Cekrek.. Cekrek.. Cekrek..
Suara kamere blizt memenuhi sebuah ruangan yang digunakan untuk melakukan pemotretan seorang model cantik yang namanya terus meroket selama beberapa tahun terakhir. Model cantik ini tengah berpose sesuai dengan arahan dari fotografer.
Tria, model cantik dengan sejuta pesona yang mampu menaklukan jutaan para pria di luaran sana. Tria, adalah model yang namanya tiga tahun ini sering menjadi perbincangan hangat semua kalangan. Bukan hanya karena prestasi yang dia hasil kan. Tapi juga karena kehidupan pribadinya, yang tidak semua orang tahu.
Tria disebut sebagai model misterius dengan kecantikan bak dewi Yunani. Tinggi badannya 187 cm, dengan berat badan ideal. Paras yang cantik, kulit putih bersinar seperti susu, belum lagi body nya yang bisa membuat para pria rela bertekuk lutut dibawah kakinya.
Semua wanita pasti iri melihat betapa istimewanya seorang Tria, karena hal inilah, Tria di benci oleh para model wanita yang bernaung di satu agensi dengannya, tapi dipuja oleh model pria. Namun, semua itu sama sekali tidak ditanggapi serius oleh Tria. Baginya, dunia modeling adalah mimpinya dan dia hanya perlu melihat kedepan saja.
" Good... Tria, coba kau melakukan beberapa pose yang terlihat seolah kau tengah menanti kehadiran pangeran berkuda putih!! " Teriak fotografer yang meminta model cantik ini berganti pose dan ekspresi sesuai dengan instruksinya.
" Oke.. Good job, my Princess.. Sesuai dengan kesepakatan awal, kita akhiri pemotretan ini lebih awal.. " Si fotografer mengakhiri sesi pemotretan dengan wajah yang terlihat sangat puas.
" Maaf.. Sudah merepotkan anda tuan Brandon.. Tapi saya memiliki acara sangat penting yang tidak bisa ditunda untuk hari ini.. " Ucap Tria merasa tidak enak karena ini adalah pertama kalinya dia tidak menyelesaikan sesi pemotretan nya.
" Hei.. Jangan bersikap seperti itu.. Aku paham kau memiliki dunia sendiri yang tidak bisa kami ikut campur di dalamnya.. Lagipula, stock kita cukup banyak. Pulang lebih awal tidak akan mempengaruhi apapun.. " Tuan Brandon mencoba menenangkan Tria.
" Terima kasih.. Ingatkan saya untuk mentraktir kalian semua.. " Ucap Tria kemudian.
" Tentu.. Kerja bagus untuk hari ini Tria, sampai ketemu besok lusa.. " Tuan Brandon pun berpamitan.
Tria membungkuk ketika fotografer nya pergi meninggalkan ruangan. Sebisa mungkin memang Tria selalu menanamkan sopan santun pada dirinya, tidak peduli seberapa tinggi posisinya berada.
Seorang wanita berlari kecil menghampiri Tria, dan membantu Tria mengangkat gaun bagian belakang yang memang sangatlah panjang. Hari ini, seorang desainer terkenal yang memiliki karya berupa gaun pengantin, menginginkan Tria untuk menjadi modelnya.
" Ya Tuhan, Tria.. Aku sungguh tidak sanggup lagi untuk menjaga ponsel mu.. " Keluh wanita yang tengah membantu Tria.
" Kenapa lagi? " Tria memutar bola matanya.
" Mama mu terus menerus menelepon sejak satu jam yang lalu. Dan terus mengingatkan tentang acara penting keluarga kalian dan mengatakan agar kau tidak terlambat datang.. " Lapor nya.
" Dimana sekarang ponsel ku? " Tanya Tria. Dia akhirnya sampai di ruangan ganti khusus untuknya setelah perjuangan panjang berjalan dengan gaun yang berat dan memiliki ekor yang panjang itu.
" Ada pada ku.. Lekaslah bersiap, kita berangkat ke tempat yang dimaksud mama mu dalam lima belas menit.. " Celetuk seorang pria yang ada di ruangan tunggu ini sejak tadi.
