Kireina Zehra Adhitama,seorang gadis remaja berusia 16 tahun yang awal nya gadis berwajah manis ini adalah seorang gadis yang ceria,mudah tersenyum dan juga hangat kepada siapa pun.Namun setelah kepergian Mama nya sejak 5 tahun lalu,membuat Rein berubah seketika.
Keceriaan,bibir ranum nan mungil yang mudah tersenyum,dan kehangatan yang biasa ia pancarkan kini hilang bersama kepergian Mama nya itu.Sekarang Rein hanya lah seorang gadis pendiam,suka menyendiri,cuek dan keras kepala.
Bahkan Damian Adhitama yang merupakan Papa Rein saja saat ini tidak sanggup menghadapi sikap keras kepala nya yang semakin hari semakin sulit untuk dinasehati.Beberapa hari ini Rein sering pulang larut malam,alasan nya karna ia mengerjakan tugas kelompok dari sekolah.Nyata nya Rein pergi ke suatu tempat yang dulu nya menjadi tempat favorit ia dan alm. Mama nya.
Sebenarnya Rein ingin jujur kepada Damian,namun menurutnya untuk apa lagi ia bercerita mengenai tempat favorit alm. Mama nya,toh sekarang Papa nya itu sudah mendapatkan seorang wanita muda pengganti Mama nya.Itu juga alasan yang membuat Rein membenci Damian saat ini.
Karna dengan kehadiran wanita muda itu,Damian menjadi jarang pulang kerumah.Bahkan sikap Damian sudah tidak perhatian seperti dulu lagi dan Rein yang masih membutuhkan kasih sayang dari Papa nya sekarang juga sudah tidak mendapatkan itu lagi.
**
"Bagaimana Bi? Semua baju dan barang - barang Rein sudah dimasukkan ke dalam koper?"tanya Damian.
"Sudah Tuan."jawab seorang wanita yang sudah berusia hampir 60 tahun dan merupakan art dirumah mewah milik Damian.
"Tolong panggil Reina ya Bi,karna saya harus mengantar nya sekarang."ucap Damian sembari memakai jas hitam milik nya.
"Non Reina sudah sedari tadi menunggu di
Mobil Tuan."
"Baiklah...Oiya Bi,koper milik Reina suruh mang Udin untuk memasukkan ke bagasi ya."ucap Damian sembari berlalu.
Didalam mobil Rein hanya memasang wajah kesal terhadap Damian.Karna ia yang sedari awal tidak ingin tinggal dengan siapa pun kini harus mengikuti perintah Papa nya itu.
"Reina.."panggil Damian sembari masuk kedalam mobil.
Reina tidak menyahut dan hanya menoleh dengan wajah datar nya.
"Kita jalan sekarang ya Tuan."ucap Roni yang merupakan supir pribadi Damian.
Damian hanya mengangguk tanpa menatap nya.Ia lalu mengeluarkan benda persegi panjang dari dalam jas hitam nya dan sibuk menatap layar benda itu tanpa menghiraukan keberadaan Reina yang berada disamping nya.
"Pa,Rein gak mau tinggal dirumah adik nya mama!".ucap Rein marah.
Namun Damian tidak menggubris ucapan Rein.Ia masih terus menatap layar hp nya.
"PA...!"panggil Rein dengan lantang.
Damian pun seketika menoleh kearah Rein.
"Kenapa sih Rein?"tanya Damian sembari mengerutkan Dahi.
"Pokok nya aku gak mau tinggal dirumah adik nya mama.Titik!"ucap Rein kesal.
"Rein,kamu itu nurut saja kenapa sih sama Papa.Kan sudah papa jelasin kalau papa itu mau mengurus bisnis papa diluar negeri,mana tenang papa membiarkan kamu sendiri dirumah tanpa ada pengawasan dari papa.Ada papa saja tingkah laku mu seperti itu,bagaimana lagi jika papa pergi?."
"Tapi Pa,Rein itu....."
"Sudah lah Rein tidak usah membantah.Semakin hari kamu semakin berani melawan papa!"bentak Damian.
Reina pun seketika terdiam mendengar amarah Damian.Ia pun hanya bisa menghela nafas panjang dan mengikuti kemauan Damian.
Setelah 30 menit mobil Damian pun berhenti di depan sebuah rumah bergaya modren yang cukup luas.Seorang lelaki tampan bertubuh atletis yang dibalut kemeja putih berdiri didepan rumah itu untuk menyambut kedatangan Damian.Damian pun langsung turun dari mobil nya menemui lelaki itu.Mereka pun saling berjabat tangan dan saling melemparkan senyum.
Reina yang masih berada didalam mobil hanya memandangi kedua lelaki itu dengan sinis.
"Non Reina tidak turun?"tanya Roni sembari menoleh kebelakang menatap Reina.
"Iya pak.ini saya juga mau turun."ucap Reina sedikit ketus.
Dengan langkah gontai Reina pun turun dari mobil dan menghampiri Damian yang sudah masuk bersama lelaki itu.
"Kenan,mulai hari ini aku titipkan Reina kepada mu ya.Jika terjadi sesuatu kepada Reina nanti nya,cepat kabari aku."ucap Damian sembari merangkul bahu Reina.
"Baiklah kak,tenang saja aku pasti menjalankan amanah ini dengan baik."ucap lelaki tampan yang bernama Kenan itu.
