis karena rasanya waktu begitu singkat.

Theo tiba-tiba menarik Mikayla agar duduk berdempetan denganya, Mikayla yang kaget langsung menatap Theo.

“Jangan salah paham! Tujuan kita sudah dekat, aku tidak mau orang lain melihat jika kita tidak sedekat orang pacaran. Jadi kau jangan kepedean dan jangan berusaha menikmati semua sentuhan yang aku lakukan kepadamu! Itu hanya pura-pura, kamu mengerti?” Tanya Theo, entah mengapa Theo yang biasanya tidak banyak bicara selalu saja ingin marah-marah pada gadis yang ada di sampingnya itu.

“Aku mengerti sayang.” Ucap Mikayla.

“Kau beraninya memanggi aku sayang!” Pekik Theo lagi.

To be continued…

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!