Tria menghela nafas lelah. Baru saja selesai satu pekerjaannya, kini muncul musibah baru baginya. Menjalani kehidupan dengan dua dunia yang berbeda, terkadang membuat Tria merasa lelah. Tapi tidak ada cara lain, model adalah cita-citanya dan dia rela berkorban apapun demi bisa menjadi dirinya yang sekarang.
Tidak mau dipusingkan dengan musibah yang sudah disiapkan kedua orang tuanya, Tria pun lekas bersiap seperti ucapan managernya barusan. Pria dan wanita yang kini berada satu ruangan dengan Tria adalah manager dan asistennya.
Kayden Andrew, merupakan manager Tria sejak pertama kali Tria debut. Pria yang dijuluki casanova ini, sangat menjaga Tria sejak dulu hingga sekarang. Terlihat galak dan judes, nyatanya pria ini sangatlah perhatian sekali pada Tria.
Aurora Middleton, asisten pribadi Tria yang merupakan teman kuliah Tria. Karena ekonomi Aurora yang kurang, Tria pun menawarkan pekerjaan sebagai asistennya dengan bayaran diatas rata-rata bayaran sekarang asisten. Menurut Tria, selain dia memberi bayaran sebagai asisten, Tria juga memberi untuk ibu dan adik Aurora yang keduanya tidak dalam kondisi yang baik saat ini.
Meninggalkan kedua orang yang selalu berada di sisi Tria, kini Tria sudah bersiap dengan memakai gaun berwarna hitam yang tertutup di bagian atasnya, tapi memiliki belahan paha yang tinggi. Memperlihatkan betapa putih mulusnya kaki jenjang Tria. Gaun hitam yang kontras dengan warna kulitnya, membuat Tria terlihat sangat mempesona saat ini.
" Tria.. Kau begitu cantik sekali.. Pastinya pria yang akan bertemu dengan mu itu, akan pingsan begitu melihat mu.. " Aurora begitu histeris melihat penampilan Tria.
" Jangan banyak bicara, dan lekas pasang sabuk pengaman mu sebelum kepala mu melukai dashboard mobil ku.. " Kayden memotong obrolan Tria dan Aurora. Membuat Aurora mencebikan bibirnya kesal.
" Kau yakin akan melakukan semua ini Tria? Jika semua penggemar mu tahu, maka karir mu akan berakhir. " Tanya Kayden sambil menyetir. Matanya menatap ekspresi yang ditampilkan oleh Tria dari kaca spion yang ada di tengah.
HUFT...
Entah sudah berapa kali Kayden menanyakan hal ini, sejak dua minggu lalu Tria mengatakan apa yang disebut musibah yang disiapkan oleh kedua orang tuanya. Dan entah sudah berapa kali, Tria menjawab dengan jawaban yang sama, tapi entah kenapa Kayden terus bertanya.
" Tidak ada pilihan lain.. Semua ini aku lakukan demi bisa tetap berkarir sebagai model. Aku sungguh tidak mau berakhir duduk di kursi kerja yang ada di kantor papa. Sangat membosankan, dan aku takut terkena penyakit ambeien jika terus duduk. " Jawab Tria sedikit menambahkan joke.
" Ck.. " Kayden berdecak kesal. Tria terlalu santai untuk sesuai yang bisa saja menjadi bom waktu dalam karirnya sebagai seorang model.
Tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu. Ketiga orang ini sama-sama diam karena sedang memikirkan masalah mereka masing-masing. Termasuk Tria, yang saat ini benar-benar tidak lagi bisa lolos dari jerat orang tuanya yang terkenal sangat keras dan membenci pekerjaannya.
Hingga pada akhirnya, karena terlalu sibuk dengan pikirannya, tanpa sadar kini mobil yang membawa Tria sudah sampai di tempat tujuan mereka. Sebuah mansion yang sangat besar dan mewah, dengan nuansa perpaduan gold dan putih.
" Katriana.. Kenapa kau tidak lekas turun? " Tegur seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik sekali meski tidak lagi muda.
" Ma? Sudah sampai? " Yang dipanggil sangat terkejut karena tiba-tiba saja sudah sampai di tempat tujuan.
" Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Lekas turun dan jangan banyak bersandiwara karena kita sudah terlambat. Ingatkan mama untuk menghukum mu ketika pulang nanti.. " Wanita paruh baya yang dipanggil mama oleh Katriana, langsung menarik tangan putrinya memasuki mansion mewah di depan mereka ini.
Terlihat ada beberapa orang yang menyambut kedatangan Katriana dan juga kedua orang tuanya. Katriana memperhatikan satu per satu wajah dari orang-orang yang tengah menyambut kehadirannya, hingga tanpa sadar mamanya sudah membawanya berdiri tepat di depan seorang pria dewasa, yang sangat tampan.
" Perkenalkan.. Ini putri tante, Katriana Lucius.. Kamu pasti Gafar kan? " Mama memperkenalkan Katriana pada pria yang berdiri di depan Katriana.
Katriana pun mendongak untuk menatap pria yang ada di depannya itu. Padahal dirinya sudah termasuk dalam jajaran orang bertubuh tinggi, tapi pria di depannya ini ternyata menjulang lebih tinggi darinya. Dan saat kedua mata mereka bertemu, Katriana dibuat tidak bisa berkata-kata melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan di depannya ini.
" Perkenalkan.. Saya Gafar de Niels.. "
Mata indah dengan bola mata yang berwarna coklat tua. Mengerjab beberapa kali, terlihat begitu lucu, apalagi dipadukan dengan kaca mata bulat. Katriana tidak mampu lagi menguasai dirinya. Pria di depannya saat ini, terlihat sangatlah dewasa, tampan, dan penuh kharisma.
Wajahnya begitu indah, dengan garis pipi dan rahang yang sempurna. Mata berwarna biru langit disertai bulu mata yang lentik dan alis yang tebal. Hidung mancung, ditambah dengan bentuk bibir yang sangat seksi. Menurut Katriana, dari semua model pria tampan yang pernah bertemu dengannya, pria di depannya ini terlihat jauh lebih sempurna.
" Oh God.. Mimpi apa aku semalam? Kenapa aku merasa tertimpa durian runtuh saat ini.. " Batin Katriana berteriak senang sekali.
Katriana merasa sangat senang dan tidak kecewa kali ini dengan pilihan orang tuanya. Dia merasa beruntung karena mendapatkan calon suami yang secara keseluruhan tampaklah sangat sempurna. Tidak rugi jika dia merelakan masa depannya, demi pria di depannya ini. Katriana tersenyum sendiri, mengingat kejadian dua minggu yang lalu. Kejadian yang mengawali semua ini.
Flashback,
" WHAT? MAMA SERIUS? " pekik Katriana ketika mendapatkan kabar menggemparkan dari sang mama.
" Of course, mama serius. Seribu rius malah.. Pokoknya kamu harus mau mama jodohkan dengan anak teman mama. Atau besok, kamu pergi ke kantor papa mu, dan gantikan posisi papa mu.. " Ucap tegas mama Hannah.
" Ma, sekarang ini sudah zamannya semua hal itu modern. Dan mama mau menjodohkan aku.. Begitu? Mama jangan konyol ya.. " Katriana merasa jika saat ini, kebebasannya akan terampas darinya. Sehingga sebisa mungkin dia tidak akan kalah dari sang mama.
" Terserah.. Mau bicara mama konyol, atau sekarang sudah zaman modern. Yang jelas, dua minggu dari sekarang kamu akan mama dan papa ajak ketemu calon suami kamu.. Kalau tidak mau, ya.. Silahkan saja besok ikut papa mu ke kantor. " Mama Hannah tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat putri semata wayangnya tidak lagi bisa berbuat macam-macam.
Katriana dengan wajah memelas, menatap papa Gordon dengan maksud meminta bantuan sang papa untuk menjinakan nyonya besar Lucius agar tidak membuat hidupnya terancam.
" Papa di pihak mama.. Jadi ikuti saja ucapan mama mu.. Papa rasa kamu nggak akan rugi kok. Papa sudah bertemu dengan pria ini dan dia seribu kali lipat lebih baik dari mantan pacar kamu yang model itu. " Katriana mencebik mendengar ucapan papa Gordon.