"Oiya Rein,ini adalah om Kenan,adik alm. Mama mu.Mulai sekarang Kenan yang akan menjaga dan mengawasi mu selama papa di luar negeri."
Rein hanya diam dan memasang wajah bingung.Seingat Rein alm.mama nya tidak memiliki seorang adik laki - laki.Ditambah lagi ia juga tak pernah bertemu dengan Kenan sebelum nya.
"Hmmm.,Kenan aku pamit sekarang ya karna jadwal keberangkatan pesawat ku 30 menit lagi."ucap Damian sembari melirik arloji nya.Kenan pun mengangguk mengerti.
"Pa...."panggil Reina dengan wajah memelas sembari menarik ujung jas hitam milik Damian.
"Lepas Rein."ucap Damian sembari menarik jas nya dari genggaman Rein.
Damian lalu pergi berlalu meninggalkan Rein begitu saja.Kenan pun mengantarkan kepergian Damian hingga ke mobil nya.
"Ron,koper milik Rein tolong kamu masukkan kedalam ya."perintah Damian.
"Baik Tuan".ucap Roni sembari mengeluarkan koper milik Reina dan membawa masuk kedalam rumah kenan.
"Kenan,tolong jaga Rein ya.Maaf jika nanti nya kau kesulitan dalam mengurus nya.Karna Reina itu sangat keras kepala."
Ucap Damian sembari menepuk bahu Kenan.Kenan pun hanya tersenyum tipis mendengar pernyataan kakak ipar nya itu.
Lalu Damian pun masuk kemobil nya dan kemudian berlalu dari hadapan Kenan.
Sedangkan Rein masih duduk di sofa dengan mata yang sedari tadi berkaca - kaca.Ia tak menyangka Damian tega meninggal kan.
"Rein..."panggil kenan yang sejak tadi berdiri memandangi Rein.Rein pun menoleh sembari menyeka kedua mata nya.
"Ayo,aku akan mengantarkan mu ke kamar baru mu".ajak kenan dengan wajah datar.
Rein pun seketika berdiri dan mengikuti langkah Kenan.
"Ini kamar mu."ucap Kenan sembari membuka pintu kamar itu.
Rein yang masih diam hanya melepaskan pandangan nya ke setiap sudut ruangan yang kini menjadi kamar nya.
Kenan yang sejak tadi membawa koper milik Rein langsung meletakkan koper itu disamping kasur yang berada dikamar baru Rein.
"Istirahatlah,jika ada sesuatu yang kau butuhkan,beri tau aku!.."ucap kenan tegas sembari pergi dari hadapan Rein.
Rein pun lalu menjatuhkan diri nya di atas kasur empuk baru nya.Ia menghela nafas panjang karna rasa kesal dihati nya tidak juga meredah.
**
"Loh?anak itu belum turun juga Bi?"tanya Kenan kepada Bi Ati,art nya yang sedang menyiapkan makan malam.
"Belum Den Kenan.Biar saya panggil kan ya Den.Mungkin Non Reina masih sungkan berada disini."
Kenan pun mengangguk sembari duduk menghadap ke meja yang sudah penuh dengan hidangan makan malam.
Namun belum sempat Bi Ati menemui Rein,Rein sudah terlebih dahulu menuruni anak tangga menuju ke meja makan.
"Kau sudah mandi?"tanya Kenan sembari mengambil lauk yang berada dihadapan nya.
"Sudah!jawab Rein ketus sambil menarik kursi yang akan ia tempati.
"Lalu kenapa kau tak mengganti baju mu?bukan kah baju mu itu banyak didalam koper ?"tanya Kenan lagi.Ia yang menyadari jika baju yang dikenakan Rein masih sama dengan yang Rein kenakan sejak siang tadi.
"Memang nya kenapa?"ucap Rein semakin ketus.
"Maaf Non,hmmm,..kalau diizinkan boleh saya membantu Non membereskan baju yang tadi Non bawa?"potong Bi Ati yang mendengar percakapan Rein dan Kenan.
"Tentu aja boleh Bi."ucap Rein.
"Baik lah kalau begitu nanti akan saya bereskan."
"Terimakasih ya Bi".ucap Rein lagi yang kemudian langsung melahap makan malam nya.Sedangkan Kenan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Rein.
**
"Kau tak sarapan ?"tanya Kenan yang melihat Rein melenggang melewati meja makan.
"Enggak."jawab Rein.
Lalu Rein melangkah meninggalkan Kenan yang sedang sarapan.
"Hey,tunggu!"panggil Kenan yang membuat langkah Rein terhenti.
"Ayo,ku antarkan kesekolah."ucap Kenan yang kemudian langsung menuju mobil nya.
Rein pun lalu berjalan menuju mobil milik Kenan.Dengan terpaksa ia membuka pintu mobil bagian belakang milik Kenan.
"Kau pikir aku supir mu?Ayo cepat duduk didepan!"
Rein pun menutup pintu mobil bagian belakang itu.Kemudian dengan wajah kesal nya Rein kembali membuka pintu mobil bagian depan.Lalu ia masuk ke mobil itu tanpa menoleh ke arah Kenan yang berada di bagian mengemudi.
"Nih makan!"ucap kenan sembari meletakkan lunch box biru ke atas pangkuan Rein.