" Jadi bagaimana, Katriana Lucius? Apa jawaban mu? " Tanya mama Hannah menantang.
Flashback off.
" Hei.. Halo.. " Terlihat sebuah tangan besar, melambai-lambai di depan wajah Katriana.
" Nona Katriana... Halo.. " Tangan besar itu kembali melambai. Dan kali ini, berhasil membangunkan Katriana dari lamunanannya.
" Eh.. Ya.. Maaf.. " Katriana berjingkat kaget.
" Kamu sejak tadi melamun.. Ada apa? " Mata Katriana berkedip-kedip cepat, sambil matanya menatap ke sekeliling dan betapa terkejutnya Katriana, dimana dirinya berada saat ini.
" Kok.. Aku sudah ada di sini? Bukannya tadi masih di dekat pintu masuk mansion ya? Selama itu aku melamun? Gila.. Gila.. Gila.. " Batin Katriana menjerit malu sekali. Tolong, adakah yang bisa menenggelamkan dirinya ke lautan sekarang.
" Santai saja.. Jangan terlalu formal, kita coba dekatkan diri kita selagi ada kesempatan. " Ucap pria yang duduk di samping Katriana.
" Iya.. Kita coba mendekatkan diri.. " Katriana menunduk.
Malu, rasanya sangat malu sekali karena ketahuan sedang melamun. Apalagi Katriana tahu apa yang dia lamun kan, dan dia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi wajahnya saat dia melamun. Rasanya sangat malu sekali, terlihat seolah dirinya benar-benar baru saja mendapat jackpot. Padahal memang seperti itu kenyataannya.
Jackpot besar yang kali ini Katriana dapatkan, mungkin tidak akan bisa terulang untuk yang kedua kalinya. Mendapatkan calon suami yang perfect, dimana sudah mapan, dari keluarga terpandang yang kekayaannya nomor satu di negaranya. Kemudian bonus kemenangan, dimana calon suaminya terlihat tampan dan good looking.
Tampan saja bagi Katriana tidak cukup, karena sudah banyak pria tampan di dunia ini. Tapi untuk yang good looking, dari seribu pria mungkin hanya satu atau dua pria saja yang memilikinya. Katriana terlihat sudah mupeng sekarang, tidak sabar untuk benar-benar menikah dengan pria tampan di sebelah nya ini.
*********
Gafar mengajak wanita yang katanya adalah calon istrinya ini, untuk duduk memisahkan diri dengan anggota keluarga lainnya. Selain tidak ingin direcoki saudaranya yang sudah tua saja masih berkelakuan seperti anak ABG. Gafar juga ingin mendekatkan diri dengan calon istrinya dengan membangun komunikasi yang baik diantara keduanya.
Meski sejak tadi, yang Gafar lihat hanya calon istrinya ini tengah melamun dan senyum-senyum sendiri. Tapi hal itu tidak mengusiknya sama sekali. Wanita sudah biasa melamun, membayangkan betapa indahnya hidup meski kenyataan nantinya tidak seperti bayangannya.
Gafar banyak sekali bicara malam ini, dan ini untuk pertama kalinya. Biasanya, Gafar akan banyak bicara hanya ketika dia tengah membela kliennya di sebuah persidangan. Tapi malam ini spesial, karena dia bertemu dengan calon istrinya. Dan karena semua ini diawali dengan sebuah perjodohan, Gafar merasa dirinya harus mendekatkan diri terlebih dahulu.
" Apa yang membuat kamu, menyetujui rencana orang tua kita untuk dijodohkan dengan ku? " Tanya Gafar. Pembawaannya sejak tadi sangat tenang, tidak grogi sama sekali.
" Ehmm.. Mau tahu alasan yang jujur atau yang bohong? " Katriana nyengir. Merasa malu jika dia mengatakan alasan dirinya menerima perjodohan ini.
" Nggak apa, jujur saja.. Sebuah hubungan bisa berjalan lancar kalau komunikasi kita tidak ada kebohongan. " Gafar tersenyum.
" Karena aku tidak ingin, jika saat ini aku harus menggantikan posisi papa di kantor.. Aku masih ingin melakukan hal-hal yang aku sukai, jadi... Hehehehe.. " Gafar terkekeh mendengar ucapan Katriana.
" Kak Gafar sendiri, alasannya apa? " Katriana memberanikan diri untuk bertanya.
" Karena aku tidak memiliki waktu untuk mencari jodoh, jadi mommy menggantikan ku untuk mencari jodoh.. Pekerjaan membuat ku sangat sibuk hingga tidak sempat mengurus masalah jodoh. " Katriana tercengang. Jawaban pria yang merupakan calon suaminya ini terdengar sangat tidak masuk akal.
" Kakak jangan bercanda deh.. Kakak yang setampan ini, belum lagi mapan, mana mungkin kesulitan mencari jodoh.. Bohong banget.. " Katriana mengolok.
Gafar terkekeh cukup lama, mendengar komentar dari wanita di sampingnya ini. Memang benar terdengar konyol sekali alasannya untuk menerima perjodohan ini. Tapi itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Kesibukan kerja membuat dirinya malas mencari kekasih, hingga membuat mommy Noura khawatir kalau saja Gafar berubah menjadi belok.
" Bagi ku, menjalani sebuah hubungan tidak bisa kita main-main. Berkenan dengan banyak wanita, tidak akan membuat diri sendiri dianggap istimewa. Bagi ku, jika sudah menentukan siapa yang akan menjadi pendamping ku, maka aku tidak akan melepaskannya dengan alasan apapun. " Gafar yang tadinya menatap lurus ke arah keluarganya, kini berbalik menatap wanita yang menjadi calon istrinya.
" Aku tidak suka sebuah pernikahan dengan adanya kontrak di dalamnya. Tidak suka dengan pernikahan yang berujung dengan kata cerai. Tidak suka dengan pernikahan yang dianggap sebagai sebuah permainan.. Jadi... Sebelum kamu mengatakan benar-benar setuju melanjutkan perjodohan ini.. Aku ingin mengatakan sesuatu.. Apa kamu mau mendengarnya? " Tanya Gafar terlihat sangat serius sekali.
" A-apa itu... Kak? " Katriana jadi gugup saat ini.
" Pernikahan kita memang karena perjodohan dan belum ada cinta diantara kita berdua. Tapi, aku tidak menginginkan adanya kontrak dan perceraian di dalam pernikahan kita nantinya.. Apa kamu bisa menerima semua itu? "
Katriana terlihat berpikir dengan sangat keras. Memikirkan tentang ucapan Gafar baru saja. Katriana merasa ucapan Gafar perlu dipikirkan dengan serius, sebelum pada akhirnya nanti, dia akan memberikan jawabannya.
Sebuah gereja terbesar di Milan, pagi ini telah dipadati banyak sekali mobil-mobil mewah yang berdatangan untuk menghadiri pemberkatan pernikahan dari salah satu putra keluarga de Niels yang merupakan pemilik kerajaan bisnis terbesar di Italia. Semua tamu yang datang, adalah orang-orang penting di seluruh Italia, baik itu pengusaha maupun para petinggi di pemerintahan.
Karangan bunga dari tamu undangan, sudah berjajar rapi di sepanjang jalan menuju ke gereja yang hari ini akan menjadi saksi dipersatukannya dua insan manusia yang telah Tuhan satukan dan tidak akan ada tangan manusia yang bisa memisahkannya.
" Huft.. Huft.. Huft.. " Tarikan nafas dari si mempelai wanita, menarik perhatian dari beberapa orang yang ada di dalam ruangan tunggu untuk calon pengantin.
" Hei.. Berhenti melakukan hal itu.. Menyebalkan sekali, kau tahu.. " Tegur Kayden.
" Aku gugup Kay.. Kau tidak pernah berada di posisi ku saat ini, jadi jangan bicara seolah kau sudah pernah mengalaminya.. " Katriana menatap tajam pria yang sudah beberapa tahun belakangan ini menjadi teman sekaligus partnernya dalam bekerja.
" Kalau gugup ya.... Jangan menikah.. "
Bugh..
Sebuah kotak tisu melayang tepat di kepala Kayden. Pelakunya siapa lagi jika bukan ibu negara yang telah menempatkan Katriana pada situasi yang terjadi saat ini.