Rein lalu membuka lunch box yang berisi dua potong sandwich.Kemudian ia menoleh kearah Kenan yang mulai menyetir.
"Kenapa?gak suka?"tanya kenan ketus.
"Air minum nya mana?bisa tersedak dong aku makan tanpa minum".
"Haiisshh.kau ini!"ucap Kenan kesal sembari mengambil tumbler kecil berisi jus jeruk yang berada di samping nya lalu memberikan nya kepada Rein.
Rein memang sengaja membuat Kenan kesal agar ia tak betah tinggal bersama Rein dan akhirnya menyuruh Rein kembali kerumah Damian.
**
"Cepat turun!"ucap Kenan.
Rein seketika melongo saat mengetahui diri nya sudah sampai didepan gerbang sekolah nya.Padahal Rein tak ada memberi tau Kenan dimana ia bersekolah.
Saat hendak turun tiba tiba Kenan menarik tangan Rein.Rein pun seketika menatap wajah Kenan.
"Sudah SMA juga tapi makan saja masih belepotan."ucap Kenan sembari menyapu sisa saus di ujung bibir Rein.
Setelah itu Kenan kembali menyuruh Rein untuk turun dari mobil nya.Rein yang kesal pun hanya menggrutu dalam hati.
**
"Rein....Reina".suara Fara,sahabat Rein berhasil menghentikan langkah Rein.
Fara yang bersama Aksa pun langsung menghampiri Rein dengan nafas yang terengah - engah.
"Rein pendengaran mu mulai terganggu ya?aku dan Aksa dari tadi memanggil mu namun kau terus saja berjalan."ucap Fara kesal.
"Ya maaf Far.Aku lagi gak fokus."ucap Rein dengan nada lemas.
"Kenapa neng masih pagi - pagi uda bad mood gitu?"tanya Aksa dengan nada mengejek.
Rein hanya menatap Aksa datar lalu ia kembali melanjutkan langkah nya menuju kelas.
"Eh..eh..Rein,tunggu.."ucap Fara sembari mengikuti langkah Rein.
**
"Apa Rein?Kau di usir oleh Papa mu?"tanya Aksa dengan nada keras yang seketika membuat siswa lain yang berada di cafetaria sekolah menoleh ke arah mereka bertiga.
Fara pun seketika menutup mulut Aksa dengan telapak tangan nya.Sedangkan Rein hanya menghela nafas melihat kelakuan sahabat nya yang sedikit lemot itu.
"Rein itu bukan diusir loh Aksa.hhmm,begini amat ya punya sahabat lemot."ucap Fara sambil melirik ke arah Rein.
"Terus apa dong Far?"
"Sudahlah Aksa.capek tau harus mengulang cerita ku dari awal.Intinya aku itu tak diusir oleh papa ku"ucap Rein .
"Yauda,aku mau ke toilet bentar ya."ucap Rain lagi.
"Aku temenin gak Rein?"tanya Fara.
"Gak usah Far."jawab Rein singkat sembari meninggalkan Fara dan Arka.
Reina pun berjalan menyusuri koridor sekolah hingga menemukan toilet yang berada diujung ruangan kelas.
Setelah selesai,Reina tidak kembali menemui sahabatnya Fara dan Aksa.Ia malah menuju ke rooftop gedung sekolah nya yang sangat jarang dijamah oleh para siswa.Hingga bel berbunyi baru lah Rein kembali ke kelas nya.
**
"Rein,kau dari mana saja?"tanya Fara yang bangkit dari tempat duduk nya menghampiri Reina yang baru saja masuk kedalam kelas.
Sedangkan Rein tidak menjawab dan langsung duduk di tempatnya.
"Jangan bilang kau ke rooftop sekolah lagi?"tanya Aska yang tiba- tiba muncul didepan meja Rein.
Lagi lagi Rein tidak menjawab dan hanya mengeluarkan buku pelajaran bahasa inggris dari tas nya.
"Ngapain sih Rein kau kesana?apa aku dan Fara tak cukup untuk menghibur mu?"
"Bukan begitu Aska..tapi...."
Belum sempat Rein menjelaskan tiba - tiba miss Julia masuk kedalam kelas.Aska dan Fara pun langsung duduk ke tempat nya masing - masing.
Semenjak kepergian Mama nya,Rein memang lebih nyaman menyendiri.Entah lah, Rein memang merasa enggan untuk berapa ditengah keramaian.Bahkan Rein tidak pernah mengikuti organisasi apapun,sekalipun Fara dan Aska mengajak nya.
**
Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pelajaran sekolah telah usai.Para siswa pun mulai berhamburan keluar dari kelas.
"Rein,makan es krim yuk.!"ajak Fara yang menghampiri meja Rein.
Rein pun menggangguk sembari memasukkan buku - buku nya ke dalam tas.
"Aku tak ikut ya".ucap Aska.
"Kenapa?tumben kau tak ikut dengan kami Ka".ucap Rein .
"Aku ada janji Rein.Maaf ya."tegas Aska sembari berlari kecil meninggalkan Rein dan Fara.
"Ada janji sama siapa tu anak?"tanya Rein.
"Gak tau Rein.Sama gebetan nya kali"jawab Fara dengan wajah kecewa karna Aska tak bisa ikut.
Setelah Rein selesai membereskan buku buku nya, Fara pun langsung menggandeng lengan Rein dan berjalan keluar kelas.
**
"Kenapa wajah mu kesal seperti itu Far?apa karna Aska tak ikut?"tanya Rein sembari menyuap sesendok es krim matcha ke mulut nya.
"Enggak kok Rein".jawab Fara yang sedari tadi hanya mengaduk aduk es krim vanilla didepan nya.
"Fara,Fara.ekspresi wajah mu itu tak bisa membohongi ku"ucap Rein sembari tertawa kecil.
Dengan wajah cemberut seketika Fara menatap Rein.
"Sudah lah Far,lebih baik kau makan es krim mu yang mulai mencair itu,supaya mood mu kembali membaik"ucap Rein yang masih saja tertawa kecil melihat sahabat nya itu.
Rein tau bahwa Fara menyukai Aska sedari awal mereka memutuskan untuk bersahabat.Memang benar tak ada nama nya persahabatan antara wanita dan pria.Karna pasti akan muncul perasaan disalah satu dari mereka.
Rein pun menghibur Fara yang sedari pulang sekolah tadi cemberut karna Aska.Setelah puas makan es krim,Rein lalu mengajak sahabat nya itu ke mall untuk shoping dan juga bermain game.Walau Rein tak menyukai yang nama nya shoping,namun demi Fara ia rela menemani nya.Hingga tak terasa Rein dan Fara menghabiskan kebersamaan mereka sampai malam hari.Rein yang mulai menyadari hari sudah gelap pun langsung melirik arlojinya.
"Far,pulang yuk.uda jam 8 ni."ajak Rein.
"10 menit lagi ya Rein".ucap Fara yang masih sibuk memilih gelang.
Rein pun mengangguk terpaksa dan mengikuti Fara yang bolak balik mencari gelang yang yang pas untuk nya.
Setengah jam pun tak terasa berlalu.Rein dan Fara pun ke luar dari mall itu dengan menenteng beberapa paper bag berisi belanjaan Fara.
**
Rein yang sudah sampai dirumah Kenan pun berjalan perlahan agar Kenan tak tau bahwa ia baru saja pulang kerumah.
"Dari mana saja kau Rein?"tanya Kenan yang ternyata sudah menunggu nya diruang tamu.
Langkah Rein pun terhenti.Kenan lalu menghampiri Rein.
"Kau tau ini sudah jam berapa?"tanya Kenan ketus sembari melipat tangan didada nya.
"Tau."jawab Rein singkat.
"Terus kenapa baru pulang?"
"Aku habis kerja kelompok tadi Kenan,hmm..maksud ku om...om Kenan"jawab Rein sembari menyeringai.
"Yasudah,aku mau ke kamar dulu".ucap Rein lagi dan langsung pergi dari hadapan Kenan.
Kenan pun hanya menghela nafas melihat tingkah Rein.Benar apa yang dikatakan Damian bahwa ia memang harus ekstra sabar dalam menghadapi sikap Reina.
...**...
"Tumben sekali kau sudah siap jam segini."ucap Kenan dengan nada mengejek sembari duduk di hadapan Rein.
Rein tak menggubris ejekan Kenan.Ia hanya sibuk melahap sepotong roti dengan selai coklat ditengah nya.
"Mulai hari ini aku yang akan mengantar jemput mu sekolah!".ucap Kenan tegas.
Reina pun seketika berhenti mengunyah roti yang ada didalam mulut nya sembari menatap Kenan tajam.
"Kenapa kau tak terima?Ingat ya Rein,kau harus mengikuti aturan ku selagi berada dirumah ini".
Mendengar ucapan Kenan,Rein pun langsung menelan roti yang ada dimulut nya hingga ia tersedak.Buru - buru Rein mengambil segelas susu yang berada dihadapan nya dan langsung menenggak nya.
"Gak bisa gitu dong om..."ucap Rein kesal.
"Apalagi alasan mu Rein?mau kerja kelompok lagi?mana ada kerja kelompok sampai jam 9 Rein".celetuk Kenan sembari menyeringai.
Rein tak menyangka jika Kenan lebih keras dan lebih otoriter dari Damian.Dengan kesal Rein pun langsung mengambil tas sekolah yang berada di samping nya lalu beranjak pergi meninggalkan meja makan.
Kenan yang melihat Rein pergi pun tak sempat menghabiskan sarapan nya.Ia lalu berlari kecil mengejar Rein.
"Tunggu..!"panggil Kenan sembari menarik lengan Rein.
Rein pun menoleh dengan wajah sinis.
"Kau lupa bahwa mulai hari ini aku yang akan mengantarkan mu kesekolah?"
Rein pun menghela nafas panjang sembari menarik lengan nya dari cengkraman Kenan.Lalu Rein pun berjalan masuk kemobil Kenan dan membanting pintu mobil Kenan dengan keras.
Sesampai didepan sekolah Rein langsung turun dari mobil Kenan tanpa menoleh kearah nya.Kenan pun hanya bisa melihat punggung Rein yang mulai menjauh.
**
"Kekantin yuk Rein"ajak Fara yang langsung menarik tangan Rein.
"Gak ah Far,aku mau keperpus.Kau sama Aska saja ya!"ucap Rein sembari melepas lengan nya dari tangan Fara.
"Ayok lah Rein".Fara merengek di hadapan Rein.Fara pun terus mengandeng lengan Rein selama berjalan dikoridor sekolah hingga melewati lapangan olahraga.