" Kayden.. Jangan berani-beraninya kamu mempengaruhi putri mama untuk membatalkan niatnya hari ini.. Atau... " Mama Hannah mengarahkan telunjuknya di depan leher, lalu membuat gerakan seperti tengah memotong leher. Kayden meneguk ludahnya kasar, dia akan selalu kalah dengan ibu negara yang satu ini.
" Iya tante.. Marahi saja itu kak Kayden.. Belum nikah tapi sok-sokan lagi ngatain Katy.. " Ucap Aurora mengompori nama Hannah.
Kayden langsung melotot tajam, seperti tengah memberi peringatan pada Aurora untuk diam. Sayangnya, Aurora bukannya takut, justru terkekeh melihat wajah kesal Kayden yang menurutnya adalah vitamin baginya.
" Sudah.. Sudah.. Katriana, bersiaplah dalam lima menit karena acara pemberkatan akan dimulai dalam sepuluh menit lagi.. Jangan gugup, cukup pegang lengan papa, dan papa akan mengantarkan mu ke altar dengan lancar.. " Papa Gordon memegang pundak sang putri memberi kekuatan.
" Pa.. Ini hanya perasaan Katy, atau memang nyata. Tapi sepertinya papa senang sekali kalau Katy menikah dan tidak membuat masalah dengan papa lagi.. Kenapa Katy merasa papa itu menikahkan Katy untuk terhindar dari masalah? " Katriana bertanya dengan mimik wajah serius sekali.
" Kau sudah tahu rupanya... Tapi memang begitu kenyataannya.. " Ucap Gordon menanggapi pertanyaan sangat putri.
" PAPAAAAAA... " pekik Katriana kesal, tapi semua orang di ruangan itu justru tertawa, kecuali Kayden yang memang termasuk dalam jajaran manusia kutub Utara.
**************
Meninggalkan Katriana dan keluarganya, kita pergi ke ruangan yang ada tepat di depan ruangan tunggu untuk Katriana. Ruangan ini adalah ruangan tunggu untuk mempelai pria, yang mana di dalamnya sudah ada Gafar dan kedua orang tuanya serta Galen.
Tuan dan Nyonya de Niels nampak sangat serius sekali berbincang dengan putra mereka, yang pada hari ini akan berubah statusnya bukan lagi sebagai pria lajang, melainkan pria beristri. Banyak petuah dari tuan dan nyonya de Niels pada sang putra agar bisa menjadi seorang kepala keluarga yang baik, mengingat Gafar memiliki sifat yang sedikit luar biasa.
" Gafar.. Dengar semua ucapan daddy kan? Jadi kepala keluarga itu tidak mudah, apalagi kalian bersama karena perjodohan. Untuk saat ini, tujuannya adalah jangan sampai ada perceraian.. Paham? " Mommy Noura kembali bertanya pada putranya.
" Paham mom.. Sangat paham malah.. Daddy dan mommy sudah bicara ini sejak pertemuan keluarga kita dan keluarga Lucius.. Gafar paham, jadi jangan khawatir karena Gafar sendiri tidak ingin ada perceraian. " Ucap Gafar dengan jawaban yang sama, entah sudah keberapa kalinya.
" Good.. Dan jangan selalu marah-marah dengan Katriana.. Dia masih muda, jadi kamu yang lebih tua yang harus lebih memahami.. " Ucap mommy Noura diakhir sesi nasehat menasehati putranya.
" Betul itu.. Yang sudah tua.. " Galen tergelak.
" Memangnya kau tidak tua? Kau dan aku hanya berbeda beberapa menit saja. " Gafar tidak terima ketika Galen menggodanya.
" Aku memang tua. Tapi sudah punya istri dan dua anak, jadi wajar saja aku sudah tua.. Kau kan tua tapi baru menikah.. " Galen tidak mau kalah.
Daddy Joaquin yang melihat perdebatan kecil kedua putranya ini, hanya bisa geleng kepala. Untung yang bicara seperti itu adalah Galen, coba kalau yang bicara begitu saudara kembar yang lain, sudah pasti Gafar naik kursi dan marah-marah.