Buugghhh...
Sebuah bola voli menghantam keras dahi Rein.Ia pun seketika memegang dahi nya.
"Rein,kau baik - baik saja?"tanya Fara cemas dan langsung mengelus dahi Rein yang terkena bola voli.
Rein hanya meringis kesakitan dan masih memegang dahi nya yang mulai memerah.
"Kau tak apa?"tanya seseorang lelaki mengenakan seragam olahraga yang tiba tiba menghampiri Rein.
Lelaki itu bernama Noah Alvaro dan merupakan ketua osis yang menjadi idaman kaum hawa disekolah Rein.Tak hanya berwajah manis dan bertubuh tinggi tegap,Noah juga seorang siswa yang berprestasi dan seorang kapten voli disekolah itu.
Fara yang sedari awal masuk ke sekolah itu sudah mengagumi Noah pun kini hanya bisa tercengang tak percaya bisa melihat wajah Noah sedekat itu.
"Ku antar ke uks ya?"tanya Noah lagi.
Rein hanya menggelengkan kepala sembari melepas tangan nya yang menutupi dahi nya sejak tadi.
"Tapi dahi mu memerah seperti itu".ucap Noah cemas.
"Aku tak apa."ucap Rein sembari berlalu dari hadapan Noah.Fara pun seketika mengikuti Rein dengan sesekali menoleh ke arah Noah.
**
"Dahi mu kenapa Rein?"tanya Aska yang tiba tiba datang menghampiri Rein dan Fara.Aska yang penasaran pun berusaha memegang dahi Rein,namum dengan cepat Rein menghindar.
"Kau dari mana saja?"tanya Fara kepada Aska dengan nada marah.
"Aku baru dari ekskul mading karna ada rapat untuk penerbitan mading besok."jelas Aska.
"oh!".ucap Fara datar.
"Ohh doang reaksi mu?"tanya Aska sembari membulatkan kedua bola mata nya dihadapan Fara.
Rein hanya tertawa kecil melihat kedua sahabat nya itu.Dari cara Aska memandang Fara,Rein yakin jika Aska juga menyukai Fara.
**
Sepulang sekolah Rein bersama Fara dan Aska berjalan beriringan hingga ke depan sekolah.Diselah - selah langkah mereka,Fara berkali - kali tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan Aska,sedangkan Rein hanya tersenyum mendengar nya.
"Reina...".suara itu menghentikan langkah mereka bertiga.Rein pun menoleh kebelakang,sumber suara itu berasal.
Fara dan Aska yang ikut menoleh pun seketika tercengang dan mematung saat melihat Noah berada dibelakang mereka.
Noah pun lalu berjalan menghampiri Rein dan juga kedua sahabat nya itu.
"Reina,...hmmm..maaf ya soal tadi.Aku benar - benar tak sengaja melempar bola hingga mengenai dahi mu."ucap Noah dengan suara nya yang sopan dan lembut.
"Iyaa..tak apa."balas Rein.
"Dahi mu masih terasa sakit?"tanya Noah sembari memperhatikan dahi Rein yang memerah dan sedikit membengkak.
"Sudah tak terlalu sakit kok."jawab Rein datar.
"Hmmm,kalo besok masih sakit beritau aku ya!.Oiya aku duluan ya soalnya ada rapat osis"ucap Noah sembari melemparkan senyum terbaik nya kepada Rein.
Rein hanya mengangguk,lalu Noah pun meninggalkan Rein dan kedua sahabat nya yang sedari tadi senyam - senyum melihat Noah begitu akrab dengan Rein.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba"ucap Aska sembari tesenyum lebar dihadapan Rein.
"ehemm..."Fara berpura - pura berdehem.
"Kalian berdua kenapa sih?"tanya Rein sembari mengerutkan dahi melihat tingkah aneh kedua sahabat nya itu.
"Tapi dia kok bisa tau nama ku ya?!Aku bahkan tak kenal dengan nya."sambung Rein bingung.
"Akhirnya mawar bersemi dipadang yang tandus."ejek Aska sembari merentangkan kedua tangan nya didepan Rein.
"Apaan si Aska?"tanya Rein yang mulai kesal lalu meninggalkan kedua sahabat nya yang saling bersekongkol itu.
Fara dan Aska begitu senang melihat sahabat mereka yang sedari SMP itu tak pernah dekat dengan lelaki mana pun.Bahkan hingga duduk dibangku SMA pun,Rein belum pernah merasakan yang nama nya jatuh hati apalagi hingga menjalin hubungan dengan seorang lelaki.
Hati Rein telah membeku dan sulit untuk mencairkan nya kembali.
Langkah Rein seketika terhenti ketika melihat mobil mewah milik Kenan sudah berada disebrang jalan.
"Kenapa Rein kok berhenti?"tanya Fara heran.
"Tuan rumah ku sudah menjemput"ucap Rein.
"Mana Rein?"tanya Aska penasaran.
"Tu!"ucap Rein sembari menunjuk mobil Kenan.
Fara dan Aska yang seketika melihat ke arah mobil mewah Kenan pun hanya terperangah.
"Aku duluan ya".ucap Rein sembari meninggalkan kedua sahabat nya itu
Rein pun berjalan perlahan menyebrangi jalan menuju mobil Kenan berada.Sesampai disana ia lalu membuka pintu depan mobil Kenan dan langsung ke dalam mobil mewah itu.
"Lama banget sih!capek tau nunggu nya."celetuk Kenan kesal dan ia pun langsung menyetir mobil nya.
"Lah..lagian siapa juga yang nyuruh om untuk menjemput ku.Itu kan kemauan anda sendiri!.ucap Rein ketus.
"Pake acara pacaran dulu lagi!."ucap Kenan menyindir.
"Pacaran?siapa juga yang pacaran".
"Jadi lelaki yang berbicara denganmu saat didepan gerbang tadi siapa?"tanya Kenan penasaran.
Rein pun seketika teringat dengan lelaki yang meminta maaf kepada nya karna melemparkan bola voli ke dahi nya.
"Dia itu bukan pacar ku,lagi pula aku...."
"Lagi pula apa?"potong Kenan sembari menoleh ke arah Rein.
Seketika Kenan menghentikan mobil nya saat ia melihat dahi Rein yang memerah dan bengkak.
"Dahi mu kenapa bisa seperti itu?"tanya Kenan panik dan langsung memegang wajah mungil Rein agar ia bisa melihat lebih dekat dahi Rein yang membengkak itu.
Tubuh Kenan yang kini begitu dekat dengan Rein dan aroma parfum maskulin nya yang begitu menusuk indra penciuman Rein,membuat jantungnya seketika berdegup lebih cepat dari biasa nya.
Rein pun langsung mendorong tubuh Kenan agar menjauh dari nya.Kenan tak marah.Ia masih terus memperhatikan dahi Rein.Melihat Rein yang masih bersikeras tak mau memberitahu Kenan tentang apa yang terjadi,membuat Kenan kesal dan langsung menyetir mobil nya kembali.
**
Sesampai dirumah Kenan,Rein langsung menuju ke kamar nya.Efek terkena bola voli saat disekolah tadi membuat Rein merasa sedikit pusing.Setelah meletakkan tas nya diatas kasur,Rein pun langsung merebahkan tubuhnya juga diatas kasur itu.
Rein memejamkan mata sembari menahan rasa pusing dan nyeri pada dahi nya.Hingga tak sadar akhirnya Rein tertidur dengan masih menggunakan seragam sekolah dan sepatu yang masih menempel dikaki nya.
Kenan yang mulai cemas melihat dahi Rein membengkak pun memutuskan untuk menemui Rein di kamar nya.Kenan awal nya ragu untuk mengetuk pintu kamar Rein,namun ia akhirnya memantapkan hati untuk melihat keadaan Rein.
Sudah 3 kali Kenan memanggil nama Rein sembari mengetuk pintu kamar nya,namun tak ada jawaban.Kenan pun memutuskan membuka pintu kamar Rein.Perlahan ia buka pintu kamar itu yang ternyata tak dikunci oleh Rein.
Kenan pun berhasil masuk kekamar Rein.Seketika ia mematung melihat Rein yang tertidur dalam keadaan masih mengenakan sepatu dan seragam sekolah.Kenan lalu menghampiri Rein yang sudah tertidur pulas.Dengan pelan dan perlahan Kenan melepaskan sepatu yang masih dikenakan Rein.Lalu ia membaguskan posisi tidur Rein yang awal nya tak karuan.
Ditatap nya wajah mungil Rein yang sedang tertidur.Kenan pun memberanikan diri nya untuk mengompres dahi Rein yang membengkak.Setelah itu Kenan pun keluar dari kamar Rein.
**
Sore hari Rein baru terbangun dengan dahi yang masih terasa berdenyut.Ia seketika memegang dahi nya.Rein heran karna ada handuk kecil yang menempel di dahi nya.Juga ia akhirnya menyadari jika sepatu nya sudah terlepas.
"Mungkin Bi Ati yang melakukan nya"gumam Rein dalam hati.
Rein pun bergegas mandi dan mengganti pakaian nya.Lalu ia keluar dari kamar nya untuk mengucap kan terimakasih kepada Bi Ati.
Dengan pelan Rein menuruni anak tangga menuju ke lantai 1 rumah Kenan.
"Bi.."panggil Rein yang melihat Bi Ati melintas dihadapan nya.
"Non Reina!.Aduh Non,ngapain keluar kamar.Kalau lapar kan saya bisa mengantarkan nya ke kamar Non."ucap Bi Ati panik melihat Rein yang menuruni anak tangga dengan sempoyongan.
"Tak apa Bi.Aku ingin makan dibawah"ucap Rein sembari menunjuk kearah meja makan.
"Yasudah.Sebentar ya Non biar saya siapkan makanan nya."Bi Ati langsung berjalan menuju dapur.
"Bi..."cegah Rein.
"Kenapa Non?"
"Hmmm,makasih ya Bi sudah mengompres dan melepaskan sepatu ku"ucap Rein.
"Tapi saya tidak ada kekamar Non sejak Non pulang sekolah tadi."jelas Bi Ati dengan wajah bingung.
"Terus siapa dong yang ke kamar ku tadi Bi?"tanya Rein cemas.
"Mungkin Den Kenan Non."
"Kenan..hmm..om Kenan?"tanya Rein sembari kedua mata nya menyapu ke setiap sudut ruangan rumah mencari keberadaan Kenan.
"Iya Non.Tapi sekarang Den Kenan sudah kembali ke kantor nya."