" Galen.. Jangan mengganggu, seorang pria yang nanti malam akan melakukan malam pertama!! Nanti daddy gagal dapat cucu dari Gafar. " Tegur daddy Joaquin setengahnya menggoda Gafar.
" Memang, nanti kalian malam pertama? Aku tak yakin? " Ledek Galen, membuat wajar berwarna merah padam saking kesalnya.
Singkat cerita, waktu dimana pemberkatan pernikahan Gafar dan Katriana kini tengah berlangsung. Saat ini, Gafar tengah berdiri di altar bersama seorang pastor, menanti mempelai wanita masuk ke ruangan ini untuk menerima berkat bersamanya.
Gafar yang gugup, akhirnya semakin bertambah gugup, saat melihat mempelai wanita bersama dengan papa Gordon memasuki ruangan. Gafar tidak mau munafik, jika calon istrinya ini memang sangat cantik dan seksi. Beruntung dia memiliki istri yang memiliki body goals.
Katriana tidak bisa mengalihkan pandangannya dari calon suaminya yang kini berdiri menanti dirinya. Sungguh, beruntung Katriana mendapatkan pria yang sempurna seperti Gafar meski minus sifatnya yang tempramen.
" Kalau begini, aku nggak akan malu menikah tengah pria dewasa kalau prianya itu kak Gafar.. Semua media pasti gempar kalau tahu model wanita terkenal menikah dengan pria mapan seperti kak Gafar.. " Batin Katriana terlihat ingin menyombongkan diri.
Lamunannya buyar, ketika sentakan tangan papa Gordon yang menyerahkan telapak tangan Katriana pada Gafar. Dalam momen ini, Katriana sedikit melow karena mendengar ucapan papanya yang rasanya baru pertama kali bicara selembut ini dan tulus dari hati.
" Aku serahkan hidup putri kesayangan ku pada mu.. Tolong jaga dia dan jangan pernah kau sakiti, karena jika itu terjadi maka kau juga menyakiti aku yang adalah papa nya.. " Ucap papa Gordon yang dijawab anggukan oleh Gafar. Tanpa diminta juga pasti Gafar akan menjaga Katriana dengan sepenuh jiwa dan raganya.
Pemberkatan berlangsung lancar dan dipenuhi suasana haru dari kedua keluarga. Namun tangan meriah menggema di ruangan ini, ketika Gafar mengecup bibir merah cherry milik Katriana. Si empunya sampai malu, terlihat dari wajahnya yang semerah tomat.
Kedua mempelai diantar keluar ruangan oleh semua tamu undangan. Dan mereka berdua pergi dari area gereja menuju hotel yang nanti malam akan diadakan pesta meriah pernikahan kedua mempelai. Semua berseru dan bertepuk tangan sangat meriah, mengantarkan kepergian mobil yang dikemudikan oleh Gafar sendiri.
Tawa bahagia menghiasi semua wajah orang-orang yang menyaksikan dipersatukannya dua anak manusia ini. Mereka semua turut bahagia karena melihat wajah mempelai yang juga terlihat sangat bahagia meski semua tahu pernikahan ini karena adanya perjodohan.
" Apa kalian disini mau bertaruh dengan ku? " Celetuk Gaffi ketika melihat mobil pengantin sudah meninggalkan area Gereja.
" Kegilaan apalagi yang akan kau rencanakan? " Galen memutar bola matanya karena jengah dengan kelakuan adik kembarnya ini.
" Hanya.... Sedikit bersenang-senang.. " Ucap Gaffi dengan senyum miring menghiasi wajahnya.
" Apa taruhannya? " Rouge maju untuk bertanya.
" Sama-sama gila.." Cibir Galen yang tidak digubris oleh Gaffi dan Rouge.
" Apakah terjadi malam pertama atau tidak? Dan aku menjatuhkan pilihan ku pada malam pertama akan terjadi.. Kau bagaimana Rouge? " Tantangan sudah diumumkan.
" Tidak terjadi apapun.. " Rouge terlihat yakin.
" Mari kita buktikan apa jawabannya.. " Gaffi sudah bersiap dengan kacamata hitam dan topi yang menyerupai topi para detektif. Sepertinya malam ini, dia akan meninggalkan sang istri untuk menjadi detektif dadakan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!