"Yasudah Non,saya ke dapur dulu ya untuk menyiapkan makanan Non."sambung Bi Ati.
Rein hanya mengangguk dengan wajah heran karna masih tak percaya dengan perkataan Bi Ati.
**
Kenan keluar dari ruang kamar nya sembari memperhatikan pintu kamar Rein yang masih tertutup rapat.Entah mengapa ia begitu cemas melihat Rein yang belum juga keluar dari kamar.
Kenan pun berjalan mondar mandir didepan kamar Rein dengan tangan yang menyilang didada.
"Bisa terlambat itu anak jam segini aja belum keluar dari kamar nya."gumam Kenan sembari melirik arloji nya yang sudah menunjukkan jam 7 pas.
Kenan pun membuang ego nya dan memberanikan diri mengetuk pintu kamar Rein.
"Rein!sudah jam berapa ini?"teriak Kenan dari depan pintu.
Namun Rein tak menyahut.Kenan pun menempelkan daun telinga nya di pintu kamar Rein.
"Apa anak itu masih tidur?".tanya Kenan yang akhirnya penasaran dan langsung membuka pintu kamar Rein yang lagi - lagi tak terkunci.
"Astaga Rein!"ucap Kenan lantang sembari menggelengkan kepala saat melihat tubuh Rein yang masih di balut selimut.
"Rein,..bangun!sudah jam berapa ini?kau tak kesekolah?"ucap Kenan dengan nada marah sembari menarik selimut yang menutupi tubuh Rein.
Rein yang terbangun pun seketika mengerutkan dahi dan memicing kan kedua mata mata saat melihat Kenan yang sudah berdiri dihadapan nya.
"Ngapain om dikamar ku?"tanya Rein dengan suara yang sedikit serak.
"Lihat sudah jam berapa?"tegas Kenan sembari menunjuk arloji yang berada di meja Rein.
"Aku tak ke sekolah om,kepala ku masih pusing".jelas Rein dan langsung memejam kan mata kembali.
Kenan yang tak percaya dengan ucapan Rein langsung menghampiri Rein dan memegang dahi nya yang terasa lebih panas dari suhu tubuh Kenan.
"Kau demam Rein?"tanya Kenan sedikit cemas.
Rein tak menjawab.Kenan pun lalu mengeluarkan benda persegi panjang dari saku celana kerja nya.Ia lalu menghubungi dr.Rudi,dokter pribadi nya untuk memeriksa keadaan Rein.
Tak lama berselang,dr.Rudi pun tiba di rumah Kenan.Ia langsung memeriksa Rein dengan stetoskop yang dibawa nya.
"Bagaimana keadaan Rein,Dok?"tanya Kenan.
"Rein tidak apa - apa.Ia hanya kelelahan saja.Ini sudah saya resep kan obat dan vitamin untuk Rein."ucap dr.Rudi sembari menyerahkan resep obat kepada Kenan.
"Saya juga memberikan salep untuk memar yang di dahi Rein.Nanti jangan lupa dioles ke dahi nya ya supaya cepat membaik ".jelas dr.Rudi lagi.
"Baik Dok,terimakasih ya Dok".ucap Kenan sembari menjabat tangan dr.Andi.
dr.Rudi pun lalu berpamitan untuk pulang dan Kenan ikut mengantar kan nya hingga ke depan rumah.
**
"Rein...".panggil Kenan sembari meletakkan nampan berisi bubur ayam untuk Rein di atas meja.
"Rein,cepat sarapan dulu!setelah itu segera minum obat mu!"suruh Kenan tegas.
Dengan terpaksa Rein pun membuka mata nya yang terasa sedikit panas karna demam yang diderita nya.Rein lalu mencoba bangkit dari tidur nya sembari meringis menahan rasa pusing dikepala nya.
Kenan yang melihat Rein kesulitan untuk bangkit pun langsung membantu nya.Kenan meletakkan dua bantal dibelakang Rein agar ia bisa bersandar.Lalu Kenan meletakkan nampan itu dipangkuan Rein.Rein pun hanya memandangi bubur ayam dihadapan nya itu
"Makan lah."suruh Kenan.Namun Rein tak bergeming dan masih terus menatap bubur buatan Bi Ati itu.Kenan yang tak sabar langsung duduk dihadapan Rein,lalu ia mengambil semangkuk bubur itu dari atas nampan.
"Buka mulut mu".ucap Kenan sembari menyodorkan sesendok bubur ke mulut Rein.Rein yang merasa terintimidasi oleh tatapan Kenan langsung membuka mulut nya perlahan.Dengan sabar Kenan memberikan suapan demi suapan kepada Rein.
"Sudah om,aku sudah kenyang".ucap Rein.
"Habiskan Rein,tinggal sedikit lagi kok".paksa Kenan.Rein pun dengan cepat menggeleng.
"Yauda,ini minum dulu air hangat nya.Setelah itu langsung minum obat ya!."tegas Kenan sembari menyerahkan segelas air hangat dan obat dari dr.Rudi kepada Rein.
Bi Ati yang menduga Rein sudah selesai menyantap bubur buatan nya pun langsung menuju kamar Rein.
"Permisi Den,saya mau mengambil nampan".ucap Bu Ati sembari mengetuk pintu.
"Iya Bi,masuk saja".seru Kenan.
Bi Ati pun langsung masuk ke kamar Rein dan membereskan mangkuk bekas bubur yang tergelatak diatas meja kamar Rein.
"Maaf Den,bukan nya hari ini Den Kenan ada meeting dikantor?tapi kenapa Den belum berangkat?"tanya Bi Ati heran karna Kenan yang sedari pagi sudah rapi dengan setelan kemeja kerja nya.
"Aku tunda meeting nya Bi dan hari ini aku tidak berangkat ke kantor."jelas Kenan.
"Iya Den,baiklah kalau begitu saya permisi dulu Den."ucap Bi Ati sembari berlalu dari kamar Rein.
Rein hanya menyimak percakapan Kenan dan Bi Ati sembari memperhatikan Kenan yang memang sudah rapi dengan kemeja berwarna navy dan celana bahan berwarna hitam.
Kenan lalu mengambil salep yang diberikan dr.Rudi tadi dari dalam plastik klip.Ia lalu mengoleskan salep itu ke dahi Rein yang memar dan bengkak.
"Aduhh,bisa pelan gak sih om".protes Rein yang kesakitan saat Kenan menorehkan salep ke dahi nya.
"Sabar sedikit lah Rein."celetuk Kenan.
Rein tak menyangka dibalik sikap Kenan yang otoriter dan menyebalkan,ternyata ia masih menyimpan kepedulian untuk Rein.
Aneh nya Rein merasa nyaman dengan perlakuan Kenan terhadap nya.Bahkan beberapa kali sedekat itu dengan Kenan membuat Rein menjadi gugup.
"Sudah."ucap Kenan sembari meletakkan salep itu ke atas meja yang berada disamping kasur Rein.
"Istirahatlah Rein."suruh Kenan lagi sembari memasangkan selimut ke tubuh Rein.
"Kenapa om tak jadi kekantor?apa karna aku?"tanya Rein to the point.
Seketika Kenan pun menatap wajah Rein yang sedikit lesu.
"Iya.Aku tak ingin disalah kan oleh Papa mu jika sesuatu terjadi pada mu Rein."jawab Kenan datar.
Lalu Kenan pun keluar dari kamar Rein,meninggal kan Rein seorang diri.
Rein pun merasa bersalah dengan keputusan Kenan yang tak jadi berangkat ke kantor karena nya.Padahal hari ini Kenan ada meeting dengan klien nya dikantor.
Kenan Mahaprana adalah seorang CEO di perusahaan nya,bahkan ia sudah menjadi pria mapan di usia nya yang masih menginjak 28 tahun.Begitu banyak wanita yang menggilai Kenan.Namun Kenan masih belum juga menemukan tambatan hati nya
**
Rein yang sudah merasa membaik pun memutuskan untuk keluar dari kamar nya.Saat membuka pintu, Rein tersentak karna Kenan sudah berada di depan nya sembari membawa nampan.
"Rein..".ucap Kenan yang juga tersentak melihat Rein.
"Kau sudah membaik?"tanya Kenan lagi.
Rein hanya mematung sembari mengangguk.
"Ini makan dulu.."suruh Kenan sembari masuk kedalam kamar Rein.Rein pun mengikuti nya.Lalu Kenan dan Rein duduk di sofa yang berada dikamar Rein.
"Kau berpura - pura sakit karna malas sekolah kan?"ejek Kenan.
"Tadi pagi sakit,eh pas malam nya langsung sembuh."timpal Kenan lagi.
Ucapan Kenan membuat Rein kesal.Dengan tatapan tajam Rein menatap Kenan.
"Sudah buruan makan,supaya bertambah semangat acting nya."celetuk Kenan sembari menyodorkan sesendok nasi kemulut Rein.
Rein semakin menatap Kenan.Mata Kenan pun bertemu dengan mata Rein.
"Ayo cepat Rein!".
"Aku bisa makan sendiri.Dan lebih baik om keluar dari kamar ku."ucap Rein mulai marah.
Ia lalu merebut sendok yang berada ditangan Kenan kemudian meletakkan nya diatas piring.
Setelah itu Rein menarik lengan Kenan dan menyeretnya hingga ke depan pintu kamar.Kenan membiarkan Rein melakukan itu karna ia tau Rein benar - benar kesal mendengar ucapan nya tadi.
Rein lalu menutup pintu kamar nya dengan kasar dan kemudian mengunci pintu kamar nya rapat - rapat.
"Bisa - bisa nya sih Kenan menganggap ku berpura - pura!ku kira dia tulus merawat ku tadi,ternyata ia hanya ingin meledek ku".gumam Rein yang berbicara seorang diri.
Dengan hati yang masih kesal,Rein pun menghabiskan makan malam yang dibawa oleh Kenan.Selesai makan,Rein pun menyusun buku pelajaran yang akan ia bawa besok ke sekolah.
Lalu Rein pun berbaring kembali di kasurnya.Ia hanya menatap langit - langit kamar nya sembari mengenang kebersamaan dengan Mama nya dahulu saat masih bersama Rein didunia ini.Tak terasa air mata Rein menetes dari ujung mata nya karna rasa rindu yang tiba - tiba saja muncul terhadap Mama nya.Hingga akhirnya Rein pun tertidur membawa kenangan bersama Mama nya dahulu berharap kenangan itu bisa menjadi mimpi Rein dimalam ini.
...**...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!